• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI BIOLOGI EVALUASI BIOLOGI A

Dalam dokumen Bakal Laporan Saline (Halaman 26-38)

api yang tidak berwarna. 2.

2. Reaksi Reaksi kloridaklorida

Cara A: tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan: terbentuk endapan Cara A: tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan: terbentuk endapan putih seperti dadih yang tidak larut dalam asam nitrat P, tetapi larut dalam putih seperti dadih yang tidak larut dalam asam nitrat P, tetapi larut dalam amonium h

amonium hidroksida idroksida 6N se6N sedikit berlebihdikit berlebih

Cara B: pada pengujian alkaloida hidroklorida, tambahkan amonium Cara B: pada pengujian alkaloida hidroklorida, tambahkan amonium hidroksida 6 N, saring, asamkan filtrat dengan asam nitrat P, dan lakukan hidroksida 6 N, saring, asamkan filtrat dengan asam nitrat P, dan lakukan seperti yang tertera pada uji A

seperti yang tertera pada uji A

Cara C: Campur senyawa klorida kering dengan mangan dioksida P bobot Cara C: Campur senyawa klorida kering dengan mangan dioksida P bobot sama, basahi dengan asam sulfat P dan panaskan perlahan-lahan: terbentuk  sama, basahi dengan asam sulfat P dan panaskan perlahan-lahan: terbentuk  klor yang menghasilkan warna biru pada kertas kanji

klor yang menghasilkan warna biru pada kertas kanji iodida P basah.iodida P basah.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995) 4.3

4.3 EVALUASI BIOLOGIEVALUASI BIOLOGI A.

A. Uji sterilitasUji sterilitas

Asas : larutan uji + media perbenihan, inkubasi pada 20

Asas : larutan uji + media perbenihan, inkubasi pada 20oo –  – 2525ooCC Kekeruhan / pertumbuhan mikroorgan

Kekeruhan / pertumbuhan mikroorganisme ( tidak steril isme ( tidak steril ))

Metode uji : Teknik penyaringan dengan filter membran ( dibagi menjadi 2 bagian ) Metode uji : Teknik penyaringan dengan filter membran ( dibagi menjadi 2 bagian )

lalu diinkubasi lalu diinkubasi

Prosedur uji: Inokulasi langsung ke dalam media

Prosedur uji: Inokulasi langsung ke dalam media perbenihan.perbenihan.

Volume tertentu spesimen ditambah volume tertentu media uji, inkubasi selama Volume tertentu spesimen ditambah volume tertentu media uji, inkubasi selama tidak kurang dari 14 hari, kemudian amati pertumbuhan secara visual sesering tidak kurang dari 14 hari, kemudian amati pertumbuhan secara visual sesering mungkin sekurang-kurang

mungkin sekurang-kurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 nya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7 atauatau ke-5, pada hari ke-7 atau hari ke-8 dan pada hari terakhir dari masa uji.

hari ke-8 dan pada hari terakhir dari masa uji.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995)

B.

B. Uji pirogenUji pirogen

Uji pirogen dimaksudkan untuk membatasi resiko reaksi demam pada Uji pirogen dimaksudkan untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi. Pengujian tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi. Pengujian meliputi pengukuran kenaikan suhu kelinci setelah penyuntikan larutan uji secara meliputi pengukuran kenaikan suhu kelinci setelah penyuntikan larutan uji secara intravena dan ditujukan untuk sediaan yang dapat ditoleransi dengan uji kelinci intravena dan ditujukan untuk sediaan yang dapat ditoleransi dengan uji kelinci dengan dosis penyuntikan tidak lebih dari 10 ml per kg bobot badan dalam jangka dengan dosis penyuntikan tidak lebih dari 10 ml per kg bobot badan dalam jangka waktu tidak lebih dari 10 menit. Untuk sediaan yang perlu penyiapan pendahuluan waktu tidak lebih dari 10 menit. Untuk sediaan yang perlu penyiapan pendahuluan atau cara pemberian perlu kondisi khusus ikuti petunjuk tambahan yang tertera pada atau cara pemberian perlu kondisi khusus ikuti petunjuk tambahan yang tertera pada masing-masing monografi.

masing-masing monografi.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995)

Alat dan PengencerAlat dan Pengencer

Alat suntik, jarum, dan alat kaca yang dibebaspirogenkan dengan pemanasan Alat suntik, jarum, dan alat kaca yang dibebaspirogenkan dengan pemanasan pada suhu 250

pada suhu 250oo selama tidak kurang dari 30 menit atau dengan cara lain yangselama tidak kurang dari 30 menit atau dengan cara lain yang sesuai. Perlakukan semua pengencer dan larutan untuk pencuci dan pembilas alat sesuai. Perlakukan semua pengencer dan larutan untuk pencuci dan pembilas alat atau alat-alat suntik dengan cara sedemikian rupa yang dapat menjamin alat atau alat-alat suntik dengan cara sedemikian rupa yang dapat menjamin alat tersebut steril dan bebas pirogen. Lakukan uji pirogen terhadap pengencer dan tersebut steril dan bebas pirogen. Lakukan uji pirogen terhadap pengencer dan larutan pencuci dan pembilas secara berkala. Apabila digunakan larutan Natrium larutan pencuci dan pembilas secara berkala. Apabila digunakan larutan Natrium klorida sebagai pengencer, gunakan injeksi yang mengandung larutan natrium klorida sebagai pengencer, gunakan injeksi yang mengandung larutan natrium klorida P 0,9%. (Depkes RI,

klorida P 0,9%. (Depkes RI, 1995)1995)

Rekaman suhuRekaman suhu

Gunakan alat pengukur suhu yang teliti, seperti termometer klinik atau termistor Gunakan alat pengukur suhu yang teliti, seperti termometer klinik atau termistor atau alat sejenis yang telah dikalibrasi untuk menjamin ketelitian skala kurang atau alat sejenis yang telah dikalibrasi untuk menjamin ketelitian skala kurang lebih 0,1 dan telah diuji bahwa pembacaan suhu maksimum tercapai kurang dari lebih 0,1 dan telah diuji bahwa pembacaan suhu maksimum tercapai kurang dari 5 menit. Masukkan alat pengukur suhu ke dalam anus kelinci dengan kedalaman 5 menit. Masukkan alat pengukur suhu ke dalam anus kelinci dengan kedalaman tidak kurang dari 7,5 cm dan sesudah jangka waktu tidak kurang dari yang telah tidak kurang dari 7,5 cm dan sesudah jangka waktu tidak kurang dari yang telah ditetapkan sebelumnya

ditetapkan sebelumnya, rekam suhu tubuh kelinci. , rekam suhu tubuh kelinci. (Depkes RI, 1995)(Depkes RI, 1995)

Hewan ujiHewan uji

Gunakan kelinci dewasa yang sehat. Tempatkan kelinci satu ekor dalam satu Gunakan kelinci dewasa yang sehat. Tempatkan kelinci satu ekor dalam satu kandang dalam ruangan dengan suhu yang seragam antara 20

kandang dalam ruangan dengan suhu yang seragam antara 20 oo sampai 23sampai 23oodandan bebas dari gangguan yang menimbulkan kegelisahan. Beda suhu tidak boleh bebas dari gangguan yang menimbulkan kegelisahan. Beda suhu tidak boleh berbeda + 3

berbeda + 3oo dari suhu yang telah ditetapkan. Untuk kelinci yang belum pernahdari suhu yang telah ditetapkan. Untuk kelinci yang belum pernah digunakan untuk uji pirogen, adaptasikan kelinci tidak lebih dari 7 hari

pendahuluan yang meliputi semua tahap pengujian yang tertera pada prosedur, pendahuluan yang meliputi semua tahap pengujian yang tertera pada prosedur, kecuali penyuntikan. Kelinci tidak boleh digunakan untuk uji pirolgen lebih dari kecuali penyuntikan. Kelinci tidak boleh digunakan untuk uji pirolgen lebih dari sekali dalam waktu 48 jam atau sebelum 2 minggu setelah digunakan untuk uji sekali dalam waktu 48 jam atau sebelum 2 minggu setelah digunakan untuk uji pirogen bila menunjukkan kenaikan suhu maksimum 0,60

pirogen bila menunjukkan kenaikan suhu maksimum 0,60oo atau lebih, atau bilaatau lebih, atau bila setelah digunakan untuk melakukan uji sediaan uji yang mengandung pirogen. setelah digunakan untuk melakukan uji sediaan uji yang mengandung pirogen. (Depkes RI, 1995)

(Depkes RI, 1995)

ProsedurProsedur

Lakukan pengujian dalam ruangan terpisah yang khusus untuk uji pirogen dan Lakukan pengujian dalam ruangan terpisah yang khusus untuk uji pirogen dan dengan kondisi lingkungan yang sama dengan ruang pemeliharaan, bebas dari dengan kondisi lingkungan yang sama dengan ruang pemeliharaan, bebas dari keributan, yang menyebabkan kegelisahan. Kelinci tidak diberi makan selama keributan, yang menyebabkan kegelisahan. Kelinci tidak diberi makan selama waktu pengujian. Minum dibolehkan pada setiap saat, tetapi dibatasi pada saat waktu pengujian. Minum dibolehkan pada setiap saat, tetapi dibatasi pada saat pengujian. Apabila pengujian menggunakan termistor, masukkan kelinci ke pengujian. Apabila pengujian menggunakan termistor, masukkan kelinci ke dalam kotak penyekap sedemikian rupa sehingga kelinci tertahan dengan letak  dalam kotak penyekap sedemikian rupa sehingga kelinci tertahan dengan letak  leher yang longgar sehingga dapat duduk denga

leher yang longgar sehingga dapat duduk dengan bebas. Tidak lebih dari n bebas. Tidak lebih dari 30 menit30 menit sebelum penyuntikan larutan uji, tentukan suhu

sebelum penyuntikan larutan uji, tentukan suhu awal masing-masing kelinci yangawal masing-masing kelinci yang merupakan

merupakan dasar udasar untuk menenntuk menentukan kentukan kenaikan suhuaikan suhu. Beda . Beda suhu suhu tiap kelincitiap kelinci dalam satu kelompok tidak boleh lebih dari 1

dalam satu kelompok tidak boleh lebih dari 1oo san suhu awal setiap kelinci tidak san suhu awal setiap kelinci tidak  boleh lebih dari 39,8

boleh lebih dari 39,8oo..

Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi, suntikkan 10 ml per kg Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi, suntikkan 10 ml per kg berat badan, melalui vena tepi telinga 3 ekor kelinci dan penyuntikan dilakukan berat badan, melalui vena tepi telinga 3 ekor kelinci dan penyuntikan dilakukan dalam waktu 10 menit. Larutan uji berupa sediaan yang bila perlu dikonstitusi dalam waktu 10 menit. Larutan uji berupa sediaan yang bila perlu dikonstitusi seperti tertera pada etiket maupun bahan uji yang diperlakukan seperti yang seperti tertera pada etiket maupun bahan uji yang diperlakukan seperti yang tertera pada masing-masing monografi dan

tertera pada masing-masing monografi dan disuntikkan dengan dosis yang tertera.disuntikkan dengan dosis yang tertera. Untuk uji pirogen

Untuk uji pirogen alat atau perangalat atau perangkat injeksi, gunakakat injeksi, gunakan sebagai larun sebagai larutan uji tan uji hasilhasil cucian atau bilasan dari permukaan alat yang berhubungan langsung dengan cucian atau bilasan dari permukaan alat yang berhubungan langsung dengan sediaan parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan tubuh

sediaan parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan tubuh pasien. Semua larutanpasien. Semua larutan harus bebas dari kontaminasi. Hangatkan larutan pada suhu 37

harus bebas dari kontaminasi. Hangatkan larutan pada suhu 37oo+ + 22oo sebelumsebelum penyuntikan. Rekam suhu berturut-turut antara jam ke-1 dan jam ke-3 setelah penyuntikan. Rekam suhu berturut-turut antara jam ke-1 dan jam ke-3 setelah penyuntikan dengan selang waktu 30 menit.

penyuntikan dengan selang waktu 30 menit.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995)

Penafsiran hasilPenafsiran hasil..

Setiap penurunan suhu dianggap nol. Sediaan memenuhi syarat apabila t

Setiap penurunan suhu dianggap nol. Sediaan memenuhi syarat apabila t ak seekorak seekor kelincipun menunjukkan kenaikan suhu 0,5

kelincipun menunjukkan kenaikan suhu 0,5oo atau lebih. Jika ada kelinci yangatau lebih. Jika ada kelinci yang menunjukkan kenaikan suhu 0,5

menunjukkan kenaikan suhu 0,5oo atau lebih lanjutkan pengujian denganatau lebih lanjutkan pengujian dengan menggunakan 5 ekor kelinci. Jika tidak lebih dari 3 ekor dari 8 ekor kelinci menggunakan 5 ekor kelinci. Jika tidak lebih dari 3 ekor dari 8 ekor kelinci masing-masing menunjukkan kenaikan suhu 0,5

masing-masing menunjukkan kenaikan suhu 0,5oo atau lebih dan jumlah kenaikanatau lebih dan jumlah kenaikan suhu maksimum 8 ekor kelinci tidak lebih dari 3,3

suhu maksimum 8 ekor kelinci tidak lebih dari 3,3oo sediaan dinyatakan memenuhisediaan dinyatakan memenuhi syarat bebas pirogen

BAB V BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1

5.1 Data Data pengamatanpengamatan

No.

No. Hasil UjiHasil Uji Evaluasi

Evaluasi HasilHasil

1. Kejernihan

1. Kejernihan Latar belakang putih : tidak terdapat partikelLatar belakang putih : tidak terdapat partikel

Latar belakang hitam : terdapat partikel (+1)Latar belakang hitam : terdapat partikel (+1) 2.

2. Uji kebocoranUji kebocoran Kemasan tidak bocor setelah dibalik selama 1Kemasan tidak bocor setelah dibalik selama 1 menit

menit

5.2 Pembahasan 5.2 Pembahasan

Pada praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril kali ini dibuat sediaan infuse Pada praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril kali ini dibuat sediaan infuse normal salin dengan nama sediaan Besaline

normal salin dengan nama sediaan Besaline®®. Pembuatan infuse normal salin dalam. Pembuatan infuse normal salin dalam praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan steril praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan steril infus Normal-salin dan

infus Normal-salin dan permasalahan-pepermasalahan-permasalahan dalam proses pembuatannya, serta rmasalahan dalam proses pembuatannya, serta dapatdapat membuat sediaan steril infus Normal-salin skala laboratorium sesuai dengan persyaratan membuat sediaan steril infus Normal-salin skala laboratorium sesuai dengan persyaratan sediaan steril yang telah ditentukan. Infus normal saline termasuk sediaan intravenus volume sediaan steril yang telah ditentukan. Infus normal saline termasuk sediaan intravenus volume besar yaitu sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, dan sedapat mungkin besar yaitu sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, dan sedapat mungkin dibuat isotonus terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relatif  dibuat isotonus terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relatif  banyak. Kecuali dinyatakan lain, infus intravenus tidak diperbolehkan mengandung banyak. Kecuali dinyatakan lain, infus intravenus tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar. Larutan untuk intravenus harus jernih dan praktis bebas partikel bakterisida dan zat dapar. Larutan untuk intravenus harus jernih dan praktis bebas partikel (Depkes RI, 1979).

(Depkes RI, 1979).

Sediaan yang diberikan secara intravena akan langsung menuju cairan tubuh tanpa Sediaan yang diberikan secara intravena akan langsung menuju cairan tubuh tanpa melewati sawar membran, maka sediaan infus harus dibuat harus steril dan terbebas dari melewati sawar membran, maka sediaan infus harus dibuat harus steril dan terbebas dari partikel serta pirogen (Ansel, 2008). Maka dari itu, sebelum membuat sediaan alat-alat yang partikel serta pirogen (Ansel, 2008). Maka dari itu, sebelum membuat sediaan alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum disterilisasi dengan cara yang sesuai. Untuk menghindari akan digunakan untuk praktikum disterilisasi dengan cara yang sesuai. Untuk menghindari adanya kontaminasi pada sediaan oleh mikroorganisme maupun partikulat, seluruh kegiatan adanya kontaminasi pada sediaan oleh mikroorganisme maupun partikulat, seluruh kegiatan dalam praktikum dilakukan dengan teknik aseptis. Teknik aseptis merupakan teknik dalam dalam praktikum dilakukan dengan teknik aseptis. Teknik aseptis merupakan teknik dalam pembuatan sediaan steril agar mikroorganisme dan bahan partikulat lain tidak masuk ke pembuatan sediaan steril agar mikroorganisme dan bahan partikulat lain tidak masuk ke

dalam sediaan sehingga dapat terjamin sterilitasnya selama persiapan, proses dan uji sediaan dalam sediaan sehingga dapat terjamin sterilitasnya selama persiapan, proses dan uji sediaan steril.

steril.

Sediaan infus normal salin dibuat sebanyak 2 sediaan dengan volume masing-masing Sediaan infus normal salin dibuat sebanyak 2 sediaan dengan volume masing-masing yaitu 100 mL dan dengan nomor batch yang sama. Bahan-bahan yang digunakan ditimbang yaitu 100 mL dan dengan nomor batch yang sama. Bahan-bahan yang digunakan ditimbang sesuai keperluan untuk 2 sediaan dengan penambahan bobot 10% untuk setiap bahannya. sesuai keperluan untuk 2 sediaan dengan penambahan bobot 10% untuk setiap bahannya. Penambahan bobot 10% bertujuan mencegah pengurangan kadar zat aktif akibat proses Penambahan bobot 10% bertujuan mencegah pengurangan kadar zat aktif akibat proses penyerapan pirogen dengan arang aktif dan akibat proses pembuatan yang meliputi penyerapan pirogen dengan arang aktif dan akibat proses pembuatan yang meliputi penimbangan, penyaringan, serta kemungkinan ada volume sisa pada wadah pencampuran. penimbangan, penyaringan, serta kemungkinan ada volume sisa pada wadah pencampuran. NaCl yang ditimbang sebanyak 1,98 gram dan

NaCl yang ditimbang sebanyak 1,98 gram dan karbon aktif ditimbang sebanyak 110 mg. WFkarbon aktif ditimbang sebanyak 110 mg. WFII (Water For Irrigation) ditakar sebanyak 220 mL dengan gelas ukur kemudian dimasukkan (Water For Irrigation) ditakar sebanyak 220 mL dengan gelas ukur kemudian dimasukkan dalam sebuah gelas beker 250 mL.

dalam sebuah gelas beker 250 mL.

WFI dipanaskan sampai mendidih dan ditunggu hingga suhunya turun sampai 60 WFI dipanaskan sampai mendidih dan ditunggu hingga suhunya turun sampai 60ooCC serta dijaga agar tetap 60

serta dijaga agar tetap 60ooC selama proses mencampuran bahan. Pemanasan dilakukan untuk C selama proses mencampuran bahan. Pemanasan dilakukan untuk  membebaskan air dari CO

membebaskan air dari CO22. Air yang digunakan perlu dibebaskan dari CO. Air yang digunakan perlu dibebaskan dari CO22 untuk untuk  menghindari terbentuknya endapan karbonat yang mempengaruhi estetika

menghindari terbentuknya endapan karbonat yang mempengaruhi estetika sediaan. Penjagaansediaan. Penjagaan suhu 60

suhu 60ooC dilakukan karena karbon aktif bekerja maksimal pada suhu 60C dilakukan karena karbon aktif bekerja maksimal pada suhu 60ooC (Voigt, 1995).C (Voigt, 1995). Saat suhu telah menunjukkan 60

Saat suhu telah menunjukkan 60ooC NaCl dimasukkan perlahan dan diaduk selama kurangC NaCl dimasukkan perlahan dan diaduk selama kurang lebih 15 menit untuk memastikan NaCl benar-benar terlarut dalam WFI. WFI atau air irigasi lebih 15 menit untuk memastikan NaCl benar-benar terlarut dalam WFI. WFI atau air irigasi dipilih sebagai pelarut atau pembawa karena NaCl memiliki kelarutan mudah larut dalam air dipilih sebagai pelarut atau pembawa karena NaCl memiliki kelarutan mudah larut dalam air (Depkes RI, 1995). Setelah NaCl larut dalam air irigasi, dilakukan pengecekan pH sediaan (Depkes RI, 1995). Setelah NaCl larut dalam air irigasi, dilakukan pengecekan pH sediaan dengan menggunakan pH stick, didapatkan hasil pH sediaan adalah 6. Infus normal saline dengan menggunakan pH stick, didapatkan hasil pH sediaan adalah 6. Infus normal saline yang mengandung NaCl 0,9% stabil pada pH 4,5-7 (DI 2003), sehingga sediaan yang dibuat yang mengandung NaCl 0,9% stabil pada pH 4,5-7 (DI 2003), sehingga sediaan yang dibuat telah memenuhi persyaratan. Karbon aktif yang telah ditimbang kemudian ditambahkan dan telah memenuhi persyaratan. Karbon aktif yang telah ditimbang kemudian ditambahkan dan diaduk perlahan-lahan selama kurang lebih 15 menit sambil suhu tetap dijaga 60 diaduk perlahan-lahan selama kurang lebih 15 menit sambil suhu tetap dijaga 60ooC.C. Penambahan arang aktif berfungsi sebagai adsorben yang akan menarik partikel-partikel Penambahan arang aktif berfungsi sebagai adsorben yang akan menarik partikel-partikel asing juga pirogen dan mempertahankan kejernihan sediaan. Aktivitas karbon aktif ini baik  asing juga pirogen dan mempertahankan kejernihan sediaan. Aktivitas karbon aktif ini baik  pada suhu 60

pada suhu 6000, sehingga pada proses pembuatan dilakukan pemanasan pada suhu tersebut, sehingga pada proses pembuatan dilakukan pemanasan pada suhu tersebut (Voigt, 1995). Pengadukan karbon aktif dilakukan secara perlahan untuk mencegah karbon (Voigt, 1995). Pengadukan karbon aktif dilakukan secara perlahan untuk mencegah karbon aktif pecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga susah untuk disaring dan dipisahkan aktif pecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga susah untuk disaring dan dipisahkan dari sediaan.

dari sediaan.

Selanjutnya larutan disaring dengan kertas saring sebanyak 2 kali dan dilanjutkan Selanjutnya larutan disaring dengan kertas saring sebanyak 2 kali dan dilanjutkan dengan penyaringan menggunakan filter dengan pori 0,45 µm untuk memisahkan karbon dengan penyaringan menggunakan filter dengan pori 0,45 µm untuk memisahkan karbon aktif dan kontaminan-kontaminan dari larutan tersebut sehingga diperoleh filtrat yang jernih. aktif dan kontaminan-kontaminan dari larutan tersebut sehingga diperoleh filtrat yang jernih. Proses penyaringan dilakukan sebanyak tiga kali untuk memastikan sediaan yang dihasilkan Proses penyaringan dilakukan sebanyak tiga kali untuk memastikan sediaan yang dihasilkan

benar-benar jernih dan terbebas dari kontaminan. Filtrat yang diperoleh di tuangkan ke dalam benar-benar jernih dan terbebas dari kontaminan. Filtrat yang diperoleh di tuangkan ke dalam botol infus 100 mL yang telah disterilkan dan ditara. Tutup karet botol infus disterilisasi botol infus 100 mL yang telah disterilkan dan ditara. Tutup karet botol infus disterilisasi dengan cara dimasak pada air

dengan cara dimasak pada air mendidih walaupun sebelumnya telah diautoklaf dengan tujuanmendidih walaupun sebelumnya telah diautoklaf dengan tujuan meningkatkan kesterilan dan memastikan bahan tutup tidak mengeluarkan warna yang dapat meningkatkan kesterilan dan memastikan bahan tutup tidak mengeluarkan warna yang dapat mengotori sediaan. Botol kemudian ditutup dengan tutup karet, dilapisi dengan aluminium mengotori sediaan. Botol kemudian ditutup dengan tutup karet, dilapisi dengan aluminium foil, diikat dengan tali kasur dan dilapisi bagian terluar

foil, diikat dengan tali kasur dan dilapisi bagian terluar dengan plastik ikan. Ini bertujuan agardengan plastik ikan. Ini bertujuan agar tutup tidak lepas pada sterilisasi akhir menggunakan autoklaf dimana tekanan yang tutup tidak lepas pada sterilisasi akhir menggunakan autoklaf dimana tekanan yang digunakan sangat tinggi yaitu 15 psi selama 15 menit dan panas yang dihasilkan alat sebesar digunakan sangat tinggi yaitu 15 psi selama 15 menit dan panas yang dihasilkan alat sebesar 121

121ooC dapat membuat karet penutup menjadi memuai C dapat membuat karet penutup menjadi memuai atau membesar ukurannya.atau membesar ukurannya.

Sebelum dilakukan sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi terhadap sediaan terlebih Sebelum dilakukan sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi terhadap sediaan terlebih dahulu yaitu kejernihan. Sedangkan uji kebocoran dilakukan setelah sediaan disterilisasi dahulu yaitu kejernihan. Sedangkan uji kebocoran dilakukan setelah sediaan disterilisasi dengan autoklaf. Hasil pada uji kejernihan dilakukan pada alat atau kotak evaluasi kejernihan dengan autoklaf. Hasil pada uji kejernihan dilakukan pada alat atau kotak evaluasi kejernihan dengan latar kertas hitam dan putih. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa pada sediaan dengan latar kertas hitam dan putih. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa pada sediaan

Dalam dokumen Bakal Laporan Saline (Halaman 26-38)

Dokumen terkait