• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bakal Laporan Saline

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bakal Laporan Saline"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

INFUS NORMAL SALINE 0,9 % INFUS NORMAL SALINE 0,9 %

BESALINE BESALINE ®® Oleh: Oleh: Golongan I Golongan I Kelompok II Kelompok II Andri

Andri Normansyah Normansyah (0908505009)(0908505009) Ni

Ni Putu Putu Chintya Chintya Sandra Sandra B. B. (0908505011)(0908505011) I

I Gst. Gst. Ag. Ag. Ayu Ayu Kartika Kartika (0908505014)(0908505014) I

I Gst. Gst. Ag. Ag. Ayu Ayu Devi Devi Yanti Yanti (0908505015)(0908505015) Iwan

Iwan Saka Saka Nugraha Nugraha (0908505016)(0908505016) Putu

Putu Eka Eka Utami Utami Dewi Dewi Artini Artini (0908505017)(0908505017) A.A

A.A Ayu Ayu Wulan Wulan Purnama Purnama D. D. (0908505045)(0908505045)

JURUSAN FARMASI JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN BUKIT JIMBARAN 2012 2012

(2)

BAB I BAB I

PRAFORMULASI PRAFORMULASI

1.1

1.1 Tinjauan Farmakologi Bahan ObatTinjauan Farmakologi Bahan Obat

Infus merupakan sediaan yang disyaratkan harus steril. Hal tersebut dikarenakan infus Infus merupakan sediaan yang disyaratkan harus steril. Hal tersebut dikarenakan infus diberikan kepada pasien secara intravena (melalui pembuluh darah) sehingga apabila diberikan kepada pasien secara intravena (melalui pembuluh darah) sehingga apabila infus tidak steril maka hal tersebut dapat membahayakan pasien. Apabila infus tidak  infus tidak steril maka hal tersebut dapat membahayakan pasien. Apabila infus tidak  steril, bakteri maupun virus dapat langsung berada di pembuluh darah dan menyerang steril, bakteri maupun virus dapat langsung berada di pembuluh darah dan menyerang organ tubuh manusia tanpa didahului terjadinya mekanisme penyaringan terlebih organ tubuh manusia tanpa didahului terjadinya mekanisme penyaringan terlebih dahulu (Anonim, 2007). Indikasi pemberian obat melalui j

dahulu (Anonim, 2007). Indikasi pemberian obat melalui jalur intravena antara lain:alur intravena antara lain: 1.

1. Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsungPada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat oral.

memberikan obat oral. 2.

2. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jikaObat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang susunan kimiawinya dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur susunan kimiawinya dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan ke dalam pembuluh darah l

dimasukkan ke dalam pembuluh darah langsung.angsung. 3.

3. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelanPasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (dibawah lidah), subkutan (di bawah kulit),

(dibawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).dan intramuskular (disuntikkan di otot). 4.

4. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak; obat masuk keKesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak; obat masuk ke pernapasan), sehingga pember

pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur ian melalui jalur lain perlu dipertimbangkan.lain perlu dipertimbangkan. 5.

5. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melaluiKadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan yang cepat injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan yang cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavalaibilitas oral yang namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar tinggi dalam

baik, dan mampu mencapai kadar tinggi dalam darah untuk membunuh bakteri.darah untuk membunuh bakteri.

(Anonim, 2007). (Anonim, 2007).

(3)

Infus merupakan larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 mL yang Infus merupakan larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 mL yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang relatif sama. Rasio air dalam tubuh 57%, lemak 20,8%, protein 17% dalam jumlah yang relatif sama. Rasio air dalam tubuh 57%, lemak 20,8%, protein 17% serta mineral dan glikogen sebesar 6%. Ketika terjadi gangguan hemostatis serta mineral dan glikogen sebesar 6%. Ketika terjadi gangguan hemostatis (keseimbangan cairan tubuh), maka harus segera mendapatkan terapi untuk  (keseimbangan cairan tubuh), maka harus segera mendapatkan terapi untuk  mengembalikan keseimban

mengembalikan keseimbangan air dgan air dan elektrolit (an elektrolit (Lukas, 2006).Lukas, 2006).

Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak. (McEvoy, 2002). Pemasangan infus melalui dalam vena dalam volume relatif banyak. (McEvoy, 2002). Pemasangan infus melalui  jalur pembuluh da

 jalur pembuluh darah vena (rah vena ( peripheral venous  peripheral venous cannulationcannulation) biasanya ) biasanya dilakukan pada dilakukan pada :: 1.

1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).Pemberian cairan intravena (intravenous fluids). 2.

2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlahPemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.

terbatas. 3.

3. Pemberian kantong darah dan produk darahPemberian kantong darah dan produk darah 4.

4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu). 5.

5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasiUpaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)

terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat) 6.

6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasiUpaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah

(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolapskolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur

(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.infus.

(Anonim, 2007). (Anonim, 2007). Adapun persyaratan larutan injeksi dan larutan infus adalah:

Adapun persyaratan larutan injeksi dan larutan infus adalah: 1.

1. Penyesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan dan nyata-nyata terdapat,Penyesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan dan nyata-nyata terdapat, tidak ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui perusakan kimia dari obat tidak ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui perusakan kimia dari obat dan sebagainya.

dan sebagainya. 2.

2. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan suatu pengambilanPenggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan suatu pengambilan steril, melainkan juga menolak antaraksi antara bahan obat dan

steril, melainkan juga menolak antaraksi antara bahan obat dan materi dinding.materi dinding. 3.

3. Tersatukan tanpa reaksi. Untuk Tersatukan tanpa reaksi. Untuk yang bertanggunag jawab terutama:yang bertanggunag jawab terutama: -- Bebas kumanBebas kuman

-- Bebas pirogenBebas pirogen

-- Bahan pelarut yang netral secara fisiologisBahan pelarut yang netral secara fisiologis -- IsotonisIsotonis

(4)

-- IsohidrisIsohidris

-- Bebas bahan terapungBebas bahan terapung

(Voigt R, 1995). (Voigt R, 1995). Keuntungan pemberian sediaan infus intravena, antara lain:

Keuntungan pemberian sediaan infus intravena, antara lain: 1.

1. Dapat digunakan untuk pemberian obat agar bekerja cepat, seperti pada keadaanDapat digunakan untuk pemberian obat agar bekerja cepat, seperti pada keadaan gawat.

gawat. 2.

2. Dapat digunakan untuk penderita yang tidak dDapat digunakan untuk penderita yang tidak dapat diajak bekerja sama dengan baik,apat diajak bekerja sama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau

tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan melalui oral.tidak tahan menerima pengobatan melalui oral. 3.

3. Penyerapan dan absorbsi dapat diatur.Penyerapan dan absorbsi dapat diatur.

(Lukas, 2006) (Lukas, 2006) Sedangkan kerugian pemberian sediaan infus intravena adalah

Sedangkan kerugian pemberian sediaan infus intravena adalah :: 1.

1. Dapat menyebabkan terbentuknya trombus akibat rangsang tusukan jarum padaDapat menyebabkan terbentuknya trombus akibat rangsang tusukan jarum pada dinding vena.

dinding vena. 2.

2. Pemakaian sediaan lebih sulit dan lebih Pemakaian sediaan lebih sulit dan lebih tidak disukai oleh pasien.tidak disukai oleh pasien. 3.

3. Obat yang telah diberikan secara intravena tidak Obat yang telah diberikan secara intravena tidak dapat ditarik lagi.dapat ditarik lagi. 4.

4. Lebih mahal daripada bentuk sediaan non sterilnya karena lebih ketatnyaLebih mahal daripada bentuk sediaan non sterilnya karena lebih ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis bebas persyaratan yang harus dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis bebas partikel).

partikel).

(Lukas, 2006) (Lukas, 2006) Penggolong

Penggolongan sediaan infus an sediaan infus berdasarkan komposisi dan kegunaannya :berdasarkan komposisi dan kegunaannya : 1.

1. Larutan elektrolit, contohnya infus asering (Otsuka)Larutan elektrolit, contohnya infus asering (Otsuka) 2.

2. Infus karbohidrat, contoh larutan manitol 15-20%Infus karbohidrat, contoh larutan manitol 15-20% 3.

3. Larutan kombinasi elektrolit dan karbohidrat, contohnya infus KA-EN 4 B paedLarutan kombinasi elektrolit dan karbohidrat, contohnya infus KA-EN 4 B paed (Otsuka)

(Otsuka) 4.

4. Larutan irigasi, contohnya larutan glycine 1,5% dalam 3 literLarutan irigasi, contohnya larutan glycine 1,5% dalam 3 liter 5.

5. Larutan dialysis peritoneal, contohnya larutan dianeal 1,5% dan 2,5%, dalam 2Larutan dialysis peritoneal, contohnya larutan dianeal 1,5% dan 2,5%, dalam 2 liter sediaan

liter sediaan 6.

6. Larutan plasma expander atau penambah darahLarutan plasma expander atau penambah darah a.

a. Whole blood Whole blood , contohnya darah lengkap manusia yang diambil dari donor, contohnya darah lengkap manusia yang diambil dari donor manusia, yang dipilih dengan pencegahan pendahuluan aseptic

manusia, yang dipilih dengan pencegahan pendahuluan aseptic b.

b. Human albumin, contohnya infus albumin 20%Human albumin, contohnya infus albumin 20% c.

c. Plasma protein, contohnya infus plasmanatePlasma protein, contohnya infus plasmanate d.

d. Larutan gelatin, contohnya infus HaemacelLarutan gelatin, contohnya infus Haemacel e.

(5)

f.

f. Larutan protein, contohnya infus Aminofusin L (Primer)Larutan protein, contohnya infus Aminofusin L (Primer)

(Lukas, 2006) (Lukas, 2006) Cairan infus dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan tingkat Cairan infus dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan tingkat osmolaritasnya yakni sebagai berikut :

osmolaritasnya yakni sebagai berikut : 1.

1. Cairan hipotonik : yakni cairan yang daya osmolaritasnya lebih rendahCairan hipotonik : yakni cairan yang daya osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan dengan serum (konsentrasi ion Na

dibandingkan dengan serum (konsentrasi ion Na++ lebih rendah dibandingkanlebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum dan menurunkan osmolaritas serum. Maka, serum), sehingga larut dalam serum dan menurunkan osmolaritas serum. Maka, cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi) sampai akhirnya cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi) sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi. mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi. Misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien Misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang mebahayakan adalah hiperglikemia dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang mebahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakarnial (dalam otak) pada kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakarnial (dalam otak) pada beberapa orang. Contoh sediaannya adalah NaCl 45%

beberapa orang. Contoh sediaannya adalah NaCl 45% dan dektrosa 2,5%.dan dektrosa 2,5%. 2.

2. Cairan isotonik : osmolaritas cairannya mendekati serum (bagian cair dariCairan isotonik : osmolaritas cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada komponen darah), sehingga terus berada dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki rasio terjadinya

darah terus menurun). Memiliki rasio terjadinya overload overload  (kelebihan cairan),(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif

khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalahdan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL) dan normal saline/ larutan garam fisiologis (NaCl cairan Ringer-Laktat (RL) dan normal saline/ larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

0,9%). 3.

3. Cairan hipertonik: cairan yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,Cairan hipertonik: cairan yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin dan darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya dekstrose 5%, NaCl 45% hipertonik, dextrosa 5% + RL, hipotonik. Misalnya dekstrose 5%, NaCl 45% hipertonik, dextrosa 5% + RL, dextrosa 5% + NaCl 0,9%,

dextrosa 5% + NaCl 0,9%, produk darah dan albumin.produk darah dan albumin.

(Arifilanto, 2011). (Arifilanto, 2011). Tabel. 1 Tabel data osmolaritas larutan

Tabel. 1 Tabel data osmolaritas larutan >

> 350 350 HipertonisHipertonis 329

(6)

270

270 –  – 328 328 IsotonisIsotonis 250

250 –  – 269 269 Sedikit Sedikit hipotonishipotonis 0

0 –  – 249 249 HipotonisHipotonis

Secara umum, keadaan

Secara umum, keadaan –  – keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairankeadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah adanya pendarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan infus adalah adanya pendarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah), trauma abdomen berat, patah tulang khususnya di bagian panggul komponen darah), trauma abdomen berat, patah tulang khususnya di bagian panggul dan paha, serangan panas (kehilangan cairan tubuh dan dehidrasi), diare dan demam, dan paha, serangan panas (kehilangan cairan tubuh dan dehidrasi), diare dan demam, luka bakar luas, semua trauma kepala, dada dan t

luka bakar luas, semua trauma kepala, dada dan tulang punggung (Arifilanto, 2011).ulang punggung (Arifilanto, 2011). Infus normal saline merupakan suatu larutan injeksi steril

Infus normal saline merupakan suatu larutan injeksi steril sodium chloridesodium chloride dalam air, tidak mengandung agen antimikrobial. Kandungan NaCl tidak kurang dari dalam air, tidak mengandung agen antimikrobial. Kandungan NaCl tidak kurang dari 95%-105%. Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan 95%-105%. Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi

memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukantekanan osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial (listrik) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di perbedaan potensial (listrik) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di syaraf. Infus normal saline tergolong cairan isotonik yaitu cairan yang osmolaritas syaraf. Infus normal saline tergolong cairan isotonik yaitu cairan yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Infus ini bermanfaat pada pasien yang sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Infus ini bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi (Anonim, 2007).

penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi (Anonim, 2007). Defisiensi natrium dapat terjadi akibat

Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dkerja fisik yang terlampau berat denganengan banyaknya pengeluaran keringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. banyaknya pengeluaran keringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis,

Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, kemudiankemudian  juga

 juga kejang kejang otot otot lengan lengan dan dan perut. perut. Selain Selain pada pada defisiensi defisiensi Na, Na, natrium natrium juga juga digunakandigunakan dalam bilasan 0,9 % (larutan garam fisiologis) dan dalam infus dengan elektrolit lain. dalam bilasan 0,9 % (larutan garam fisiologis) dan dalam infus dengan elektrolit lain. Konsentrasi NaCl yang isoosmotik dengan plasma darah sebesar 0,9% (Lukas, 2006). Konsentrasi NaCl yang isoosmotik dengan plasma darah sebesar 0,9% (Lukas, 2006).

1.1.1.

1.1.1. FarmakokinetikaFarmakokinetika

Natrium klorida diabsorbsi baik pada saluran cerna. Kelebihan sodium Natrium klorida diabsorbsi baik pada saluran cerna. Kelebihan sodium diekskersi paling banyak melalui ginjal, dan sebagian kecil hilang melalui feses diekskersi paling banyak melalui ginjal, dan sebagian kecil hilang melalui feses dan keringat (BNF 48, 2004)

(7)

1.1.2.

1.1.2. IndikasiIndikasi a.

a. Terapi keseimbangan elektrolit pada dehidrasi yang disebabkan oleh semuaTerapi keseimbangan elektrolit pada dehidrasi yang disebabkan oleh semua hipoosmolalitas, isotonis dan hipertonisitas;

hipoosmolalitas, isotonis dan hipertonisitas; b.

b. Koma yang disebabkan oleh hipertonisitas Koma yang disebabkan oleh hipertonisitas non-ketosis diabetesnon-ketosis diabetes c.

c. Dehidrasi dan keadaan hiperosmotik Dehidrasi dan keadaan hiperosmotik  d.

d. Keracunan Keracunan metabolik bametabolik basa klorida sa klorida rendahrendah e.

e. Dapat digunakan untuk mencuci mata dan luka.Dapat digunakan untuk mencuci mata dan luka.

(McEvoy, 2002) (McEvoy, 2002) 1.1.3.

1.1.3. KontraindikasiKontraindikasi a.

a. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.lokasi pemasangan infus. b.

b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akanDaerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).

hemodialisis (cuci darah). c.

c. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliranObat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).

darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).

(Anonim, 2007). (Anonim, 2007). 1.1.4

1.1.4 Mekanisme Mekanisme aksiaksi

Senyawa ini memenuhi kebutuhan ion Na

Senyawa ini memenuhi kebutuhan ion Na++ dan Cldan Cl-- di dalam tubuh.di dalam tubuh. Normal saline

Normal saline memiliki memiliki osmolaritas yosmolaritas yang menang mendekati serudekati serum tubuh, m tubuh, sehinggasehingga cairan dari normal saline ini akan terus berada di pembuluh darah sehingga cairan dari normal saline ini akan terus berada di pembuluh darah sehingga dapat digunakan untuk pasien yang kekurangan cairan tubuh (Anonim, 2007) dapat digunakan untuk pasien yang kekurangan cairan tubuh (Anonim, 2007)

1.1.5

1.1.5 Efek SampingEfek Samping

Infus dengan volume yang berlebihan dapat menyebabkan beban yang Infus dengan volume yang berlebihan dapat menyebabkan beban yang berlebih p

berlebih pada sada sirkulasi dan irkulasi dan kegagalan kegagalan pengendapapengendapan n jantung (tejantung (terbukti darirbukti dari meningkatnya tekanan nafas, mengi, menggelembungnya pembuluh darah meningkatnya tekanan nafas, mengi, menggelembungnya pembuluh darah leher). Volume berlebih dapat terjadi jika pasien tidak dengan baik menakar leher). Volume berlebih dapat terjadi jika pasien tidak dengan baik menakar penggunaannya dan terjadi jika pasien menggunakan 250 mL infus kemudian penggunaannya dan terjadi jika pasien menggunakan 250 mL infus kemudian menggunakan kembali 250 mL infus. Jika terjadi komplikasi, pasien hendaknya menggunakan kembali 250 mL infus. Jika terjadi komplikasi, pasien hendaknya dibawa ke rumah sakit terdekat dengan pemberian oksiden dengan konsentrasi dibawa ke rumah sakit terdekat dengan pemberian oksiden dengan konsentrasi tinggi . Cairan selanjutnya tidak

(8)

1.1.6

1.1.6 Interaksi ObatInteraksi Obat

Natrium klorida tidak kompatibel dengan zat-zat aditif. Konsultasikan dengan Natrium klorida tidak kompatibel dengan zat-zat aditif. Konsultasikan dengan farmasis, jika perlu. Jika terpapar dengan zat-zat aditif, gunakan teknik aseptik, farmasis, jika perlu. Jika terpapar dengan zat-zat aditif, gunakan teknik aseptik, campurkan dengan benar dan jangan disimpan.

campurkan dengan benar dan jangan disimpan. (McEvoy, 2002)(McEvoy, 2002) 1.1.7

1.1.7 PenyimpananPenyimpanan

Infus NaCl disimpan dalam wadah yang fleksibel dibuat dari bahan plastik Infus NaCl disimpan dalam wadah yang fleksibel dibuat dari bahan plastik non-lateks yang dirancang khusus untuk berbagai obat-obatan parenteral. Pada lateks yang dirancang khusus untuk berbagai obat-obatan parenteral. Pada pengiriman, infus NaCl harus berada dalam kontainer yang terbuat dari pengiriman, infus NaCl harus berada dalam kontainer yang terbuat dari poliolefin atau polypropylene. Sehingga bahan yang kontak tidak boleh poliolefin atau polypropylene. Sehingga bahan yang kontak tidak boleh mengandung PVC, DEHP, atau plasticizers lainnya. Penyimpanan diatur pada mengandung PVC, DEHP, atau plasticizers lainnya. Penyimpanan diatur pada ruangan bersuhu 15-30

ruangan bersuhu 15-30 ooC (59-86C (59-86 ooF). Hindari dari F). Hindari dari pembekuan. (McEvoy, 2002)pembekuan. (McEvoy, 2002)

1.1.8

1.1.8 Perhatian dan PeringatanPerhatian dan Peringatan a.

a. Hindari menggunakan obat ini pada kasus berikut: hidropsi seperti sindromHindari menggunakan obat ini pada kasus berikut: hidropsi seperti sindrom ginjal, sirosis hati, hidroperitonium, gagal j

ginjal, sirosis hati, hidroperitonium, gagal jantung kongestif, kegagalan akutantung kongestif, kegagalan akut bilik kiri, hidrosefalus, idiopatik edema, dan sebagainya; gagal ginjal akut bilik kiri, hidrosefalus, idiopatik edema, dan sebagainya; gagal ginjal akut pada oliguria, gagal ginjal kronis menurunkan volume urin dan reaksi buruk  pada oliguria, gagal ginjal kronis menurunkan volume urin dan reaksi buruk  untuk diuretic; hipertensi; hipopotasium.

untuk diuretic; hipertensi; hipopotasium. b.

b. Menurut kebutuhan klinik, pemeriksaan konsentrasi sodium, potassium,Menurut kebutuhan klinik, pemeriksaan konsentrasi sodium, potassium, klorida dalam serum; pemeriksaan asam dan basa persamaan indeks klorida dalam serum; pemeriksaan asam dan basa persamaan indeks konsentrasi; pemeriksaan fungsi ginjal, tekanan darah dan fungsi konsentrasi; pemeriksaan fungsi ginjal, tekanan darah dan fungsi jantung-paru; pada kehamilan dan menyusui; jangan menggunakan injeksi sodium paru; pada kehamilan dan menyusui; jangan menggunakan injeksi sodium klorida untuk pasien dengan hipertensi dari sindrom kehamilan; klorida untuk pasien dengan hipertensi dari sindrom kehamilan; penggunaan pada pediatric, dosis dan kecepatan harus dikontrol dengan penggunaan pada pediatric, dosis dan kecepatan harus dikontrol dengan ketat; geratologi dosis dan kecepatan tetes harus dikontrol dengan ketat; ketat; geratologi dosis dan kecepatan tetes harus dikontrol dengan ketat; interaksi harus diperhatikan dalam inkompatibilitas obat saat injeksi sodium interaksi harus diperhatikan dalam inkompatibilitas obat saat injeksi sodium klorida sebagai pelarut dan larutan.

klorida sebagai pelarut dan larutan. c.

c. Overdosis Overdosis menyebabkan menyebabkan hipernatremia hipernatremia dan dan hipopotassium hipopotassium jugajuga menyebabka

menyebabkan n kehilangan bikarbonat.kehilangan bikarbonat.

(McEvoy, 2002) (McEvoy, 2002) 1.2

1.2 Tinjauan Tinjauan Sifat Sifat FisikoFisiko

 – 

 – 

Kimia Bahan ObatKimia Bahan Obat 1.2.1 Natrium Klorida (NaCl)

1.2.1 Natrium Klorida (NaCl) A. Sinonim

A. Sinonim

Sodium Klorida Sodium Klorida

(9)

B.

B. Bobot molekulBobot molekul 58, 44

58, 44 C.

C. Struktur MolekulStruktur Molekul

D.

D. KegunaanKegunaan

Bahan aktif Infus Saline dan dapat sebagai a

Bahan aktif Infus Saline dan dapat sebagai agen tonisitasgen tonisitas E.

E. DeskripsiDeskripsi

Sodium klorida berupa serbuk kristal putih, kristal tak bewarna, dan Sodium klorida berupa serbuk kristal putih, kristal tak bewarna, dan mempunyai rasa asin. Struktur kristal kubik. Sodium klorida padat tidak  mempunyai rasa asin. Struktur kristal kubik. Sodium klorida padat tidak  mengandung air dari kristalisasi. Pada suhu dibawah 0

mengandung air dari kristalisasi. Pada suhu dibawah 000C garam dapatC garam dapat mengalami kristalisasi membentuk dihidrat.

mengalami kristalisasi membentuk dihidrat. F.

F. pHpH 6,7

6,7 –  – 7,37,3 G.

G. Titik didihTitik didih 1439

143900C.C. H.

H. Titik LeburTitik Lebur 801

80100CC I.

I. StabilitasStabilitas

Fase air dari larutan NaCl adalah stabil tetapi dapat terjadi pemisahan apabila Fase air dari larutan NaCl adalah stabil tetapi dapat terjadi pemisahan apabila digunakan wadah glass tipe tertentu. Larutan NaCl dapat disterilisasi dengan digunakan wadah glass tipe tertentu. Larutan NaCl dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. NaCl padat stabil dan harus dismpan dalam wadah autoklaf atau filtrasi. NaCl padat stabil dan harus dismpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang dingin dan

tertutup baik pada tempat yang dingin dan kering.kering. -- Stabilitas terhadap cahayaStabilitas terhadap cahaya

Tidak stabil, simpan pada tempat

Tidak stabil, simpan pada tempat yang terlindung cahayayang terlindung cahaya -- Stabilitas terhadap suhuStabilitas terhadap suhu

Sifat bakteriostatik dari injeksi natrium klorida harus dijaga dari Sifat bakteriostatik dari injeksi natrium klorida harus dijaga dari pendinginan (McEvoy, 2002)

pendinginan (McEvoy, 2002) -- Stabilitas terhadap pHStabilitas terhadap pH

pH : 4,5

(10)

J.

J. InkompatibilitasInkompatibilitas

Fase air dari larutan NaCl bersifat korosif terhadap logam. Dapat bereaksi Fase air dari larutan NaCl bersifat korosif terhadap logam. Dapat bereaksi membentuk endapan perak dan garam merkuri. Agen pengoksidasi yang kuat membentuk endapan perak dan garam merkuri. Agen pengoksidasi yang kuat dapat membebaskan klorin dari larutan asam pada natrium klorida. Kelarutan dapat membebaskan klorin dari larutan asam pada natrium klorida. Kelarutan pengawet metil paraben akan menurun dalam larutan NaCl aquaeus, dan pengawet metil paraben akan menurun dalam larutan NaCl aquaeus, dan viskositas dari gel karbomer dan larutan dari hidroksi metil selulosa atau viskositas dari gel karbomer dan larutan dari hidroksi metil selulosa atau hdroksi propil hidroksida akan mengalami penurunan jika ditambahkan NaCl. hdroksi propil hidroksida akan mengalami penurunan jika ditambahkan NaCl. Serta inkompatibilitas terhadap logam Ag, Hg,

Serta inkompatibilitas terhadap logam Ag, Hg, Fe.Fe.

(Kibbe, 2000). (Kibbe, 2000). I. Kelarutan

I. Kelarutan

Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih, dan dalam 10 Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih, dan dalam 10 bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol (95%) P

bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol (95%) P (DepKes RI, 1979)(DepKes RI, 1979)

1.2.2 Attapulgite (Karbon Aktif) 1.2.2 Attapulgite (Karbon Aktif)

A. Sinonim A. Sinonim Attaclay Attaclay B. B. KegunaanKegunaan Adsorben Adsorben C.

C. Aplikasi Aplikasi dalam formdalam formulasi / teknoulasi / teknologi farmalogi farmasisi

Attapulgite digunakan secara luas sebagai sebuah adsorben dalam bentuk  Attapulgite digunakan secara luas sebagai sebuah adsorben dalam bentuk  sediaan solid. Lumpur Koloidal seperti attapulgite mengadsorbsi sejumlah air sediaan solid. Lumpur Koloidal seperti attapulgite mengadsorbsi sejumlah air untuk membentuk gel dan dalam konsentrasi 2-5% w/v biasanya membentuk  untuk membentuk gel dan dalam konsentrasi 2-5% w/v biasanya membentuk  emulsi minyak dalam air. Attapulgite aktif dipanaskan secara hati-hati untuk  emulsi minyak dalam air. Attapulgite aktif dipanaskan secara hati-hati untuk  meningkatkan kapasitas adsobsinya, digunakan secara terapetik sebagai meningkatkan kapasitas adsobsinya, digunakan secara terapetik sebagai alternatif dalam manajemen diare.

alternatif dalam manajemen diare. D.

D. PemerianPemerian

Serbuk hitam tidak berbau Serbuk hitam tidak berbau E.

E. KelarutanKelarutan

praktis tidak larut dalam

praktis tidak larut dalam suasana pelarut biasasuasana pelarut biasa F.

F. StabilitasStabilitas

Stabil ditempat yang tertutup dan

Stabil ditempat yang tertutup dan kedap udarakedap udara G.

G. KegunaanKegunaan

Norit digunakan untuk menyerap bahan-bahan pengotor

(11)

H.

H. Konsentrasi PenggunaanKonsentrasi Penggunaan 0,1-0,3%

0,1-0,3% I.

I. Alasan pemilihanAlasan pemilihan

Norit inert sehingga tidak bereaksi dengan zat aktif. Norit inert sehingga tidak bereaksi dengan zat aktif.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995)

J.

J. StabilitasStabilitas

Attapulgite dapat mengadsorbsi air sehingga sebaiknya disimpan dalam wadah Attapulgite dapat mengadsorbsi air sehingga sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara dalam lokasi yang sejuk dan kering.

kedap udara dalam lokasi yang sejuk dan kering. K.

K. InkompatibilitasInkompatibilitas

Attapulgite dapat menurunkan bioavailabilitas dari beberapa obat seperti Attapulgite dapat menurunkan bioavailabilitas dari beberapa obat seperti loperamid, dan riboflavin. Oksidasi dari hidrokortison ditingkatkan dengan loperamid, dan riboflavin. Oksidasi dari hidrokortison ditingkatkan dengan adanya attapulgite.

adanya attapulgite.

(Kibbe, 2000). (Kibbe, 2000). 1.2.3

1.2.3 Aqua Pro InjeksiAqua Pro Injeksi A.

A. DefinisiDefinisi

Air steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas Air steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya (Depkes RI, 1995).

tambahan lainnya (Depkes RI, 1995). B.

B. PemerianPemerian

Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau C.

C. SterilisasiSterilisasi

Kalor basah (autoklaf) Kalor basah (autoklaf) D.

D. KegunaanKegunaan

Pembawa dan melarutkan Pembawa dan melarutkan E.

E. Alasan pemilihanAlasan pemilihan

Karena digunakan untuk melarutkan zat aktif dan zat-zat

Karena digunakan untuk melarutkan zat aktif dan zat-zat tambahantambahan F.

F. Cara pembuatanCara pembuatan

Air suling segar disuling kembali dengan alat kaca netral atau wadah logam Air suling segar disuling kembali dengan alat kaca netral atau wadah logam yang cocok yang diperlengkapi dengan labu percik. Hasil sulingan pertama yang cocok yang diperlengkapi dengan labu percik. Hasil sulingan pertama dibuang, sulingan selanjutnya ditampung dalam wadah

dibuang, sulingan selanjutnya ditampung dalam wadah yang cocok, dan segerayang cocok, dan segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk untuk injeksi, harus digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk untuk injeksi, harus disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C,

disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C, segera setelah diwadahkan.segera setelah diwadahkan.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995)

(12)

1.3

1.3 Bentuk Bentuk Sediaan, Sediaan, Dosis Dosis dan dan Cara Cara PembuatanPembuatan 1.3.1

1.3.1 Bentuk Bentuk SediaanSediaan

Sediaan dibuat dalam bentuk infus normal saline 0,9% dengan volume sediaan Sediaan dibuat dalam bentuk infus normal saline 0,9% dengan volume sediaan adalah 100 mL dan ditampung dalam sebuah botol kaca bening bervolume 100 adalah 100 mL dan ditampung dalam sebuah botol kaca bening bervolume 100 mL.

mL. 1.3.2

1.3.2 Dosis Dosis SediaanSediaan

Untuk usia dewasa dosis yang diberikan 250 mL

Untuk usia dewasa dosis yang diberikan 250 mL dengan volume 250 mLdengan volume 250 mL Rute

Rute : : IV IV infus infus tetestetes

Umur

Umur Medical Emergencies 20 mL/kgMedical Emergencies 20 mL/kg

Medical Emergencies Initial Medical Emergencies Initial

Volume 5 mL/kg Volume 5 mL/kg

Dosis Volume Dosis Volume

Dosis Volume Dosis Volume

11 11 tahun tahun 700 700 mL mL 700 700 mL mL 180 180 mL mL 180 180 mLmL 10 10 tahun tahun 640 640 mL mL 640 640 mL mL 160 160 mL mL 160 160 mLmL 9 9 tahun tahun 570 570 mL mL 570 570 mL mL 140 140 mL mL 140 140 mLmL 8 8 tahun tahun 520 520 mL mL 520 520 mL mL 130 130 mL mL 130 130 mLmL 7 7 tahun tahun 460 460 mL mL 460 460 mL mL 120 120 mL mL 120 120 mLmL 6 6 tahun tahun 410 410 mL mL 410 410 mL mL 100 100 mL mL 100 100 mLmL 5 5 tahun tahun 370 370 mL mL 370 370 mL mL 90 90 mL mL 90 90 mLmL 4 4 tahun tahun 330 330 mLmL 330330 mL mL 80 80 mL mL 80 80 mLmL 3 3 tahun tahun 290 290 mL mL 290 290 mL mL 70 70 mL mL 70 70 mLmL 2 2 tahun tahun 240 240 mL mL 240 240 mL mL 60 60 mL mL 60 60 mLmL 18 18 bulan bulan 220 220 mL mL 220 220 mL mL 60 60 mL mL 60 60 mLmL 12 12 bulan bulan 200 200 mL mL 200 200 mL mL 50 50 mL mL 50 50 mLmL 9 9 bulan bulan 180 180 mL mL 180 180 mL mL 50 50 mL mL 50 50 mLmL 6 6 bulan bulan 160 160 mL mL 160 160 mL mL 40 40 mL mL 40 40 mLmL 3 3 bulan bulan 120 120 mL mL 120 120 mL mL 30 30 mL mL 30 30 mLmL 1 1 bulan bulan 90 mL 90 mL 90 90 mL mL 20 20 mL mL 20 20 mLmL baru

baru lahir lahir 70 70 mL mL 70 70 mL mL 20 20 mL mL 20 mL20 mL

Rute : IV flush Rute : IV flush

Umur

(13)

Dewasa

Dewasa atau atau anak-anak anak-anak > > 5 5 tahun tahun 2 2 mL- mL- 5 5 mL mL 2-5 2-5 mLmL

Dewasa atau anak-anak > 5 tahun

Dewasa atau anak-anak > 5 tahun 10 mL- 20 mL10 mL- 20 mL (ketika infus glukosa)

(ketika infus glukosa) 10-20 Ml10-20 Ml anak-anak:

anak-anak: Neonatal Neonatal < < 5 5 tahun tahun 2 2 mL mL 2,0 2,0 mLmL

anak-anak: Neonatal < 5 tahun

anak-anak: Neonatal < 5 tahun 10 mL (ketika infus10 mL (ketika infus glukosa)

glukosa) 10-20 mL10-20 mL

1.3.3

1.3.3 Cara Cara PemberianPemberian

Diberikan secara injeksi intravena. Diberikan secara injeksi intravena.

(14)

BAB II BAB II FORMULASI FORMULASI

2.1

2.1 Bentuk Bentuk dan dan Formula Formula yang yang DibuatDibuat

Bentuk dan formula yang akan dibuat adalah, sediaan infus normal saline 0,9% dengan Bentuk dan formula yang akan dibuat adalah, sediaan infus normal saline 0,9% dengan wadah gelas kaca bening bervolume 100 mL.

wadah gelas kaca bening bervolume 100 mL.

2.2

2.2 PermasalahanPermasalahan 1.

1. Sediaan infus termasuk sediaan steril yang harus bebas pirogen, di Sediaan infus termasuk sediaan steril yang harus bebas pirogen, di mana bahan bakumana bahan baku yang digunakan belum tentu steril.

yang digunakan belum tentu steril. 2.

2. Sediaan infus harus jernih dan bebas dari Sediaan infus harus jernih dan bebas dari partikel kasar (pengotor).partikel kasar (pengotor).

2.3

2.3 Pengatasan MasalahPengatasan Masalah 1.

1. Untuk menyeraUntuk menyerap pirogen dalam sep pirogen dalam sediaan dapat digundiaan dapat digunakan karbon aktif akan karbon aktif dalam prosesdalam proses pembuatannya. Karbon aktif optimal pada suhu 60

pembuatannya. Karbon aktif optimal pada suhu 60ooC sehingga pencampuranC sehingga pencampuran dilakukan pada suhu tersebut. Dikocok selama 5 hingga 10 menit (Jenkins

dilakukan pada suhu tersebut. Dikocok selama 5 hingga 10 menit (Jenkins et al.,et al., 1957) dan dilakukan sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121

1957) dan dilakukan sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 12100C pada tekanan 15 psiC pada tekanan 15 psi selama 15 menit.

selama 15 menit. 2.

2. Sediaan infus ditambahkan karbon aktif untuk menjerap partikel-partikel kasarSediaan infus ditambahkan karbon aktif untuk menjerap partikel-partikel kasar (pengotor) dalam sediaan infus yang dibuat dan disaring dengan kertas saring hingga (pengotor) dalam sediaan infus yang dibuat dan disaring dengan kertas saring hingga dihasilkan sediaan infus yang jernih dan bebas dari

dihasilkan sediaan infus yang jernih dan bebas dari partikel kasar.partikel kasar.

2.4

2.4 MacamMacam

 – 

 – 

Macam FormulasiMacam Formulasi 2.4.1 Formula I 2.4.1 Formula I R/ R/ NaCl NaCl 0,9%0,9% Aqua Aqua pi pi ad ad 500 500 mLmL (Kohli,1998) (Kohli,1998) 2.4.2 Formula II 2.4.2 Formula II R/

R/ Sodium Sodium Chloride Chloride 2,8 2,8 kgkg Activated

Activated Charcoal Charcoal 150 150 gg Aqua

Aqua for for Injection Injection ad ad 300 300 LL

(Kohli,1998) (Kohli,1998)

(15)

2.4.3

2.4.3 Formula Formula IIIIII R/

R/ Sodium Sodium klorit klorit 9,33 9,33 gg Activated

Activated charcoal charcoal 0,5 0,5 gg Water

Water for for injection injection q.s q.s to to ad ad 1 1 LL

(Niazi, 2004) (Niazi, 2004) 2.5

2.5 Formula yang akan DigunakanFormula yang akan Digunakan

NaCl 0,9%

NaCl 0,9%

Karbon aktif 

Karbon aktif  0,05 %0,05 % Air

Air steril steril ad ad 100 100 mLmL

2.6

2.6 Penimbangan BahanPenimbangan Bahan Volume sediaan : 100 mL Volume sediaan : 100 mL Jumlah sediaan : 2 botol Jumlah sediaan : 2 botol a.

a. Natrium Klorida 0,9Natrium Klorida 0,9

Volume yang diperlukan =

Volume yang diperlukan =











⁄⁄





x 100 mL = 0,9 gramx 100 mL = 0,9 gram Untuk 2 sediaa

Untuk 2 sediaan = 0,9 gram x 2 = n = 0,9 gram x 2 = 1,8 1,8 gramgram

Penimbangan ± 10% = 1,8 gram +

Penimbangan ± 10% = 1,8 gram +

((









 )

 )

= 1,98 gram= 1,98 gram b.

b. Karbon aktif = 0,05 %Karbon aktif = 0,05 % Volume yang diperlukan = Volume yang diperlukan =











⁄⁄





x 100 mL = 0,05 gramx 100 mL = 0,05 gram Untuk 2 sediaan = 0,05 gram x 2 = 0,1 gram

Untuk 2 sediaan = 0,05 gram x 2 = 0,1 gram

Penimbangan ± 10% = 0,1 gram + Penimbangan ± 10% = 0,1 gram +

((









)

)

= 0,11gram= 0,11gram Tabel penimbangan Tabel penimbangan Nama

Nama Bahan Bahan KegunaanKegunaan Bobot dalamBobot dalam 1 sediaan 1 sediaan Bobot dalam Bobot dalam 2 sediaan 2 sediaan NaCl

NaCl Bahan Bahan aktif aktif 0,99 0,99 gram gram 1,98 1,98 gramgram Karbon aktif 

Karbon aktif   Absorbing agent  Absorbing agent  0,055 0,055 gram gram 0,11 0,11 gramgram Aquapro

(16)

2.7

2.7 Perhitungan Perhitungan TonisitasTonisitas

Perhitungan Tonisitas NaCl untuk 1 sediaan (100 m Perhitungan Tonisitas NaCl untuk 1 sediaan (100 mL) :L) :

Tonisitas =

Tonisitas =  x x  xjumlahIon xjumlahIon NaCl NaCl  BM  BMNaClNaCl  LiterNaCl  LiterNaCl gram gram 1000 1000 = = 10001000 22  /   /  44 44 ,, 58 58 1 1 ,, 0 0 9 9 ,, 0 0  x  x  x  x mol mol gr  gr   L  L gr  gr  = 308 M.osmol = 308 M.osmol

Tabel data osmolaritas larutan Tabel data osmolaritas larutan >

> 350 350 HipertonisHipertonis

329

329 –  – 350 350 Sedikit Sedikit hipertonishipertonis 270

270 –  – 328 328 IsotonisIsotonis 250

250 –  – 269 269 Sedikit Sedikit hipotonishipotonis 0

0 –  – 249 249 HipotonisHipotonis

Berdasarkan perhitungan tonisitas tersebut, diperoleh bahwa infus NaCl yang dibuat Berdasarkan perhitungan tonisitas tersebut, diperoleh bahwa infus NaCl yang dibuat sudah bersifat isotonis dengan plasma darah dengan nilai osmolaritas sebesar 308 sudah bersifat isotonis dengan plasma darah dengan nilai osmolaritas sebesar 308 M.osmole

(17)

BAB III BAB III PELAKSANAAN PELAKSANAAN

3.1

3.1 Cara Kerja Formula yang DigunakanCara Kerja Formula yang Digunakan

Masing-masing bahan ditimbang sesuai

Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan bobot penimbangannya.dengan bobot penimbangannya.

NaCl dilarutkan dalam air steril di atas penangas air, dijaga suhu larutannya agar tetap 60 NaCl dilarutkan dalam air steril di atas penangas air, dijaga suhu larutannya agar tetap 6000C,C,

diaduk perlahan selama 15 menit. diaduk perlahan selama 15 menit.

Ditambahkan karbon aktif ke dalam campuran tersebut, digojok dan dipanaskan selama 15 Ditambahkan karbon aktif ke dalam campuran tersebut, digojok dan dipanaskan selama 15

menit (suhu tetap 60 menit (suhu tetap 6000C).C).

Infus yang telah disaring dituangkan ke dalam 2

Infus yang telah disaring dituangkan ke dalam 2 wadah gelas kaca masingwadah gelas kaca masing –  – masingmasing bervolume 100 mL

bervolume 100 mL

Larutan disaring dengan kertas saring (dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali atau lebih Larutan disaring dengan kertas saring (dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali atau lebih hingga didapat larutan yang jernih) bertujuan memisahkan karbon aktif

hingga didapat larutan yang jernih) bertujuan memisahkan karbon aktif dari larutan tersebut.dari larutan tersebut.

Kemudian botol ditutup dengan penutup karet (

Kemudian botol ditutup dengan penutup karet ( yang sebelumnya telah dididihkan denganyang sebelumnya telah dididihkan dengan air steril ± 20 menit untuk menjaga sterilitasnya )

air steril ± 20 menit untuk menjaga sterilitasnya ) Dididihkan air sebanyak 220 mL di

Dididihkan air sebanyak 220 mL di dalam gelas beaker kemudian setelah mendidihdalam gelas beaker kemudian setelah mendidih dibiarkan suhunya turun mencapai 60

dibiarkan suhunya turun mencapai 6000C.C.

Dicek pH larutan dan disangga dengan buffer hingga diperoleh pH sediaa

(18)

3.2

3.2 Alat dan Bahan serta Cara SterilisasinyaAlat dan Bahan serta Cara Sterilisasinya 3.2.1

3.2.1 AlatAlat

-- Botol 100 mL dan tutup karetBotol 100 mL dan tutup karet -- Gelas beaker 250 mLGelas beaker 250 mL

-- Batang pengaduk Batang pengaduk  -- PinsetPinset

-- Sendok tanduk Sendok tanduk  -- PerkamenPerkamen -- NeracaNeraca -- Penangas airPenangas air -- TermometerTermometer -- Autoklaf Autoklaf  -- Kertas saringKertas saring -- Corong gelasCorong gelas -- Tali kasurTali kasur

-- Aluminium foilAluminium foil -- Plastik ikanPlastik ikan -- BunsenBunsen

Ditempelkan etiket pada sediaan, diberi brosur dan kemasan Ditempelkan etiket pada sediaan, diberi brosur dan kemasan Bagian atas botol ditutup dengan aluminium foil dan plastik ikan, Bagian atas botol ditutup dengan aluminium foil dan plastik ikan,

Sediaan disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121

Sediaan disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 12100C selama 15 menitC selama 15 menit

Sediaan diikat dengan tali kasur ditambah dengan kap plastik  Sediaan diikat dengan tali kasur ditambah dengan kap plastik 

(19)

-- Spray alkohol 70%Spray alkohol 70% 3.2.2

3.2.2 BahanBahan -- NaClNaCl

-- Karbon aktif Karbon aktif  -- Aqua pro injeksiAqua pro injeksi

3.2.3

3.2.3 Cara Cara Sterilisasi Sterilisasi Alat Alat yang yang digunakandigunakan No.

No.

Nama

Nama Alat Alat UkuranUkuran CaraCara sterilisasi sterilisasi

Suhu Waktu Suhu Waktu

1.

1. Batang Pengaduk Batang Pengaduk - - Oven Oven 160160oo 30’30’ 2.

2. Gelas beaker Gelas beaker Autoklaf Autoklaf 121121oo 15’15’ 3.

3. Gelas ukur Gelas ukur Autoklaf Autoklaf 121121oo 15’15’ 4.

4. Corong gelas Corong gelas Oven Oven 160160oo 30’30’ 5.

5. Kertas Saring Kertas Saring Autoklaf Autoklaf 121121oo 15 ‘15 ‘ 6.

6. Tutup karet Tutup karet Autoklaf Autoklaf 121121oo 15 ‘15 ‘ 7.

7. Vial Vial Autoklaf Autoklaf 121121oo 15’15’ 8.

(20)

BAB IV BAB IV

EVALUASI SEDIAAN EVALUASI SEDIAAN

4.1

4.1 EVALUASI FISIKAEVALUASI FISIKA A.

A. Uji OrganoleptisUji Organoleptis

Uji organoleptis terhadap sediaan dilakukan dengan peninjauan dari segi Uji organoleptis terhadap sediaan dilakukan dengan peninjauan dari segi warna dan bau yang ditimbulkan cairan infus setelah sterilisasi akhir. Diamati warna dan bau yang ditimbulkan cairan infus setelah sterilisasi akhir. Diamati warna cairan dan ada tidaknya aroma yang ditimbulkan.

warna cairan dan ada tidaknya aroma yang ditimbulkan. B.

B. Uji KebocoranUji Kebocoran

Pada pembuatan kecil-kecilan hal ini dapat dilakukan dengan mata tetapi Pada pembuatan kecil-kecilan hal ini dapat dilakukan dengan mata tetapi untuk produksi skala besar hal ini

untuk produksi skala besar hal ini tidak mungkin dikerjakan.tidak mungkin dikerjakan. a.

a. Wadah-wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkanWadah-wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkan dimasukkan kedalam larutan biru metilen 0,1%. Jika ada wadah-wadah yang dimasukkan kedalam larutan biru metilen 0,1%. Jika ada wadah-wadah yang bocor maka larutan biru metilen akan dimasukkan kedalamnya karena bocor maka larutan biru metilen akan dimasukkan kedalamnya karena perbedaan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut. Cara ini tidak dapat perbedaan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut. Cara ini tidak dapat dilakukan untuk larutan-larutan yang sudah

dilakukan untuk larutan-larutan yang sudah berwarna.berwarna. b.

b. Wadah-wadah takaran tunggal disterilkan terbalik, jika ada kebocoran makaWadah-wadah takaran tunggal disterilkan terbalik, jika ada kebocoran maka larutan ini akan keluar dari dalam wadah. Wadah-wadah yang tidak dapat larutan ini akan keluar dari dalam wadah. Wadah-wadah yang tidak dapat disterilkan, kebocorannya harus diperiksa dengan memasukkan wadah-wadah disterilkan, kebocorannya harus diperiksa dengan memasukkan wadah-wadah tersebut ke dalam eksikator yang divakumkan. Jika ada kebocoran akan tersebut ke dalam eksikator yang divakumkan. Jika ada kebocoran akan diserap keluar.

diserap keluar. C.

C. Penetapan pHPenetapan pH

Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometri (pHmeter) Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometri (pHmeter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga pH 0,02 unit pH menggunakan elektrode indikator yang peka terhadap harga pH 0,02 unit pH menggunakan elektrode indikator yang peka terhadap aktivitas ion hidrogen, elektode kaca, dan elekrode pembanding yang sesuai seperti aktivitas ion hidrogen, elektode kaca, dan elekrode pembanding yang sesuai seperti elektrode kalomel atau elektrode perak-perak klorida.

elektrode kalomel atau elektrode perak-perak klorida.

Cek pH larutan dengan menggunakan pH meter atau kertas indikator Cek pH larutan dengan menggunakan pH meter atau kertas indikator universal. Dengan pH meter : Sebelum digunakan, periksa elektroda dan jembatan universal. Dengan pH meter : Sebelum digunakan, periksa elektroda dan jembatan garam. Kalibrasi pH meter. Pembakuan pH meter : Bilas elektroda dan sel garam. Kalibrasi pH meter. Pembakuan pH meter : Bilas elektroda dan sel beberapa kali dengan larutan uji dan isi sel dengan sedikit larutan uji. Baca harga beberapa kali dengan larutan uji dan isi sel dengan sedikit larutan uji. Baca harga pH. Gunakan air bebas CO2 untuk

pH. Gunakan air bebas CO2 untuk pelarutan dengan pengencpelarutan dengan pengenceran larutan uji.eran larutan uji.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995)

(21)

D.

D. Penetapan volume injeksi dalam wadahPenetapan volume injeksi dalam wadah

Pilih satu atau lebih, bila volume 10 ml atau lebih, 3 wadah atau lebih bila Pilih satu atau lebih, bila volume 10 ml atau lebih, 3 wadah atau lebih bila volume lebih dari 3 ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik  volume lebih dari 3 ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik  hipotermik kering berukuran lebih dari volume 3 ml atau kurang yang akan diukur hipotermik kering berukuran lebih dari volume 3 ml atau kurang yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarumm suntik no 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. dan dilengkapi dengan jarumm suntik no 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi dalam alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, kedalam gelas ukur kering dalam alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, kedalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukurmemenuhi volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukurmemenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera (garis-garis penunjuk  sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera (garis-garis penunjuk  volume gelas ukur menunjukkan volume yang ditampung, bukan yang dituang). volume gelas ukur menunjukkan volume yang ditampung, bukan yang dituang). Cara lain, isi alat suntik dapat dipindahkan kedalam gelas piala kering yang telah Cara lain, isi alat suntik dapat dipindahkan kedalam gelas piala kering yang telah ditara, volume dalam ml diperoleh dari hasil perhitungan berat dalam g dibagi ditara, volume dalam ml diperoleh dari hasil perhitungan berat dalam g dibagi bobot jenis cairan. Isi dari dua atau tiga wadah dalam 1 ml atau 2 ml dapat bobot jenis cairan. Isi dari dua atau tiga wadah dalam 1 ml atau 2 ml dapat digabungkan untuk pengukuran dengan menggunakan jarum suntik kering

digabungkan untuk pengukuran dengan menggunakan jarum suntik kering terpisahterpisah untuk mengambil isi tiap wadah. Isi dari wadah 10 ml atau lebih dapat ditentukan untuk mengambil isi tiap wadah. Isi dari wadah 10 ml atau lebih dapat ditentukan dengan membuka wadah,memindahkan isi secara lengsung kedalam gelas ukur dengan membuka wadah,memindahkan isi secara lengsung kedalam gelas ukur atau gelas piala yang telah ditara.

atau gelas piala yang telah ditara.

Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu per satu, atau bila wadah volume1ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume per satu, atau bila wadah volume1ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang

wadah yang tertera pada etiket bila isi digtertera pada etiket bila isi digabung. abung. (Depkes RI, 199(Depkes RI, 1995)5)

Volume tertera dalam Volume tertera dalam

penandaan penandaan

Kelebihan Volume yang Dianjurkan Kelebihan Volume yang Dianjurkan Untuk

Untuk Cairan Cairan Encer Encer Untuk Untuk Cairan Cairan KentalKental 0,5 ml 0,5 ml 1,0 ml 1,0 ml 2,0 ml 2,0 ml 5,0 ml 5,0 ml 10,0 ml 10,0 ml 20,0 ml 20,0 ml 0,10 ml 0,10 ml 0,10 ml 0,10 ml 0,15 ml 0,15 ml 0,30 ml 0,30 ml 0,50 ml 0,50 ml 0,60 ml 0,60 ml 0,12 ml 0,12 ml 0,15 ml 0,15 ml 0,25 ml 0,25 ml 0,50 ml 0,50 ml 0,70 ml 0,70 ml 0,90 ml 0,90 ml

(22)

30,0 ml 30,0 ml 50,0 ml 50,0 ml Atau lebih Atau lebih 0,80 ml 0,80 ml 2% 2% 1,20 ml 1,20 ml 3% 3%

Bila dalam wadah dosis ganda berisi beberapa dosis volume tertera, Bila dalam wadah dosis ganda berisi beberapa dosis volume tertera, lakukan penentuan seperti di atas dengan sejumlah alat suntik terpisah sejumlah lakukan penentuan seperti di atas dengan sejumlah alat suntik terpisah sejumlah dosis tertera. Volume tiap alat suntik yang diambil tidak kurang dari dosis yang dosis tertera. Volume tiap alat suntik yang diambil tidak kurang dari dosis yang tertera.

tertera.

Untuk injeksi mengandung minyak, bila perlu hangatkan wadah dan segera Untuk injeksi mengandung minyak, bila perlu hangatkan wadah dan segera kocok

baik-kocok baik- baik sebelum  baik sebelum memindahkan memindahkan isi. Diinginkisi. Diinginkan hingan hingga suhu ga suhu 25˚C sebelum25˚C sebelum pengukuran volume.

pengukuran volume.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995)

E.

E. Kejernihan larutanKejernihan larutan

Lakukan penetapan mengguna

Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi kan tabung reaksi alas datar diameter 15alas datar diameter 15 mm hingga 25 mm, tidak berwarna, transparan, dan terbuat dari kaca netral. mm hingga 25 mm, tidak berwarna, transparan, dan terbuat dari kaca netral. Masukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan suspense Masukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan suspense padanan yang sesuai secukupnya, yang dibuat segar dengan cara seperti tertera padanan yang sesuai secukupnya, yang dibuat segar dengan cara seperti tertera seperti di bawah sehingga volume larutan dalam tabung reaksi terisi setinggi tepat seperti di bawah sehingga volume larutan dalam tabung reaksi terisi setinggi tepat 40 mm.

40 mm. bandingkabandingkan kedua isi n kedua isi tabung setelah 5 menit tabung setelah 5 menit pembuatan suspense padanpembuatan suspense padanan,an, latar belakang hitam. Pengamatan dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak  latar belakang hitam. Pengamatan dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak  lurus kea

lurus kearah bawarah bawah tabungh tabung. . Difusi cahayDifusi cahaya harus a harus sedemikian sedemikian rupa sehrupa sehinggaingga suspense padanan I dapat langsung dibedakan dari air dan dari suspense padanan suspense padanan I dapat langsung dibedakan dari air dan dari suspense padanan II. Baku opalesen. Larutkan 1,0 g hidrazina sulfat P dalam air secukupnya hingga II. Baku opalesen. Larutkan 1,0 g hidrazina sulfat P dalam air secukupnya hingga 100,0 ml, biarkan selama 4 jam hingga 6 jam. Pada 25,0 ml larutan ini tambahkan 100,0 ml, biarkan selama 4 jam hingga 6 jam. Pada 25,0 ml larutan ini tambahkan larutan 2,5 g heksamina P dalam 25,0 ml air, campur dan biarkan selama 24 jam. larutan 2,5 g heksamina P dalam 25,0 ml air, campur dan biarkan selama 24 jam. Suspense ini stabil selama 2 bulan jika disimpan dalam wadah kaca yang bebas Suspense ini stabil selama 2 bulan jika disimpan dalam wadah kaca yang bebas dari cacat permukaan. Suspense tidak boleh menempel pada kaca dan harus dari cacat permukaan. Suspense tidak boleh menempel pada kaca dan harus dicampur dengan baik sebelum digunakan. Untuk membuat baku opalesen, dicampur dengan baik sebelum digunakan. Untuk membuat baku opalesen, encerkan 15,0 ml suspense dengan air hingga 1000 ml. suspense harus digunakan encerkan 15,0 ml suspense dengan air hingga 1000 ml. suspense harus digunakan dalam waktu 24 jam setelah

(23)

Suspense padanan. Buatlah suspense padanan I sampai dengan Suspense padanan. Buatlah suspense padanan I sampai dengan suspense padanan IV dengan cara seperti yang tertera pada table. Masing-masing suspense padanan IV dengan cara seperti yang tertera pada table. Masing-masing suspense harus tercampur baik dan

suspense harus tercampur baik dan dikocok sebelum digunakandikocok sebelum digunakan Suspense padanan

Suspense padanan I

I II II III III IVIV

Baku

Baku opalesen opalesen (ml) (ml) 5,0 5,0 10,0 10,0 30,0 30,0 50,050,0 Air

Air (ml) (ml) 95,0 95,0 90,0 90,0 70,0 70,0 50,050,0

Pernyataan kejernihan dan derajat opalesen. Suatu cairan dinyatakan jernih Pernyataan kejernihan dan derajat opalesen. Suatu cairan dinyatakan jernih  jika

 jika kejernihannya kejernihannya sama sama dengan dengan air air atau atau pelarut pelarut yang yang digunakan digunakan bila bila diamati diamati didi bawah kondisi seperti tersebut di atas atau jika

bawah kondisi seperti tersebut di atas atau jika opalesensinya tidak lebih nyata dariopalesensinya tidak lebih nyata dari suspense padanan I. persyaratan untuk derajat opalesensi dinyatakan dalam suspense padanan I. persyaratan untuk derajat opalesensi dinyatakan dalam suspense padanan I, suspense padanan II, dan suspense padanan III

suspense padanan I, suspense padanan II, dan suspense padanan III

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995) F.

F. Bahan partikulat dalam injeksiBahan partikulat dalam injeksi

Bahan partikulat merupakan zat asing, tidak larut, dan melayang, kecuali Bahan partikulat merupakan zat asing, tidak larut, dan melayang, kecuali gelembung gas, yang tanpa disengaja ada dalam larutan parenteral.

gelembung gas, yang tanpa disengaja ada dalam larutan parenteral. Larutan injeksi,Larutan injeksi, termasuk larutan yang dikonstitusi dari zat padat steril untuk penggunaan termasuk larutan yang dikonstitusi dari zat padat steril untuk penggunaan parenteral, harus bebas dari partikel yang dapat diamati pada pemeriksaan sevara parenteral, harus bebas dari partikel yang dapat diamati pada pemeriksaan sevara visual. Pada uji berikut untuk injeksi volume besar, dan injeksi volume kecil, hasil visual. Pada uji berikut untuk injeksi volume besar, dan injeksi volume kecil, hasil yang dip

yang diperoleh eroleh dari pengdari pengujian unit tersenujian unit tersendiri atau kelodiri atau kelompok unit unmpok unit untuk bahantuk bahan partikulat tidak dapat diekstrapolasikan dengan pasti pada unit lain yang tidak ikut partikulat tidak dapat diekstrapolasikan dengan pasti pada unit lain yang tidak ikut diuji. Rancangan pengambilan contoh yang memenuhi syarat secara statistic diuji. Rancangan pengambilan contoh yang memenuhi syarat secara statistic berdasarkan pada rangkaian faktor operasional yang ditetapkan, harus dirinci jika berdasarkan pada rangkaian faktor operasional yang ditetapkan, harus dirinci jika akan ditarik kesimpulan yang absah dari data teramati, untuk menentukan tingkat akan ditarik kesimpulan yang absah dari data teramati, untuk menentukan tingkat bahan partikulat pada sekelompok besar unit.

bahan partikulat pada sekelompok besar unit. Dua prosedur untuk penetapan bahanDua prosedur untuk penetapan bahan partikulat dicantumkan berikut ini, berbeda sesuai dengan volume yang tertera partikulat dicantumkan berikut ini, berbeda sesuai dengan volume yang tertera pada etiket wadah. Semua injeksi volume besar untuk infus dosis tunggal, dan pada etiket wadah. Semua injeksi volume besar untuk infus dosis tunggal, dan injeksi volume kecil yang ditetapkan dalam persyaratan monografi, harus injeksi volume kecil yang ditetapkan dalam persyaratan monografi, harus memenuhi batas bahan partikulat seperti yang tertera pada uji

memenuhi batas bahan partikulat seperti yang tertera pada uji yang digunakan.yang digunakan. Batas bahan partikulat yang tercantum disini berlaku untuk masing-masing Batas bahan partikulat yang tercantum disini berlaku untuk masing-masing bahan dalam wadah dengan volume lebih dari 100 ml injeksi volume besar dosis bahan dalam wadah dengan volume lebih dari 100 ml injeksi volume besar dosis

(24)

tunggal, untuk pemberian infuse secara intravena. Batas ini tidak berlaku untuk  tunggal, untuk pemberian infuse secara intravena. Batas ini tidak berlaku untuk  injeksi dosis ganda, untuk injeksi volume kecil, dosis tunggal ataupun larutan injeksi dosis ganda, untuk injeksi volume kecil, dosis tunggal ataupun larutan injeksi yang dikonstitusi dari zat padat steril.

injeksi yang dikonstitusi dari zat padat steril.

Prosedur Evaluasi : Prosedur Evaluasi :

Semprotkan air berkali-kali dengan kuat pada permukaan alat yang Semprotkan air berkali-kali dengan kuat pada permukaan alat yang diletakkan secara vertical, lakukan perlahan-lahan dari atas ke bawah. Lakukan diletakkan secara vertical, lakukan perlahan-lahan dari atas ke bawah. Lakukan pembilasan dengan isopropanol dalam LAFC yang dilengkapi dengan penyaring pembilasan dengan isopropanol dalam LAFC yang dilengkapi dengan penyaring partikulat udara berefisiensi tinggi, biarkan alat-alat mengering dalam lemari asam. partikulat udara berefisiensi tinggi, biarkan alat-alat mengering dalam lemari asam. Sebelum melakukan uji, bersihkan lemari laminar dengan pelarut yang sesuai Sebelum melakukan uji, bersihkan lemari laminar dengan pelarut yang sesuai kecuali pe

kecuali permukaan media rmukaan media penyaring. penyaring. Pertahankan Pertahankan kecepatan kecepatan aliran udara aliran udara padapada 0,45 ± 0,1 meter per detik.

0,45 ± 0,1 meter per detik.

Penyaring membrane dan rangkaiannya Penyaring membrane dan rangkaiannya ::

Dengan menggunakan pinset, angkat penyaring membrane berkisi warna Dengan menggunakan pinset, angkat penyaring membrane berkisi warna kontras dari wadahnya. Cuci kedua sisi membran dengan aliran air yang telah kontras dari wadahnya. Cuci kedua sisi membran dengan aliran air yang telah dimurnikan dengan penyaringan melalui membrane yang sesuai untuk  dimurnikan dengan penyaringan melalui membrane yang sesuai untuk  menghilangkan bahan partikulat berdimensi linier efektif lebih besar dari 5 µm, menghilangkan bahan partikulat berdimensi linier efektif lebih besar dari 5 µm, dengan meletakkan penyarinh pada posisi vertical, mulai

dengan meletakkan penyarinh pada posisi vertical, mulai pada bagian atas sisi pada bagian atas sisi yangyang tidak berkisi, lewatkan aliran air berkali-kali pada permukaan dengan tidak berkisi, lewatkan aliran air berkali-kali pada permukaan dengan perlahan-lahan dari atas ke bawah hingga partikel terbawa ke bawah lepas dari penyaring, lahan dari atas ke bawah hingga partikel terbawa ke bawah lepas dari penyaring, dan ulangi proses pencucian pada sisi yang berkisi. Letakkan membrane (sisi yang dan ulangi proses pencucian pada sisi yang berkisi. Letakkan membrane (sisi yang berkisi menghadap ke atas) di atas dasar penyangga penyaring, dan pasang corong berkisi menghadap ke atas) di atas dasar penyangga penyaring, dan pasang corong penyaring dasar tanpa menyentuh penyaring membrane. Balikkan unit rangkaian, penyaring dasar tanpa menyentuh penyaring membrane. Balikkan unit rangkaian, cuci bagian dalam corong selama lebih kurang 10

cuci bagian dalam corong selama lebih kurang 10 detik dengan semprotan air yangdetik dengan semprotan air yang telah disaring. Biarkan air mengalir

telah disaring. Biarkan air mengalir dan letakkan unit pada labu penyaring.dan letakkan unit pada labu penyaring.

Larutan Uji : Larutan Uji :

Campur larutan dengan membalikkan wadah 20 kali. Bersihkan permukaan Campur larutan dengan membalikkan wadah 20 kali. Bersihkan permukaan luar wadah dengan semprotan air dan angkat tutup hati-hati agar tidak terjadi luar wadah dengan semprotan air dan angkat tutup hati-hati agar tidak terjadi pengotoran isi wadah. Masukan 25 ml larutan yang telah tercampur baik ke dalam pengotoran isi wadah. Masukan 25 ml larutan yang telah tercampur baik ke dalam corong, biarkan selam 1 menit, pasang penghisap udara dan saring. Lepaskan corong, biarkan selam 1 menit, pasang penghisap udara dan saring. Lepaskan penghisap udara perlahan-lahan dan cuci dinding dalam corong dengan semprotan penghisap udara perlahan-lahan dan cuci dinding dalam corong dengan semprotan 25 ml air yang telah disaring. Arahkan semprotan air yang telah disaring 25 ml air yang telah disaring. Arahkan semprotan air yang telah disaring sedemikian rupa untuk mencuci dinding corong agar bebas dari tiap partikel yang sedemikian rupa untuk mencuci dinding corong agar bebas dari tiap partikel yang

(25)

mungkin menempel pada dinding, tetapi hindarkan agar semprotan tidak

mungkin menempel pada dinding, tetapi hindarkan agar semprotan tidak mengarahmengarah ke atas permukaan penyaring. Setelah turbulensi dalam penyaring reda, bilasan ke atas permukaan penyaring. Setelah turbulensi dalam penyaring reda, bilasan disaring dengan hampa udara. Angkat dengab hati-hati bagian atas rangkaian disaring dengan hampa udara. Angkat dengab hati-hati bagian atas rangkaian penyaring, sambil menjga agar tetap dalam keadaan hampa udara. Lepaskan penyaring, sambil menjga agar tetap dalam keadaan hampa udara. Lepaskan penghisap dan angkat penyaring membrane dengan pinset. Letakkan penyaring penghisap dan angkat penyaring membrane dengan pinset. Letakkan penyaring pada lempeng petri plastic, bila peril gunakan gemuk pelumas kran yang sangat pada lempeng petri plastic, bila peril gunakan gemuk pelumas kran yang sangat tipis sebagai pra-pelapis, untuk menahan penyaring tetap datar dan tidak bergerak. tipis sebagai pra-pelapis, untuk menahan penyaring tetap datar dan tidak bergerak. Biarkan penyaring mongering dengan tutup petri sedikit

Biarkan penyaring mongering dengan tutup petri sedikit merenggang. Tutup obyek merenggang. Tutup obyek  dengan hati-hati, amati di bawah mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer dengan hati-hati, amati di bawah mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer dan hitung partikel pada penyaring seperti di

dan hitung partikel pada penyaring seperti di bawah inibawah ini Penetapan

Penetapan ::

Amati seluruh penyaring membrane di bawah mikroskop yang sesuai Amati seluruh penyaring membrane di bawah mikroskop yang sesuai dengan pembesaran 100 x dengan penyinaran pada sudut 10

dengan pembesaran 100 x dengan penyinaran pada sudut 10 00 sampai 20sampai 2000 terhadapterhadap garis horizontal. Hitung jumlah partikel dengan dimensi linier efektif 10 µm atau garis horizontal. Hitung jumlah partikel dengan dimensi linier efektif 10 µm atau lebih dan sama atau lebih besar dari 25 µm. lakukan penetapan blangko dengan lebih dan sama atau lebih besar dari 25 µm. lakukan penetapan blangko dengan menggunakan penyaring membrane dab rangkaiannya.

menggunakan penyaring membrane dab rangkaiannya.

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995) 4.2

4.2 EVALUASI KIMIAEVALUASI KIMIA A.

A. Penetapan kadarPenetapan kadar

Pipet sejumlah volume injeksi setara dengan kurang lebih 90 mg natrium klorida, Pipet sejumlah volume injeksi setara dengan kurang lebih 90 mg natrium klorida, masukkan ke dalam wadah dari porselen dan tambahkan 140 ml air dan 1 ml masukkan ke dalam wadah dari porselen dan tambahkan 140 ml air dan 1 ml diklorofluoresein LP. Campur dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga diklorofluoresein LP. Campur dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga perak klorida menggumpal dan campuran berwarna merah muda lemah. 1ml perak  perak klorida menggumpal dan campuran berwarna merah muda lemah. 1ml perak  nitrat 0,1 N

nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaClsetara dengan 5,844 mg NaCl

(Depkes RI, 1995) (Depkes RI, 1995) B.

B. IdentifikasiIdentifikasi

Menunjukkan reaksi natrium cara A dan B dan klorida cara A, B dan C seperti Menunjukkan reaksi natrium cara A dan B dan klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada uji identifikasi umum (FI 4 hal 585).

yang tertera pada uji identifikasi umum (FI 4 hal 585). 

 Uji Identifikasi Umum :Uji Identifikasi Umum : 1. Reaksi natrium

Gambar

Tabel penimbanganTabel penimbangan Nama
Tabel data osmolaritas larutanTabel data osmolaritas larutan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai tujuan tersebut maka lingkup pekerjaan yang dilakukan meliputi pengukuran tegangan antar muka larutan Surfactant pada berbagai kosentrasi dan minyak,

4)  Natrium Diklofenak.. Pada data hasil pengamatan terlihat bahwa suhu tubuh hewan uji mengalami kenaikan setelah diberikan pepton, kemudian panas tersebut

Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.Temperatur kritis adalah kenaikan

Kenaikan suhu dapat disebabkan oleh Sinar matahari yang langsung mengenai air sungai dan pengukuran Inlet I diukur saat matahari sedang terik, tetapi kondisi di

Berdasarkan data absorbansi larutan standar Natrium diklofenak yang diperoleh dari hasil pengukuran secara spektrofotometri UV-Vis, dilakukan pembuatan

Pengukuran larutan standar dilakukan secara bertahap dari larutan dengan konsentrasi rendah sampai yang tertinggi untuk membuat kurva standar sehingga pada penentuan

Pada uji Benedict terhadap glukosa dan fruktosa larutan berwarna hijau kebiruan dan terdapat endapan merah bata didalamnya yang menandakan pengujian positif,

Perbandingan laju korosi baja SS 201 dan 304 pada uji korosi siklik dengan variasi PH dan suhu Dari gafik di atas, jelas terlihat bahwa dengan adanya kenaikan suhu larutan, maka laju