PENETAPAN KADAR NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS I. TUJUAN
1. Menetapkan panjang gelombang maksimum natrium diklofenak.
2. Menentukan kadar natrium diklofenak di dalam sampel sediaan tablet dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
3. Menentukan beberapa parameter validasi metode pada penetapan kadar natrium diklofenak dalam sediaan tablet dengan metode spektrofotometri UV-Vis
II. DASAR TEORI
2.1 Natrium Diklofenak
Natrium diklofenak adalah garam natrium dari [o-(anilin 2,6-dikloro) fenil] asetat, rumus molekul C14H10Cl2NNaO2 dan berat molekulnya adalah 318,13. Natrium diklofenak berupa serbuk hablur, berwarna putih, dan tidak berasa. Kelarutannya sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, bebas larut dalam alkohol metil (Sweetman, 2009).
Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid (Non steroid anti- inflamatory drugs, NSAIDs) yang merupakan suatu turunan asam fenil asetat (Sukmawati dan Suprapto, 2010).
Gambar 2.1 Struktur Kimia Natrium Diklofenak (Pandey, 2013) Natrium diklofenak digunakan untuk meringankan nyeri dan inflamasi otot rangka dan penyakit sendi, misalnya rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis, keseleo, serta nyeri lainnya seperti renal colic,
dan acute gout. Bentuk senyawa yang aktif sebagai anti-inflamasi adalah bentuk garam natrium dan garam dietil amonium (Anggraeni dkk., 2012).
Dalam larutan asam,natrium diklofenak memiliki panjang gelombang maksimum 273 nm (A11=309b) dan pada larutan basa,diklofenak memiliki panjang gelombang maksimum 275 nm (A11=351b) (Moffat et al., 2011).
Gambar 2.2 Spektrum Natrium Diklofenak pada Spektrofotometri UV (Moffat et al., 2011).
2.2 Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu (Day dan Underwood, 1981). Spektrofotometri UV-Visibel juga merupakan salah satu metode analisis yang banyak digunakan untuk analisis obat sesuai farmakope baik analisis secara kualitatif (identifikasi zat aktif) maupun kuantitatif (penetapan kadar) (Barber dan Rostron, 2013). Metode ini termasuk salah satu aplikasi dari teknik analisis spektroskopi yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik UV dekat (190nm-380nm) dan sinar tampak (380nm-780nm) dengan memanfaatkan instrumen spektrofotometer. Prinsip kerja metode spektrofotometri UV-Vis didasarkan pada interaksi yang terjadi antara energi radiasi elektromagnetik dengan suatu molekul. Interaksi yang terjadi dapat menyebabkan terjadi proses penyerahan sejumlah energi rediasi 2
elektromagnetik yang bersifat spesifik untuk setiap molekul. Jumlah serapan tersebut juga memiliki nilai yang berbanding lurus dengan banyaknya jumlah zat kimia atau molekul sehingga dapat diketahui kuantitasnya (Gandjar dan Rohman, 2007). Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan.
Dimana :
A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur T = Transmitansi
Io = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan ε = Absortivitas Molar (M-1.cm-1) b = Tebal kuvet yang digunakan (cm) C = Konsentrasi dari sampel (M)
(Jeffery et al., 1989; Gandjar dan Rohman, 2007) 2.3 Instrumen Spektrofotomter UV-Vis
Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm. Komponen-komponen spektrofotometer UV-Vis meliputi:
a. Sumber cahaya: Lampu deuterium untuk daerah UV (190-350 nm) dan lampu halogen kuartz atau lampu tungsten untuk daerah visibel (350-900 nm).
b. Monokromator: Untuk menghamburkan cahaya kedalam panjang gelombang unsur-unsurnya, yang diseleksi lebih lanjut dengan celah. c. Optik: Memisahkan berkas cahaya sehingga berkas tersebut melewati dua
kompartemen sampel, larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk memperbaiki pembacaan atau spektrum sampel tersebut.
d. Detektor: Digunakan untuk mengukur penurunan intensitas yang disebabkan oleh adanya proses absorpsi. Detektor biasanya merupakan kepingan elektronik yang disebut dengan tabung pengganda foton.
e. Pencatat/Perekam Data: Digunakan untuk menampilkan spektrum serapan senyawa yang dianalisis.
(Gandjar dan Rohman, 2012; Watson, 2007) 2.4 Validasi Metode
Dalam Farmakope Indonesia mensyaratkan, suatu metode baru hanya dapat digunakan apabila metode tersebut sekurang-kurangnya memberikan ketepatan, ketelitian, dan selektifitas yang sama dengan metode resmi dalam Farmakope Indonesia (Gandjar dan Rohman, 2007).
Menurut Harmita (2004), validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya.
1. Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan.
Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (
spiked-placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method).
2. Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen.
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai
keterulangan (repeatability) atau ketertiruan (reproducibility).
Keterulangan adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek.
3. LOD dan LOQ
Batas deteksi (LOD) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan 4
dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi (LOQ) merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. LOD dan LOQ dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
LOD =
LOQ =
Keterangan: Sy = simpangan baku residual
4. Linearitas dan Rentang
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan dan linieritas yang dapat diterima. Parameter yang diamati adalah nilai r dari persamaan linier dan simpangan baku residual (Sy) suatu data dikatakan linier apabila nilai r = 1 atau -1. Untuk menghitung nilai Sy digunakan persamaan
Sy = keterangan:
y1 = AUC senyawa yang terukur alat (respon detektor)
ŷ1 = AUC hasil perhitungan berdasarkan persamaan garis lurus N = jumlah standar yang diukur
Di dalam pustaka, sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara 0 – 200%. Jumlah sampel yang dianalisis sekurang-kurangnya delapan buah sampel blanko.
(Harmita, 2004)
III.ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat
a. Neraca analitik b. Beaker glass c. Labu ukur 10 mL d. Pipet tetes e. Pipet ukur f. Bulb filler g. Alat sonikasi h. Kertas saring i. Botol vial
j. Seperangkat alat Spektrofotometer UV-Vis
3.2 Bahan
a. Serbuk Standar Natrium Diklofenak b. Tablet Natrium Diklofenak
c. Metanol d. Akuades
IV. PROSEDUR KERJA
IV.1 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak IV.1.1 Perhitungan
Diketahui : Konsentrasi yang akan dibuat = 0,2 mg/mL Volume yang akan dibuat = 10 mL
Ditanya : Serbuk standar natrium diklofenak yang diambil? Jawab :
x = 2 mg IV.1.2 Prosedur Kerja
Serbuk standar natrium diklofenak ditimbang menggunakan beaker glass sebanyak 2 mg kemudian dilarutkan dengan sedikit metanol 20% v/v hingga terlarut seluruhnya. Larutan ini kemudian dimasukan kedalam labu ukur 10 mL. Setelah itu ditambahkan metanol 20% v/v sampai tanda batas.Larutan ini digojog homogendan ditempatkan pada botol vial.Didapat konsentrasi larutan stok sebesar 0,2mg/mL atau 200 µg/mL. IV.2 Pembuatan Larutan Standar Natrium Diklofenak dengan
Berbagai Konsentrasi IV.2.1 Perhitungan
Diketahui : Konsentrasi yang akan dibuat = 5 µg/mL 9 µg/mL
14 µg/mL 19 µg/mL 23 µg/mL 28 µg/mL Volume yang akan dibuat = 10 mL
Ditanya : Volume yang dipipet untuk masing-masing konsentrasi?
Jawab :
Konsentrasi 5 µg/mL
Cstok .Vstok = Cbaku.Vbaku 200 µg/mL . Vstok = 5 µg/mL . 10 mL
Vstok = 0,25 mL
Konsentrasi 9 µg/mL
Cstok .Vstok = Cbaku.Vbaku 200 µg/mL . Vstok = 9 µg/mL . 10 mL
Vstok = 0,45 mL
Konsentrasi 14 µg/mL
Cstok .Vstok = Cbaku.Vbaku 200 µg/mL . Vstok = 14 µg/mL . 10 mL
Vstok = 0,7 mL
Konsentrasi 19 µg/mL
Cstok .Vstok = Cbaku.Vbaku 200 µg/mL . Vstok = 19 µg/mL . 10 mL
Vstok = 0,95 mL
Konsentrasi 23 µg/mL
Cstok .Vstok = Cbaku.Vbaku 200 µg/mL . Vstok = 23 µg/mL . 10 mL
Vstok = 1,15 mL
Konsentrasi 28 µg/mL
Cstok .Vstok = Cbaku.Vbaku 200 µg/mL . Vstok = 28 µg/mL . 10 mL
IV.2.2 Prosedur Kerja
Larutan stok natrium diklofenak 200 µg/mL dipipet masing-masing 0,25 mL; 0,45 mL; 0,7 mL; 0,95 mL; 1,15 mL; dan 1,4 mL kemudian dimasukan kedalam masing-masing setiap labu ukur 10mL. Setelah itu ditambahkan metanol 20% v/v pada setiap labu ukur tersebut sampai tanda batas, kemudian digojog homogen dan ditempatkan pada botol vial. IV.3 Pembuatan Larutan Sampel Natrium Diklofenak
Tablet natrium diklofenak sebanyak 20 buah digerus menggunakan stamper dan mortir. Serbuk yang dihasilkan kemudian ditimbang bobot totalnya dan sejumlah serbuk yang ekivalen dengan 10 mg natrium diklofenak ditimbang sebanyak tiga kali untuk pembuatan tiga larutan sampel. Serbuk tablet masing-masing sebanyak 10 mg tersebut kemudian dimasukan kedalam beaker glass, setelah itu serbuk ini dilarutkan menggunakan sedikitmetanol 20% v/v hingga larut seluruhnya. Larutan ini kemudian disonikasi selama 30 menit. Setelah larutan disaring menggunakan kertas saring, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL melalui kertas saring tersebut. Ditambahkan metanol air 20 %v/v hingga tanda batas dan digojog homogen. Larutan yang dihasilkan memiliki konsentrasi 1000 µg/mL. Dari larutan tersebut dibuat sampel dengan konsentrasi 15 µg/mL.
Perhitungan
Diketahui : Konsentrasi stok (M1) = 1000 µg/mL Konsentrasi sampel (M2) = 15 µg/mL Volume yang dibuat (V2) = 10 mL Ditanya : Volume yang dipipet (V1) = ? Jawab :
M1 x V1 = M2 x V2
1000 µg/mL x V1= 15 µg/mL x 10 mL V1 = 0,15 mL
Prosedur pembuatan
Dipipet larutan sampel konsentrasi 1000 µg/mL sebanyak 0,15 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL lalu ditambahkan metanol 20% v/v sampai tanda batas 10 mL, digojog hingga homogen
lalu dimasukkan ke dalam botol vial. Diperoleh larutan sampel I, II, dan III.
IV.4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Natrium Diklofenak
Kuvet dibersihkan dengan akuades, lalu dimasukkan akuades ke dalam kuvet sebagai larutan blangko. Dihidupkan alat spektrofotometer, kemudian dimasukkan kuvet berisi blangko. Dipilih tombol spectrum, kemudian diatur rentang panjang gelombang yang digunakan (222 nm – 322 nm), lalu ditekan tombol auto zero. Setelah nilai panjang gelombang blangko menunjukkan nilai 0 maka kuvet dikeluarkan.
Diambil larutan natrium diklofenak dengan konsentrasi 14 μg/mL kemudian dimasukkan ke dalam kuvet. Kuvet tersebut dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer, lalu ditekan tombol start untuk memulai pembacaan absorbansi. Setelah nilai absorbansi dari rentang panjang gelombang 222 nm – 322 nm keluar, kemudian ditentukan panjang gelombang maksimumnya. IV.5 Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Natrium
Diklofenak
Kuvet dibersihkan dengan akuades, lalu dimasukkan metanol 20% v/v ke dalam kuvet sebagai larutan blangko. Dihidupkan alat spektrofotometer, kemudian dimasukkan kuvet berisi blangko. Dipilih tombol photometric, kemudian diatur panjang gelombang maksimum yang digunakan, lalu ditekan tombol auto zero. Setelah nilai panjang gelombang blangko menunjukkan nilai 0 maka kuvet dikeluarkan.
Diambil larutan standar natrium diklofenak 5 μg/mL kemudian dimasukkan ke dalam kuvet. Kuvet tersebut dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer, lalu ditekan tombol start untuk memulai pembacaan absorbansi. Proses yang sama dilakukan untuk larutan natrium diklofenakdengan konsentrasi 9, 14, 19, 23, dan 28 μg/mL. Setelah mendapatkan nilai absorbansi dari masing-masing larutan, kemudian dibuat kurva kalibrasinya dengan persamaan regresi linier y = bx + a, dengan y = nilai absorbansi; x = konsentrasi dari natrium diklofenak.
IV.6 Pengukuran Absorbansi dan Penetapan Kadar Larutan Sampel Natrium Diklofenak
Kuvet dibersihkan dengan akuades. Diambil larutan sampel I kemudian dimasukkan ke dalam kuvet. Kuvet tersebut dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer, lalu ditekan tombol start untuk memulai pembacaan absorbansi. Diukur nilai absorbansi dari larutan sampel I pada panjang gelombang maksimumnya. Ditentukan kadar sampel sesuai dengan nilai absorbansinya dengan cara dimasukkan pada persamaan regresi linear.Proses yang sama dilakukan pada sampel II dan III. Selain itu juga dihitung nilai linearitas (dari kurva kalibrasi), akurasi (persen perolehan kembali), presisi (standar deviasi dan standar deviasi relatif), batas deteksi (LOD), dan batas kuantifikasi (LOQ).
V. SKEMA KERJA
V.1 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak 200 µg/mL
V.2 Pembuatan Larutan Standar Natrium Diklofenak dengan Berbagai Konsentrasi
10 Serbuk standar natrium diklofenak ditimbang menggunakan beaker
glass sebanyak 2 mg
Dilarutkan dengan sedikit metanol 20% v/v hingga terlarut seluruhnya
Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan metanol 20% v/v hingga tanda batas
Digojog hingga homogen dan dimasukkan ke dalam botol vial. Larutan stok natrium diklofenak 200 µg/mL dipipet masing-masing
0,25 mL; 0,45 mL; 0,7 mL; 0,95 mL; 1,15 mL; dan 1,4 mL Dimasukan masing-masing kedalam setiap labu ukur 10mL Setelah itu ditambahkan metanol 20% v/v pada setiap labu ukur
tersebut sampai tanda batas.
Digojog hingga homogen dan masing-masing dimasukkan ke dalam botol vial.
V.3 Pembuatan Larutan Sampel Natrium Diklofenak
V.4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Natrium Diklofenak Digerus tablet natrium diklofenak sebanyak 20 buah menggunakan
stamper dan mortir.
Ditimbang bobot total serbuk yang diperoleh
Ditimbang sejumlah serbuk yang ekivalen dengan 10 mg natrium diklofenak sebanyak tiga kali untuk pembuatan tiga larutan sampel. Dimasukan masing-masing ke dalam setiap beaker glass dan dilarutkan
dengan sedikit metanol 20% v/v hingga terlarut seluruhnya. Disonikasi selama 30 menit.
Dimasukkan masing-masing ke dalam tiap labu ukur 10 mL sambil disaring menggunakan kertas saring
Ditambahkan metanol air 20 %v/v hingga tanda batas dan digojog homogen
Maing-masing larutan dipipet sebanyak 0,15 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan metanol 20% v/v sampai tanda batas 10 mL dan digojog hingga homogen
Dimasukkan masing-masing ke dalam botol vial dan diperoleh larutan sampel I, II, dan III
Dibersihkan kuvet dengan akuades, lalu dimasukkan metanol 20% v/v ke dalam kuvet sebagai larutan blangko
Dihidupkan alat spektrofotometer, kemudian dimasukkan kuvet berisi blangko
Dipilih tombol spectrum, kemudian diatur rentang panjang gelombang yang digunakan (222 nm – 322 nm), lalu ditekan tombol auto zero.
Diambil larutan natrium diklofenak dengan konsentrasi 14 μg/mL kemudian dimasukkan ke dalam kuvet.
V.5 Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Natrium Diklofenak
V.6 Pengukuran Absorbansi dan Penetapan Kadar Larutan Sampel Natrium Diklofenak
12 Kuvet tersebut dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer, lalu ditekan
tombol start untuk memulai pembacaan absorbansi.
Setelah nilai absorbansi dari rentang panjang gelombang 222 nm – 322 nm keluar, kemudian ditentukan panjang gelombang maksimumnya.
Dibersihkan kuvet dengan akuades, lalu dimasukkan metanol 20% ke dalam kuvet sebagai larutan blangko.
Dipilih tombol photometric, kemudian diatur panjang gelombang maksimumnya, lalu ditekan tombol auto zero.
Setelah nilai panjang gelombang blangko menunjukkan nilai 0 maka kuvet dikeluarkan.
Diambil larutan standarnatrium diklofenak5 μg/mL kemudian dimasukkan ke dalam kuvet.
Diambil larutan standarnatrium diklofenak 5 μg/mL kemudian dimasukkan ke dalam kuvet.
Kuvet dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer, lalu ditekan tombol start untuk memulai pembacaan absorbansi.
Proses yang sama dilakukan untuk larutan natrium diklofenak dengan konsentrasi 9, 14, 19, 23, dan 28 μg/mL.
Dibuat kurva kalibrasinya dengan persamaan regresi linier y=bx+a, dimana y = nilai absorbansi; x = konsentrasi dari natrium diklofenak
Kuvet dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer, lalu ditekan tombol start untuk memulai pembacaan absorbansi.
Diukur nilai absorbansi dari larutan sampel I pada panjang gelombang maksimumnya.
Ditentukan kadar sampel sesuai dengan nilai absorbansinya dengan cara dimasukkan pada persamaan regresi linear.
Proses yang sama dilakukan pada sampel II dan III.
Selain itu juga dihitung nilai linearitas (dari kurva kalibrasi), akurasi (persen perolehan kembali), presisi (standar deviasi dan standar deviasi
relatif), batas deteksi (LOD), dan batas kuantifikasi (LOQ). Kuvet dibersihkan dengan akuades, lalu larutan sampel I dimasukkan
VI. HASIL PENGAMATAN
6.1 Penimbangan Bobot Sampel dalam Tablet
Sampel yang digunakan adalah 20 tablet Na-Diklofenak dengan kekuaan 50 mg. Sebanyak 20 tablet tersebut detelah digerus homogen dan bobot total serbuk Na-Diklofenak yang dieroleh adalah 4461,5 mg dengan kandungan total 1000 mg Na-diklofenak. Sehingga bobot serbuk yang setara mengandung 10 mg Na-Diklofenak adalah sebagai berikut.
Diketahui : Bobot total serbuk 20 tablet Na-diklofenak = 4461,5 mg Kandungan Na-diklofenak dalam serbuk = 1000 mg Kandungan Na-diklofenak yang dinginkan = 10 mg Ditanya : Bobot sampel serbuk yang ditimbang = …? Jawab :
=
x = 44,615 mg
Jadi bobot serbuk yang ditimbang untuk sampel yang setara mengandung 10 mg Na-diklofenak adalah 44,615 mg.
Tabel 6.1 Penimbangan Bobot Sampel
Sampel Bobot Serbuk Na-Diklofenak
I 44,6 mg
II 44,6 mg
III 44,6 mg
6.2 Absorbansi Larutan Seri Na-Diklofenak 14 g/ml pada Panjang Gelombang 222nm – 322 nm
Tabel 6.2 Absorbansi Larutan Seri Na-Diklofenak 14 g/ml pada Panjang Gelombang 222 nm – 322 nm Panjang Gelombang (nm) Absorbansi 222 0,931 225 0,810 228 0,685
231 0,576 234 0,494 237 0,429 240 0,379 243 0,337 246 0,312 249 0,306 252 0,318 255 0,341 258 0,374 261 0,410 264 0,441 267 0,468 270 0,487 273 0,496 276 0,492 279 0,478 282 0,453 285 0,421 288 0,382 291 0,338 294 0,293 297 0,246 300 0,201 303 0,160 306 0,126 309 0,098 312 0,075 315 0,059 318 0,047 321 0,040
6.3 Absorbansi 6 Seri Larutan Standar Na-Diklofenak dan Larutan Sampel Na-Diklofenak pada Panjang Gelombang 273 nm
Tabel 6.3 Absorbansi 6 Seri Larutan Standar Na-Diklofenak dan Larutan Sampel Na-Diklofenak pada Panjang Gelombang 273 nm
Larutan Na-Dikofenak Konsentrasi (g/ml) Panjang Gelombang (nm) Absorbansi Standar Seri 1 5 273 0,185 Standar Seri 2 9 273 0,326 Standar Seri 3 14 273 0,502 Standar Seri 4 19 273 0,694 Standar Seri 5 23 273 0,820 14
Standar Seri 6 28 273 0,975
Sampel I - 273 0,490
Sampel II - 273 0,557
Sampel III - 273 0,704
VII. ANALISIS DATA
7.1 Spektrum Larutan Standar Na-Diklofenak pada Rentang Panjang Gelombang 222 nm - 322 nm
Berdasarkan data absorbansi larutan standar Na-Diklofenak pada panjang gelombang 222 nm-322nm, diperoleh gambar spektrum serapan sebagai berikut:
Gambar 7.1 Spektrum Larutan Standar Na-Diklofenak pada Rentang Panjang Gelombang 222 nm - 322 nm
7.2 Menentukan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Standar Na-Diklofenak
Panjang gelombang maksimum Na-Diklofenak dapat diketahui dari absorbansi maksimumnya. Absorbansi maksimum larutan seri Na-Diklofenak 14 g/ml adalah 0,496 pada panjang gelombang 473 nm. 7.3 Kurva Kalibrasi dan Persamaan Regresi Linier Larutan Seri
Na-Diklofenak
Berdasarkan data absorbansi larutan seri standar Na-Diklofenak pada panjang gelombang 273 nm, digunakan data yang menunjukkan kisaran absorbansi 0,2 - 0,8; yaitu sebagai berikut.
Larutan Na-Dikofenak Konsentrasi (g/ml) Panjang Gelombang (nm) Absorbansi Standar Seri 2 9 273 0,326 Standar Seri 3 14 273 0,502 Standar Seri 4 19 273 0,694
Dari data absorbansi seri larutan standar tersebut diperoleh kurva kalibrasi sebagai berikut.
Gambar 7.2 Kurva Kalibrasi Larutan Seri Na-Diklofenak
Berdasarkan kurva kalibrasi tersebut, persamaan regeresi linier yang diperoleh adalah:
7.4 Kadar Na-Diklofenak dalam Larutan Sampel A. Sampel I
Diketahui : Persamaan regresi y = 0,036x - 0,007 Absorbansi Sampel = 0,490
Ditanya : Konsentrasi Na-Diklofenak dalam Sampel = ….? Kadar Na-diklofenak dalam total serbuk 20 tablet = …? Kadar Na-diklofenak dalam tiap tablet = …?
Jawab :
y = 0,036x - 0,007 0,490 = 0,036x - 0,007
16 y = 0,036x - 0,007, dengan nilai R = 0,999
x =
x = 13,806 µg/mL
Konsentrasi larutan Na-diklofenak dalam larutan sampel yang diukur adalah 13,806 µg/mL. Karena dilakukan pengenceran sampel Diklofenak sebanyak 66,67 kali maka konsentrasi larutan sampel Na-diklofenak hasil pelarutan 44,6 mg sampel serbuk adalah sebagai berikut Konsentrasi sampel I = Kons. sampel yang diukur x Faktor Pengenceran
= 13,806 µg/mL x 66,67 = 920,446 µg/mL
Sampel serbuk tablet Na-diklofenakdilarutkan dalam 10 mL metanol 20% maka kadar Na-Diklofenak dalam 44,6 mg serbuk tablet adalah:
= Konsentrasi Sampel x Volume Pelarut = 920,446 µg/mL x 10 mL
= 9204,46 µg = 9,204 mg
Sehingga, kadar Na-Diklofenak dalam total serbuk tablet adalah
=
=
= 920, 710 mg
Kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah = 920, 710 mg/20 tablet = 46,036 mg
Jadi, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi, diperoleh kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah 46,036 mg.
B. Sampel II
Diketahui : Persamaan regresi y = 0,036x - 0,007 Absorbansi Sampel = 0,557
Ditanya : Kadar Na-Diklofenak dalam Sampel = ….?
Kadar Na-diklofenak dalam total serbuk 20 tablet = …? Kadar Na-diklofenak dalam tiap tablet = …?
Jawab :
y = 0,036x - 0,007 0,557 = 0,036x - 0,007
x
=
Konsentrasi larutan Na-diklofenak dalam larutan sampel yang diukur adalah 15,667 µg/mL. Karena dilakukan pengenceran sampel Diklofenak sebanyak 66,67 kali maka konsentrasi larutan sampel Na-diklofenak hasil pelarutan 44,6 mg sampel serbuk adalah sebagai berikut Konsentrasi sampel II = Kons. sampel yang diukur x Faktor Pengenceran
= 15,667µg/mL x 66,67 = 1044, 519µg/mL
Sampel serbuk tablet Na-diklofenakdilarutkan dalam 10 mL metanol 20% maka kadar Na-Diklofenak dalam 44,6 mg serbuk tablet adalah:
= Konsentrasi Sampel x Volume Pelarut = 1044, 519 µg/mL x 10 mL
= 10445,19 µg = 10,445 mg
Maka, kadar Na-Diklofenak dalam total serbuk tablet adalah =
=
= 1044,851 mg
Kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah = 1021,243mg/20 tablet = 52,243 mg
Jadi, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi, diperoleh kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah 52,243 mg.
C. Sampel III
Diketahui : Persamaan regresi y = 0,036x - 0,007 Absorbansi Sampel = 0,704
Ditanya : Kadar Na-Diklofenak dalam Sampel = ….?
Kadar Na-diklofenak dalam total serbuk 20 tablet = …? Kadar Na-diklofenak dalam tiap tablet = …?
Jawab :
y = 0,036x - 0,007 0,704 = 0,036x - 0,007
x =
x = 19,750 µg/mL
Konsentrasi larutan Na-diklofenak dalam larutan sampel yang diukur adalah 19,750 µg/mL. Karena dilakukan pengenceran sampel Diklofenak sebanyak 66,67 kali maka konsentrasi larutan sampel Na-diklofenak hasil pelarutan 44,6 mg sampel serbuk adalah sebagai berikut
Konsentrasi sampel III = Kons. sampel yang diukur x Faktor Pengenceran = 19,750µg/mL x 66,67
= 1316,733µg/mL
Sampel serbuk tablet Na-diklofenakdilarutkan dalam 10 mL metanol 20% maka kadar Na-Diklofenak dalam 44,6 mg serbuk tablet adalah:
= Konsentrasi Sampel x Volume Pelarut = 1316,733 µg/mL x 10 mL
= 13167,33 µg = 13,167 mg
Maka, kadar Na-Diklofenak dalam total serbuk tablet adalah =
=
= 1317,143 mg
Kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah = 1317,143 mg /20 tablet = 65,857 mg
Jadi, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi, diperoleh kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah 65,857 mg
7.5 Validasi Metode
7.5.1 Perolehan Kembali (% Recovery) A. Sampel I
Diketahui : Kadar sampel Na-Diklofenak sebenarnya 50 mg
Kadar sampel Na-Diklofenak hasil pengamatan 46,063 mg Ditanya : Persentase perolehan kembali = ….?
Jawab :
% Recovery = x 100%
= x 100%
= 91,13 % B. Sampel II
Diketahui : Kadar sampel Na-Diklofenak sebenarnya 50 mg
Kadar sampel Na-Diklofenak hasil pengamatan 52,243 mg Ditanya : Persentase perolehan kembali = ….?
% Recovery = x 100%
= x 100%
= 104, 49 % C. Sampel III
Diketahui : Kadar sampel Na-Diklofenak sebenarnya 50 mg
Kadar sampel Na-Diklofenak hasil pengamatan 65,857 mg Ditanya : Persentase perolehan kembali = ….?
Jawab :
% Recovery = x 100%
= x 100%
= 131,71 %
7.5.2 Standar Deviasi dan Standar Deviasi Relatif Tabel 7.1 Tabel Perhitungan Standar Deviasi
Kadar Sampel (x) Kadar rata-rata Sampel ( ) 46,063 mg 54,727 mg -8,664 75,065 52,243 mg 54,727mg -2,484 6,170 65,857 mg 54,727mg 11,130 123,877 205,112 SD =
=
= ± 10,127
Perhitungan Standar Deviasi Relatif (RSD) atau Koefisien Variasi (KV) Diketahui : SD = 10,127
= 54,727
Ditanya : Standar Deviasi Relatif (RSD)?
Jawab :
RSD = x 100%
RSD
=
x 100%RSD = 18,50 %
7.5.3 LOD & LOQ
A. Menentukan Absorbansi yang telah dimasukkan ke dalam Persamaan Regresi Linier
Diketahui : Persamaan Regreasi Linier y = 0,03567x + 0,005856 Data yang digunakan dalam membuat persamaan regresi linier
Larutan Seri Na-Dikofenak Kadar(g/ml) Absorbansi Seri 2 9 0,326 Seri 3 14 0,502 Seri 4 19 0,694 Ditanya : y” =...? Jawab : A. Seri 2 Kadar 9 µg/mL y = 0,036x – 0,007 y” = (0,036x 9) - 0,007 y” = 0,317 B. Seri 3 Kadar 14 µg/mL y = 0,036x – 0,007 y” = (0,036x 14) - 0,007 y” = 0,497 C. Seri 4 Kadar 19 µg/mL y = 0,036x – 0,007 y” = (0,036x19) - 0,007 y” = 0,677
D. Menentukan Simpangan Baku Residual
Kadar(g/ml) y y” y-y” (y-y”)2
9 0,326 0,317 0,009 8,10 x 10-5
14 0,502 0,497 0,005 2,50 x 10-5
(y-y’’)2
3,95 x 10-4 Nilai Simpangan Baku Residual = ...?
Jawab :
=
=
= 1,987 x 10-2E. Menentukan nilai LOD dan LOQ Diketahui :
= 1,405 x 10
-2Dari persamaan y = 0,036x - 0,007; maka b = 0,036 Ditanya : LOD dan LOQ = ...?
Jawab : LOD =
=
= 1,656 µg/mL LOQ ==
= 5,519 µg/mL VIII. PEMBAHASANPada praktikum ini dilakukan penetapan kadar Natrium dikolfenak dengan menggunakan metode spektrofotometri visibel. Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut xmengabsorbsi berkas sinar atau cahaya (Day dan Underwood, 1981). Proses penyerapan (absoprsi) energi oleh molekul dapat
terjadi karena adanya peningkatan tingkat energi molekul ke tingkat energi yang lebih tinggi akibat adanya interaksi antara radiasi elektromagnetik yang berupa foton dengan molekul tersebut. Agar terjadi absorpsi, perbedaan energi antara dua tingkat energi harus setara dengan energi foton yang diserap.
Gambar 8.1 Diagram Skematik Spektrofotometer UV/Visibel (Watson, 2007) Spektrofotometri UV-Visible termasuk salah satu metode analisis instrumental dan metode inimerupakan salah satu aplikasi dari teknik analisis spektroskopi yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik UV dekat (190nm-380nm) dan sinar tampak (380nm-780nm) dengan memanfaatkan instrumen spektrofotometer (Gandjar dan Rohman, 2007).
Natrium diklofenak ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS. Alasan digunakannya metode ini karena dilihat dari segi struktur Natrium diklofenak yang mempunyai kromofor. Syarat suatu senyawa dapat dianalisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis jika mempunyai kromofor pada strukturnya, kromofor adalah gugus fungsional yang bertanggung jawab terhadap penyerapan sinar dan memiliki ikatan rangkap terkonjugasi, dimana gugus kromofor yang dimiliki Natrium diklofenak yakni gugus benzena berjumlah dua buah dan juga mempunyai gugus auksokrom. Gugus auksokrom adalah gugus yang berikatan pada gugus kromofor (dalam hal ini berikatan pada benzena) tetapi tidak bertanggung jawab terhadap penyerapan sinar dan memiliki pasangan elektron bebas, namun terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar (Watson, 2007). Gugus auksokrom pada struktur molekul Natrium diklofenak dapat dilihat dari adanya gugus -NH- dan –O (Gandjar dan Rohman, 2007). Pertimbangan lain digunakannya metode
spektrofotometri UV-Vis karena sederhana, cepat, ekonomis, akurat, dan reprodusibel.
Gambar 8.2 Struktur Kimia Natrium Diklofenak (Pandey, 2013)
Tahap pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah preparasi sampel. Preparasi sampel bertujuan untuk mengkondisikan atau mengubah sampel menjadi bentuk yang sesuai sehingga siap untuk dilakukan analisis dengan metode spektrofotometri UV (Gandjar dan Rohman, 2007). Sampel yang digunakan yaitu 20 tablet Natrium diklofenak dengan kekuatan 50 mg. Penggunaan 20 tablet bertujuan untuk meningkatkan kehomogenan kandungan analit pada setiap tablet, karena antara satu tablet dengan tablet lain belum tentu mengandung analit dalam jumlah yang tepat sama. Selain itu, apabila digunakan sampel berupa satu tablet saja, belum dapat mewakili kadar analit pada sebagian besar. Pengambilan sampel merupakan masalah yang sangat penting dalam analisis kimia sebab untuk mengetahui kadar atau konsentrasi suatu senyawa tertentu dalam sampel hanya dilakukan terhadap sejumlah kecil sampel. Aturan umum yang pasti mengenai cara pengambilan sampel dan berapa besarnya sampel yang harus diambil tidak dapat dirumuskan secara umum, sebab cara pengambilan sampel sangat tergantung pada sifat dan jumlah bahan yang dianalisis. Namun, pada prinsipnya sampel yang dianalisis harus bersifat representatif (benar-benar mewakili populasi) (Gandjar dan Rohman, 2007). Apabila sampel yang diambil tidak mewakili populasi maka pada proses analisis yang sekalipun dilakukan dengan metode yang tepat dan teliti tidak akan diperolh hasil yang benar dan akurat. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah tempat pengambilan sampel, jenis sampel, jumlah minimum sampel yang dibutuhkan, jumlah sampel yang akan dianalisis, dan variasi sampel yang minimal (Harvey, 2000). Sebanyak 20 tablet tersebut kemudian digerus hingga homogen
dan ditimbang bobot total serbuk Natrium diklofenak, yakni diperoleh 4461,5 mg dengan kandungan total 1000 mg Natrium diklofenak. Dilakukan perhitungan bobot serbuk yang setara dengan 10 mg Natrium diklofenak yaitu 44,615 mg. Tahap kedua yang dilakukan dalam analisis adalah pembuatan larutan stok Natrium diklofenak dengan kadar 200 μg/mL. Di laboratorium larutan Natrium dikolfenak yang tersedia adalah konsentrasi 1 mg/mL, sehingga dilakukan pengenceran terlebih dahulu. Pengenceran dilakukan dengan mengencerkan larutan Natrium diklofenak 1 mg/mL menjadi larutan Natrium diklofenak konsentrasi 200 μg/mL. Pelarut yang digunakan dalam pengenceran Natrium diklofenak adalah metanol karena dilihat dari sifat kelarutannya Natrium diklofenak bersifat larut dalam alkohol dan bebas larut dalam alkohol metil (Sweetman, 2009), Dilakukannya pengenceran agar mempermudah pemipetan saat pembuatan seri larutan standar Natrium diklofenak. Dalam penetapan kadar obat secara spektroskopi, diperlukan standar (baku) analit dengan berbagai konsentrasi dan ditentukan serapan masing-masing larutan tersebut. Jika data-data serapan larutan standar diplotkan, akan diperoleh sebuah garis lurus dengan slop positif melalui titik asal. Larutan dengan konsentrasi tidak diketahui (sampel) kemudian disiapkan dengan perlakuan yang sama persis dengan larutan standar, dan serapannya diukur pada panjang gelombang yang sama dengan larutan standar. Kemudian serapannya dibaca dari grafik kalibrasi dan dihitung konsentrasinya melalui persamaan regresi linier grafik kalibrasi. Larutan standar yang disiapkan secara terpisah dari sampel dengan cara ini dikenal sebagai standar eksternal (Cairns, 2004). Dalam penetapan kadar Natrium diklofenak yang dilakukan digunakan standar eksternal berupa larutan standar (baku) Natrium diklofenak. Standar eksternal merupakan metode standarisasi yang paling sering digunakan dalam berbagai analisis kuantitatif sehingga kurva hubungan yang dihasilkan disebut dengan kurva kalibrasi normal. Kelebihan dari penggunaan standar eksternal adalah proses perhitungan kadar analit dalam beberapa seri sampel dapat dilakukan dengan satu kurva kalibrasi standar sehingga sampel dalam jumlah besar dapat dihitung kadar analitnya dalam waktu yang lebih singkat (Harvey, 2000). Seri
larutan standar Natrium diklofenak dibuat dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 5 µg/mL; 9 µg/mL; 14 µg/mL; 19 µg/mL; 23 µg/mL dan 28 µg/mL. Penggunaan 6 variasi konsentrasi ini bertujuan untuk mendapatkan kurva kalibrasi yang baik, dimana diharapkan kesalahan pengukuran dapat dikurangi akibat penggunaan variasi yang sedikit. Kurva kalibrasi ini nantinya digunakan untuk memperoleh persamaan regresi linier yang dimanfaatkan untuk penetapan kadar sampel. Kurva kalibrasi menghasilkan persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi dan absorbansi.
Untuk membuat spektrum absorbansi natrium diklofenak dipilih salah satu konsentrasi seri larutan standar natrium diklofenak. Pada percobaan ini yang dipilih adalah konsentrasi 14 µg/mL karena konsentrasi ini merupakan konsentrasi yang tidak terlalu pekat dan tidak terlalu encer bila dibandingkan dengan konsentrasi seri standar. Seri larutan standar natrium diklofenak 14 µg/mL diukur absorbansinya pada rentang panjang gelombang visibel, yaitu 222 nm - 322 nm untuk mengetahui panjang gelombang maksimumnya. Panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang yang menunjukkan nilai absorbansi maksimum berdasarkan hasil pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis. Panjang gelombang maksimum tersebut digunakan untuk mencari absorbansi maksimum untuk konsentrasi larutan standar lainnya. Panjang gelombang maksimum digunakan karena pada panjang gelombang maksimum perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar sehingga kepekaannya juga maksimal, selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi dan kesalahan yang diakibatkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali (Gandjar dan Rohman, 2007). Sebelum dilakukan pengukuran absorbansi, dilakukan kalibrasi alat terlebih dahulu. Kalibrasi alat spektrofotometer penting dilakukan sebelum melakukan analisis untuk mengoreksi serapan yang disebabkan oleh pelarut, pereaksi, sel ataupun pengaturan alat. Kalibrasi dilakukan dengan penggunaan blanko, yaitu larutan yang berisi matrik selain komponen yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2007). Pada analisis ini blanko yang digunakan adalah metanol agar sama dengan
pelarut yang digunakan dalam melarutkan sampel, alasan lain digunakannya metanol karena daerah minimal yang memberikan tranparansi larutan metanol adalah 205 nm (Gandjar dan Rohman, 2012). Menurut pustaka dalam larutan asam, natrium diklofenak memiliki panjang gelombang maksimum 273 nm (A11=309b) dan pada larutan basa,diklofenak memiliki panjang gelombang maksimum 275 nm (A11=351b) (Moffat et al., 2011) sehingga metanol tidak mengganggu dalam proses penyerapan radiasi UV natrium diklofenak dan juga sifat methanol yang cenderung asam menyebabkan pengukuran absorbansi difokuskan pada panjang gelombang asam Natrium diklofenak.
Penentuan Absorbansi larutan standar Natrium diklofenak dilakukan pada panjang gelombang 222 nm - 322 nm dengan kelipatan pembacaan setiap panjang gelombang 3 nm sehingga absorbansi pada panjang gelombang 273 nm dapat terbaca. Berdasarkan data pengamatan, panjang gelombang maksimum untuk larutan Natrium diklofenak, hasil yang diperoleh sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa panjang gelombang maksimum larutan Natrium diklofenak pada suasana asam adalah 273 nm. Spektrum absorbsi seri larutan standar natrium diklofenak adalah sebagai berikut :
Gambar 8.3 Spektrum absorbsi seri larutan standar natrium diklofenak Pada panjang gelombang maksimum kepekaannya juga akan maksimum karena pada panjang gelombang maksimum tersebut perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar, dimana panjang gelombang
maksimum Natrium diklofenak di 273 nm memberikan nilai absorbansi maksimum sebesar 0,496.
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah pengukuran absorbansi masing-masing seri larutan standar pada panjang gelombang maksimum. Sebelumnya dilakukan kalibrasi alat dengan menggunakan larutan blanko berupa methanol. Dari hasil pengukuran larutan standar Natrium dikolefenak dengan konsentrasi 5 µg/mL; 9 µg/mL; 14 µg/mL; 19 µg/mL; 23 µg/mL dan 28 µg/mL; diperoleh nilai absorbansi berturut-turut yaitu 0,185; 0,326; 0,502; 0,694;0,820 dan 0,975. Selain itu, dilakukan juga pengukuran absorbansi tiga larutan sampel Natrium dikolefenak dan diperoleh nilai absorbansi larutan sampel Natrium dikolefenak sebesar 0,490; 0,557 dan 0,704. Berdasarkan nilai absorbansi tersebut dapat dilihat bahwa beberapa seri larutan standar dan sampel Natrium diklofenak yang dibuat sudah berada pada kisaran absorbansi yang di persyaratkan yaitu berkisar antara 0,2-0,8. Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2-0,8 atau 15%-70% jika dibaca sebagai transmitan. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (Gandjar dan Rohman, 2007).
Data absorbansi larutan standar dalam praktikum yang dilakukan telah memenuhi hukum Lambert-Beer yang menyatakan bahwa semakin besar konsentrasi, maka absorbansi akan meningkat atau dengan kata lain nilai absorbansi sebanding dengan nilai konsentrasi dari suatu senyawa yang diukur (Gandjar dan Rohman, 2007). Menurut Gandjar dan Rohman (2012), penyerapan (absorpsi) pada panjang gelombang UV dan visibel dipengaruhi oleh faktor kromofor, pelarut, suhu, ion-ion anorganik, serta pH.
Berdasarkan data absorbansi larutan standar Natrium diklofenak yang diperoleh dari hasil pengukuran secara spektrofotometri UV-Vis, dilakukan pembuatan kurva kalibrasi larutan standar dan persamaan regresi linear sehingga konsentrasi larutan sampel dapat dihitung dengan data absrobansi sampel dan persamaan regresi linear larutan standar tersebut. Data absorbansi larutan standar yang digunakan untuk pembuatan kurva kalibrasi adalah data yang menunjukkan absorbansi pada rentang 0,2-0,8 yaitu seri larutan standar 9, 14, dan 19 μg/mL. Berikut adalah kurva kalibrasi yang diperoleh:
Gambar 8.4 Kurva Kalibrasi larutan Seri Natrium Diklofenak
Berdasarkan kurva kalibrasi diatas, diperoleh persamaan regresi linier dari larutan standar Natrium diklofenak yaitu y = 0,036x - 0,007 dengan nilai R2 = 0,999. Suatu persamaan regresi linier dianggap valid apabila nilai nilai R lebih besar atau sama dengan 0,9. Persamaan regresi linier yang dihasilkan pada praktikum yang dilakukan memiliki nilai R lebih besar atau sama dengan 0,9 sehingga persamaan regresi linier dapat menjamin validitas dari hasil perhitungan konsentrasi sampel yang dilakukan.
Hasil penghitungan kadar Natrium diklofenak menggunakan persamaan regresi linier serapan dari larutan standar masing-masing senyawa pada panjang gelombang maksimumnya, diperoleh kadar Natrium diklofenak pada sampel 1 sampai 3 berturut-turut adalah 46,036 mg, 52,243 mg, dan 65,857 mg dalam tablet Natrium diklofenak. Pada perolehan kadar Natrium diklofenak, setiap sampel menghasilkan kadar yang berbeda secara bermakna dengan nilai standar deviasi 10,127 dan standar deviasi relatif 18,50 %. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan kurang tepat dan memiliki presisi rendah karena memiliki standar deviasi relatif kurang dari 2%. Semakin kecil standar deviasi relatif, maka metode yang digunakan semakin tepat (Gandjar dan Rohman, 2007). Selain nilai SD dan RSD, dilakukan pula perhitungan persen perolehan kembali untuk mengetahui akurasi dari metode yang digunakan. Persen perolehan kembali Natrium diklofenak berdasarkan hasil perhitungan ketiga
sampel berturut-turut adalah 91,13%; 104,49% dan 131,71%. Persen perolehan kembali merupakan parameter yang digunakan untuk menilai ukuran ketelitian (kedekatan hasil analisis dengan rata-ratanya atau nilai sebenarnya) dalam suatu metode analisis. Semakin kompleks tahap penyiapan sampel dan semakin sulit metode analisis yang digunakan, maka perolehan kembali yang diperbolehkan semakin rendah atau kisarannya semakin lebar. Salah satu pendapat menyatakan bahwa metode dikatakan teliti apabila nilai perolehan kembali-nya antara 95-105% (Gandjar dan Rohman, 2007). Sedangkan menurut jurnal acuan perolehan kembali pada penetapan kadar Natrium diklofenak dalam tablet dengan metode yang sama (metode pektrofotometri UV-Vis) adalah 101% (Pandey, 2013). Berdasarkan hasil perolehan kembali tersebut, maka metode yang digunakan kurang tepat karena persen perolehan kembali yang diperoleh pada praktikum ini berkisar antara 90 - 135%. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya perbedaan jenis dan merk instrumen yang digunakan pada pengukuran secara spektrofotometri. Pada penetapan kadar Natrium diklofenak yang dilakukan Pandey (2013), digunakan spektrofotometer UV-Vis Jasco Model V530 dengan double beam monchromator dan with spectral bandwidth of 1nm serta akurasi panjang gelombang ±0.3 nm. Sementara itu, pada penetapan kadar Natrium diklofenak yang dilakukan saat praktikum digunakan instrumen spektrofotometer Shimadzu. Setiap instrumen memiliki ketelitian yang berbeda-beda dalam proses pengukuran. Selain itu, kondisi percobaan seperti temperatur ruangan, kelembapan, dan intensitas cahaya juga dapat menyebabkan perbedaan hasil terhadap literatur tersebut. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu metode analisis perlu dilakukan optimasi kondisi percobaan agar sesuai dengan kondisi percobaan pada literatur yang digunakan sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang identik/serupa dengan literatur yang digunakan (Gandjar dan Rohman, 2007; Gandjar dan Rohman, 2012).
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Dalam uraian pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan mengenai akurasi dan presisi yang
merupakan contoh parameter validasi metode. Selain akurasi dan presisi, LOD (batas deteksi) dan LOQ (batas kuantifikasi) juga merupakan parameter validasi metode. LOD adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang dapat dideteksi dan masih memberikan respon signifikan dibanding dengan blanko (Harmita, 2004). Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai LOD Natrium diklofenak dari metode yang digunakan adalah sebesar 1,656 µg/mL. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah terkecil Natrium diklofenak yang masih memberikan respon signifikan dibanding blanko adalah sebesar 1,656 µg/mL. Apabila kadar Natrium diklofenak dalam sampel berada dibawah nilai LOD maka senyawa tersebut tidak dapat dideteksi dengan menggunakan metode yang dilakukan pada praktikum ini. Batas deteksi dapat ditentukan meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi (Gandjar dan Rohman, 2007). LOQ adalah kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi criteria sermat dan seksama (Harmita, 2004), sebagaimana LOD, perhitungan LOQ juga didasarkan pada simpangan baku residual dan slope kurva baku Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai LOQ Natrium diklofenak adalah sebesar 5,519 µg/mL.
IX. KESIMPULAN
1. Penentuan absorbansi panjang gelombang maksimum Natrium diklofenak.dilakukan pada panjang gelombang 222 nm - 322 nm. Berdasarkan data tersebut, didapat hasil panjang gelombang maksimum Natrium diklofenak pada panjang gelombang 273 nm dan memberikan nilai absorbansi maksimum sebesar 0,496.
2. Kadar Natrium diklofenak di dalam tiga sampel sediaan tablet berturut-turut adalah 46,036 mg, 52,243 mg, dan 65,857 mg.
3. Parameter validasi metode pada penetapan kadar Natrium diklofenak dalam sediaan tablet dengan metode spektrofotometri UV-Vis yakni regresi linier, standar deviasi, standar deviasi relatif, perolehan kembali, LOD dan LOQ. Dimana hasil yang didapat adalah persamaan regresi liniery = 0,036x - 0,007 dengan nilai r2 0,999, nilai standar deviasi sebesar 10,127, standar deviasi relatif sebesar 18,50%., perolehan kembali tiga
sampel berturut-turut adalah 91,13%; 104,49% dan 131,71%. LOD sebesar 1,656 µg/mL dan LOQ sebesar 5,519 µg/mL.