• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2011 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja tahun 2011 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran : Tersedianya data, informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah peta potensi sumberdaya lahan pertanian tingkat tinjau dan semi detail untuk pembukaan lahan sawah baru, lahan terlantar dan lahan terdegradasi, residu pestisida, status hara tanah, peta arahan lahan rawa, prediksi iklim,

kekeringan dan rawan banjir

15 Peta 20 133

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2011 BBSDLP berhasil menyelesaikan 20 peta atau 133% dari target 15 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/radar, peta geologi, peta DEMs, peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian dilakukan interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Interpretasi yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney Level, Kompas, GPS, Bor

Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang lainnya. Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke lapangan, tim mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara demikian pelaksanakan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan efektif. Dalam kegiatan di lapangan, setiap hari data yang diperoleh dari hasil pengematan lapang, selanjutnya diolah langsung oleh tim database dan GIS. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan, seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.

Secara lengkap rincian kegiatan dan peta-peta yang dihasilkan adalah: Tabel 8. Rincian Kegiatan dan Peta yang dihasilkan BBSDLP tahun 2011

JUDUL KEGIATAN OUTPUT

Penelitian dan Pengembangan

Identifikasi dan Evaluasi Potensi SDLP untuk Perluasan Areal Mendukung P2BN

1. Peta tanah detail skala 1:25.000 di daerah kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur 2. Peta kesesuaian lahan untuk padi sawah

skala 1:25.000 di daerah kabupaten Bulungan, Kaltim

3. Peta arahan rekomendasi lahan untuk perluasan areal/ pencetakan sawah baru skala 1:25.000 untuk pencetakan sawah baru kabupaten Bulungan, Kaltim

4. Peta tanah tinjau mendalam skala 1:100.000 daerah Sumatera Selatan

5. Peta kesesuaian lahan untuk padi sawah/tanaman pangan skala 1:100.000 6. Peta arahan pemanfaatan lahan yang

produktif dan berkelanjutan mendukung ketahanan pangan regional

Penelitian dan Pengembangan

Identifikasi dan Evaluasi Potensi SDLP Mendukung Pengembangan Kawasan Hortikultura

1. Peta wilayah potensial/sesuai untuk pengembangan tanaman hortikultura di Sulawesi Utara, skala 1: 50.000 s/d 1: 100.000

2. Peta wilayah rawan erosi skala 1: 50.000 s/d 1: 100.000 di Sulawesi Utara terutama wilayah sentra produksi hortikultura

3. Peta arahan/rekomendasi pengembangan tanaman hortikultura secara berkelanjutan di Sulawesi Utara

Pemetaan Potensi Sumber Daya Lahan Tingkat Tinjau Skala 1:250.000 seluas 2,5 juta Ha di Gorontalo dan Sulawesi Tengah

1. Peta Sumberdaya Tanah tingkat tinjau, skala 1: 250.000 wilayah Gorontalo dan Sulawesi Tengah

2. Peta Arahan Penggunaan Lahan untuk pengembangan pertanian (intensifikasi dan ekstensifikasi) skala 1:250.000

Penelitian dan Pengembangan

Identifikasi dan Evaluasi Potensi SDLP Lahan Terlantar dan Terdegradasi untuk Perluasan Areal Pertanian

Peta arahan pengembangan lahan untuk komoditas pertanian mendukung ketahanan pangan biofuel pada lahan terlantar dan terdegradasi di Kalbar, skala 1:250.000

Identifikasi dan Evaluasi Potensi SDLP untuk Pembangunan Pertanian di Kabupaten Pacitan

1. Peta tanah semi detil skala 1:50.000 di sebagian DAS Grindulu, Pacitan, Jatim 2. Peta kesesuaian lahan untuk berbagai

komoditas, skala 1:50.000

3. Peta arahan rekomendasi lahan untuk pengembangan pertanian berwawasan lingkungan

4. Peta detil kawasan rumah lestari di desa Kayen, Pacitan, Jatim.

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Lahan dan Pemupukan Meningkatkan Produktivitas Lahan > 15% Mendukung P2BN

Peta status hara P dan K dan peta C-organik tanah sawah skala 1:250.000 Provinsi Jawa Tengah dan DIY

Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya agroklimat dan hidrologi untuk mengantisipasi kelangkaan air

Peta wilayah prioritas penanganan kekeringan di lahan pertanian Pulau Sulawesi

Penelitian sumberdaya iklim dan air

untuk antisipasi perubahan iklim Peta Rawan Banjir dan Kekeringan DAS Jeneberang, DAS Saddang dan DAS Walanae Penelitian Teknologi Remediasi Lahan

Pertanian Tercemar untuk Mendukung P2BN dan Hortikultura

Peta residu pestisida POPs pada lahan pertanian di DAS Citarum

Seluruh output yang berupa peta sumberdaya lahan dihasilkan dari kegiatan-kegiatan penelitian yang dilaksanakan di satker BBSDLP, sedangkan peta P dan K, peta prioritas penanganan kekeringan, peta rawan banjir, dan peta residu pestisida POPs dihasilkan dari kegiatan penelitian satker Balittanah, Balitklimat, dan Balingtan. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan

perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi surveyor akan habis pada tahun 2016. Sementara itu rekrutmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985 Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekrutment SDM yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, dalam pelaksanaan kegiatan pemetaan tanah tahun 2011 dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey. Dengan semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu.

Contoh Peta-Peta yang dihasilkan pada TA 2011:

Gambar 1. Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kentang daerah MODASI – Sulawesi Utara

Gambar 2. Peta Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di Pacitan

Gambar 3. Peta Arahan Penggunaan Lahan untuk Pertanian daerah Gorontalo dan Sulawesi Tengah

Gambar 4. Peta desain tata letak Desa Puncak Jeringo, Kec. Suela, Kab. Lomtim

Gambar 6. Peta status hara P dan K tanah sawah di Propinsi Jawa Tengah

Tabel 9. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi pengelolaan SDL 12 teknologi 12 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2011 BBSDLP berhasil menghasilkan 12 teknologi teknologi pengelolaan SDL atau 100% dari target 12 teknologi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah berhasil, karena capaiannya 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan hasil dari kerja keras seluruh peneliti yang ada di Balittanah, Balingtan dan Balittra. Dengan dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan proposal.

Tabel 10 : Rincian Kegiatan dan output untuk menghasilkan 12 teknologi pengelolaan SDL

JUDUL KEGIATAN OUTPUT

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Lahan dan Pemupukan Meningkatkan Produktivitas Lahan > 15% Mendukung P2BN

Teknologi pengolahan tanah, pengelolaan air dan pupuk untuk mendukung peningkatan produktivitas padi dalam program P2BN

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Lahan Suboptimal untuk Meningkatkan Produktivitas Kedelai > 20% Mendukung Swasembaga Kedelai

Teknologi pengelolaan lahan suboptimal melalui penerapan pengelolaan hara secara terpadu dan konservasi tanah yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Lahan untuk Meningkatkan Produktivitas Hortikultura > 20% Mendukung Pengembangan Kawasan Hortikultura

Teknologi konservasi untuk menurunkan kehilangan hara pada pertanaman kubis

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Tanah di Lahan Kering Iklim Kering untuk Meningkatkan Produktivitas 20%

1. Komponen teknologi pemupukan pengelolaan tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan kering iklim kering > 20%

2. Komponen teknologi konservasi pengelolaan tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan kering iklim kering > 20%

Penelitian Teknologi Pemupukan untuk Mendukung Percepatan Peningkatan Produksi Padi

Teknologi Pemupukan untuk Mendukung Percepatan Peningkatan Produksi Padi

Penelitian dan Pengembangan Potensi Sumberdaya Hayati Tanah untuk Perbaikan Produktivitas Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan

1. Teknologi pemberdayaan agen hayati tanah untuk pemulihan kesuburan ultisols terdegradasi untuk produksi kedelai

2. Informasi model kesesuaian populasi hayati tanah dalam mendukung produktivitas tanah ultisol untuk produksi kedelai

3. Isolat biofertilizer tanah untuk kedelai pada ultisols

Penelitian Teknologi Remediasi Lahan

Pertanian Tercemar untuk Mendukung P2BN dan Hortikultura

Paket teknologi Bioremediasi lahan sayuran yang dapat menurunkan kadar residu pestisida POPs >20%

Batas kritis logam berat Cd untuk padi sawah

pada tanah vertisol Informasi batas kritis logam berat Cd untuk padi sawah tanah Vertisols Perbanyakan Benih untuk Lahan Rawa 40 ton benih Inpara yang tersebar pada

Tabel 11. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi pengelolaan sumberdaya iklim dan air dan teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim global

5 teknologi 7 140

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2011 BBSDLP berhasil menghasilkan 7 teknologi pengelolaan sumberdaya iklim dan air dan teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim global atau 140% dari target 5 teknologi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%. Secara lengkap rincian kegiatan dan teknologi yang dihasilkan adalah:

Tabel 12. Rincian Kegiatan dan output untuk menghasilkan 7 teknologi pengelolaan sumberdaya iklim & air dan teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim global

JUDUL KEGIATAN OUTPUT

Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya agroklimat dan hidrologi untuk mengantisipasi kelangkaan air

Model optimalisasi untuk meningkatkan pendayagunaan sumberdaya air pada lahan kering beriklim kering

Neraca karbon dan reduksi GRK>20% dari lahan pertanian mendukung mitigasi perubahan iklim

1. Rakitan teknologi pengelolaan padi di tanah mineral untuk menekan emisi GRK >25% 2. Rakitan teknologi pengelolaan padi di tanah

gambut untuk menekan emisi GRK >25% 3. Metodologi MRV GRK tanaman pangan pada

lahan sawah tanah mineral Penelitian dan pengembangan sistem

informasi agroklimat dan hidrologi untuk mendukung perencanaan pertanian

1. Sistem jaringan pengamatan dan sistem jaringan informasi iklim dan hidrologi near real time

2. Sistem informasi iklim dan hidrologi nasional yang telah diperbaharui.

Penelitian modifikasi iklim mikro dan teknik irigasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman

Teknologi pengelolaan air dan iklim mikro di rumah kasa untuk tanaman Tomat dan Paprika

Tabel 13. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 4

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah formula pupuk dan pembenah tanah 4 formula 6 150

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2011 BBSDLP berhasil menghasilkan 6 formula pupuk pembenah tanah atau 150% dari target 4 teknologi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 4 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%. Secara lengkap rincian kegiatan dan formula yang dihasilkan adalah:

Tabel 14. Rincian Kegiatan dan output untuk menghasilkan 6 formula pupuk dan pembenah tanah

JUDUL KEGIATAN OUTPUT

Penelitian Formulasi Pupuk, Pembenah Tanah, Desain Test Kit dan Perangkat Lunak Pengelolaan Tanah

1. Formula pupuk organik granul (POG) 2. Formula Pupuk organik curah (POCr) 3. Formula Pupuk NPK slow release 4. Formula NPK Si (NPK Silika)

5. Pembenah tanah BetaHumat & SP-50 Humat berukuran < 100µm

Penelitian Teknologi Remediasi Lahan Pertanian Tercemar untuk Mendukung P2BN dan Hortikultura

Formula urea yang berlapis arang aktif yang diperkaya mikroba pendegradasi POPs

Tabel 15. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 5

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan

sumberdaya lahan dan perubahan iklim global 6 Rekomendasi 11 183 Berdasarkan tabel di atas, sasaran untuk menghasilkan Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumberdaya lahan dan perubahan iklim global telah berhasil dicapai dengan tingkat capaian 183%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan buah dari kegigihan dari para peneliti senior yang dikoordinatori oleh para Profesor Riset di lingkup BBSDLP. Meskipun memiliki kegiatan yang sangat padat pada berbagai kegaiatan penelitian, akan tetapi tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk mengerahkan kekuatan intektualnya guna membahas,

merumuskan hingga menetapkan berbagai rekomendasi kebijakan terkait pemanfaatan sumberdaya lahan dan perubahan iklim global.

Secara lengkap rekomendasi-rekomendasi yang berhasil disusun adalah : 1. Arah dan strategi untuk percepatan reforma agraria (lahan untuk rakyat)

2. Optimalisasi pemanfaatan SDL dan reorientasi perluasan areal pertanian baru (ekstensifikasi)

3. Dilema pemanfaatan lahan gambut (eksisting dan perluasan areal)

4. Dampak LoI atau INPRES Moratorium pembukaan hutan alam primer dan lahan gambut (INPRES No. 10 Tahun 2011 tanggal 20 Mei 2011)

5. Kajian sinjak dan strategi pengintegrasian SLI, SLPHT, dan SLPP menjadi SL Pertanian dalam upaya percepatan arus informasi iklim dan teknologi SDL-Air.

6. Reorientasi dan pelurusan arah dan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan pupuk organic, decomposer, neutralizer, dll.

7. Pelurusan arah, strategi dan teknologi pemulihan kesuburan lahan sawah terdegradasi (soil fatique/soil sickness)

8. Kajian komprehensif pengembangan SRI-PTT

9. Arah, strategi dan kebijakan pewilayahan pupuk majemuk

10. Arah, strategi dan saran kebijakan pengembangan pupuk silica (pupuk majemuk bersilika) pada lahan sawah

11. Proyeksi kebutuhan pupuk 2035.

Tabel 16. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 6

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jenis perangkat uji tanah 3 jenis 3 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2011 BBSDLP berhasil menghasilkan 3 jenis perangkat uji tanah atau 100% dari target 3 teknologi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 6 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Secara lengkap rincian kegiatan dan jenis perangkat uji tanah yang dihasilkan adalah:

Tabel 17. Rincian Kegiatan dan output untuk menghasilkan 3 perangkat uji tanah

JUDUL KEGIATAN OUTPUT

Penelitian Formulasi Pupuk, Pembenah Tanah, Desain Test Kit dan Perangkat Lunak Pengelolaan Tanah

1. Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) yang sudah di launching

2. Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) 3. Prototype PUTS Digital

Tabel 18. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 7

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah software kalender tanam interaktif, dan EWS OPT tanaman pangan dan teknologi pengelolaan lahan

3 software 3 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2011 BBSDLP berhasil menghasilkan 3 software kalender tanam interaktif, dan EWS OPT tanaman pangan dan teknologi pengelolaan lahan atau 100% dari target 3 software. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 7 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Secara lengkap rincian kegiatan dan software kalender tanam interaktif, dan EWS OPT tanaman pangan dan teknologi pengelolaan lahan yang dihasilkan adalah: Tabel 19. Rincian Kegiatan dan output untuk menghasilkan 3 software kalender tanam

interaktif, dan EWS OPT tanaman pangan dan teknologi pengelolaan lahan

JUDUL KEGIATAN OUTPUT

Penelitian dan pengembangan sistem informasi agroklimat dan hidrologi untuk mendukung perencanaan pertanian

1. Sistem jaringan pengamatan dan sistem jaringan informasi iklim dan hidrologi near real time

2. Sistem informasi iklim dan hidrologi nasional yang telah diperbaharui Penelitian optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya agroklimat dan hidrologi untuk mengantisipasi kelangkaan air

Sistem peringatan dini OPT di sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura

Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output-output indikator kinerja sasaran 2 – 7 di atas antara lain: kondisi cuaca, keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, dan serangan hama dan penyakit. Khusus untuk penelitian pengembangan sistim informasi iklim dan hidrologi (telemetri) gangguan sinyal GSM menjadi kendala yang cukup menghambat.

Kendala cuaca antara lain menyebabkan terhambatnya pelaksanaan penelitian lapangan di Balittanah, Balittra dan Balingtan; serangan hama dan penyakit merupakan salah satu dampak negatif dari faktor cuaca yang menyebabkan terganggunya areal pertanaman percobaan. Gangguan sinyal GSM menyebabkan tidak lancarnya arus informasi dan penerimaan data terkait penelitian pengembangan sistim informasi iklim dan hidrologi (telemetri) di Balitklimat. Keterbatasan SDM berkualitas juga menjadi kendala bagi semua balit dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian, analisis laboratorium dan pengolahan data.

Untuk mengatasi kendala cuaca, bila areal pertanaman kekeringan karena terlambatnya musim hujan, digunakan air yang berasal dari embung seperti yang dilakukan pada penelitian di Tamanbogo dan Balingtan-Jakenan, atau dilakukan penyiraman secara manual seperti yang dilakukan di Balittra-Banjar Baru. Sedangkan jika areal pertanaman kelebihan air (tergenang) akibat hujan yang terus-menerus, dilakukan pembuatan saluran-saluran pembuangan dan atau digunakan varietas yang adaptif terhadap kekeringan maupun genangan seperti yang dilakukan di Balittra. Akibat musim yang berkepanjangan, menyebabkan mewabahnya serangan hama dan penyakit terhadap areal pertanaman seperti yang terjadi di Balingtan. Mengingat dampaknya yang cukup parah, maka pertanaman diulang.

Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di Balittanah keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh para penelliti terutama untuk membantu mengamati dan pelaksanaan perlakuan terhadap tanaman percobaan di rumah kaca maupun di lapangan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yakni dengan memaksimalkan SDM yang ada dan dengan cara menggunakan tenaga outsourching.

Tabel 20. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 8, 9 dan 10

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi mitigasi dan antisipasi perubahan

iklim 12 teknologi 21 175

Jumlah kalender tanam terpadu 4000 eks 4000 100

Berdasarkan tabel di atas, sasaran untuk menghasilkan Jumlah teknologi mitigasi dan antisipasi perubahan iklim, Jumlah kalender tanam terpadu, dan Jumlah Test Kit telah berhasil dicapai dengan tingkat capaian masing-masing 175%, 100% dan 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan buah dari kerjasama dan kegigihan seluruh unsur yang ada di lingkup BBSDLP. Bagaimana tidak, seluruh kegiatan untuk menghasilkan indikator kinerja tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat yakni dari bulan Oktober hingga Desember 2011. Kegiatan yang dilaksanakan melibatkan seluruh komponen baik peneliti maupun jajaran administrasi di seluruh satker lingkup BBSDLP. Peran kepala BBSDLP yang bertanggungjawab penuh terhadap kesuksesan pelaksanaan kegiatan, diperlihatkan dengan melakukan terlebih dahulu rapat koordinasi persiapan kegiatan dengan mengundang seluruh penanggungjawab kegiatan pada awal bulan Oktober. Dalam rapat tersebut dibahas secara detil mengenai kesiapan masing-masing tim/kegiatan baik yang menyangkut kesiapan teknis pelaksanaan penelitian, maupun yang administrasi dan keuangan. Seluruhnya diinstruksikan untuk dirancang secara akurat dan sesuai waktu yang tersedia dengan sasaran tercapainya output. Tim diminta untuk segera melakukan kegiatan penelitian dan melaporkan secara berkala setiap perkembangan kegiatan yang berjalan. Selama kegiatan berlangsung, berbagai kendala dan permasalahan yang ditemukan segera dilakukan upaya mengatasinya dengan cara memanggil penanggungjawab kegiatan pada rapat-rapat koordinasi yang dilaksanakan di sela-sela waktu yang sangat terbatas. Baik tim teknis yang bekerja di lapangan maupun administrasi yang bekerja di kantor, nyaris berkerja siang dan malam untuk memenuhi target penyelesaian yang telah ditetapkan. Dengan cara seperti itu terbukti seluruh kegiatan baik teknis maupun adminsitrasi dapat terselesaikan secara tepat waktu dengan tetap mengikuti peraturan yang berlaku.

Secara lengkap rincian kegiatan dan output yang dihasilkan dari indikator kinerja sasaran 8, 9 dan 10 tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Rincian Kegiatan dan output untuk menghasilkan Jumlah teknologi mitigasi dan antisipasi perubahan iklim, Jumlah kalender tanam terpadu, dan Jumlah Test Kit (yang dibiayai dana Realokasi 10%).

JUDUL KEGIATAN OUTPUT

Pengembangan Sistem Kalender Tanam Lahan Rawa Mendukung Pengembangan Lahan Rawa Sebagai Lumbung Pangan Alternatif Menghadapi Perubahan Iklim di P. Kalimantan

Kalender tanam lahan rawa untuk mendukung pengembangan lahan rawa sebagai lumbung pangan alternatif perubahan iklim di P. Kalimantan

Studi Kerentanan Petani dan Potensi Kerawanan Pangan Akibat Dampak Perubahan Iklim

Rekomendasi alternatif kebijakan yang diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif perubahan iklim terhadap pola musiman produksi pangan

Identifikasi Potensi Wilayah dan

Sumberdaya Lahan Prioritas Tinggi untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman pada Lahan Sawah dan Rawa di Indonesia

Dokumen terkait