Akuntabilitas Kinerja
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Persentase kualitas manajem en sumberd aya aparatur persen 79.03 65.74 83.18 Tinggi
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja yang ada terbagi ke dalam 1 (satu) sasaran strategis. Pada tahun 2015, indikator kinerja yang ada belum bisa memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 83.18% dari total indikator. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala, diantaranya dengan diberlakukannya moratorium penerimaan pegawai selama tahun 2015 sehingga formasi yang disusun tidak bisa dipenuhi.
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan Kepegawaian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:
III.2.1. Sasaran 1, Meningkatnya kualitas manajemen sumberdaya aparatur
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya kualitas manajemen sumberdaya aparatur terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja yaitu indikator kinerja Persentase kualitas manajemen sumberdaya aparatur.
kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai Pemerintah Daerah DIY untuk memperoleh kesempatan mendapatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam maupun di luar negeri.
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja*
No Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2015 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi 1. Persentase kualitas manajemen sumberdaya aparatur 79.03 65.74 83.18 78.96 83.26
Realisasi untuk capaian sasaran meningkatnya kualitas manajemen sumberdaya aparatur dengan indikator presentase kualitas manajemen sumber daya aparatur di tahun 2015 adalah sebesar 65.74% dari 79.03% dari yang ditargetkan. Ketidakberhasilan dalam indikator ini dikarenakan adanya kebijakan moratorium penerimaan pegawai dari pemerintah pusat selama tahun 2015, yaitu dengan adanya surat Menpan-RB RI Nomor B/2163/M.PAN-RB/06/2015 tanggal 30 Juni 2015.
Realisasi atas indikator ini tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan indikator kinerja ini baru dipergunakan di tahun 2015 sebagai amanat dari reviu renstra yang telah dilakukan di tahun 2015.
Indikator kinerja presentase kualitas manajemen sumber daya aparatur dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala serta mendapat dukungan dalam pencapaiannya. Berikut ini adalah faktor-faktor penghambat indikator kinerja presentase kualitas manajemen sumber daya aparatur :
1. Untuk tahun 2015, ketidaktercapaian indikator sasaran yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dikarenakan adanya kebijakan dari Pemerintah Pusat tentang pemberlakuan moratorium
tercapai. Kebijakan penundaan penambahan pegawai tahun 2015 sesuai surat Menpan-RB RI Nomor B/2163/M.PAN-RB/06/2015 tanggal 30 Juni 2015.
2. Untuk kesesuaian formasi dengan kompetensi individu belum bisa maksimal karena selama ini, pengukuran kompetensi hanya diperuntukkan bagi Pejabat eselon III yang telah memenuhi syarat dan akan menduduki jabatan yang lebih tinggi, sehingga kompetensi individu masing-masing pegawai belum bisa dirumuskan.
3. Untuk indikator kinerja dukungan, ketidaktercapaian dikarenakan kurangnya koordinasi serta terbatasnya anggaran yang akan, karena tidak semua kebutuhan bisa dipenuhi, sehingga dibuat skala prioritas untuk dapat mengakomodir setiap kebutuhan dukungan.
Sementara faktor pendukung dari indikator kinerja presentase kualitas manajemen sumber daya aparatur adalah :
1. Merencanakan untuk melakukan pengukuran kepada seluruh pegawai yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendapatkan data potret potensi pegawai yang lebih cepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Melakukan koordinasi dalam kaitannya dengan penataan pegawai untuk mendukung penataan pegawai yang sesuai dengan kompetensi serta kemampuan individu.
3. Perlu dilakukan koordinasi secara berkala untuk menetapkan prioritas program kegiatan dukungan sehingga semua bisa berjalan dengan lebih baik.
Laporan capaian anggaran pendukung sasaran menunjukkan keberhasilan yang sangat tinggi bila di rata-rata secara keseluruhan, baik program kegiatan yang
1. perencanaan dan pengadaan sumber daya aparatur dan 2. pengelolaan jabatan dan perpindahan aparatur.
Kendala yang dihadapi oleh program kegiatan tersebut adalah adanya kebijakan pusat yang menghentikan sementara penerimaan pegawai/moratorium di tahun 2015 dengan diterbitkannya surat Menpan-RB RI Nomor B/2163/M.PAN-RB/06/2015 tanggal 30 Juni 2015. Adanya keterbatasan waktu sehingga seleksi JPT tidak dilaksanakan di tahun 2015 ini, namun akan tetap dilaksanakan di tahun 2016. Pertimbangan yang diambil adalah sempitnya waktu bisa mempengaruhi obyektifitas sehingga pengisian jabatan tetap menggunakan sistem mutasi rotasi.
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target indicator kinerja persentase kualitas manajemen sumber daya aparatur serta solusi yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Penataan kelembagaan baru yang membutuhkan penanganan khusus dalam kaitannya dengan penataan pegawai yang ada.
Dengan adanya penataan kelembagaan baru, maka dilakukan juga penataan pegawai untuk mengisi kekosongan yang ada. Melakukan pembinaan, pengembangan serta peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan diklat teknis baik formal maupun informal.
2. Pengalihan guru serta tenaga administrasi SMU/SMK yang sebelumnya ada di Kabupaten/kota.
Pengalihan tenaga guru maupun administras dari SMU/SMK yang berasal dari Kabupaten/kota membutuhkan pendataan yang lebih teliti serta rinci untuk mendapatkan kepastian jumlah. Menyiapkan segala keperluan yang menjadi tanggung jawab Badan Kepegawaian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berupa menyiapkan sistem kepegawaiannya, pakaian dinasnya, kartu pengenalnya maupun mesin presensi yang nantinya digunakan dalam pengawasan pegawai.
Melakukan koordinasi tentang penerimaan pegawai dengan pihak-pihak terkait untuk dapat memenuhi formasi yang masih belum terisi yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Melakukan penghitungan ulang tentang formasi yang diperlukan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Adanya keharusan dalam pemilihan atau penempatan Jabatan Pimpinan Tinggi dengan menggunakan seleksi terbuka sebagai implementasi dari Undang-undang ASN.
Badan Kepegawaian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menyiapkan anggaran dalam kaitannya dengan seleksi terbuka, melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, serta menguatkannya dengan membuat regulasi yang mendukung kegiatan tersebut.