• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016

I. PENDAHULUAN

2.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016

Komoditas tanaman pangan terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Pencapaian produksi tanaman pangan masih difokuskan pada komoditas utama yaitu padi, jagung, dan kedelai. Sementara pencapaian komoditas lainnya merupakan bagian dari upaya diversifikasi pangan di Indonesia.

Target Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada Tahun 2016 yaitu mengamankan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan) dengan rincian : padi 93%, jagung 98%, kedelai 97%,

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Luas areal tanaman pangan aman dari gangguan OPT dan DPI, meliputi komoditas : - Padi 93,00 % 98,20 % 105,59 % - Jagung 98,00 % 98,62 % 100,63 % - Kedelai 97,00 % 96,79 % 99,79 % - Kacang Tanah 98,00 % 99,55 % 101,58 % - Kacang Hijau 98,00 % 99,63 % 101,66 % - Ubi Kayu 98,00 % 99,92 % 101,96 % - Ubi Jalar 98,00 % 99,79 % 101,83 % Mengamankan areal

pertanaman pangan dari serangan OPT dan terkena DPI

Realisasi (%)

kacang tanah 98%, kacang hijau 98%, ubi kayu 98% dan ubi jalar 98% dari luas pertanaman. Secara rinci, data luas serangan OPT utama, banjir dan kekeringan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Luas Areal Tanaman Aman dari OPT dan DPI

2.2.1. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Padi dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI

Luas areal pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 299.600 ha (puso: 85.291 ha) atau 1,80% dari total luas tanam padi seluas 16.628.432 ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas 16.328.832 ha atau mencapai 98,20% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (93%), maka capaian pengamanan areal pertanaman padi melebihi target sebesar 105,59%.

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso 1 Total Luas Tanam (Ha)

2 Luas OPT Utama (Ha) awal 426.622 4.539 27.812 291 3.797 5 2.744 5 888 0 3.538 175 388 0

Luas Pengendalian (Ha) Luas Sembuh (Ha)

Luas OPT Utama (Ha) akhir 149.390 4.539 10.842 291 1.519 5 967 5 594 0 613 175 170 0 3 Luas Terkena DPI (Ha) awal 363.962 80.752 123.763 37.448 22.646 10.853 2.020 8 0 0 0 8 421.904 3.582

- Banjir (Ha) 275.004 71.900 36.198 15.577 20.106 10.403 1.536 8 0 0 0 8 421.902 3.582 - Kekeringan (Ha) 88.958 8.852 87.566 21.871 2.540 450 483 0 70 0 199 0 3 0 Luas surut (Ha)

Luas pulih (Ha)

Luas Terkena DPI (Ha) akhir 150.210 80.752 57.024 37.448 15.683 10.853 935 166 215 33 41 3 31 30

- Banjir (Ha) 121.203 71.900 23.174 15.577 14.486 10.403 1.531 8 -412 0 -397 8 421.902 3.582 - Kekeringan (Ha) 29.007 8.852 33.850 21.871 1.197 450 418 0 31 0 124 0 3 0

4 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) awal790.584 85.291 151.575 37.739 26.442 10.858 4.763 13 888 0 3.538 182 422.292 3.582 5 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) akhir299.600 85.291 67.866 37.739 17.202 10.858 1.902 171 809 33 654 178 201 30 - Thd Total Luas Tanam (%) 1,80 0,51 1,38 0,77 3,21 2,03 0,45 0,04 0,37 0,02 0,08 0,02 0,21 0,03

397 4.351 218 0 75 0 104.499 27.559 5.427 35.694 1.536 101,67 5 65 39 831.037 96.453 99,63 99,92 99,79 101,96 101,83 1.064.926 277.232 22.519 16.970 6.901 2.277 0 1.777

- Thd Total Luas Tanam (%) 98,20 98,62 96,79 99,55 518.973 420.000 658 Capaian Kinerja 105,59 100,63 99,79 101,58 1.610 2.925

Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) 16.328.832 4.832.625

Ubi kayu Ubi jalar

16.628.432 4.900.492 536.176 421.902 219.684 831.692 96.655 Kacang tanah

No Uraian Padi Jagung Kedelai

218.875 Kacang hijau 2.983 295 412

2.2.2. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Jagung dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI

Luas areal pertanaman jagung yang terkena serangan OPT utama, banjir

dan kekeringan seluas 67.866 ha (puso: 37.739ha) atau 1,38%dari total

luas tanam jagung seluas 4.900.492 ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat

diamankan dari OPT dan DPI seluas 4.832.626ha atau mencapai 98,62%

dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (98%), maka capaian pengamanan areal pertanaman jagung melebihi target sebesar 100,63%.

2.2.3. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kedelai dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI

Luas areal pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 17.202 ha (puso: 10.858 ha) atau 3,21% dari total luas tanam kedelai seluas 536.176 ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas 518.974 ha atau mencapai 96,79% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kedelai melebihi target sebesar 99,79%.

2.2.4. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Tanah dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI

Luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 1.902 ha (puso: 171 ha) atau 0,45% dari total luas tanam kacang tanah seluas 421.902 ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas 420.000 ha atau mencapai 99,55% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kacang tanah melebihi target sebesar 101,58%.

2.2.5. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Hijau dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI

Luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 809 ha (puso: 33 ha) atau 0,37% dari total luas tanam kacang hijau seluas 219.684 ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas 218.875 ha atau mencapai 99,63% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman kacang hijau melebihi target sebesar 101,67%.

2.2.6. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Ubi Kayu dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI

Luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 654 ha (puso: 178 ha) atau 0,08% dari total luas tanam ubi kayu seluas 831.692 ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas 831.037 ha atau mencapai 99,92% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi kayu melebihi target sebesar 101,96%.

2.2.7. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Ubi Jalar dari Serangan OPT Utama dan Terkena DPI

Luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena serangan OPT utama, banjir dan kekeringan seluas 201 ha (puso: 30 ha) atau 0,21% dari total luas tanam ubi jalar seluas 96.653 ha. Dengan adanya upaya pengendalian OPT dan DPI selama tahun 2016, areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI seluas 96.453 ha atau mencapai 99,79% dari total luas tanam. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 (97%), maka capaian pengamanan areal pertanaman ubi jalar melebihi target sebesar 101,83%.

2.3. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI

Dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi, perlindungan tanaman pangan sesuai dengan tugas dan fungsinya menetapkan indikator kinerja perlindungan tanaman pangan yaitu penerapan pengendalian hama terpadu (PPHT), penerapan penangan DPI (PPDPI), dan gerakan pengendalian. Sasaran pengamanan produksi adalah 93% luas areal tanam padi, 98% areal tanam jagung, 97% areal tanam kedelai, 98% areal tanam kacang tanah, 98% areal tanam kacang hijau, 98% areal tanam ubi kayu, dan 98% areal tanam ubi jalar aman dari gangguan OPT dan DPI dapat tercapai dengan menerapkan budidaya tanaman sehat.

Pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi dilakukan dengan dukungan anggaran pusat APBN maupun anggaran Dekonsentrasi. Beberapa kegiatan utama yang dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran kinerja pada tanaman pangan, sebagai berikut:

1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan pengendalian OPT yang berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan antara lain penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati, penanaman tanaman refugia sebagai mikro habitat musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PPHT Skala Luas (PPHT-SL) diantaranya menurunkan intensitas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi pestisida kimia/sintetis, meningkatkan produktivitas, meningkatkan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, meningkatkan populasi musuh alami, dan meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Diharapkan kegiatan PPHT dapat membudaya di masyarakat, pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, ekosistem terjaga dan produk pangan aman bagi kesehatan. a. Penerapan PHT Serealia (padi dan Jagung)

Kegiatan PPHT SL pada tanaman padi dialokasikan sebanyak 556 unit, total hamparan seluas 13.900 Ha, tersebar di 31 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp. 24.733.127.000,-. Pada tanaman jagung dialokasikan sebanyak 31 unit, total hamparan seluas 465 ha, tersebar di 31 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.087.510.000,-.

Dengan adanya penghematan anggaran pada saat kegiatan sedang berjalan menyebabkan keluaran/output kegiatan PPHT padi bervariasi sebagai berikut: 1) kegiatan dilaksanakan sampai selesai; 2) kegiatan dilaksanakan tidak sampai selesai; 3) kegiatan tidak dilaksanakan. Realisasi fisik PPHT SL Padi sebanyak 539 unit seluas 13.475 ha atau 96,94% dari rencana 556 unit seluas 13.900 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 21.591.472.000,- atau 99,20% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 21.766.599.000,-. Realisasi fisik PPHT SL Jagung sebanyak 28 unit seluas 420 ha atau 90,32% dari rencana 31 unit seluas 465 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 816.568.000,- atau 94,12% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 867.602.000,-.

Gambar 1. Penerapan PHT Serealia Menggunakan Tanaman Refugia

b. Penerapan PHT Kedelai

Kegiatan Penerapan PHT pada tanaman kedelai dialokasikan sebanyak 21 unit, total hamparan seluas 210 ha tersebar di 8 Provinsi (Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara).

Realisasi fisik PPHT Kedelai sebanyak 19 unit seluas 190 ha atau 90,48% dari rencana 21 unit seluas 210 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 402.587.000 ,-atau 99% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 406.651.000,-.

Perbandingan realisasi fisik dan anggaran pada kegiatan PPHT padi, jagung, dan kedelai dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 1. Realisasi fisik dan anggaran kegiatan PPHT Tahun 2016

2. Penerapan Penanganan DPI (PPDPI)

Penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI) dapat dilakukan melalui strategi antisipasi, adaptasi dan mitigasi. Kegiatan adaptasi dalam penanganan dampak perubahan iklim (banjir/kekeringan) antara lain Kalender Tanam (pola tanam berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air irigasi), Varietas Unggul Baru yang adaptif (toleran kegaraman, tahan kering, umur genjah dan tahan genangan), startegi pengelolaan sumber daya air (teknologi identifikasi potensi ketersediaan air, teknologi panen hujan dan aliran permukaan, teknologi prediksi curah hujan dan teknologi irigasi) serta strategi pengelolaan sumber daya lahan/tanah seperti pemupukan. Upaya adaptasi tersebut diatas dapat pada diterapkan atau menjadi pilihan untuk penanganan DPI yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat (spesifik lokasi).

Realisasi fisik PPDPI sebanyak 29 unit seluas 290 ha atau 90,63% dari rencana 32 unit seluas 320 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.023.000,- atau 97,55% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 1.048.734.000,-.

Gambar 2. Penanganan DPI pada Lahan Pertanaman Padi

3. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT) Gerakan pengendalian OPT adalah salah satu upaya cepat mengendalikan SPOT serangan OPT untuk mengantisipasi meningkatnya intensitas serangan OPT serta menstimulasi pemerintah daerah dan petani agar dapat melakukan gerdal secara massal dan dalam areal hamparan yang luas. Gerakan pengendalian OPT dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan melibatkan petugas dari Dinas Pertanian Propinsi, UPTD-BPTPH, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, aparat kecamatan, kelurahan, petani, dan instansi/aparat terkait, serta stakeholders.

a. Gerakan Pengendalian OPT Serealia (Padi dan Jagung)

Gerakan pengendalian OPT Padi direncanakan sebanyak 562 kali dengan luas hamparan 22.480 ha, tersebar di 31 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp. 13.360.017.000,-. Gerakan pengendalian bersama TNI direncanakan sebanyak 19 kali seluas 760 ha. Gerakan pengendalian OPT jagung direncanakan 104 kali dengan luas hamparan 3.120 ha, tersebar di 22 provinsi dengan pagu anggaran sebesar Rp. 2.391.981.000,-.

Realisasi fisik gerdal padi sebanyak 424 kali seluas 16.960 ha atau 75,44% dari rencana 562 kali seluas 22.480 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 9.293.444.000,- atau 99,77% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 9.315.119.000,-. Realisasi gerdal OPT padi

bersama TNI sebanyak 9 kali seluas 360 ha atau 47,37% dari rencana 19 kali seluas 760 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 918.275.000,- atau sebesar 99,54% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 922.555.000,-.

Realisasi fisik gerdal OPT jagung sebanyak sebanyak 62 kali seluas 1.860 ha atau 59,62% dari rencana 104 kali seluas 3.120 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.431.356.000,- atau 99,64% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 1.436.546.000,-

b. Gerakan Pengendalian OPT Kedelai

Gerakan pengendalian OPT kedelai direncanakan sebanyak 50 kali dengan luas hamparan 750 ha, tersebar di 18 provinsi. Realisasi fisik gerdal OPT kedelai sebanyak 29 kali seluas 435 ha atau 58% dari rencana 50 kali seluas 750 ha, realisasi anggaran sebesar Rp. 571.695.000,- atau 99,47% dari pagu anggaran setelah penghematan sebesar Rp. 574.752.000,-.

Perbandingan realisasi fisik dan anggaran pada kegiatan Gerakan Pengendalian dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 2. Realisasi fisik dan anggaran kegiatan Gerdal Tahun 2016

4. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan

Terlaksananya tugas dan fungsi POPT sebagai ujung tombak perlindungan tanaman pangan, sangat menentukan berhasil tidaknya visi dan misi yang diemban oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan khususnya dan program kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan umumnya. Berbagai permasalahan yang dihadapi antara lain semakin berkurangnya tenaga POPT akibat terjadinya pemekaran wilayah di berbagai daerah, sebagian

besar POPT akan memasuki masa pensiun, terjadinya mutasi dan alih tugas ke instansi lain.

Menyikapi hal tersebut, tugas dan fungsi POPT sebagai SDM di lapangan sangat memerlukan penyegaran dan peningkatan kualitas dalam banyak hal. Untuk mendukung peningkatan kualitas dan kinerja POPT-PHP telah dilaksanakan kegiatan Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan

Tanaman Pangan yang bertujuan membekali POPT-PHP dalam

melaksanakan tupoksinya serta mengoptimalkan kinerja POPT-PHP. Kegiatan tersebut dilaksanakan di tiga wilayah yaitu Wilayah Barat (Padang), Tengah (Mataram), dan Timur (Makassar) masing-masing dalam dua tahap.

a. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah Barat

Kegiatan dilaksanakan di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat yang dihadiri oleh POPT-PHP berasal dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat. Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Universitas Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

− Tahap I dilaksanakan tanggal 28 Maret 2 April 2016, dengan peserta

sejumlah 100 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp. 479.146.550,- atau 98,26% dari pagu anggaran sebesar Rp. 487.649.000,-.

− Tahap II dilaksanakan tanggal 18 23 April 2016, dengan peserta

sejumlah 105 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp. 464.670.550,- atau 97,93% dari pagu anggaran sebesar Rp. 474.475.000,-.

b. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah Tengah

Kegiatan dilaksanakan di Hotel Lombok Raya, Mataram yang dihadiri oleh POPT-PHP berasal dari Provinsi Banten, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Universitas Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat.

− Tahap I dilaksanakan tanggal 22-27 Maret 2016, dihadiri oleh 74 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran Rp.452.274.400,- atau 99,51% dari pagu anggaran sebesar Rp.454.473.000,-.

− Tahap II dilaksanakan tanggal 11-16 April 2016 dihadiri oleh 73 orang POPT-PHP. Realisasi anggaran sebesar Rp.438.026.900,- atau 99,52% dari pagu anggaran sebesar Rp.440.120.000,-.

c. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanaman Pangan Wilayah Timur

Kegiatan dilaksanakan di Hotel Clarion, Makassar yang dihadiri oleh POPT-PHP berasal dari Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut berasal dari lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, Universitas Brawijaya, serta Pemandu Lapangan I dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

− Tahap I dilaksanakan tanggal 7 12 Maret 2016, dihadiri oleh 77

orang POPT PHP. Realisasi anggaran Rp. 558.944.250,- atau 99,81% dari pagu anggaran sebesar Rp. 559.990.000,-.

− Tahap II dilaksanakan tanggal 4 9 April 2016, dihadiri oleh 80

orang POPT-PHP. Realisasi anggaran Rp. 558.067.000,- atau 99,76% dari pagu anggaran sebesar Rp. 559.376.000,-.

Gambar 3. Penyegaran Petugas Lapangan Perlindungan Tanam Pangan Wilayah Barat, Tengah dan Timur

Dokumen terkait