BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
E. Evaluasi dan Pembahasan
Process Costing
1. Evaluasi terhadap Perhitungan Biaya Bahan Baku
Perhitungan biaya bahan baku yang telah dilakukan olehPerusahaan Santa Maria Boro sudah tepat. Biaya bahan baku dihitungberdasarkan kuantitas bahan baku yang digunakan dikalikan denganhargaperolehan bahan baku yang digunakan untuk masing-masingpesanan.
2. Evaluasi terhadap Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang telah dilakukan olehPerusahaan Santa Maria Boromenghitung biaya tenaga kerja langsung dihitung dengan mengalikan setiap kuantitas dengan sistem upah dan sesuai kebutuhan pada bagiannya masing-masing.
3. Evaluasi terhadap Perhitungan Biaya OverheadPabrik
Perhitungan biaya overhead pabrik yang telah dilakukan oleh Perusahaan Santa Maria Broro kurang tepat, karena belum memasukan item- item akun sesuai metode process costing. Tetapi setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan pembebanan tarif biayaoverhead pabrik yang ditentukan di muka dengan dasar biaya jam mesin, terdapat selisih biaya overhead pabrik antara perusahaan denganmetode process costing. Untuk menentukan selisih biayaoverhead pabrik ditentukan dimuka dengan membandingkanantara biaya overhead pabrik dibebankandimuka dengan biayaoverheadpabrik yang sesungguhnya baik untuk pesanan selimut.
Data tersebutdapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.14Selisih Biaya OverheadPabrik Perusahaan dengan Metode Process
Costingpesanan selimut 1.320 unit (dalam Rp) Biayaoverheadpabrik
pada perusahaan
Biayaoverheadpabrik dengan MetodeProcess
Costing
Selisih
44.800.138 49.075.116 4.274.978
Sumber: Pertenunan Santa Maria Boro, 2015
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat selisih pada pembebanan biaya overhead pabrik dibebankan dimuka untuk pesanan selimut adalah sebesar Rp4.957.879.Selisih tersebut harus dibebankan ke dalam harga pokok produksi pesanan selimut agar mendapatkan harga pokok produksi yang tepat. Selisih yang terjadi disebabkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria tidak menggunakan tarif yang ditentukan dimuka dengan dasar pembebanan tertentu, melainkan berdasarkan taksiran dari biaya bahan baku periode sebelumnya, sedangkan metode process costing menggunakan dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka
4. Pembahasan perbedaan penghitungan harga pokok produksi menurut
perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dengan metode Process
Costing
Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro melakukan produksi sesuai dengan pesanan yang diterima dari pelanggan. Penulis menngunakan metode process costinguntuk menghitung harga pokok produksi selama tahun 2015. Menurut akuntansi biaya penghitungan harga pokok produksi pada perusahaan masih kurang tepat karena penghitungan biaya overhead hanya berdasarkan taksiran biaya pada periode sebelumnya dan tidak menggunakan tarif pembebanan dimuka.
Penghitungan harga pokok produksi menurut perusahaan lebih rendah daripada penghitungan menggunakan metode process costing akibatnyasecara audit laba yang dicatat perusahaan lebih tinggi dari sebenarnya. Perusahaan menghitung total biaya produksi sebesar Rp85.576dengan harga jual yang ditetapkan perusahaan sebesar Rp116.000/unit sehingga laba yang dicatat perusahaan adalah sebesar Rp30.424. Sedangkan menurut penghitungan dengan metode process costingtotal biaya produksi sebesar Rp88.815 dengan harga jual yang ditetapkan Rp116.000/unit sehingga laba yang dicatat hanya sebesar Rp27.185. Oleh karena itu semisalnya perusahaan menetapkan target laba sebesar Rp30.000 maka dengan penghitungan harga pokok produksi menurut
perusahaan target laba tersebut tampak telah tercapai padahal menurut penghitungan metodeprocess costing target laba tersebut belum tercapai.
Dari kasus ini pula menurut akuntansi manajemen berkaitan dengan pengambilan keputusan oleh manajemen, karena target perusahaan seolah- olah terpenuhi ada kemungkinan manajemen tidak merencanakan dan melakukan perbaikan untuk waktu yang akan datang sedangkan melalui penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode process costing ini target laba yang diinginkan perusahaan belum tercapai dengan demikian manajemen seharusnya akan merencanakan dan melakukan perbaikan. Jika informasi yang disajikan kurang akurat maka dapat mempengauhi pengambilan keputusan yang kurang tepat juga bagi perusahaan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Besarnya harga pokok produksi pada pembuatan selimut yang ditetapkan oleh Pertenunan Santa Maria Boro berbeda dengan metode process costing.Hal ini disebabkan oleh perbedaan prosedur atau penentuan biaya overhead pabrik.Caraperhitungan biaya overhead pabrik pada perusahaan dan menurut metode process costingberbeda sehingga hasil perhitungannya berbeda.Terjadi perbedaan selisih antara perhitungan harga pokok perusahaan menurut perusahaan dan menurut metode process costing sebesar Rp4.274.978.Perbedaan selisih tersebut disebabkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria tidak berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dengan dasar pembebanan tertentu, melainkan berdasarkan taksiran dari overhead periode sebelumnya, sedangkan metode process costing menggunakan dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing- masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
B. Keterbatasan
1. Dalam penelitian ini penulis tidak memperhitungkan produk cacat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan hampir tidak ada produk cacat dalam pkegiatan produksi.
2. Kurang lengkapnya data dari tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dimiliki perusahaan sehingga penulis harus mengolah kembali dokumen yang dimiliki perusahaan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis akan memberikan saran- saran yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai alat pertimbangan sehingga dapat menghitung harga pokok produksi dengan lebih tepat dan meningkatkan keuntungan. Berikut adalah beberapa saran penulis:
1. Perusahaan Pertenunan Santa Maria sebaiknya melakukan pengecekan dan penghitungan kembali data yang kurang untuk menghitung biaya seluruh biaya produksi sehingga tidak ada biaya yang tidak dimasukkan ke dalam hitungan biaya produksi.
2. Sebaiknya perusahaan menggunakan biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan metode process costingyaitu dengan perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimukasehingga dapat menghasilkan penentuan harga pokok produksi yang akurat dan tepat.
3. Dalam penghitunan biaya overhead untuk setiap unitnya sebaiknya perusahaan melakukan pengalokasian biaya untuk pelumas, listrik, bahan bakar, dan biaya perawatan mesin agar biaya overhead pabrik untuk setiap unitnya dapat diketahui secara lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007.Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Jakarta.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya:Teori& Aplikasi. Graha Ilmu, Jakarta.
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Daljono.2004. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. BP Universitas Diponegoro, Semarang.
Handayani, Yunita. 2010. Evaluasi Penentuan HPP Dengan Metode Job Order Costing Pada Pradan Furniture Srakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Lestari, Budi A. 2012. Evaluasi Penetapan HPP Roti Pada UKM Saudara Banyumanik.Jurnal. Universitas Dian Nuswanto, Semarang.
Mulyadi. 2005.Akuntansi Biaya. Edisi 5. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Prasanti, Evi. 2010.Evaluasi Penentuan HPP Pada Perusahaan Handuk Lumintu. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Riwayadi.2014.Akuntansi Biaya:Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto. 2006.Akuntansi Manajemen. Grasindo, Jakarta.
Salman, Riza K. 2013.Akuntansi Biaya: Pendekatan Product Costing. Cetakan 1. Akademia Permata, Jakarta.
Siregar, Baldric,Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari dan Nurofik. 2013.Akuntansi Biaya. Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta Selatan.
Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, edisi 2. Cetakan 18. BPFE UGM, Yogyakarta.
Supriyono, RA. 2007. Akuntansi Manajemen, edisi 2. Cetakan 13. BPFE UGM, Yogyakarta.
Surjadi, Lukman.2013.Akuntansi Biaya.PT Indeks, Jakarta.