• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi penentuan harga pokok produksi dengan metode process costing : studi kasus pada perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi penentuan harga pokok produksi dengan metode process costing : studi kasus pada perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING

(Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro)

Matius Ferdy Saputra NIM: 112114078 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi menurut perhitungan perusahaan dengan metode process costing. Penulis membandingkan carapenghitungan harga pokok produksi yang dilakukan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dengan metode process costing.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan caramendeskripsikan harga pokok produksi Pertenunan Santa Maria Boro, yang kemudian akan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode process costing.

Hasil analisis menunjukkan bahwa penghitungan biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja langsung didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi. Biaya overhead pabrik dihitungberdasarkan perkiraan yang dibuat oleh perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik ditentukan di muka sehingga terdapat selisih pada pembebanan biaya overhead pabrik.

(2)

ABSTRACT

EVALUATION OF DETERMINATION OF COST OF

PRODUCTIONMETHOD PROCESS COSTING

(Case Study at Santa Maria Boro Weaving Company) Matius Ferdy Saputra

NIM: 112114078 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The research objective is to determine differences in the cost of goods manufactured according to company calculations with process costing method. The reseacher compares the method of calculating the cost of production of the Company's Weaving Santa Maria Boro with process costing method.

Data collection techniques in this study of interviews and documentation. Data analysis was carried out by describing the cost of production Weaving Santa Maria Boro, which will then be compared with the calculation of the cost of production according to the method of process costing.

The analysis showed that the calculation of the cost of materials and direct labor costs based on actual costs. Factory overhead costs are calculated based on estimates made by the company. Weaving Company Santa Maria Boro does not use overhead costs rates determined in advance so that there is a difference in calculation factory overhead costs.

(3)

EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

DENGAN METODE

PROCESS COSTING

Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Matius Ferdy Saputra 112114078

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto

Jangan Tunda Sampai Besok Apa Yang Bisa Dikerjakan Hari Ini.

(Ferdy Saputra)

Karena Itu, Saudara-saudaraku yang Terkasih, Berdirilah Teguh,

Jangan Goyah, dan Giatlah Selalu dalam Pekerjaan Tuhan!

Sebab Kamu Tahu, Bahwa dalam Persekutuan

dengan Tuhan Jerih Payahmu Tidak Sia-sia.

1 Korintus 15 : 58

Kupersembahankan Skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus yang selalu menjawab doaku

Bapakku Andres Djoko dan Ibuku Anastasia Rodiah

Adikku Thomas Dwi Oktarino

Teman dekatku Pramesti Wardani

Sahabat-sahabatku

(7)
(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala

limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya yang selalu menyertai saya, sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas

Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, banyak

pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan yang

tidak terhingga dari:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan

kepribadian penulis.

2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli H, M.Si., Ak, QIA., CA selaku Dosen Pembimbing

Akademik, Dosen MPT, dan Dosen Pembimbing Skripsi atas bimbingan dan

pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini.

3. Segenap Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma atas

bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama dibangk kuliah, serta Staff

Sekretariat Fakultas Ekonomi atas bantuan dalam pengurusan administrasi.

4. Buder Petrus Sutimin FC sebagai Pemimpin Pertenunan Santa Maria Boro yang

telah menerima dan memberikan informasi kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ...xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK... xv

ABSTRACT... xiv

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Akuntansi Biaya... 5

1. Pengertian Akuntansi Biaya ... 5

2. Siklus Akuntansi Biaya ... 5

(12)

B. Konsep Biaya ... 7

1. Pengertian Konsep Biaya... 7

2. Klasifikasi Biaya... 8

3. Elemen Biaya Produksi ... 11

C. Harga Pokok Produksi ... 16

1. Pengertian Harga Pokok Produksi ... 16

2. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi ... 16

3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi... 18

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi... 21

5. Metode Harga Pokok Proses... 22

D. Harga Pokok Penjualan... 25

1. Pengertian Harga Pokok Penjualan ... 25

2. Struktur Harga Pokok Penjualan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 28

C. Objek dan Subjek Penelitian... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Data yang Diperlukan ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 32

A. Sejarah Perusahaan... 32

B. LokasiPerusahaan…………...34

C. Tujuan Perusahaan………...34

D. Permodalan..………... 35

E. Struktur Organisasi Perusahaan ... 37

F. Personalia ... 40

G. Produksi ... 43

(13)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 48

A. Deskripsi Data Penelitian ... 48

B. Penentuan Harga Pokok Produksi oleh Pertenunan Santa Maria ... 50

C. Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk pesanan selimu tpada Perusahaan Santa Maria Boro menurut MetodeProcess Costing... 59

D. Perhitungan Perbandingan Harga Pokok Produksi menurut Perusahaan dengan MetodeProcess Costing... 67

E. Evaluasi dan Pembahasan HargaPokokProduksiuntukPesananSelimutMenurut Perusahaan Santa Maria BorodenganMetodeProcess Costing………..68

BAB VI PENUTUP... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran……… ... 74

C. Keterbatasan ... 75

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Perbandinganlangkah-langkahpenentuanhargapokokproduksi ... 49

Tabel 5.2 Biaya bahan baku Pertenunan Santa Maria tahun 2014 ... 52

Tabel 5.3 Biaya tenaga kerja langsung Pertenunan Santa Maria tahun 2014... 53

Tabel 5.4 Biayaoverheadpabrik Pertenunan Santa Maria tahun 2014 ... 55

Tabel 5.5 Realisasi Volume Produksi Pertenunan Santa Maria ... 56

Tabel 5.6 Biaya depresisasi Pertenunan Santa Maria... 58

Tabel 5.7 Perhitungan biaya pokok produksi Pertenunan Santa Maria... 58

Tabel 5.8 Biaya bahan baku menurutProcess Costing... 60

Tabel 5.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung menurutProcess Costing... 63

Tabel 5.10Taksiran Biaya Overhead Pabrik... 63

Tabel 5.11 Rincian Alokasi Jam Operasi Mesin ... 65

Tabel 5.12 Perhitungan biaya pokok produksiProcess Costing... 66

Tabel 5.13AnalisisSelisihHargaPokokProduksi ... 68

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus akuntansi biaya ... 6

(16)

ABSTRAK

EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODEPROCESS COSTING

(Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro)

Matius Ferdy Saputra NIM: 112114078 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi menurut perhitungan perusahaan dengan metode process costing. Penulis membandingkan carapenghitungan harga pokok produksi yang dilakukan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dengan metodeprocess costing.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan caramendeskripsikan harga pokok produksi Pertenunan Santa Maria Boro, yang kemudian akan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metodeprocess costing.

Hasil analisis menunjukkan bahwa penghitungan biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja langsung didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi. Biaya overhead pabrik dihitungberdasarkan perkiraan yang dibuat oleh perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik ditentukan di muka sehingga terdapat selisih pada pembebanan biaya overhead pabrik.

(17)

ABSTRACT

EVALUATION OF DETERMINATION OF COST OF

PRODUCTIONMETHOD PROCESS COSTING

(Case Study at Santa Maria Boro Weaving Company)

Matius Ferdy Saputra

NIM: 112114078 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The research objective is to determine differences in the cost of goods manufactured according to company calculations with process costing method. The reseacher compares the method of calculating the cost of production of the Company's Weaving Santa Maria Boro with process costing method.

Data collection techniques in this study of interviews and documentation. Data analysis was carried out by describing the cost of production Weaving Santa Maria Boro, which will then be compared with the calculation of the cost of production according to the method of process costing.

The analysis showed that the calculation of the cost of materials and direct labor costs based on actual costs. Factory overhead costs are calculated based on estimates made by the company. Weaving Company Santa Maria Boro does not use overhead costs rates determined in advance so that there is a difference in calculation factory overhead costs.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini banyak perusahaan bersaing untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya. Agar dapat mempertahankan

kelangsungan usahanya, perusahaan dituntut untuk selalu memperoleh laba

yang optimal bagi perusahaan.

Selain dituntut untuk memperoleh laba, perusahaan juga harus bersaing

untuk mendapatkan pangsa pasar (konsumen). Oleh karena itu perusahaan

diharapkan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang

rendah agar dapat terjangkau dan memuaskan konsumen serta mendapatkan

pangsa pasar yang lebih besar. Untuk menjamin agar perusahaan mampu

menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan membutuhkan informasi

biaya produksi yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga pokok

(Mulyadi 2005: 10).

Dengan mengetahui harga pokok produksi maka manajemen perusahaan

dapat menentukan harga jual produksi yang ada, maka keinginan masyarakat

untuk memperoleh produk dengan harga rendah dapat terealisasi dan

perusahaan tetap memperoleh laba dari kegiatan produksi perusahaan.Dalam

kegiatan produksinya, perusahaan membutuhkan bahan baku, tenaga kerja dan

(19)

untukmenjadi produk setengah jadi dan produk jadi. Untuk melakukan

hal tersebut perusahaan mengeluarkan biaya. Biaya tersebut merupakan biaya

produksi bagi perusahaan. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan

perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah

jadi. Biaya produksi yang diperlukan perusahaan terdiri dari tiga macam

bagian yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsunng, dan biaya

overhead pabrik.Perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan teliti akan

menentukan besarnya harga jual produk kepada konsumen dan laba kotor yang

akan diperoleh perusahaan.

Dalam proses produksi yang dilakukan, terdapat perusahaan yang

memproduksi produk secara homogen dalam kuantitas yang banyak dan

diproduksi untuk kegiatan tersebut menggunakan metode harga pokok

berdasarkan proses. Sedangkan ada juga perusahaan yang memproduksi

produk sesuai dengan spesifikasi pesanan. Penentuan harga pokok produk

untuk kegiatan pesanan menggunakan metode harga pokok pesanan. Penentuan

harga pokok produksi sangat penting karena menentukan kontinuitas

perusahaan.

Perusahaan Pertenunan Santa Maria melakukan kegiatan produksi atas

dasar proses. Perusahaan berproduksi untuk memenuhi pesanan bukan untuk

memenuhi persediaan di gudang. Pihak manajemen perusahaan biasanya

mengandalkan pengalaman yang diperoleh dimasa lalu dalam menentukan

(20)

untuk menentukan harga pokok produksi secara tepat menurut akuntansi biaya

(Jayanti 2006: 3).

Karena pentingnya menentukan harga pokok produksi, maka penulis

meninjau kembali prosedur penentuan harga pokok produksi yang dilakukan

oleh Pertenunan Santa Maria dalam kegiatan produksinya. Topik yang dipilih

penulis adalah tentangtentang :Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produksi

Dengan Metode Process CostingStudi Kasus Perusahaan Pertenunan Santa

Maria Boro”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada perbedaan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan

metodeprocess costing?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi pada perusahaan dengan

(21)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun

secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

penentuan dan perhitungan harga pokok produk.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan pertenunan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi perusahaan

dalam menghitung harga pokok produk yang berdasarkan konsep

akuntansi biaya.

b. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan

penelitian lebih lanjut yang sejenis.

c. Bagi penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Biaya

1. Pengertian

Menurut Supriyono (2000:21) Akuntansi biaya adalah salah satu

cabang akuntasi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan

menekan transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi

biaya dalam bentuk laporan biaya. Sedangkan menurut Mulyadi (2009:6)

akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengancara

tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

2. Siklus Akuntansi Biaya

Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh

kegiatan usaha perusahaan tersebut. Siklus kegiatan perusahaan manufaktur

dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.

Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan

pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang

dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikan harga pokok

produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian

gudang.Akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur bertujuan untuk

(23)

Gambar 2.1 Siklus Akuntansi Biaya

3. Tujuan Akuntansi Biaya

Dahulu akuntansi biaya hanya digunakan sebagai cara perhitungan atas

nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan nilai harga pokok penjualan

yang dilaporkan di laporan laba rugi. Pandangan ini membatasi cakupan

informasi yang dibutuhkan oleh manajemen atas pengambilan keputusan

dan menjadi sekedar data biaya produk guna memenuhi pelaporan eksternal.

Definisi seperti ini tidak sesuai dengan masa sekarang dan tidak cukup

menggambarkan kegunaan informasi biaya, karena sekarang manajemen

dilengkapi dengan alat-alat akuntansi biaya yang diperlukan untuk perbaikan

perencanaan aktivitas dan efisiensi, serta membuat keputusan yang bersifat

rutin dan strategis. Menurut Witjaksana (2006:96), manfaat akuntansi biaya

(24)

1. Sebagai informasi dasar dalam menentukan harga jual produk barang

dan jasa.

2. Sebagai alat pengendalian manajemen, terutama yang diberikan dengan

pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.

3. Sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan

seluruh aspek biaya operasi.

B. Konsep Biaya

1. Pengertian

Biaya merupakan faktor penting bagi perusahaan dalam merencanakan

dan mengendalikan biaya. Konsep biaya telah berkembang sesuai dengan

kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Menurut Mulyadi (2005:8), biaya

adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang

telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Bustami dan Nurlela (2007: 4) biaya dalam akuntansi biaya

diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya dalam pengertian

cost dan biaya dalam artian expense.Biaya(Cost) adalah pengorbanan sumber

ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.Beban (Expense) adalah biaya

yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Selain itu menurut

Carter ( 2009: 30) biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, atau

pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Menurut

(25)

dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya

yang dikorbankan dapat berupa bahan baku, tenaga kerja langsung, bahan

pembantu, bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi

lainnya diluar bahan dan tenaga kerja.Dari pengertian-pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa biaya merupakan sumber ekonomis yang dinyatakan dalam

satuan uang guna mencapai tujuan tertentu.

2. Klasifikasi Biaya

Menurut Bustami dan Nurlela (2007:9), klasifikasi biaya atau

penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara

sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam

golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang

lebih ringkas dan penting. Biaya dapat digolongkan berdasarkan hal-hal

sebagai berikut:

a. Menurut dalam Hubungan dengan Produk

1) Biaya Produksi

Merupakan biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik. Biaya produksi disebut juga dengan biaya produk

yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk,

dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.

(26)

Merupakan biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi.

Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya

operasi. Biaya non produksi terdiri dari biaya pemasaran, biaya

administrasi dan umum dan biaya keuangan (financial).

b. Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi

1) Biaya variabel

Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi

dalam rentang relevan, tetapi secara perunit tetap.

2) Biaya tetap

Biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam dalam rentang relevan

tertentu, tetapi secara perunit berubah.

3) Biaya semivariabel

Biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan

karakter tetap dan variabel.

4) Biaya semitetap

Biaya yang berubah dan volume secara bertahap.

c. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi

1) Biaya langsung departemen

Biayayang dapat ditelusuri secaralangsung ke departemen

bersangkutan.

2) Biaya tidak langsung departemen

Biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke departemen

(27)

d. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Waktu

1) Biaya pengeluaran modal

Biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan

dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva.

2) Biaya pengeluaran pendapatan

Biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan

dilaporkan sebagai beban.

e. Biaya dalam Hubungannya dengan Pengambilan Keputusan

1) Biaya relevan

Biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang

berbeda.

a) Biayadiferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam

beberapa alternatif pilihan.

b) Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam

memilih suatu alternatif.

c) Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan

akuntansi tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

d) Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat

memilih suatu alternatif.

e) Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada

produk selesai.

(28)

Biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.

Dapat digolongkan menjadi:

a) Biaya masa lalu atau biaya histori adalah biaya yang sudah

dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.

b) Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat diambil kembali.

3. Elemen Biaya Produksi

Menurut Rudianto (2006: 272) unsur-unsur biaya yang menjadi bagian

dari biaya produksi pada umumnya dikategorikan menjadi 3 yaitu:

a. Biaya Bahan Baku Langsung (direct material)

Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh bahan langsung sampai bahan tersebut siap digunakan.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labour)

kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung yaitu tenaga

kerja yang secara langsung bekerja dalam pengolahan barang jadi.

c. Biaya OverheadPabrik

Biaya overhead pabrik pada umumnya didefenisikan sebagai bahan tidak

langsung, pekerja tidak langsung, dan beban pabrik lainnya yang tidak

dengan mudah diidentifikasi atau dibebankan langsung ke pekerja, produk

atau tujuan akhir biaya.

Berikut adalah penggolongan dan pembebanan biaya yang dilakukan

pada metode harga pokok proses menurut Rudianto (2006: 273):

(29)

Biaya bahan adalah nilai atau besarnya upah yang terkandung dalambahan

yang digunakan untuk proses produksi.Biaya bahan dibedakan menjadi:

a) Biaya bahan baku(direct material)

Adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi,

yang secara fisik dapat diidentifikasi pada barang jadi.

b) Biaya bahan penolong(indirect material)

Yang termasuk dalam bahan penolong adalah bahan-bahan yang

digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya

relatif kecil atau pemakaiannya sangat rumit untuk dikenali di produk

jadi.

2) Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja merupakan gaji atau upah karyawan bagian produksi.

Biaya ini dibedakan menjadi:

a) Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah tenaga kerja yang

dipekerjakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi.

b) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan gaji atau upah tenaga

kerja bagian produksi yang terlibat secara langsung dalam proses

pengerjaan bahan menjadi produk jadi.

(30)

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses produksi

selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah: biaya

pemakaian supplies pabrik, biaya pemakaian minyak pelumas, dan

sebagainya.

Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya

overhead pabrik dibebankan kepada pesanan atau produk atas dasar tarif

ditentukan di muka (Mulyadi, 2009:196). Alasan pembebanan biaya overhead

pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka adalah sebagai

berikut:

a. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya

terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnyaharga pokok per satuan

produk yang dihasilkan dari bulan yang satu kebulan yang lain. Apabila

biaya overhead pabrik yang sesungguhnyaterjadi dibebankan kepada

produk, maka harga pokok produksi persatuan mungkin akan berfluktuasi

karena sebab berikut ini:

1) Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan

2) Perubahan tingkat efisiensi produksi

3) Adanya biaya overhead pabrik yang terjadi secara perodik,menyebar

tidak merata selama jangka waktu setahun

4) Biayaoverheadpabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada

(31)

b. Dalamperusahaanyang menghitung harga pokok produksi

denganmenggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen

memerlukaninformasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan

selesaidikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru

dapatdiketahui jumlahnya pada akhir bulan, atau akhir tahun.

Menurut Supriyono (2014: 304) dalam penentuan tarif biaya overhead

pabrik yang dibebankan terdapat berbagai macam dasar yang dipakai untuk

membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut ini:

1. Satuan Produksi

Metode ini paling sederhana, tarif biaya overhead pabrik didasarkan pada

satuan produksi dihitung dengan rumus:

Tarif =

2. Biaya Bahan Baku

Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya bahan baku

dihitung berdasarkan presentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus

penghitungannya sebagai berikut:

Tarif = x 100%

(32)

Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan biaya tenaga kerja langsung

dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung

dengan rumus:

Tarif = X100%

4. Jam Tenaga Kerja Langsung

BOP mempunyai hubungan yang erat dengan waktu untuk membuat produk,

maka dasar yang digunakan untuk membebankan adalah jam tenaga kerja

langsung. Tarif BOP yang dihitung dengan rumus:

Tarif =

5. Jam Mesin

Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan

bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin). Tarif BOP tersebut

adalah sebagai berikut:

Tarif =

C. Harga Pokok Produksi

1. Pengertian

Harga pokok produksi menurut Bastian dan Nurlela (2007: 60) adalah

kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan dalam produk

dalam proses awal dan dikurangi persediaan produk dalam proses akhir.

(33)

langsung yang dipakai, upah langsung sertabiaya produksi tidak langsung,

dengan perhitungan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok

produksi merupakan keseluruhan dari biaya-biaya yang dikorbankan

sehubungan dengan proses produksi barang tersebut sehingga menjadi barang

jadi yang siap untuk dijual. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung dan biayaoverheadpabrik.

2. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi(2005:38) penentuan harga pokok produksi harus

benar-benar diperhatikan secara matang oleh perusahaan agar tujuan

perusahaan dapat tercapai. Tujuan penetuan harga pokok produksi adalah:

a. Menentukan harga jual produk

Dengan diketahuinya harga pokok produksi, maka

perusahaan dapat juga menentukan harga jual produknya. Selain itu,

manajemen juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang

berperan dalam penentuan harga jual produk, seperti keadaan pasar dan

campur tangan pemerintah.

b. Memantau realisasi biaya produksi

Manajemenmembutuhkaninformasi biayaproduksiyang

sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi. Untuk

(34)

apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai

dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

c. Menghitung laba rugi periodik

Manajemen membutuhkan informasi biaya produksi yang telah

dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu, agar

dapat mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran dalam

periode mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto.

Informasi laba rugi bruto periodik dibutuhkan untuk mengetahui

kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan

laba rugi.

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses

yang disajikan dalam neraca.

Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok

persediaan produk jadi dan harga pokok produksi yang pada tanggal

neraca masih dalam proses untuk tujuantersebut, manajemen perlu

menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode. Biaya produksi

yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal

neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk

dalam proses.

3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Pengumpulan Harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara

produksi. Secara garis besar cara memproduksi dapat dibagi menjadi dua

(35)

a. Produk atas Dasar Proses(Process Costing)

Menurut Mulyadi (2007: 69) adapun karakteristik perusahaan yang

menggunakan metode harga pokok berdasarkan proses adalah:

1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

2) Produk yang dihasilkan dari bulan kebulan adalah sama.

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi

yang berisi rencana produksi produk satandar untuk jangka waktu

tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penggunaan metode

harga pokok proses dapat diterapkan pada perusahaan yang memiliki

ciri-ciri menghasilkan produk standar, produk yang dihasilkan jumlahnya sama

setiap bulan dan kegiatan produksi diawali dengan pembuatan produk

standar.

b. Produk atas Dasar Pesanan(Job Order Cost)

Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, proses

produksinya berjalan atas dasar pesanan dari pembeli dan produk yang

dihasilkan terdiri dari berbagai macam jenisnya sesuai dengan pesanan

atau selera pembeli. Metode harga pokok pesanan mempunyai

karakteristik tersendiri, karakteristik tersebut berpengaruh terhadap

(36)

Menurut Mulyadi (2007:41) karakteristik-karakteristikdalam

metodepengumpulan harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah

sebagaiberikut:

1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan

spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga

pokok produksinya secara individu.

2) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan

produk menjadi dua kelompok, yaitu: biaya produk langsung dan

biaya produk tidak langsung.

3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung

disebut dengan istilah biayaoverheadpabrik.

4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok

produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya

terjadi, sedangkan biaya overheadpabrik diperhitungkan dalam harga

pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

5) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai

diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang

dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

Kartu biaya pesanan adalah kartu digunakan untuk mencatat biaya

produksi yang dikeluarkan untuk masing-masing pesanan. Setiap pesanan

(37)

masing-masing. Biaya produksi yang dimasukkan ke dalam kartu pesanan

meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead. Adapun kegunaan kartu biaya pesanan sebagai dokumen dasar

dalam penentuan biaya pesanan yang mengakumulasi biaya-biaya untuk

setiap pesanan.

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi yakni merupakan cara

memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Menurut

Mulyadi (2007:17) ada dua cara yang digunakan untuk memperhitungkan

unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi yaitu :

a. Full Costing

Metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan

semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi baik yang bersifat

variabel maupun tetap, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian harga pokok

produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi

berikut ini:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biayaoverheadpabrik variabel xxx

(38)

Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing

terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik

tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya

administrasi dan umum).

b. Variable Costing

Variable Costing yakni metode penentuan harga pokok produksi yang

hanya memperhitungkan biaya produksi yang variabel ke dalam kos

produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

dan biayaoverheadpabrik variabel.

Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variable costing

terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biayaoverheadpabrik variabel xxx+

Harga pokok produksi xxx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatanvariable costing terdiri

dari unsur kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya

nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi

dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya

(39)

5. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)

Menurut Supriyono (2010: 37) harga pokok proses adalah metode

pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap

satuan waktu tertentu misalnya bulan, triwulan, semester, atau setahun.

a. Karateristik dan Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga

Pokok Proses

Karateristik utama metode harga pokok prosesmenurut Supriyono (2010:

142):

1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan,

meringkai dan menghitungharga pokok baik total maupun satuan unit.

2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui

rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap

elemen biaya.

3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode

tertentu.

4. Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga pokok satuan.

Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana

pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.

5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi

tertentu dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang

(40)

6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen yang

menikmatibiaya yang dibebankan, berapa yang dinikmat produk selesai

dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang

atau departemen berikutnya dan berapa harga pokok dalam proses

akhir.

7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, rusak,

atau cacat tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam

penghitungan harga pokok produk.

Sedangkan prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada

metode harga pokok proses menurut Supriyono (2010: 143) adalah:

1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun

laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen.

2. Mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead pabrik periode tertentu dibagi produksi ekuivalen dari

elemen biaya yang bersangkutan.

3. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah

elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya

yang bersangkutan.

4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang

atau ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk

(41)

b. Penggolongan Biaya dalam Metode Harga Pokok Proses

Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi

menurut Supriyono (2010: 144) adalah:

1. Biaya Bahan

Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara

bahan baku dan bahan penolong hal ini disebabkan umumnya produk

yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar sehingga

setiap satuan produk yang sama akan menikmati bahan yang relative

sama pula. Semua harga pokok bahan yang diproses atau diolah

menjadi produk selesai atau bagian produk selesai, baik dapat

diidentifikasikan atau tidak dapat diidentifikasikan dengan produk

tertentu adalah merupakan biaya bahan.

2. Biaya Tenaga Kerja

Dalam metode harga pokok prosestidak dipisahkan atau dibedakan

antar biaya tenaga kerja langsung atau tenaga kerja tidak

langsung.Apabila produk diolah melalui satu tahapan pengolahan

maka semua biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan sebagai elemen

biayatenaga kerja.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses yaitu meliputi

semua biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan

(42)

D. Harga Pokok Penjualan

1. Pengertian

Menurut Mardiasmo (2000:15) Harga Pokok Penjualan adalah semua

biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk

tersebut siap dijual. dengan bahasa sederhana, Harga Pokok Penjualan yang

biasa disingkat HPP merupakan biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses

produksi barang dan jasa yang dapat dihubungkan secara langsung dengan

aktivitas prosess yang membuat produk barang dan jasa siap jual.

2. Struktur Harga Pokok Penjualan

Struktur dasar dalam harga pokok penjaualan umumnya terdiri dari tiga

elemen besar:

a. Persediaan atauInventori

Dalam perusahaan dagang, elemen persediaan (inventory) hanya

terdiri atas persedian barang jadi dengan istilah Inventori. Sedangkan

pada perusahaan manufaktur, elemen persediaan meliputi:

1) Raw Materials(Persedian Bahan Baku)

2) Work In Processatau WIP (Persidiaan Barang Dalam Proses)

3) Inventory(Persediaan Barang Jadi)

Elemen Persediaan yang dimaksud adalah besarnya Persediaan

Terjual. Untuk mengetahui besaran nilai jumlah persediaan yang telah

(43)

1) Persediaan Awal

2) Pembelian (dalam usaha dagang)

3) Harga Pokok Produksii (dalam perusahaan manufakture)

4) Persediaan Akhir

b. Tenaga Kerja Langsung atauDirect Labour Cost

Tenaga Kerja Langsung merupakan upah yang diberikan atau

dibayarkan kepada karyawan/tenaga kerja yang terlibat secara langsung

dalam aktivitas pengolahan barang dagang. Biaya Tenaga Kerja

Langsung apabila besar kecilnya upah yang dibayar terrgantung pada

jumlah unit produk yang dihasilkan.

c. BiayaOverhead(Overhead Cost)

Biayaoverheadadalah biaya yang muncul selain dari elemen elemen

yang telah disebut diatas, biasanya diistilahkan dengan indirect cost.

jenisnya sangat bervariasi tergantung dari skala usaha, jenis usaha serta

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu

penelitian yang menggambarkan kejadian-kejadian yang ada pada Perusahaan

Pertenunan Santa Maria Boro. Setelah menemukan masalah yang dihadapi

kemudian menyelesaikan dengan menggunakan standar akuntansi yang berlaku.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Perusahaan

Pertenunan Santa Maria Boro Kulon Progo. Waktu yang digunakan selama

penelitianmulai bulan September sampai dengan bulan Oktober 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dijadikan responden. Dalam

penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah kepala dan staff

(45)

b. Objek penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang akan diteliti. Objek yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah laporan harga pokok produksi selimut,

data mengenai biaya-biaya dalam produksi selimut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah,

maka penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data yang

dapat digunakan:

1. Wawancara (interview) yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung

berkenaan denganpenelitian ini, dengan cara mendatangi langsung

pemilik dan beberapa staff untuk mendapatkan informasi dan data secara

langsung dari pihak perusahaan.

2. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat,

membaca dan menyalin dokumen yang ada di perusahaan yang

bermanfaat bagi penelitian. Data yang digunakan meliputi data tentang

biaya produksi dan prosedur penentuan dan perhitungan harga pokok

produksi.

E. Data yang Diperlukan

1. Gambaran umum perusahaan

(46)

4. Penentuan harga pokok produksi

5. Jumlah produk selesai yang dihasilkan

6. Informasi lain yang relevan dengan penelitian

F. Teknik Analisis Data

1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah

adalah sebagai berikut (Mulyadi 2007:17) :

a. Mendeskripsikanperhitungan harga pokok produksi

menurutperusahaan terhadap produk selimut yang banyak dipesan

konsumen selama tahun 2014.

b. Menentukan besarnya harga pokok produksi berdasarkan metodejob

process costing. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1) Menghitung biaya produksi yaitu mengumpulkan biaya produksi

sesungguhnya terjadi di perusahaan yang terdiri dari:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx +

Harga pokok produksi xxx

2) Menetukan harga pokok produk per satuan

(47)

c. Menghitung taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan

kedalam proses produksi berdasarkan biaya bahan baku yang

digunakan, yaitu dengan membagi taksiran biaya overhead pabrik

dengan taksiran biaya bahan baku yang dipakai. Rumus presentase

biayaoverheadpabrik dari biaya bahan baku yang dipakai:

Tar if BOP = x 100%

d. Membandingkan hasil penentuan harga pokok produk menurut

perhitungan perusahaan dengan metode process costing untuk

mengidentifikasi perbedaan-perbedaan.

e. Menganalisis penyebab perbedaan yang ada berdasarkan perhitungan

yang telah dilakukan untuk memberikan kesimpulan apakah

penentuan harga pokok produk tersebut sudah tepat atau tidak dan

memberi saran yang memungkinkan untuk dilakukan oleh

(48)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Perusahaan

Pertenunan Santa Maria Boro berlokasi di Dusun Boro Kelurahan

Banjar Sari Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta ini didirikan oleh seorang misionaris Eropa asal

Belanda pada tahun 1938. Beliau adalah Bruder Joe Sue yang ditugaskan

untuk Serikat Jesuit untuk menjalankan karya misi Kongregasi FIC di daerah

D.I. Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan ini berada dalam satu lokasi dengan

biara bruder FIC, Panti Asuhan, dan SMP Pangudi Luhur I dan II. Tujuan

utama dari berdirinya perusahaan ini tak lain adalah untuk membantu taraf

perekonomian dan kehidupan warga di sekitar Boro. Pertenunan Santa Maria

ini didirikan dalam rangka pengimplementasian dari visi dan misi kongregasi

FIC yang berupaya untuk memberdayakan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

Secara resmi Pertenunan Santa Maria Boro didirikan pada tanggal 6

Januari 1950 dibarengi dengan pendirian Sekolah Tenun Boro. Pimpinan

yang memimpin dan bertugas untuk bertanggung jawab secara penuh atas

segala kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan adalah Bruder-Bruder

(49)

yang berdiri pada tahun 1950 ini tidak menggunakan mesin operasi dalam

kegiatan produksinya. Hal ini dilakukan gunamenyerap sumber daya manusia

di daerah sekitar Boro yang dahulu didominasi oleh anak-anak putus sekolah,

anak-anak yang berpendidikan rendah dan pengangguran.

Pada tahun 1951, perusahaan dipimpin oleh Bruder Josue hingga

tahun 1953. Kemudian pada tahun 1953, Kongregasi FIC memutuskan untuk

mengutus Bruder Josue untuk berkarya diluar Boro. Untuk mengisi

kekosongan pimpinan jabatan, Bruder Pachomeous ditunjuk untuk memimpin

perusahaan. Pada tahun 1977, pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan

untuk melakukan penyetaraan sekolah tingkat pertama menjadi sekolah

umum. Peraturan tersebut mau tidak mau perusahaan harus menutup sekolah

tenun yang didirikan oleh Bruder Josue tersebut. Dampaknya para siswa yang

belajar di Sekolah Tenun Boro harus putus sekolah dan perusahaan harus

mengambil alih alat-alat tenun milik sekolah sejumlah 22 buah. Kemudian

para bruder dan Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC memutuskan untuk

menarik para siswa yang tersebut untuk bekerja di Perusahaan Pertenunan

Santa Maria Boro. Tahun 1985, terjadi pergantian kepengurusan dari Bruder

Pachomeous ke Bruder Marcelinus. Pada awal tahun 1995, pemerintah

menetapkan Undang-Undang yang mengharuskan adanya pemisahan antara

Yayasan dengan kepengurusan perusahaan. Jadi, perusahaan bergerak untuk

membentuk kepengurusan sendiri, namun secara intern tetap berada dalam

(50)

Pada tahun 1998, Bruder Marcelinus menyerahkan jabatan pemimpin

Perusahaan Pertenunan Santa Maria kepada Bruder Thomas Edison. Di

bawah kepemimpinan Bruder Thomas, pertenunan ini mengalami

perkembangan pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan bertambahnya jumlah

pesanan dari tahun ke tahun dan meningkatnya jumlah mesin yang dimiliki.

Kemudian pada tahun 2008, tongkat kepemimpinan beralih kepada Bruder

Petrus Sutimin yang menjabat hingga sekarang.

B. Lokasi Prusahaan

Perusahaan Pertenunan Santa Maria terletak di daerah Boro, Kelurahan

Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan Santa Maria dibangun di atas

tanah seluas 25x40 meter. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam

pemilihan lokasi perusahaan antara lain:

1. Transportasi pengangkutan bahan baku maupun barang jadi cukup lancar

karena dekat dengan jalan raya sehingga kendaraan mudah keluar dan

masuk.

2. Tersedianya tenaga kerja yang memadai dengan biaya tenaga kerja yang

relatif murah sehingga perusahaan dapat menekan biaya produksi.

3. Udara yang sejuk di lokasi perusahaan sangat menguntungkan karena

membuat barang yang merupakan bahan baku produksi tidak mudah

(51)

C. Tujuan Perusahaan

1. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Boro dan sekitarnya

sehingga ikut serta dalam mengatasi masalah pengangguran.

2. Memenuhi kebutuhan sandang bagi misionaris, anak-anak panti asuhan

dan masyarakat Boro.

3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat Boro sehingga tidak hanya

mengandalkan bidang pertanian saja.

4. Mencari dan mengembangkan dana dengan memasarkan produk baik ke

dalam maupun keluar daerah Boro.

D. Permodalan

Modal Perusahaan Pertenunan Santa Maria berasal dari modal sendiri

yaitu dari Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC selaku pemilik Perusahaan

Pertenunan Boro dan donatur.

E. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam usaha mencapai tujuannya secara efektif dan efisien,

perusahaan perlu menyusun struktur organisasi yang berguna untuk

memperjelas tugas, wewenang, tanggung jawab serta memperlancar arus

informasi dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya.

Struktur organisasi yang diterapkan di Perusahaan Pertenunan Santa

(52)

sistem perintah langsung. Setiap kepala bagian mempunyai wewenang penuh

terhadap karyawan-karyawan yang berada langsung di bawahnya.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Sumber: Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, 2015

Adapun tugas dan tanggungjawab dalam masing-masing bagian dalam

struktur organisasi :

1. Kongregasi FIC

Kongregasi FIC sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan

mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung

(53)

2. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan bertanggungjawab secara penuh dalam mengelola

perusahaan. Pimpinan perusahaan bertanggungjawab langsung kepada

kongregasi. Pimpinan perusahaan memberikan pedoman umum yang

dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan, memeriksa seluruh

teknik perusahaan khususnya proses produksi, administrasi dan

pemasaran. Pimpinan perusahaan juga menentukan tujuan yang akan

dicapai dan strategi yang akan diimplementasikan untuk mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditentukan.

3. Kepala Bagian Administrasi

Tugas kepala bagian administrasi adalah sebagai berikut:

a. Membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan.

b. Membuat daftar gaji.

c. Menerima pesanan pembelian.

d. Mencatat semua peristiwa transaksi yang berhubungan dengan

kegiatan perusahaan, termasuk rencana dan pelaksanaan kebijakan

perusahaan.

e. Menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan bahan-bahan

penolong yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi.

f. Menentukan penyediaan, penerimaan dan pengeluaran uang yang

berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

(54)

a. Mengawasi persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang

jadi.

b. Melaporkan jumlah persediaan barang.

c. Mengukur dan menyimpan hasil produksi dalam gudang.

d. Menghitung dan menyiapkan pengiriman barang.

5. Kepala Bagian Produksi

Tugas kepala bagian produksi adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jenis bahan yang berkualitas.

b. Melakukan pemantauan pada proses produksi.

c. Merencanakan jenis dan jumlah barang yang diproduksi.

d. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku.

e. Memperbaiki alat produksi jika terjadi kerusakan.

f. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk.

6. Bagian Pembukuan

Tugas bagian pembukuan adalah membantu bagian administrasi dan

umum dalam menyelesaikan administrasi perusahaan.

7. Bagian Penjualan

Tugas bagian penjualan adalah sebagai berikut:

a. Melayani penjualan hasil produksi.

b. Melakukan pengiriman barang.

(55)

8. Bagian Pembelian

Tugas bagian pembelian adalah melakukan pembelian bahan baku dan

bahan penolong yang dibutuhkan perusahaan untuk keperluan produksi.

9. Bagian Jahit

Tugas bagian jahit adalah sebagai berikut:

a. Memotong kain sesuai dengan kebutuhan pembeli.

b. Menjahit pada bagian tepi dari kain yang telah dipotong.

10. Bagian Pengepakan

Tugas bagian pengepakan adalah sebagai berikut:

a. Mengepak produk jadi yang telah siap untuk dikirimkan kepada

pelanggan.

b. Menyerahkan produk jadi yang telah dikemas ke bagian penjualan.

11. Bagian Wenter

Tugas bagian wanter adalah sebagai berikut:

a. Mencuci dan merebus benang.

b. Memberi kaporit agar pewarnaan pada benang dapat tercampur secara

merata.

12. Bagian Sekir

Tugas bagian sekir adalah memindahkan benang dari kelos ke alat yang

disebut sekir. Alat sekir digunakan untuk memadukan benang-benang

(56)

13. Bagian Pintal

Tugas bagian pintal adalah menggulung benang yang telah kering dengan

menggunakan alat yang disebut kelos.

14. Bagian Tenun

Tugas bagian tenun adalah sebagai berikut:

a. Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses

mencocokkan motif yang dibuat dari bagian sekir dengan alat yang

digunakan untuk menenun.

b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk.

F. Personalia

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan

kegiatan produksi suatu perusahaan. Sebagai perusahaan mannufaktur,

perusahaan Pertenunan Santa Maria membutuhkan tenaga kerja yang cukup

banyak dan berkualitas untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

Keberhasilan dalam melakukan kegiatan produksi sangat ditentukan oleh

tingkat produktivitas tenaga kerja yang tinggi.

1. Tenaga Kerja

Dalam menjalankan kegitan produksinya, Perusahaan Pertenunan

Santa Maria mempekerjakan 50 orang karyawan yang sebagian besar

merupakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan. Karyawan perusahaan

(57)

a. Karyawan Tetap

Karyawan tetap adalah tenaga kerja yang telah diangkat menjadi tenaga

kerja tetap perusahaan. Mereka mempunyai hak atas fasilitas-fasilitas

yang diberikan perusahaan seperti pensiun, asuransi tenaga kerja,

tunjangan istri, tunjungan anak dan gaji pokok setiap bulan.

b. Karyawan Tidak Tetap

Karyawan tidak tetap adalah adalah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh

perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Tenaga kerja ini hanya

menndapat gaji yang berupa upah harian berdasarkan hasil produksi.

Perincian jumlah tenaga kerja Perusahaann Pertenunan Santa Maria

adalah sebagai berikut:

1) Pimpinan Perusahaan : 1 orang

2) Kepala Bagian Produksi : 1 orang

3) Kepala Bagian Administrasi : 1 orang

4) Kepala Bagian Gudang : 1 orang

5) Bagian Penjualan dan Pembelian : 2 orang

6) Bagian Pembukuan : 2 orang

7) Bagian Wenter : 5 orang

8) Bagian Pintal : 5 orang

9) Bagian Sekir : 3 orang

10) Bagian Tenun : 15 orang

(58)

Demi kelancaran kerja karyawan, perusahaan melakukan kegiatan

penngawasan karyawan dengan cara yang sederhana yaitu dengan

melakukan presensi setiap hari serta pengamatan langsung dari pimpinan

perusahaan.

2. Jam Kerja Karyawan

Perusahaan menetapkan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan selama

7 jam dalam 5 hari kerja dan 6 jam dalam 1 hari kerja. Berikut pembagian

alokasi jam kerja selama 6 hari kerja:

a. Senin – Jumat : Jam 07.00 – 14.00

b. Sabtu : Jam 07.00 – 13.00

Jumlah jam kerja karyawan dalam satu minggu adalah 41 jam dengan

istirahat selama 30 menit dari pukul 11.00 - 11.30 WIB.

3. Sistem Gaji dan Upah

a. Gaji bulanan diberikan kepada karyawan tetap, yaitu pimpinan

perusahaan, kepala bagian produksi, kepala bagian administrasi, kepala

bagian gudang, bagian penjualan dan pembelian, dan bagian pembukuan

b. Upah Borongan

Upah borongan diberikan kepada agian wenter, bagian pintal, bagian

sekir, bagian tenun, bagian jahit dan bagian pengepakan.

4. Fasilitas- fasilitas Perusahaan

Selain memberikan gaji dan upah, perusahaan juga memberikan

(59)

a. Tunjungan kesehatan sebesar 100% untuk karyawan dan 50% untuk

keluarga karyawan. Tunjungan ini diberikan jika ada kuitansi dari dokter

atau rumah sakit.

b. Asuransi Tenaga kerja/Astek apabila terjadi kecelakaan kerja, kematian

dan berupa tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umuur 55

tahun.

c. Beras untuk karyawan 10 kg, untuk istri 6 kg, untuk anak @ 3 kg

maksimal 3 anak yang diberikan setiap bulan.

d. Rekreasi dan retret yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali.

e. Satu setel pakaian kerja setiap tahun.

G. Produksi

1. Bahan baku dan bahan penolong

Perusahaan Pertenunan Santa Maria merupakan perusahaan

manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi

maupun barang jadi. Adapun produk yang dihasilkan oleh perusahaan

antara lain kain seragam, kain dam-daman, selimut, serbet, handuk, kaim

sprei, kain pel, kain kasur dan kain sarung.

Dalam melakukan produksi, persahaan menggunakan bahan baku

berupa benang tenun ukuran 12/s dan 20/s. Sedangkan untuk bahan

penolong, perusahaan menggunakan wenter (pewarna), bahan bakar,

(60)

2. Proses Produksi

Secara garis besar, proses produksi Perusahaan Pertenunan Santa

Maria melalui empat tahap yaitu tahap pemutihan, tahap persiapan

penenunan, tahap penenunan dan tahap penyelesaian akhir (finishing).

Proses dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pemutihan

Tahap pemutihan merupakan tahapan yang paling awal dan

prosesnya berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam

larutan TRO kurang lebih 15 menit. Larutan ini berfungsi sebagai

pelumas yang membuat zat pewarna menjadi rata pada seluruh bagian

benang.

Setelah proses perendaman selesai, benang direbus dan dicuci

sampai bersih sehingga warnanya menjadi putih mengkilat. Kemudian

benang diberi warna sesuai dengan tersebut dalam larutan wenter

selama kurang lebih 10 menit. Setelah diberi warna, benang

dimasukkan ke dalam larutan kanji agar benang kuat dan lebih mudah

diolah.

Langkah selanjutnya adalah menjemur benang sampai kering.

Setelah kering, benang tersebut dikirim ke bagian pintal untuk ditenun.

b. Tahap Persiapan Penenunan

Tahap penenunan dimulai dengan mempersiapkan benang yang

akan dipakai dalam tahap penenunan yang terdiri dari 2 jenis benang

(61)

yang berposisi melintang pada penampang kain dan menunjukkan

lebar kain. Benang pakan digulung dalam alat yang disebut palet.

Benang lusi adalah benang yang berposisi memnujur dan dimasukkan

ke dalam alat yang disebut kelos.

Langkah-lagkah yang dilakukan dalam mempersiapkan benang

lusi adalah sebagai berikut:

1) Benang lusi digulung pada kelos yang berbenntuk silinder yang

membbesar pada bagian tengahnya, untuk selanjutnya benang ini

disebut benang kelos.

2) Proses selanjutnnya adalah mengoni atau skermelonn, yaitu proses

penggulungan benang kelos ke dalam silinder hani. Proses ini

untuk menentukan pola tenun berdasarkan kerapatan dan warna

benang.

3) Selanjutnya gulungan hani tersebut dipindahkan ke dalam boom

lusi, yaitu alat yang berbentuk silinder besar yang meruupakan

bagian dari alat tenun.

4) Tahap berikutnya yaitu melakukan pencucukan dimana boom lusi

yang sudah terisi benang tersebut dipasang pada alat tenun, ujung

dari setiap benang dari boom lusi dimasukkan pada alat yang

disebut gun yaitu alat yang berlubang kecil untuk memasang

benang. Pada gun dipasang sisir yaitu alat yang berupa jajaran

(62)

tenun yang akan dipakai dan untuk menentukan lebar kain yang

diinginkan.

c. Tahap Penenunan

1) Benang lusi yang siap untuk ditenun, disilangkan dengan benang

pakan yang tergulung pada palet-palet di dalam teropong.

2) Apabila mesin tenun digerakkan satu tahap, maka terdapat celah

antara dua jajaran benang lusi. Kemudian teropong yang terisi

benang pakan dimasukkan diantara celah tersebut dengan posisi

melintang. Gerakan teropong ini terjadi karena didorong oleh suatu

alat pendorong yang terletak pada bagian samping mesin tenun.

3) Apabila mesin tenun bergerak secara terus-menerus, maka proses

penembakan teropong akan terjadi berulang-ulang dan jajaran

benang lusi akan bergerak memanjang secara perlahan-lahan.

Dengan demikian akan diperoleh tenunan kain sebagai hasil proses

penyilangan benang lusi dengan benang pakan.

d. Tahap Penyelesaian Akhir(finishing)

Setelah melalui tahap penenunan, hasilnya akan diserahkan pada

bagian gudang untuk dicocokkan dengan standar produk. Proses

terakhir dalam proses produksi adalah memotong kain sesuai dengan

standar produk tersebut. Setelah dipotong, dilakukan penjahitan atau

pengobrasan agar benang yang sudah ditenun tidak mudah lepas dan

(63)

H. Pemasaran

Salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan suatu

perusahaan adalah kegiatann pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan sangat

tergantung pada pelaksanaan pemasaran hasil produksinya. Pemasaran adalah

keseluruhan kegiatan usaha yang dilakukan melalui perencanaan, penentuan

harga, promosi serta distribusi hasil produksi sehingga dapat memberikan

kepuasan kepada konsumen.

1. Daerah Pemasaran

Perusahaan Pertenunan Santa Maria memiliki daerah pemasaran yang

sangat luas yang seluruhnya berada dalam wilayah Indonesia. Daerah

pemasarannya antara lain Jakarta, Lampung, Medan, Padang, Ujung

Pandang, Semarang, Denpasar, Papua dan sebagainya. Daerah pemasaran

ikut menentukan harga jual produk karena perusahaan memperhitungkan

biaya kirim yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah.

2. Saluran Distribusi Perusahaan

Saluran distribusi yang digunakan oleh Perusahaan Pertenunan Santa

Maria adalah saluran distribusi pendek, yaitu dari produsen ke konsumen.

Perusahaan langsung memasarkan produknya ke konsumen tanpa melalui

perantara. Saluran ini dianggap paling cocok karena pelanggan terbatas dan

sudah tentu sehingga tidak membutuhkan perantara sedangkan konsumen

(64)

3. Promosi yang Dilakukan Perusahaan

Untuk meningkatkan penjulan, Perusahaan Pertenunan Santa Maria

juga melakukan promosi. Metode promosi yang digunakan perusahaan

adalah metode tatap muka (personal sellling)yaitu dengan mendatangi dan

melobi calon pelanggan dengan pendekatan kekeluargaan. Selain itu,

perusahaan juga menyebarkan brosur dan mengikuti pameran-pameran

sehingga masyarakat mengenal produk perusahaan. Dalam melakukan

promosi, perusahaan juga dibantu oleh misionaris FIC yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia sehingga perusahaan mendapat kemudahan

(65)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Perusahaan pertenunan Santa Maria merupakan perusahaan manufaktur

yang memproduksi selimut, handuk, seragam, dan kain pel. Dari banyak produk

yang dihasilkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, penulis membatasi

hanya memilih produk selimut yang akan dibahas. Hal ini dipilih mengingat

produk selimut yang paling banyak dipesan.Pada penelitian ini, perusahaan

menggunakan metode harga pokok pesanan karena proses produksi yang

dilakukan perusahaan berdasarkan pada pesanan atau untuk memenuhi pesanan

bukan untuk memenuhi persediaan gudang maupun berproduksi massal.

Perusahaan menggunakan sistem biaya normal costing dimana biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung dihitung perusahaan berdasarkan biaya

sesungguhnya yang terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik dihitung

berdasarkan anggaran atau estimasi yang dibuat perusahaan. Data yang

diperoleh penulis dari perusahaan yang akan digunakan pengolahan data

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ...........................................................
Gambar 2.1  Siklus Akuntansi Biaya
Gambar 4.1Struktur Organisasi
Tabel 5.1 Perbandingan langkah-langkah penentuan harga pokok produksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai ADC yang digunakan adalah 900 pada lampu TL dan lampu pijar sebagai acuan untuk menentukan kondisi lampu yang di aplikasikan pada interface di server. 4.4 Pengujian

Infeksi KGMMV pada kultivar melon yang diuji menun- jukkan gejala lokal berupa klorotik pada daun yang diinokulasi virus dilanjutkan dengan gejala sistemik berupa penyebaran virus

Penelitian dilakukan dengan menganalisis peran dari APIP dan Aparatur Desa terkait dalam pengelolaan keuangan desa.Selanjutnya,tujuannya untuk menuju tata kelola

Kegiatan menalar dapat diamati dari aktivitas peserta didik ketika mengemukakan pendapat, didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan

Dari sudut pandang kebutuhan sedikitnya ada 2 buah tarikan kebutuhan yaitu: (1) pada awal lahirnya mekatronik terdapat tarikan kebutuhan dari konsumen terhadap adanya sistem

dengan

Sesuai dengan hasil evaluasi kelompok kerja, maka perusahaan saudara merupakan salah satu penyedia barang/jasa untuk diusulkan sebagai calon pemenang pada paket tersebut di

A conve- nient starting hypothesis which would explain the ubiquity of Lagrangian theories is to consider all successful Lagrangian theories as effective theories arising from