EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING
(Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro)
Matius Ferdy Saputra NIM: 112114078 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi menurut perhitungan perusahaan dengan metode process costing. Penulis membandingkan carapenghitungan harga pokok produksi yang dilakukan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dengan metode process costing.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan caramendeskripsikan harga pokok produksi Pertenunan Santa Maria Boro, yang kemudian akan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode process costing.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penghitungan biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja langsung didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi. Biaya overhead pabrik dihitungberdasarkan perkiraan yang dibuat oleh perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik ditentukan di muka sehingga terdapat selisih pada pembebanan biaya overhead pabrik.
ABSTRACT
EVALUATION OF DETERMINATION OF COST OF
PRODUCTIONMETHOD PROCESS COSTING
(Case Study at Santa Maria Boro Weaving Company) Matius Ferdy Saputra
NIM: 112114078 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The research objective is to determine differences in the cost of goods manufactured according to company calculations with process costing method. The reseacher compares the method of calculating the cost of production of the Company's Weaving Santa Maria Boro with process costing method.
Data collection techniques in this study of interviews and documentation. Data analysis was carried out by describing the cost of production Weaving Santa Maria Boro, which will then be compared with the calculation of the cost of production according to the method of process costing.
The analysis showed that the calculation of the cost of materials and direct labor costs based on actual costs. Factory overhead costs are calculated based on estimates made by the company. Weaving Company Santa Maria Boro does not use overhead costs rates determined in advance so that there is a difference in calculation factory overhead costs.
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN METODE
PROCESS COSTING
Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Matius Ferdy Saputra 112114078
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto
Jangan Tunda Sampai Besok Apa Yang Bisa Dikerjakan Hari Ini.
(Ferdy Saputra)
Karena Itu, Saudara-saudaraku yang Terkasih, Berdirilah Teguh,
Jangan Goyah, dan Giatlah Selalu dalam Pekerjaan Tuhan!
Sebab Kamu Tahu, Bahwa dalam Persekutuan
dengan Tuhan Jerih Payahmu Tidak Sia-sia.
1 Korintus 15 : 58
Kupersembahankan Skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus yang selalu menjawab doaku
Bapakku Andres Djoko dan Ibuku Anastasia Rodiah
Adikku Thomas Dwi Oktarino
Teman dekatku Pramesti Wardani
Sahabat-sahabatku
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya yang selalu menyertai saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, banyak
pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan yang
tidak terhingga dari:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian penulis.
2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli H, M.Si., Ak, QIA., CA selaku Dosen Pembimbing
Akademik, Dosen MPT, dan Dosen Pembimbing Skripsi atas bimbingan dan
pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini.
3. Segenap Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma atas
bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama dibangk kuliah, serta Staff
Sekretariat Fakultas Ekonomi atas bantuan dalam pengurusan administrasi.
4. Buder Petrus Sutimin FC sebagai Pemimpin Pertenunan Santa Maria Boro yang
telah menerima dan memberikan informasi kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ...xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK... xv
ABSTRACT... xiv
BAB IPENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Akuntansi Biaya... 5
1. Pengertian Akuntansi Biaya ... 5
2. Siklus Akuntansi Biaya ... 5
B. Konsep Biaya ... 7
1. Pengertian Konsep Biaya... 7
2. Klasifikasi Biaya... 8
3. Elemen Biaya Produksi ... 11
C. Harga Pokok Produksi ... 16
1. Pengertian Harga Pokok Produksi ... 16
2. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi ... 16
3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi... 18
4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi... 21
5. Metode Harga Pokok Proses... 22
D. Harga Pokok Penjualan... 25
1. Pengertian Harga Pokok Penjualan ... 25
2. Struktur Harga Pokok Penjualan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis Penelitian ... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 28
C. Objek dan Subjek Penelitian... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ... 29
E. Data yang Diperlukan ... 30
F. Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 32
A. Sejarah Perusahaan... 32
B. LokasiPerusahaan…………...34
C. Tujuan Perusahaan………...34
D. Permodalan..………... 35
E. Struktur Organisasi Perusahaan ... 37
F. Personalia ... 40
G. Produksi ... 43
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 48
A. Deskripsi Data Penelitian ... 48
B. Penentuan Harga Pokok Produksi oleh Pertenunan Santa Maria ... 50
C. Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk pesanan selimu tpada Perusahaan Santa Maria Boro menurut MetodeProcess Costing... 59
D. Perhitungan Perbandingan Harga Pokok Produksi menurut Perusahaan dengan MetodeProcess Costing... 67
E. Evaluasi dan Pembahasan HargaPokokProduksiuntukPesananSelimutMenurut Perusahaan Santa Maria BorodenganMetodeProcess Costing………..68
BAB VI PENUTUP... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran……… ... 74
C. Keterbatasan ... 75
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Perbandinganlangkah-langkahpenentuanhargapokokproduksi ... 49
Tabel 5.2 Biaya bahan baku Pertenunan Santa Maria tahun 2014 ... 52
Tabel 5.3 Biaya tenaga kerja langsung Pertenunan Santa Maria tahun 2014... 53
Tabel 5.4 Biayaoverheadpabrik Pertenunan Santa Maria tahun 2014 ... 55
Tabel 5.5 Realisasi Volume Produksi Pertenunan Santa Maria ... 56
Tabel 5.6 Biaya depresisasi Pertenunan Santa Maria... 58
Tabel 5.7 Perhitungan biaya pokok produksi Pertenunan Santa Maria... 58
Tabel 5.8 Biaya bahan baku menurutProcess Costing... 60
Tabel 5.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung menurutProcess Costing... 63
Tabel 5.10Taksiran Biaya Overhead Pabrik... 63
Tabel 5.11 Rincian Alokasi Jam Operasi Mesin ... 65
Tabel 5.12 Perhitungan biaya pokok produksiProcess Costing... 66
Tabel 5.13AnalisisSelisihHargaPokokProduksi ... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus akuntansi biaya ... 6
ABSTRAK
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODEPROCESS COSTING
(Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro)
Matius Ferdy Saputra NIM: 112114078 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi menurut perhitungan perusahaan dengan metode process costing. Penulis membandingkan carapenghitungan harga pokok produksi yang dilakukan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dengan metodeprocess costing.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan caramendeskripsikan harga pokok produksi Pertenunan Santa Maria Boro, yang kemudian akan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metodeprocess costing.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penghitungan biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja langsung didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi. Biaya overhead pabrik dihitungberdasarkan perkiraan yang dibuat oleh perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik ditentukan di muka sehingga terdapat selisih pada pembebanan biaya overhead pabrik.
ABSTRACT
EVALUATION OF DETERMINATION OF COST OF
PRODUCTIONMETHOD PROCESS COSTING
(Case Study at Santa Maria Boro Weaving Company)
Matius Ferdy Saputra
NIM: 112114078 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The research objective is to determine differences in the cost of goods manufactured according to company calculations with process costing method. The reseacher compares the method of calculating the cost of production of the Company's Weaving Santa Maria Boro with process costing method.
Data collection techniques in this study of interviews and documentation. Data analysis was carried out by describing the cost of production Weaving Santa Maria Boro, which will then be compared with the calculation of the cost of production according to the method of process costing.
The analysis showed that the calculation of the cost of materials and direct labor costs based on actual costs. Factory overhead costs are calculated based on estimates made by the company. Weaving Company Santa Maria Boro does not use overhead costs rates determined in advance so that there is a difference in calculation factory overhead costs.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini banyak perusahaan bersaing untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya. Agar dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya, perusahaan dituntut untuk selalu memperoleh laba
yang optimal bagi perusahaan.
Selain dituntut untuk memperoleh laba, perusahaan juga harus bersaing
untuk mendapatkan pangsa pasar (konsumen). Oleh karena itu perusahaan
diharapkan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang
rendah agar dapat terjangkau dan memuaskan konsumen serta mendapatkan
pangsa pasar yang lebih besar. Untuk menjamin agar perusahaan mampu
menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan membutuhkan informasi
biaya produksi yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga pokok
(Mulyadi 2005: 10).
Dengan mengetahui harga pokok produksi maka manajemen perusahaan
dapat menentukan harga jual produksi yang ada, maka keinginan masyarakat
untuk memperoleh produk dengan harga rendah dapat terealisasi dan
perusahaan tetap memperoleh laba dari kegiatan produksi perusahaan.Dalam
kegiatan produksinya, perusahaan membutuhkan bahan baku, tenaga kerja dan
untukmenjadi produk setengah jadi dan produk jadi. Untuk melakukan
hal tersebut perusahaan mengeluarkan biaya. Biaya tersebut merupakan biaya
produksi bagi perusahaan. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah
jadi. Biaya produksi yang diperlukan perusahaan terdiri dari tiga macam
bagian yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsunng, dan biaya
overhead pabrik.Perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan teliti akan
menentukan besarnya harga jual produk kepada konsumen dan laba kotor yang
akan diperoleh perusahaan.
Dalam proses produksi yang dilakukan, terdapat perusahaan yang
memproduksi produk secara homogen dalam kuantitas yang banyak dan
diproduksi untuk kegiatan tersebut menggunakan metode harga pokok
berdasarkan proses. Sedangkan ada juga perusahaan yang memproduksi
produk sesuai dengan spesifikasi pesanan. Penentuan harga pokok produk
untuk kegiatan pesanan menggunakan metode harga pokok pesanan. Penentuan
harga pokok produksi sangat penting karena menentukan kontinuitas
perusahaan.
Perusahaan Pertenunan Santa Maria melakukan kegiatan produksi atas
dasar proses. Perusahaan berproduksi untuk memenuhi pesanan bukan untuk
memenuhi persediaan di gudang. Pihak manajemen perusahaan biasanya
mengandalkan pengalaman yang diperoleh dimasa lalu dalam menentukan
untuk menentukan harga pokok produksi secara tepat menurut akuntansi biaya
(Jayanti 2006: 3).
Karena pentingnya menentukan harga pokok produksi, maka penulis
meninjau kembali prosedur penentuan harga pokok produksi yang dilakukan
oleh Pertenunan Santa Maria dalam kegiatan produksinya. Topik yang dipilih
penulis adalah tentangtentang :“Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Metode Process CostingStudi Kasus Perusahaan Pertenunan Santa
Maria Boro”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada perbedaan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan
metodeprocess costing?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi pada perusahaan dengan
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
penentuan dan perhitungan harga pokok produk.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan pertenunan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi perusahaan
dalam menghitung harga pokok produk yang berdasarkan konsep
akuntansi biaya.
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
penelitian lebih lanjut yang sejenis.
c. Bagi penulis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Biaya
1. Pengertian
Menurut Supriyono (2000:21) Akuntansi biaya adalah salah satu
cabang akuntasi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan
menekan transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi
biaya dalam bentuk laporan biaya. Sedangkan menurut Mulyadi (2009:6)
akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengancara
tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
2. Siklus Akuntansi Biaya
Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh
kegiatan usaha perusahaan tersebut. Siklus kegiatan perusahaan manufaktur
dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir
dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.
Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan
pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang
dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikan harga pokok
produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian
gudang.Akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur bertujuan untuk
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi Biaya
3. Tujuan Akuntansi Biaya
Dahulu akuntansi biaya hanya digunakan sebagai cara perhitungan atas
nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan nilai harga pokok penjualan
yang dilaporkan di laporan laba rugi. Pandangan ini membatasi cakupan
informasi yang dibutuhkan oleh manajemen atas pengambilan keputusan
dan menjadi sekedar data biaya produk guna memenuhi pelaporan eksternal.
Definisi seperti ini tidak sesuai dengan masa sekarang dan tidak cukup
menggambarkan kegunaan informasi biaya, karena sekarang manajemen
dilengkapi dengan alat-alat akuntansi biaya yang diperlukan untuk perbaikan
perencanaan aktivitas dan efisiensi, serta membuat keputusan yang bersifat
rutin dan strategis. Menurut Witjaksana (2006:96), manfaat akuntansi biaya
1. Sebagai informasi dasar dalam menentukan harga jual produk barang
dan jasa.
2. Sebagai alat pengendalian manajemen, terutama yang diberikan dengan
pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.
3. Sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan
seluruh aspek biaya operasi.
B. Konsep Biaya
1. Pengertian
Biaya merupakan faktor penting bagi perusahaan dalam merencanakan
dan mengendalikan biaya. Konsep biaya telah berkembang sesuai dengan
kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Menurut Mulyadi (2005:8), biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang
telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Bustami dan Nurlela (2007: 4) biaya dalam akuntansi biaya
diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya dalam pengertian
cost dan biaya dalam artian expense.Biaya(Cost) adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.Beban (Expense) adalah biaya
yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Selain itu menurut
Carter ( 2009: 30) biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, atau
pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Menurut
dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya
yang dikorbankan dapat berupa bahan baku, tenaga kerja langsung, bahan
pembantu, bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi
lainnya diluar bahan dan tenaga kerja.Dari pengertian-pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa biaya merupakan sumber ekonomis yang dinyatakan dalam
satuan uang guna mencapai tujuan tertentu.
2. Klasifikasi Biaya
Menurut Bustami dan Nurlela (2007:9), klasifikasi biaya atau
penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara
sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam
golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang
lebih ringkas dan penting. Biaya dapat digolongkan berdasarkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Menurut dalam Hubungan dengan Produk
1) Biaya Produksi
Merupakan biaya yang digunakan dalam proses produksi yang
terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik. Biaya produksi disebut juga dengan biaya produk
yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk,
dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.
Merupakan biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi.
Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya
operasi. Biaya non produksi terdiri dari biaya pemasaran, biaya
administrasi dan umum dan biaya keuangan (financial).
b. Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi
1) Biaya variabel
Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi
dalam rentang relevan, tetapi secara perunit tetap.
2) Biaya tetap
Biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam dalam rentang relevan
tertentu, tetapi secara perunit berubah.
3) Biaya semivariabel
Biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan
karakter tetap dan variabel.
4) Biaya semitetap
Biaya yang berubah dan volume secara bertahap.
c. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi
1) Biaya langsung departemen
Biayayang dapat ditelusuri secaralangsung ke departemen
bersangkutan.
2) Biaya tidak langsung departemen
Biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke departemen
d. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Waktu
1) Biaya pengeluaran modal
Biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan
dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva.
2) Biaya pengeluaran pendapatan
Biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan
dilaporkan sebagai beban.
e. Biaya dalam Hubungannya dengan Pengambilan Keputusan
1) Biaya relevan
Biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang
berbeda.
a) Biayadiferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam
beberapa alternatif pilihan.
b) Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam
memilih suatu alternatif.
c) Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan
akuntansi tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
d) Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat
memilih suatu alternatif.
e) Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada
produk selesai.
Biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Dapat digolongkan menjadi:
a) Biaya masa lalu atau biaya histori adalah biaya yang sudah
dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
b) Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat diambil kembali.
3. Elemen Biaya Produksi
Menurut Rudianto (2006: 272) unsur-unsur biaya yang menjadi bagian
dari biaya produksi pada umumnya dikategorikan menjadi 3 yaitu:
a. Biaya Bahan Baku Langsung (direct material)
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh bahan langsung sampai bahan tersebut siap digunakan.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labour)
kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung yaitu tenaga
kerja yang secara langsung bekerja dalam pengolahan barang jadi.
c. Biaya OverheadPabrik
Biaya overhead pabrik pada umumnya didefenisikan sebagai bahan tidak
langsung, pekerja tidak langsung, dan beban pabrik lainnya yang tidak
dengan mudah diidentifikasi atau dibebankan langsung ke pekerja, produk
atau tujuan akhir biaya.
Berikut adalah penggolongan dan pembebanan biaya yang dilakukan
pada metode harga pokok proses menurut Rudianto (2006: 273):
Biaya bahan adalah nilai atau besarnya upah yang terkandung dalambahan
yang digunakan untuk proses produksi.Biaya bahan dibedakan menjadi:
a) Biaya bahan baku(direct material)
Adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi,
yang secara fisik dapat diidentifikasi pada barang jadi.
b) Biaya bahan penolong(indirect material)
Yang termasuk dalam bahan penolong adalah bahan-bahan yang
digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya
relatif kecil atau pemakaiannya sangat rumit untuk dikenali di produk
jadi.
2) Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja merupakan gaji atau upah karyawan bagian produksi.
Biaya ini dibedakan menjadi:
a) Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah tenaga kerja yang
dipekerjakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi.
b) Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan gaji atau upah tenaga
kerja bagian produksi yang terlibat secara langsung dalam proses
pengerjaan bahan menjadi produk jadi.
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses produksi
selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah: biaya
pemakaian supplies pabrik, biaya pemakaian minyak pelumas, dan
sebagainya.
Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya
overhead pabrik dibebankan kepada pesanan atau produk atas dasar tarif
ditentukan di muka (Mulyadi, 2009:196). Alasan pembebanan biaya overhead
pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka adalah sebagai
berikut:
a. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya
terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnyaharga pokok per satuan
produk yang dihasilkan dari bulan yang satu kebulan yang lain. Apabila
biaya overhead pabrik yang sesungguhnyaterjadi dibebankan kepada
produk, maka harga pokok produksi persatuan mungkin akan berfluktuasi
karena sebab berikut ini:
1) Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan
2) Perubahan tingkat efisiensi produksi
3) Adanya biaya overhead pabrik yang terjadi secara perodik,menyebar
tidak merata selama jangka waktu setahun
4) Biayaoverheadpabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada
b. Dalamperusahaanyang menghitung harga pokok produksi
denganmenggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen
memerlukaninformasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan
selesaidikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru
dapatdiketahui jumlahnya pada akhir bulan, atau akhir tahun.
Menurut Supriyono (2014: 304) dalam penentuan tarif biaya overhead
pabrik yang dibebankan terdapat berbagai macam dasar yang dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut ini:
1. Satuan Produksi
Metode ini paling sederhana, tarif biaya overhead pabrik didasarkan pada
satuan produksi dihitung dengan rumus:
Tarif =
2. Biaya Bahan Baku
Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya bahan baku
dihitung berdasarkan presentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus
penghitungannya sebagai berikut:
Tarif = x 100%
Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan biaya tenaga kerja langsung
dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung
dengan rumus:
Tarif = X100%
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
BOP mempunyai hubungan yang erat dengan waktu untuk membuat produk,
maka dasar yang digunakan untuk membebankan adalah jam tenaga kerja
langsung. Tarif BOP yang dihitung dengan rumus:
Tarif =
5. Jam Mesin
Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan
bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin). Tarif BOP tersebut
adalah sebagai berikut:
Tarif =
C. Harga Pokok Produksi
1. Pengertian
Harga pokok produksi menurut Bastian dan Nurlela (2007: 60) adalah
kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan dalam produk
dalam proses awal dan dikurangi persediaan produk dalam proses akhir.
langsung yang dipakai, upah langsung sertabiaya produksi tidak langsung,
dengan perhitungan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok
produksi merupakan keseluruhan dari biaya-biaya yang dikorbankan
sehubungan dengan proses produksi barang tersebut sehingga menjadi barang
jadi yang siap untuk dijual. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biayaoverheadpabrik.
2. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi(2005:38) penentuan harga pokok produksi harus
benar-benar diperhatikan secara matang oleh perusahaan agar tujuan
perusahaan dapat tercapai. Tujuan penetuan harga pokok produksi adalah:
a. Menentukan harga jual produk
Dengan diketahuinya harga pokok produksi, maka
perusahaan dapat juga menentukan harga jual produknya. Selain itu,
manajemen juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
berperan dalam penentuan harga jual produk, seperti keadaan pasar dan
campur tangan pemerintah.
b. Memantau realisasi biaya produksi
Manajemenmembutuhkaninformasi biayaproduksiyang
sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi. Untuk
apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai
dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
c. Menghitung laba rugi periodik
Manajemen membutuhkan informasi biaya produksi yang telah
dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu, agar
dapat mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran dalam
periode mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto.
Informasi laba rugi bruto periodik dibutuhkan untuk mengetahui
kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan
laba rugi.
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca.
Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok
persediaan produk jadi dan harga pokok produksi yang pada tanggal
neraca masih dalam proses untuk tujuantersebut, manajemen perlu
menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode. Biaya produksi
yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal
neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk
dalam proses.
3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Pengumpulan Harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara
produksi. Secara garis besar cara memproduksi dapat dibagi menjadi dua
a. Produk atas Dasar Proses(Process Costing)
Menurut Mulyadi (2007: 69) adapun karakteristik perusahaan yang
menggunakan metode harga pokok berdasarkan proses adalah:
1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2) Produk yang dihasilkan dari bulan kebulan adalah sama.
3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi
yang berisi rencana produksi produk satandar untuk jangka waktu
tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penggunaan metode
harga pokok proses dapat diterapkan pada perusahaan yang memiliki
ciri-ciri menghasilkan produk standar, produk yang dihasilkan jumlahnya sama
setiap bulan dan kegiatan produksi diawali dengan pembuatan produk
standar.
b. Produk atas Dasar Pesanan(Job Order Cost)
Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, proses
produksinya berjalan atas dasar pesanan dari pembeli dan produk yang
dihasilkan terdiri dari berbagai macam jenisnya sesuai dengan pesanan
atau selera pembeli. Metode harga pokok pesanan mempunyai
karakteristik tersendiri, karakteristik tersebut berpengaruh terhadap
Menurut Mulyadi (2007:41) karakteristik-karakteristikdalam
metodepengumpulan harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah
sebagaiberikut:
1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga
pokok produksinya secara individu.
2) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan
produk menjadi dua kelompok, yaitu: biaya produk langsung dan
biaya produk tidak langsung.
3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung
disebut dengan istilah biayaoverheadpabrik.
4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok
produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya
terjadi, sedangkan biaya overheadpabrik diperhitungkan dalam harga
pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
5) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Kartu biaya pesanan adalah kartu digunakan untuk mencatat biaya
produksi yang dikeluarkan untuk masing-masing pesanan. Setiap pesanan
masing-masing. Biaya produksi yang dimasukkan ke dalam kartu pesanan
meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead. Adapun kegunaan kartu biaya pesanan sebagai dokumen dasar
dalam penentuan biaya pesanan yang mengakumulasi biaya-biaya untuk
setiap pesanan.
4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi yakni merupakan cara
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Menurut
Mulyadi (2007:17) ada dua cara yang digunakan untuk memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi yaitu :
a. Full Costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi baik yang bersifat
variabel maupun tetap, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian harga pokok
produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi
berikut ini:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biayaoverheadpabrik variabel xxx
Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing
terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik
tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum).
b. Variable Costing
Variable Costing yakni metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang variabel ke dalam kos
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biayaoverheadpabrik variabel.
Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variable costing
terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biayaoverheadpabrik variabel xxx+
Harga pokok produksi xxx
Kos produk yang dihitung dengan pendekatanvariable costing terdiri
dari unsur kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya
nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi
dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya
5. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
Menurut Supriyono (2010: 37) harga pokok proses adalah metode
pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap
satuan waktu tertentu misalnya bulan, triwulan, semester, atau setahun.
a. Karateristik dan Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga
Pokok Proses
Karateristik utama metode harga pokok prosesmenurut Supriyono (2010:
142):
1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan,
meringkai dan menghitungharga pokok baik total maupun satuan unit.
2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui
rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap
elemen biaya.
3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode
tertentu.
4. Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga pokok satuan.
Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana
pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi
tertentu dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang
6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen yang
menikmatibiaya yang dibebankan, berapa yang dinikmat produk selesai
dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang
atau departemen berikutnya dan berapa harga pokok dalam proses
akhir.
7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, rusak,
atau cacat tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam
penghitungan harga pokok produk.
Sedangkan prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada
metode harga pokok proses menurut Supriyono (2010: 143) adalah:
1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun
laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen.
2. Mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik periode tertentu dibagi produksi ekuivalen dari
elemen biaya yang bersangkutan.
3. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah
elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya
yang bersangkutan.
4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang
atau ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk
b. Penggolongan Biaya dalam Metode Harga Pokok Proses
Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi
menurut Supriyono (2010: 144) adalah:
1. Biaya Bahan
Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara
bahan baku dan bahan penolong hal ini disebabkan umumnya produk
yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar sehingga
setiap satuan produk yang sama akan menikmati bahan yang relative
sama pula. Semua harga pokok bahan yang diproses atau diolah
menjadi produk selesai atau bagian produk selesai, baik dapat
diidentifikasikan atau tidak dapat diidentifikasikan dengan produk
tertentu adalah merupakan biaya bahan.
2. Biaya Tenaga Kerja
Dalam metode harga pokok prosestidak dipisahkan atau dibedakan
antar biaya tenaga kerja langsung atau tenaga kerja tidak
langsung.Apabila produk diolah melalui satu tahapan pengolahan
maka semua biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan sebagai elemen
biayatenaga kerja.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses yaitu meliputi
semua biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan
D. Harga Pokok Penjualan
1. Pengertian
Menurut Mardiasmo (2000:15) Harga Pokok Penjualan adalah semua
biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk
tersebut siap dijual. dengan bahasa sederhana, Harga Pokok Penjualan yang
biasa disingkat HPP merupakan biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses
produksi barang dan jasa yang dapat dihubungkan secara langsung dengan
aktivitas prosess yang membuat produk barang dan jasa siap jual.
2. Struktur Harga Pokok Penjualan
Struktur dasar dalam harga pokok penjaualan umumnya terdiri dari tiga
elemen besar:
a. Persediaan atauInventori
Dalam perusahaan dagang, elemen persediaan (inventory) hanya
terdiri atas persedian barang jadi dengan istilah Inventori. Sedangkan
pada perusahaan manufaktur, elemen persediaan meliputi:
1) Raw Materials(Persedian Bahan Baku)
2) Work In Processatau WIP (Persidiaan Barang Dalam Proses)
3) Inventory(Persediaan Barang Jadi)
Elemen Persediaan yang dimaksud adalah besarnya Persediaan
Terjual. Untuk mengetahui besaran nilai jumlah persediaan yang telah
1) Persediaan Awal
2) Pembelian (dalam usaha dagang)
3) Harga Pokok Produksii (dalam perusahaan manufakture)
4) Persediaan Akhir
b. Tenaga Kerja Langsung atauDirect Labour Cost
Tenaga Kerja Langsung merupakan upah yang diberikan atau
dibayarkan kepada karyawan/tenaga kerja yang terlibat secara langsung
dalam aktivitas pengolahan barang dagang. Biaya Tenaga Kerja
Langsung apabila besar kecilnya upah yang dibayar terrgantung pada
jumlah unit produk yang dihasilkan.
c. BiayaOverhead(Overhead Cost)
Biayaoverheadadalah biaya yang muncul selain dari elemen elemen
yang telah disebut diatas, biasanya diistilahkan dengan indirect cost.
jenisnya sangat bervariasi tergantung dari skala usaha, jenis usaha serta
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu
penelitian yang menggambarkan kejadian-kejadian yang ada pada Perusahaan
Pertenunan Santa Maria Boro. Setelah menemukan masalah yang dihadapi
kemudian menyelesaikan dengan menggunakan standar akuntansi yang berlaku.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Perusahaan
Pertenunan Santa Maria Boro Kulon Progo. Waktu yang digunakan selama
penelitianmulai bulan September sampai dengan bulan Oktober 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dijadikan responden. Dalam
penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah kepala dan staff
b. Objek penelitian
Objek penelitian adalah variabel yang akan diteliti. Objek yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah laporan harga pokok produksi selimut,
data mengenai biaya-biaya dalam produksi selimut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah,
maka penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data yang
dapat digunakan:
1. Wawancara (interview) yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung
berkenaan denganpenelitian ini, dengan cara mendatangi langsung
pemilik dan beberapa staff untuk mendapatkan informasi dan data secara
langsung dari pihak perusahaan.
2. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat,
membaca dan menyalin dokumen yang ada di perusahaan yang
bermanfaat bagi penelitian. Data yang digunakan meliputi data tentang
biaya produksi dan prosedur penentuan dan perhitungan harga pokok
produksi.
E. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahaan
4. Penentuan harga pokok produksi
5. Jumlah produk selesai yang dihasilkan
6. Informasi lain yang relevan dengan penelitian
F. Teknik Analisis Data
1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah
adalah sebagai berikut (Mulyadi 2007:17) :
a. Mendeskripsikanperhitungan harga pokok produksi
menurutperusahaan terhadap produk selimut yang banyak dipesan
konsumen selama tahun 2014.
b. Menentukan besarnya harga pokok produksi berdasarkan metodejob
process costing. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Menghitung biaya produksi yaitu mengumpulkan biaya produksi
sesungguhnya terjadi di perusahaan yang terdiri dari:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx +
Harga pokok produksi xxx
2) Menetukan harga pokok produk per satuan
c. Menghitung taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan
kedalam proses produksi berdasarkan biaya bahan baku yang
digunakan, yaitu dengan membagi taksiran biaya overhead pabrik
dengan taksiran biaya bahan baku yang dipakai. Rumus presentase
biayaoverheadpabrik dari biaya bahan baku yang dipakai:
Tar if BOP = x 100%
d. Membandingkan hasil penentuan harga pokok produk menurut
perhitungan perusahaan dengan metode process costing untuk
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan.
e. Menganalisis penyebab perbedaan yang ada berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan untuk memberikan kesimpulan apakah
penentuan harga pokok produk tersebut sudah tepat atau tidak dan
memberi saran yang memungkinkan untuk dilakukan oleh
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perusahaan
Pertenunan Santa Maria Boro berlokasi di Dusun Boro Kelurahan
Banjar Sari Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta ini didirikan oleh seorang misionaris Eropa asal
Belanda pada tahun 1938. Beliau adalah Bruder Joe Sue yang ditugaskan
untuk Serikat Jesuit untuk menjalankan karya misi Kongregasi FIC di daerah
D.I. Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan ini berada dalam satu lokasi dengan
biara bruder FIC, Panti Asuhan, dan SMP Pangudi Luhur I dan II. Tujuan
utama dari berdirinya perusahaan ini tak lain adalah untuk membantu taraf
perekonomian dan kehidupan warga di sekitar Boro. Pertenunan Santa Maria
ini didirikan dalam rangka pengimplementasian dari visi dan misi kongregasi
FIC yang berupaya untuk memberdayakan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Secara resmi Pertenunan Santa Maria Boro didirikan pada tanggal 6
Januari 1950 dibarengi dengan pendirian Sekolah Tenun Boro. Pimpinan
yang memimpin dan bertugas untuk bertanggung jawab secara penuh atas
segala kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan adalah Bruder-Bruder
yang berdiri pada tahun 1950 ini tidak menggunakan mesin operasi dalam
kegiatan produksinya. Hal ini dilakukan gunamenyerap sumber daya manusia
di daerah sekitar Boro yang dahulu didominasi oleh anak-anak putus sekolah,
anak-anak yang berpendidikan rendah dan pengangguran.
Pada tahun 1951, perusahaan dipimpin oleh Bruder Josue hingga
tahun 1953. Kemudian pada tahun 1953, Kongregasi FIC memutuskan untuk
mengutus Bruder Josue untuk berkarya diluar Boro. Untuk mengisi
kekosongan pimpinan jabatan, Bruder Pachomeous ditunjuk untuk memimpin
perusahaan. Pada tahun 1977, pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan
untuk melakukan penyetaraan sekolah tingkat pertama menjadi sekolah
umum. Peraturan tersebut mau tidak mau perusahaan harus menutup sekolah
tenun yang didirikan oleh Bruder Josue tersebut. Dampaknya para siswa yang
belajar di Sekolah Tenun Boro harus putus sekolah dan perusahaan harus
mengambil alih alat-alat tenun milik sekolah sejumlah 22 buah. Kemudian
para bruder dan Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC memutuskan untuk
menarik para siswa yang tersebut untuk bekerja di Perusahaan Pertenunan
Santa Maria Boro. Tahun 1985, terjadi pergantian kepengurusan dari Bruder
Pachomeous ke Bruder Marcelinus. Pada awal tahun 1995, pemerintah
menetapkan Undang-Undang yang mengharuskan adanya pemisahan antara
Yayasan dengan kepengurusan perusahaan. Jadi, perusahaan bergerak untuk
membentuk kepengurusan sendiri, namun secara intern tetap berada dalam
Pada tahun 1998, Bruder Marcelinus menyerahkan jabatan pemimpin
Perusahaan Pertenunan Santa Maria kepada Bruder Thomas Edison. Di
bawah kepemimpinan Bruder Thomas, pertenunan ini mengalami
perkembangan pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan bertambahnya jumlah
pesanan dari tahun ke tahun dan meningkatnya jumlah mesin yang dimiliki.
Kemudian pada tahun 2008, tongkat kepemimpinan beralih kepada Bruder
Petrus Sutimin yang menjabat hingga sekarang.
B. Lokasi Prusahaan
Perusahaan Pertenunan Santa Maria terletak di daerah Boro, Kelurahan
Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan Santa Maria dibangun di atas
tanah seluas 25x40 meter. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan lokasi perusahaan antara lain:
1. Transportasi pengangkutan bahan baku maupun barang jadi cukup lancar
karena dekat dengan jalan raya sehingga kendaraan mudah keluar dan
masuk.
2. Tersedianya tenaga kerja yang memadai dengan biaya tenaga kerja yang
relatif murah sehingga perusahaan dapat menekan biaya produksi.
3. Udara yang sejuk di lokasi perusahaan sangat menguntungkan karena
membuat barang yang merupakan bahan baku produksi tidak mudah
C. Tujuan Perusahaan
1. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Boro dan sekitarnya
sehingga ikut serta dalam mengatasi masalah pengangguran.
2. Memenuhi kebutuhan sandang bagi misionaris, anak-anak panti asuhan
dan masyarakat Boro.
3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat Boro sehingga tidak hanya
mengandalkan bidang pertanian saja.
4. Mencari dan mengembangkan dana dengan memasarkan produk baik ke
dalam maupun keluar daerah Boro.
D. Permodalan
Modal Perusahaan Pertenunan Santa Maria berasal dari modal sendiri
yaitu dari Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC selaku pemilik Perusahaan
Pertenunan Boro dan donatur.
E. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam usaha mencapai tujuannya secara efektif dan efisien,
perusahaan perlu menyusun struktur organisasi yang berguna untuk
memperjelas tugas, wewenang, tanggung jawab serta memperlancar arus
informasi dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya.
Struktur organisasi yang diterapkan di Perusahaan Pertenunan Santa
sistem perintah langsung. Setiap kepala bagian mempunyai wewenang penuh
terhadap karyawan-karyawan yang berada langsung di bawahnya.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Sumber: Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, 2015
Adapun tugas dan tanggungjawab dalam masing-masing bagian dalam
struktur organisasi :
1. Kongregasi FIC
Kongregasi FIC sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan
mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung
2. Pimpinan Perusahaan
Pimpinan perusahaan bertanggungjawab secara penuh dalam mengelola
perusahaan. Pimpinan perusahaan bertanggungjawab langsung kepada
kongregasi. Pimpinan perusahaan memberikan pedoman umum yang
dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan, memeriksa seluruh
teknik perusahaan khususnya proses produksi, administrasi dan
pemasaran. Pimpinan perusahaan juga menentukan tujuan yang akan
dicapai dan strategi yang akan diimplementasikan untuk mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditentukan.
3. Kepala Bagian Administrasi
Tugas kepala bagian administrasi adalah sebagai berikut:
a. Membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan.
b. Membuat daftar gaji.
c. Menerima pesanan pembelian.
d. Mencatat semua peristiwa transaksi yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan, termasuk rencana dan pelaksanaan kebijakan
perusahaan.
e. Menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan bahan-bahan
penolong yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi.
f. Menentukan penyediaan, penerimaan dan pengeluaran uang yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
a. Mengawasi persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang
jadi.
b. Melaporkan jumlah persediaan barang.
c. Mengukur dan menyimpan hasil produksi dalam gudang.
d. Menghitung dan menyiapkan pengiriman barang.
5. Kepala Bagian Produksi
Tugas kepala bagian produksi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jenis bahan yang berkualitas.
b. Melakukan pemantauan pada proses produksi.
c. Merencanakan jenis dan jumlah barang yang diproduksi.
d. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku.
e. Memperbaiki alat produksi jika terjadi kerusakan.
f. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk.
6. Bagian Pembukuan
Tugas bagian pembukuan adalah membantu bagian administrasi dan
umum dalam menyelesaikan administrasi perusahaan.
7. Bagian Penjualan
Tugas bagian penjualan adalah sebagai berikut:
a. Melayani penjualan hasil produksi.
b. Melakukan pengiriman barang.
8. Bagian Pembelian
Tugas bagian pembelian adalah melakukan pembelian bahan baku dan
bahan penolong yang dibutuhkan perusahaan untuk keperluan produksi.
9. Bagian Jahit
Tugas bagian jahit adalah sebagai berikut:
a. Memotong kain sesuai dengan kebutuhan pembeli.
b. Menjahit pada bagian tepi dari kain yang telah dipotong.
10. Bagian Pengepakan
Tugas bagian pengepakan adalah sebagai berikut:
a. Mengepak produk jadi yang telah siap untuk dikirimkan kepada
pelanggan.
b. Menyerahkan produk jadi yang telah dikemas ke bagian penjualan.
11. Bagian Wenter
Tugas bagian wanter adalah sebagai berikut:
a. Mencuci dan merebus benang.
b. Memberi kaporit agar pewarnaan pada benang dapat tercampur secara
merata.
12. Bagian Sekir
Tugas bagian sekir adalah memindahkan benang dari kelos ke alat yang
disebut sekir. Alat sekir digunakan untuk memadukan benang-benang
13. Bagian Pintal
Tugas bagian pintal adalah menggulung benang yang telah kering dengan
menggunakan alat yang disebut kelos.
14. Bagian Tenun
Tugas bagian tenun adalah sebagai berikut:
a. Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses
mencocokkan motif yang dibuat dari bagian sekir dengan alat yang
digunakan untuk menenun.
b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk.
F. Personalia
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan
kegiatan produksi suatu perusahaan. Sebagai perusahaan mannufaktur,
perusahaan Pertenunan Santa Maria membutuhkan tenaga kerja yang cukup
banyak dan berkualitas untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Keberhasilan dalam melakukan kegiatan produksi sangat ditentukan oleh
tingkat produktivitas tenaga kerja yang tinggi.
1. Tenaga Kerja
Dalam menjalankan kegitan produksinya, Perusahaan Pertenunan
Santa Maria mempekerjakan 50 orang karyawan yang sebagian besar
merupakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan. Karyawan perusahaan
a. Karyawan Tetap
Karyawan tetap adalah tenaga kerja yang telah diangkat menjadi tenaga
kerja tetap perusahaan. Mereka mempunyai hak atas fasilitas-fasilitas
yang diberikan perusahaan seperti pensiun, asuransi tenaga kerja,
tunjangan istri, tunjungan anak dan gaji pokok setiap bulan.
b. Karyawan Tidak Tetap
Karyawan tidak tetap adalah adalah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh
perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Tenaga kerja ini hanya
menndapat gaji yang berupa upah harian berdasarkan hasil produksi.
Perincian jumlah tenaga kerja Perusahaann Pertenunan Santa Maria
adalah sebagai berikut:
1) Pimpinan Perusahaan : 1 orang
2) Kepala Bagian Produksi : 1 orang
3) Kepala Bagian Administrasi : 1 orang
4) Kepala Bagian Gudang : 1 orang
5) Bagian Penjualan dan Pembelian : 2 orang
6) Bagian Pembukuan : 2 orang
7) Bagian Wenter : 5 orang
8) Bagian Pintal : 5 orang
9) Bagian Sekir : 3 orang
10) Bagian Tenun : 15 orang
Demi kelancaran kerja karyawan, perusahaan melakukan kegiatan
penngawasan karyawan dengan cara yang sederhana yaitu dengan
melakukan presensi setiap hari serta pengamatan langsung dari pimpinan
perusahaan.
2. Jam Kerja Karyawan
Perusahaan menetapkan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan selama
7 jam dalam 5 hari kerja dan 6 jam dalam 1 hari kerja. Berikut pembagian
alokasi jam kerja selama 6 hari kerja:
a. Senin – Jumat : Jam 07.00 – 14.00
b. Sabtu : Jam 07.00 – 13.00
Jumlah jam kerja karyawan dalam satu minggu adalah 41 jam dengan
istirahat selama 30 menit dari pukul 11.00 - 11.30 WIB.
3. Sistem Gaji dan Upah
a. Gaji bulanan diberikan kepada karyawan tetap, yaitu pimpinan
perusahaan, kepala bagian produksi, kepala bagian administrasi, kepala
bagian gudang, bagian penjualan dan pembelian, dan bagian pembukuan
b. Upah Borongan
Upah borongan diberikan kepada agian wenter, bagian pintal, bagian
sekir, bagian tenun, bagian jahit dan bagian pengepakan.
4. Fasilitas- fasilitas Perusahaan
Selain memberikan gaji dan upah, perusahaan juga memberikan
a. Tunjungan kesehatan sebesar 100% untuk karyawan dan 50% untuk
keluarga karyawan. Tunjungan ini diberikan jika ada kuitansi dari dokter
atau rumah sakit.
b. Asuransi Tenaga kerja/Astek apabila terjadi kecelakaan kerja, kematian
dan berupa tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umuur 55
tahun.
c. Beras untuk karyawan 10 kg, untuk istri 6 kg, untuk anak @ 3 kg
maksimal 3 anak yang diberikan setiap bulan.
d. Rekreasi dan retret yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali.
e. Satu setel pakaian kerja setiap tahun.
G. Produksi
1. Bahan baku dan bahan penolong
Perusahaan Pertenunan Santa Maria merupakan perusahaan
manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi
maupun barang jadi. Adapun produk yang dihasilkan oleh perusahaan
antara lain kain seragam, kain dam-daman, selimut, serbet, handuk, kaim
sprei, kain pel, kain kasur dan kain sarung.
Dalam melakukan produksi, persahaan menggunakan bahan baku
berupa benang tenun ukuran 12/s dan 20/s. Sedangkan untuk bahan
penolong, perusahaan menggunakan wenter (pewarna), bahan bakar,
2. Proses Produksi
Secara garis besar, proses produksi Perusahaan Pertenunan Santa
Maria melalui empat tahap yaitu tahap pemutihan, tahap persiapan
penenunan, tahap penenunan dan tahap penyelesaian akhir (finishing).
Proses dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pemutihan
Tahap pemutihan merupakan tahapan yang paling awal dan
prosesnya berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam
larutan TRO kurang lebih 15 menit. Larutan ini berfungsi sebagai
pelumas yang membuat zat pewarna menjadi rata pada seluruh bagian
benang.
Setelah proses perendaman selesai, benang direbus dan dicuci
sampai bersih sehingga warnanya menjadi putih mengkilat. Kemudian
benang diberi warna sesuai dengan tersebut dalam larutan wenter
selama kurang lebih 10 menit. Setelah diberi warna, benang
dimasukkan ke dalam larutan kanji agar benang kuat dan lebih mudah
diolah.
Langkah selanjutnya adalah menjemur benang sampai kering.
Setelah kering, benang tersebut dikirim ke bagian pintal untuk ditenun.
b. Tahap Persiapan Penenunan
Tahap penenunan dimulai dengan mempersiapkan benang yang
akan dipakai dalam tahap penenunan yang terdiri dari 2 jenis benang
yang berposisi melintang pada penampang kain dan menunjukkan
lebar kain. Benang pakan digulung dalam alat yang disebut palet.
Benang lusi adalah benang yang berposisi memnujur dan dimasukkan
ke dalam alat yang disebut kelos.
Langkah-lagkah yang dilakukan dalam mempersiapkan benang
lusi adalah sebagai berikut:
1) Benang lusi digulung pada kelos yang berbenntuk silinder yang
membbesar pada bagian tengahnya, untuk selanjutnya benang ini
disebut benang kelos.
2) Proses selanjutnnya adalah mengoni atau skermelonn, yaitu proses
penggulungan benang kelos ke dalam silinder hani. Proses ini
untuk menentukan pola tenun berdasarkan kerapatan dan warna
benang.
3) Selanjutnya gulungan hani tersebut dipindahkan ke dalam boom
lusi, yaitu alat yang berbentuk silinder besar yang meruupakan
bagian dari alat tenun.
4) Tahap berikutnya yaitu melakukan pencucukan dimana boom lusi
yang sudah terisi benang tersebut dipasang pada alat tenun, ujung
dari setiap benang dari boom lusi dimasukkan pada alat yang
disebut gun yaitu alat yang berlubang kecil untuk memasang
benang. Pada gun dipasang sisir yaitu alat yang berupa jajaran
tenun yang akan dipakai dan untuk menentukan lebar kain yang
diinginkan.
c. Tahap Penenunan
1) Benang lusi yang siap untuk ditenun, disilangkan dengan benang
pakan yang tergulung pada palet-palet di dalam teropong.
2) Apabila mesin tenun digerakkan satu tahap, maka terdapat celah
antara dua jajaran benang lusi. Kemudian teropong yang terisi
benang pakan dimasukkan diantara celah tersebut dengan posisi
melintang. Gerakan teropong ini terjadi karena didorong oleh suatu
alat pendorong yang terletak pada bagian samping mesin tenun.
3) Apabila mesin tenun bergerak secara terus-menerus, maka proses
penembakan teropong akan terjadi berulang-ulang dan jajaran
benang lusi akan bergerak memanjang secara perlahan-lahan.
Dengan demikian akan diperoleh tenunan kain sebagai hasil proses
penyilangan benang lusi dengan benang pakan.
d. Tahap Penyelesaian Akhir(finishing)
Setelah melalui tahap penenunan, hasilnya akan diserahkan pada
bagian gudang untuk dicocokkan dengan standar produk. Proses
terakhir dalam proses produksi adalah memotong kain sesuai dengan
standar produk tersebut. Setelah dipotong, dilakukan penjahitan atau
pengobrasan agar benang yang sudah ditenun tidak mudah lepas dan
H. Pemasaran
Salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan suatu
perusahaan adalah kegiatann pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan sangat
tergantung pada pelaksanaan pemasaran hasil produksinya. Pemasaran adalah
keseluruhan kegiatan usaha yang dilakukan melalui perencanaan, penentuan
harga, promosi serta distribusi hasil produksi sehingga dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen.
1. Daerah Pemasaran
Perusahaan Pertenunan Santa Maria memiliki daerah pemasaran yang
sangat luas yang seluruhnya berada dalam wilayah Indonesia. Daerah
pemasarannya antara lain Jakarta, Lampung, Medan, Padang, Ujung
Pandang, Semarang, Denpasar, Papua dan sebagainya. Daerah pemasaran
ikut menentukan harga jual produk karena perusahaan memperhitungkan
biaya kirim yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah.
2. Saluran Distribusi Perusahaan
Saluran distribusi yang digunakan oleh Perusahaan Pertenunan Santa
Maria adalah saluran distribusi pendek, yaitu dari produsen ke konsumen.
Perusahaan langsung memasarkan produknya ke konsumen tanpa melalui
perantara. Saluran ini dianggap paling cocok karena pelanggan terbatas dan
sudah tentu sehingga tidak membutuhkan perantara sedangkan konsumen
3. Promosi yang Dilakukan Perusahaan
Untuk meningkatkan penjulan, Perusahaan Pertenunan Santa Maria
juga melakukan promosi. Metode promosi yang digunakan perusahaan
adalah metode tatap muka (personal sellling)yaitu dengan mendatangi dan
melobi calon pelanggan dengan pendekatan kekeluargaan. Selain itu,
perusahaan juga menyebarkan brosur dan mengikuti pameran-pameran
sehingga masyarakat mengenal produk perusahaan. Dalam melakukan
promosi, perusahaan juga dibantu oleh misionaris FIC yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia sehingga perusahaan mendapat kemudahan
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Perusahaan pertenunan Santa Maria merupakan perusahaan manufaktur
yang memproduksi selimut, handuk, seragam, dan kain pel. Dari banyak produk
yang dihasilkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, penulis membatasi
hanya memilih produk selimut yang akan dibahas. Hal ini dipilih mengingat
produk selimut yang paling banyak dipesan.Pada penelitian ini, perusahaan
menggunakan metode harga pokok pesanan karena proses produksi yang
dilakukan perusahaan berdasarkan pada pesanan atau untuk memenuhi pesanan
bukan untuk memenuhi persediaan gudang maupun berproduksi massal.
Perusahaan menggunakan sistem biaya normal costing dimana biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung dihitung perusahaan berdasarkan biaya
sesungguhnya yang terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik dihitung
berdasarkan anggaran atau estimasi yang dibuat perusahaan. Data yang
diperoleh penulis dari perusahaan yang akan digunakan pengolahan data