EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN KREDIT Studi Kasus pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
FRANSISKA ASISI HARYANTI NIM: 042114008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN KREDIT Studi Kasus pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
FRANSISKA ASISI HARYANTI NIM: 042114008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii SKRIPSI
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN KREDIT Studi Kasus pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro
Yogyakarta
iv
MOTTO & PERSEMBAHAN
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.”
(Filipi 4: 13)
Be thankful for the difficult times. During those times you grow.
Be thankful for your limitations.
Because they give you opportunities for improvement.
Be thankful for new challenge.
Because it will build your strenght and character.
Be thankful for your mistakes. They will teach you valuable lessons.
(pravsworld.com)
Kupersembahan karya ini untuk
Tuhan Yesus Kristus & Bunda Maria sumber pengharapan dan kekuatanku.
Simbah, Bapak (†) & Ibuku Kakakku Saudara-saudaraku
Sahabat-sahabatku
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 31 Maret 2011 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Maret 2011 Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransiska Asisi Haryanti
NIM : 042114008
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro)”. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 31 Maret 2011 Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasih, karunia dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul ”Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit (Studi Kasus pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro)” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan mengembangkan diri.
b. Drs. Y. P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
c. Drs. Yusef Widya Karsana, M. Si., Akt selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
d. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Pembimbing
yang dengan sabar dan telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
e. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt. atas saran dan
viii
f. Eduardus Maryarsanto P., S.E., Akt., QIA atas saran dan
masukan-masukan yang telah diberikan.
g. Staf Pengajar Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, atas pengetahuan dan pelajaran hidup yang telah diberikan.
h. Semua pegawai Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
i. Br. Petrus Sutimin, FIC selaku Pimpinan Perusahaan Pertenunan Santa
Maria yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
j. Mbak Ani dan Mas Antok selaku karyawan Perusahaan Pertenunan
Santa Maria, atas informasi, waktu dan bantuan selama proses pembuatan skripsi.
k. Simbah, Bapak (†), Ibu, Lek Kas, kakak dan saudara-saudaraku, atas doa, perhatian, pengorbanan, dan dukungan yang telah diberikan. Maaf jika tak seperti yang kalian harapkan.
l. Teman-teman kost: Siwi, Ika, Dessy dan Ida, atas doa, kebersamaan,
dukungan dan canda tawa yang mampu memulihkan semangat. Senang bisa mengenal kalian..
m. Florie, Lina, Pampam, Lia, Elkana, Angga, Nciz, atas kebersamaan, doa,
ix
o. Teman-teman OMK Lingkungan Santo Lukas, Wilayah III Santo
Yohanes, dan Paroki Santa Theresia Lisieux Boro, atas kebersamaan dengan kalian.
p. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Maret 2011
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
ABSTRAK ... xviii
ABSTRACT ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Pengertian Sistem dan Prosedur ... 6
xi
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ... 6
2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern ... 7
3. Unsur Sistem Pengendalian Intern ... 7
C. Sistem Akuntansi ... 13
1. Pengertian Sistem Akuntansi ... 13
2. Unsur-unsur Sistem Akuntansi ... 12
3. Tujuan Pengembangan Sistem Akuntansi ... 15
D. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit ... 16
1. Fungsi yang Terkait dengan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit ... 19
2. Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Penjualan Kredit ... 17
3. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit ... 21
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit ... 25
5. Unsur Pengendalian Intern Penjualan Kredit ... 26
6. Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit ... 27
E. Pengujian Kepatuhan ... 31
1. Fixed-Sample-Size Attribute Sampling ... 31
2. Stop-Or-Go Sampling ... 33
3. Discovery Sampling ... 33
xii
BAB III METODA PENELITIAN ... 40
A. Jenis Penelitian ... 40
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 40
1. Tempat Penelitian ... 40
2. Waktu Penelitian ... 40
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 40
1. Subjek Penelitian ... 40
2. Objek Penelitian ... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ... 41
1. Wawancara ... 41
2. Kuesioner ... 41
3. Dokumentasi ... 41
E. Data yang Diperlukan ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 42
1. Analisis Deskriptif ... 42
2. Pengujian Kepatuhan ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 54
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro ... 54
B. Letak Perusahaan ... 55
C. Struktur Organisasi ... 56
D. Personalia ... 62
xiii
F. Pemasaran ... 66 G. Bagan Alir (Flowchart) Sistem Akuntansi Penjualan Kredit 67
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Perusahaan Pertenunan
Santa Maria ... 70 1. Fungsi-fungsi yang Terkait dengan Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit di Perusahaan Pertenunan Santa Maria 70 2. Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
di Perusahaan Pertenunan Santa Maria ... 72 3. Dokumen-dokumen yang Digunakan dalam Sistem
Akuntansi Penjualan Kredit di Perusahaan Pertenunan
Santa Maria ... 74 4. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem
Akuntansi Penjualan Kredit di Perusahaan Pertenunan
Santa Maria ... 75 B. Unsur-unsur Pengendalian Intern Penjualan Kredit di
Perusahaan Pertenunan Santa Maria ... 77 1. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab
xiv
C. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penjual-
an Kredit di Perusahaan Pertenunan Santa Maria ... 83
D. PEMBAHASAN ... 104
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 114
B. Keterbatasan Penelitian ... 115
C. Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 116
xv
DAFTAR TABEL
Tabel III. 1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan 44 Tabel III. 2 Tabel Stop-or-Go Decision ... 47 Tabel III. 3 Attribute Sampling Table for Determining Stop-or-Go
Sample Sizesand Upper Precission Limit of Population
Accurrence Rate Based on Sample Results ... 47 Tabel III. 4 Penentuan Besarnya Sampel: Keandalan, 95 Persen ... 51 Tabel III. 5 Evaluasi Hasil Keandalan, 95 Persen ... 53 Tabel V. 1 Rangkuman Analisis Fungsi-fungsi yang Terkait dengan
Sistem Akuntansi Penjualan Kredit di Perusahaan Perte-
nunan Santa Maria ... 71 Tabel V. 2 Rangkuman Analisis Jaringan Prosedur Sistem
Akuntansi Penjualan Kredit di Perusahaan Pertenunan
Santa Maria ... 73 Tabel V. 3 Rangkuman Analisis Dokumen-dokumen yang
Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit di
Perusahaan Pertenunan Santa Maria ... 75 Tabel V. 4 Rangkuman Analisis Catatan Akuntansi yang
Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit di
Perusahaan Pertenunan Santa Maria ... 76 Tabel V. 5 Rangkuman Analisis Struktur Organisasi yang
xvi
dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit di
Perusahaan Pertenunan Santa Maria ... 78 Tabel V. 6 Rangkuman Analisis Sistem Otorisasi dan Prosedur
Pencatatan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit di
Perusahaan Pertenunan Santa Maria ... 80 Tabel V. 7 Rangkuman Analisis Praktik yang Sehat dalam Sistem
Akuntansi Penjualan Kredit di Perusahaan Pertenunan
Santa Maria ... 82 Tabel V. 8 Hasil Pemeriksaan Attribute pada Masing-masing
Sampel ... 83 Tabel V. 9 Hasil Pemeriksaan Attribute pada Masing-masing
Sampel Tambahan ... 88 Tabel V. 10 Tabel Stop-or-Go-Decision ... 92 Tabel V. 11 Penentuan Besarnya Sampel dari Tabel Statistik ... 95 Tabel V. 12 Hasil Pemeriksaan Attribute pada Masing-masing
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit ... 28 Gambar IV. 2 Bagan Organisasi Perusahaan Pertenunan Santa Maria .. 61 Gambar IV. 3 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Perusahaan Pertenunan Santa Maria ... 67 Gambar V. 4 Rancangan Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan
xviii ABSTRAK
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN KREDIT Studi Kasus pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro
Yogyakarta
Fransiska Asisi Haryanti NIM: 042114008 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah pelaksanaan sistem akuntansi penjualan kredit di Perusahaan Pertenunan Santa Maria sudah baik, (2) mengetahui apakah sistem pengendalian intern penjualan kredit di Perusahaan Pertenunan Santa Maria sudah efektif. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan objek penelitian Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, kuesioner dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan sistem penjualan kredit di Perusahaan Pertenunan Santa Maria kemudian membandingkannya dengan sistem akuntansi penjualan kredit menurut landasan teori. Langkah selanjutnya adalah mengambil kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut. Metode yang digunakan untuk menguji efektivitas sistem pengendalian intern penjualan kredit adalah pengujian kepatuhan dengan menggunakan metode stop-or-go-sampling dan fixed sample size attribute sampling, dengan tingkat keandalan (Confidence Level) 95% dan Desired Upper Precision Limit (DUPL) 5%. Analisa efektivitas sistem pengendalian intern dilakukan dengan membandingkan AUPL dengan DUPL.
xix ABSTRACT
AN EVALUATION OF CREDIT SALES INTERNAL CONTROL SYSTEM
A Case Study at Santa Maria Weaving Company Boro Yogyakarta
Fransiska Asisi Haryanti NIM: 042114008 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The research was aimed to (1) identify if the credit sales accounting system at Santa Maria Weaving Company had been done well, (2) identify if the credit sales internal control system at Santa Maria Weaving Company had been done effectively. This research was case study; the object of this research was Santa Maria Weaving Company. The techniques data collecting were interview, questionnaires and documentation.
The data were analyzed by describing the credit sales accounting system at Santa Maria Weaving Company then comparing that implementation with theory of credit sales accounting system. The next step was taking a conclusion from that comparison. The method used to test the effectiveness of credit sales internal control system was compliance test using stop-or-go-sampling and fixed sample size attribute sampling methods, based on Confidence Level of 95% and Desired Upper Precision Limit of 5%. The analysis of credit sales internal control system was conducted by comparing the AUPL and DUPL.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen perusahaan dituntut untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan dan mencegah terjadinya kecurangan atau penggelapan. Sistem
pengendalian intern memiliki peranan yang penting untuk memenuhi
kepentingan tersebut. Sistem pengendalian intern yang baik dapat memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan perusahaan, dan ini sangat
mempengaruhi jalannya perusahaan dan eksistensi perusahaan.
Menurut AICPA (1947) dalam Haryono Jusup (2001: 249-250), ada
beberapa faktor pendorong atas semakin luasnya pengakuan tentang
pentingnya pengendalian intern. Pertama, lingkup dan besarnya perusahaan
sudah menjadi sedemikian kompleks dan meluas sehingga manajemen tidak
mungkin lagi memimpin perusahaan secara langsung. Untuk mengatasi hal itu,
manajemen mengandalkan pada sejumlah laporan dan analisis agar dapat
mengendalikan perusahaan secara efektif. Kedua, pengecekan dan review yang
melekat pada suatu sistem pengendalian intern yang baik, akan dapat
melindungi perusahaan dari kelemahan manusiawi dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.
Sebuah sistem pengendalian yang efektif merupakan komponen kritis
dari manajemen dan dasar bagi kegiatan operasi yang aman dan sehat dalam
sebuah perusahaan (Tampubolon, 2005: 31). Suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang apapun tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan sistem
pengendalian intern. Sistem pengendalian intern mendukung didapatkannya
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan perusahaan dapat
dipercaya, serta mendukung adanya efesiensi dan efektivitas pelaksanaan
sistem akuntansi dalam suatu perusahaan.
Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit,
menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi suatu
kesatuan usaha serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan
utang suatu kesatuan usaha tersebut. Sistem akuntansi yang efektif dapat
memberikan jaminan yang memadai bahwa transaksi yang dicatat adalah sah,
telah diotorisasi, telah dicatat, telah dinilai dan diklasifikasi secara wajar, telah
dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar
(Mulyadi, 1992: 76).
Salah satu sistem akuntansi dalam perusahaan manufaktur adalah sistem
akuntansi penjualan. Penjualan merupakan sumber pendapatan utama bagi
perusahaan untuk terus melangsungkan usahanya dan berkembang. Transaksi
penjualan terdiri dari dua macam, yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit.
Transaksi dalam siklus penjualan kredit memiliki risiko yang lebih tinggi
daripada penjualan tunai, salah satunya adalah risiko tidak tertagihnya piutang.
Jika tidak dikontrol dengan baik hal ini akan yang mengakibatkan kerugian
bagi perusahaan, oleh karena itu pengendalian intern yang dirancang harus
Sistem pengendalian intern yang baik harus dievalusi secara terus
menerus untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern yang telah
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau masih terdapat
kelemahan-kelemahan sehingga diperlukan perbaikan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pelaksanaan sistem akuntansi penjualan kredit di Perusahaan
Pertenunan Santa Maria sudah baik?
2. Apakah sistem pengendalian intern penjualan kredit di Perusahaan
Pertenunan Santa Maria sudah efektif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem akuntansi penjualan kredit di
Perusahaan Pertenunan Santa Maria.
2. Untuk menguji efektivitas sistem pengendalian intern penjualan kredit di
Perusahaan Pertenunan Santa Maria.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu Perusahaan
Pertenunan Santa Maria dalam mengetahui efektivitas sistem pengendalian
2. Bagi Universitas
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wawasan
dan pengetahuan baik bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma maupun
pihak lain yang berkepentingan.
3. Bagi Penulis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan
melatih kemampuan penelitian. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
digunakan untuk menambah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh di bangku kuliah.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang pengertian sistem dan prosedur, pengertian
sistem pengendalian intern, tujuan sistem pengendalian intern,
unsur sistem pengendalian intern, pengertian sistem akuntansi,
tujuan pengembangan sistem akuntansi, fungsi yang terkait dengan
sistem akuntansi penjualan kredit, jaringan prosedur sistem
akuntansi penjualan kredit, dokumen yang digunakan dalam sistem
dalam sistem akuntansi penjualan kerdit, unsur pengendalian intern
penjualan kredit, pengujian kepatuhan, bagan alir dokumen
(flowchart) sistem penjualan kredit, review penelitian terdahulu.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subyek dan obyek penelitian, teknik pengumpulan data, data yang
diperlukan, teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri atas
lokasi perusahaan, sejarah dan perkembangan, struktur organisasi,
pembagian tugas dan wewenang, produksi, sumber daya manusia
dan pemasaran produk.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang tahap penelitian yang telah dilengkapi
dengan data hasil penelitian, deskripsi dan penilaian sistem
akuntansi penjualan kredit, dan pembahasan mengenai efektivitas
sistem pengendalian intern penjualan kredit.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem dan Prosedur
Menurut Nugroho Widjajanto (2001: 2), “Sistem adalah sesuatu yang
memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses dan output.”
Mulyadi (2001: 5) dalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi”
menyatakan bahwa:
Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem
terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan
kegiatan klerikal.
B. Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Mulyadi (2001: 163) mendefinisikan sistem pengendalian intern
sebagai berikut:
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Tujuan sistem pengendalian intern, yaitu:
a. Menjaga kekayaan organisasi.
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
c. Mendorong efesiensi.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
3. Unsur Sistem Pengendalian Intern
Mulyadi (2001: 164-171) mengemukakan unsur pokok sistem
pengendalian intern adalah sebagai berikut:
a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional
Secara Tegas
Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam
perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah
memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan
pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen pemasaran,
dan departemen keuangan dan umum. Departemen-departemen ini
kemudian dibagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih
Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan
pada prinsip-prinsip berikut ini:
1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dan
fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki
wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan (misalnya
pembelian). Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan
otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah
fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva
perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki
wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
b. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan
Perlindungan Cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan dan Biaya
Dalam organisasi, transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui adanya transaksi
tersebut, oleh karena itu harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Formulir
merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan
wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam
organisasi. Penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna
dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam
catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data
yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan
tingkat ketelitian dan keandalannya (reliability) yang tinggi. Sistem
otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang
dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya
bagi proses akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai
kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
c. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit
Organisasi
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana
dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik
yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya
ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat
adalah:
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena
formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya
transaksi, maka pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan
nomor urut tercetak, akan dapat menetapkan pertanggungjawaban
2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang
akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. Jika dalam suatu
organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak terhadap
kegiatan-kegiatan pokoknya, hal ini akan mendorong karyawan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan
dari orang atau unit organisasi lain. Karena setiap transaksi
dilaksanakan dengan campur tangan pihak lain, sehingga terjadi
internal check terhadap pelaksanaan tugas setiap unit organisasi
yang terkait, maka setiap unit organisasi akan melaksanakan
praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya.
4) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan
secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka
dapat dihindari.
5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang
menjadi haknya. Selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan
digantikan untuk sementara oleh pejabat lain, sehingga seandainya
diharapkan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikannya
untuk sementara tersebut.
6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodik
harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan
secara fisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
kekayaan tersebut.
7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.
d. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan
prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk
mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat tergantung kepada
manusia yang melaksanakannya. Di antara empat unsur pokok
pengendalian intern tersebut di atas, unsur mutu karyawan merupakan
unsur sistem pengendalian intern yang paling penting. Jika perusahaan
memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur sistem
pengendalian intern yang lain dapat dikurangi sampai batas yang
minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Karyawan yang
jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya akan
meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian intern yang
mendukungnya. Di lain pihak, meskipun tiga unsur sistem
pengendalian intern yang lain cukup kuat, namun jika dilaksanakan
oleh karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur, empat tujuan
sistem pengendalian intern seperti yang telah diuraikan di atas tidak
akan tercapai. Namun, karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya
tidak cukup menjadi satu-satunya unsur sistem pengendalian intern
untuk menjamin tercapainya tujuan sistem pengendalian intern.
Manusia memiliki kelemahan yang bersifat manusiawi, seperti
misalnya bosan, tidak puas, memiliki masalah pribadi yang
mengganggu pelaksanaan tugasnya, atau tujuan pribadinya berubah
sehingga bertentangan dengan tujuan perusahaan.Untuk mengatasi
kelemahan yang bersifat manusiawi inilah tiga unsur sistem
pengendalian intern yang lain diperlukan dalam suatu organisasi, agar
setiap karyawan yang melaksanakan sistem terhindar dari godaan,
sehingga tujuan sistem pengendalian intern dapat terwujud. Untuk
mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai
cara berikut ini dapat ditempuh:
1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai
kecakapan yang sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan
ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi
oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut.
2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
C. Sistem Akuntansi
1. Pengertian Sistem Akuntansi
Mulyadi (2001: 3) mendefinisikan sistem akuntansi sebagai berikut:
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Howard F. Stettler dalam Zaki Baridwan (1990: 4) sistem
akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut:
Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.
2. Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Suatu sistem akuntansi memiliki beberapa unsur pokok sebagai
berikut (Mulyadi, 2001: 3-5):
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
dengan transaksi direkam pertama kali sebagai dasar pencatatan dalam
catatan. Contoh formulir adalah: faktur penjualan, bukti kas keluar
dan cek. Dengan faktur penjualan misalnya, direkam data mengenai
nama pembeli, alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual,
harga barang, tanda tangan otorisasi dan sebagainya. Dengan
demikian faktur penjualan digunakan untuk mendokumentasikan
transaksi penjualan.Informasi yang tercantum dalam faktur penjualan
tersebut kemudian dicatat dalam jurnal penjualan dan buku pembantu
piutang. Dengan demikian faktur penjualan tersebut merupakan media
pencatatan ke dalam jurnal dan media posting ke dalam buku
pembantu piutang.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data
lainnya. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya
diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi
yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
c. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang
digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatatat
sebelimnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini
disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan
d. Buku Pembantu
Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci
data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku
besar.
e. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat
berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang
ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran,
laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang
akan dibayar.
3. Tujuan Pengembangan Sistem Akuntansi
Pwee Leng dan Febri Widyanti Hudiono (2001) mengungkapkan
beberapa tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai
berikut:
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru
didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda
dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.
b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,
akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk
memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga
pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat
dilaksanakan dengan baik. Pengembangan sistem akuntansi dapat pula
ditujukan untuk memperbaiki pengecekan intern agar informasi yang
dihasilkan oleh sistem tersebut dapat dipercaya.
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi. Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk
menghemat biaya. Informasi merupakan barang ekonomi. Untuk
memperolehnya dibutuhkan pengorbanan sumber ekonomi yang lain.
Oleh karena itu, dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan
besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan.
D. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan
barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka
waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.
Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang
pertama kepada seorang pembeli selalu didahulukan dengan analisis
perusahaan manufaktur melakukan penjualan produknya dengan sistem
penjualan kredit ini.
1. Fungsi yang Terkait dengan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Fungsi organisasi yang terkait dengan sistem akuntansi penjualan
kredit adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2001: 211-213):
a. Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk :
1) Menerima surat order pembeli, mengedit order dari pelanggan
untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order
tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta
otorisasi kredit, menentukan tanggal pengirimandan dari gudang
mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman.
2) Membuat “back order” pada saat diketahui tidak tersedianya
persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
b. Fungsi Kredit
Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi
penjualan kredit bertanggung jawab untuk meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada
pelanggan. Karena hampir semua penjualan perusahaan manufaktur
merupaakan penjualan kredit, maka sebelum order dari pelanggan
dipenuhi, harus lebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari
fungsi kredit. Jika penolakan pemberian kredit seringkali terjadi,
mengisi surat order penjualan. Untuk mempercepat pelayanan kepada
pelanggan, surat order pengiriman dikirim langsung ke fungsi
pengiriman sebelum fungsi penjualan memperoleh otorisasi kredit dari
fungsi kredit. Namun, tembusan kredit harus dikirimkan ke fungsi
kredit untuk mendapatkan persetujuan kredit dari fungsi tersebut.
Dalam hal otorisasi kredit tidak dapat diberikan, fungsi penjualan
memberitahu fungsi pengiriman untuk membatalkan pengiriman barang
kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyimpan barang dan menyiapkan barang yang diperoleh oleh
pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang
diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa
otorisasi dari yang berwenang. Otorisasi ini dapat berupa surat order
pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo
debit yang ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang
dikirimkan kembali kepada pemasok ( retur pembelian), surat perintah
kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/pembuangan aktiva tetap
e. Fungsi Penagihan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk
membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta
menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi
penjualan oleh fungsi akuntansi.
f. Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk :
1) Mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan
membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para
debitur, serta membuat laporan penjualan.
2) Mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu
persediaan.
2. Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2001: 209-210) jaringan prosedur yang
membentuk sistem akuntansi penjualan kredit adalah:
a. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan
mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk
memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani
b. Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi gudang menyiapkan barang yang
diperlukan oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang
kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi gudang. Pada saat
penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan
penerimaan barang dari pemegang kartu kredit di atas faktur penjualan
kartu kredit.
c. Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur
penjualan kartu kredit ke dalam kartu piutang.
d. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu
kreditdan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodeik fungsi
penagihan membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada
pemegang kartu kredit perusahaan dilampiri dengan penjualan kartu
kredit.
e. Prosedur Pencatatan Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat transaksi penjualan
3. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit
adalah:
a. Surat Order Pengiriman dan Tembusannya
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses
penjualan kredit kepada pelanggan.
Tembusan surat order pengiriman terdiri dari:
1) Surat Order Pengiriman
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman
yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk
mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti
yang tertera di atas dokumen tersebut.
2) Tembusan Kredit (Credit Copy)
Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit pelanggan
dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi
kredit.
3) Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy)
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan
untuk memberotahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam
proses pengiriman.
4) Surat Muat (Bill of Lading)
Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan
angkutan umum. Surat muat ini biasanya dibuat tiga lembar, dua
lembar untuk perusahaan angkutan umum, dan satu lembar
disimpan sementara oleh fungsi pengiriman setelah ditandatangani
oleh wakil perusahaan angkutan umum tersebut.
5) Slip Pembungkus (Packing Slip)
Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk
memudahkan fungsi penerimaan di perusahaa pelanggan dalam
mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.
6) Tembusan Gudang (Warehouse Copy)
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke
fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah
seperti yang tercantum di dalamnya, agar menyerahkan barang
tersebut ke fungsi pengiriman dan untuk mencatat barang yang
dijual dalam kartu gudang.
7) Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy)
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh
fungsi penjualan menirut tanggal pengiriman yang dijanjikan. Jika
fungsi penjualan telah menerima tembusan surat order pengiriman
dari fungsi pengiriman yang merupakan bukti telah
dilaksanakannya pengiriman barang, arsip pengendalian
pengiriman ini kemudian diambil dan dipindahkan ke arsip oeder
merupakan sumber informasi untuk membuat laporan mengenai
pesanan pelanggan yang belum dipenuhi (order backlogs).
8) Arsip Index Silang (Cross-index File Copy)
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan
secaar alfabetik menurut nama pelanggan untuk memudahkan
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan megenai status
dan pesanannya.
b. Faktur dan Tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk
mencatat timbulnya piutang. Tembusan faktur penjualan terdiri dari:
1) Faktur Penjualan (Customer’s Copies)
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikrim oleh fungsi
penagihan kepada pelanggan. Jumlah lembar faktur penjualan yang
dikirim kepada pelanggan adalah tergantung dari permintaan
pelanggan.
2) Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)
Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang
dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar
untuk mencatat piutang ke dalam kartu piutang.
3) Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy)
Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi
penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar mencaatt transaksi
4) Tembusan Analisis (Analysis Copy)
Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirim oleh fungsi
penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk menghitung
harga pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan, untuk
analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga
(salesperson).
5) Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy)
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penagihan kepada wiraniaga
untuk memberitahu bahwa order dari pelanggan yang lewat di
tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung
komisi penjualan yang menjadi haknya.
c. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung
total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi
teretentu. Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok
penjualan berasal dari kartu persediaan. Secaar periodik harga pokok
produk yang dijual selama jangka waktu tertentu dihitung dalam
rekapitulasi harga pokok penjualan dan kemudian dibuatkan dokumen
sumber berupa bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
d. Bukti Memorial
Merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal
dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual
dalam periode akuntansi tertentu.
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penjualan
Kredit
Berikut ini adalah catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem
akuntansi penjualan kredit:
a. Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan,
baik secara tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa
macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan
menurut jenis produk, dalam jurnal penjualan dapat disediakan
kolom-kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis produk tersebut.
b. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian
mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
c. Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian
mutasi setiap jenis persediaan.
d. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi
e. Jurnal Umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
5. Unsur Pengendalian Intern Penjualan Kredit
Unsur-unsur pengendalian intern akuntansi yang seharusnya
diterapkan dalam sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut:
a. Organisasi
1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
2) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi
kredit.
3) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
4) Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih
dari satu fungsi.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.
2) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan
tembusan surat order pengiriman).
3) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi
pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap
4) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang
dan potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan
penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
5) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
6) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas
dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang
lengkap.
7) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh
karyawan yang diberi wewenang untuk itu.
c. Praktik yang sehat
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak.
2) Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang
(Account Receivable Statement) kepada setiap debitur untuk menguji
ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
3) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening
kontrol piutang dalam buku besar.
6. Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit
Berikut ini disajikan bagan alir dokumen (flowchart) sistem
penjualan kredit untuk menggambarkan kegiatan penjualan kredit dalam
suatu perusahaan manufaktur, dengan memasukkan berbagai unsur
Bagian O
Gambar Sumber: P
Order Penjua
II. 1. Bagan Pemeriksaa
alan
n Alir Sistem n Akuntan,
Bag Kre
m Penjualan , (Mulyadi:
gian
edit G
n Kredit 258-260)
Baggian Pengirim
Gambar II man
. 1. Bagan A
Ba Pen
Alir Sistem agian
agihan
Penjualan K
Ba Pi
Kredit (lanj agian utang
Bagiaan Kartu Per Kartu Bi
Gambar II
Dep
rsediaan dan iaya
. 1. Bagan A
partemen Ak
n B
Alir Sistem
kuntansi
Bagian Jurna L
Penjualan K
al, Buku Bes Laporan
Kredit (lanj sar dan
E. Pengujian Kepatuhan (Compliance Test)
Pengujian kepatuhan dengan menggunakan statistical sampling meliputi
penggunaan tiga attribute sampling model sebagai berikut:
1. Fixed-Sample-Size Attribute Sampling
Model ini terutama digunakan jika akuntan melakukan pengujian
kepatuhan terhadap suatu unsur pengawasan intern, dan akuntan tersebut
memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan).
Berikut ini adalah uraian penggunaan fixed-sample-size attribute sampling
dalam pengujian kepatuhan.
Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Attribute yang Akan Diperiksa untuk Menguji Efektivitas
Sistem Pengendalian Intern
Attribute adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang
membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Dalam
hubungannya dengan pengujian kepatuhan, attribute adalah
penyimpangan dari ada atau tidaknya unsur tertentu dalam suatu sistem
pengendalian intern yang seharusnya ada.
b. Menentukan Populasi yang Akan Diambil Sampelnya
Setelah attribute akan diuji ditentukan, langkah berikutnya adalah
c. Menentukan Besarnya Sampel
Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi
secara statistik, maka harus dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
1) Penentuan tingkat keandalan (realibility level) atau confidence
level atau disingkat R%.
Tingkat keandalan adalah probabilitas benar dalam mempercayai
efektivitas sistem pengendalian intern. Sebagai contoh, jika dipilih
R% = 95% berarti bahwa terdapat risiko 5% untuk mempercayai
suatu sistem pengendalian intern yang sebenarnya tidak efektif.
Dalam pengujian kepatuhan, umumnya digunakan R% = 90%,
95%, atau 99%.
2) Penaksiran persentase terjadinya attribute dalam populasi.
Penaksiran ini didasarkan pada pengalaman akuntan di masa lalu
atau dengan melakukan percobaan. Jika akuntan tidak mempunyai
pengalaman mengenai besarnya tingkat kesalahan dalam populasi,
ia dapat mengambil 50 sampel untuk menaksir tingkat kesalahan
dalam populasi. Misalnya dari pemeriksaan 50 sampel tersebut
terdapat 1 sampel yang mengalami penyimpangan, maka taksiran
tingkat kesalahan dalam populasi adalah sebesar 2% (1:50).
3) Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan (desired upper
4) Penggunaan tabel penentuan besarnya sampel untuk menentukan
besarnya sampel. Tabel penentuan besarnya sampel yang tersedia
adalah disusun menurut R%.
d. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi.
e. Melakukan pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan
efektivitas unsur sistem pengendalian intern.
f. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota
sampel.
2. Stop-Or-Go Sampling
Model ini digunakan jika peneliti yakin bahwa kesalahan yang
diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Model ini dapat mencegah
peneliti dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara
menghentikan pengujian sedini mungkin. Prosedur yang harus ditempuh
akuntan dalam menggunakan stop-or-go sampling adalah sebagai berikut:
a. Menentukan desired upper precision limit dan tingkat keandalan.
b. Menggunakan Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Kepatuhan guna menentukan sampel pertama yang harus diambil.
c. Membuat tabel stop-or-go decision.
d. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.
3. Discovery Sampling
Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat
kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati
menemukan paling tidak satu kesalahan, jika kenyataannya tingkat
kesalahan sesungguhnya lebih besar dari yang diharapkan.
Prosedur pengambilan sampel dalam discovery sampling adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan attribute yang diperiksa.
b. Menentuka populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya.
c. Menentukan tingkat keandalan.
d. Menentukan desired upper precision limit.
e. Menentukan besarnya sampel.
f. Memeriksa attribute sample.
g. Melakukan evaluasi pemeriksaan terhadap karakteristik sampel.
F. Review Penelitian Terdahulu
Sejauh pengamatan penulis, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Pwee Leng dan Febri Widyanti Hudiono (2001) melakukan analisa dan
perancangan sistem akuntansi penjualan, pembelian dan kas PT. Berlian
Eka Sakti Tangguh, Medan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
dalam perusahaan masih terdapat inefficiency kerja dan tidak tepatnya job
description untuk beberapa bagian atau divisi. Pengawasan perusahaan
terhadap sistem lemah, dimana tidak terdapat adanya bukti kas masuk
maupun bukti kas keluar. Selain itu, pencatatan persediaan, khususnya
dalam prakteknya. Penggunaan dokumen serta pendistribusiannya dalam
perusahaan kurang efesien, karena masih terdapat pembedaan jenis
dokumen yang sebenarnya tidak perlu dilakukan serta jalan alir dokumen
yang terlalu birokratif.
2. Endri Pusparini (2005) melakukan penelitian berjudul Evaluasi Sistem
Akuntansi Penjualan Kredit (Studi Kasus pada PT Industri Sandang
Nusantara Unit Patal Cilacap). Obyek yang diteliti adalah sistem
pengendalian intern dan sistem akuntansi penjualan kredit. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pengujian kepatuhan
dengan metode stop-or-go sampling. Dari penelitian tersebut diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
a. PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Cilacap telah melaksanakan
sistem akuntansi penjualan kredit dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian yaitu pertama perusahaan telah melaksanakan
fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit.
Fungsi-fungsi tersebut mengerjakan tugas dan tanggung jawab pada
setiap tugas yang menjadi wewenangnya. Kedua, perusahaan
melaksanakan sistem otorisasi di setiap transaksi. Otorisasi ini
dilaksanakan dengan membubuhkan tanda tangan pada dokumen
utama. Ketiga, perusahaan telah melaksanakan jaringan prosedur
sistem akuntansi penjualan kredit. Jaringan prosedur tersebut
Unsur-unsur sistem akuntansi penjualan kredit tersebut telah mendukung
pelaksanaan sistem pengendalian intern penjualan kredit yang efektif.
b. Sistem pengendalian intern penjualan kredit yang dilaksanakan di PT
Industri Sandang Nusantara Unit Patal Cilacap sudah efektif. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengujian kepatuhan terhadap tiga atribut yaitu
nomor urut tercetak pada setiap Surat Perintah Mengeluarkan Barang
yaitu bagian Pemasaran dan otorisasi dari bagian pengiriman dengan
cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada
Surat Perintah Mengeluarkan Barang. Hasil pengujian mengemukakan
bahwa AUPL=DUPL dan dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian intern penjualan kredit pada PT Industri Sandang
Nusantara Unit Patal Cilacap sudah efektif.
3. Maria Theresiana Retno Ambar Sekar (2005) melakukan penelitian yang
berjudul Evaluasi Pengendalian Intern Pembelian Non Medis (Studi Kasus
pada Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta). Obyek yang diteliti adalah
prosedur pembelian non medis dan dokumen-dokumen pembelian non
medis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
pengujian kepatuhan dengan metode stop-or-go sampling. Dari penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengendalian intern pembelian non medis di Rumah Sakit Panti
Nugroho Yogyakarta belum efektif.
b. Masih terdapat beberapa kelemahan dalam prosedur pembelian non
c. Pengendalian intern pembelian non medis di Rumah Sakit Panti
Nugroho Yogyakarta cukup baik.
4. Renie Hermawati (2005) melakukan penelitian yang berjudul Evaluasi
Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas dari
Piutang (Studi Kasus pada PT.Djitoe Indonesian Tobacco COY). Hasil
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sistem penjualan kredit yang telah dilakukan di perusahaan tidak
sesuai dengan teori yang ada. Walaupun tidak sesuai dengan teori yang
ada, tetapi sistem penjualan kredit di PT. Djitoe ITC dapat dikatakan
baik, karena tidak mempengaruhi pencapaian tujuan sistem
pengendalian intern dan pencapaian tujuan PT. Djitoe ITC.
b. Sistem pengendalian intern pada penjualan kredit telah efektif. Hal ini
telah diuji melalui pengujian kepatuhan menggunakan attribute
sampling dengan model stop-or-go sampling. Sampel yang digunakan
adalah faktur penjualan dan dokumen pendukungnya yaitu surat jalan
yang menunjukkan kesalahan yang diperoleh sama dengan 0 dan
tingkat kesalahan sama dengan 3, maka diperoleh AUPL sebesar 5%,
karena AUPL sama dengan DUPL maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi penjualan
kredit PT. Djitoe ITC efektif.
c. Sistem penerimaan kas dan piutang yang dilaksanakan PT. Djitoe ITC,
jika dibandingkan dengan teori yang ada tidak sesuai dengan teori
kas dari piutang PT. Djitoe dapat dikatakan baik, karena tidak
mempengaruhi pencapaian tujuan sistem pengendalian intern dan
pencapaian tujuan PT. Djitoe ITC.
d. Sistem pengendalian intern pada penerimaan kas dan piutang telah
efektif. Kefektifan sistem pengendalian intern penerimaan kas dari
piutang telah dievaluasi dengan melakukan pengujian kepatuhan
menggunakan attribute sampling dengan model stop-or-go sampling ,
dengan AUPL=DUPL sebesar 5%. Sampel yang digunakan adalah
bukti bank masuk dan dokumen pendukungnya berupa nota kredit
yang menunjukkan kesalahan yang diperoleh sama dengan 0 (nol) dan
tingkat kesalahan sama dengan 3, maka dapat diperoleh AUPL sebesar
5%, karena AUPL sama dengan DUPL, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem pengendalian intern dalam penerimaan kas dan piutang
PT. Djitoe ITC efektif.
5. Marcelina Kun Widiastuti (2008) melakukan penelitian yang berjudul
Evaluasi Sistem Pengendalian Intern terhadap Sistem Akuntansi Penjualan
Kredit (Studi Kasus pada CV. Andi Offset Yogyakarta). Dari penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Sistem akuntansi penjualan kredit di CV. Andi Offset telah dilakukan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis terhadap sistem
penjualan kredit yang ada dalam perusahaan telah sesuai dengan kajian
b. Dalam sistem pengendalian intern penjualan kredit, terlihat
pelaksanaan struktur organisasi yang telah melakukan pemisahan
tanggung jawab. Sistem otorisasi juga telah dilakukan oleh bagian
yang berwenang. Hal tersebut dapat dilihat pada pembubuhan tanda
tangan dan pemberian tanda pengesahan dari perusahaan. Pelaksanaan
prosedur pencatatan juga telah didukung dengan bukti yang kuat. Pada
pelaksanaan praktik yang sehat secara keseluruhan dapat dikatakan
baik.
c. Sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi penjualan kredit di
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus
merupakan jenis penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan
dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti. Tujuannya
adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu
untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu
(Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002: 26).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Perusahaan Pertenunan Santa Maria yang
berlokasi di Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2009.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Kepala bagian penjualan.
b. Kepala bagian kredit.
c. Kepala bagian gudang.
d. Kepala bagian pengiriman.
e. Kepala bagian penagihan.
f. Kepala bagian akuntansi.
2. Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah sistem akuntansi penjualan kredit dan sistem
pengendalian intern penjualan kredit di Perusahaan Pertenunan Santa
Maria.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan dengan cara mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada subyek penelitian untuk mendapatkan
data yang diperlukan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran
umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, deskripsi jabatan dan
prosedur penjualan kredit.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
daftar pertanyaan secara tertulis mengenai masalah yang ingin diteliti.
Data yang akan dikumpulkan adalah mengenai sistem pengendalian intern
penjualan kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh
yang berhubungan dengan sistem pengendalian intern penjualan kredit di
perusahaan.
E. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahaan.
2. Struktur organisasi perusahaan dan deskripsi jabatan.
3. Sistem akuntansi penjualan kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan.
4. Sistem pengendalian intern penjualan kredit yang dilaksanakan oleh
perusahaan.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Untuk menjawab permasalahan pertama, penulis akan menggunakan
teknik analisis deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan sistem akuntansi penjualan kredit yang dilaksanakan
di Perusahaan Pertenunan Santa Maria.
b. Membandingkan sistem akuntansi penjualan kredit yang dilaksanakan
oleh perusahaan dengan sistem akuntansi penjualan kredit yang baik
menurut kajian teori. Jika sistem akuntansi penjualan kredit yang
dilaksanakan oleh perusahaan telah sesuai dengan kajian teori, maka
dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penjualan kredit baik. Jika
dilaksanakan di perusahaan dengan kajian teori, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem akuntansi penjualan kredit belum baik.
2. Pengujian Kepatuhan
Untuk menjawab permasalahan yang kedua, penulis akan melakukan
analisis data dengan pengujian kepatuhan. Dalam penelitian ini penulis
akan menggunakan model stop-or-go sampling untuk mengevaluasi
efektivitas pengendalian intern penjualan kredit perusahaan.
Stop-or-go-sampling merupakan model attribute sampling yang digunakan jika
peneliti yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat
kecil dan jika peneliti tidak menemukan adanya penyimpangan maka
pengambilan sampel dapat dihentikan.
Prosedur yang ditempuh dalam menggunakan metode
stop-or-go-sampling adalah sebagai berikut:
a. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas
sistem pengendalian intern penjualan kredit.
Attribute adalah penyimpangan dari ada atau tidaknya elemen tertentu
dalam suatu sistem pengendalian intern yang seharusnya ada. Attribute
yang akan digunakan adalah:
1) Kelengkapan dokumen pendukung, yaitu surat order pengiriman,
yang melengkapi setiap faktur penjualan kredit.
2) Otorisasi dari bagian yang berwenang terhadap faktur penjualan
3) Kesesuaian antara informasi yang tercantum dalam faktur
penjualan kredit dan dokumen pendukungnya
b. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya
Dalam pengujian kepatuhan ini populasi yang akan diambil sampelnya
adalah nota penjualan kredit dari bulan Januari 2008 sampai dengan
bulan Juni 2009.
c. Menentukan Desired Upper Precission Limit (DUPL) dan tingkat
keandalan. Dalam penelitian ini penulis akan menentukan DUPL 5%
dan tingkat keandalan 95%.
d. Menggunakan tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Kepatuhan guna menentukan sampel pertama yang harus diambil.
Tabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel III. 1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan
(Zero Expected Occurences) Desired Upper
Precision Limit
Besarnya Sampel atas Dasar Keandalan Level
90% 95% 97,5% 10 %
5% 1%
60
Sumber: Mulyadi (1992: 138)
e. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi
Dalam penelitian ini, metode pemilihan unit sampel yang akan
digunakan adalah sampling acak sederhana (simple random sampling)
menggunakan program SPSS. Sampel acak sederhana dari n observasi