• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny.L dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman Di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny.L dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman Di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. L dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman

di RSUP H. Adam Malik Medan

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

CITRA AYU SETIANI 102500070

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.L dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman Di RSUP H. Adam Malik Medan”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Erniyati S.Kep, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Bapak  Achmad Fathi, S.Kep, Ns, MNS,selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

5. Yang terhormat kepada kedua orang tua yang tidak pernah lelah memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(4)

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Juli 2013 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 4

C. Manfaat ... 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 6

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah ... 6

1. Pengkajian ... 7

2. Analisa Data ... 9

3. Rumusan Masalah ... 10

4. Perencanaan... 10

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 12

1. Pengkajian ... 12

2. Analisa Data ... 23

3. Rumusan Masalah ... 24

4. Perencanaan... 25

5. Pelaksanaan ... 28

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

1. Kesimpulan ... 30

2. Saran ... 30

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien di Rumah sakit. (Sigit, 2010).

Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada pengalaman subjektif klien. Kolcaba mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). (Potter & Perry, 2005)

(7)

dengan kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan” (IASP, 1979). Nyeri dapat merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit. (Potter & Perry, 2005)

Seorang pasien yang sedang dirawat di Rumah sakit tidak bisa dipisahkan dari fenomena nyeri. Tugas dari seorang perawat adalah mengkaji keberadaan nyeri tersebut, menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri tersebut, melakukan implementasi serta mengevaluasi dari tindakan yang telah diberikan. (Sigit, 2010).

Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi nyeri pada pasien, perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri, sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgesic. Dengan memahami konsep nyeri secara holistik, diharapkan perawat mampu mengembangkan strategi-strategi yang dapat mengatasi nyeri yang dirasakan seorang pasien. (Sigit, 2010).

Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh (Winkjosastro, 1999); (www. Library. Upnvj. ac. id). Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil kira-kira 6-8 minggu; (aif27. blogdetik. com). Selama masa nifas, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh ibu nifas, antara lain intensitas kontraksi uterus meningkat 1-2 jam post partum, aktivitas uteri menurun secara halus dan cepat kemudian stabil, kontraksi uterus ini akan menjadi pembuluh darah uterus sehingga perlahan dapat berhenti. Rasa sakit(after pain) mulas-mulas yang disebabkan karena kontraksi rahim berlangsung 2-4 hari post partum. After pains lebih terasa bila wanita tersebut menyusui. Perasaan sakit timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, gumpalan darah. Sehingga perlu diberikan pengertian pada ibu tentang hal ini, bila terlalu mengganggu dapat diberikan analgetik anti spasmolitik; (www. library. upnvj. ac. id).

(8)

Amerika Serikat meningkat dari 5,5% pada tahun 1970 menjadi 15% pada tahun 1978, Benua Asia contohnya wilayah Kartanakan Utara India pada tahun 1999 angka persalinan section caesarea meningkat sebesar 30% dari seluruh persalinan. Angka sectio caesarea di rumah sakit pemerintah Indonesia sekitar 20-25% sedangkan dirumah sakit swasta sekitar 30-80% dari total persalinan (Mutiara, 2004). (Hutapea, H,1976); (www. gobookcc. net).

Penelitian oleh Hillan mengenai rasa nyeri post sectio caesarea diketahui bahwa pada minggu ke-12 klien masih mengalami nyeri luka, dan bahkan hampir pada separuh wanita berlangsung sampai mereka pulang kerumah, dan bahkan sekitar 32% pasien yang dilakukan operasi sectio caesarea masih mengalami nyeri pada luka, dan tidak jarang nyeri pada luka setelah pulang bertambah berat sehingga membutuhkan obat analgesic. Nyeri pasca operasi sectio caesarea sering tidak diperdulikan diantara para perawat (Mander, 2004). Hal ini perlu penanganan yang optimal agar perasaan nyaman pasien pasca operasi section caesarea terpenuhi, misalnya dengan cara managemen yang benar (www. gobookee.net).

(9)

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi pemberian asuhan keperawatan pada pasien Post seksio sesarea dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman di RSUP H. Adam Malik Medan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk :

a. Mengidentifikasi pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman.

b. Mengidentifikasi perumusan diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman.

c. Mengidentifikasi penyusunan rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman.

d. Mengidentifikasi implementasi yang dilakukan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman.

e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pasien dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman.

(10)

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman.

2. Manfaat Praktis

a. Praktik Pelayanan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman.

b. Pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar aman dan nyaman yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi praktik mahasiswa keperawatan. c. Bagi Penulis

(11)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan masalah Kebutuhan Dasar

Aman dan Nyaman: Nyeri.

Kenyamanan adalah Konsep sentral tentang kiat Keperawatan. Donahue (1989) Meringkaskan melalui rasa nyaman dan tidak untuk mengupayakan kenyamanan. Perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Berbagai teori Keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian Asuhan Keperawatan.

Konsep Kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara merekan menginterpretasi dan merasa nyeri dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefenisikan kenyaman dengan cara yang konsisten pada pengalaman sunjektif klien. Kolcaba mendefenisika ken yamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentaraman (Suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari) kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan teransenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).

(12)

1. Pengkajian

Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien.

Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien.

Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif. (Doenges Morhouse Geissler) Karakteristik Nyeri (PQRST)

a. P (Provokative) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri b. Q (Quality):seperti apa: tajam, tumpul, atau tersayat

c. R (Region) : daerah perjalanan nyeri

d. S (Severity/Skala Nyeri) : keparahan/intensitas nyeri e. T (Time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri

Hal-hal yang perlu dikaji :

a. Lokasi

Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien untuk menunjukkan area nyerinya, bisa dengan bantuan gambar. Klien bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.

b. Intensitas Nyeri

Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk menetukan intensitas nyeri pasien.

c. Kualitas Nyeri

Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri.

d. Pola

Pola nyeri meliputi waktu kaitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri. Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang, dan kapan nyeri terakhir muncul.

e. Faktor Presipitasi

(13)

itu, faktor lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas), stressor fisik dan emosional juga dapat memicu munculnya nyeri.

f. Kualitas Nyeri

Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri.

Gejala Yang Menyertai

Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala tersebut dapat disebabkan awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.

Pengaruh Pada Aktivitas Sehari-hari

Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas harian klien akan membantu perawat memahami perspektif klien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri adalah tidur, napsu makan, konsentrasi, pekerjaan, hubungan interpersonal, hubungan pernikahan, aktivitas dirumah, aktivitas diwaktu senggang serta status emosional. Sumber Koping

Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya.

Respon Afektif

Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi, derajat, dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan banyak faktor lainnya. Perawat perlu mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada klien.

Observasi Respon Perilaku dan Fisiologis

(14)

imobilisasi bagian tubuh yang mengalami nyeri, gerakan tubuh tanpa tujuan (misalnya menendang-nendang, membolak-balikan tubuh diatas kasur), dll.

a. Sedangkan respon fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada sumber dan durasi nyeri.

b. Pada awal awitan nyeri akut, respon fisiologis dapat meliputi peningkatan tekanan darah, nadi, dan pernafasan, diaphoresis, serta dilatasi pupil akibat terstimulasinya system saraf simpatis.

c. Akan tetapi, jika nyeri berlangsung lama, dan saraf simpatis telah beradaptasi, respon fisiologis tersebut mungkin akan berkurang atau bahkan tidak ada. Karenanya, penting bagi perawat untuk mengkaji lebih dari satu respon fisiologis sebab bisa jadi respon tersebut merupakan indikator yang buruk untuk nyeri.

2.2 Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan keluhan yang dirasakan klien secara objektif, sehingga dapat diketahui apa masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien.

Hal-hal yang di analisa dalam konsep kebutuhan dasar nyeri : a. Pengkajian

1) Karakter nyeri (PQRS) 2) Lokasi

3) Intensitas nyeri 4) Kualitas nyeri 5) Pola

6) Faktor presipitasi b. Kualitas nyeri

c. Gejala yang menyertai

d. Pengaruh pada aktifitas sehari-hari e. Sumber Koping

f. Respon afektif

(15)

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karna itu perawat harus membuat prioritas masalah. (Bambang, 2009)

Dimana kriteria penentuan prioritas masalah keperawatan ini ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Abraham H. Maslow.

4. Perencanaan

Untuk setiap diagnosa keperawatan yang telah teridentifikasi, perawat mengembangkan rencana keperawatan untuk kebutuhan klien. Perawat dan klien secara bersama-sama mendiskusikan harapan yang realistis dari tindakan mrngatasi nyeri, derajat pemulihan nyeri yang di harapkan, dan efek-efek yang harus di antisipasi pada gaya hidup dan fungsi klien.

Tidak benar apabila perawat memastiakan kembali kepada klien dan keluarga bahwa kebanyakan nyeri dapat dihilangkan dengan cara yang aman dan efektif (Jacox dkk, 1994). Hal ini tentu saja bergantung kepada rencana keperawatan yang komprehensif dan ditangani dengan baik.

Hasil akhir yang di harapkan dan tujuan perawatan diseleksi berdasarkan pada diagnosa keperawatan dan kondisi klien. Terapi yang tepat dipilih berdasrkan pada faktor-faktor terkait yang menyebabkan nyeri yang masalah kesehatan klien. Misalnya, nyeri yang bebrhubungan dengan nyeri insisi akut berespons terhadap analgesik,sedangkan nyeri yang berhubungan dengan kontraksi persalinan dini dapat dikurangi dengan latihan relaksasi.

Terapi yang berhasil untuk seorang klien tidak akan berhasil untuk semua klien. di rumah, Perawat menggunakan beberapa obat yang telah klien konsumsi sejak lama.Namun,perawat tidak dapat menggunakan terapi yang tidak aman.

(16)

meurunkan kesempatan nyeri yang klien rasakan hilang, Perawat merencanakan terapi lain, seperti relaksasi atau aplikasi panas untuk meningkatkan efek analgesik.

Rencana yang komprehensif terdiri dari berbagai sumber untuk pengontrolan nyeri. Penting melibatkan keluarga dalam rencana perawatan. Keluarga harus memahami sifat dan luasnya nyeri klien dan bentuk terapi yang di guanakan. Anggota keluarga yang tampak tidak tertarik atau mempunyai prasangka terhadap nyeri dapat memperlambat proses penyembuhan klien. Sumber-sumber tambahan yang tersedia meliputi perawat dengan keahlian khusus, ahli terapi fisik dan ahli okupasi.

Perawat ahli onkologi sangat mengenal terapi yang paling efektif untuk nyeri kronik dan nyeri malikna ahli terapi fisik dapat merencanakan latihan yang menguatkan kelompok otot dan mengurangi nyeri di area yang terkana.Ahli terapi okupasi dapat memasang pembeban untuk menyokong bagian tubuh yang mengalami nyeri.apabila perawat membari asuhan keperawatan pada klien yang mengalami nyeri, tujuan berorentasi pada klien dapat mencakup hal-hal berikut:

a. Klien menyatakan merasa sehat dan nyaman

b. Klien mempertahankan kemampuan untuk melakukan perawatan diri c. klien mempertahankan fungsi fisik dan pisikologis yang dimiliki saat ini d. Klien menjelaskan faktor-faktor penyebab ia merasa nyeri

(17)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. L

Jenis Kelamin : Wanita

Umur : 27 Tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Dusun V Jl.Bunga Turi Blok B5 No. 6 Tanggal Masuk RS : 17 Juni 2013

No. Register : 00.56.32.15

Ruangan/Kamar : RB1 Nifas/III Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013 Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : Post Sesksio Sesarea

II. KELUHAN UTAMA :

Pasien merasakan nyeri di bagian abdomen.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

(18)

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Pasien dibawa ke RSUP.H Adam Malik Medan oleh keluarga.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan : Pasien mengatakan bahwa pasien merasak esakitan pada daerah luka operasi.

2. Bagaimana dilihat : Pasien tampak lemah namun masih sadar, meringis, memegang area yang nyeri pada luka operasi.

C. Region

1. Dimana lokasinya : Pada saat pengkajian, pasien mengatakan nyeri pada area luka opreasi yaitu pada area abdomen.

2. Apakah menyebar : Pasien merasa kesakitaan hanya pada area luka operasi.

D. Severity

Pasien mengatakan bahwa keadaan ini mengganggu aktivitasnya, skala nyeri : 5

E. Time

Pasien mengatakan gejalanya terjadi setelah efek anastesi akibat operasi mulai menghilang dan saat pasien melakukan pergerakan.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Ny. L mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

(19)

C. Pernah dirawat/dioperasi

Ny.L mengatakan belum pernah dirawat maupun dioperasi sebelumnya.

D. Lama dirawat

-

E. Alergi

Ny. L tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan.

F. Imunisasi

Ny. L tidak ingat riwayat imunisasi

V. RIWAYAT OBSTETRIK

G: 3 P: 3 A: 0 HPHT : 06-09- 2012 TTP : 13-06-2013

No. Umur Riwayat Kondisi

Anak Penolong Kehamilan Persalinan Nifas

1.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ny. L mengatakan penyakitnya bisa disembuhkan.

B. Konsep Diri

 Gambaran diri : Ny. L menyukai seluruh bagian tubuh.

 Ideal Diri : Ny. L berharap bias tetap menjadi seorang ibu dari 3 anak dan menjadi istri yang baik.

 Harga Diri : Ny. L adalah seoarng ibu yang baik bagi anak-anaknya.

(20)

 Identitias : Ny. L menerima identitasnya sebagai seorang istri dan seorang ibu dari ke-3 orang anak.

C. Keadaan Emosi

Keadaan emosi pasien stabil. Pasien dapat mengontrol emosi dan mengungkapkan emosi dengan baik.

D. Hubungan Sosial

 Orang yang berarti : Bagi pasien orang yang berarti bagi dirinya adalah keluarganya, suami dan anaknya.

 Hubungan dengan keluarga : Hubungan pasien dengan keluarga berjalan dengan baik dan harmonis. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dukungan dari keluarga dan selama pasien dirawat di rumah sakit selalu ada keluarga yang menunggu pasien.

 Hubungan dengan orang lain : Hubungan pasien dengan orang lain berjalan dengan baik. Hal ini dbuktikan dengan mampunya pasien bersosialisasi dengan sesama penghuni ruang RB1 Nifas di RSUP. H Adam Malik Medan.

 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Tidak ada hambatan saat berhubungan dengan orang lain dan perawat.

E. Spiritual

 Nilai dan keyakinan : Pasien menganut agama Islam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

(21)

mendapat perawatan di rumah sakit, pasien tidak melakukan kegiatan ibadah, kecuali berdoa.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Pasien sadar dan tampak lemah.

B. Tanda-tanda vital

 Suhu tubuh : 36,8 0C

 Tekanan darah : 110/80 mmHg

 Nadi : 82 x/menit

 Pernafasan : 24 x/menit

 Skala nyeri : 5

 TB : 165 cm

 BB : 65 kg

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

 Bentuk : Bentuk kepala pasien dalam

batas normal, simetris.

 Ubun-ubun : Letak ditengah, tidak ada nyeri tekan.

 Kulit kepala : Sedikit berbau Rambut

 Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut pasien merata, dan berwarna hitam.

 Bau : Rambut sedikit menimbulkan

bau, seperti bau keringat.

 Warna kulit : Warna kulit kepala dalam keadaan normal.

Wajah

(22)

 Struktur wajah : Struktur wajah berbentuk ovale dan tidak terda oedem pada wajah

Mata

 Kelengkapan dan kesimetrisan : Pada saat dilakukan pengkajian mata lengkap dan simetris, pergerakan bola mata normal.

 Palpebra : Normal dan tidak ada

pembengkakan

 Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

 Pupil : Isokor kanan dan kiri.

 Kornea dan iris : Kornea bening, refleks terhadap cahaya ( + )

 Tekanan bola mata : Tidak ada kelainan Hidung

 Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang dan hidung dalam keadaan normal dan septum nasi berada di tengah

 Lubang hidung : Terdapat lubang hidung, pernafasan spontan.

 Cuping hidung : Tidak ada pernafasan

dengan cuping hidung. Telinga

 Bentuk telinga : Bentuk daun telinga normal dan simetris.

 Ukuran telinga : Normal.

(23)

 Ketajaman pendengaran : Pasien mampu mendengar dengan baik

Mulut dan Faring

 Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab, tidak pecah-pecah, dan tidak ada tanda sianosis.

 Keadaan gusi dan gigi : Gigi dan gusi tampak terawat baik

 Keadaan lidah : Tidak terdapat kelainan

 Orofaring : Tidak terdapat kelainan Leher

 Posisi trachea : Dalam keadaan normal, tida ada massa ataupun nyeri tekan.

 Thyroid : Tidak ada pembengkakan

kelenjar thyroid.

 Suara : Suara jelas, tidak ada gangguan komunikasi.

 Kelenjar limfe : Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe.

 Vena jugularis : Teraba, kuat, dan teratur.

 Denyut nadi karotis : Teraba, kuat, teratur

Pemeriksaan integument

 Kebersihan : Bersih

 Kehangatan : Teraba hangat, suhu permukaan kulit 370C

 Warna : Kuning langsat

 Turgor : Turgor kembali cepat

 Kelembaban : Kulit pasien lembab

(24)

Pemeriksaan payudara dan ketiak

 Ukuran dan bentuk : bentuk simetris, bersih tidak ada kotoran

 Warna payudara dan areola : Areola berwarna kecoklatan.

 Kondisi payudara dan putting : Payudara kenyal, putting susu menonjol keluar.

 Produksi ASI : produksi ASI lancer

 Aksilla dan clavicula : Tidak tampak kelainan Pemeriksaan thoraks/dada

 Inspeksi thoraks : Normal

 Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi nafas 24x/menit, irama teratur

 Tanda kesulitan bernafas : Tidak terdapat kesulitan bernafas

Pemeriksaan paru

 Palpasi getaran suara : Normal dan getaran suara teraba.

 Perkusi : Resonan

 Auskultasi : Dalam keadaan normal

Pemeriksaan jantung

 Inspeksi : Tidak terdapat kelainan

 Palpasi : Dalam keadaan normal

 Perkusi : Tidak terdapat benjolan

 Auskultasi : Dalam keadaan normal

Pemeriksaan abdomen

 Inspeksi (bentuk, benjolan) : terdapat strie livida, terdapat luka post operasi seksio sesaria, jahitan terbungkus kasa hipavix

 Auskultasi : Terdapat peristaltik usus ± 9 kali

 Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada bagian luka

 Perkusi (suara abdomen) : Tidak terdapat kelainan

(25)

TFU berada 2 jari di bawah pusat, uterus kontraksi baik, dan konsistensi teraba keras

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema)

Ekstremitas tampak simetrik, terpasang infuse pada ekstremitas atas. Tidak terdapat edema pada ektremitas atas dan bwah serta tidak terpadat varises pada ekstremitas bawah.

Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran)

Tidak terdapat kelainan pada fungsi sensorik

VIII.POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

 Frekuensi makan/hari : Selama hamil pasien makan sebanyak ± 3 kali sehari, ditambahkan dengan makanan selingan.

 Nafsu/selera makan : Sejak masuk rumah sakit, nafsu makan mulai berkurang.

 Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati.

 Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

 Mual dan muntah : Pada saat hamil, pasien sering mual dikarenakan kandungannnya, pada saat mendapat perawatan rumah sakit pasien tidak mengalami mual dan muntah

 Waktu pemberian makan : Sesuai dengan jam makan rumah sakit, pagi hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 12.30 WIB, malam hari pukul 18.00 WIB.

(26)

mengkonsumsi makanan hanya ½ porsi.

 Waktu pemberian cairan : Sewaktu-waktu ketika pasien merasa haus, dan dibantu dengan pemberian infuse.

 Masalah makan dan minum : Pasien merasa tidak ada masalah dalam makan dan minum

II.Perawatan diri/personal hygiene

 Kebersihan tubuh : Tubuh pasien bersih, pasien di lap dengan waslap dan air hangat 2x/hari oleh perawat dan keluarga.

 Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut tampak bersih

 Kebersihan kuku : Kuku sedikit panjang dan bersih

III. Pola kegiatan/aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebagian Total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Ganti pakaian 

 Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit

Selama masa perawatan, pasien tampak tidak melaksanakan kegiatan ibadah.

IV. Pola eliminasi

1. BAB

 Pola BAB : Pasien BAB 1 x/hari, biasanya pagi hari di kamar mandi.

 Karakter feses : Konsistensi semi padat.

(27)

 BAB terakhir : 16 juni 2013

 Diare : Sedang tidak diare.

 Penggunaan laksatif : Pasien tidak mengkonsumsi Laksatif.

2. BAK

 Pola BAK : Saat pengkajian pasien

menggunakan kateter

 Karakter urine : Berwarna kuning, cair, berbau khas.

 Nyeri/rasa terbakar/kesulitan : Pasien tidak mengalami nyeri dalam berkemih

 Riwayat penyakit : Pasien tidak menderita penyakit perkemihan

 Penggunaan diuretic : Pasien tidak menggunakan diuretic

(28)

ANALISA DATA

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS :

NY. L mengatakan

nyeri dibagian abdomen.

DO:

Pasien tampak meringis kesakitan

Skala Nyeri : 5 TTV : 110/80 HR : 82 x/i RR : 24 x/i

Luka akibat pembedahan sc

Ketidaknyamanan pada area luka

Skala Nyeri : 5

Nyeri

Nyeri

2. DS :

Ny. L mengatakan nyeri post operasi seksio sesarea mengganggu

aktivitasnya.

DO :

Dalam melakukan aktivitas seperti mandi, Ny. L membutuhkan bantuan total dari perawat.

Luka akibat pembedahan sc

Ketidaknyamanan pada area luka

Nyeri

Pasien takut untuk bergerak

(29)

3. Rumusan Masalah

Masalah Keperawatan

1. Nyeri

2. Intoleransi Aktivitas

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien tampak meringis kesakitan, skala nyeri : 5

TTV : 110/80 mmhg HR : 82x/i

RR : 24x/i

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan dalam melakukan aktivitas seperti mandi, Ny. L membutuhkan bantuan total dari perawat dan keluarga.

(30)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

1 Tujuan dan Kriteria hasil: Pasien akan:

a. Menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan.

b. Mempertahankan tingkat nyeri pada_ atau kurang (Skala 0-10).

c. Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis.

d. Melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan.

e. Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan nonanalgesik secara tepat.

Rencana Tindakan Rasional

Mandiri

a. Lakukan pengkajian nyeri yang Komperhensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan/ durasi, ferkuensi, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor faktor presipitasi.

Observasi :

b. Kendalikan faktor

lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan.

c. Pantau tanda-tanda vital.

Mandiri

d. Gunakan tindakan

pengendalian nyeri sebelum menjadi berat.

e. Berikan tindakan

kenyamanan dasar dan

a. Membantu dalam

mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan

untuk/keefektifan

Analgesik. Jumlah jaringan otot dan system limfatik diangkat dapat mempengaruhi jumlah nyeri yang dialami.

b. Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar dan meningkatkan istirahat atau relaksasi. c. Nyeri yang berlanjut

akan berdampak pada peningkatan tanda-tanda vital.

d. Jika kondisi nyeri keluhan keluhan nyeri masih menunjukkan tahap awal, baiknya berikan langsung therapy awal pengendalian nyeri (

Misalnya,Tarik nafas dalam).

e. Dapat menurunkan

(31)

f. Bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan memenuhi kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukannya seperti distraksi, relaksasi,

atau kompres hangat/dingin.

g. Bantu pasien dalam menemukan posisi

yang nyaman.

Kolaborasi

h. Berikan obat sesuai indikasi.

i. Laporkan pada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang brmakna dari pengalaman nyeri pasien di masa lalu.

f. Akan mempermudah proses perawatan selanjutnya.

g. Membantu menurunkan ketidaknyamanan lebih lanjut.

h. Mungkin diperlukan pemberian analgesic untuk mendukung proses pengurangan nyeri.

2 Tujuan dan Kriteria Hasil: Pasien akan:

a. Mengidentifikasi aktifitas dan/ atau situasi yang menimbulkan kecemasan yang berkontribusi pada intoleransi aktivitas.

b. Berpatisifasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan yang memadai pada denyut jantung, frekuensi respirasi, dan tekanan darah dan pola yang dipantau dalamn batas normal;

c. Menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari (ASK) dengan beberapa bantuan (misalnya, eliminasi dengan bantuan ambulasi untuk ke kamar mandi);

d. Menampilkan pengelolaan pemeliharaan di rumah dengan beberapa bantuan (misalnya, membutuhkan bantuan untuk kebersihan setiap minggu).

Rencana Tindakan Rasional

Mandiri

a. Pantau/ dokumentasi pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.

b. Bantu dengan aktivitas fisik teratur sesuai kebutuhan (berubah posisi).

a. Mengetahui waktu

istirahat klien.

(32)

c. Batasi rangsangan lingkungan (seperti cahaya dan kebisingan).

Kolaborasi

d. Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas

e. Rujuk pada pelayanan kesehatan rumah untuk mendapatkan pelayanan tentang bantuan perawatan rumah, sesuai dengan kebutuhan.

Pendidikan Kesehatan

f. Intruksikan kepada

klien/keluarga dalam penggunaan tekhnik relaksasi selama aktivitas.

c. Untuk memfasilitasi relaksasi.

d. Pemberian anti nyeri akan memudahkan aktivitas klien.

e. Dengan dilakukannya perawatan dirumah akan mempercepat terjadinya proses penyembuhan.

f. Akan mempermudah penyembuhan dengan dilakukan relaksasi terlebih dahulu.

(33)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/

tanggal No.

Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Selasa, 18 juni 2013

1. 1. Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya;

2. Mengobservasi isyarat

ketidaknyamanan nonverbal, khususnya pada mereka yang

tidak mampu mengomunikasikannya secara

efektif.

3. Mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya, umpan balik biologis, transcutaneous elektrical nerve stimulation (TENS), hipnosis, relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik, distrasi, terapi bermain, terapi aktivitas, akupresur, kompres hanga/ dingin, dan masase) sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selama aktivitas yang menyakitkan; sebelum nyeri terjadi atau meningkatkan; dan selama penggunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain.

4. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respons pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, cahaya, dan kegaduhan); Pastikan pemberian analgesia prapenanganan dan/ atau strategi

nonfarmakologi sebelum dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri.

(34)

Rabu, 19 juni 2013

1. Memantau/dokumentasi pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.

2. Mengajarkan pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah kelelahan.

3. Membatasi rangsangan

lingkungan (seperti cahaya dan kebisingan) untuk memfasilitasi relaksasi;

S : klien mengatakan sudah dapat berjalan ke kamar mandy tanpa bantuan keluarga.

O : klien dapat mengatur waktu istirahat pasien.

A : Masalah teratasi sebagian.

(35)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua kesamaan yang identik pada seseorang individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang sama menghasilkan respons atau perasaan yang identik pada seseorang individu.

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalh pasien adalah melakukan Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Aman nyaman, Keterlibatan keluarga dalam melakukan perawatan meliputi, Pengkajian, perumusan masalah, perencanaan dan evaluasi yang dilakukan secara optimal akan mempengaruhi kesembuhan pasien.

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Keperawatan Di RSUP H. Adam Malik Medan

Meningkatkan pelayanan keperawatan di RSUP H. Adam Malik Medan dan memfasilitasi dengan sesuai kebutuhan.

2. Bagi Praktek Keperawatan

Dapat melakukan Asuhan Keperawatan sesuai dengan standart praktek keperawatan dalam rencan keperawatan dalam rencana harian berdasarkan sesuai kebutuhan klien.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi,(2008). Teknik prosedural keperawatan:konsep dan aplikasi kebutuhan dasar. Jakarta : Salemba Medika

Dongoes, Marilyn, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien . Jakarta : EGC Potter dan Perry, (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Volume

2.. Jakarta : EGC

Potter dan Perry, (2010). Fundamental Keperawatan Edis 7. Buku 3. Jakarta : Salemba Medika

Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: NIC & NOC. Jakarta: EGC.

Rooper, N. (2002). Prinsip-prinsip Keperawata. Yogyakarta: Yayasan essential Medika.

(37)

CATATAN PERKEMBANGAN

No. DX

Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

1. 18 Juni 2013 15.00

1. Mengkaji keadaan umum klien.

2. Mengukur tanda-tanda vital.

3. Mengkaji nyeri pada klien post operasi seksio sesarea. 4. Mengobservasi

nyeri/keadaan klien. 5. Mengajarkan

pengendalian nyeri pada pasien,seperti tarik nafas dalam.

6. Membantu klien dalam posisi nyaman.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : intervensi dilanjutkan. 2. 19 Juni 2013 15.00 1. Mengkaji keadaan

umum klie.

2. Mengukur tanda-tanda vital.

3. Membantu klien ke kamar mandi. 4. Membantu klien

mengatur

A : Masalah teratasi sebagian.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kemampuan mahasiswa dalam memahami dan dapat menjelaskan suatu sistem yang menyediakan informasi umum digunakan oleh semua manajer dalam mengambil keputusan bisnis..

[r]

Oracle 8i and 9i, allow both relational and object views of data on the same database. • Currently, OODBMS have not been a commercial success due to high cost of relational to

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diatas terhadap hasil pengukuran sensor 1 dan sensor 2 dibandingkan dengan penggaris, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak

Oleh karena itu, dalam penelitian ini diusulkan bagaimana merancang sebuah media informasi yang layak, mudah diakses dan aman digunakan untuk pertukaran informasi dan

"Matheson, 1996). Surfaktan metil ester sulfonat dapat disintesis secam kimiawi menggunakan bahan baku meti! ester inti sawit. Pembuatan surfaktan metil ester sulfonat

Tujuan perancangan situs e-commerce ini adalah untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai Toko Buku Rohani LOGOS secara online dan update dan deskripsi