1
SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :SHINTA M SINAGA NIM. 122101136
GunaMemenuhi Salah SatuSyaratUntukMenyelesaikan PendidikanPada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera
Puji dan Syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “Sistem Pengendalian Aktiva Tetap pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan. Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Ahli Madya Dipoloma III Program Studi Manajemen
Keuangan di Universitas Sumatera Utara.
Terselesainya tugas akhir ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis
mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi kepada:
1. Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., M.ec., Ak. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2. Ketua Program Studi DIII-Manajemen Keuangan, Ibu Dr, Yeni Absah,
SE, M.Si.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga
selesainya tugas akhir ini.
4. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta para staff karyawan Universitas
Sumatera Utara.
5. Kepada Bapak dan Ibu seluruh Staff Karyawan PT Perkebunan
Nusantara III yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada penulis.
6. Kepada ayahanda tersayang R. Sinaga dan Ibunda tercinta L. Manurung
yang selalu memberikan semangat serta kasih sayang dan doanya.
7. Kepada bang Chandra Sinaga dan eda Eva Nainggolan, bang Hitler
Sinaga, bang Boyke sinaga.
8. Kepada keluarga kedua saya yaitu TEATER O USU yang sudah
memberi semangat dan dorongan kepada penulis.
9. Kepada sahabat saya, Lusi panjaitan, Nirwana Sembiring, Refianna
Idorimta Sitaggang, Novita Sari Sinaga, Nora Sihombing, Ayu Dyah.
10. Dan juga kepada teman-teman tersayang dan adik-adik yang saya
sayangi yang ada di kampus Universitas Sumatera Utara,
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang demi menyempurnajan Tugas Akhir ini Dan semoga Tugas akhir ini dapat
bermamfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan.
Medan, Juni 2015
Penulis
Shinta M Sinaga
DAFTAR ISI
A. LatarBelakangmasalah ... 1
B. RumusanMasalah ... 3
C. TujuanPenelitian ... 4
D. MamfaatPenelitian ... 4
BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN ... 5
A. SejarahdanKegiatan Perkebunan Nusantara III (Persero) ... 5
B. StrukturOrganisasi Perusahaan ... 14
C. Job Describtion and Job Specification ... 16
D. Kegiatan Usaha ... 27
E. KinerjaTerkini ... 30
BAB III PEMBAHASAN ... 32
A. PengertianAktivaTetap ... 32
B. Jenis-JenisAktivaTetap ... 33
C. SistemPengendalianAktivaTetap ... 38
D. MetodePenyusutan ... 43
E. Cara PerolehanAktivaTetap ... 49
F. SistemPenarikanAktivaTetap ... 54
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 FasilitasPengelolahKaret ... 11 Tabel 2.2 FasilitasKelapaSawit ... 12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Logo Perusahaan ... 10
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) ... 14 Bagan 2.2 Struktur Organisasi Bagian Keuangan ... 15
1 A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan pada umumnya membutuhkan faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen. Faktor-faktor
produksi ini dikelolah perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.Salah satu dari
faktor produksi tersebut adalah aktiva tetap, aktiva tetap (fixed assets) merupakan
aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen merupakan aktiva
berwujud (tanible assets) karena terlihat secara fisik.Aktiva tersebut dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian
untuk opeasi normal.
Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan
tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada umumnya
bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat
yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan harus membuat keputusan yang
baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
pengendalian yang baik untuk mengarahkan operasi perusahaan, melindungi
aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah dibentuk
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan yang saat ini berorientasi
pada tanaman kelapa sawit dan karet dan melakukan kegiatan ekspor dan
impor.PT Perkebunan NusantaraIII (Persero) Medan memiliki banyak aktiva
tetap seperti tanah, gedung, kendaraan, mesin genset, Air Conditoner, mesin
penghancur kertas serta peralatan dan peralatan kebun lainnya. PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan tidak dapat menjalankan kegiatan operasional
tanpa adanya aktiva tetap tersebut. Karena aktiva tetap memiliki peranan yang
sangat penting bagi suatu perusahaan.
Mengingat pentingnya aktiva tetap bagi suatu perusahaan khususnya PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan perlu melakukan sistem pengendalian
aktiva tetap, seperti harus memperhatikan masalah pada biaya reparasi dan
pemeliharaan apakah relative konstan atau semakin meningkat sepanjang umur
mamfaat aktiva tetap, oleh karena itu pihak manajemen harus berhati-hati dalam
menerapkan kebijakan khususnya jumlah pengeluaran pendapatansebaliknya
pengeluaran untuk aktiva di atas jumlah minimal yang harus dikapitalisasi
sebagai pengeluaran modal. Penegendalian tersebut juga dilakukan untuk
melindungi aktiva dari pencurian,penggelapan, penyalahgunaan, atau
penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.
Sistem pengendalian merupakan sistem yang dipergunakan sebagai
prosedur dan pedomanpelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi
tertentu untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan, dan sampai
dan pengawasan terhadap aktiva tetap, perusahaan dapat mengikhtisarkan
seluruh aktiva tetap yang dimilinya yang dapat memberikan keuntungan yang
cukup besar bagi perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak melakukan
pengendalian dan pengawasa terhadap aktiva tetap perusahaan akan mengalami
kerugian berupa penghancuran aktiva, pencurian aktiva, kerusaka imfomasi, dan
ganguan sistem imformasi bagi perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas terlihat jelas begitu besar peran sistem
pengendalian atas aktiva tetap bagi suatu perusahaan, maka penulis tertarik
untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul “Sistem Pengendalian Aktiva Tetap pada PT Perkebunan Nusantara III (persero)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarlan pada latar belakang diatas maka masalah yang akan
dirumuskan oleh penulisdalam tugas akhir ini adalah “Bagaimana sistem
pengendalian aktiva tetap yang diterapkan PT Perkebunan Nusantara III?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama peneliti melakukan penelitian adalah untuk mengetahui
efektivitas sistem pengendalian aktiva tetap pada yang diterapkan PT Perkebunan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan masukan kepada peneliti agar dapat mempelajari secara
langsung mengenai sistem pengendalian aktiva tetapdan dapat menambah
ilmu pengetahuan peneliti, serta dapat mengaplikasikan teori-teori yang
didapat dari perkuliahan dengan sebenarnya.
b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi penelitilain yang nantinya
dapat bermanfaat sebagai referensi yang berkaitan dengan sistem
pengendalian atas aktiva tetap.
c. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medandalam menentukan kebijakan sistem pengendalian aktiva
tetap pada masa yang akan datang dari beberapa uraian beserta saran-saran
BAB II
PROFIL PTPN III (PERSERO) MEDAN
A. Sejarah dan Kegiatan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berada di Jalan Sei Batang
Hari No. 2 Medan. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) selanjutnya disebut
perusahaan didirikan berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, dalam rangka restrukturisasi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan.
Pemerintah telah melakukan realokasi pengalihan areal perkebunan
dibawah BUMN perkebunan, dimana PT. Perkebunan III, IV, V telah dinyatakan
bubar sejak tanggal tersebut digabung kedalam perusahaan baru yaitu PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero), walaupun substansinya masih meneruskan
usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitas (jumlah laba dan
saldo laba) dan penambahan serta pengurangan beberapa aset dan kewajiban.
Perusahaam didirikan berdasarkan akta No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun
Kamil, SH. Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-8331
HT.01,01.Th. 96 tanggal 8 Agustus 1996, serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Okrober 1996, tambahan No. 8674.
Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan akta No. 6 tanggal 12 Agustus 2008 dari Syafril Gani, SH,
M.Hum, notaris dikota Medan, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar
Perusahaan dengan ketentuan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2005 tentang pendirian,
pengurusan, pengawasan dan pembubaran Badan Usaha Milik Negara, akta
perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU
73169.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 14 Oktober 2008.
Pada saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki lahan
perkebunan yang didukung dengan pabrik pengelohan untuk masing-masing
komoditi. Lahan perkebunan persero terbesar di 6 (enam) daerah tingkat II di
Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai,
Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Sampai dengan tahun
2009, luas lahan yang dikelola mencapai 159.655.87 ha yang terdiri dari tanaman
karet seluas 37.788.31 ha, tanaman kelapa sawit seluas 105.026.89 ha dan areal
lain-lain seluas 16.840.67 ha, yang didukung oleh 11 Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
dengan total Kpasitas 423.33 ton Tandan buah segar (TBD) / jam, 8 unit Pabrik
Perseroan melakukan pengelohan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun
PIR Plasma maupun dari pihak – pihak lain menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi dengan bentuk produk sebgai berikut :
1. Komoditi Karet
Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu
tinggi, lebih dari 38,000 hektar lahan karet PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet kualitas terbaik di dunia. Mutu
produk RSS-1, SIR-10, SIR-20 dan Lateks Pekat mampu menembus pasar
Internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year,
Firestone, Han Kook dan lainnya.
Tabel 2.1
Jumlah Kapasitas Ribbed Smoked Sheet 79.8 Crumb Rubber 60 Lateks Pekat 60
2. Komoditi Kelapa Sawit
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit
sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan
perusahaan. Produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan Perusahaan sudah
dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu
kepada pembeli dengan mutu yang dihasilkan Crude Palm Oil (CPO), Palm
Kernel Oil (PKO), Palm Kernel (PK) dan Palm Kernel Meal (PKM).
Fasilitas pengolah kelapa sawit sebagai berikut :
Tabel 2.2
Komoditi Kelapa Sawit
Pabrik Pengolah Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas(Ton TBS/Jam)
Rambutan 30
Jumlah Kapasitas 585
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memasarkan hasil
komoditas kelapa sawit dan karet ke pasar lokal dan luar negeri melalui
di Jakarta.
Logo Perusahaan
Gambar 2.1
Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Makna Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
1) Gambar 12 helai daun Kelapa Sawit di sebelah kiri bola dunia dan 7 urat pada
daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia, melambangkan
bahwa PTPN III memiliki 12 Paradigma Baru dan 7 Strategi Bisnis yang saling
mendukung agar tercapai tujuan PTPN III, yaitu selalu menjadi Perusahaan
Perkebunan terbaik dengan Team Work yang Solid dan Inovatif, serta ditunjang
2) Gambar 5 garis lintang horizontal dan vertikal yang berwarna biru, melingkari
bola dunia, melambangkan bahwa PTPN III memiliki Tata Nilai dan harus
mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar selalu menjadi
yang terdepan dalam peningkatan usaha.
3) Gambar 2 Meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka 3,
melambangkan PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk
menguasai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi Lateks
dan Produk turunannya sedangkan yang berwarna Orange adalah produksi CPO
beserta turunannya, yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan
pasar dunia.
Secara keseluruhan logo baru ini adalah lambang dari niat dan motivasi
tinggi seluruh personal PTPN III, untuk mewujudkan VISI dan MISI PTPN III
yang telah dicanangkan bersama, dengan ditunjang dengan 5 TATA NILAI, 12
PARADIGMA BARU dan 7 STRATEGIS BISNIS yang dimiliki PTPN III.
Visi, dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan agro – bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
Misi Perusahaan
1. Mengembangkan Industri Hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan
2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan
3. Memperlakukan karyawan sebagai Asset Strategic dan mengembangkan
secara optimal
4. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis
5. Memotifasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas
6. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.
Tata Nilai
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) meliliki komitmen untuk
menjunjung tinggi integritas profesional dan melaksanakan tata nilai yang
berbasis :
a. Proactivity (Proaktif) – selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan
mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi
b. Excellence (Terbaik) – selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan
berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi kita
c. Team work (Kerjasama) – selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu
d. Innovation (Perubahan) – Selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan
inovasi dalam metode baru dan produk baru
e. Responbility (Bertanggung jawab) - Selalu bertanggung jawab atas akibat
keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Sebuah perusahaan yang besar maupun kecil tentunya sangat memerlukan
adanya struktur organisasi perusahaan, yang menerangkan kepada seluruh
karyawan untuk mengerti apa tugas dan batasan-batasan tugasnya, kepada siapa
dia bertanggung jawab sehingga pada akhirnya aktivitas akan berjalan secara
sistematis dan terkoordinir dengan baik dan benar.Dalam struktur organisasi PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan,sumber wewenangnya berasal dari
Direktur Utama selanjutnya didelegasikan kepada direktur terkait yang terdiri
dari emvertical dan mencerminkan hubungan antara bagian-bagian yang
horizontal.
Uraian Struktur Organisasi pada PTPerkebunan Nusantara III(Persero)Medan
Bagan 2.1
Gambar Struktur Organisasi Bagian Keuangan
Bagan 2.2
C. Job Description and Job Specification
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris,
Direktur serta setingkat lebih bawah. Tugas dan wewenang RUPS adalah:
1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.
2. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya oleh pemegang saham.
Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah:
1. Memberikan nasihat kepada pimpinan.
2. Membantu pimpinan di dalam menginvestasikan dana perusahaan.
3. Mengawasi jalannya perusahaan.
Direktur Utama
Fungsi Direktur Utama adalah Pimpinan utama di dalam perusahaan yang
mengambil keputusan dan bertanggung jawab utama atas jalannya dan terciptanya
pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah, terkendali dan
terpadu.
1. Tugas dan Wewenang
rapat umum Pemegang Saham. Menteri pertanian selaku kuasa pemegang
Saham dan Dewan Komisaris.
b. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijaksanaan
perusahaan dibidang produksi teknik, tenaga manusia keuangan dan
pemasaran.
c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasi
secara umum.
d. Bersama-sama anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan di dalam dan di
luar penghasilan.
e. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan
Komisaris.
2. Tanggung jawab Direktur Utama :
Direktur Utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang
Saham melalui Dewan Komisaris.
Direktur Produksi
1. Fungsi
Direktur Produksi berfungsi mengelola bidang tanaman, produksi, teknik,
pengelola dan lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut diatas.
2. Tugas dan wewenang
a. Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam
b. Melaksanakan peraturan-peraturan, pengendalian, unit-unit usaha serta sarana
pendukungnya mencakup tanaman.
c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum
pada kebijakan Direksi.
d. Melaksanakan rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun
sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada.
e. Menerjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksana operasional bidang
produksi.
f. Mengendalikan biaya produksi pada tingkat yang lebih efisien.
g. Menetapkan upaya strategi dibidang produksi.
3. Tanggung jawab Direktur Produksi adalah:
Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan
Kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.
Direktur Keuangan
1. Fungsi
Direktur Keuangan Berfungsi mengelola dan memberdayakan sumber daya
keuangan secara tepat guna, sehingga terciptanya Cash Flow dan
biayaoperasional yang efektif dan efisien.
2. Tugas dan wewenang
a. Menyusun Perencanaan dibidang keuangan
c. Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan
perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu
d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidangnya.
e. Memelihara Cash Reserves Requipment minimal 2 (dua) bulan kebutuhan
dan operasional.
f. Menjalin hubungan yang harmonis dan Steak Holder.
g. Membuat laporan management interim dan membuat laporan keuangan
konsolidasi.
3. Tanggung jawab Direktur Keuangan adalah:
Direktur Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM)/Umum
1. Fungsi
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Berfungsi dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung dibidang
ketenagakerjaan dan masalah umum serta pembinaan usaha kecil dan
koperasi.
2. Tugas dan wewenang
a. Menyusun perencanaan dibidang ketenagakerjaan dan masalah umum serta
kesejahteraan karyawan.
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya.
d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang bidang yang
dikelolanya.
e. Menetapkan sistem survey karyawan.
f. Menetapkan kebutuhan sumber daya manusia (Kompetensi, Kualitas dan
Waktu) sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
g. Melaksanakan Mapping personil secara periodik
h. Menetapkan program peningkatan kesejahteraan (Quality Of Life)
3. Tanggung jawab Direktur SDM/umum adalah:
Direktur SDM bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris
Direktur Perencanaan dan Pengembangan
1. Fungsi
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Berfungsi dalam mengelola
bidangperencanaandan pengembangan perusahaan.
2. Tugas dan wewenang
a. Menyusun perencanaan dan pengembangan
b. Menetapkan pelaksanaan dan perencanaan dan pengembangan
c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang perencanaan
3. Tanggung jawab Direktur Perencanaan dan Pengembangan:
Direktur Perencanaan dan pengembangan bertanggung jawab kepada
Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan
Komisaris.
Kepala Bagian Tanaman Tugas Bagian Tanaman :
a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang tanaman
dan produksi.
b. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman.
c. Mengevaluasi draft kebijakan, norma standart, RJP/RKAP/RKO bidang
tanaman di bagian/distrik/unit dengan mengevaluasi RJP/RKAP/RKO tahun
sebelumya agar tercapai sesuai dengan kondisi real untuk diusulkan ke
direksi.
d. Mengevaluasi draft investasi dan eksploitasi dibidang tanaman berdasarkan
perkembangan internal dan eksternal untuk diusulkan ke Direksi agar
perusahaan memiliki arah untuk dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang
Bagian Teknik Tugas Bagian Teknik :
a. Membuat rencana perawatan / pemeliharaan mesin-mesin, traksi dan
bangunan sipil.
b. Mengevaluasi kebijakan dan norma standart RKAP Dan RKO bagian teknik
sesuai intruksi kerja.
c. Menjamin proses kalibrasi internal dan eksternal untuk
peralatan/instrumental control unit pabrik, unit kebun dan rumah sakit.
Kepala Bagian Keuangan Tugas Bagian Keuangan :
a. Membuat laporan kepada Direksi mengenai realisasi keuangan serta
menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan
masyarakat.
b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan asuransi perusahaan.
c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan
pengendalian / pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan.
d. Mengevaluasi pengusulan penutupan asuransi terhadap asset perusahaan
dengan cara invetarisasi asset yang beresiko tinggi untuk meminimalisir
risiko perusahaan, melalui pengajuan tuntutan ganti rugi.
Tugas Bagian Akuntansi :
a. Mengevaluasi penyusunan dan penerbitan laporan manajemen, laporan
keuangan konsolidasi interim dan tahunan dengan cara mereview proses
akuntansi untuk disampaikan kepada pemegang saham dan stakeholder
lainya.
b. Mengevaluasi laporan dari DM/kebun/unit mengenai keakuratan serta
kebenaran penyajian laporan manajemen untuk bahan pengambilan
keputusan manajemen.
c. Menjamin dan mengevaluasi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan
beban sesuai dengan PSAK.
d. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan verifikasi dengan cara
memeriksa aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban.
Bagian Komersil Tugas bagian komersil
a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan bagian komersil dan sasaran mutu dan monitoring strategic planning dan RJP bagian komersil
b. Mengevaluasi dan menjamin program dan strategi penjualan, kebijakan pemasaran yang berdasarkan informasi dan analisa pasar.
c. Mengevaluasi dan menjamin penjualan komoditi termasuk produk datim yang dijual melalui PT. KPBN dab bursa berjangka Jakarta.
Kepala bagian Sumber Daya Manusia Tugas bagian SDM
a. Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan pengukuran Competency Level
Index dengan menggunakan CBHRM online guna mengetahui kesesuaian
antara kompetensi individu dengan kompetensi yang dipersyaratkan oleh
jabatan untuk keperluan penyusunan sistem pengembangan dan remunerasi
b. Mengkoordinir dan memantau penyusunan program pelatihan yang disusun
berdasarkan kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan melalui hasil
individual development plan dan mengevaluasi pelaksanaanya.
c. Mengkoordinir dan memantau pengelolaan knowledge sharing yang efektif
antar karyawan bekerjasama dengan bagian terkait.
Kepala Bagian Umum Tugas bagian umum
a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sosial,keagamaan, olaraga, EBTA
madrasah dan kepramukaan di kandir, kebun/unit.
b. Mengevaluasi ketersediaan dan pengadaan/perawatan alat-alat APAR,
Hydrant, APD di seluruh Bagian, kebun/unit PTPN-III.
c. Mengevaluasi dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan karyawan
termaksud sarana dan prasarana yang tersedia seperti rumah sakit, klinik dan
Kepala bagian PKBL Tugas bagian PKBL :
a. Mengevaluasi penyaluran dana PKBL. Denganmempedomani permen
No.:PER-05/MBU/2007.
b. Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dari para mitra
binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan
jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang.
Kepala Bagian Hukum Tugas bagian hukum :
a. Mengawasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan bantuan hokum untuk
kepentingan perusahaan.
b. Mengawasi dan memastikan tepat waktunya pengurusan perizinan di tingkat
perusahaan.
c. Berupaya menumbuhkan kesadaran hukum melalui dilakukanya sosialisasi
kepada seluruh karyawan pimpinan di bagian/DM/kebun/unit.
Kepala Bagian Perencanaan Dan Pengembangan Tugas bagian perencanaan dan pengembangan
a. Memberikan alternatif skala prioritas terhadap potensi perluasan areal dan
perluasan pabrik yang merupakan pelaksanaan pengembangan bisnis dan
b. Melakukan survey dan kajian terhadap rencana pengembangan bisnis dan
industri.
c. Memantau pelaksanaan pengembangan areal, bisnis dan industri.
Kepala Bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Resiko Tugas bagian TI & Transformasi bisnis/CMR dan Manajemen resiko :
a. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian direksi dalam
pelaksanaan Transformasi bisnis dengan cara membandingkan KPI dengan
target agar program yang telah disusun dapat tercapai.
b. Menyusun KPI tingkat perusahaan berdasarkan pencapaian tahun
sebelumnya melalui monitoring dan evaluasi sehingga terciptanya KPI yang
objektif.
c. Menganalisa dan mengevaluasi program dan action plan dari strategic
initiative PTB dan manajemen resiko melalui rapat dan forum group diskusi
sehingga program dan action plan dapat dipahami.
Kepala Bagian Pelelangan Tugas bagian pelelangan adalah :
a. Membuat kesepakatan karya, melakukan bimbingan karya dan membuat
penilaian karya karyawan pimpinan/pelaksana di bagian pelanggan dan
selanjutnya dikirim ke bagian SDM untuk proses persetujuan dan penetapan
b. Mengevaluasi kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan untuk kelancaran
operasional bagian pelelangan.
c. Memberikan saran dan pendapat kepada direksi terhadap proses
pelelangan/seleksi dilingkungan perusahaan agar diperoleh alternative sistem
yang efektif dan efesien.
Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan
Tugas bagian Sekretariat Perusahaan :
a. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan budaya
perusahaan dan juga mengatur perusahaan,pemakaian fasilitas mess,kantor
Direksi,transformasi kantor Direksi.
b. Menjamin dokumentasi data-data dan dokumen yang terkait dengan aktivitas
perusahaan yang merupakan hasil evaluasi bagian teknis terkait dan
melakukan updating setiap bulanya sehingga diperoleh data yang akurat.
c. Melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi (3k).
D. Kegiatan Usaha
PT Perkebunan Nusantara III (persero) Medan bergerak dalam bidang
usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan
melakukan pengelolahan hasil tanaman dan kebun sendiri, kebun plasma maupun
dari pihak pihak lain menjadi barang setenga jadi atau barang jadi.pengelolaan
dalam negeri maupun diekspor ke luar negeri. Adapun kondisi komoditi dan
produk yang diolah PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berupa
komoditi kelapa sawit diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Untuk
mendukung pemasaran komoditi yang dihasilkan, seluruh BUMN perkebunan di
Indonesia telah membentuk PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.
KPBN) yang berkedudukan di Jakarta-indonesia. PT. KPBN dibentuk untuk
menjadi pusat pemasaran komoditi utana PTPN.
PT Perkebunan Nusantara III(Persero) Medan menjadikan minyak sawit
dan inti sawit menjadi komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi
pendapatan perusahaan.PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
menggunakan penjualan dengan istilah pendapatan. Mutu produk minyak dan inti
sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal dipasar lokal dan internasional
dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.
1. Kelapa Sawit – Minyak Sawit dan Inti Sawit
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadikan minyak dan
inti sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan
perusahaan.Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan
sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu
kepada pembeli.
Di seantaro dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu
tinggi, lebih dari 54.000 hektar lahan PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
diusahakan untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia.Mutu produk
RSS-I, SIR-20 dan lateks pekat mampu menembus pasar internasional di
sejumlah pabrik ban terbesar seperi Bridgestone Good Year, Firetone Hankook
dan lainya.
3. Industri Hilir Karet – Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article Rubber Cownet Conveyor Belt, Rubber Karl dan Resin
Pabrik industri hilir karet didirikan tahun 1965 untuk mengantisifikasi
perunahan fluktuasi pada karetalam dan persaingan kuat karet sintesis PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) sekarang ini memiliki 3 fasilitas fasilitas
pengelolaan yang disebut dengan Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber
Article Rubber Cownet Conveyor Belt, Rubber Karl dan Resinadalah produk
utama pabrik-pabrik tersebut. Produk perusahaan telah menerima Indonesian
Industries Standart (SII) Certificateinternational Quality Certifikate ISO 9001:
E. Kinerja Terkini
Kinerja perusahaan tahunan 2014 berdasarkan Nomor Surat Keputusan
Manteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 tanggal 04
juni 2002 dan keputusan RUPS PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tentang
pengesahan Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun Buku 2014,
tanggal 17 Januari 2014 dan Surat Persetujuan Revisi RKAP Nomor :
S-634/MBU/2014 tanggal 09 oktober 2014 adalah sehat-AA (double A) dengan
rician :
a. Nilai skor aspek keuangan 61,50
b. Nilai skor aspek operasional 13,00
c. Nilai skor aspek administrasi
Berdasarkan hasil penilaian diatas, tingkat kesehatan perusahaan untuk
tahunan 2013 dikategorikan sehat AA (double A) dengan total nilai skor 89,50. 15,00
1. Laporan posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan entitas anak
(konsolidasi) per 31 Desember 2014 ditutup dengan total asset dan
liabilitas/ekuitas sebesar Rp 11.016,57 milyar,dibanding RKAP-P per 31
atau 8,90% dan dibanding per 31 Desemebr 2013 sebesar Rp 10.208,93 milyar
mengalami peningkatan sebesar Rp 807,64 milyar atau 7,91%.
2. Jumlah penerimaan penjualan (temaksud anak perusahaan) dalam tahun 2014
mencapai Rp 5.732.518 juta dan laba PT Perkebunan Nusantara III dan entitas
anak (konsolidasi) laba sebelum PPh sebesar RP 601.188 juta dan laba setelah
PPh sebesar Rp 367.304.
3. Pencapaian laba komoditi karet dan kelapa sawit tahun 2014 memberikan
kontribusi masing-masing sebesar 6,45% dan 93,55% terhadap total laba (rugi)
konsolidasi sebelum PPh.
4. Penerimaan devisa dari penjualan produksi tahun 2014 sebesar USD$
71.318.020,81 atau setara Rp 735.873.128.093.
5. Penerimaan Negara dari PPh pasal dua puluh Sembilan (kini) atas operasional
tahun 2014 sebesar Rp 55.924 juta dari dividen atas pembagian laba tahun 2013
sesuai keputusan RUPS dan surat Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor:S-756/MBU/2013 tanggal 20 Desember 2014 sebesar Rp 311.818 juta
6. Disamping perusahaan memperoleh keuntungan, juga memperluas lapangan
kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan taraf
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi
perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan.
Arti penting aktiva tetap berwujud dari perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainya, tergantung pada sifat, jenis dan skala usahanya, perusahaan
menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam
bentuk berbagai jenis aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan
dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam
jangka waktu relative lama.
Secara umum, aktiva tetap berwujud didefenisikan sebagai barang
yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan
secara aktif dalam operasi normal, dan mempunyai umur atau masa kegunaan
Menurut Warrant, Etc (2005 :504)
“Pengertian aktiva tetap adalah aktiva jangka panjang atau aktiva yang
realtif permanen.Mereka merupakan aktiva berwujud (tangible assets) Karena
ada secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta
tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.
B. Jenis-Jenis Aktiva Tetap
Jenis aktiva tetap di setiapa perusahaan berbeda-beda, hal ini
disebababkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan
perusahaan secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan beberapa
sudut pandang, yaitu:
1. Subtansi
Subtansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya.
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a) Aktiva Berwujud (tangible fixed asset)
Contohnya : Tanah, Mesin, Gedung, Peralatan dan lainya
b) Aktiva Berwujud (intangible fixed asset)
2. Umur
Pengelolaan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengentahui
apakah aktiva tetap perlu disusutkan atau tidak dari harga perlehanya, karena
kativa tetap itu berbeda-beda umunya.Ada umumnya tidak terbatas dan ada pula
yang terbatas umunya.Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur
yang terbatas.
Penggolongan adalah sebagai berikut :
a) Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas, seperti : tanah untuk letak
perusahaan, pertanian dan peternakan
b) Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaanya bisa digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti bangunan,
mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain lain.
c) Aktiva tetap yang umunya terbatas apabila sudah habis masa penggunaanya
tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti : sumber-sumber
alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.
Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan biasanya
dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut.
Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa mamfaatnya
dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidak
mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga
perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :
a) Depreciated Plan Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva tetap
yangdisusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan
sebagainya.
b) Underpreciated Plan Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu aktiva
tetap yang tidak disusutkan, seperti : Tanah.
4. Berdasarkan Jenisnya
Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi
berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut :
1. Tanah
Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya
bangunan maupun lahan yang masih kosong.Dalam akuntansi apabila ada lahan
yang diatasnya didirikan bangunan, pencatatanya harus dipisahkan dari lahan itu
sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bangian dari lahan tersebut
atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapa digolongkan kedalam nilai
Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya
akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :
a) Harga beli
b) Ijin dari pemerintah
c) Komisi Pialang
d) Fee nama baik
e) Biaya survey
2. Bangunan/Gedung
Bangunan atau gedung adalah segala banguan yang dimiliki perusahaan
yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti gedung, kantor, toko,
gudang, pebrik, perumahan, dan bangunan bangunan lain. Nilai bangunan dicatat
sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan
pencatatan harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu.
Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung antara
lain :
a. Fee arsitek
b. Biaya asuransi
c. Ijin dari pemerintah
3. Mesin
Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan
proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesin-mesin lainya
yang dipergunakan dalam proses produksi. Mesin termaksud peralatan-peralatan
yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang
ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :
a. Pengujian sebelum dugunakan
b. Sewa mesin
4. Kendaraan
Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki
perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva tetap ini yaitu : semua
jenis kendaraan seperti alat pengangkutan meliputi : truk, traktor, mobil,
sepeda motor, dan sebagainya.
5. Inventaris/Peralatan
Peralatan dapat menunjang jalanya kegiatan operasioanal alat-alat besar yang
digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang jalanya kegiatan operasional
suatu perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain.
Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain :
b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)
6. Inventaris Kantor
Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan
dan kelancaran proses operasioanl suatu perusahaan, inventaris kantor dapat
berupa :
a. Computer
b. Perabot kantor
c. Meja tulis
d. Telepon
e. Kursi
f. Alat-alat tulis kantor
C. Sistem Pengendalian Aktiva Tetap
Sitem pengendalian adalah meliputi evaluasi atas pelaksanaan pekerjaan
dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan
perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada yang menyimpang atau merugikan).
Misalnya meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasional
dimaksudkan untuk menjamin kebenaran dan akuntansi, mengamankan harta
kekayaan dan catatan pembukuanya dalam upaya meningkatkan efisiensi usaha,
serta mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak
manajemen.
Menurut Antoni, Dearden, Bedford (1985:11), pengendalian Manajemen
adalah proses memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota organisasi
untuk melaksanakan kegiatan organiasai dan selanjutnya mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Mulyadi (2001:591), pengendalian adalah suatu sistem atau
proses dimana pelaksanaan pengendalian dan tindakan dibandingkan dan hasilnya
berfungsi sebagai dasar untuk menetapka reaksi yang memadai terhadap
hasil-hasil pelaksanaan tersebut.
Menurut Ibnu Samsi (1994:148), pengendalian merupakan salah satu
fungsi manajamen yang dibutuhkan untuk menjamin agar semua keputusan,
rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dengan hasil yang baik dan
efisien.
Pengendalian aktiva tetap adalah suatu sistem dalam suatu perusahaan dan
pengawasan dalam kinerja atau aktivitas perusahaan untuk mengetahui hasil dari
aktiva yang digunakan apakah berjalan sesuai perencanaan awal perusahaan atau
Pengendalian aktiva tetap diperlukan guna menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, membantu
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan pimpinan yang ditetapkan terlebih
dahulu.Selain itu juga meningkatkan operasional perusahaan sehingga aktiva
tetap, tetap efektif dan efisien.
Fungsi dan tujuan pengendalian aktiva adalah :
1. Menjaga kekayaan harta milik perusahaan dan catatan organisasi kekayaan
fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau hancur karena
kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian
yang memadai.
2. Mengecek ketelitian dan kendala data akuntan
Manajemen memerlukan imformasi keuangan yang teliti dan handal untuk
menjalankan kegiatan usahanya.Banyaknya imformasi akuntansi yang
digunakan oleh manajmen untuk dasar pengambilan keputusan penting.
Pengendalian dirancang untuk memberikan jaminan proses pengelolaan data
akuntansi akan menghasilkan imformasi keuangan yang teliti dan handal,
karena data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan.
3. Mendorong efisiensi
Pengendalian ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu
atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk
mencegah penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan
prosedur.Pengendalian ini ditujukan untuk memberikan jaminan yang
memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan.
Unsur-unsur utama dari sistem pengendalian aktiva tetap adalah :
1. Adanya budget untuk pengeluaran bagi aktiva tetap yang disetujui oleh
pejabat yang berwenang. Persetujuan ini biasanya dilakukan dalam berbagai
tingkat tergantung dari jenis dan harga aktiva tetap yang bersangkutan.
2. Adanya kebijaksanaan kapilalisasi secara tertulis, yakni yang membedakan
antara pengeluaran yang dianggap sebagai aktiva tetap dan pengeluaran
bukan aktiva tetap.
3. Kebijaksanaan mengenai penjualan aktiva tetap, prosedur pembelian aktiva
tetap, dan pemindahan suatu aktiva tetap dari suatu bagian kebagian yang
lain, atau dari suatu lokasi kelokasi yang lain atau dari suatu anak perusahaan
keanak perusahaan lain.
4. Adanya kartu-kartu aktiva tetap dan inventarisasi atas aktiva tetap secara
berkala.
5. Adanya pengendalian dan pengawasan atas aktiva-aktiva kecil dibawah
tanggung jawab pejabat.
6. Adanya asuransi kerugian atas aktiva tetap yang bisa rusak karena kebakaran
Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, memiliki aktiva tetap
yang memiliki resiko tinggi sehingga perlu dilakukan pengendalian terhadap
aktiva tersebut.sistem pengendaliannya yang dapat dilakukan adalah pengawasan
terhadap kegiatan/aktivitas yang ada dalam wilayah kerja apakah sudah
dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam wilayah tersebut. Prosedur pengendalian aktiva tetap dilakukan pada saat
perencanaan perolehanya, sistem akuntansi aktiva tetap menyediakan mekanisme
otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan pelaksanaan perolehan aktiva
tetap.
Berdasarkan defenisi diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa
sistem pengendalian aktiva tetap adalah sistem atau proses yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi dari kegiatan terhadap suatu aktiva yang digunakan dalam
proses kegiatan perusahaan apakah sudah mencapai tujuan perusahaan yang
sesuai dengan perencanaan awal perusahaan atau tidak jika tidak maka harus
segera dilakukan perbaikan.
Sistem pengendalian melalui praktik yang sehat adalah sebagai berikut:
a) Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva
tetap. Pengawasan yang baik mensyaratkan data kartu aktiva tetap secara
fisik.
b) Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam
dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran
investasi.
c) Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah kerugian
yang timbul sebagai akibat kebakaran dan kecelakaan, aktiva tetap harus
diasuransikan dengan jumlah pertangungan yang memadai.
d) Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal (capital
expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
kebijakan akuntansi tentang perbedaan pengeluaran modal dan pengeluaran
modal dan pengeluaran pendapatan harus dinyatakan secara eksplisit dan
tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua
macam pengeluaran itu.
D. Metode Penyusutan
Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali tanah,
akan kehilangan kemampuanya menghasilkan jasa. Dengan demikan, harga
perolehan aktiva semacam ini harus harus dipindahkan ke perkiraan beban secara
teratur selama masa mamfaatnya yang diharapkan.Penurunan mamfaat secara
periodic ini disebut penyusutan (depreciation).
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam
menyediakan mamfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini
dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002:16.2) :
“penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu
aktiva sepanjang masa mamfaat”
Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan mamfaat dapat dibagi dalam
dua kategori,yaitu :
1. Penyusutan Fisik
Penyusutan yang mencakup keuangan karena pemakaian dan keausan karena
gerakan elemen-elemen.
2. Penyusutan Fungsional
Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan ( indequancy ) dan ketinggalan
zaman
( obsolence ).
Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuanya untuk
memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak memadai lagi. Ada bebrapa
metode yang biasanya dipergunakan unutk menentukan besarnya penyusutan
aktiva tetap, yaitu :
1. Metode Garis Lurus.
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban
untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva
dikurangi taksiran, atau dengan rumus.
Penyusutan tahunan =
Umur ekonomis
harga perolehan – Nilai ekonomis
Contoh : sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp 7.900.000, umur
ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 400.000. maka beban
penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :
Penyusutan tahunan = Rp 7.900.000 – Rp 400.000
= Rp 1.500.000
5
Apabilah disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak :
Beban Penyusutan Mesin Rp 1.500.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 1.500.000
2. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang
semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban
penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap,
Contoh : sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga
perolehan Rp 50.000.000 ,nilai residu Rp 10.000.000 , umur ekonomis 10 tahun.
Maka penyusutan =
10
Rp 50.000.000 – Rp 10.000.000
= Rp 4.000.000
Tarif Ganda =
10 100%
= 20%
Maka,besarnya akumulasi penyusutan setiap tahun, dapat dihitung sebagai
berikut:
Tahun I = 20 x Rp 50.000.000 = Rp 10.000.000
Tahun II = (20% x Rp 40.000.000) +Rp 10.000.000 = Rp 18.000.000
Tahun III = (20% x Rp 32.000.000)+Rp 18.000.000 =Rp24.400.000
3. Metode Satuan Unit Produksi
Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung
berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu
aktiva. Dengan demikian, besarnya beban penyusutan tiap-tiap periode belum
Contoh : harga beli senuah mesin Rp 10.000.000 dan nilai resido Rp 2.000.000.
selama umur produksi dioerkirakan dapat mengahsilkan 80.000 unit produksi.
Maka beban penyusutan per satuan produksi :
=
80.000 unit
Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000
= Rp 100
Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat
menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000
x Rp 100 = Rp 1.000.000. pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat
menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x Rp
100 = Rp 900.000.
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang
dihasilkan metode saldo menurun, beban penyusutan periodik akan menurun
secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan
setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu,
Jumlah angka tahun = n (n+1)
2
n= lama penyusutan (umur ekonomis aktiva)
contoh : jika harga beli sebuah aktiva Rp 10.000.000 dan nilai residu Rp
2.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.
Maka penyusutannya tiap tahhun adalah :
Tahun I = 5/15 x(Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 2.666.667
Tahun II = 4/15 x (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 2.133.333
Tahun III =3/15 x ( Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 1.600.000
Tahun IV =2.15 x ( Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 1.066.667
Tahun V =1/15 x ( Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 533.333
Sehubungan dengan faktor-faktor dan biaya penyusutan yang timbul
dalam setiap perusahaan, maka PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
melakukan kebijakan akuntansi. Dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah :
1. Penyusutan dihitung atas aktiva tetap menggunakan metode garis lurus yang
dalam tahun buku minimal 9 (sembilan) bulan kalender. Untuk tanaman
karet, sawit, dan kakao mulai disusutkan sejak tanaman tersebut
menghasilkan dengan perkiraan masa mamfaat 20 sampai 25 tahun.
2. Terhadap aktiva tetap tanaman dan non tanaman yang dinilai disusutkan
berdasarkan sisia umur mamfaat aktiva yang bersangkutan dengan metode garis
lurus. Untuk aktiva tetap tanaman dengan perkiraan masa mamfaat 20 sampai
dengan 25 tahun sedangkan untuk aktiva tetap non tanaman dengan perkiraan
masa mamfaat 5-20 tahun.
E. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian,
pengangkutan aktiva itu, pemasangan,sampai aktiva itu siap untuk dipakai dalam
proses kegiatanya, aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya :
1. Pembelian tunai
2. Pembelian dengan harga bergabung
3. Pembelian angsuran
4. Sewa guna usaha
5. Pertukaran dengan aktiva lain pertukaran dengan sekuritas
6. Dibangun sendiri
7. Donasi atau sumbangan
Nilai perolehan aktiva yang dapat melalui transaksi pembelian tunai
diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan
pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubunganya dengan usaha untuk
mendapatkan dan menempatkan aktiva hingga siap digunakan oleh
perusahaan.Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang
ditawarkan tetapi tidak dimamfaatkan.
2. Pembelian dengan Harga Bergabung
Perusahaan bisa saja membeli beberapa aktiva tetap yang berlainan jenis
dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan pendekatan
sebagai berikut : jika berbagai aktiva diperoleh dengan harga tergabung, maka
nilai perolehan dari masing masing aktiva ditetapkan sebesar harga pasarnya
penurut penilaian dari penaksir yang bebas dan ahli.
3. Pembelian Angsuran
Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara
kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau
sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.
4. Sewa Guna Usaha Pembiayaan
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
berkala disertai hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.
Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :
1. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa ( operating
leas ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha.
2. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan (finance
lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada
akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
5. Pertukaran Dengan Aktiva Lain
Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu :
a) Pertukaran dengan aktiva tetap yang sejenis
Adalah perolehan aktiva tetap yang mengadakan pertukaran aktiva tetap
yang sama jenisnya, apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka
ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran.
b) Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin mesin, gedung, dan lain-lain.
Perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang diserahlan dengan nilai wajar
yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal
pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba /rugi pertukaran
aktiva tetap
6. Pertukaran Dengan Sekuritas
Perusahaan biasa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan
surat-surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang
bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada
dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran
dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :
a) Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi
b) Harga pasar yang didapat
Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas
biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.
7. Dibangun Sendiri
Kadang-kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aktiva tetapnya
dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau
membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk
membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk
menjalankan operasinya :
b) Menghemat biaya konstruksi
c) Mencapai standar konstruksi yang lebih tinggi
d) Agar dapat segera dioperasikan
Seperti halnya aktiva tetap yang didapat melalui pembelian aktiva tetap
yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai perolehanya,
termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan
aktiva pada kondisi siap pakai.
8. Donasi atau Sumbangan
Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain
disebut transfer non-resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah, terhadap
aktiva yang didapat atau dikorbankan dalam transaksi non-resiprokal, standar
akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar
pengukurannya.
Berdasarkan data diatas adalah beberapa cara perolehan aktiva tetap,
sedangkan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) medanmelakukan perolehan
aktiva dengan dua cara, yakni membeli tunai, dan mengadakan kontrak kerja
dengan pihak lain (tender. Kedua cara ini dipilih berdasarkan pertimbangan atas
efisiensi, kemampuan sumber daya perusahaan, serta sifat, jenis dan mutu aktiva
yang dibutuhkan. Kedua cara tersebut diuraikan sebagai berikut :
Pembelian aktiva tetap secara tunai dilakukan apabila perusahaan kurang
memiliki kapasitas untuk membuat sendiri, baik dari segi kemampuan sumber
daya maupun terbatasnya kesempata (waktu) dan manajemen perusahaan
mempertimbangkan bahwa akan lebih efisiensi jika aktiva tersebut dibeli secara
tunai dari pada di akuisisi dengan cara lain. Cara ini juga merupakan perolehan
aktiva tetap yang lazim dipergunakan oleh perusahaan lainya. Adapun aktiva tetap
yang dibeli perusahaan secara tunai adalah inventaris kantor.
b) Konrak kerja dengan pihak lain
Proses pengakuisisian aktiva jenis ini dilakukan dengan cara pemberian
tender kepada kontraktor yang menawarkan jasa pengadaan atau pembangunan
aktiva tetap bagi perusahaan. Apabila telah diperoleh kesempatan antara
perusahaan dengan kontraktor untuk membangun aktiva tetap tersebut, dimana
perusahaan membayar sejumlah uang sebagai imbalan jasa yang diberikan oleh
kontraktor maka perusahaan memeberi kepercayaan kepaa kontraktor untuk
membangun aktiva tetap tersebut, dimana perusahaan membayar sejumlah uang
sebagai imbalan jasa yang diberikan oleh kontraktor sesuai kesepakatan kerja.
Contoh aktiva tetap PTPN III Medan yang diperoleh dengan cara tersebut adalah
rumah sakit dan poliklinik, bangunan kantor perumahan, jalan dan jembatan dan
lain lain.
F. Sistem Penarikan Ativa tetap
Aktiva tetap perusahaan dapat dihentikan operasinya baik secara normal
disebabkan aktiva tetap sudah berakhir masa umurnya, aktiva tetap rusak dan
tidak dapat dipergunakan lagi oleh perusahaan.
Akibat yang timbul dari penghentian aktiva tetap beroperasi ini adalah
timbulnya kerugian ataupun keuntungan. Menurut PSAK (2007 : 16) “Kuntungan
atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva diakui
sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi”.
Penghentian aktiva tetap dapat berpengaruh langsung terhadap proses
produksi, untuk penggantian aktiva tetap dengan yang baru tersebut. Proses
produksi dapat terganggu apabila ternyata aktiva tetap merupakan sarana yang
vital bagi perusahaan.
Cara penarikan aktiva tetap yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara III
Medan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a) Bagian akuntansi membuat surat kepada :
1. Bagian tanaman
Untuk penarikan aktiva tetap tanaman.
2. Bagian teknik
Untuk penarikan aktiva non tanaman, tidak termaksuk alat-alat pertanian dan
investasi kecil dan alat-alat rumah sakit.
3. Bagian sumber daya manusia
b) Bagian akuntansi dan teknik terkait beserta petugas kebun/unit akan
memeriksa langsung aktiva tetap yang akan ditarik/diundurkan. Hasil
pemeriksaan akan dituangkan dalam berita acara penarikan beserta lampiran
yang ditandatangani bersama oleh petugas pemeriksa. Khusus untuk alat
pertanian dan investasi kecil.
c) Bagian acara beserta lampiran hasil pemeriksaan tim akan diteruskan oleh
bagian akuntansi kepada direksi dengan menerbitkan surat keputusan
penarikan aktiva tetap tersebut untuk mendapat persetujuan yang
ditandatangani oleh direksi.
d) Berdasarkan surat keputusan direksi, Kebun/Unit melakukan pengalihan dari
pos aktiva tetap ke pos aktiva tetap non produktif.
e) Bagian akuntansi berdasarkan surat keputusan direksi membuat permohonan
untuk mendapatkan rekomendasi persetujuan komisaris terhadap penghapusan
aktiva tetap non produktif tersebut.
f) Berdasarkan rekomendasi persetujuan komisaris, direksi membuat surat
penghapusan aktiva tetap non produktif tersebut.
g) Kebun/unit membukukan penghapusan, contoh tanaman karet dengan
membuat jurnal
Dalam hal aktiva tetap produktif yang kondisinya masih baik tetapi tidak
aktif digunakan atau beroperasi sepenuhnya, manajemen perusahaan
mengalihkannya ke aktiva tetap non operatif. Aktiva tetap ini digolongkan sebagai
perusahaan. Prosedur penarikan aktiva non produktif ke aktiva tetap produktif non
operatif adalah ;
1. Kebun membuat usulan penarikan aktiva tetap produktif ke aktiva tetap
produktif non operatif kepada bagian akuntansi dan dilengkapi dengan
alasan/penjelasan sebab-sebab aktiva tetap tersebut diusulkan sebagai aktiva
tetap produktif non operatif.
2. Bagian akuntansi dan bagian terkait bersama kebun/unit melakukan
pemeriksaan terhadap sebab-sebab aktiva tetap tersebut diusulkan sebagai
aktiva tetap produktif non operatif.
3. Atas dasar berita acara tersebut diata, bagian akuntansi menindaklanjuti
sampai terbitnya surat keputusan direksi untuk penarikan dari aktiva tetap
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan sebagaimana mestinya
disajikan pada bab-bab sebelumya, maka selanjutnya mencoba menyimpulkan
secara keseluruhan dan memberikan saran yang diharapkan dapat membantu
perusahaan untuk melaksanakan praktek akuntansi yang tepat dalam kondisi yang
dihadapi perusahaan. Maka ditarik kesimpulan yang dianggap penting bagi
perusahaan tersebut:
1) Dalam strutur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat
dilihat bahwa setiap staft memiliki tugas dan kewajiban sesuai dengan job
describtionnyamasing masing.
2) Aktiva tetap yang diperoleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
umumnya diperoleh melalui membeli tunai dengan mengadakan kontrak
kerja dengan perusahaan lain.
3) Metode penyusutan yang dipakai pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan adalah metode garis lurus.
4) Pengendalian aktiva tetap dapat dilakukan terhadap aktiva yang mengalami
kerusakan atau umur ekonomisnya sudah habis, dan akan ditarik dan
5) Sitem pengendalian aktiva tetap pada PT perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan berjalan dengan baik dilihat dari penggunaan aktiva dan pengawasan
yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang diberikan kepada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan adalah :
1. pengendalian pada aktiva tetap sudah baik dan akan lebih baik jika perusahaan
melakukan pengawasan terhadap semua aktiva sehingga perusahaan dapat
mengetahui aktiva yang mana harus diganti atau diperbaiki untuk meningkatkan
produksi perusahaan. Hal ini akan membantu manajemen mengelolah harta yang
dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.
2. Mengingat nilai aktiva tetap yang cukup materil dan merupakan perangkat yang
mendominasi jalanya operasi perusahaan sebaiknya pimpinan perusahaan
mempertimbangkan kemungkian mengasuransikan harta kekayaan perusahaan
seperti mesin genset, kendaraan, gedung, dan lain-lain yang kemungkinan
DAFTAR PUSTAKA
Dalman,2011, Menulis karya Ilmiah, penerbit : Rajagrafindo Persada Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Mulyadi, 2001.Sistem Perancangan dan Pengendalian Manajemen,
Jakarta, Salemba Empat.
Jery J. Weygandt, Donal E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2007. Accounting Principle, Edisi Ke Tujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ibnu Samsi, 1994, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen,Jakarta :
Rineka Cipta.
Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi,
Edisi ke-21, Terjemahan : Hyginus Ruswinarto, Penerbit : Erlangga, Jakarta.