• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2. EVALUASI HASIL BELAJAR

2.2.1. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Hamzah (2014), evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar, yaitu Prinsip Keseluruhan, Prinsip Kesinambungan, dan Prinsip Obyektivitas.

Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip komprehensif (comprehensive). Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan di sini bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh. Dengan melakukan evaluasi hasil belajar secara bulat, utuh menyeluruh akan diperoleh bahan-bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subjek didik yang seang dijadikan sasaran evaluasi.

Prinsip kesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinuitas (continuity). Dengan prinsip kesinambungan dimasksudkan disini bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Dengan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal itu maka dimungkinkan bagi evaluator untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal mula mengikuti program pendidikan sampai saat-saat mereka mengakhiri program pendidikan yang mereka tempuh.

Prinsip Obyektivitas (objectivity) mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif. Sehubung dengan itu, dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, seorang evaluator harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurut keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif. Prinsip ini sangat penting, sebab apabila dalam melakukan evaluasi terdapat unsur-unsur subyektif, maka akan menodai kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri.

2.2.2. Ketuntasan Belajar

Menurut Hamzah (2014), tindak lanjut dari evaluasi hasil belajar selanjutnya adalah untuk menentukan belajar siswa. Sebelum guru menyusun rancangan pembelajaran setiap guru harus menyusun program semester dan program tahunan yaitu menyusun pengalaman belajar apakah yang harus dia berikan kepada siswa dalam satu semester serta satu tahun agar dicapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditemtukan (Setiawan, dalam Hamzah. 2014).

Menurut Rubiatin (2010), dalam proses pembelajaran guru tentu melakukan penilaian dan akan lebih baik bila sekaligus menganalisis hasilnya. Kriteria dalam membuat penentuan pencapaian hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

1. Daya Serap Siswa

Untuk mengetahui daya serap siswa dari hasil belajarnya digunakan analisis dengan menggunakan interval daya serap siswa pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Interval Daya Serap Siswa

No. Interval Kategori

1 0% - 39% Sangat Rendah

2 40% - 59% Rendah

3 60% - 74% Sedang

4 75% - 84% Tinggi

5 85% - 100% Sangat Tinggi

Rumus untuk menghitung nilai daya serap sebagai berikut :

2. Ketuntasan Individu

Seorang siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mencapai daya serap minimal 75% terhadap pemahaman materi yang dipelajari berdasarkan tolak ukur kriteria ketuntasan minimal (KKM).

3. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan belajar secara klasikal menurut Yamin (2008) adalah suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa tuntas belajar. Ketuntasan belajar secara klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

% = ×

Dimana :

KK = Persentase ketuntasan klasikal

JTS = Jumlah siswa yang tuntas dalam kelas sesuai KKM

JS = Jumlah seluruh siswa dalam kelas perlakuan

2.2.3. Makna dan Manfaat Evaluasi Hasil Belajar

Dalam dunia pendidikan, khususnya persekolahan, penilaian mempunyai beberapa makna ditinjau dari berbagai segi (Arikunto, 2005). Berikut ini penjelasan mengenai makna-makna penilaian tersebut.

2.2.3.1. Makna Bagi Siswa

Dengan penilaian, siswa dapat mengetahui sejauh mana keberhasilannya mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Terdapat dua kemungkinan hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini.

Pertama, memuaskan. Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu menyenangkan, tentu hal itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain. Akibatnya, siswa mempunyai motivasi cukup besar untuk belajar lebih giat agar

mendapat hasil yang lebih memuaskan. Keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni siswa mudah merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan usahanya kurang gigih pada lain waktu.

Kedua, tidak memuaskan. Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperolehnya, ia akan berusaha agar lain waktu keadaan itu tidak terulang lagi. Lalu, ia belajar lebih giat. Namun, keadaan bisa sebaliknya. Ada beberapa siswa yang lemah kemauannya, dan menjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang diperolehnya.

2.2.3.2. Makna Bagi Guru

Berikut beberapa makna evaluasi bagi guru:

1. Dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru mengetahui para siswa

yang berhak melanjutkan pelajaraanya karena berhasil menguasai bahan maupun yang belum berhasil menguasai bahan. Dengan petunjuk ini, guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa yang belum berhasil.

2. Guru mengetahui materi yang tepat diajarkan bagi siswa, sehingga tidak

perlu lagi diadakan perubahan untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang.

3. Guru mengetahui metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika

sebagian besar siswa memperoleh angka rendah pada penilaian, bisa jadi disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Jika demikian, guru harus mawas diri dan mencoba mencari metode lain dalam mengajar.

2.2.3.3. Manfaat Bagi Sekolah

Berikut manfaat evaluasi bagi sekolah:

1. Apabila para guru mengadakan penilaian dan diketahui hasil belajar

para siswanya, dapat diketahui pola kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah yang sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.

2. Informasi dari guru tentang tepat atau tidaknya kurikulum untuk sekolah itu merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa yang akan datang.

3. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat

digunakan sebagai pedoman sekolah mengenai proses penilaian yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum.

Dokumen terkait