• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan algoritma apriori untuk analisis daya serap hasil ujian nasional mata pelajaran Matematika SMA jurusan IPA di Daerah Istimewa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan algoritma apriori untuk analisis daya serap hasil ujian nasional mata pelajaran Matematika SMA jurusan IPA di Daerah Istimewa Yogyakarta."

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

Dalam makalah ini dijabarkan implementasi algoritma apriori untuk mencari aturan asosiasi pada data daya serap Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMA Jurusan IPA di Yogyakarta. Dalam melakukan proses mengubah data mentah menjadi suatu informasi yang bermanfaat, penulis menggunakan proses Knowledge

Discovery in Database (KDD) yang terdiri dari pembersihan data, integrasi data,

seleksi data, transformasi data, penambangan data, evaluasi pola, dan presentasi pengetahuan. Pada tahap pembersihan data dan integrasi data, penulis melakukan secara manual. Tahap selanjutnya yaitu seleksi data, transformasi data, dan penambangan data, penulis merancang perangkat lunak sebagai alat untuk melakukan tahap-tahap tersebut. Sedangkan untuk tahap evaluasi pola dan presentasi pengetahuan, penulis melakukan evaluasi dari hasil penambangan data yang diperoleh dari perangkat lunak dan menjelaskan hasil evaluasi tersebut agar informasi yang didapat dapat diterima oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Perangkat lunak tersebut akan diujikan terhadap dua jenis dataset yang merupakan data daya serap hasil ujian Nasional mata Pelajaran Matematika di Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 + tahun pelajaran 2013/2014 dan data daya serap hasil ujian Nasional mata Pelajaran Matematika di Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa algoritma apriori dapat digunakan untuk menemukan aturan asosiasi nilai daya serap hasil Ujian Nasional. Aturan asosiasi yang dibentuk dipengaruhi oleh nilai daya serap minimum dan nilai minimum support yang digunakan. Sedangkan untuk nilai minimum confidence berpengaruh terhadap jumlah aturan asosiasi yang ditampilkan. Denngan melihat jenis data yang dijadikan objek penelitian, menganalisis aturan asosiasi yang diperoleh tidak cukup hanya dengan melakukan penilaian objektif saja. Perlu dilakukan penilaian subjektif untuk mendapatkan analisa yang akurat dan bermakna dari aturan asosiasi yang diperoleh.

Kata Kunci Algoritma Apriori, Association Rule, Nilai Daya Serap,

(2)

viii

ABSTRACT

This paper describes the implementation of apriori algorithm to find the association rules on absorption data of mathematics national exam scores in the science major of senior high school in Yogyakarta. In the process of turning raw data into a useful information , the writer applied Knowledge Discovery in Database ( KDD ) process that consists of data cleaning, data integration, data selection, data transformation, data mining, pattern evaluation, and knowledge presentation. At the stage of data cleaning and data integration, the writer conducted them manually. At the next stages which are the data selection, data transformation, and data mining, the writer designed software as a tool to conduct these stages. Finally, for the pattern evaluation and presentation of knowledge stages, the writer conducted evaluation of the results obtained from the data mining software and explain the results of this evaluation so that the information can be received by parties in need. The software will be tested against the two types of datasets that are absorption data of mathematics national exam scores in the science major of senior high school in Yogyakarta in the academic year of 2012/2013 + 2013/2014 and in the academic year of 2014/2015. Based on the research that has been done, it is known that the apriori algorithm can be applied to find association rules of absorption values of the national exam results. The association rules formed is affected by minimum absorption value and the minimum support value used. As for the minimum confidence value affect the number of association rules that are displayed. By looking at the type of data that is made as the object of research, analyzing the acquired association rules is not enough to conduct an objective assessment only. Subjective assessment needs to be done to obtain accurate and meaningful analysis of the association rules obtained.

Key word Apriori Algorithm, Association Rule, Absorbtiveness Value, Data

(3)

IPA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Laurensius Haris Chrisanda

12 5314 055

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK ANALISIS DAYA SERAP

HASIL UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA

JURUSAN IPA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Laurensius Haris Chrisanda

12 5314 055

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

ii

IMPLEMENTATION OF APRIORI ALGORITHM FOR ANALYSIS

ABSOPTION DATA OF MATHEMATICS NATIONAL EXAM SCORES

IN THE SCIENCE MAJOR OF SENIOR HIGH SCHOOL IN

YOGYAKARTA

FINAL PROJECT

Present as Partial Fullfillment of the Requirements

to Obtain the Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering Study Program

By :

Laurensius Haris Chrisanda

12 5314 055

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF INFORMATIC ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(6)
(7)
(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap

hatimu, dan janganlah bersandar kepada

pengertianmu sendiri”

(Amsal 3:5)

Karya ini kupersembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Bunda Maria

Keluarga

(9)
(10)

vii

ABSTRAK

Dalam makalah ini dijabarkan implementasi algoritma apriori untuk mencari aturan asosiasi pada data daya serap Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMA Jurusan IPA di Yogyakarta. Dalam melakukan proses mengubah data mentah menjadi suatu informasi yang bermanfaat, penulis menggunakan proses Knowledge

Discovery in Database (KDD) yang terdiri dari pembersihan data, integrasi data,

seleksi data, transformasi data, penambangan data, evaluasi pola, dan presentasi pengetahuan. Pada tahap pembersihan data dan integrasi data, penulis melakukan secara manual. Tahap selanjutnya yaitu seleksi data, transformasi data, dan penambangan data, penulis merancang perangkat lunak sebagai alat untuk melakukan tahap-tahap tersebut. Sedangkan untuk tahap evaluasi pola dan presentasi pengetahuan, penulis melakukan evaluasi dari hasil penambangan data yang diperoleh dari perangkat lunak dan menjelaskan hasil evaluasi tersebut agar informasi yang didapat dapat diterima oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Perangkat lunak tersebut akan diujikan terhadap dua jenis dataset yang merupakan data daya serap hasil ujian Nasional mata Pelajaran Matematika di Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 + tahun pelajaran 2013/2014 dan data daya serap hasil ujian Nasional mata Pelajaran Matematika di Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa algoritma apriori dapat digunakan untuk menemukan aturan asosiasi nilai daya serap hasil Ujian Nasional. Aturan asosiasi yang dibentuk dipengaruhi oleh nilai daya serap minimum dan nilai minimum support yang digunakan. Sedangkan untuk nilai minimum confidence berpengaruh terhadap jumlah aturan asosiasi yang ditampilkan. Denngan melihat jenis data yang dijadikan objek penelitian, menganalisis aturan asosiasi yang diperoleh tidak cukup hanya dengan melakukan penilaian objektif saja. Perlu dilakukan penilaian subjektif untuk mendapatkan analisa yang akurat dan bermakna dari aturan asosiasi yang diperoleh.

Kata Kunci Algoritma Apriori, Association Rule, Nilai Daya Serap,

(11)

viii

ABSTRACT

This paper describes the implementation of apriori algorithm to find the association rules on absorption data of mathematics national exam scores in the science major of senior high school in Yogyakarta. In the process of turning raw data into a useful information , the writer applied Knowledge Discovery in Database ( KDD ) process that consists of data cleaning, data integration, data selection, data transformation, data mining, pattern evaluation, and knowledge presentation. At the stage of data cleaning and data integration, the writer conducted them manually. At the next stages which are the data selection, data transformation, and data mining, the writer designed software as a tool to conduct these stages. Finally, for the pattern evaluation and presentation of knowledge stages, the writer conducted evaluation of the results obtained from the data mining software and explain the results of this evaluation so that the information can be received by parties in need. The software will be tested against the two types of datasets that are absorption data of mathematics national exam scores in the science major of senior high school in Yogyakarta in the academic year of 2012/2013 + 2013/2014 and in the academic year of 2014/2015. Based on the research that has been done, it is known that the apriori algorithm can be applied to find association rules of absorption values of the national exam results. The association rules formed is affected by minimum absorption value and the minimum support value used. As for the minimum confidence value affect the number of association rules that are displayed. By looking at the type of data that is made as the object of research, analyzing the acquired association rules is not enough to conduct an objective assessment only. Subjective assessment needs to be done to obtain accurate and meaningful analysis of the association rules obtained.

Key word Apriori Algorithm, Association Rule, Absorbtiveness Value, Data

(12)
(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada akhirnya

penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini yang berjudul

“PENERAPAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MEGETAHUI POLA

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN ASPEK KOMPETENSI MATA

PELAJARAN UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS”.

Dalam menyelesaikan seluruh penyusunan tugas akhir ini, penulis tak lepas

dari doa, bantuan, dukungan, dan motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan

anugerah, rahmat, kekuatan, dan keberuntungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Kedua orang tua penulis, P. Heri Eko Yuwono dan Yuliana Uniatun atas

doa, kasih sayang, perhatian, kepercayaan, dukungan baik moral

maupun financial yang diberikan kepada penulis.

3. Adik penulis, Yohanes Risco Chris Hernando dan Laurensia Heriana

Cika Anindya yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada

penulis.

4. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si, M.Math.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi.

5. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika dan juga selaku Dosen Metodologi Penelitian yang telah

memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dan motivasi kepada penulis.

6. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dan motivasi

kepada penulis.

7. Bapak Iwan Binanto M.Cs. selaku Dosen Pembimbing Akademik

(14)
(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

TITLE PAGE ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT ...viii

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR RUMUS...xx

DAFTAR LAMPIRAN ...xxi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. LATAR BELAKANG ...1

1.2. RUMUSAN MASALAH ...3

1.3. TUJUAN PENELITIAN ...4

1.4. BATASAN MASALAH...4

1.5. MANFAAT PENELITIAN ...4

1.6. METODOLOGI PENELITIAN ...4

1.6.1. Penelitian Pustaka ...4

1.6.2. Knowledge Discovery in Database (KDD) ...5

1.6.3. Pembuatan Laporan ...5

(16)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ...7

2.1. PENAMBANGAN DATA ...7

2.1.1. Pengertian Penambangan Data ...7

2.1.2. Fungsi Penambangan Data...7

2.1.3. Knowledge Discovery in Database (KDD) ...10

2.2. EVALUASI HASIL BELAJAR ...12

2.2.1. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar...12

2.2.2. Ketuntasan Belajar ...13

2.2.3. Makna dan Manfaat Evaluasi Belajar ...14

2.2.2.1. Makna Bagi Siswa ...14

2.2.2.2. Makna Bagi Guru ...15

2.2.2.3. Manfaat Bagi Sekolah ...15

2.3. KOMPETENSI ...16

2.3.1. Pengertian Kompetensi ...16

2.3.2. Ranah Kompetensi ...17

2.4. ANALISIS ASOSIASI ...17

2.4.1. Pengertian Asosiasi ...17

2.4.2. Association Rule ...18

2.4.3. Lift Ratio ...19

2.5. ALGORITMA APRIORI ...20

2.5.1. Pengertian Algoritma Apriori ...20

2.5.2. Prinsip Apriori ...20

2.5.3. Algoritma Apriori ...22

BAB III METODE PENELITIAN ...24

3.1. SUMBER DATA ...24

3.2. SPESIFIKASI ALAT ...29

3.3.1. Hardware ...29

3.3.2. Software ...29

3.3. TAHAP-TAHAP PENELITIAN ...29

3.4.1. Studi Kasus ...29

(17)

xiv

3.4.3. Knowledge Discovery in Database (KDD) ...30

3.4.4. Pengembangan Perangkat Lunak ...30

3.4.5. Analisis dan Pembuatan Laporan ...32

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...33

4.1. PEMROSESAN AWAL ...33

4.1.1. Pembersihan Data (Data Cleaning) ...33

4.1.2. Integrasi Data (Data Integration) ...33

4.1.3. Seleksi Data (Data Selection) ...33

4.1.4. Transformasi Data (Data Transformation) ...38

4.2. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENAMBANGAN DATA ...39

4.2.1. Perancangan Umum ...39

4.2.1.1. Input Sistem ...39

4.2.1.2. Proses Sistem ...39

4.2.1.3. Output Sistem ...40

4.2.2. Diagram Use Case ...41

4.2.2.1. Gambaran Umum Use Case ...41

4.2.2.2. Narasi Use Case...41

4.2.3. Diagram Aktivitas ...41

4.2.4. Diagram Kelas Analisis ...41

4.2.5. Diagram Sekuen ...42

4.2.6. Diagram Kelas Disain ...42

4.2.7. Algoritma per Method ...42

4.2.8. Perancangan Struktur Data ...42

4.2.9. Perancangan Antarmuka ...44

4.2.9.1. Perancangan Halaman Awal ...44

4.2.9.2. Perancangan Halaman Preprocess ...45

4.2.9.3. Perancangan Halaman Konfigurasi Database ...47

4.2.9.4. Perancangan Halaman Pilih Tabel Database ...48

4.2.9.5. Perancangan Halaman Asosiasi ...49

(18)

xv

4.2.9.7. Perancangan Halaman Tentang ...52

BAB V IMPLEMENTASI PENAMBANGAN DATA DAN EVALUASI HASIL ...53

5.1. IMPLEMENTASI RANCANGAN PERANGKAT LUNAK ...53

5.1.1. Implementasi Kelas Model ...53

5.1.2. Implementasi Kelas View...53

5.1.3. Implementasi Kelas Control ...71

5.2. EVALUASI HASIL ...71

5.2.1. Pengujian Perangkat Lunak (Black Box) ...71

5.2.1.1. Rencana Pengujian Black Box ...71

5.2.1.2. Prosedur Pengujian Black Box dan Kasus Uji ...73

5.2.1.3. Evaluasi Pengujian Black Box ...73

5.2.2. Pengujian Perbandingan Hasil Hitung Manual Dengan Hasil Perangkat Lunak ...73

5.2.2.1. Penghitungan Manual ...73

5.2.2.2. Penghitungan Perangkat Lunak ...74

5.2.2.3. Evaluasi Pengujian Perbandingan Hasil Hitung Manual Dengan Hasil Perangkat Lunak ...75

5.2.3. Pengujian Perangkat Lunak Dengan Menggunakan Dataset .75 5.2.3.1. Pengujian Dataset Tahun Pelajaran 2012/2013...77

5.2.3.2. Pengujian Dataset Tahun Pelajaran 2013/2014...83

5.2.3.3. Pengujian Dataset Tahun Pelajaran 2014/2015...88

5.2.3.4. Pengujian Dataset Tahun Pelajaran 2012/2013 dan Tahun Pelajaran 2013/2014 ...92

5.2.4. Evaluasi Pola Asosiasi ...97

5.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERANGKAT LUNAK ...99

5.3.1. Kelebihan Perangkat Lunak ...99

(19)

xvi

BAB VI PENUTUP ...102

6.1. KESIMPULAN ...102

6.2. SARAN ...104

DAFTAR PUSTAKA ...105

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahap-tahap di dalam proses Knowledge Discovery in Database

(Han&Kamber, 2006) ...10

Gambar 2.2 Illustrasi prinsip apriori, jika {c,d,e} frequent, maka semua subset pada itemset tersebut juga frequent (Tan dkk., 2006) ...21

Gambar 2.3 Illustrasi prinsip apriori, jika {a,b} infrequent, maka semua superset itemset tersebut infrequent (Tan dkk., 2006) ...21

Gambar 4.1 Diagram Flowchart ...40

Gambar 4.2 Illustrasi Konsep ArrayList ...43

Gambar 4.3 Perancangan ArrayList ...43

Gambar 4.4 Rancangan Antarmuka Halaman Awal ...44

Gambar 4.5 Rancangan Antarmuka Halaman Preprocess ...45

Gambar 4.6 Rancangan Antarmuka Halaman Konfigurasi Database ...47

Gambar 4.7 Rancangan Antarmuka Halaman Pilih Tabel Database ...48

Gambar 4.8 Rancangan Antarmuka Halaman Asosiasi ...49

Gambar 4.9 Rancangan Antarmuka Halaman Bantuan ...51

Gambar 4.10 Rancangan Antarmuka Halaman Tentang ...52

Gambar 5.1 Implementasi Antarmuka Kelas view_home ...55

Gambar 5.2 Implementasi Antarmuka Kelas view_preprocess ...59

Gambar 5.3 Implementasi Antarmuka Kelas view_database ...61

Gambar 5.4 Implementasi Antarmuka Kelas view_table ...63

Gambar 5.5 Implementasi Antarmuka Kelas view_asosiasi ...66

Gambar 5.6 Implementasi Antarmuka Kelas view_help ...68

Gambar 5.7 Implementasi Antarmuka Kelas view_about ...70

Gambar 5.8 Hasil Penambangan Data Menggunakan Perangkat Lunak ...74

(21)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Interval Daya Serap Siswa ...13

Tabel 3.1 Atribut Data Mentah Nilai Daya Serap Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 dan Tahun Pelajaran 2013/2014 ...24

Tabel 3.2 Atribut Data Mentah Nilai Daya Serap Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 ...27

Tabel 4.1 Atribut Data Nilai Daya Serap Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 dan Tahun Pelajaran 2013/2014 ...34

Tabel 4.2 Atribut Data Nilai Daya Serap Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 ...36

Tabel 5.1 Implementasi Kelas Model...53

Tabel 5.2 Implementasi Kelas View ...53

Tabel 5.3 Spesifikasi Detail Kelas view_home.java ...54

Tabel 5.4 Spesifikasi Detail Kelas view_preprocess.java ...56

Tabel 5.5 Spesifikasi Detail Kelas view_database,java ...59

Tabel 5.6 Spesifikasi Detail Kelas view_table.java ...62

Tabel 5.7 Spesifikasi Detail Kelas view_asosiasi.java...63

Tabel 5.8 Spesifikasi Detail Kelas view_help.java ...67

Tabel 5.9 Spesifikasi Detail Kelas view_about.java ...69

Tabel 5.10 Implementasi Kelas Controller...71

Tabel 5.11 Rencana Pengujian Black Box ...71

Tabel 5.12 Pengujian Dataset Tahun Pelajaran 2012/2013 ...77

Tabel 5.13 Pengujian Dataset Tahun Pelajaran 2013/2014 ...83

(22)

xix

Tabel 5.15 Pengujian Dataset Tahun Pelajaran 2012/2013 dan Tahun Pelajaran

(23)

xx

DAFTAR RUMUS

Halaman

Rumus 2.1 Nilai Daya Serap ...13

Rumus 2.2 Persentase Ketuntasan Klasikal ...14

Rumus 2.3 Nilai Support ...18

Rumus 2.4 Nilai Confidence ...18

Rumus 2.5 Lift Ratio ...19

Rumus 2.6 Expected Confidence ...19

(24)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 DATA DAYA SERAP HASIL UJIAN NASIONAL MATA

PELAJARAN MATEMATIKA SMA JURUSAN IPA DI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...108

LAMPIRAN 2 DATASET HASIL TRANSFORMASI DATA ...116

LAMPIRAN 3 DIAGRAM USE CASE ...124

LAMPIRAN 4 GAMBARAN UMUM USE CASE ...125

LAMPIRAN 5 NARASI USE CASE ...126

LAMPIRAN 6 DIAGRAM AKTIVITAS...132

LAMPIRAN 7 DIAGRAM KELAS ANALISIS ...136

LAMPIRAN 8 DIAGRAM SEQUENCE ...137

LAMPIRAN 9 STRUKTUR DIAGRAM KELAS ...142

LAMPIRAN 10 ALGORITMA PER METHOD...143

LAMPIRAN 11 PROSEDUR PENGUJIAN DAN KASUS UJI...150

LAMPIRAN 12 HITUNG MANUAL PENAMBANGAN DATA ...157

LAMPIRAN 13 PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN

DATASET 2012/2013 ...162

LAMPIRAN 14 PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN

DATASET 2013/2014 ...169

LAMPIRAN 15 PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN

DATASET 2014/2015 ...175

LAMPIRAN 16 PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN

DATASET GABUNGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(25)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Ujian nasional merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan. Selain berfungsi untuk mengukur dan menilai

pencapaian kompetensi lulusan dalam mata pelajaran tertentu, hasil ujian nasional

juga berfungsi sebagai pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

Oleh sebab itu dalam pelaksanaan ujian nasional, sekolah berusaha semaksimal

mungkin agar hasil ujian nasional peserta didiknya memberikan hasil yang

memuaskan. Salah satu hal yang dilakukan dalam upaya memaksimalkan hasil

ujian nasional adalah dengan memberikan pengajaran yang maksimal baik dari segi

penyampaian materi pelajaran maupun guru yang mengajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, cara penyampaian pembelajaran

kepada siswa berbeda-beda, tergantung pada pelajaran dan tingkat kesulitan materi

pelajaran yang di sampaikan. Cara penyampaian pembelajaran yang kurang tepat

dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memahami suatu pelajaran.

Kurangnya pemahaman siswa dalam memahami pelajaran dapat berpengaruh

terhadap nilai akhir yang akan diperoleh nantinya. Hal ini merupakan masalah yang

membuat guru untuk berusaha semaksimal mungkin merubah cara penyampaian

pembelajaran supaya kualitas belajar siswa juga meningkat. Selain itu kemampuan

siswa dalam memahami suatu pelajaran juga erat kaitannya dengan daya serap yang

dimiliki oleh masing-masing siswa.

Daya serap siswa adalah kemampuan siswa untuk menguasi materi yang

dipelajarinya sesuai dengan bahan mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Daya serap digunakan oleh guru sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Daya serap siswa dapat

diperoleh setelah guru selesai melaksanakan tahap-tahap dalam pelaksanaan

pembelajaran. Dari hasil inilah guru dapat memetakan perolehan nilai yang dicapai

(26)

Sehubungan dengan adanya Ujian Nasional yang diadakan oleh Pemerintah

Indonesia, daya serap mempunyai kaitan erat karena Ujian Nasional sendiri terdiri

dari berbagai indikator yang diujikan. Sehingga kemampuan daya serap pada setiap

indikator sangatlah penting untuk dikuasai oleh setipa siswa. Sudah seharusnya

nilai Ujian Nasional memberikan informasi yang bermanfaat bagi peningkatan

mutu pendidikan di sekolah, tidak hanya memperlihatkan peningkatan nilai

rata-rata tetapi juga dapat memberikan informasi mengenai daya serap siswa atau

kemampuan penguasaan materi siswa pada pokok bahasan yang diujikan. Dengan

adanya nilai daya serap dari hasil Ujian Nasional, diharapkan memberikan dampak

positif terutama dalam hal peningkatan kinerja dari masing-masing pihak yang

terkait sehingga dapat meningkatkan mutu kelululusan.

Daya serap Ujian Nasional memberikan banyak manfaat bagi banyak pihak,

terumata sekolah sebagai tempat siswa belajar. Daya serap ujian nasional ini

memberikan informasi seberapa besar daya serap peserta ujian, dapat mengetahui

kemampuan dan kelemahan dalam suatu kompetensi, dan dapat mengetahui

keberhasilan guru dalam menyampaikan pelajaran.

Data daya serap Ujian Nasional dapat diperoleh melalaui website resmi milik

Kementrian Pendidikan dan Budaya. Setiap tahunnya, hasil Ujian Nasional selalu

dipublikasikan dengan tujuan untuk memberikan data dan informasi hasil UN

kepada para pengambil kebijakan pada tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan

satuan pendidikan atau sekolah/madrasah untuk dimanfaatkan sebagai salah satu

bahan masukan pengambilan kebijakan bagi perbaikan mutu pendidikan. Salah satu

data yang dipublikasikan adalah data daya serap. Data tersebut berisi informasi nilai

daya serap tiap kemampuan yang diuji pada tiap sekolah, rayon, provinsi dan secara

nasional.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih mata pelajaran matematika sebagai

objek penelitian, dimana mata pelajaran tersebut nantinya akan di cari hubungan

antar indikator pencapaian kompetensinya. Pemilihan mata pelajaran matematika

ini didasari karena pentingnya kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan belajar matematika, cara berpikir manusia menjadi sistematis, melalui

(27)

terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis. Sehingga bila diterapkan

dalam kehidupan nyata, kita bisa menyelesaikan setiap masalah dengan lebih

mudah. Selain itu belajar matematika melatih kita menjadi manusia yang lebih teliti,

cermat, dan tidak ceroboh dalam bertindak.

Algoritma yang akan digunakan penulis pada penelitian ini adalah algoritma

apriori. Algoritma apriori merupakan salah satu algoritma yang melakukan

pencarian frequent itemset dengan menggunakan teknik association rules. (Erwin,

2009). Kelebihan algoritma apriori adalah lebih sederhana dan dapat menangani

data yang besar dibandingkan dengan algoritma lain. Hal ini dapat mempengaruhi

banyaknya item yang diproses serta mudah dipahami struktur kerja dan

implementasinya (Pratama dkk., 2014). Keberhasilan penggunaan algoritma apriori

sudah terbukti yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Pratama dkk. (2014) dalam

menemukan hubungan data awal masuk mahasiswa dengan prestasi akademik.

Dengan melakukan analisis asosiasi terhadap nilai daya serap hasil Ujian

Nasional mata pelajaran Matematika SMA jurusan IPA, diharapkan dapat

ditemukan pola asosiasi antar indikator pencapaian kompetensi. Hasil analisis

tersebut nantinya dapat digunakan untuk mengetahui indikator pencapaian

kompetensi apa saja yang memiliki keterkaitan satu sama lain dan dapat

berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap indikator pencapaian kompetensi

tersebut.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menerapkan algoritma apriori untuk analisis daya serap hasil

Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMA jurusan IPA di Daerah

Istimewa Yogyakarta?

2. Apakah dapat ditemukan pola asosiasi yang menarik dari data daya serap

hasil Ujian Nasional mata pelajaran Matematika SMA jurusan IPA di

(28)

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan algoritma apriori pada data daya

serap hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SMA jurusan IPA di Daerah

Istimewa Yogyakarta untuk menemukan aturan asosiasi antar indikator pencapaian

kompetensi yang diujikan pada Ujian Nasional.

1.4. BATASAN MASALAH

Masalah dibatasi sebagai berikut :

a. Data yang digunakan adalah data daya serap hasil Ujian Nasional mata

pelajaran Matematika SMA jurusan IPA di Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun pelajaran 2012/2013, tahun pelajaran 2013/2014, dan tahun

pelajaran 2014/2015.

b. Data mata pelajaran yang diteliti hanya satu yaitu Matematika.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi

pihak-pihak dalam dunia pendidikan, terutama dinas pendidikan. Dinas pendidikan

dapat menggunakan penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan pengambilan

kebijakan bagi perbaikan mutu suatu mata pelajaran.

1.6. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

1.6.1. Penelitian Pustaka

Tahap ini merupakan proses mengumpulkan informasi berupa teori-teori

serta algoritma yang akan digunakan untuk melakukan teknik asosiasi dari berbagai

(29)

1.6.2. Knowledge Discovery in Database (KDD)

Pada tahap ini akan dilakukan proses KDD untuk mendapatkan suatu

informasi dari data daya serap hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika

SMA jurusan IPA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Proses KDD yang dilakukan

terdiri dari pembersihan data, integrasi data, seleksi data, transformasi data,

penambangan data, evaluasi pola, dan presentasi pengetahuan.

Dalam tahap penambangan data akan dibuat suatu perangkat lunak sebagai

alat uji dengan menggunakan metodologi waterfall. Secara garis besar metodologi

waterfall mempunyai tiga langkah utama yaitu analisa kebutuhan sistem, disain

sistem, pemrograman (code), dan pengujian (testing). Dari hasil pengujian yang

didapat akan dilakukan analisa untuk memperoleh informasi yang berguna dan

bermanfaat.

1.6.3. Pembuatan Laporan

Dari penelitian dan pengujian yang sudah dilakukan sebelumnya, hasil dari

penelitian dan pengujian tersebut akan diolah ke dalam sebuah laporan tugas akhir

agar dapat digunakan untuk kepentingan akademis.

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN

1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab pertama ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan ponelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi yang

digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.

2. BAB II : LANDASAN TEORI

Bab kedua ini akan menjelaskan mengenai teori yang berkaitan

dengan judul/masalah di tugas akhir. Teori tersebut terdiri dari

penambangan data, evaluasi hasil belajar, kompetensi, analisis asosiasi,

(30)

3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ketiga ini akan menjelaskan gambaran umum penelitian, data,

spesifikasi alat, dan tahap-tahap penelitian.

4. BAB IV : PEMROSESAN AWAL DAN PERANCANGAN

PERANGKAT LUNAK PENAMBANGAN DATA

Bab keempat ini berisi pemrosesan awal dalam proses Knowledge

Discovery in Database (KDD) yaitu pembersihan data, integrasi data,

seleksi data, dan transformasi data. Selain itu bab ini juga akan berisi

perancangan perangkat lunak yang akan digunakan dalam tahap

penambangan data. Perancangan perangkat lunak tersebut terdiri dari

perancangan umum, diagram use case, diagram aktivitas, diagram kelas

analisis, diagram sekuen, diagram kelas disain, algoritma per method,

struktur data, dan perancangan antarmuka.

5. BAB V : IMPLEMENTASI PENAMBANGAN DATA DAN

EVALUASI HASIL

Bab kelima ini berisi implementasi rancangan perangkat lunak

penambangan data dan evaluasi hasil yang terdiri dari pengujian

perangkat lunak (black box), pengujian perbandingan hitung manual

dengan hasil sistem, pengujian efek perubahan nilai minimum support

dan nilai minimum confidence, pengujian dataset , evaluasi pola asosiasi,

dan kelebihan dan kekurangan sistem.

6. BAB VI : PENUTUP

Bab terakhir ini akan menjelaskan tentang kesimpulan umum yang

diperoleh dari pembuatan sistem serta rancangan pengembangan sistem

(31)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. PENAMBANGAN DATA

2.1.1. Pengertian Penambangan Data

Penambangan data adalah proses menemukan informasi yang berguna dari

repositori data yang besar secara otomatis (Tan dkk., 2006). Penambangan data

berisi pencarian pola yang diinginkan di dalam basis data yang besar untuk

membantu pengambilan keputusan di waktu yang akan datang. Pola- pola ini

dikenali agar dapat memberikan suatu analisa data yang berguna untuk kemudian

dapat dipelajari dengan lebih teliti (Hermawati, 2013).

Tidak semua tugas dalam menemukan informasi dapat dikatakan sebagai

aktivitas penambangan data. Meskipun tugas-tugas tersebut penting dan mungkin

melibatkan penggunaan struktur data dan algoritma yang canggih, mereka

bergantung pada teknik ilmu komputer tradisional dan fitur data yang jelas. Hal ini

perlu dalam membuat struktur indeks untuk secara efisien megatur dan mengambil

informasi. Meski demikian, teknik penambangan data sudah digunakan dalam

meningkatkan sistem pencarian informasi (Tan dkk., 2006).

2.1.2. Fungsi Penambangan Data

Menurut Han dkk. (2006), fungsionalitas penambangan data digunakan

untuk menentukan jenis pola yang dapat ditemukan dalam tugas-tugas

penambangan data. Secara umum, tugas penambangan data dapat diklasifikasikan

ke dalam dua kategori: deskriptif dan prediktif. Tugas penambangan deskriptif

adalah mengkarakterisasi sifat umum dari data dalam basis data. Sedangkan tugas

penambangan prediksi adalah melakukan inferensi pada data saat ini untuk

membuat prediksi.

Fungsi penambangan data dan jenis pola yang dapat ditemukan, yaitu :

a. Konsep / Deskripsi Kelas: Karakterisasi dan Diskriminasi

Data dapat dikaitkan dengan kelas atau konsep. Deskripsi seperti

(32)

dapat diturunkan melalui karakterisasi data, dengan merangkum data dari

kelas yang diteliti (sering disebut kelas target) secara umum, atau

diskriminasi data, dengan perbandingan dari kelas target dengan satu atau

set kelas komparatif (sering disebut kelas kontras), atau keduanya

karakterisasi data dan diskriminasi.

b. Penambangan Kemunculan Pola, Asosiasi, dan Korelasi

Pola yang sering muncul (frequent) adalah pola yang sering terjadi

di data. Jenis pola yang dimaksud yaitu itemset, subsequences, dan

substructure. Sebuah itemset biasanya mengacu pada satu set item yang

muncul bersama-sama dalam satu set data transaksional. Sebuah

subsequence contohnya seperti pola pelanggan yang cenderung membeli

komputer, diikuti oleh kamera digital, dan kemudian kartu memori.

Sebuah substructure dapat merujuk ke bentuk struktural yang berbeda,

seperti grafik, tree, atau kisi, yang dapat dikombinasikan dengan itemset

atau subsequences. Substructure yang sering terjadi disebut pola

terstruktur. Penambangan pola mengarah pada penemuan asosiasi

menarik dan korelasi dalam data.

c. Klasifikasi dan Prediksi

Klasifikasi adalah proses menemukan model atau fungsi yang

menggambarkan dan membedakan kelas data atau konsep. Tujuannya

untuk memprediksi kelas dari objek yang label kelasnya tidak diketahui.

Prediksi digunakan untuk memprediksi hilang atau tidak tersedianya

data nilai numerik pada label kelas. Analisis regresi adalah metodologi

statistik yang paling sering digunakan untuk prediksi numerik. Prediksi

juga mencakup identifikasi tren distribusi berdasarkan data yang tersedia.

Klasifikasi dan prediksi mungkin perlu didahului dengan analisis

relevansi untuk mengidentifikasi atribut yang tidak memberikan

(33)

d. Analisis Klaster

Analisis klaster yaitu menemukan kumpulan objek hingga

objek-objek dalam satu kelompok sama (atau punya hubungan) dengan yang

lain dan berbeda (atau tidak berhubungan) dengan objek-objek dalam

kelompok lain. Tujuan dari analisis klaster adalah meminimalkan jarak

di dalam klaster dan memaksimalkan jarak antar klaster.

e. Analisis Outlier

Database mungkin berisi data objek yang tidak sesuai dengan

perilaku umum atau model data. Obyek data outlier. Sebagian besar

metode data mining membuang outlier sebagai noise atau pengecualian.

Namun, dalam beberapa aplikasi seperti deteksi penipuan, peristiwa

langka bisa lebih menarik daripada peristiwa yang sering terjadi. Outlier

dapat dideteksi menggunakan uji statistik yang mengasumsikan

distribusi atau model probabilitas data, atau menggunakan pendekatan

jarak di mana objek yang berbeda dari setiap klaster lainnya dianggap

outlier.

f. Analisis Evolution

Analisis evolusi menggambarkan data dan model keteraturan atau

tren untuk objek yang perilakunya berubah dari waktu ke waktu.

Meskipun termasuk dalam karakterisasi, diskriminasi, asosiasi dan

analisis korelasi, klasifikasi, prediksi, atau pengelompokan data, fitur

yang berbeda dari analisis tersebut meliputi analisis data time-series,

urutan atau periodisitas pencocokan pola, dan analisis data berbasis

(34)

2.1.3. Knowledge Discovery in Database (KDD)

Menurut Han dan Kamber (2006), penambangan data tidak dapat dipisahkan

dari proses knowledge discovery in database (KDD). Proses KDD merupakan

sebuah proses mengubah data mentah menjadi suatu informasi yang berguna.

Illustrasi proses KDD dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Tahap-tahap di dalam proses Knowledge Discovery in Database

(35)

Knowledge discovery sebagai suatu proses digambarkan dalam Gambar 2.1

dan terdiri dari urutan berulang dari langkah-langkah berikut:

1. Pembersihan Data (Data Cleaningi)

Tahap ini merupakan proses menghilangkan data yang tidak

dibutuhkan (noise) dan data yang tidak konsisten

2. Integrasi Data (Data Integration)

Tahap ini merupakan proses menggabungkan bermacam-macam

data dari berbagai sumber.

3. Seleksi Data (Data Selection)

Tahap ini merupakan proses menganalisis data yang relavan dari

dalam database.

4. Transformasi Data (Data Transformation)

Tahap ini merupakan proses data diubah (transformasi) atau

digabungkan sehingga menjadi tepat untuk dilakukan penambangan data.

5. Penambangan Data (Data Mining)

Tahap ini merupakan proses penting dimana metode cerdas

dilakukan untuk menggali pola dari data.

6. Evaluasi Pola (Pattern Evaluation)

Tahap ini merupakan proses untuk mengidentifikasi pola-pola yang

benar-benar menarik yang mewakili pengetahuan berdasarkan beberapa

langkah penting.

7. Presentasi Pengetahuan (Knowledge Presentation)

Tahap ini merupakan proses teknik visualisasi dan representasi

pengetahuan digunakan untuk menyajikan pengetahuan hasil

(36)

2.2. Evaluasi Hasil Belajar

2.2.1. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Hamzah (2014), evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana

dengan baik apabila dalam pelaksaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip

dasar, yaitu Prinsip Keseluruhan, Prinsip Kesinambungan, dan Prinsip

Obyektivitas.

Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah

prinsip komprehensif (comprehensive). Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan

di sini bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila

evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh. Dengan

melakukan evaluasi hasil belajar secara bulat, utuh menyeluruh akan diperoleh

bahan-bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan

perkembangan subjek didik yang seang dijadikan sasaran evaluasi.

Prinsip kesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinuitas

(continuity). Dengan prinsip kesinambungan dimasksudkan disini bahwa evaluasi

hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara

teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Dengan evaluasi hasil

belajar yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal itu maka

dimungkinkan bagi evaluator untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan

gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal

mula mengikuti program pendidikan sampai saat-saat mereka mengakhiri program

pendidikan yang mereka tempuh.

Prinsip Obyektivitas (objectivity) mengandung makna, bahwa evaluasi hasil

belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari

faktor-faktor yang sifatnya subyektif. Sehubung dengan itu, dalam pelaksanaan

evaluasi hasil belajar, seorang evaluator harus senantiasa berpikir dan bertindak

wajar, menurut keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri oleh

kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif. Prinsip ini sangat penting, sebab apabila dalam

melakukan evaluasi terdapat unsur-unsur subyektif, maka akan menodai kemurnian

(37)

2.2.2. Ketuntasan Belajar

Menurut Hamzah (2014), tindak lanjut dari evaluasi hasil belajar

selanjutnya adalah untuk menentukan belajar siswa. Sebelum guru menyusun

rancangan pembelajaran setiap guru harus menyusun program semester dan

program tahunan yaitu menyusun pengalaman belajar apakah yang harus dia

berikan kepada siswa dalam satu semester serta satu tahun agar dicapainya standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditemtukan (Setiawan, dalam

Hamzah. 2014).

Menurut Rubiatin (2010), dalam proses pembelajaran guru tentu melakukan

penilaian dan akan lebih baik bila sekaligus menganalisis hasilnya. Kriteria dalam

membuat penentuan pencapaian hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

1. Daya Serap Siswa

Untuk mengetahui daya serap siswa dari hasil belajarnya digunakan

analisis dengan menggunakan interval daya serap siswa pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Interval Daya Serap Siswa

No. Interval Kategori

1 0% - 39% Sangat Rendah

2 40% - 59% Rendah

3 60% - 74% Sedang

4 75% - 84% Tinggi

5 85% - 100% Sangat Tinggi

Rumus untuk menghitung nilai daya serap sebagai berikut :

(38)

2. Ketuntasan Individu

Seorang siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mencapai daya

serap minimal 75% terhadap pemahaman materi yang dipelajari

berdasarkan tolak ukur kriteria ketuntasan minimal (KKM).

3. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan belajar secara klasikal menurut Yamin (2008) adalah

suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa

tuntas belajar. Ketuntasan belajar secara klasikal dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

% = ×

Dimana :

KK = Persentase ketuntasan klasikal

JTS = Jumlah siswa yang tuntas dalam kelas sesuai KKM

JS = Jumlah seluruh siswa dalam kelas perlakuan

2.2.3. Makna dan Manfaat Evaluasi Hasil Belajar

Dalam dunia pendidikan, khususnya persekolahan, penilaian mempunyai

beberapa makna ditinjau dari berbagai segi (Arikunto, 2005). Berikut ini penjelasan

mengenai makna-makna penilaian tersebut.

2.2.3.1. Makna Bagi Siswa

Dengan penilaian, siswa dapat mengetahui sejauh mana keberhasilannya

mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Terdapat dua kemungkinan hasil

yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini.

Pertama, memuaskan. Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan

hal itu menyenangkan, tentu hal itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain.

Akibatnya, siswa mempunyai motivasi cukup besar untuk belajar lebih giat agar

(39)

mendapat hasil yang lebih memuaskan. Keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni

siswa mudah merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan usahanya kurang gigih

pada lain waktu.

Kedua, tidak memuaskan. Jika siswa tidak puas dengan hasil yang

diperolehnya, ia akan berusaha agar lain waktu keadaan itu tidak terulang lagi. Lalu,

ia belajar lebih giat. Namun, keadaan bisa sebaliknya. Ada beberapa siswa yang

lemah kemauannya, dan menjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang

diperolehnya.

2.2.3.2. Makna Bagi Guru

Berikut beberapa makna evaluasi bagi guru:

1. Dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru mengetahui para siswa

yang berhak melanjutkan pelajaraanya karena berhasil menguasai

bahan maupun yang belum berhasil menguasai bahan. Dengan petunjuk

ini, guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa yang

belum berhasil.

2. Guru mengetahui materi yang tepat diajarkan bagi siswa, sehingga tidak

perlu lagi diadakan perubahan untuk memberikan pengajaran di waktu

yang akan datang.

3. Guru mengetahui metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika

sebagian besar siswa memperoleh angka rendah pada penilaian, bisa

jadi disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Jika

demikian, guru harus mawas diri dan mencoba mencari metode lain

dalam mengajar.

2.2.3.3. Manfaat Bagi Sekolah

Berikut manfaat evaluasi bagi sekolah:

1. Apabila para guru mengadakan penilaian dan diketahui hasil belajar

para siswanya, dapat diketahui pola kondisi belajar yang diciptakan

oleh sekolah yang sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar

(40)

2. Informasi dari guru tentang tepat atau tidaknya kurikulum untuk

sekolah itu merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah

untuk masa yang akan datang.

3. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat

digunakan sebagai pedoman sekolah mengenai proses penilaian yang

dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum.

2.3. Kompetensi

2.3.1. Pengertian Kompetensi

Menurut Mulyasa (2006) kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak. Sedangkan menurut McAshan (1981) kompetensi adalah

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang

telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku

kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas,

keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk

dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan

tertentu. Dengan demikian terdapat hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari

peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja.

Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian

rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu

pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan

tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara

eksplisit, dikembangan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan

memiliki kontribusi terhadap kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian

terhadap pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan

kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam

pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan

(41)

2.3.2. Ranah Kompetensi

Gordon (1988) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung

dalam konsep kompetensi sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

2. Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang

dimiliki oleh individu.

3. Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki individu untuk

melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

4. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara

psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

5. Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka)

atau reaksi terhadapa suatu rangsangan yang datang dari luar.

6. Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu

perbuatan.

2.4. Analisis Asosiasi

2.4.1. Pengertian Analisis Asosiasi

Analisis asosiasi adalah teknik penambangan data untuk menemukan aturan

assosiatif antara suatu kombinasi item. Contoh dari aturan assosiatif dari analisa

pembelian di suatu pasar swalayan adalah dapat diketahuinya berapa besar

kemungkinan seorang pelanggan membeli roti bersamaan dengan susu. Dengan

pengetahuan tersebut pemilik pasar swalayan dapat mengatur penempatan

barangnya atau merancang kampanye pemasaran dengan memakai kupon diskon

untuk kombinasi barang tertentu. Karena analisis asosiasi menjadi terkenal karena

aplikasinya untuk menganalisis isi kerangjang belanja di pasar swalayan, analisis

(42)

… (2.3)

… (2.4)

2.4.2. Association Rule

Menurut Tan dkk. (2006) association rule merupakan sebuah ekspresi

implikasi yang berbentuk → , dimana dan merupakan disjoint itemset

= ∅. Dalam association rule, dapat dihitung support dan confidence.

Support menyatakan seberapa sering aturan digunakan pada dataset yang diberikan. Confidence menyatakan seberapa sering item-item dalam muncul dalam transaksi

yang berisi . Secara formal, rumus minimum support (rumus 2.2) dan rumus

minimum confidence (rumus 2.3) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai

berikut ini:

, → =�

� , → =�

Support merupakan ukuran penting karena aturan yang memiliki support

yang sangat rendah dapat terjadi hanya secara kebetulan. Support sering digunakan

untuk menghilangkan aturan tidak menarik. Support juga memiliki properti yang

diinginkan yang dapat dimanfaatkan untuk penemuan efisien aturan asosiasi.

Confidence digunakan untuk mengukur keandalan kesimpulan yang dibuat

oleh aturan. Untuk aturan → , semakin tinggi confidence, semakin besar

kemungkinan terdapat di dalam transaksi yang mengandung . confidence juga

memberikan perkiraan probabilitas bersyarat dari pada .

Permasalahan mendasar dalam association rules dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Menemukan seluruh itemset yang memiliki support minsup. Itemset

yang memiliki support lebih besar atau sama dengan minsup disebut

dengan large itemset (l-itemset), sedangkan itemset yang memiliki

support lebih kecil dari minsup disebut dengan small itemset.

2. Menggunakan large itemset untuk menghasilkan aturan asosiasi yang

(43)

… (2.5)

… (2.6)

Untuk setiap large itemset l, harus dapat ditemukan seluruh subset yang

tidak kosong dari l. untuk setiap subset a, akan memperoleh keluaran sebuah aturan

dalam bentuk ⇒ − , jika perbandingan � � _

� � _� paling sedikit lebih besar

dari minconf (Nurdiyanto, 2009).

2.4.3. Lift Ratio

Menurut Ammirudin (2010), Banyaknya aturan asosiasi yang dihasilkan

memberikan banyak kemungkinan untuk melihat pola-pola yang muncul. Sehingga

memberikan berbagai kemungkinan yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk

membuat keputusan. Tidak semua aturan asosiasi yang ditemukan diinterpretasi.

Aturan asosiasi yang diinterpretasi adalag aturan-aturan yang memiliki nilai lift

ratio yang tinggi (alasan obyektif) dan aturan yang memiliki relevansi dengan

kebutuhan (alasan subyektif).

Lift ratio merupakan sebuah angka ratio yang menunjukkan berapa banyak

kemungkinan menemukan sebuah transaksi muncul bersama dengan transaksi

lainnya dibandingkan dengan kejadian adanya transaksi yang terpenuhi.

Lift ratio menunjukkan adanya tingkat kekuatan aturan asosiasi atas kejadia

acak dari antecedent dan consequent berdasarkan pada support-nya

masing-masing. Hal ini akan memberikan informasi tentang perbaikan dan peningkatan

probabilitas dari consequent berdasarkan antecedent. Lift ratio didefinisikan

sebagai berikut :

� � = �

Dimana, expected confidence = (jumlah transaksi memiliki item

consequent) / (total jumlah transaksi). Atau dengan cara :

(44)

Ketika nilai lift ratio sama dengan 1 maka A dan B adalah independen

karena Pr(A|C) = Pr(C). Ketika probabilitas C terjadi dipengaruhi oleh terjadinya

A maka nilai lift ratio lebih besar dari 1. Ketetapan nilai lift ratio adalah apabila

hasil perhitungan berada di bawah 1, maka item-item tersebut tidak menunjukkan

adanya saling keterkaitan antara antecedent dengan consequent.

2.5. Algoritma Apriori

2.5.1. Pengertian Algoritma Apriori

Algoritma Apriori adalah salah satu algoritma yang melakukan pencarian

frequent itemset dengan menggunakan teknik association rule (Erwin, 2009).

Algoritma Apriori menggunakan pengetahuan frekuensi atribut yang telah

diketahui sebelumnya untuk memproses informasi selanjutnya. Pada algoritma

Apriori menentukan kandidat yang mungkin muncul dengan cara memperhatikan

minimum support dan minimum confidence (Pratama, 2014).

2.5.2. Prinsip Apriori

Menurut Tan dkk. (2006) jika sebuah itemset merupakan frequent, maka

semua himpunan bagian juga frequent. Untuk mengilustrasikan ide di balik prinsip

apriori, pada gambar 2.2, diasumsikan { , , } adalah frequent itemset. Semua

transaksi yang mengandung { , , } harus juga mengandung subsets-nya, { , },

{ , }, { , }, { , , }, { }, { }, dan { }. Kesimpulannya, jika { , , } adalah

(45)

Gambar 2.2 Illustrasi prinsip apriori, jika {c,d,e} frequent, maka semua subset

pada itemset tersebut juga frequent (Tan dkk., 2006)

Sebaliknya, pada gambar 2.3, jika sebuah itemset seperti { , } adalah

infrequent, maka semua supersets-nya pasti infrequent juga.

Gambar 2.3 Illustrasi prinsip apriori, jika {a,b} infrequent, maka semua superset

(46)

2.5.3. Algoritma Apriori

Pseudocode untuk frequent itemset generation yang merupakan bagian dari

algoritma apriori, sebagai berikut: ( menunjukkan himpunan semua kandidat

k-itemset dan menunjukkan himpunan frequent k-itemsets) (Tan dkk., 2006)

1) = .

2) = {�|� ∈ ∧ � {�} ≥ � × � }.

/* find all frequent 1-itemset */

3) � �

4) = + .

5) = � � −1 .

/* Generate candidate itemsets */

6) � ℎ � ∈

7) = , .

/* Identify all candidate that belong to f */

8) � ℎ � � ∈

9) � = � + .

10) end for

11) end for

12) = { | ∈ ∧ � { } ≥ � × � }.

/* Extract the frequent k-itemsets */

13) � = ∅

14) = ⋃ .

Pseudocode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk menghitung support dari candidates, algoritma tersebut perlu

membuat tambahan pass over data set (langkah 6-10). Fungsi subset

adalah digunakan untuk menentukan seluruh kandidat itemsets di yang

(47)

2. Setelah menghitung support-nya, algoritma mengeliminasi semua

kandidat itemsets yang memiliki jumlah support kurang dari minsup

(langkah 12).

3. Algoritma berhenti kerika tidak ada lagi frequent itemsets baru.

Suatu algoritma tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya

masing-masing. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan algoritma apriori:

1. Kelebihan dari algoritma apriori ini adalah lebih sederhana dan dapat

menangani data yang besar. Sedangkan algoritma lainnya memiliki

kelemahan dalam penggunaan memori saat jumlah data besar, tentunya

berpengaruh terhadap banyaknya item yang diproses serta mudah di

pahami struktur kerja dan implementasinya.

2. Apriori memiliki kelemahan karena harus melakukan scan database

setiap kali iterasi, sehingga waktu yang diperlukan bertambah dengan

(48)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. SUMBER DATA

Data yang digunakan untuk penelitian ini berupa file yang memiliki ekstensi

.xls yang diperoleh dari situs milik Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang

dapat diakses melalui alamat http://litbang.kemdikbud.go.id/.

Data sumber merupakan data daya serap indikator pencapaian kompetensi

dari mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional SMA di Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013, tahun pelajaran 2013/2014, dan tahun

pelajaran 2014/2015. Pada penelitian ini data yang digunakan hanya data mata

pelajaran Matematika. Contoh data mentah dari daya serap mata pelajaran

Matematika yang akan diolah terlampir pada lampiran 1.

Atribut yang terdapat pada data daya serap mata pelajaran Matematika tahun

pelajaran 2012/2013 dan tahun pelajaran 2013/2014 dijelaskan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabel Atribut Data Mentah Nilai Daya Serap Hasil Ujian Nasional

Mata Pelajaran Matematika di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran

2012/2013 dan Tahun Pelajaran 2013/2014

Kode Atribut Nama Atribut

KODE_SEKOLAH Kode Sekolah

NAMA_SEKOLAH Nama Sekolah

JNS_SEK Jenis Sekolah (SMA/MA)

STS_SEK Status Sekolah (Negeri/Swasta)

MAT1 Menentukan bayangan titik atau kurva karena dua

transformasi atau lebih.

MAT2 Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan

majemuk atau pernyataan berkuantor.

MAT3 Menentukan integral tak tentu dan integral tentu fungsi

(49)

MAT4 Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis.

MAT5 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen

atau logaritma.

MAT6 Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung

lingkaran.

MAT7 Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.

MAT8 Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar

persamaan kuadrat.

MAT9 Menghitung jarak dan sudut antara dua objek (titik,

garis dan bidang) di ruang dimensi tiga.

MAT10 Menghitung luas daerah dan volume benda putar dengan

menggunakan integral.

MAT11 Menghitung nilai limit fungsi aljabar dan fungsi

trigonometri.

MAT12 Menghitung ukuran pemusatan atau ukuran letak dari

data dalam bentuk tabel, diagram atau grafik.

MAT13 Menyelesaikan masalah deret aritmetika.

MAT14 Menyelesaikan masalah deret geometri.

MAT15 Menyelesaikan masalah geometri dengan menggunakan

aturan sinus atau kosinus.

MAT16 Menyelesaikan masalah persamaan atau fungsi kuadrat

dengan menggunakan diskriminan.

MAT17 Menyelesaikan masalah program linear.

MAT18

Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan

menggunakan kaidah pencacahan, permutasi atau

kombinasi.

MAT19 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan

(50)

MAT20

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan besar

sudut atau nilai perbandingan trigonometri sudut antara

dua vektor.

MAT21

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai

perbandingan trigonometri yang menggunakan

rumusjumlah dan selisih sinus, kosinus dan tangen

sertajumlah dan selisih dua sudut.

MAT22 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi

eksponen atau fungsi logaritma.

MAT23 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

komposisi dua fungsi atau fungsi invers.

MAT24 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan panjang

proyeksi atau vektor proyeksi.

MAT25 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang

suatu kejadian.

MAT26 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema

sisa atau teorema faktor.

MAT27 Menyelesaikan operasi aljabar beberapa vektordengan

syarat tertentu.

MAT28 Menyelesaikan operasi matriks.

MAT29 Menyelesaikan persamaan trigonometri.

MAT30 Menyelesaikan soal aplikasi turunan fungsi.

Atribut yang terdapat pada data daya serap mata pelajaran Matematika tahun

pelajaran 2014/2015 memiliki kode atribut yang sama dengan data daya serap mata

pleajaran Matematika tahun pelajaran 2012/2013 dan gtahun pelajaran 2013/2014.

Namun terdapat perbedaan pada nama atribut dan jumlah atribut. Atribut data daya

serap mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2014/2015 dijelaskan pada tabel

(51)

Tabel 3.2 Tabel Atribut Data Mentah Nilai Daya Serap Hasil Ujian Nasional

Mata Pelajaran Matematika di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran

2014/2015

Kode Atribut Nama Atribut

KODE_SEKOLAH Kode Sekolah

NAMA_SEKOLAH Nama Sekolah

JNS_SEK Jenis Sekolah (SMA/MA)

STS_SEK Status Sekolah (Negeri/Swasta)

MAT1 Menentukan bayangan titik atau kurva karena dua

transformasi atau lebih.

MAT2 Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan

majemuk atau pernyataan berkuantor.

MAT3 Menentukan integral tak tentu dan integral tentufungsi

aljabar dan fungsi trigonometri.

MAT4 Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa

premis.

MAT5 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen

atau logaritma.

MAT6 Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung

lingkaran.

MAT7 Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.

MAT8 Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar

persamaan kuadrat.

MAT9 Menghitung jarak dan sudut antara dua objek (titik,

garis dan bidang) di ruang dimensi tiga.

MAT10 Menghitung luas daerah dan volume benda putar dengan

menggunakan integral.

MAT11 Menghitung nilai limit fungsi aljabar dan fungsi

(52)

MAT12 Menghitung ukuran pemusatan atau ukuran letak dari data dalam bentuk tabel, diagram atau grafik.

MAT13 Menyelesaikan masalah deret aritmetika.

MAT14 Menyelesaikan masalah deret geometri.

MAT15 Menyelesaikan masalah geometri dengan menggunakan

aturan sinus atau kosinus.

MAT16 Menyelesaikan masalah persamaan atau fungsi kuadrat

dengan menggunakan diskriminan.

MAT17 Menyelesaikan masalah program linear.

MAT18

Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan

menggunakan kaidah pencacahan, permutasi atau

kombinasi.

MAT19 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan

dengan sistem persamaan linear.

MAT20

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan besar

sudut atau nilai perbandingan trigonometri sudut antara

dua vektor.

MAT21

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai

perbandingan trigonometri yang menggunakan rumus

jumlah dan selisih sinus, kosinus dan tangen serta

jumlah dan selisih dua sudut.

MAT22 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi

eksponen atau fungsi logaritma.

MAT23 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

komposisi dua fungsi atau fungsi invers.

MAT24 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan panjang

proyeksi atau vektor proyeksi.

MAT25 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang

(53)

MAT26 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema sisa atau teorema faktor.

MAT27 Menyelesaikan operasi aljabar beberapa vektor dengan

syarat tertentu.

MAT28 Menyelesaikan operasi matriks.

MAT29 Menyelesaikan persamaan trigonometri.

3.2. SPESIFIKASI ALAT

3.3.1. Hardware

1. Prosesor : Intel Core i3-2350M 2.3GHz

2. Memori : 4 GB

3. Graphic Card : Nvidia Geforce 610M 2GB

4. Storage : 500 GB

3.3.2. Software:

1. IDE Netbeans 8.0.2

Sebagai IDE (Integrated Development Environment) untuk membuat

atau mengembangkan perangkat lunak (software).

2. MySQL Database

Sebagai aplikasi untuk membuat rancangan basis data.

3.3. TAHAP-TAHAP PENELITIAN

3.4.1. Studi Kasus

Ujian Nasional merupakan salah satu sistem evaluasi standar pendidikan

yang ada di Indonesia. Dengan adanya Ujian Nasional ini dapat diketahui sejauh

mana mutu pendidikan di Indonesia. Untuk meningkatkan mutu pendidikan

tersebut dapat dilakukan evaluasi berdasarkan hasil Ujian Nasional. Untuk lebih

detail dalam melakukan evaluasi, maka digunakanlah nilai daya serap yang terdiri

dari beberapa kompetensi dalam tiap mata pelajaran.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan masih rendahnya daya serap siswa

Gambar

Gambar 2.1 Tahap-tahap di dalam proses Knowledge Discovery in Database
Tabel 2.1 Interval Daya Serap Siswa
Gambar 2.2 Illustrasi prinsip apriori, jika {c,d,e} frequent, maka semua subset
Tabel 3.1 Tabel Atribut Data Mentah Nilai Daya Serap Hasil Ujian Nasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan pupuk organik pada produksi benih kakao sangat penting disamping untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah juga memperbaiki sifat fisik dan

Penelitian tentang pengaruh board diversity juga dilakukan di Indonesia yaitu oleh Darmadi (2011) untuk perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007 menunjukkan bahwa gender

Pembinaan karakter Religius kedisiplinan Komunikasi Kritikal thingking literasi colaboration (kerjasama). Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai faktor penentu

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 98 pengunjung diperoleh bahwa: (a) sebagian besar pengunjung berasal dari luar DIY, berusia 15-25 tahun, telah menempuh pendidikan selama 16

In this research, the fire risk of region was forecasted and the risk map of that was provided using MODIS images by applying geographically weighted regression model with

Metode yang digunakan dalam analisis terhadap peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat adalah metode

Serta segala usaha, dukungan dan kepercayaannya selama ini yang telah memberi saya motivasi untuk menjadi orang yang sukses dengan hati yang sabar dan berusaha untuk