• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI HIBRIDA TERUNG HASIL PERSILANGAN DIALEL

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan hibrida hasil persilangan dialel terhadap varietas pembanding komersial. Percobaan menggunakan 64 hribrida terung yang terdiri dari 56 hibrida F1 dan F1R, 6 varietas hibrida terung ungu komersial dan 2 varietas terung hijau komersial, dilakukan dengan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) 3 kelompok pada bulan November 2012 - April 2013. Hasil pengujian menunjukkan beberapa hibrida-hibrida mempunyai karakter melebihi varietas pembanding maupun sama nyata dengan pembanding terbaiknya sehingga berpotensi dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui adaptasi dan preferensi konsumen. BEP 05 x BEP 04 (24.57), BEP 01 x BEP 04 (27.17) mempunyai kegenjahan yang baik karena mempunyai umur berbunga dan umur panen yang rendah sama dengan varietas pembanding terbaiknya. Hibrida yang mempunyai tinggi tanaman lebih pendek dari pembanding terbaiknya adalah BEP 04 x BEP 05. Tetua BEP 04 menghasilkan beberapa hibrida yang mempunyai kekerasan melebihi varietas pembanding. Hibrida BEP 01 x BEP 06, BEP 06 x BEP 01, BEP 06 x BEP 04, BEP 06 x BEP 05 berpotensi dikembangkan karena mempunyai bobot per tanaman yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding terbaiknya.

Kata kunci : evaluasi hibrida, keragaan hibrida, terung ABSTRACT

The research was aimed to compare perfomance of hybrid from full diallel cross with commercial eggplant varieties. Experiment was used 64 hybrid eggplant consisting of 56 hybrid F1 and F1R, 6 commercial varieties of hybrid eggplant purple and green eggplant 2 commercial varieties, made with Randomized Complete Block Design, used 3 groups in November 2012 - April 2013. The result showed the hybrids had some character over the same varieties as well as commercial variety or best commercial variety so high potential to more testing to be done to know the adaptation and consumer preferences. BEP 05 x BEP 04 (24.57), BEP 01 x BEP 04 (27.17), BEP 12 x BEP 04 had good for flowering age and had a earlier harvest with commercial eggplant varieties. Hybrid had a shorter plant height than the commercial best is BEP 04 x BEP 05. BEP 04 who have produced a number of hybrid varieties of hardness than the commercial variety. BEP 01 x BEP 06, BEP 06 x BEP 01, BEP 06 x BEP 04, BEP 06 x BEP 05 because they have the potential and weight per plant did not differ significantly with best commercial varieties.

58

PENDAHULUAN

Varietas hibrida merupakan salah satu teknologi pertanian dalam meningkatkan produksi tanaman atau program intensifikasi tanaman. Dalam pengembangan varietas hibrida pemulia berusaha melakukan perbaikan karakter tanaman baik dari segi produktivitas, ketahanan terhadap penyakit dan cekaman abiotik. Pengembangan varietas didasarkan pada kebutuhan pasar dan menggunakan keragaman genetika lokal sehingga memiliki daya adaptasi yang luas. Untuk mengembangkan galur-galur tetua dibutuhkan informasi variabilitas fenotipik dan genetika yang cukup luas, jarak genetik yang luas dari plasma nutfah donor, sehingga tetua-tetua yang terbentuk akan menjadi dua grup besar dengan jarak genetika yang besar dan daya gabung yang luas (Hadiati et al. 2009). Pengembangan varietas hibrida sayuran di Indonesia dipelopori oleh industri benih berbasis breeding, yakni pada tahun 1990. Industri benih melakukan proses pengembangan varietas hibrida dengan mengumpulkan plasma nutfah lokal dan introduksi dari luar negeri sebagai bahan mentah. Varietas hibrida hanya dapat diproduksi kembali dengan menggunakan galur tetua yang sama, sehingga memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut (Groot 2002 dalam

Hidayati 2011): kegenjahan, vigor sebagai efek dari heterosis., adaptasi yang lebih luas, keseragaman, kualitas yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar.

Ketertarikan petani dan pemulia tanaman terhadap varietas hibrida disebabkan oleh beberapa hal yaitu: (1) Peluang dalam mengeksploitasi fenomena heterosis. Sifat heterosis ini merupakan nilai tambah dari varietas hibrida terkait dengan penggabungan beberapa sifat dari masing-masing tetua. (2) Pengembangan varietas hibrida dengan beberapa ketahananan terhadap organisme pengganggu tanaman lebih mudah dibandingkan dengan pengembangan galur murni, terutama yang bersifat dominan. (3) Varietas hibrida memiliki mekanisme perlindungan varietas secara genetika, karena hanya bisa diproduksi ulang dengan menggunakan tetua yang sama (Bos 1999 dalam Hidayati 2011).

Varietas terung hibrida merupakan teknologi yang relatif baru bagi petani di Indonesia jika dibandingkan dengan varietas hibrida cabai, tomat, semangka dan melon. Varietas hibrida cabai, tomat, semangka dan melon telah diadopsi sejak tahun 1988 (Groot 2002 dalam Hidayati 2011). Varietas terong hibrida mulai dikomersialisasi di pasar Indonesia pada tahun 1992 (Hidayati 2002), namun adopsi dimulai pada tahun 1995 dan diadopsi secara total tahun 2000. Proses adopsi varietas terong hibrida tersebut relatif lambat dibanding dengan varietas sayuran lainnya sedangkan cabai, tomat, semangka dan melon, masing-masing memerlukan waktu 3 tahun mulai dari introduksi sampai adopsi total.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kebun Penelitian PT. BISI International, Tbk. di Desa Watugede (150 m dpl), Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

59 mulai November 2012 sampai April 2013. Lokasi penelitian mempunyai teksur tanah geluh berpasir.

Materi Penelitian

Materi penelitian terdiri dari 8 genotipe terung koleksi PT. BISI International, Tbk hasil dari penelitian pertama yaitu BEPA11 (BEP 01), BEPA03 (BEP 04), BEPE102 (BEP 05), BEPA41 (BEP 06), BEPC86 (BEP 08), BEPC18 (BEP 10), BEPC24 (BEP 11), BEPA71 (BEP 12). Genotipe tersebut disaling-silangkan menggunakan metode persilangan dialel lengkap (8x8), sehingga terdapat 64 rekombinan F1 (28 F1 dan 28 F1 resiprok) dan 8 genotipe tetua. BEPE97 tidak dapat digunakan sebagai tetua persilangan karena terdapat set persilangan yang tidak lengkap. Percobaan kedua dilakukan bersamaan dengan percobaan tiga dengan menanam secara bersamaan delapan varietas komersial sebagai pembanding (cek) untuk mengetahui keunggulan hribrida. Varietas komersial digunakan adalah: (1) Terung ungu : Antaboga, Ratih Ungu (PT. BISI Int.); Reza (OR Seed); Mustang, Lezata, Yumi (East West Seed), (2) Terung hijau : Ratih Hijau (PT. BISI Int.), Fortuna (East West Seed)

Pelaksanaan Percobaan

Percobaan dilakukan dengan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), perlakuan sebanyak 64 genotipe terung yang diulang sebanyak 3 kelompok dengan jumlah tanaman 20 tanaman setiap satuan percobaan. Pelaksanaan percobaan di lapangan dilakukan seperti pada Percobaan I Analisis Keragaman Genetik pada 30 Genotipe Terung (Solanum melongena L.) (halaman 12-13).

Sebanyak 10 tanaman dalam setiap petak percobaan digunakan sebagai tanaman contoh. Pengamatan karakter agronomi utama dilakukan pada :

1. Umur berbunga (HST)

Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari dari tanam saat 50% tanaman dalam satu ulangan, bunga pertamanya mekar.

2. Umur panen (HST)

Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari dari tanam saat 50% tanaman dalam satu ulangan telah panen buah konsumsi

3. Tinggi tanaman (c)

Pengamatan dilakukan pada saat fase generatif, dengan cara mengukur jarak pucuk tertinggi tanaman dari permukaan.

4. Panjang buah (cm)

Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang per buah sampel yang telah ditentukan.

5. Diameter buah (cm)

Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter per buah sampel yang telah ditentukan.

6. Kekerasan buah

Pengamatan dilakukan dengan mengukur (dalam bar) kekerasan per buah sampel yang telah ditentukan dengan menggunakan alat Pnetrometer.

60

Pengamatan dilakukan dengan mengukur berat per buah sampel yang telah ditentukan.

8. Jumlah buah per tanaman

Hasil pengamatan jumlah buah setiap petak dibagi dengan jumlah tanaman 9. Bobot buah per tanaman (kg)

Hasil pengamatan berat buah setiap petak dibagi dengan jumlah tanaman Analisis Data

Analisis ragam genotipe menggunakan fasilitas software SAS diuji lanjut menggunakan Uji Dunnett taraf 5%. Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Mattjik dan Sumertajaya 2006) dengan model linier.

Model linier yang digunakan : Yij= µ + i+ βj+ ij

Keterangan

ij : Pengamatan pada genotipe ke-i, di dalam ulangan ke-j

µ : Rataan umum

i : Pengaruh perlakuan ke-i j : Pengaruh kelompok ke-j

ij : Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Uji lanjut pada perlakuan yang berbeda nyata dilakukan dengan Uji Dunnett pada taraf 5% (Gomez dan Gomez 1995).

DLSD = t α ,p,dbgalat) √ KT r)

Keterangan

α = taraf nyata

p = banyaknya perlakuan, tidak termasuk kontrol r = banyaknya ulangan

KTG = kuadrat tengah galat

Tabel 32. ANOVA untuk Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal

Sumber

Keragaman db JK KT Fhit

Ulangan (r) (r-1) JKu JKu/(r-1) KTu/KTe

Genotipe (g) (g-1) JKg JKg/(g-1) KTg/KTe

Galat (g-1)(r-1) JKe JKe/(g-1)(r-1)

Total (gr-1) JKt

Keterangan : r = jumlah ulangan; g = jumlah genotipe; JKu = jumlah kuadrat ulangan; JKg = jumlah kuadrat genotipe; JKe = jumlah kuadrat galat; KTu = kuadrat tengah ulangan; KTg = kuadrat tengah genotipe; KTe = kuadrat tengah galat

61

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses perakitan varietas hibrida terdapat tahap pembentukan galur murni dan persilangan antar galur murni. Persilangan antar galur murni yang melibatkan sejumlah tetua untuk evaluasi dan seleksi terhadap kombinasi-kombinasi persilangannya diantaranya adalah persilangan dialel. Christie dan Shattuck (1992) mendefinisikan bahwa persilangan dialel merupakan semua kemungkinan kombinasi persilangan di dalam suatu grup tetua (galur murni) serta meliputi tetua-tetuanya. Hibrida hasil persilangan dialel menunjukkan adanya perbedaan keragaan genotipe pada karakter agronomi tersaji pada Tabel 33.

Tabel 33. Nilai kuadrat tengah beberapa karakter agronomi pada 64 genotipe terung

Karakter Sumber Keragaman KK

(%)

Blok Genotipe Galat

Derajat bebas (db) 2 63 126 Umur berbunga (HST) 7.90 35.24** 13.99 12.21 Umur panen (HST) 166.63* 61.51** 18.48 7.45 Tinggi tanaman (cm) 16.70 353.97** 40.57 5.02 Panjang buah (cm) 1.13 107.18** 1.70 5.88 Diameter buah (cm) 0.046 3.126** 0.02 2.82 Kekerasan buah 0.13** 0.64** 0.01 2.88

Bobot per buah (g) 97.87 5924.76** 149.14 7.28 Jumlah buah per tanaman 3.72 82.60** 5.72 17.8 Bobot buah per tanaman (kg) 0.05 1.13** 0.09 14.71

Keterangan : KK = koefisien keragaman, * berbeda nyata taraf 0.05, ** berbeda nyata taraf 0.01

Hibrida-hibrida diuji dengan varietas pembanding terbaik komersial tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada umur berbunga dengan varietas pembanding kecuali BEP 11 x BEP 08 (36.9), BEP 12 x BEP 05 (41.83) yang berbeda yang berbeda nyata lebih tinggi daripada Ratih Ungu (26.53) (Tabel 34) menunjukkan varietas mempunyai umur yang lebih dalam. Hal ini berarti hibrida- hibrida tersebut mampu mengimbangi kegenjahan dengan varietas yang komersial. Reza mempunyai umur berbunga lebih dalam dibandingkan varietas pembanding lainnya. Hibrida terung hijau tidak menunjukkan perbedaan nyata pada umur berbunga dengan pembanding terbaik (Ratih Hijau), ini menunjukkan hibrida mempunyai kegenjahan yang relatif sama dengan pembanding terbaik (Tabel 35.).

Hibrida terung ungu mempunyai umur panen buah konsumsi yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding terbaik (Ratih Ungu), artinya hibrida tersebut mempunyai kegenjahan yang sama dengan varietas komersial. Demikian juga pada hibrida terung hijau (Tabel 35.) tidak menunjukkan kegenjahan yang sama dengan Ratih Hijau sebagai varietas pembanding terbaik

62

Tabel 34. Rata-rata umur berbunga, umur panen dan tinggi tanaman hibrida terung ungu. No. Hibrida UB (HST) UP (HST) TT (cm) No. Hibrida UB (HST) UP (HST) TT (cm) 1 BEP 01 x BEP 05 26.73 58.97 127.07 29 BEP 08 x BEP 10 28.03 51.33 142.60 c+ 2 BEP 01 x BEP 06 28.93 56.57 129.10 30 BEP 08 x BEP 11 29.27 57.97 127.20 3 BEP 01 x BEP 08 32.17 62.03 130.30 31 BEP 08 x BEP 12 28.00 59.47 136.93 c+ 4 BEP 01 x BEP 10 30.70 53.80 134.00 32 BEP 10 x BEP 01 29.30 56.80 140.83 c+ 5 BEP 01 x BEP 11 34.30 61.60 116.23 33 BEP 10 x BEP 04 27.23 53.10 129.10 6 BEP 04 x BEP 05 28.30 53.10 104.35 34 BEP 10 x BEP 05 33.05 60.50 128.90 7 BEP 04 x BEP 06 27.77 52.63 115.90 35 BEP 10 x BEP 06 29.53 52.30 137.27 c+ 8 BEP 04 x BEP 08 25.40 56.50 119.77 36 BEP 10 x BEP 08 30.50 55.37 148.27 c+ 9 BEP 04 x BEP 10 29.50 56.60 118.77 37 BEP 10 x BEP 11 28.90 58.97 143.97 c+ 10 BEP 04 x BEP 11 32.63 56.57 108.93 38 BEP 10 x BEP 12 29.60 59.73 138.13 c+ 11 BEP 05 x BEP 01 28.33 55.17 127.43 39 BEP 11 x BEP 01 28.67 55.07 129.30 12 BEP 05 x BEP 04 24.57 45.87 106.63 40 BEP 11 x BEP 04 27.17 53.93 121.37 13 BEP 05 x BEP 06 30.97 55.77 120.90 41 BEP 11 x BEP 05 32.77 62.20 130.07 14 BEP 05 x BEP 08 26.83 55.90 130.73 42 BEP 11 x BEP 06 29.83 55.97 136.50 c+ 15 BEP 05 x BEP 10 28.50 54.53 132.33 43 BEP 11 x BEP 08 36.9 d+ 60.00 131.70 16 BEP 05 x BEP 11 33.63 61.20 131.90 44 BEP 11 x BEP 10 30.37 54.70 142.47 c+ 17 BEP 05 x BEP 12 30.33 57.90 124.87 45 BEP 11 x BEP 12 34.70 65.02 133.06 18 BEP 06 x BEP 01 30.20 58.60 120.77 46 BEP 12 x BEP 05 41.83 d+ 68.20 119.70 19 BEP 06 x BEP 04 27.33 49.83 110.37 47 BEP 12 x BEP 06 32.67 60.22 121.27 20 BEP 06 x BEP 05 30.90 54.83 108.20 48 BEP 12 x BEP 08 36.30 69.20 135.80 c+ 21 BEP 06 x BEP 08 30.23 55.43 112.17 49 BEP 12 x BEP 10 27.20 51.67 130.10 22 BEP 06 x BEP 10 28.00 53.87 132.03 50 BEP 12 x BEP 11 29.90 61.80 134.17 23 BEP 06 x BEP 11 34.57 58.70 122.40 51 Antaboga (a) 31.77 63.47 135.67c+ 24 BEP 06 x BEP 12 33.03 60.03 114.80 52 Lezata (b) 29.60 64.77 138.5c+ 25 BEP 08 x BEP 01 31.43 59.60 130.43 53 Mustang (c) 28.80 59.80 117.57

26 BEP 08 x BEP 04 28.00 53.77 123.60 54 Ratih Ungu (d) 26.53 56.30 148.17c+ 27 BEP 08 x BEP 05 33.07 61.57 139.03 c+ 55 Reza (e) 38.01d+ 65.33 144.93c+ 28 BEP 08 x BEP 06 32.90 58.57 121.07 56 Yumi (f) 34.70 62.90 120.07

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf menunjukkan beda nyata dengan pembanding terbaik pada taraf 0.05%. +/- = lebih tinggi atau lebih rendah dari pembanding terbaik, UB = umur berbunga, UP = umur panen, TT = tinggi tanaman, HST = hari setelah tanam. No. 51-56 = varietas pembanding

Tabel 35. Keragaan karakter agronomi hibrida terung hijau.

Hibrida UB (HST) UP (HST) TT (cm) PB (cm) DB (cm) KB BBb (g) JBT BBT (kg) BEP 01 x BEP 04 27.17 50.33 113.33 13.35g- 5.49 h+ 4.35 h+ 124.95 21.67 2.71 BEP 01 x BEP 12 34.40 63.75 118.25 32.51g+ 3.59 h- 3.27 103.18 h-21.38 1.80 BEP 04 x BEP 01 30.37 53.43 110.70 12.92g- 5.34 h+ 4.38 h+ 114.3 h- 19.80 2.24 BEP 04 x BEP 12 25.37 51.07 120.87 14.67g- 5.44 h+ 4.50 h+ 138.79 18.88 2.62 BEP 12 x BEP 01 28.47 59.67 137.67 31.68g+ 3.62 h- 3.21 154.67 14.45 2.23 BEP 12 x BEP 04 38.67 58.17 107.53 13.06g- 5.04 h+ 4.50 h+ 133.01 5.15 g- 0.68 g- Ratih Hijau (g) 29.97 59.73 125.00 24.37 4.10 3.22 126.72 16.02 2.00 Fortuna (h) 35.47 61.80 123.13 21.94 4.31 3.32 148.53 8.38 g- 1.23 g- Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf menunjukkan beda nyata dengan pembanding

terbaik pada taraf 0.05%. +/- = lebih tinggi atau lebih rendah dari pembanding terbaik, UB = umur berbunga, UP = umur panen, TT = tinggi tanaman, PB = panjang buah, DB = diameter buah, BBb = bobot per buah, JBT = jumlah buah per tanaman, BBT bobot buah per tanamanHST = hari setelah tanam.

63 Tidak terdapat hibrida yang mempunyai tinggi tanaman lebih rendah dari Mustang (117.57) sebagai varietas pembanding terbaik (Tabel 34.). Ini menunjukkan hibrida tersebut mempunyai keragaan tinggi tanaman yang relatif sama dengan Mustang dan dapat memenuhi kriteria preferensi konsumen. Terdapat 11 hibrida yang mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi dan berbeda nyata dengan Mustang. Hibrida tersebut berturut-turut BEP 08 x BEP 05 (139.03), BEP 08 x BEP 10 (142.60), BEP 08 x BEP 11 (127.2), BEP 08 x BEP 12 (136.93), BEP 10 x BEP 01 (140.83), BEP 10 x BEP 06 (137.27), BEP 10 x BEP 08 (148.27), BEP 10 x BEP 11 (143.97), BEP 10 x BEP 12 (138.12), BEP 11 x BEP 06 (136.50), BEP 11 x BEP 10 (142.47), BEP 12 x BEP 08 (135.80). Hibrida terung hijau mempunyai tinggi tanaman yang relatif sama dengan Fortuna sebagai pembanding terbaik. Preferensi konsumen menghendaki hibrida berumur genjah, ukuran tanaman rendah, dan hasil tinggi (Hidayati 2011).

Kriteria panjang buah yang diminati konsumen berukuran 22-27 cm yang setara dengan lima pembanding (Antaboga, Mustang, Yumi, dan Reza, Lezata) sedangkan Ratih Ungu termasuk kelompok terung panjang. Persilangan dengan tetua BEP 04 menghasilkan ukuran buah lebih pendek dibandingkan semua pembanding (Tabel 36). Terdapat 24 hibrida yang mempunyai ukuran panjang buah relatif sama dengan varietas pembanding terbaik Antaboga (25.45). Ini menunjukkan bahwa hibrida tersebut memenuhi kriteria yang diminati konsumen. Terdapat 4 hibrida yang mempunyai ukuran panjang buah panjang satu kelompok dengan Ratih Ungu (32.48) berturut-turut BEP 01 x BEP 06 (29.49), BEP 06 x BEP 12 (28.37), BEP 08 x BEP 01 (29.1), BEP 08 x BEP 12 (30.56), BEP 12 x BEP 06 (29.12), BEP 12 x BEP 08 (30.37). Terdapat dua hibrida terung hijau yang masuk dalam kelompok panjang yaitu BEP 01 x BEP 12 (32.51) dan BEP 12 x BEP 01 (31.68) (Tabel 35.). Preferensi konsumen terhadap ukuran panjang buah sangat bervariasi sehingga memerlukan program pemuliaan yang lebih spesifik (Chen dan Li 1993).

Terdapat 13 hibrida terung ungu yang mempunyai diameter buah relatif sama dengan Antaboga (4.86) berturut-turut BEP 01 x BEP 06 (4.57), BEP 01 x BEP 11 (4.99), BEP 04 x BEP 05 (4.64), BEP 05 x BEP 04 (4.75), BEP 05 x BEP 11 (4.66), BEP 06 x BEP 01 (4.54), BEP 06 x BEP 08 (5.24), BEP 08 x BEP 06 (4.97), BEP 10 x BEP 05 (5.14), BEP 10 x BEP 05 (5.07) BEP 11 x BEP 01 (4.98), BEP 11 x BEP 12 (4.70), BEP 12 x BEP 11 (4.66). Ini menunjukkan hibrida tersebut telah memenuhi kriteria ukuran diameter buah yang diminati konsumen. Terdapat 11 hibrida terung ungu yang mempunyai diameter lebih kecil dan 26 hibrida dengan diameter yang lebih besar serta berbeda nyata dengan Antaboga. Terdapat 6 hibrida terung hijau yang mempunyai diameter buah lebih besar dari Ratih Hijau dan Fortuna (Tabel 35.)

Buah yang keras mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan menguntungkan untuk pengiriman jarak jauh, sehingga preferensi konsumen mengacu pada karakter buah keras. Kekerasan buah hibrida terung ungu disajikan pada Tabel 35., terdapat 12 hibrida terung ungu yang mempunyai kekerasan buah lebih tinggi daripada Reza (3.95) yang merupakan varietas pembanding terbaik untuk kekerasan buah berturut-turut BEP 11 x BEP 10 (4.37), BEP 10 x BEP 11 (4.41), BEP 04 x BEP 06 (4.45), BEP 04 x BEP 08 (4.45), BEP 04 x BEP 05 (4.47), BEP 06 x BEP 04 (4.47), BEP 04 x BEP 11 (4.48), BEP 11 x BEP 04 (4.48), BEP 04 x BEP 10 (4.49), BEP 05 x BEP 04 (4.49), BEP 08 x BEP 04

64

(4.49), BEP 10 x BEP 04 (4.49). Terdapat empat hibrida terung hijau yang lebih keras daripada Fortuna (3.32) yaitu BEP 01 x BEP 04 (4.35), BEP 04 x BEP 01 (BEP 4.38), BEP 04 x BEP 12 BEP (4.49) dan BEP 12 x BEP 04 (4.50) (Tabel 35).

Tabel 36. Rata-rata panjang buah, diameter buah dan kekerasan buah hibrida terung ungu

No. Hibrida PB (cm) DB (cm) KB No. Hibrida PB (cm) DB (cm) KB 1 BEP 01 x BEP 05 25.13 3.54 a- 3.55 e- 29 BEP 08 x BEP 10 20.29 a- 5.44 a+ 3.59 e- 2 BEP 01 x BEP 06 29.49 a+ 4.57 3.15 e- 30 BEP 08 x BEP 11 23.04 5.54 a+ 3.7 e- 3 BEP 01 x BEP 08 27.23 4.25 a- 3.25 e- 31 BEP 08 x BEP 12 30.56 a+ 4.24 a- 3.16 e- 4 BEP 01 x BEP 10 20.72 a- 6.21 a+ 3.96 32 BEP 10 x BEP 01 19.82 a- 5.81 a+ 3.93 5 BEP 01 x BEP 11 22.05 4.99 3.75 33 BEP 10 x BEP 04 11.28 a- 7.18 a+ 4.5 e+ 6 BEP 04 x BEP 05 11.66 a- 4.64 4.47 e+ 34 BEP 10 x BEP 05 19.3 a- 5.14 3.90 7 BEP 04 x BEP 06 13.02 a- 6.16 a+ 4.45 e+ 35 BEP 10 x BEP 06 21.3 a- 6.73 a+ 3.72 8 BEP 04 x BEP 08 13.87 a- 6.03 a+ 4.45 e+ 36 BEP 10 x BEP 08 21.55 a- 6.27 a+ 3.62 e- 9 BEP 04 x BEP 10 12.55 a- 5.4 a+ 4.49 e+ 37 BEP 10 x BEP 11 16.63 a- 7.33 a+ 4.41 e+ 10 BEP 04 x BEP 11 11.58 a- 6.71 a+ 4.48 e+ 38 BEP 10 x BEP 12 25.89 5.07 3.72 11 BEP 05 x BEP 01 27.70 3.84 a- 3.60 e- 39 BEP 11 x BEP 01 22.44 4.98 3.69 12 BEP 05 x BEP 04 12.96 a- 4.75 4.49 e+ 40 BEP 11 x BEP 04 11.82 a- 6.57 a+ 4.48 e+ 13 BEP 05 x BEP 06 26.65 4.00 a- 3.76 41 BEP 11 x BEP 05 23.48 4.42 a- 3.86 14 BEP 05 x BEP 08 25.62 3.78 a- 3.4 e- 42 BEP 11 x BEP 06 22.73 5.9 a+ 3.71 15 BEP 05 x BEP 10 20.92 a- 5.40 a+ 3.84 43 BEP 11 x BEP 08 22.23 5.5 a+ 3.75 16 BEP 05 x BEP 11 25.19 4.66 3.93 44 BEP 11 x BEP 10 18.98 a- 7.27 a+ 4.37 e+ 17 BEP 05 x BEP 12 27.58 3.33 a- 3.31 e- 45 BEP 11 x BEP 12 25.86 4.70 3.85 18 BEP 06 x BEP 01 27.36 4.54 3.36 e- 46 BEP 12 x BEP 05 25.05 3.06 a- 3.56 e- 19 BEP 06 x BEP 04 13.51 a- 6.10 a+ 4.48 e+ 47 BEP 12 x BEP 06 29.12 a+ 4.35 a- 3.4 e- 20 BEP 06 x BEP 05 24.31 4.02 a- 3.57 e- 48 BEP 12 x BEP 08 30.37 a+ 4.23 a- 3.29 e- 21 BEP 06 x BEP 08 27.73 5.24 3.01 e- 49 BEP 12 x BEP 10 23.09 5.42 a+ 3.64 e- 22 BEP 06 x BEP 10 20.61 a- 6.88 a+ 3.88 50 BEP 12 x BEP 11 26.64 4.66 3.6 e- 23 BEP 06 x BEP 11 22.67 6.05 a+ 3.68 51 Antaboga (a) 25.45 4.86 3.65 e- 24 BEP 06 x BEP 12 28.37 4.46 a- 3.3 e- 52 Lezata (b) 23.51 3.66 a- 3.56 e- 25 BEP 08 x BEP 01 29.10 4.35 a- 3.24 e- 53 Mustang (c) 22.84 4.61 3.39 e- 26 BEP 08 x BEP 04 13.63 a- 6.21 a+ 4.46 e+ 54 Ratih Ungu (d) 32.48 a+ 4.37 a- 3.08 e- 27 BEP 08 x BEP 05 25.85 4.14 a- 3.55 e- 55 Reza (e) 22.55 5.11 3.95 28 BEP 08 x BEP 06 27.64 4.97 3.09 e- 56 Yumi (f) 25.02 4.78 3.36 e- Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf menunjukkan beda nyata dengan pembanding terbaik pada taraf 0.05%. +/- = lebih tinggi atau lebih rendah dari pembanding

terbaik, PB = panjang buah, DB = diameter buah, KB kekerasan buah, No. 51-56 = varietas pembanding.

Terdapat dua hibrida terung ungu yang mempunyai bobot per buah tinggi baik daripada pembanding terbaiknya Reza (220.08) (Tabel 37.) berturut-turut BEP 06 x BEP 08 (256.39), BEP 06 x BEP 10 (261.28), serta 15 hibrida yang mempunyai bobot buah relatif sama dengan Reza. Terdapat empat hibrida terung hijau yang mempunyai bobot per buah tidak berbeda nyata dengan Fortuna (148.53) (Tabel 35). Hibrida tersebut berturut-turut BEP 12 x BEP 01 (154.67),

65 BEP 04 x BEP 12 (138.79), BEP 12 x BEP 04 (133.01), BEP 01 x BEP 04 (124.95).

Tabel 37. Rata-rata bobot per buah, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman hibrida terung ungu

No. Hibrida BBb (g) JBT BBT (kg) No. Hibrida BBb (g) JBT BBT (kg) 1 BEP 01 x BEP 05 92.76 e- 27.42 2.55 d- 29 BEP 08 x BEP 10 164.70 e- 15.08 b- 2.45 d- 2 BEP 01 x BEP 06 197.04 16.48 b- 3.24 30 BEP 08 x BEP 11 211.08 7.68 b- 1.62 d- 3 BEP 01 x BEP 08 171.80 e- 9.63 b- 1.66 d- 31 BEP 08 x BEP 12 182.91 e- 8.53 b- 1.56 d- 4 BEP 01 x BEP 10 202.08 12.13 b- 2.44 d- 32 BEP 10 x BEP 01 192.54 13.38 b- 2.58 d- 5 BEP 01 x BEP 11 172.18 e- 8.83 b- 1.51 d- 33 BEP 10 x BEP 04 138.62 e- 16.58 2.29 d- 6 BEP 04 x BEP 05 80.95 e- 27.80 2.25 d- 34 BEP 10 x BEP 05 131.74 e- 13.27 b- 1.75 d- 7 BEP 04 x BEP 06 150.89 e- 16.07 b- 2.42 d- 35 BEP 10 x BEP 06 250.84 10.67 b- 2.67

8 BEP 04 x BEP 08 150.14 e- 16.18 b- 2.44 d- 36 BEP 10 x BEP 08 226.57 8.77 b- 1.98 d- 9 BEP 04 x BEP 10 118.33 e- 16.38 1.94 d- 37 BEP 10 x BEP 11 220.64 7.07 b- 1.56 d- 10 BEP 04 x BEP 11 133.97 e- 14.57 b- 1.96 d- 38 BEP 10 x BEP 12 187.79 9.33 b- 1.76 d- 11 BEP 05 x BEP 01 131.06 e- 20.07 2.64 39 BEP 11 x BEP 01 185.98 e- 12.00 b- 2.22 d- 12 BEP 05 x BEP 04 91.15 e- 21.85 1.99 d- 40 BEP 11 x BEP 04 139.93 e- 14.95 b- 2.09 d- 13 BEP 05 x BEP 06 142.30 e- 16.98 2.41 d- 41 BEP 11 x BEP 05 156.20 e- 10.22 b- 1.59 d- 14 BEP 05 x BEP 08 126.91 e- 14.27 b- 1.83 d- 42 BEP 11 x BEP 06 234.25 12.08 b- 2.83

15 BEP 05 x BEP 10 173.41 e- 11.23 b- 1.95 d- 43 BEP 11 x BEP 08 224.14 3.75 b- 0.84 d- 16 BEP 05 x BEP 11 167.62 e- 9.40 b- 1.57 d- 44 BEP 11 x BEP 10 214.59 8.42 b- 1.81 d- 17 BEP 05 x BEP 12 114.31 e- 12.58 b- 1.44 d- 45 BEP 11 x BEP 12 192.34 8.68 b- 1.67 d- 18 BEP 06 x BEP 01 193.32 14.93 b- 2.87 46 BEP 12 x BEP 05 82.13 e- 15.70 b- 1.28 d- 19 BEP 06 x BEP 04 163.01 e- 19.85 3.24 47 BEP 12 x BEP 06 186.63 e- 13.62 b- 2.53 d- 20 BEP 06 x BEP 05 135.51 e- 20.95 2.84 48 BEP 12 x BEP 08 173.34 e- 5.68 b- 0.98 d- 21 BEP 06 x BEP 08 256.39 e+9.60 b- 2.46 d- 49 BEP 12 x BEP 10 204.90 12.72 b- 2.61

22 BEP 06 x BEP 10 261.28 e+11.03 b- 2.88 50 BEP 12 x BEP 11 185.96 e- 12.18 b- 2.26 d- 23 BEP 06 x BEP 11 241.58 9.45 b- 2.31 d- 51 Antaboga (a) 190.98 10.08 b- 1.92 d- 24 BEP 06 x BEP 12 180.84 e- 12.87 b- 2.32 d- 52 Lezata (b) 97.43 22.72 2.21 d- 25 BEP 08 x BEP 01 171.97 e- 14.05 b- 2.41 d- 53 Mustang (c) 156.01 e- 8.95 b- 1.39 d- 26 BEP 08 x BEP 04 163.18 e- 15.98 b- 2.61 54 Ratih Ungu (d) 213.45 16.00 b- 3.42 27 BEP 08 x BEP 05 132.96 e- 14.58 b- 1.93 d- 55 Reza (e) 220.08 1.03 b- 0.23 d- 28 BEP 08 x BEP 06 232.40 10.45 b- 2.42 d- 56 Yumi (f) 179.58 e- 9.43 b- 1.70 d- Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf menunjukkan beda nyata dengan pembanding terbaik pada taraf 0.05%. +/- = lebih tinggi atau lebih rendah dari pembanding terbaik, BBb = bobot per buah, JBT = jumlah buah per tanaman, BBT = bobot buah

per tanaman. No. 51-56 = varietas pembanding

Terdapat dua hibrida terung ungu yang mempunyai jumlah buah per tanaman lebih tinggi dari Lezata (22.72) tetapi tidak berbeda nyata yaitu BEP 01 x BEP 05 (27.82) dan BEP 04 x BEP 05 (27.80) (Tabel 37), Terdapat lima hibrida terung hijau yang mempunyai jumlah buah per tanaman relatif tidak berbeda dengan pembanding terbaiknya yakni Ratih Hijau (16.02), tetapi berbeda nyata dengan Fortuna (8.38) berturut-turut BEP 01 x BEP 04 (21.67), BEP 01 x BEP 12 (21.38), BEP 04 x BEP 01 (19.80), BEP 04 x BEP 12 (18.88) dan BEP 12 x BEP 01 (14.45) (Tabel 35).

66

Terdapat empat hibrida mempunyai bobot buah per tanaman lebih rendah dari pembanding terbaik Ratih Ungu (3.42) tetapi tidak berbeda nyata dan lebih tinggi daripada pembanding lainnya berturut-turut BEP 01 x BEP 06 (3.24), BEP 06 x BEP 01 (2.87), BEP 06 x BEP 04 (3.24), BEP 06 x BEP 05 (2.84) (Tabel 37.). Sedangkan enam hibrida yang mempunyai bobot per tanaman sama dengan Lezata (2.21) berturut-turut BEP 06 x BEP 10 (2.88 BEP 08 x BEP 04 (2.61), BEP 10 x BEP 06 (2.66), BEP 11 x BEP 06 (2.83), BEP 12 x BEP 10 (2.61). Hibrida terung hijau yang mempunyai bobot buah tinggi tetapi tidak berbeda nyata dengan Ratih Hijau (2.00) berturut-turut BEP 01 x BEP 04 (2.71) dan BEP 04 x BEP 12 (2.62), BEP 12 x BEP 01 (2.23) (Tabel 35.).

Gambar 16. Hibrida-hibrida terung ungu yang mempunyai potensi bobot buah per tanaman tinggi.

Gambar 17. Hibrida-hibrida terung hijau yang mempunyai potensi bobot buah per tanaman tinggi.

BEP 04 x BEP 12 (B)

67

SIMPULAN

Beberapa hibrida mempunyai karakter melebihi varietas pembanding maupun tidak berbeda nyata dengan pembanding terbaiknya sehingga berpotensi dilakukan pengujian lebih lanjut untuk memperoleh informasi adaptasi dan preferensi konsumen. BEP 05 x BEP 04 mempunyai kegenjahan yang baik memiliki umur berbunga dan umur panen yang rendah dan sama dengan varietas pembanding terbaik. Tetua BEP 04 menghasilkan beberapa hibrida yang mempunyai kekerasan buah melebihi varietas pembanding. Hibrida BEP 01 x BEP 06, BEP 06 x BEP 01, BEP 06 x BEP 04, BEP 06 x BEP 05 berpotensi dikembangkan karena mempunyai bobot per tanaman, bobot per buah, umur bunga, umur panen, yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding terbaik.

Dokumen terkait