• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Evaluasi Implementasi Kebijakan

Mengikuti Prof. Sofyan Effendi dalam Riant Nugroho (2006:162), tujuan evaluasi implementasi kebijakan publik adalah untuk mengetahui variasi dalam indikator indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan pokok, yaitu :

a. Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik? Jawabannya berkenaan dengan kinerja implementasi publik (variasi dan outcome) terhadap variable independent tertentu.

Kesesuaian keluar kebijakan dengan kelompok sasaran

Dampak Aktual Keluaran

Dampak yang diperkirakan Perbaikan peraturan

commit to user

b. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan variasi itu? Jawabannya berkenaan dengan faktor kebijakan itu sendiri, organisasi implementasi kebijkan, dan lingkungan implementasi kebijakan yang memengaruhi variasi outcome dari implementasi kebijkan.

c. Bagaimana strategi meningkatkan kinerja implementasi kebijakan publik? Pertanyaan ini berkenan dengan

untuk memilih variable-variabel yang dapat diubah atau actionable

variable, variable yang bersifat natural atau variable lain yang tidak

bias diubah tidak dapat dimasukkan sebagai variable evaluasi.

Menurut Samodra Wibawa dkk (1996:29), ada dua jenis kegiatan evaluasi, yaitu :

a. Evaluasi Implementasi yang berusaha melihat proses pelaksanaan / implementasi, yang terkait adalah pelaksana dan bagaimana pelaksanaannya.

b. Evaluasi dampak kebijakan memberi perhatian lebih besar pada output dan dampak kebijakan dibandingkan kepada proses pelaksanaannya.

Dalam kaitannya dengan dampak, evaluasi implementasi mengamati dampak jangka pendek atau dampak sementara, sedangkan evaluasi dampak mengamati dampak tetap atau dampak jangka panjang. Dalam penelitian ini jenis evaluasi yang akan dilakukan adalah evaluasi implementasi untuk mengamati dampak jangka pendek kebijakan.

commit to user

Sedangkan menurut Pariata Westra (1991:46-47), ada tiga tipe evaluasi yang berkaitan dengan tingkatan-tingkatan program, yaitu :

a. Evaluasi Pra Program (ex-ante evaluation)

Dilaksanakan sebelum program diimplementasikan, hal ini dilaksanakan untuk menaksir kebutuhan atau pernyataan kebutuhan pembangunan yang bersangkutan, atau untuk menentukan sasaran potensial dari suatu program pembangunan kelompok atau per-region

b. Evaluasi Tengah Berlangsung (on going / concurrent evaluation) Dilakukan pada saat program itu diimplementasikan, jadi pada tahap tenggang waktu program itu berjalan dievaluasi.

c. Evaluasi Setengah Berlangsung (ex-post evaluation)

Dilakukan setelah program itu diimplementasikan untuk menilai dampak dan pengaruh program itu dengan menghitung seberapa jauh program itu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh program itu.

Penelitian tentang evaluasi implementasi kebijakan relokasi PKL belakang kampus UNS merupakan jenis penelitian evaluasi yang setengah berlangsung (

ex-post evaluation) karena implementasi kebijakan relokasi PKL belakang kampus

UNS merupakan kebijakan yang sudah terlaksanakan. Kebijakan relokasi tersebut dimulai pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.

Evaluasi merupakan penilaian terhadap suatu persoalan yang umumnya menunjuk baik buruknya persoalan tersebut. Dalam kaitannya dengan suatu

commit to user

program biasanya evaluasi dilakukan dalam rangka mengukur efek suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi implementasi merupakan penilaian terhadap implementasi atau pelaksanaan suatu program kebijakan dimana evaluasi tersebut ditujukan untuk melihat kinerja program dalam mewujudkan tujuan-tujuaan program yang sudah dirumuskan sebelumnya. Selain itu evaluasi implementasi juga bertujuan untuk melihat dampak-dampak jangka pendek yang ditimbulkan oleh implementasi program tersebut.

Menurut Ripley (Riyanto, 1997: 35), evaluasi implementasi kebijakan adalah evaluasi yang dirumuskan sebagai berikut :

a. Ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap proses

b. Dilaksanakan dengan menambah pada perspektif apa yang terjadi selain kepatuhan

c. Dilakukan untuk mengevaluasi dampak jangka pendek.

Penelitian evaluasi implementasi kebijakan relokasi PKL belakang kampus UNS ini merupakan jenis evaluasi implementasi yaitu penelitian yang ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan kebijakan relokasi yang dilaksanakan pada tahun 2006 sampai tahun 2009. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat dampak jangka pendek yang ditimbulkan oleh kebijakan relokasi PKL belakang kampus UNS serta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan. Untuk itu dalam penelitian ini mengembangkan beberapa indikator yang digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi, indikator-indikator tesebut antara lain:

commit to user

a. Sikap Pelaksana (diambil dari model Implementasi Van Metter dan Van Horn)

Dukungan sikap pelaksana program meliputi keahlian, keaktifan, kreatifitas serta dedikasi pelaksana yang berpengaruh selama proses pelaksanaan serta kekuasaan, kepentingan dan strategi aparat yang terlibat proses pelaksanaan. Sikap pelaksana yang mendukung program akan menimbulkan kreatifitas agar pelaksanaan lebih efektif. Sikap ini ditentukan oleh pemahaman terhadap tujuan program. Seringkali terjadi sikap pelaksana berubah karena mempunyai kepentingan atau pengaruh lain dari luar.

b. Komunikasi (diambil dari model Implementasi Van Metter dan Van Horn) Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu program, terlebih yang menyangkut lebih dari satu instansi, sebagai jembatan koordinasi. Komunikasi menghubungkan antara sesama aparat pelaksana (pemerintah) ataupun antara aparat dengan publik (kelompok sasaran) dan juga untuk menyamakan persepsi dan pemahaman antara para pelaksana dengan apa yang dimaksud oleh kebijakan.

Secara garis besar komunikasi yang terjadi dapat dibedakan menjadi dua yakni komunikasi mendatar (horizontal communication) dan komunikasi vertikal. Komunikasi mendatar terjadi antar aparat yang berkedudukan sejajar untuk mengkoordinasikan tugas dan peranan agar tidak terjadi overlapping tugas-tugas atau kekosongan perhatian terhadap sesuatu. Komunikasi vertikal terjadi antar atasan dengan bawahan yang

commit to user

bisa berwujud perintah, informasi, teguran dan laporan yang berkaitan dengan pelaksanaan program.

c. Sumber daya (diambil dari model Implementasi Grindle, Van Metter dan Van Horn, Mazmanian dan Sabatier)

Tersedianya sumber daya yang memadai akan mendukung dalam pelaksanan suatu program untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sumber daya tersebut dapat berupa biaya, perlengkapan yang dibutuhkan maupun sumber daya manusianya.

d. Kepatuhan serta daya tanggap kelompok sasaran (diambil dari model Implementasi Grindle )

Pelaksana kebijakan yang baik tentu mempunyai tingkat kepatuhan serta pemahaman (daya tanggap) yang tinggi terhadap kebijakan yang harus mereka implementasikan. Adanya sikap pelaksana yang baik menimbulkan tanggapan baik pula dari kelompok sasaran.

Dokumen terkait