• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Indikator-indikator Utama Pengembangan Usaha

BAB V EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN

5.1. Evaluasi Indikator-indikator Utama Pengembangan Usaha

Tabel V.1

Indikator-indikator Utama Pengembangan Usaha Januari – Mei 2015: Rencana vs Aktual

Indikator Utama Rencana/Ramalan Aktual

1. Pasar aktual, potensial dan sasaran

Pasar aktual: semua orang yang menggemari kuliner berbahan dasar belut dan orang yang tidak sempat memasak untuk membuat lauk yang rumit

Pasar potensial: semua orang yang mempunyai hobby kuliner di sekitar Yogyakarta dan semua orang yang tidak sempat memasak karena

Pasar aktual: semua masyarakat di sekitar Yogyakarta, pelajar (SD, SMP, SMA, Mahasiswa) dan ibu rumah tangga

Pasar potensial: para mahasiswa, ibu-ibu rumah tangga, dan anak- anak di sekitar

Yogyakarta dan luar Yogyakarta

46

kesibukanya seperti mahasiswa dan pekerja

2. Pola perilaku pasar sasaran

Menjadikan Oemah Unagi sebagai media penyalur bagi yang memiliki hobby di bidang kuliner,

menawarkan alternatif kuliner berbahan dasar belut dalam bentuk olahan yang lain seperti nugget karena konsumen enggan & bosan untuk

mengkonsumsi belut dalam bentuk masakan biasa saja

Sesuai dengan yang telah direncanakan

3. Analisis industri dan persaingan

Persaingan yang ketat dengan usaha yang sejenis

Persaingan yang ketat dengan usaha yang sejenis

4. Produk yang ditawarkan

Nugget belut Nugget belut

47

dan penyajian pengolahan, dan penyajian 6. Proses pelayanan penjualan Langsung kepada konsumen Langsung kepada konsumen

7. Ketrampilan SDM Tidak ada keterampilan khusus dalam bidang ini, hanya saja pada bagian produksi diperlukan tenaga yang bisa memasak. Orang yang berada di bidang ini bertugas mulai dari

pembelanjaan bahan baku, memasak hingga

packaging

Sesuai dengan yang direncanakan hanya saja, ada penambahan tugas yaitu bagian ekspedisi bertugas untuk

mendistribusikan produk kepada konsumen

8. Penjualan, biaya dan laba

Penjualan akan meningkat secara signifikan setiap bulanya

Pendapatan pada bulan pertama penjualan tidak seperti yang

diprediksikan karena disebabkan beberapa

48

faktor yang

mempengaruhi penjualan

5.1.1 Pasar sasaran

Setelah kami melakukan pengembangan usaha nugget belut ini selama 5 bulan, diketahui pasar aktual, pasar potensial dan pasar sasaran untuk usaha ini masih sama dengan perkiraan yang telah direncanakan di tahun sebelumnya. Namun setelah pengembangan usaha ini berjalan, ada sedikit perubahan yang sebelumya tidak ada dalam perencanaan misalnya pada pasar potensial dimana ternyata tidak hanya para mahasiswa, tetapi banyak para ibu rumah tangga yang membeli produk Oemah Unagi untuk menu makan anak-anak.

5.1.2 Pola perilaku pasar sasaran

Pola perilaku pasar sasaran usaha nugget belut Oemah Unagi masih sama dengan perencanaan pada tahun sebelumnya yaitu usaha nugget belut Oemah Unagi akan menjadikan wadah bagi mereka para pecinta kuliner yang suka mencoba menu makanan yang baru khusunya nugget belut ini. Konsumen terkadang merasa bosan dengan menu olahan daging belut yang hanya begitu- begitu saja sehingga Oemah Unagi menawarkan alternatif menu baru olahan makanan yang berbahan dasar belut. Sebelumnya masih ada beberapa konsumen yang enggan mengkonsumsi belut karena beberapa faktor yaitu melihat bentuk belut yang menyeramkan, habitat belut yang tidak bersih, dan lain-lain. Tetapi

49

dengan adanya inovasi seperti ini masyarakat diharapkan agar tidak merasa cepat bosan untuk mengkonsumsi daging belut.

5.1.3 Analisis industri dan persaingan

Usaha nugget belut yang penulis jalankan ini tentunya mempunyai persaingan yang cukup ketat menurut penulis. Meskipun usaha ini terbilang sederhana tetapi hal ini tidak semata-mata akan terbebas dari pesaing, seperti misalnya JavaQu Green dan Kedai Nugget yang menjual nugget dengan varian lain yaitu ayam, ikan, dan sayur di daerah condong catur. Usaha-usaha tersebut merupakan pesaing utama karena lokasi yang berada di satu area dan memiliki pasar sasaran yang sama.

5.1.4 Produk yang ditawarkan

Rencana untuk produk utama yang kami tawarkan pada perencanaan sebelumnya masih sama dengan produk yang ditawarkan saat ini yaitu nugget berbahan dasar belut. Usaha ini belum melakukan inovasi menu lainya dikarenakan terbatasnya tenaga kerja dan dana yang tersedia. Namun untuk rencana selanjutnya kami akan berencana untuk membuat inovasi menu makanan yang lainya.

5.1.5 Proses produksi

Proses produksi usaha nugget belut Oemah Unagi selama bulan Januari – Mei 2015 yaitu masih sama dengan proses produksi pada perencanaan

50

sebelumnya, proses pembuatan nugget belut melalui 3 tahap yaitu proses pra produksi, pengolahan dan penyajian.

5.1.6 Proses pelayanan penjualan

Proses pelayanan penjualan nugget belut Oemah Unagi ini langsung kepada konsumen, yaitu penjual akan mengantarkan langsung pesanan yang sebelumnya telah dipesan ke alamat yang dituju, atau dengan saling bertemu di suatu tempat yang telah disepakati sebelumnya oleh penjual dan konsumen atau bisanya yang sering dikenal dengan istilah COD (Cost on Delivery).

5.1.7 Ketrampilan SDM

Ketrampilan SDM yang dimilki usaha nugget belut Oemah Unagi sudah bekerja dan berjalan sesuai dengan keterampilan dan pembagian tugas pegawainya. Pada bagian produksi bertugas mulai dari pembelanjaan bahan baku hingga proses memasak dan packaging, bagian ekspedisi bertugas untuk mendistribusikan produk kepada konsumen.

5.1.8 Penjualan, biaya dan laba

Selama penulis melakukan pengembangan usaha nugget belut Oemah Unagi dari bulan Januari sampai Mei 2015, usaha ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap bulanya meskipun awalnya hanya mendapatkan laba yang sedikit. Meski pada awal bulan Januari yang hanya mendapatkan laba sebesar Rp 436,500 pada bulan berikutnya pendapatan mulai meningkat secara perlahan hingga bulan Mei 2015.

51

Sebelumnya penulis telah membuat rencana pendapatan sebelumnya dan mengharapkan profit yang cukup menguntungkan selama menjalankan usaha ini. Namun seperti pada penjelasan diatas sebelumnya berdasarkan analisis perkembangan laporan aktual laba-rugi selama 5 bulan, hasil aktual yang penulis harapkan ternyata tidak sesuai seperti yang diharapkan sebelumnya. Pada prediksi awal penulis memproyeksikan usaha ini akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 586,500, namun setelah melakukan pengembangan usaha ini, pada awal periode bulan Januari 2015 laba yang didapat hanya sebesar Rp 436,500.

Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa faktor seperti saat ini masih banyak masyarakat yang masih enggan untuk mengkonsumsi daging belut sebagai lauk pauk konsumsi sehari-hari. Alasan mereka pun bermacam-macam mengapa masih merasa enggan untuk mengkonsumsi daging belut, diantaranya ada yang beranggapan bahwa wujud belut yang menyeramkan & berlendir sehingga tidak layak untuk dikonsumsi, ada pula yang mengatakan habitat belut yang umumnya berada di daerah yang berlumpur sehingga pastinya akan tidak akan higenis apabila dikonsumsi nantinya.

Selain itu penulis melihat bahwa terdapat dua macam pola perilaku yang dilakukan oleh konsumen setelah mengkonsumsi produk nugget belut yang ditawarkan, yaitu pertama ada konsumen yang melakukan repeat order atau pembelian ulang setelah melakukan pembelian pertama kalinya. Menurut penulis hal ini dikarenakan para konsumen merasa cukup puas dengan kualitas nugget belut yang ditawarkan sehingga melakukan pembelian ulang.

52

Pola yang kedua, ada konsumen yang tidak melakukan pembelian ulang setelah melakukan pembelian nugget belut untuk pertama kalinya. Menurut penulis hal ini dikarenakan para konsumen yang melakukan pembelian nugget belut untuk pertama kalinya hanya merasa penasaran dengan produk yang ditawarkan sehingga mereka tertarik untuk mencoba dan membeli nugget belut karena sebelumnya mereka hanya mengenal nugget yang berbahan dasar ayam, ikan dan sayuran saja. Selain itu harga yang cukup mahal membuat mereka berpikir-pikir ulang apabila ingin melakukan pembelian ulang nugget belut Oemah Unagi.

53

Dokumen terkait