Tabel 4.25 menunjukkan bahwa nilai composite reliability dari setiap variabel penelitian nilainya lebih dari 0.7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi kriteria composite reliability yang diharapkan.
4.3.2 Evaluasi Inner Model
Model struktural untuk mengevauasi Inner Model yaitu hubungan antar variabel dalam penelitian ini disajikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.3.2. Model Struktural PLS
a. Nilai R-Square
Evaluasi pertama pada inner model dilihat dari nilai R-Square.
Berdasarkan pengolahan data dengan SmartPLS, dihasilkan nilai R-Square sebagai berikut:
Tabel 4.26. Nilai R-Square
Variabel R Square
Competitive Advantage 0.519
Customer Engagement 0.524
Repeat Purchase 0.621
Nilai R-Square untuk Competitive Advantage sebesar 0.519, memiliki arti bahwa presentase besarnya keragaman data di variabel Competitive Advantage yang dapat dijelaskan oleh variabel Brand Performance adalah sebesar 51.9%, sedangkan sisanya yaitu 48.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Dengan kata lain juga dapat di interpretasikan bahwa Brand Performance dapat mempengaruhi Competitive Advantage sebesar 51.9%.
Nilai R-Square untuk Customer Engagement sebesar 0.524, memiliki arti bahwa presentase besarnya keragaman data di variabel Customer Engagement yang dapat dijelaskan oleh variabel Brand Performance adalah sebesar 52.4%, sedangkan sisanya yaitu 47.6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Dengan kata lain juga dapat diinterpretasikan bahwa Brand Performance dapat mempengaruhi Customer Engagement sebesar 52.4%.
Nilai R-Square untuk Repeat Purchase sebesar 0.621, memiliki arti bahwa presentase besarnya keragaman data di variabel Repeat Purchase yang dapat dijelaskan oleh variabel Competitive Advantage dan Customer Engagement adalah sebesar 62.1%, sedangkan sisanya yaitu 37.9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Dengan kata lain juga dapat diinterpretasikan bahwa Competitive Advantage dan Customer Engagement dapat mempengaruhi Repeat Purchase sebesar 62.1%.
Pada model PLS, penilaian goodness of fit diketahui dari nilai Q2. Nilai Q2 menunjukkan kemampuan prediksi model yang dikembangkan dalam penelitian ini. Jika nilai Q2 > 0, berarti model memiliki relevansi prediksi yang baik.
Berdasarkan nilai R Square pada Tabel 4.15 dapat dihitung nilai Q2 sebagai berikut:
Nilai Q2 = 1 – (1 – 0.519) x (1 – 0.524) x (1 – 0.621) = 0.913
Dari hasil perhitungan diketahui nilai Q2 sebesar 0.913, artinya besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model struktural adalah sebesar 91.3%. Berdasarkan hasil ini, model struktural pada penelitian dapat dikatakan telah memiliki goodness of fit yang baik.
b. Uji Hipotesis (T-Statistic)
Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai t-statistic > t tabel pada tingkat kesalahan (α) 5% yaitu 1.96. Berikut adalah nilai koefisien (original sample estimate) dan nilai t-statistic pada struktural model:
Tabel 4.27. Nilai Path Koefisien dan T -Statistic Hipotesis
Path Koefisien
T –
Statistic Keterangan 1 Brand Performance Competitive Advantage 0.720 13.963 Diterima 2 Brand Performance Customer Engagement 0.724 12.697 Diterima 3 Competitive Advantage Repeat Purchase 0.266 2.277 Diterima 4 Customer Engagement Repeat Purchase 0.569 5.794 Diterima
Nilai T-statistic pada Tabel 4.27 diperoleh dari prosedur bootstrapping, dimana nilai ini digunakan untuk menarik kesimpulan pada uji hipotesis.T-statistics yang memiliki nilai di atas 1,96 memiliki pengaruh Nilai path koefisien pada Brand Performance terhadap Competitive Advantage sebesar 0.720 (bernilai positif), hal ini menunjukkan bahwa Brand Performance memiliki hubungan searah dengan Competitive Advantage, artinya semakin baik Brand Performance, maka Competitive Advantage akan semakin meningkat. Sedangkan biala dilihat dari nilai T-statistic yang diperoleh menunjukkan hasil sebesar 13.963 (> 1.96), hal ini menunjukkan bahwa Brand Performance memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Competitive Advantage. Dari hasil ini maka hipotesis pertama dari penelitian dapat diterima.
Untuk menguji hipotesis kedua dapat dilihat dari nilai path koefisien pengaruh Brand Performance terhadap Customer Engagement sebesar 0.724 (bernilai positif), hal ini menunjukkan bahwa Brand Performance memiliki hubungan searah dengan Customer Engagement, artinya semakin baik Brand Performance, maka Customer Engagement akan semakin meningkat. Nilai t statistik yang dihasilkan sebesar 12.697 (> 1.96), hal ini menunjukkan bahwa Brand Performance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Customer Engagement. Dari hasil ini maka hipotesis kedua dari penelitian dapat diterima.
Untuk menguji hipotesis ketiga dapat dilihat dari peolehan nilai path koefisien pengaruh Competitive Advantage terhadap Repeat Purchase sebesar 0.266 (bernilai positif), hal ini menunjukkan bahwa Competitive Advantage memiliki hubungan searah dengan Repeat Purchase, artinya semakin baik Competitive Advantage, maka Repeat Purchase akan semakin meningkat. Nilai t statistik yang dihasilkan sebesar 2.277 (> 1.96), hal ini menunjukkan bahwa Competitive Advantage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Repeat Purchase. Dari hasil ini maka hipotesis ketiga dari penelitian dapat diterima.
Untuk menguji hipotesis keempat dapat dilihat dari perolehan nilai path koefisien pengaruh Customer Engagement terhadap Repeat Purchase sebesar 0.569 (bernilai positif), hal ini menunjukkan bahwa Customer Engagement memiliki hubungan searah dengan Repeat Purchase, artinya semakin baik Customer Engagement, maka Repeat Purchase akan semakin meningkat. Nilai t statistik yang dihasilkan sebesar 5.794 (> 1.96), hal ini menunjukkan bahwa Customer Engagement memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Repeat Purchase. Dari hasil ini maka hipotesis keempat dari penelitian dapat diterima.
c. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Berikut ini disajikan tabel pengaruh langsung (direct effect) dan pengaruh tidak langsung (indirect effect) pengaruh Brand Performance terhadap Repeat Purchae melalui Competitive Advantage dan Customer Engagement:
Tabel 4.28 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Berdasarkan tabel di atas maka, kesimpulan hasil uji hipotesis ini sebagai berikut:
1. Brand Performance memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap Customer Engagement dibandingkan pengaruh terhadap Competitive Advantage, yaitu dengan path koefisien sebesar 0.724.
2. Customer Engagement memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap Repeat Purchase bila dibandingkan dengan pengaruh Competitive Advantage, yaitu dengan path koefisien sebesar 0.569.
3. Dilihat dari nilai path koefisien pengaruh tidak langsung (Indirect Effect), maka disimpulkan bahwa pengaruh Brand Performance terhadap Repeat Purchase melalui Customer Engagement lebih besar jika dibandingkan dengan pengaruh melalui Competitive Advantage.
4.3.3 Pembahasan
a. Brand Performance terhadap Competitive Advantage
Pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa Brand Performance memiliki pengaruh pada Competitive Advantage yang dibuat oleh Honda dengan nilai uji T-statistic > 1,96 yaitu 13.963. Hasil tersebut membuktikan bahwa Brand