4.2.1. Analisis Operasi
Baik mould non-iMco maupun mould imcd memberikan cycle time rata-rata yang sama. Itu berarti bahwa mould imcd bermanfaat tidak untuk mereduksi cycle time.
Universitas Kristen Petra
63
Output rate per unit time untuk produksi CFZ dengan mould imcd lebih tinggi daripada yang dengan mould non -iM co. Itu tidak berarti bahwa mould m c d
bermanfaat untuk mempercepat produksi CFZ, karena faktor yang menentukan adalah banyaknya cavity. Mould mcd yang dimiliki oleh penisahaan dan diukur output rate per unit time-nya. oleh penulis itu mempunyai 16 cavity, sedangkan mould non-mcD 12 cavity.
Labor time per unit o f output untuk produksi CFZ dengan mould i m c d lebih singkat daripada yang dengan mould „on-iMCD- Itu berarti bahwa mould mcd bermanfaat untuk mempercepat produksi CFZ.
Produksi CFZ dengan mould mcd lebih efisien 4,39% daripada yang dengan mould
„on-MCD-4.2.2. Perbandingan antara Opsi 1 dan Opsi 2
Hasil perhitungan NPV setiap opsi dalam bab terdahulu, disajikan kembali secara ringkas.
Labor Water Cost for
Raw Materials Non-IMCD 38,705,040 Rp 10,816,782.30 Rp 3,311,539.20 Rp 1,154,184,292.80
IMCD 38,705,040 Rp 3,605,594.10 Rp 3,311,539.20 Rp 1,154,184,292.80
CFZ Non-IMCD Rp 4,720,064.28 Rp 17,904,396.09 Rp 1,284,947,983.58
IMCD Rp 4,467,183.12 Rp 17,904,396.09 Rp 1,287,504,879.02
CFZ Non-IMCD Rp 2,515,827,600.00 Rp 1,230,879,616.42 Rp 101,924,999.80
IMCD Rp 2,515,827,600.00 Rp 1,228,322,720.98 Rp 129,599,999.80
CFZ Non-IMCD Rp 369,263,884.93 Rp 759,690,731.69 2.6893
IMCD Rp 368,496,816.29 Rp 730,225,904.89 2.6893
Universitas Kristen Petra
64
CFZ Mould
Type
Present Value
Cost of Investment
Net Present
Value Non-IMCD Rp 2,043,036,284.74 Rp 509,625,000.00 Rp 1,533,411,284.74
IMCD Rp 1,963,796,526.01 Rp 648,000,000.00 Rp 1,315,796,526.01
4.2.3. Opportunity Cost
Biaya peluang sama dengan kerugian bila perusahaan memilih opsi 2.
Opportunity cost = NPV Opsi 1 - NPV Opsi 2
Opportunity cost = Rp 1.533.411.284,74-R p 1.315.796.526,01 Opportunity cost = Rp 217.614.758,73
4.2.4. Breakeven Analysis
4.2.4.1. Opsi 1: investasi mould non-iMco
Misalkan Q merupakan kuantitas yang diproduksi dalam setahun {annual sales quantity in units). Ongkos-ongkos variabel tahunan {annual variable operating costs, VQ mould non-mcD adalah
^ labor costs per hour x Q
^ output rate per hour _ (Rp 1.669,26/hour) x Q^pcs
^ 2.566 pcs/hour VCi = Rp 0,65 X Q
Ongkos ekuivalen tahunannya {equivalent uniform annual costs, EUAC) adalah Initial investment (A/P, 25%, 5)
EUACi = -Expectedsalvage value (A/F, 25%, 5) + Annual production expenses + VCi (Rp 509.625.000,00 x 0,3718)-(R p 1,00 x 0,1218)
+ Rp 1.284.947.983,58 + (Rp 0,65 x Q)
EUACi = Rp 1.474.426.558,46 + (Rp 0,65 x Q)
EUACi =
Universitas Kristen Petra
65
4.2.4.2. Opsi 2: investasi mouldimcd
Dengan cara yang sama, ongkos variabel tahunan mould imcd dihitung sebagai berikut.
^ (R p 556,42^ o„.)xQ p .. ^
^
output rate per hour 3.311 pcs/hour
Ongkos ekuivalen tahunannya {equivalent uniform annual costs, EUAC) adalah Initial investment (A/P, 25%, 5)
EUAC2 = - Expected salvage value (A/F, 25%, 5)
+ Annual production expenses + VC2. (Rp 648.000.000,00 x 0,3718) - (Rp 1,00 x 0,1218) EUAC2 =
+ Rp 1.287.504.879,02 + (Rp 0,16 x Q )
EUAC2 = Rp 1.528.431.278,90 + (Rp 0,16 x Q)
4.2.43. Breakeven point
Kedua persamaan EUAC di atas diekuivalenkan.
EUACi = EUAC2
Rp 1.474.426.558,46+ (Rp 0,65 x R p 1.528.431.278,90 + (Rp 0,16 x Q) ~ Q)
RpO,4 9xQ = Rp 54.004.720,44 Q = 111.155.738
Jadi, pemakaian mould non-iMco akan lebih ekonomis daripada mould imcd bila tingkat produksi tidak sampai 111.155.738 pcs per tahun. Apabila pesanan hanya 38.705.040 pcs, mould imcd janganlah dipilih, karena tingkat pesanan itu lebih kecil daripada titik impas.
4.2.5. Pertimbangan Tambahan dari Aspek Kesejahteraan Pekerja
Penggunaan IMCD merupakan otomasi yang membantu perusahaan untuk mereduksi empat hal ini secara konsekuensial: elemen closing dari pekerjaan packer, labor time per unit o f output^ kebutuhan akan pekerja, dan biaya pekerja. Perusahaan dapat memberhentikan pekerja dengan alasan internal
Universitas Kristen Petra
66
perusahaan, dan otomasi merupakan alasan internal perusahaan. Karena itu, perusahaan dapat memberhentikan pekerja karena otomasi.
Kalau karena investasi IMCD, perusahaan memberhentikan pekerja, maka pemimpin perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk sedapat mungkin memperhatikan akibat bagi pekerja. Secara lebih konkret, kewajiban majikan dalam memberhentikan pekerja dapat dijabarkan ke dalam tiga butir.^ Pertama, majikan hanya boleh memberhentikan dengan alasan yang tepat. Jika pekerja diberhentikan dengan alasan ekonomis, pemimpin hams sungguh-sungguh yakin akan perlunya tindakan itu. Kedua, majikan hams berpegang di prosedur yang semestinya. Peraturan hukum dan aturan-aturan internal pemsahaan yang menjamin prosedur pemberhentian yang jelas dan terbuka, hams dipegang secara seksama. Ketiga, majikan hams membatasi akibat negatif bagi karyawan sampai minimal. Kewajiban untuk meminimalisasikan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) berlaku secara mendesak bagi pekerja yang diberhentikan dengan alasan ekonomis.
Staf pemsahaan lebih menyukai teknologi otomasi seperti IMCD daripada mempekerjakan orang. Adanya preferensi itu tidak hanya disebabkan oleh kinerja IMCD, tapi juga karena masalah pekerja yang paling mendasar adalah upah. Menumt defmisi Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 30, upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menumt peijanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan pemndang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Upah terasa sebagai unsur yang paling langsung dari selumh paket kesejahteraan dan kemakmurannya. Imbalan kerja lebih luas daripada take-home pay saja. Asuransi kerja, asuransi kesehatan, fasilitas pengobatan, konsumsi, prospek pensiun, jaminan sosial yang baik, pemberian bonus ekstra pada akhir tahun sesuai dengan besarnya laba yang dihasilkan oleh pemsahaan, peningkatan kompetensi pekerja melalui pelatihan yang wajib diselenggarakan oleh pengusaha dan menjadi hak pekerja, tunjangan kompetensi bagi pekerja sebagai rangsangan
Universitas Kristen Petra
67
untuk meraih standard kompetensi dan job flexibility secara individual, serta fasilitas-fasilitas khusus (mmah, kendaraan, bantuan beras, dan lain-lainnya) dipandang sebagai imbalan kerja juga. Lingkungan dan suasana kerja, situasi dan kondisi kerja, ketentuan mengenai pekerja yang menyusui, cuti haid, istirahat panjang, mogok keija, PHK, pesangon, hak berserikat, peran serikat pekeija, kontrak keija waktu tertentu, pekeija lepas {outsourcing), subkontrak, hubungan kerja dengan pemborong pekeijaan, penutupan perusahaan {lock out), kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, telepon, dan sebagainya, ikut menentukan kesejahteraan dan kemakmuran pekerja. Kenaikan gaji dan sistem pemberian bonus atau insentif dimaksudkan sebagai stimulans bagi semua pekerja. Ada biaya finansial untuk jaminan sosial dan perawatan medis.
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu keija wajib membayar upah kerja lembur.'* Pengusaha yang mempekerjakan pekerja yang bekerja pada hari libur resmi wajib membayar upah kerja lembur.^ Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja meliputi upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja karena berhalangan, upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya, upah karena menjalankan hak waktu istirahat keijanya, bentuk dan cara pembayaran upah, denda dan potongan upah, hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah, struktur dan skala pengupahan yang proporsional, upah untuk pembayaran pesangon; dan upah untuk perhitungan pajak penghasilan.**
Pengusaha wajib membayar upah apabila pekerja sakit sehingga tidak dapat bekerja. Pengusaha wajib membayar upah apabila pekerja tidak masuk bekerja karena pekerja menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, istri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia.’
^ Garrett, Thomas dan Richard Klonoski, Business Ethics (Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice Hall, edisi ke-2, 1986), hhn. 31-34.
Indonesia. Presiden Republik. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 25 Maret 2003 <http://www.theceli.eom/dokumen/produk/2003/uul3- 2003 .htm>, pasal 78.
^ Ibid pasai 85.
® Ibid pasal 88.
pasal 93.
Universitas Kristen Petra
68
Komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap.* Setiap pekerja dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial pekerja.^
Pekerja yang melakukan mogok keqa secara sah dalam melakukan tuntutan hak normatif yang sungguh-sungguh dilanggar oleh pengusaha berhak mendapatkan upah.
Jika teijadi PHK, pengusaha wajib membayar uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
Besarnya uang pesangon dari satu bulan upah (masa kerja kurang dari satu tahun) sampai sembilan bulan upah (masa kerja delapan tahun atau lebih). Besarnya uang penghargaan masa kerja dari dua bulan upah (masa kerja tiga tahun atau lebih tetapi kurang dari enam tahun) sampai 10 bulan upah (masa kerja 24 tahun atau lebih). Uang penggantian hak yang seharusnya diterima meliputi cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur, biaya atau ongkos pulang untuk pekeija dan keluarganya ke tempat di mana pekerja diterima bekerja, penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat, hal-hal lainnya yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau peijanjian kerja bersama.^
Investasi IMCD tidak harus diikuti PHK, karena dalam kenyataannya perusahaan berkekurangan pekerja. Seandainya berkelebihan pekerja, perusahaan tidak akan melakukan outsourcing seperti yang dipraktikkan selama ini. Pekerja lepas atau pekeija waktu tertentu itu bekerja di perusahaan berdasarkan kontrak kerja yang telah dibuat dan ditandatangani oleh pekerja kontrak dengan perusahaan yang mempekerjakannya.
/^/(/pasal 94.
®A/Jpasal99.
'°76;<ipasai 145.
" /i/Jp asa l 156.
Universitas Kristen Petra