• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.3 Evaluasi IPAL Rumah Sakit PKU Muhammadiyah II

IPAL Rumah Sakit PKU Muhammadiyah II Yogyakarta tidak diperlukan adanya desain ulang dikarenakan untuk kapasitas debit yang masih mencukupi, dimana dalam perenacanaannya untuk 200 tempat tidur hanya terpakai 50 % dari kapasitasnya yaitu 100 tempat tidur. Akan tetapi perlu adanya Standar Operasional Prosedur ( SOP ) yang sesuai.

Pelaksanaan standar operasional prosedur ini diharapkan untuk dapat memaksimalkan kinerja IPAL Rumah Sakit PKU Muhammadiyah II Yogyakarta sehingga parameter-parameter uji secara keseluruhan dapat memenuhi standar baku mutu sesuai Peraturan Gubernur DIY No. 7 tahun 2010, adapun SOP untuk IPAL Rumah Sakit PKU Muhammadiyah II Yogyakarta pada perawatan instalasi pengolahan rumah sakit :

Pengertian : Perawatan instalasi pembuangan air limbah Rumah Sakit adalah suatu tata cara perawatan instalasi pembuangan air limbah.

Tujuan : - Untuk mencegah kemampetan aliran air.

- Untuk membersihkan materiil filter dari massa bakteri aktif yang sudah mati.

- Untuk menjaga supaya sinar matahari bisa masuk dengan maksimal ke dalam gravel filter.

- Agar oksigen dapat disuplai ke dalam gravel filter disaat air kosong.

Kebijakan : Dilaksanakan sesuai jadwal oleh pelaksana sanitasi

Prosedur :

47 1. Pengecekan permukaan air septic tank.

Pengecekan permukaan air di septic tank bertujuan untuk menjaga agar zat-zat padat berukuran besar seperti plastik, pembalut – wanita, dan kertas tidak masuk ke dalam filter anaerobik. Apabila terdapat zat-zat padat maka perlu dibersihkan dengan cara mengangkat zat padat tersebut dan membuangnya.

Pengecekan pada septic tank dianjurkan dilakukan dua kali dalam 1 tahun untuk menghindari masuknya zat-zat padat tidak terurai ke bak selanjutnya. Apabila zat-zat padat itu masuk ke bak selanjutnya, kemampetan aliran air di dalam bak tidak terhindarkan.

2. Pengurasan Rutin

Pengurasan rutin dilakukan setiap 1 – 3 tahun sekali. Pengurasan dilakukan dengan bantuan jasa penguras. Telah disediakan lubang pengurasan di setiap septic tank untuk memudahkan pengurasan. Pada saat pengurasan, lumpur aktif harus tetap ditinggal di dalam septic tank untuk meneruskan proses pembusukan zat padat yang baru terendap. Lumpur yang dikuras adalah lumpur yang berwarna kehitaman. Pengurasan harus dihentikan jika lumpur sudah berwarna kecoklatan. Lumpur yang berwarna kecoklatan inilah yang dimaksud lumpur aktif. Perlu diperhatikan bahwa jumlah lumpur pada bak pertama akan selalu lebih banyak daripada bak selanjutnya.

II. Perawatan Inlet Prosedur :

48 1. Pengecekan permukaan bertujuan menjaga agar sampah padat

tidak masuk filter anaerobik.

2. Pengecekan dilakukan seminggu sekali.

3. Apabila terdapat sampah padat harus dibersihkan dengan cara mengangkat sampah tersebut.

III. Perawatan Anaerobik Filter

1. Pengecekan man hole dilakukan sebulan sekali. Selain untuk melihat permukaan air pada Anaerobik Filter juga dilihat kondisi man hole ada tidaknya karat maupun kotoran yang menempel di man hole, jika ada dibersihkan dengan menggunakan sikat besi dan dilakukan pengecatan jika cat sudah mengelupas.

2. Pengecekan permukaan air bak anaerobik filter

Pengecekan permukaan air di bak anaerobik filter bertujuan untuk menjaga masuknya zat-zat padat berukuran besar seperti plastik masuk ke dalam filter.

Apabila terdapat zat-zat padat maka perlu dibersihkan dengan cara mengangkat zat padat tersebut dan membuangnya.

3. Pengurasan rutin

Pengurasan rutin dilakukan setiap 1 – 3 tahun sekali. Pengurasan dilakukan dengan bantuan jasa penguras. Telah disediakan saluran pengurasan di setiap bak anaerobic filter untuk memudahkan pengurasan. Pada saat pengurasan, lumpur aktif harus tetap di tinggal di dalam tangki septik untuk meneruskan proses pembusukan zat padat yang baru terendap. Lumpur yang dikuras adalah lumpur yang berwarna kehitaman. Pengurasan harus dihentikan jika lumpur sudah berwarna kecoklatan. Lumpur yang berwarna kecoklatan

49 inilah yang bernama lumpur aktif. Perlu diperhatikan bahwa jumlah lumpur pada

bak pertama akan selalu lebih banyak daripada bak selanjutnya.

4. Back Flushed

Back flushed adalah proses pembalikan aliran air limbah di dalam bak anaerobik filter. Proses ini bertujuan untuk membersihkan material filter dari massa bakteri aktif yang sudah mati. Dengan pembalikan aliran, maka bakteri mati yang menempel di material filter atau dinding anaerobik filter terlepas dan mengendap. Setelah mengendap, dimulai pengurasan.

IV.Perawatan Horizontal Graver Filter Plant

1. Penjarangan , pemangkasan, dan penyiangan

Penjarangan, pemangkasan, dan penyiangan rumput phragmites / sejenisnya dianjurkan setiap tiga bulan sekali atau melihat kepadatan tanaman. Apabila penjarangan, pemangkasan, dan penyiangan terlambat, maka air akan mengalir diatas koral karena terjadi penyumbatan di dalam koral dan akan menimbulkan bau. Pemotongan daun-daun juga diperlukan untuk menjaga supaya sinar matahari bisa masuk dngan maksimal ke dalam gravel filter.

2. Pembersihan permukaan Horizontal Gravel Filter Plant

Permukaan gravel filter harus dibersihkan dari rerontokan rumput phragmites atau sampah padat lainnya seperti plastik dan sebagainya. Apabila terlalu banyak rerontokan rumput, maka sinar matahari dan oksigen tidak bisa masuk ke dalam gravel filter dengan maksimal yang pada akhirnya akan mengganggu proses kerja aerobik.

50 3. Pencucian kerikil dilakukan tiap 2 tahun sekali

Prosedur :

1) Tanaman dicabut dulu, kemudian tempat dikosongkan kurang lebih 2 m

2) Kerikil dicuci dengan cara diayak dan disemprot dengan air sampai bersih

3) Kerikil yang sudah bersih diletakkan ditempat yang kosong tadi.

4) Kemudian dilanjutkan mencuci kerikil yang belum dicuci sesuai langkah tersebut di atas.

5) Selesai pencucian kerikil tanaman ditanam lagi 4. Pengurasan ( Dewatering )

Pengurasan dengan cara mengeringkan air yang ada di Horizontal Gravel Filter Plant dengan membuka saluran pengurasan yang sudah tersedia. Hal ini dilakukan sekali sebulan, bertujuan untuk mensuplai oksigen ke dalam gravel filter di saat air kosong.

V. Perawatan Kolam Indikator

1. Pembersihan algae pada dinding kolam

Algae membantu menyuplai oksigen pada kolam. Tetapi, apabila pertumbuhan algae yang terlalu banyak dan tingginya kekeruhan air akan menyebabkan sulitnya sinar matahari menembus lapisan terbawah kolam. Apabila ini terjadi maka fotosintesis tidak terjadi dan akan timbul bau karena kondisi anaerobic tidak tercipta.

Kandungan BOD dan COD juga akan meningkat.

2. Pembersihan permukaan air kolam indikator

Untuk menjaga kandungan air maka kebersihan permukaan air kolam indikator perlu dijaga agar suplai oksigen dan penyinaran matahari tidak terhambat.

51 Unit Terkait : Unit Sanitasi

Untuk mendapatkan hasil parameter Suhu, NH3, PO4 dan Coli yang sesuai baku

mutu yang telah ditetapkan maka dalam pelaksanaan Standar Operasional Prosedur diatas. Adapun hasil outlet IPAL Rumah Sakit PKU Muhammadiyah II yogyakarta disalurkan ke saluran irigasi sungai duren melalui saluran drainase jalan wates – yogyakarta.

52

BAB VI

Dokumen terkait