KEP/ TUK
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada Tn. S dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah selama 3 hari. Adapun evaluasi yang dapat digunakan kepada pasien dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan masalah gangguan konsep diri: harga diri rendah. Ada 2 SP. Pada SP 1 pasien terdapat 6 point yaitu point 1 mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, point 2 membantu klien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan, point 3 membantu klien memilih kemampuan pasien yang masih dapat digunakan, point 4 melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilihnya, point 5 memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien, point 6 menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Dan pada SP 2 pasien terdapat 3 point, SP 2 point 1 mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, point 2 melatih kemampuan yang kedua pasien, point 3 menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Yang belum terlaksana SP keluarga, TAK dan diagnosa lain belum dapat dilakukan, karena keterbatasan waktu dines sehingga belum dilakukan. Disamping itu keluarga juga belum menjenguk klien. Penulis akhirnya sulit
72
melakukan tindakan yang di SP keluarga. Diagnosa priotitas (gangguan konsep diri: harga diri rendah) teratasi dan SP 1, SP 2 sudah di atasi kecuali SP keluarga belum dilakukan karena selama dines tidak pernah bertemu dan belum menjenguk klien sedangkan dihubungi via telepon juga keluarga mengatakan saat ini sedang ada kerjaan, jadi penulis tidak dapat informasi yang banyak dan lengkap. Sedangkan diagnosa yang belum teratasi karena keterbatasan waktu dines yang membuat penulis tidak dapat melaksanakan rencana tindakan keperawatan pada diagnosa resiko isolasi sosial: menarik diri, resiko perilaku kekerasan dan mekanisme koping keluarga tidak efektif. Faktor Pendukung : klien mau dilakukan Sp 1 dan SP 2, klien merasa senang diberikan aktivitas selama di Rumah Sakit Jiwa Jslam Klender. Sedangkan Faktor Penghambat : penulis menemukan banyak penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. S dikarenakan waktu dines yang kurang diberikan pada mahasiswa yang membuat penulis belum bisa melakukan tindakan untuk diagnosa lainnya, TAK dan SP keluarga karena selama dines keluarga belum menjenguk klien dan keterbatasan waktu dines. Maka penulis mencari solusi yaitu dengan bekerja sama dengan perawat ruangan agar perkembangan pada klien gangguan konsep diri: harga diri rendah dapat teratasi dengan baik.
73 BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis memberikan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Psikososial dan Kesehatan Mental Pada Pasien Tn. S Dengan Masalah Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah yang dilakukan selama dines 3 hari mulai dari tanggal 8 s/d 10 mei 2018 di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur. Dan penyuluhan karya tulis ini selama 2 minggu efektif dari tanggal 7 mei 2018 sampai dengan 19 Mei 2018. Dengan cara bio, psiko, sosio dan spiritual melalui pendekatan asuhan keperawatan yang terdiri dari : pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada kasus Tn. S yang perlu diperhatikan adalah mengakaji faktor predisposisi, faktor presipitasi, perilaku dan mekanisme koping yang dilakukan oleh klien, dimana pada kasus Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah pada Tn. S faktor predisposisi yang mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa pada klien Tn. S adalah faktor presipitasi tentang ideal diri dan harga diri. Adapun pada faktor presipitasi yang mempengaruhi klien yaitu klien tidak mau minum obat secara rutin.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien (Tn. S) adalah sebanyak 6 diagnosa keperawatan yang didapatkan berdasarkan analisa data dan pohon masalah yang dibuat. Diagnosa yang ditegakkan berdasarkan masalah yang ada pada saat pengkajian, yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, resiko isolasi sosial, risiko perilaku kekerasan, koping keluarga tidak efektif, dan regiment therapy in efektif.
74
3. Perencanaan Keperawatan
Pada tahap perencanaan yang dibuat oleh penulis sesuai masalah keperawatan mengacu pada diagnosa prioritas pada klien (Tn. S) adalah gangguan konsep diri: harga diri rendah. Didalam perencanaan ini bisa terlaksanakan dengan baik maka diperlukan adanya kerja sama atau dukungan diri klien (Tn. S), keluarga dan perawat ruangan yang merawat klien.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahapan pelaksanaan penulis memberikan asuhan keperawatan dengan memberikan tindakan Strategi Pelaksanaan SP 1 pasien terdapat 6 ponit, pada pertemuan hari pertama dilaksanakan SP 1 point 1-3 mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, point 2 membantu klien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan, point 3 membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien. Pada pertemuan hari kedua dilanjutkan SP 1 dengan point 4-6 melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih, point 5 memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien, point 6 menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Dan pada pertemuan hari ketiga dilakukan SP 2 pasien terdapat 3 point, SP 2 point 1 mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, point 2 melatih kemampuan yang kedua pasien, point 3 menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Penulis memberikan 2 SP selama 3 hari serta berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat psikofarmaka dan memberikan motivasi kepada pasien agar selalu meminum obat secara teratur, penulis tidak melakukan SP keluarga dan TAK karena waktu yang terbatas.
75
5. Evaluasi
Setelah memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada Tn. S dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah selama 3 hari. Penulis dapat mengevaluasi pada klien dengan masalah gangguan konsep diri: harga diri rendah, tingkat keberhasilan yang penulis lakukan adalah mengalami perkembangan hal ini dapat terlihat pada diagnosa pertama sesuai denagn tujuan khusus yang sudah tercapai antara lain SP 1 point 1 mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, point 2 membantu klien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan, point 3 membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien, point 4 melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih, point 5 memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien, point 6 menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP 2 poni 1 mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, point 2 melatih kemampuan yang kedua, point 3 menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Penulis tidak dapat melakukan SP keluarga, TAK dan diagnosa yang lain karena keterbatasan waktu serta dari pihak keluarga yang belum menjenguk klien di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur, sehingga penulis sulit untuk melakukan SP keluarga.
76 B. SARAN
Melalui karya tulis ilmiah ini penulis ingin memberika saran yang mudah-muadahan dapat berguna untuk meningkatkan asuhan keperawatan jiwa di RSJIK Jakarta Timur antara lain:
A. Kepada perawat
Diharapkan perawat dapat memberikan motivasi kepada klien agar klien mau melakukan kegiatan-kegiatan yang ada diruangan, serta membuat jadwal TAK secara rutin. Diharapkan selalu berhubungan secara baik dengan pasien agar terciptanya saling percaya antara pasien dengan perawat.
B. Kepada keluarga
Keluarga berperan penting dalam penyembuhan pada klien gangguan jiwa untuk meningkatkan rasa percaya diri klien. Diharapkan keluarga memberikan support, kesabaran, perhatian penuh kepada klien, karena hal tersebut merupakan bisa memotivasi klien untuk lebih baik karena merasa mendapat perhatian serta dukungan dari keluarga.
C. Kepada institusi
Diharapkan institusi menyedikan referansi yang lebih banyak dan terbaru, serta waktu yang diberikan kepada mahasiswa yang mengabil laporan di RSJIK Jakarta timur ditambah supaya dapat membuat karya tulis ilmiah yang optimal sehingga sesuai dengan yang diharapkan.
77