• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini berisi penjelasan lingkungan uji coba aplikasi, pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari hasil uji coba yang telah dilakukan untuk kelayakan pemakaian aplikasi.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut dalam upaya memperbaiki kelemahan pada aplikasi guna untuk mendapatkan hasil kinerja aplikasi yang lebih baik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang sejumlah teori dasar berisikan uraian sistematis dari teori yang ada pada literatur maupun tinjauan pustaka yang mendasari pemecahan masalah dan mendukung secara teknis pengerjaan perancangan permodelan sistem kerja pada Sumber Rejeki.

2.1. OOP (Object Oriented Programming)

Pemograman berorientasi obyek merupakan paradigma pemograman yang berorientasikan kepada obyek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek[1].

2.1.1. Konsep Dasar Pemograman Berorientasi Obbyek

Pemograman orientasi obyek menekankan berikut :

a. Kelas : kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu.

b. Objek : membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit data sebuah

program komputer.

c. Abstraksi : kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang

diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti.

d. Enkapsulasi : memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti

keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak, hanya metode dalam objek tersebut yang diberi ijin untuk mengakses keadaannya.

e. Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim.

f. Inheritas : mengatur polimorfisme dan enkapsulasi dengan mengijinkan objek

didefinisikan dan diciptakan dengan jenis khusus dari objek yang sudah ada - objek-objek ini dapat membagi (dan memperluas) perilaku mereka tanpa haru mengimplementasi ulang perilaku tersebut (bahasa berbasis-objek tidak selalu memiliki inheritas).

g. Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu

masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut.

2.2. UML (Unified Modeling Language)

UML adalah himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek serta aplikasinya. UML merupakan metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut. UML mulai diperkenalkan oleh Object Management Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an. Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh para praktisi OOP. UML merupakan dasar bagi perangkat (tool) desain berorientasi objek dari IBM[2].

UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Namun demikian UML dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem informasi. Penggunaan UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam industri peranti lunak dan pengembangan sistem[3].

2.2.1. Sejarah UML

Sampai era tahun 1990 puluhan metodologi pemodelan berorientasi objek telah bermunculan di dunia. Diantaranya adalah: metodologi booch, metodologi coad, metodologi OOSE, metodologi OMT, metodologi shlaer-mellor, metodologi wirfs-brock, dsb. Masa itu terkenal dengan masa perang metodologi (method war) dalam pendesainan berorientasi objek. Masing-masing metodologi membawa notasi sendiri-sendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru apabila kita bekerjasama dengan kelompok/perusahaan lain yang menggunakan metodologi yang berlainan[4].

Dimulai pada bulan Oktober 1994 Booch, Rumbaugh dan Jacobson, yang merupakan tiga tokoh yang boleh dikata metodologinya banyak digunakan mempelopori usaha untuk penyatuan metodologi pendesainan berorientasi objek. Pada tahun 1995 direlease draft pertama dari UML (versi 0.8). Sejak tahun 1996 pengembangan tersebut dikoordinasikan oleh Object Management Group[4].

2.2.2. Diagram UML

UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi objek, yaitu[5]:

a. Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari

sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan

bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi

antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng- create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use

case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement

sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang

test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat

meng- include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam

dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di- include akan

dipanggil setiap kali use case yang meng- include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di- include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common . Sebuah use case juga dapat meng- extend use

case lain dengan behaviour -nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi

antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

b. Conceptual Diagram

Conceptual Diagram digunakan untuk memodelkan konsep – konsep yang ada di dalam aplikasi.

c. Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan secara detil urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang

diperlukan oleh masing-masing operasi[6]. Sequence diagram

menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk

pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan

terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan

dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa

digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output

tertentu. Diawali dari apa yang men- trigger aktivitas tersebut, proses dan

perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang

dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal.

Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek

lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi

operasi/metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi

sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message. Untuk

objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon

d. Collaboration Diagram

Collaboration diagram dipakai untuk memodelkan interaksi antar object di dalam sistem. Berbeda dengan sequence diagram yang lebih menonjolkan kronologis dari operasi-operasi yang dilakukan, collaboration diagram lebih fokus pada pemahaman atas keseluruhan operasi yang dilakukan oleh object[5].

e. State Diagram

State Diagram digunakan untuk memodelkan perilaku object di dalam sistem.

f. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang

sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang

mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar

state adalah action dan sebagian besar transisi di- trigger oleh selesainya state

sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih.

g. Class Diagram

Class Diagram merupakan diagram yang selalu ada di permodelan sistem berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi

untuk mencapai suatu tujuan[6]. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari

pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan

(atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk

memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram

menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta

hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok, yaitu nama (dan stereotype), atribut, dan metoda. Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu

class abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung

diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class.

Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time.

Sesuai dengan perkembangan class model, class dapat dikelompokkan

menjadi package. Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package.

h. Obyek Diagram

Obyek Diagram digunakan untuk memodelkan struktur object.

i. Component Diagram

Component Diagram digunakan untuk memodelkan komponen object.

j. Deployment Diagram

Deployment Diagram digunakan untuk memodelkan distribusi aplikasi.

2.2.3. Tools Yang Mendukung UML

Saat ini banyak sekali tool pendesainan yang mendukung UML, baik itu tool komersial maupun opensource. Beberapa diantaranya adalah:

a. Rational Rose (www.rational.com)

b. Together (www.togethersoft.com)

c. Object Domain (www.objectdomain.com)

d. Jvision (www.object-insight.com)

e. Objecteering (www.objecteering.com)

f. MagicDraw (www.nomagic.com/magicdrawuml)

g. Visual Object Modeller (www.visualobject.com)

Dalam hal ini, penulis menggunakan Rational Rose dalam membuat UML dimana digunakan untuk menjelaskan tentang alur kerja sistem aplikasi yang akan dibuat, sehingga dapat diimplementasikan dengan tepat. Dengan menggunakan Rational Rose, orang awam pun yang bukan berasal dari jurusan informatika juga dapat mengerti proses bekerjanya sebuah sistem karena penggambaran dijelaskan secara terperinci dan detail, sehingga dapat dipahami dan dimengerti alur kerja sistem yang dibuat oleh seorang programmer.

2.3. PHP

PHPadalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam

HTML. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis. PHP dapat

digunakan untuk membangun sebuah CMS[7]. PHP Singkatan dari Hypertext Preprocessor, merupakan bahasa scripting server-side didesain khusus untuk aplikasi web, seperti ASP. Script PHP dieksekusi di server, dan yang dikirim ke browser adalah hasil jadi dalam bentuk HTML, sehingga kode PHP tidak terlihat oleh user. Berbeda dengan bahasa scripting clientside seperti JavaScript, skrip JavaScript dieksekusi langsung oleh browser, sehingga kodenya bisa terlihat user.

Kode-kode PHP dapat disisipkan diantara bahasa HTML. PHP juga didukung oleh banyak database seperti : MySQL, Informix, Oracle, Sybase, Solid, PostgreSQL, Generic ODBC, dsb.

PHP merupakan bahasa pemprograman berbasis web yang paling banyak digunakan, dikarenakan kemudahan penggunaannya dan PHP termasuk Software Open Source. Jadi dengan bebas mengambil di internet, merubah source code-nya dan mendistribusikan kembali dengan lisesi GPL versi 2. PHP juga bisa dijalankan diberbagai web server, seperti Apache, IIS, PWS, dan lain sebagainya.

2.3.1. Sejarah PHP

Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web. Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP. Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan.

Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan

meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP dirubah menjadi akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing.

Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi.

Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek.

2.3.2. Syntax PHP

Kode PHP disimpan sebagai plain text dalam format ASCII, sehingga kode PHP dapat ditulis hampir di semua editor text seperti windows notepad, windows wordpad, dll. Kode PHP adalah kode yang disertakan di sebuah halaman HTML dan kode tersebut dijalankan oleh server sebelum dikirim ke browser. Contoh :

<html> <?

Print ("Contoh text yang menggunakan kode PHP"); ?>

2.3.3. Style Kode PHP

PHP memberi keleluasaan dalam menulis kode program, dengan catatan tetap mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan. Diketahui bahwa pada saat PHP mem-parse file, teks akan dibaca sampai menemui tag khusus, apabila tag diremukan, selanjutnya parser melakukan eksekusi kode program sampai berakhir pada tag penutup. Hal ini akan berpengaruh pada kode PHP yang disisipkan dalam domumen HTML, dimana parser akan mencari bagian tag sampai ditemukan. Dari penjelasan singkat mengenai kerja parser memproses kode program bahwa tag memiliki arti penting untuk menyatakan bahwa kode yang anda buat merupakan kode PHP. Tersedia empat corak mode penulisan kode yang mengidentifikasikan program PHP.

a. Style XML (Standar)

Memiliki kemiripan dengan penulisan dokumen XML (Extensible Markup Language). Style ini juga tepat sekali digunakan ketika ingin mengembangkan aplikasi web yang berinteraksi dengan XML.

Contoh implementasinya :

<?php

echo ”Ini ditulis dengan Bahasa PHP”;

?>

b. Style Script PHP

Bentuk tag kedua yang dikenal dan diakui secara eksplisit adalah tag <script>. Sebenarnya style ini juga merupakan alternatif yang disarankan ketika kurang tertarik dengan style pertama. Cara penulisannya tak jauh beda ketika anda

Contoh penggunaannya :

<script language=’php’>

echo ”Ini ditulis dengan Bahasa PHP”;

</script>

c. Short Style

Ini merupakan style yang praktis dalam pembuatan program dengan PHP. Cukup menggunakan tag pembuka “<?” dan menutupnya dengan “?>”.

Contoh :

<?

echo ”Ini ditulis dengan Bahasa PHP”; ?>

d. Style ASP

Bentuk tag terakhir yang juga dapat digunakan dalam pembuatan Program PHP adalah seperti tag ASP (Active Server Pages). Berikut contoh implementasinya :

<%

echo ”Ini ditulis dengan Bahasa PHP”;

%>

2.3.4. Konsep Kerja PHP

Konsep atau cara kerja HTML itu sangat sederhana, yaitu berawal dari client yang memanggil berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) melalui browser, kemudian browser mendapat alamat dari web server, yang nantinya

akan memberikan segala informasi yang dibutuhkan web browser. Web browser yang sudah mendapat informasi segera melakukan proses penterjemahan kode HTML dan menampilkannya ke layar pemakai.

Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator), browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server. Selanjutnya, web server akan mencari berkas yang diminta dan memberikan isinya ke browser. Browser yang mendapatkan isinya segera melakukan proses penerjemahan kode HTML dan menampilkannya ke layar pemakai. Secara visual dapat digambarkan seperti gambar 2.1.

Gambar 2.1. Skema Permintaan HTML

Jika yang diminta adalah sebuah halaman PHP maka prinsipnya hampir sama dengan permintaan HTML. Hanya saja, ketika berkas PHP yang diminta didapatkan oleh web server, isinya segera dikirimkan ke mesin PHP dan mesin PHP yang memproses dan memberikan hasilnya (berupa kode HTML) ke web server. Selanjutnya, web server menyampaikan ke klien. Sehingga bila digambarkan seperti gambar 2.2.

Gambar 2.2. Skema Permintaan PHP.

2.3.5. Kelebihan PHP

a. Merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi

dalam penggunaanya.

b. Merupakan bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi

yang banyak.

c. Merupakan adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai

mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows), dan dapat dijalankan secara run time melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

2.4. My SQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial

untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL[8]

2.4.1. Kelebihan My SQL

MySQL merupakan Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language).

Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase.

2.4.2. Keistimewaan My SQL

My SQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain : a. Portabilitas

MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.

b. Perangkat lunak sumber terbuka

MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.

c. Multi-user

MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

d. Performance tuning

MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

e. Ragam tipe data

MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain.

f. Perintah dan Fungsi

MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).

g. Keamanan

MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.

h. Skalabilitas dan Pembatasan

MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

i. Konektivitas

MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

j. Lokalisasi

MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.

k. Antar Muka

MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

l. Klien dan Peralatan

MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool)yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.

m. Struktur table

MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.

2.4.3 Kelemahan MY SQL

Adapun beberapa kelemahan MySQL dibandingkan dengan database lain,

a. Tidak cocok untuk menangani data dengan jumlah yang besar, baik untuk menyimpan data maupun untuk memproses data.

b. Memiliki keterbatasan kemampuan kinerja pada server ketika data yang

disimpan telah melebihi batas maksimal kemampuan daya tampung server

karena tidak menerapkan konsep Technology Cluster Server.

2.5. Konektivitas PHP – My SQL

a. mysql_connect( )

PHP menyediakan fungsi ini untuk membuat koneksi ke MySQL server. Fungsi ini membutuhkan tiga buah argumen : hostname, database username, dan database user password. mysql_connect (“hostname”, ”database user name”, ”database user password”) ;

b. mysql_query( )

Fungsi ini digunakan untuk melakukan query terhadap database yang terpilih. Fungsi ini membutuhkan sebuah argumen, yaitu query. Fungsi ini hanya dapat dilakukan jika user telah melakukan koneksi ke MySQL dan memilih database yang akan digunakan.

$hasil=mysql_query(”select * from nama_tabel”).

c. mysql_num_rows ( )

Fungsi ini digunakan untuk menampilkan banyaknya jumlah record yang terdapat dalam sebuah variabel hasil query. Fungsi ini membutuhkan sebuah argumen, yaitu variabel hasil query.

d. mysql_fetch_array ( )

Fungsi ini digunakan untuk menampilkan record yang terdapat dalam sebuah variabel hasil query dalam bentuk array. Fungsi ini membutuhkan sebuah argumen, yaitu variabel hasil query.

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Pada bagian ini akan dirumuskan kebutuhan sistem yang akan menjadi dasar dalam perancangan sistem pada pemesanan sembako. Perumusan kebutuhan sistem tersebut dilakukan dengan cara menentukan alur yang terjadi dalam sistem. Alur tersebut kemudian akan digambarkan dengan diagram use case.

Untuk memudahkan didalam menentukan alur yang mungkin terjadi dalam sistem ini, ditentukan terlebih dahulu pengguna sistem ini. Pengguna sistem

Dokumen terkait