• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN 3.1Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Brand Extension (X)

Secara operasional, variabel Brand Extension didefinisikan sebagai “strategi pengembangan merek dengan menggunakan nama menerk yang sudah ada dan dikenal oleh pengguna untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi pada kategori produk yang baru”.Brand Extension ini terjadi sebagai akibat dari menurunnya penjualan dari suatu produk. Sehingga jika produk yang ditawarkan oleh perusahaan kinerjanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan dan akan mengancam kelancaran perusahaan, maka strategi Brand Extension ini merupakan salah satu cara yang baik untuk menumbuhkan kembali ekuitas merek yang tengah menurun. Adapun indikator Brand Extension menurut Simamora (2003:128) adalah sebagai berikut :

Awareness, adalah kesadaran pada merek awal sebagai merek yang mudah diingat.

Similarity, persepsi konsumen tentang kesamaan kualitas produk awal dan produk perluasannya.

Liking, adalah tingkat kesukaan konsumen pada produk merek awal dan produk perluasannya

Innovation, Berkaitan dengan penerimaan seseorang terhadap adanya produk baru dan seberapa jauh keinginan untuk mencoba roduk baru tersebut.

Popularity, persepsi konsumen terhadap puplaritas produk merek Samsung.  Conviction, adalah keyakinan dan jaminan yang ada pada merek awal maupun

perluasannya. 2. Brand Equity (Y)

Ekuitas Merek (Brand Equity), dalam penelitian ini merupakan keseluruhan asset atau harta dari suatu merek nama dan simbol yang menambahkan nilai dari suatu barang dan jasa pada perusahaan atau pelanggan. Lassar, mittal dan shama , dikutip oleh tjiptono (2005:50) menjabarkan tentang indikator – indikator yang membentuk ekuitas merek yaitu :

 Nilai

Nilai yaitu persepsi konsumen terhadap utilitas merek dibandingkan biaya merek yang didasarkan pada pertimbangan simultan atas apa yang diterima dan apa yang diberikan untuk mendapatkan manfaat merek

 Kepercayaan

Kepercayaan yaitu keyakinan konsumen terhadap perusahaan dan komunikasinya, serta tindakan perusahaan yang mengutamakan kepentingan konsumen

 Komitmen

Komitmen yaitu kekuatan relative perasaan terhadap positif konsumen terhadap merek spesifik

 Kinerja

Kinerja yaitu totalitas pekerjaan fisik (penilaian konsumen terhadap operasi fisik merek yang bebas kesalahan dan tahan lama serta konstruksi fisik produk tanpa cacat)

3.1.1 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai berikut:

Sangat Jelek Sangat Bagus

3.2Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek / obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengetahui dan menggunakan produk merek Samsung di pusat – pusat besar penjualan elektronik di Surabaya.(Hartono Elektronika, Gunung Sari Intan, Giant Hypermarket dan Carrefour)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus representative dari sebuah populasi . Metode pengambilan sampel dengan metode non probability sampling

dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria antara lain :

 Berusia minimal 25 tahun

 Menggunakan minimal 1 produk merek samsung

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48), antara lain :

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200 sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation). Tergantung pada jumlah

parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi

- Jika terdapat 10 indikator, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah (10 x 10 = 100) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar 100 responden.

3.3Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

a. Data Primer

Data Primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil langsung dari konsumen yang dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengetahui dan menggunakan produk merek Samsung di pusat – pusat besar penjualan elektronik di Surabaya dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.3.3 Metode Pengumpulan Data

Pegumpulan Data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut :

a. Observasi

Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti – bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen agar memperoleh jawaban langsung dari para konsumen yang mengetahui dan menggunakan produk merek Samsung di pusat – pusat besar penjualan elektronik di Surabaya.(Hartono Elektronika, Gunung Sari Intan, Giant Hypermarket dan Carrefour)

3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariate dengan Structural Equation Modeling(SEM). Merupakan teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit. Model pengukuran sikap, atribut produk terhadap minat beli menggunakan confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh pada masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisi SEM model pengukuran dengan contoh faktor variabel Brand Extension dilakukan sebagai berikut : Persamaan dimensi variabel Brand Equity

Y1 = λ1 Brand Equity + er_1 Y2. = λ2 Brand Equity + er_2 Y3 = λ3 Brand Equity + er_3 Y4 = λ4 Brand Equity + er_4

Bila Persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model

pengukuran dengan contoh variabel ketidakpuasan konsumen akan Nampak sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Variabel Brand Equity

3.4.2 Outliers

Outliers adalah obsevasi yang mucul dengan nilai nilai eksterim baik secara univariate maupun multivariate yang mucul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat hauh berbeda dari observasi-observai lainnya. Dapat diadakan treatment khusus pada outiers ini asal diketahui munculnya outlier itu.Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat kategori.

a. Outliers muncu karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik 80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban responden antara 1-10, jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah nilai ekstrim.

Brand Equity (y)

(Y1)  Er1  Er 3  (Y5)  (Y7)  Er5  Er7  (Y3) 

b. Outliers dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusu yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain, tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai penyebab munclnya nilai ekstrim tersebut. c. Outliers dapat muncul karena adanya sesuatu alasan peneliti tidak dapat

mengetahui apa penyebanya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai ekstrim tersebut.

d. Outliers dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan variabel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.

3.4.3 Evaluasi atas outliers

Mengamati atas z-score variabel : ketentuan diantara ± 3,0 outlier

Multivariate Outlier diukur dengan kinerja jarak mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak diuji degnan Chi-Square (X2) pada df (degrees of Freedom) sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : mahalanobis > dari nilai X2 adalah multivariate outlier.

3.4.4 Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentanng isi sebenarnya yang diukur. Analisi validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiapbuutir petanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan

cara mengkorelasikan antar skor item dengan skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5% (level of significance) menunjukan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentukan indicator.

3.4.5 Uji Reabilitas

Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yan menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu menghasilkan sebuah konstruk/faktor laten yang umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70 dan variance extracted ≥ 0,5 ( Hair et, al., 1998).

3.4.6 Uji Normalitas

untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistic. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang biasnaya disajikan dalam statsistik diskriptif dari hampir semua program statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :

Bila Nilai –z lebih besar dar nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nili kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan adalah nilai kritis sebesar ± 1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak pada tingkat signifikansi 0,05 (5%).

3.4.7 Multicollienarity dan Singularity

Uuntuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas dan singularitas dalam kombinas-kombinasi variabel, maka perlu mengamati determinan dari variabel kovarian sampelnya.Determinan yang benar-benar kecil mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga data tidak dapat digunakan untuk analisi yang sedang dilakukan.

3.4.8 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (Critical ratio) atau

p(Probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada

t tabel berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.

3.4.9 Pengujian model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approachto structural equational modeling (SEM) digunakan untuk menguji model yang diajukan.Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan sejumlah butir instrumentasi yang digunakan , dan keakuratan reabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two-step approach adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiapp konstruk menjadi sebuah indicator

summed-scale bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indicator tersebut distandarisasi (Z-scores) dengan mean = 0, deviasi gambar

= 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut

b. Menetapkan error (ɛ) dan Lambda (λ) terms, erros terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ2

dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali σ . Perhitungan construct reability (α) telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar (σ) dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistic SPSS. Setelah error (ɛ) dan lambda (λ) terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.4.10 Evaluasi Model

Pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan empiris. Jika model teoritis menggambarkan “ good fit ” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “ poor fit ” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “ good fit ” atau “poor fit”. Jadi, “ good fit ” mode. Atau l yang diuji sangat penting dalam menggunakan structural equational modeling.

Tabel 3.1 Goodness of Fit Indices

GOODNESS OF

FITNESS INDEX KETERANGAN CUT-OFF VAUE

X2 – Chi-square

Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data).

Diharapkan kecil, 1 s/d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability

Uji signifikansi terhadap

perbedaan matriks covariance data dan matriks

covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA

Mengkompensasikan

kelemahan Chi-square pada sampel besar.

≤ 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi (Analog dengan R2 dalam regresi berganda)

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan

terhadap DF

≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan

model

≤ 2,00 TLI

Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI

Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,95

Sumber : Hair et.al., (1998)

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihoodratio chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yang digunakan.Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih cukup 200), statistic chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik ata memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X2 semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji model yang sesuai dengan data atau yang fit terdapat data, maka yang dibuthkan justru sebuah nilai X2 yang kecil dan signifikan. X2 bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR OF APROXXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar.Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan model diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI – GOODNESS of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh kovarians natriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non-statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit

4. ADJUST GOODNESS of FIT INDEX

AGFI = GFI/df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah criteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians alam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diintepretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

5. CMIN/DF

Sebagai salah satu indicator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam ha ini CMNI/DF tidak lain adalah statistic chi-square, X2 dibagi DFnya sehingga disebut X2 relatif. Nilai X2 relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X2 relatif yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI – TUCKER LEWIS INDEKS

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.

Besaran index ini adalah rentang nilai sebesar 0-1, Dimana semakin mendekati 1, menidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model.Indeks CFI adalah identik dengan

Relatif Non Centrality Indeks (RNI).

3.5 KERANGKA MODEL PENELITIAN

Brand Extension (x) Brand Equity (y) Awareness  Similarity  Liking  Innovation  Popularity  Conviction  Nilai  Kepercayaan  Kinerja  Komitmen 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Pada tanggal 1 Maret 1938, pendiri dan sekaligus chairman Byung-Chull Lee memulai bisnis di Taegu, Korea dengan modal 30,000 won.Pada awalnya, bisnis kecil-kecilan Tuan Lee terutama bergerak di bidang ekspor barang dagangan, menjual ikan, sayur, dan buah-buahan kering dari Korea ke Manchuria dan Beijing. Namun hanya dalam waktu satu dekade, Samsung—yang secara harfiah berarti “tiga bintang" dalam Bahasa Korea—telah memiliki pabrik tepung dan pabrik gula sendiri, berikut mesin dan operasional penjualannya sendiri, dan akhirnya menjadi cikal-bakal sebuah perusahaan global modern yang saat ini masih tetap mengemban nama yang sama.Pada tahun 1970-an, Samsung meletakkan dasar-dasar strategis untuk pertumbuhan perusahaan di masa mendatang dengan cara berinvestasi di dalam industri berat, industri kimia, dan industri petrokimia.

Selama kurun waktu tersebut, perusahaan juga mengambil langkah untuk meningkatkan posisi persaingannya di sektor industri tekstil dunia, dengan menggabungkan proses produksi dari bahan mentah menjadi produk jadi. Hasilnya, banyak perusahaan baru didirikan termasuk Samsung Heavy Industries Company pada 1974, dan Samsung Shipbuilding dan Samsung Precision Company (kini

dikenal sebagai Samsung Techwin) di tahun 1977. Pertumbuhan besar-besaran lainnya untuk Samsung datang dari bisnis peralatan elektronik rumah tangga yang semakin meningkat. Samsung Electronics, yang kini telah menjadi produsen utama di pasar Korea, mulai mengekspor produk-produknya untuk pertama kalinya pada periode ini. Samsung juga memperoleh 50 persen saham Korea Semiconductor, yang selanjutnya memperkuat posisi Samsung Electronics sebagai pemimpin manufaktur semikonduktor.Bisnis teknologi inti Samsung mengalami diversifikasi dan dikembangkan secara global pada akhir 1970an dan awal 1980an.

Pada 1978, Samsung Semiconductor dan Samsung Electronics menjadi kesatuan yang terpisah.Samsung Aerospace Industries (kini Samsung Techwin) diluncurkan pada Februari 1987, dan Samsung berhasil mengembangkan teknologi angkasa luar dengan kecepatan tiada banding.Samsung juga memasuki bisnis pengembangan sistem, dengan mendirikan Samsung Data Systems pada tahun 1985 (kini dikenal sebagai Samsung SDS) yang menjadi pemimpin untuk Teknologi Informasi termasuk layanan integrasi sistem, manajemen sistem, konsultasi, dan jaringan. Fokus Samsung yang semakin meningkat pada teknologi menghasilkan didirikannya dua institut penelitian dan pengembangan perusahaan (R&D) yang membantu mengembangkan jangkauannya lebih jauh ke dalam elektronika, semikonduktor, chemical high polymer, genetic engineering, telekomunikasi optik, aerospace, dan bidang teknologi baru dari nanoteknologi untuk mengembangkan arsitektur jaringan. Pada 19 November 1987, Pendiri Samsung Byung-Chull Lee meninggal dunia setelah hampir lima puluh tahun memimpin perusahaan. Anak

laki-lakinya, Kun-Hee Lee menggantikannya sebagai Chairman baru. Selama periode ini, Samsung memiliki tantangan untuk me-restrukturisasi bisnis lama dan memasuki bisnis baru dengan tujuan untuk menjadi salah satu dari lima perusahaan elektronik teratas dunia.

Awal 1990an menghadirkan tantangan besar untuk bisnis teknologi tinggi.Merger, koalisi dan pembelian adalah hal biasa ketika persaingan dan konsolidasi semakin berkembang.Perusahaan ditekan untuk memikirkan kembali teknologi dan penawaran layanannya.Bisnis mulai melintasi perbatasan antarnegara dan perusahaan.Samsung membuka sebagian besar peluang ini dengan memfokuskan kembali strategis bisnisnya untuk merespon keinginan pasar dengan lebih baik.Pada pertengahan 1990an, Samsung merevolusi usahanya melalui dedikasi untuk membuat produk berkelas dunia, dengan memberikan kepuasan pelanggan sepenuhnya, dan menjadi perusahaan yang bersih – semua di bawah visi "kualitas adalah yang utama."Selama masa ini, 17 produk yang berbeda – mulai dari semikonduktor hingga monitor komputer, dari layar TFT-LCD hingga tabung gambar warna – melonjak menjadi produk lima terbesar untuk pangsa pasar dunia di setiap bidang produk, dan 12 lainnya mencapai peringkat teratas di bidangnya.

Menjadi nomer satu berarti juga menjalankan sejumlah kewajiban sosial korporasi, seperti kesejahteraan sosial, konservasi lingkungan, kegiatan kebudayaan, atau olah raga. Untuk tujuan tersebut, Samsung berpartisipasi aktif dalam pemasaran olah raga, dan merupakan hasil dari usaha yang sungguh-sungguh, pemimpin perusahaan, Kun-Hee Lee, terpilih sebagai anggota Komite Olimpiade Internasional -

International Olympic Committee (IOC) pada bulan Juli 1996, sangat meningkatkan kesan terhadap perusahaan sebagai kontributor utama di bidang atletik duniaMeskipun pada tahun 1997 terjadi krisis keuangan yang mempengaruhi hampir semua bisnis di Korea, Samsung menjadi salah satu perusahaan yang dapat terus tumbuh, berkat kepemimpinannya di bidang teknologi digital dan jaringan, dan konsentrasinya pada bidang elektronik, keuangan dan layanan terkait.

Samsung merespons krisis dengan mengurangi jumlah perusahaan afiliasi menjadi 45 (jumlah yang sesuai dengan aturan pada Peraturan Monopoli dan Hukum Perdagangan Bebas), mengurangi hampir 50.000 orang karyawan, menjual 10 unit bisnis, dan meningkatkan struktur keuangan, menurunkan rasio utang pada tahun1997 sebesar 365% menjadi 148% pada akhir tahun 1999. Era digital telah membawa perubahan – dan kesempatan – yang revolusioner bagi bisnis secara global, dan Samsung telah menjawabnya dengan teknologi yang canggih, produk yang kompetitif, dan inovasi yang konstan. Di Samsung, kami memandang setiap tantangan sebagai peluang dan kami yakin bahwa kami telah menempati posisi sempurna sebagai salah satu pemimpin yang diakui dunia di industri teknologi digital. Komitmen kami untuk menjadi yang terbaik di dunia telah membuat kami sebagai pemegang pangsa pasar global terbesar untuk tiga belas item di antara produk kami, termasuk semikonduktor, TFT-LCD, monitor dan ponsel CDMA. Dengan pandangan ke depan, kami telah membuat kemajuan bersejarah di bidang riset dan pengembangan lini semikonduktor, termasuk flash memori dan non-memori,

semikonduktor khusus pesanan, DRAM dan SRAM, dan juga memproduksi LCD yang terbaik di kelasnya, telepon seluler, peralatan digital, dan lebih banyak lagi.

4.1.2 Visi Perusahaan

Samsung dipandu oleh satu visi: memimpin pergerakan konvergensi digital. Kami meyakini bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, kami akan menemukan solusi yang kami perlukan untuk menghadapi tantangan hari esok. Teknologi membuka kesempatan—bagi bisnis untuk tumbuh, bagi warga negara di pasar yang

Dokumen terkait