• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.3. Loss function and Quality Level

3.3.4. Evaluasi Mutu dan Tolerans

Evaluasi quality level produk-produk dengan menggunakan pendekatan lossfunction dapat dilihat dalah tiga tipe toleransi yaitu:

Tipe toleransi ini banyak ditemui pada produk-produk teknologi seperti part/ komponen mesin-mesin, ukuran pakaian, dan lain-lain dimana ukuran nominal dibutuhkan. Pada produk-produk demikian dibutuhkan bilateral tolerance yaitu toleransi dua arah.

a. Jika toleransi dua arah sama besar digunakan simbol ±. Produser berupaya untuk mencapai target value dan variasi yang terjadi diupayakan pada titik yang minimum seperti terlihat pada Gambar 3.2

Sumber: Taguchi, G (1989)

Gambar 3.2 Value of the Functional Characteristic on N Type

b. Jika toleransi plus dan minus tidak sama besar digunakan simbol

dimana Δ1 dan Δ2 masing-masing adalah batas bawah dan batas atas toleransi. Besarnya loss yang disebabkan deviasi data y terhadap target value adalah seperti terlihat dalam Gambar 3.3

Sumber: Taguchi, G (1989)

2. The Smaller The Better (S Type)

Toleransi dengan tipe ini mengindikasi bahwa target value yang ideal ialah nol. Contoh yang tipikal untuk tipe toleransi ini adalah kandungan kotoran dalam suatu bahan misalnya dalam air minum, gangguan (noise factor) dalam sistem komunikasi, frekuensi kerusakan pada mesin dan lain-lain. Dalam sistem toleransi tipe The Smaller The better, characteristic value adalah y≥0 dengan target value m=0 sedangkan batas atas (upper limit tolerance) adalah

Δ seperti terlihat pada Gambar 3.4

Sumber: Taguchi, G (1989)

Gambar 3.4 Value of the Functional Characteristic on N Type (Target

Value m=0)

Quality level (loss function) diestimasi dengan menggunakan pendekatan berikut:

L = v2

AQL =

3. The Larger The Better (L Type)

Tipe toleransi ini mengindikasikan bahwa makin besar ukuran di atas target value makin tinggi mutu dari produk tersebut. Produk-produk yang terkait dengan tipe toleransi The Larger The Better ialah produk yang membutuhkan daya dukung tinggi, efisiensi tinggi dan lain-lain. Dalam tipe ini, character value adalah y≥0, batas toleransi terendah ialah Δ serta target value idealnya

ialah m = + ∞. Besarnya kerugian akibat karakteristik produk dibawah batas

toleransi ialah A. Quality level atau loss function dalam tipe toleransi ini adalah seperti terlihat pada Gambar 3.5

Sumber: Taguchi, G (1989)

Gambar 3.5 Value of the Functional Characteristic on N Type (Target

Value m=0)

Misalkan characteristic value y ditransformasi menjadi z dimana z = dan z

≥0 serta target value m = 0. Batas atas toleransi ialah 1/Δ. Dengan demikian, loss function adalah sebagai berikut:

Dimana v2 = Σ(z-m)2

v2 = Σ(z)2

3.4 Prinsip Ekonomi Gerakan

Di dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja untuk memperoleh metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Prinsip ekonomi gerakan ini dapat dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah proses kerja dan juga untuk kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu proses ke proses kerja yang lainnya. (Lawrence, 2000: 117).

1. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia:

a. Sebaiknya kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan.

b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat.

c. Gerakan tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah.

d. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

e. Hindari gerakan yang menyebabkan perubahan arah karena akan menghabiskan waktu yang lebih banyak.

f. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada satu bidang tanpa perlu mengubah fokus.

2. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung: a. Sebaiknya badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.

b. Tempatkan bahan-bahan dan fasilitas kerja ditempat yang mudah dan cepat untuk dicapai.

c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil.

d. Mekanisme yang baik untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang.

e. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan teratur sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan terbaik.

f. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan.

g. Tipe tinggi kursi harus dirancang sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya memiliki postur yang baik dan nyaman.

h. Tata letak fasilitas kerja sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi kerja yang baik.

3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan:

a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan dengan kaki dapat ditingkatkan.

b. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari satu kegunaan.

c. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan.

d. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.

3.5 Studi Gerakan

Studi gerakan adalah analisa terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk mengurangi atau menghilangkan gerakan yang kurang efektif agar mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif (Lawrence, 2000:208).

Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang ada, terlebih dahulu mengetahui gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan kode dari gerakan-gerakan dasar kerja yang dikenal dengan

nama THERBLIG. Di sini Frank dan Lilian Gilberth menguraikan gerakan- gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs, ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Lambang-lambang Therblig

Nama Therblig Lambang

Mencari (Search) SH

Memilih (Select) ST

Memegang (Grasp) G

Menjangkau (Reach) Re

Membawa (Move) M

Memegang untuk memakai (Hold) H

Melepas (Release Load) Rl

Pengarahan (Position) P

Pengarahan sementara (Preposition) PP

Memeriksa (Inspection) I

Merakit (Assembly) A

Lepas rakit (Disassembly) DA

Memakai (Use) U

Kelambatan yang tak dapat dihindarkan Ud

Kelambatan yang bisa dihindarkan (Avoidable

Delay) Ad

Merencanakan (Plan) Pn

Istirahat untuk menghilangkan fatique R

Dokumen terkait