• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN IPE

Dalam dokumen INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) (Halaman 65-68)

Penyelenggaraan IPE Teori secara umum berjalan dengan baik, namun demikian masih ditemukan kekurangan. Berikut ini disajikan kelebihan dan kekurangan serta masukan mahasiswa terhadap penyelenggaran IPE teori yaitu:

a. Kelebihan dari proses pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya.

1) Mahasiswa memiliki kesempatan lebih memahami dan mendapat gambaran terkait praktik kolaborasi dengan jurusan lain.

2) Mahasiswa memiliki kesempatan belajar ilmu dari Prodi Kesehatan lain dan teman-teman yang lebih banyak.

3) Pembelajaran IPE sangat efektif dan baik sekali dilaksanakan dimasa pandemi ini karena mahasiswa dapat menjalin kolaborasi bersama, belajar bersama antar profesi tentunya juga dapat menambah ilmu selama pembelajaran di rumah.

4) Sistem pembelajaran terintegrasi dalam segenap aspek profesi Kesehatan, dan mahasiswa dapat mengenal lebih dalam profesi kesehatan lainnya.

5) Mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan bisa berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah dengan bidang lainnya.

b. Kekurangan dari proses pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya.

1) Kurang efektif karena waktu yang berlangsug terlalu lama dan tidak tersedia fitur break-room zoom.

2) Pada beberapa pertemuan teori terdapat materi yang terlalu banyak/padat dalam satu kali pertemuan (100 menit).

3) Salah satu kendala pembelajaran daring adalah masalah pada koneksi internet dan keterbatasan paket internet, sehingga mahasiswa tidak tuntas mengikuti pembelajaran.

4) Pelaksanaan waktu PBM melalui zoominar terkadang tidak tepak waktu dikarenakan ketidakdisiplinan ataupun kendala jaringan internet.

5) Pembelajaran daring melalui zoominar kurang efektif dan bisa kurang menarik, jika dalam rentang waktu yang terlalu lama ataupun bersifat searah dari dosen/fasilitator diskusi kelompok.

c. Faktor Penunjang Pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya.

1) Materi/bahan ajar berupa modul yang sudah ber-ISBN, dan materi ajar tiap dosen tersedia di LMS Ning-baya.

2) Media Zoom dari tim webinar Poltekkes Kemenkes Surabaya.

3) Belajar bersama 6 jurusan/profesi Kesehatan lain.

4) Pemateri/fasilitator merupakan dosen yag tersertifikasi dan/atau berpengalaman.

5) Jaringan internet stabil pada lokasi kampus Poltekkes Kemnekes Surabaya.

6) Bantuan dana kuota internet, terutama bagi mahasiswa.

d. Faktor penghambat proses pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya.

1) Keterbatasan sarana dan prasarana mahasiswa (laptop/gawai) dalam mengikuti sesi kuliah bersama secara daring. Beberapa mahasiswa tidak memiliki laptop secara pribadi untuk digunakan sendiri, sehingga saat waktunya bersamaan dengan kebutuhan anggota keluarga lainnya yang harus juga mengikuti PBM daring, mahasiswa terpaksa menggunakan gawai yang kurang memadai untuk pembelajaran.

2) Kuota internet mahasiswa yang kurang memadai, tempat tinggal yang jauh dari kota atau sumber jaringan internet, sehingga mahasiswa mengalami kendala berupa keluar-masuk aplikasi zoom.

3) Penggunaan aplikasi zoom yang dapat menyebabkan pembelajaran kurang focus, dan waktu memanjang jika ada kendala sinyal.

4) Pembelajaran luring belum dapat dilakukan secara sepenuhnya, sehingga kontak langsung/keterikatan/partisipasi aktif antar anggota kelompok untuk diskusi belum maksimal.

5) Jaringan internet yang tidak memadai dapat menyebabkan penggunaan paket kuota lebih banyak/mahal.

e. Upaya perbaikan yang perlu dilakukan untuk proses pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya selanjutnya

1) Penyediaan fitur break-room setiap pergantian pemateri dan waktu sholat (ashar) 2) Penambahan satuan biaya bantuan subsidi kuota bagi mahasiswa

3) Penggunaan media/aplikasi yang lebih bervariatif, misal video, unggah video pembelajaran melalui youtube, dll.

4) Pembelajaran IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya juga tersedia melalui unggahan youtube dapat mengurangi hambatan pembelajaran, bisa diakses ulang tanpa keterikatan

67

waktu/jadual, dan menjadi alternatif untuk pengulangan belajar mahasiswa yang belum memahami secara maksimal.

2. Evaluasi Penyelenggaran PKL Tematik IPE

Penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tematik IPE Praktek secara umum berjalan dengan baik, namun demikian masih ditemukan kekurangan. Berikut ini disajikan kelebihan dan kekurangan serta masukan mahasiswa terhadap penyelenggaran PKL Tematik IPE sebgai berikut:

a. Kelebihan dari PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya

1) Setiap mahasiswa dari tiap profesi yang berbeda (6 jurusan/profesi) dapat memahami peran dan tanggung jawab masing masing profesi dalam penanganan klien.

2) Mahasiswa mampu mengolah kerjasama tim sebagai bentuk latihan sebelum terjun di dunia pekerjaan secara nyata.

3) PKL tematik IPE dapat melatih mental dan skill mahasiswa dari masing-masing profesi.

4) PKL tematik IPE sebagai media promosi untuk almamater kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya

b. Kekurangan dari PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya

1) Keterbatasan mobilisasi mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan (DPL) selama pandemi, sehingga membuat intensitas pertemuan daring menjadi berjarak.

2) Kadang terjadinya hambatan/kesalahpahaman komunikasi tidak langsung antara dosen dengan mahasiswa, maupun mahasiswa dengan mahasiswa.

3) Terkadang muncul perbedaan pendapat dan pemahaman akibat perbedaan persepsi/sudut pandang terhadap kasus keluarga yang ditangani, dan akhirnya menyebabkan perselisihan antara profesi.

c. Faktor penunjang PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya

1) Bahan ajar berupa Panduan PKL Tematik IPE (sedang proses ISBN), materi ajar langkah-langkah penanganan kasus IPE, dan hasil penugasan kelompok pada TM 4-7 (simulasi penanganan kasus IPE) tersedia di LMS Ning-baya.

2) Media Zoom dari tim webinar Poltekkes Kemenkes Surabaya.

3) Belajar bersama 6 jurusan/profesi Kesehatan lain.

4) Dosen pembimbing lapangan merupakan dosen yag tersertifikasi dan/atau berpengalaman.

5) Ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang bisa digunakan untuk keperluan praktek lapanngan

6) Jaringan internet stabil pada lokasi kampus Poltekkes Kemnekes Surabaya.

7) Bantuan dana kuota internet, terutama bagi mahasiswa.

8) Terjalinnya kerjasama dan komunikasi tim DPL PKL dan mahasiswa d. Faktor penghambat PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya

1) Kesulitan dalam mencari keluarga binaan, karena beberapa wilayah belum meiliki MOU dengan Poltekkes Kemenkes Surabaya, dan yang tersedia adalah MOU dengan instasi terkait lainnya secara tidak langsung (misal MOU Polkesbaya dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).

2) Proses pengusulan dan pengurusan surat ijin atau surat tugas harus di inisiasi dari mahasiswa dahulu, bukan dari panitia IPE.

3) Pendanaan kegiatan mengalami kesulitan karena ditanggung mahasiswa dahulu dan karena pandemi sedikit ada kendala dalam pengumpulan bukti penggunaan dana stimulan sesuai intervensi tiap kelompok.

4) Kadang terjadinya hambatan/kesalahpahaman dalam komunikasi tidak langsung antara dosen dengan mahasiswa, maupun mahasiswa dengan mahasiswa saat diskusi/komunikasi/koordinasi melalui group whatsapp.

e. Upaya perbaikan yang perlu dilakukan untuk proses PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya selanjutnya

1) Fokus sasaran PKL masih belum jelas diarahkan ke kuarga atau komunitas karena di laporan menyertakan data komunitas padahal hanya berbasis keluarga

2) Perbaikan alur penerbitan surat ijin atau surat tugas

3) Sosialisasi yang lebih baik pada tim DPL terkait bagaimana alur IPE dan cara kerjanya.

Sosialisasi lebih focus pada contoh nyata pelaksanaan IPE di lapangan/IPC, sehingga kebingungan/perbedaan pemahaman terkait IPE/IPC dapat diminimalkan.

P. PENGENDALIAN PELAKSANAAN IPE

Dalam dokumen INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) (Halaman 65-68)

Dokumen terkait