PKL tematik IPE berbasis keluarga, One Group Three Family (OGTF) merupakan keterpaduan dharma Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat. Program wajib yang bersifat co-kurikuler pada semua jurusan/prodi (SYARAT WISUDA). Sebagai kegiatan infrastruktur dilaksanakan dengan penempatan mahasiswa dari suatu Tingkat studi tertentu dengan kesatuan-kesatuan antardisiplin illmu pengetahuan (interdisiplin) di wilayah yang meliputi sejumlah desa untuk waktu tertentu selama masa PKL berlangsung. Misi utama PKL IPE OGTF turut menggerakkan masyarakat dalam pembangunan di bidang kesehatan melalui berbagai kegiatan.
C. PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN IPE 1. Interdisipliner/IPE/IPC dan Lintas sektoral 2. Komprehensif
3. Berdimensi luas dan praktis 4. Partisipasi aktif masyarakat
D. TUJUAN PEMBELAJARAN IPE 1. Tujuan Umum
a) Mahasiswa, dosen dan semua yang terlibat pengembangan diri pribadi di masyarakat dan lingkungannya secara akademik
b) Penerapan kegiatan akademik di Poltekkes Surabaya agar Iebih relevan pembangunan dan pengembangan masyarakat khususnya di bidang kesehatan.
c) Pengabdian pada masyarakat yang sedang membangun, sehingga nantinya masyarakat itu sendiri dapat lebih mandiri dan bukan untuk dilayani.
d) Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) yang diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat.
e) Melatih dan mengembangkan soft-skill dan karakter mahasiswa.
f) Melatih mahasiswa untuk memahami kondisi masyarakat khususnya di lokasi PKL, sehingga mahasiswa memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat.
9
g) Menyiapkan calon pemimpin bangsa yang berpihak kepada kejujuran, keadilan, dan kebenaran.
2. Tujuan Khusus
a) Memberi pengalaman mahasiswa menyiapkan diri dalam menjalankan profesinya bekerjasama dengan profesi lain dalam pemberdayaan kehidupan bermasyarakat.
b) Mendewasakan kepribadian dan memperluas wawasan mahasiswa dalam praktik kolaborasi interprofesi (IPE)
c) Membekali mahasiswa kemampuan praktik kolaborasi interprofesi (IPE) dalam pendekatan di masyarakat (One Group Three Family)
d) Meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa.
e) Melaksanakan terapan Ipteks, secara teamwork dan interdisipliner (interprofessional education) kepada masyarakat.
f) Melatih dan menanamkan nilai kepribadian mahasiswa:
1) Nasionalisme
2) Keuletan, etos kerja dan tangung jawab 3) Kemandirian, kepemimpinan
4) Menanamkan jiwa peneliti 5) Eksploratif dan analisis
6) Mendorong learning community dan learning society.
7) Melaksanakan Interprofessional Education/Colaboration
g) Melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah pembangunan di masyarakat, serta menggali berbagai kondisi masyarakat sebagai umpan balik (feed back) bagi Poltekkes dalam pengembangan tridharma perguruan tinggi.
h) Melatih mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi suatu program di masyarakat secara Interprofessional Education
E. KHALAYAK SASARAN PEMBELAJARAN IPE
Sasaran pembelajaran IPE adalah Mahasiswa Semester VII Prodi Diploma IV seluruh Poltekkes Kemenkes Surabaya dari 5 Jurusan (Kebidanan, Sanitas, TLM, TEM, TGM). Masyarakat umum mulai pranata sosial yang kecil (keluarga, RT, RW, Lingkungan, dan desa/kelurahan), peran serta masyarakat industri dan serta pemerintah daerah.
F. MANFAAT
Pembelajaran IPE ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa, masyarakat dan pemerintah daerah, perguruan tinggi sebagai berikut:
1. Mahasiswa
a. Memperdalam pengertian terhadap cara berfikir dan bekerja secara interprofesional sehingga
b. Menghayati adanya ketergantungan kaitan dan kerjasama antar sektor.
c. Memperdalam pengertian dan penghayatan terhadap pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari bagi pelaksanaan pembangunan.
d. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa terhadap seluk-beluk keseluruhan dari masalah pembangunan dan perkembangan masyarakat.
e. Mendewasakan cara berfikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah secara pragmatis ilmiah.
f. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untukmela ksanakan pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara interdisilipliner atau antar sektor.
g. Membina mahasiswa menjadi motivator, dinamisator dan problem solver.
h. Memberikan pengalaman belajar sebagai kader pembangunan sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta terhadap kemajuan masyarakat.
i. Mendapat pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan, merumuskan dan memecahkan masalah secara langsung akan lebih menumbuhkan sifat profesionalisme pada diri mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian, tanggung jawab maupun rasa kesejawatan.
2. Masyarakat, Mitra dan Pemerintah Daerah
a. Memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
b. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan dan melaksanakan pembangunan
c. Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan
d. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan
e. Memanfaatkan bantuan pemikiran mahasiswa dalam melaksanakan program dan proyek pembangunan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
f. Memajukan institusi
g. Menjadikan dunia industri sebagai subyek transfer knowledge melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
11
h. Terbentuknya link and mach antara dunia pendidikan tinggi dengan dunia usaha/industry sebagai stakeholder.
i. Terciptanya sinergitas dalam penerapan inovasi baru bagi kalangan dunia industri sebagai alternatif dalam pemecahan masalah.
j. Dapat membantu dunia industri dalam mengatasi masalah administratif maupun yang bersifat managerial.
k. Mengembangkan dan memajukan industri.
G. TATALAKSANA PENGELOLAAN
PKL Tematik menjadi intrakurikuler pendidikan tinggi dan merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa Program (D3/D4). Status PKL Tematik di Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam satuan kurikulum dikategorikan sebagai mata kuliah tersendiri yang dilaksanakan setelah mahasiswa memperoleh sekurang-kurannya 118-120 SKS (Satuan Kredit Semester).
Program PKL ini termuat dalam kurikulum program D3/D4 termasuk kelompok mata kuliah umum (MKU) dengan bobot 3 (1-2) SKS. Besarnya beban akademik ini diperoleh dari perhitungan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam pelaksanaan PKL sebagai berikut:
a. Tahap PBM Teori termasuk pembekalan (Setara 1 SKS)
Mahasiswa diwajibkan secara berkelompok mengikuti PBM teori melalui metode Daring.
b. Tahap Pelaksanaan (Setara 2 SKS)
Mahasiswa diwajibkan melakukan semua kegiatan yang direncanakan bersama-sama kelompok masyarakat atau sasaran di lokasi PKL serta membuat laporan harian, mingguan dan laporan akhir. Tahap pelaksanaan ini sebesar 2 SKS dengan lama waktu pelaksanaan setara 80 jam yang setara dengan 10 (sepuluh) hari atau 2 minggu.
H. PENJABARAN POKOK BAHASAN
T M ke
Tanggal Kemampuan Akhir Yg Diharapkan/
CP
Bahan Kajian (Materi Ajar)
Metode pembela jaran
Dosen Hosting
(Media)
Fasilitas hosting Poltekkesbaya
T M ke
Tanggal Kemampuan Akhir Yg Diharapkan/
CP
Bahan Kajian (Materi Ajar)
Metode pembela jaran
Dosen Hosting
(Media) konsep IPE
Konsep IPE 1. Latar
belakang 2. Pengetia
n
Fasilitas hosting Poltekkesbaya an tentang konsep kerjasama tim dalam praktik kolaborasi 1. Kerjasama
antar profesi 2. Peran tim
(team roles) dalam lingkup pembelajara n antar profesi dan praktik profesi dan praktik kolaborasi 4. Strategi
dalam Wibrata, SST., M.Kes.
Fasilitas hosting Poltekkesbaya dalam praktik kolaborasi 1. Pengertian
komunikasi 2.
Faktor-faktor yang mempengar uhi
komunikasi interprofesi 3. Mendengar
kan secara
Kuliah, Wibrata, SST., M.Kes.
Fasilitas hosting Poltekkesbaya Moderator&Co-host:
Co-host &
moderator: lain dalam kolaborasi antar profesi
15 %
13
T M ke
Tanggal Kemampuan Akhir Yg Diharapkan/
CP
Bahan Kajian (Materi Ajar)
Metode pembela jaran
Dosen Hosting
(Media) opini dari anggota tim 4. Umpan antar profesi dalam praktik kolaborasi
Domain etika/nilai dalam praktik kolaborasi 1. Nilai-nilai / etik antar profesi
a. Pengertian b.
etik dalam kolaborasi 3. Prinsip
nilai-nilai / etik
(kebidanan) 2. Dr. Dwi 7. Taufiqurrah
man, SKM., MPH. (gizi)
Fasilitas hosting Poltekkesbaya dan profesi orang lain
15 %
Domain peran dan tanggung jawab profesi dalam praktik kolaborasi 1. Peran dan
tanggung jawab antar profesi
Fasilitas hosting Poltekkesbaya jawab dari profesi yang dimiliki dan profesi orang lain
15 %
T M ke
Tanggal Kemampuan Akhir Yg Diharapkan/
CP
Bahan Kajian (Materi Ajar)
Metode pembela jaran
Dosen Hosting
(Media) 2. Kompetensi
peran dan tanggung jawab antar profesi 3. Indikator
perilaku dari kompetensi
a. Mengenal istilah / kata kata baru b. identifikasi
fakta c. Identifikasi
masalah utama d. Merumus
kan masalah e. Identifikasi
data tambahan f. Learning
issues yang mungkin terjaring g. Analisis
masalah h. Hipotesis 2. dentifikasi
solusi/pena nganan (masing-masing profesi) dan Identifikasi Wibrata, SST., M.Kes.
Fasilitas hosting Poltekkesbaya
15
T M ke
Tanggal Kemampuan Akhir Yg Diharapkan/
CP
Bahan Kajian (Materi Ajar)
Metode pembela jaran
Dosen Hosting
(Media) kerjasama &
PHBS Thohari, ST., M.MKes.
(kesling)
Fasilitas hosting Poltekkesbaya
Fasilitas hosting Poltekkesbaya
Kasus safety &
cidera
Fasilitas hosting Poltekkesbaya 2. Hadi Suryono,
ST., MPPM. maternitas &
anak Ervi Husni, S.Kep., Ns.,
Fasilitas hosting Poltekkesbaya Pengarahan &
Persiapan IPE praktek
1. Dr. Dwi Ananto Wibrata, SST., M.Kes.
2. Taufiqurrah man, SKM, MPH.
3. Tim IPE Polkesbaya
Fasilitas hosting Poltekkesbaya
T M ke
Tanggal Kemampuan Akhir Yg Diharapkan/
CP
Bahan Kajian (Materi Ajar)
Metode pembela jaran
Dosen Hosting
(Media) menerapkan interprofesio al education dalam manajemen kasus
a. Mengenal istilah / kata kata baru b. identifikasi
fakta c. Identifikasi
masalah utama d.
Merumuska n masalah e. Identifikasi
data tambahan f. Learning
issues yang mungkin terjaring g. Analisis
masalah h. Hipotesis 2. Identifikasi
solusi/pena nganan (masing-masing profesi) dan Identifikasi
I. KEGIATAN PKL TEMATIK IPE
a. Mahasiswa terbagi dalam 10 kelompok yang terdiri dari 6 (enam) jurusan atau prodi (daftar kelompok & DPL terlampir).
b. Kelompok melakukan survey keluarga melalui aparat wilayah terkait (RW atau RT atau kader Kesehatan).
17
c. Dari hasil survey, dipilih 3 pasien dari 3 keluarga yang rentan/berisiko atau sedang mangalami masalah Kesehatan. Tiga keluarga tersebut akan diintervensi secara bersama sama interprofessional (IPE/IPC), serta dibuatkan Planning of Action (POA).
d. Kelompok melakukan pengkajian kesehatan keluarga, menetapkan masalah kesehatan, menyusun POA, melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah menggunakan langkah-langkah manajemen kasus IPE, serta melakukan evaluasi kegiatannya. Hasil pengkajian keluarga serta POA disusun melalui rapat koordinasi kelompok, serta dikonsultasikan kepada pembimbing lapangan. Laporan kegiatan dipresentasikan kepada pembimbing lapangan tiap kelompok.
e. Semua kegiatan dilaporakan dalam laporan PKL Tematik IPE tahun 2021 (hard-file dan video kegiatan) sesuai dengan format yang ditentukan panitia.
J. Surat keputusan Direktur Terkait Palaksanaan Pembelajaran IPE D4 Tahun 2021 1. SK penetapan PBM IPE Ganjil TA. 2021-2022
19
2. SK Panitia Persiapan PBM IPE
21
3. SK Tim Pengajar Pembelajaran Teori IPE
23
4. SK Tim Pembimbing PKL IPE
25
K. RPS IPE Ganjil TA. 2021-2022
27
29
31
Jadwal Moving Class PBM IPE 2021
L. EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi pembelajaran berdasarkan besaran komposisi SKS antara pembeljaran teori dan praktek lapangan ditetapan sebagai berikut:
1. Penilaian teori (40%) a. Ujian Tulis (25 %)
b. Penugasan & Diskusi (50 %) 2. Penilaian praktek (60%)
a. Kerjasama : 20 % b. Komunikasi : 20 % c. Etika & nilai : 20 % d. Peran & tanggung jawab: 20 % e. Laporan PKL : 20%
Hasil evaluasi pembelajaran mahasiswa sesuai komposisi penilaian terlampir.
Beberapa format/lembar penilaian yang digunakan pada proses evaluasi diantaranya sebagi berikut:
33
35
M. DOKUMENTASI PBM
1) PBM TM 1 (13 Juli 2021, Pk. 13.00-15.00 WIB)
37
39
2) PBM TM 2 (14 Juli 2021, Pk. 13.00-15.00 WIB)
41
3) PBM TM 3 (15 Juli 2021, Pk. 13.00-15.00 WIB)
43
45
4) PBM TM 4 (23-07-2021, Pk. 13.00-15.00 WIB)
47
49
5) PBM TM 5 (30-07-2021, Pk. 13.00-15.00 WIB)
51
53
55
6) PBM TM 6 (04-08-2021 Pk. 13.00-15.00 WIB)
57
59
7) PBM TM 7 (06-08-2021 pk. 13.00-15.00)
61
63
N. PELAKSANAAN PKL Tematik IPE (Blanded Learning/Daring dan Luring)
Pelaksanaan kuliah praktek secara daring dan luring dilaksanakan melalui 2 tahapan sbb:
1. Persiapan lapangan, Persipan lapangan dilaksanakan tanggal 2-13 Agustus 2021. Adapun kegiatannya sbb:
a. Rapat pertemuan membahas pelaksanaan PKL Tematik 2021.
b. Membentuk Panitia PKL Tematik 2021 pada setiap kelompok.
c. Melakukan apersepsi kepada pihak Puskesams/Desa/RW/RT, jika diperlukan.
d. Melakukan rapat panitia untuk menjelaskan tugas dan fungsi dalam kegiatan PKL berlangsung serta menyiapkan semua keperluan untuk mendukung pelaksanaan PKL.
e. Melaksanakan rapat dengan DPL untuk menjelaskan cara kerja DPL dalam membimbing mahasiswa dengan konsep one group three family.
65
f. Survei lokasi wilayah yang dijadikan tempat pelaksanaan PKL Tematik 2021, yang bertujuan untuk kesiapan desa/RW/RT dan keluarga yang akan dipilih.
g. Pembekalan bagi DPL tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan DPL dalam membimbing mahasiswa PKL dengan konsep IPE one group three family dapat dengan baik.
h. Persiapan peserta melalui pemberian materi IPE dan pembekalan PKL Tematik IPE 2021.
Pembelajaran IPE teori dilaksanakan tiap hari sabtu mulai dari tanggal 13 Juli – 6 Agustus 2021 (14 TM, @ 50 menit). Pembekalan PKL Tematik IPE 2021 dilaksanakan pada saat pembukaan PKL Tematik IPE pada tanggal 16 Agustus 2021.
2. Pelaksanaan
PKL Tematik 2021 dilaksanakan dari tanggal 16-28 Agustus 2021, dengan rincian kegiatannnya sebagai berikut:
a. Pengarahan PKL Tematik IPE secara daring diikuti seluruh peserta IPE pada tanggal 16 Agustus 2021.
b. Acara pembukaan dan koordinasi masing-masing kelompok pada tanggal 16 Agustus 2021.
c. Persiapan dan pengumpulan data keluarga binaan, pengolahan data dan perencanaan (penyusunan POA & media) pada tanggal 17-20 Agustus 2021.
d. Intervensi dan kunjungan rumah keluarga binaan oleh kelompok (menerapkan protocol kesehatan) pada tanggal 21-25 Agustus 2021.
e. Evaluasi/terminasi kegiatan, penyusunan laporan dan video PKL, dan presentasi laporan (daring) pada tanggal 25-27 Agustus 2021.
f. Penutupan kegiatan PKL Tematik IPE pada tanggal 28 Agustus 2021.
g. Penyelesaian laporan PKL Tematik IPE dan video PKL yang diunggah di LMS Ning-baya tanggal 4 September 2021.
O. EVALUASI PELAKSANAAN IPE 1. Evaluasi Penyelenggaraan IPE Teori
Penyelenggaraan IPE Teori secara umum berjalan dengan baik, namun demikian masih ditemukan kekurangan. Berikut ini disajikan kelebihan dan kekurangan serta masukan mahasiswa terhadap penyelenggaran IPE teori yaitu:
a. Kelebihan dari proses pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya.
1) Mahasiswa memiliki kesempatan lebih memahami dan mendapat gambaran terkait praktik kolaborasi dengan jurusan lain.
2) Mahasiswa memiliki kesempatan belajar ilmu dari Prodi Kesehatan lain dan teman-teman yang lebih banyak.
3) Pembelajaran IPE sangat efektif dan baik sekali dilaksanakan dimasa pandemi ini karena mahasiswa dapat menjalin kolaborasi bersama, belajar bersama antar profesi tentunya juga dapat menambah ilmu selama pembelajaran di rumah.
4) Sistem pembelajaran terintegrasi dalam segenap aspek profesi Kesehatan, dan mahasiswa dapat mengenal lebih dalam profesi kesehatan lainnya.
5) Mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan bisa berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah dengan bidang lainnya.
b. Kekurangan dari proses pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya.
1) Kurang efektif karena waktu yang berlangsug terlalu lama dan tidak tersedia fitur break-room zoom.
2) Pada beberapa pertemuan teori terdapat materi yang terlalu banyak/padat dalam satu kali pertemuan (100 menit).
3) Salah satu kendala pembelajaran daring adalah masalah pada koneksi internet dan keterbatasan paket internet, sehingga mahasiswa tidak tuntas mengikuti pembelajaran.
4) Pelaksanaan waktu PBM melalui zoominar terkadang tidak tepak waktu dikarenakan ketidakdisiplinan ataupun kendala jaringan internet.
5) Pembelajaran daring melalui zoominar kurang efektif dan bisa kurang menarik, jika dalam rentang waktu yang terlalu lama ataupun bersifat searah dari dosen/fasilitator diskusi kelompok.
c. Faktor Penunjang Pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya.
1) Materi/bahan ajar berupa modul yang sudah ber-ISBN, dan materi ajar tiap dosen tersedia di LMS Ning-baya.
2) Media Zoom dari tim webinar Poltekkes Kemenkes Surabaya.
3) Belajar bersama 6 jurusan/profesi Kesehatan lain.
4) Pemateri/fasilitator merupakan dosen yag tersertifikasi dan/atau berpengalaman.
5) Jaringan internet stabil pada lokasi kampus Poltekkes Kemnekes Surabaya.
6) Bantuan dana kuota internet, terutama bagi mahasiswa.
d. Faktor penghambat proses pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya.
1) Keterbatasan sarana dan prasarana mahasiswa (laptop/gawai) dalam mengikuti sesi kuliah bersama secara daring. Beberapa mahasiswa tidak memiliki laptop secara pribadi untuk digunakan sendiri, sehingga saat waktunya bersamaan dengan kebutuhan anggota keluarga lainnya yang harus juga mengikuti PBM daring, mahasiswa terpaksa menggunakan gawai yang kurang memadai untuk pembelajaran.
2) Kuota internet mahasiswa yang kurang memadai, tempat tinggal yang jauh dari kota atau sumber jaringan internet, sehingga mahasiswa mengalami kendala berupa keluar-masuk aplikasi zoom.
3) Penggunaan aplikasi zoom yang dapat menyebabkan pembelajaran kurang focus, dan waktu memanjang jika ada kendala sinyal.
4) Pembelajaran luring belum dapat dilakukan secara sepenuhnya, sehingga kontak langsung/keterikatan/partisipasi aktif antar anggota kelompok untuk diskusi belum maksimal.
5) Jaringan internet yang tidak memadai dapat menyebabkan penggunaan paket kuota lebih banyak/mahal.
e. Upaya perbaikan yang perlu dilakukan untuk proses pembelajaran IPE mahasiswa D4 Poltekkes Kemenkes Surabaya selanjutnya
1) Penyediaan fitur break-room setiap pergantian pemateri dan waktu sholat (ashar) 2) Penambahan satuan biaya bantuan subsidi kuota bagi mahasiswa
3) Penggunaan media/aplikasi yang lebih bervariatif, misal video, unggah video pembelajaran melalui youtube, dll.
4) Pembelajaran IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya juga tersedia melalui unggahan youtube dapat mengurangi hambatan pembelajaran, bisa diakses ulang tanpa keterikatan
67
waktu/jadual, dan menjadi alternatif untuk pengulangan belajar mahasiswa yang belum memahami secara maksimal.
2. Evaluasi Penyelenggaran PKL Tematik IPE
Penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tematik IPE Praktek secara umum berjalan dengan baik, namun demikian masih ditemukan kekurangan. Berikut ini disajikan kelebihan dan kekurangan serta masukan mahasiswa terhadap penyelenggaran PKL Tematik IPE sebgai berikut:
a. Kelebihan dari PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya
1) Setiap mahasiswa dari tiap profesi yang berbeda (6 jurusan/profesi) dapat memahami peran dan tanggung jawab masing masing profesi dalam penanganan klien.
2) Mahasiswa mampu mengolah kerjasama tim sebagai bentuk latihan sebelum terjun di dunia pekerjaan secara nyata.
3) PKL tematik IPE dapat melatih mental dan skill mahasiswa dari masing-masing profesi.
4) PKL tematik IPE sebagai media promosi untuk almamater kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya
b. Kekurangan dari PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya
1) Keterbatasan mobilisasi mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan (DPL) selama pandemi, sehingga membuat intensitas pertemuan daring menjadi berjarak.
2) Kadang terjadinya hambatan/kesalahpahaman komunikasi tidak langsung antara dosen dengan mahasiswa, maupun mahasiswa dengan mahasiswa.
3) Terkadang muncul perbedaan pendapat dan pemahaman akibat perbedaan persepsi/sudut pandang terhadap kasus keluarga yang ditangani, dan akhirnya menyebabkan perselisihan antara profesi.
c. Faktor penunjang PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya
1) Bahan ajar berupa Panduan PKL Tematik IPE (sedang proses ISBN), materi ajar langkah-langkah penanganan kasus IPE, dan hasil penugasan kelompok pada TM 4-7 (simulasi penanganan kasus IPE) tersedia di LMS Ning-baya.
2) Media Zoom dari tim webinar Poltekkes Kemenkes Surabaya.
3) Belajar bersama 6 jurusan/profesi Kesehatan lain.
4) Dosen pembimbing lapangan merupakan dosen yag tersertifikasi dan/atau berpengalaman.
5) Ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang bisa digunakan untuk keperluan praktek lapanngan
6) Jaringan internet stabil pada lokasi kampus Poltekkes Kemnekes Surabaya.
7) Bantuan dana kuota internet, terutama bagi mahasiswa.
8) Terjalinnya kerjasama dan komunikasi tim DPL PKL dan mahasiswa d. Faktor penghambat PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya
1) Kesulitan dalam mencari keluarga binaan, karena beberapa wilayah belum meiliki MOU dengan Poltekkes Kemenkes Surabaya, dan yang tersedia adalah MOU dengan instasi terkait lainnya secara tidak langsung (misal MOU Polkesbaya dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).
2) Proses pengusulan dan pengurusan surat ijin atau surat tugas harus di inisiasi dari mahasiswa dahulu, bukan dari panitia IPE.
3) Pendanaan kegiatan mengalami kesulitan karena ditanggung mahasiswa dahulu dan karena pandemi sedikit ada kendala dalam pengumpulan bukti penggunaan dana stimulan sesuai intervensi tiap kelompok.
4) Kadang terjadinya hambatan/kesalahpahaman dalam komunikasi tidak langsung antara dosen dengan mahasiswa, maupun mahasiswa dengan mahasiswa saat diskusi/komunikasi/koordinasi melalui group whatsapp.
e. Upaya perbaikan yang perlu dilakukan untuk proses PKL Tematik IPE Poltekkes Kemenkes Surabaya selanjutnya
1) Fokus sasaran PKL masih belum jelas diarahkan ke kuarga atau komunitas karena di laporan menyertakan data komunitas padahal hanya berbasis keluarga
2) Perbaikan alur penerbitan surat ijin atau surat tugas
3) Sosialisasi yang lebih baik pada tim DPL terkait bagaimana alur IPE dan cara kerjanya.
Sosialisasi lebih focus pada contoh nyata pelaksanaan IPE di lapangan/IPC, sehingga kebingungan/perbedaan pemahaman terkait IPE/IPC dapat diminimalkan.
P. PENGENDALIAN PELAKSANAAN IPE 1. Pengendalian Penyelenggaraan IPE
Dilakukan rapat untuk persiapan dan saat pelaksanaan untuk memonitoring persiapan IPE.
2. Pengendalian PBM IPE
a. Dilakukan rapat untuk saat pelaksanaan untuk memonitoring pelaksanaan IPE.
b. Membuat monitor pengisian daftar hadir mahasiswa melalui fitur attendance LMS Ning-baya.
c. Membuat monitor pengisian daftar hadir dosen/fasilitator melalui fitur google-form yang link-nya diunggah di LMS Ning-baya.
d. Setiap tatap muka pembelajaran perlu disiapkan moderator dan admin e. Daftar pembagian tugas telah terintegrasi dalam jadwal RPS
3. Pengendalian Praktek IPE
a. Dilakukan rapat saat pelaksanaan untuk memonitoring pelaksanaan PKL IPE
b. Membuat monitor pengisian daftar hadir PKL mahasiswa melalui fitur attendance LMS Ning-baya
c. Membuat dan memonitor logbook online melalui google spreadsheet yang disediakan di fitur aktifitas PKL tiap kelompok di LMS Ning-baya.
d. Para pembimbing melakukan pertemuan berkala dan diskusi untuk pemantauan pelaksanaan kegiatan mahasiswa
Q. PENINGKATAN IPE
1. Peningkatan Penyelenggaraan IPE
a. Untuk kegiatan IPE yang akan datang sebaiknya dilakukan beberapa kelas/gelombang b. Penambahan jumlah dosen/pembimbing/fasilitator untuk memenuhi rasio Jumlah
pembimbing dan mahasiswa (1:10)
69
c. Alokasi waktu persiapan dilakukan lebih awal, minimal 3 bulan sebelum kegiatan 2. Peningkatan PBM IPE
a. Untuk kegiatan PBM IPE yang akan datang sebaiknya dilakukan beberapa kelas kecil dengan menggunakan team teaching
b. Rasio Jumlah pembimbing dan mahasiswa dipenuhi sesuai standar praktek di kelas
c. Sebaiknya dialokasikan pendampingan/bimbingan penugasan dengan bended learning (luring dan daring) dari dosen
3. Peningkatan Praktek/PKL IPE
a. Untuk kegiatan IPE yang akan datang sebaiknya dilakukan beberapa gelombang atau beberapa wilayah dengan jumlah anggota mahasiswa yang lebih kecil (maksimal 20 orang/kelompok)
b. Rasio Jumlah pembimbing dan mahasiswa dipenuhi sesuai standar praktek di lapangan (1:10) c. Sebaiknya dialokasikan juga pendampingan secara luring dari dosen
d. Lokasi praktek ditentukan lebih awal, sehingga para mahasiswa bisa terfokus pada satu wilayah.
R. KESIMPULAN & SARAN 1. KESIMPULAN
a. Kegiatan IPE Teori dapat berjalan sebagaimana rencana yang telah tersusun dalam RPS melalui metode daring dan media LMS Ning-baya.
b. Kegiatan IPE Praktek dapat berjalan sebagaimana rencana yang telah tersusun dalam RPS melalui metode blended learning (daring dan luring). Walaupun demikian, masih terdapat beberapa kelompok yang kesulitan mendapat keluarga sebagai sasaran sehingga alokasi waktu yang disediakan tidak dapat dipenuhi.
2. SARAN
a. Dengan pembelajaran teori metode daring, perlu keterlibatan dosen lebih banyak untuk mendampingi kelompok dengan komposisi anggota yang lebih kecil (maksimal 20 orang).
b. Mengupayakan pelaksanaan PKL IPE secara luring baik mahasiswa dan DPL.
c. Mempertegas capaian pembelajaran khususnya outcome dari kegiatan PKL berupa produk hasil kegiatan pemberdayaan keluarga sesuai kasus terkait.