• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. PELAKSANAAN PELATIHAN

1. EVALUASI REAKSI

Evaluasi rekasi peserta terhadap pelatihan dilihat dari respon peserta terhadap materi pelatihan, metode yang digunakan, instruktur pelatihan, dan fasilitas yang diberikan selama proses pelatihan berlangsung. Reaksi peserta dapat bersifat positif ataupun negatif. Reaksi positif artinya peserta pelatihan memandang pelatihan memang perlu dilaksanakan dan memberikan manfaat terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kinerja. Reaksi negatif artinya peserta pelatihan memandang bahwa pelatihan kurang/tidak memberikan kontribusi yang nyata dalam peningkatan pengetahuan, kemampuan, serta kinerja.

Kuesioner reaksi adalah data yang dikumpulkan yang digunakan untuk menentukan pemikiran yang dimiliki peserta terhadap pelatihan. Kuesioner reaksi peserta tidak menaksir tentang pembelajaran, tapi lebih pada sikap dan persepasi peserta terhadap pelatihan. Kategori yang digunakan dalam pengembangan kuesioner reaksi, mengandung segala sesuatu yang berhubungan dengan pelatihan; muatan materi pelatihan, material dan lembar pelatihan; sikap instruktur; dan fasilitas (Blanchard dan James, 2004). Pertanyaan untuk setiap faktor pelatihan (materi, metode, instruktur, dan fasilitas) dapat dilihat di kuesioner evaluasi reaksi pada Lampiran 6.

a. Reaksi Peserta terhadap Materi Pelatihan

Respon peserta pelatihan terhadap materi pelatihan ditinjau dari kesesuaian materi dengan kebutuhan kerja dan manfaat materi dalam membantu mengatasi permasalahan kerja. Dengan melihat kesesuaian materi, sebanyak 28,5% responden merespon sangat sesuai, 62% responden merespon sesuai, dan 9,5% responden merespon cukup sesuai.

Tabel 1. Respon Peserta terhadap Kesesuaian Materi dengan Kebutuhan Kerja

Respon Jumlah Persentase (%)

Sangat sesuai 6 28.5 Sesuai 13 62 Cukup sesuai 2 9.5 Kurang sesuai 0 0 Tidak sesuai 0 0 Total 21 100

Dengan melihat kontribusi manfaat materi, sebanyak 38,1% responden merespon sangat membantu, 52,4% responden merespon membantu, dan 9,5% responden merespon cukup membantu.

Tabel 2. Respon Peserta terhadap Manfaat Materi dalam Membantu Permasalahan Kerja

Respon Jumlah Persentase (%)

Sangat Membantu 8 38.1 Membantu 11 52.4 Cukup Membantu 2 9.5 Kurang membantu 0 0 Tidak membantu 0 0 Total 21 100

Setalah menganalisis respon peserta terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan Managing For Productivity, selanjutnya adalah menganalisis pengaruh respon peserta terhadap reaksi pelatihan. Analisis dengan menggunakan korelasi rank Spearman, akan menilai pengaruh respon peserta terhadap reaksi pelatihan tersebut.

Reaksi peserta pelatihan memiliki nilai korelasi sebesar 0,23 terhadap materi pelatihan pada α sebesar 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara respon peserta dan reaksi yang diberikan peserta pada materi yang disampaikan selama pelatihan, yang dapat dikarenakan peserta berasumsi tidak sesuainya materi dengan kebutuhan kerja di lapangan. Uji t yang dilakukan untuk melihat pengaruh signifikan antara kedua variabel juga menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara reaksi peserta dengan materi pelatihan, terlihat dari nilai thit sebesar 1,05 yang lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1,73. Artinya materi yang

sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan tidak akan berpengaruh terhadap reaksi positif terhadap pelatihan.

Sebagian besar peserta pelatihan bekerja di lingkungan pabrik, dan kondisi kesehariannya dipenuhi dengan kegiatan operasional produksi, mesin, bahan baku, dan bahan penunjang produksi lainnya. Peserta berasumsi jika materi pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan kerja mereka di lapangan. Kemungkinan mereka akan lebih tertarik jika mendapatkan pelatihan dengan muatan materi operasional pabrik. Ketidaksesuaian tersebut dapat dikarenakan kurangnya kemampuan komunikasi detail dalam analisis kebutuhan, sehingga peserta tidak mendapatkan gambaran yang jelas akan tujuan dari pelaksanaan program pelatihan Managing For Productivity.

Nilai dari evaluasi reaksi ini berdampak pada hasil evaluasi pembelajaran peserta yang mengaplikasikan materi pelatihan pada lembar kuesionernya. Peserta akan bereaksi (kurang lebih) sama, karena materi pelatihan berkaitan erat dengan materi yang terdapat dalam evaluasi pembelajaran. Tabel respon peserta terhadap materi pelatihan dan pengaruhnya pada reaksi peserta dapat dilihat pada Lampiran 9.

b. Reaksi Peserta terhadap Metode Pelatihan

Respon peserta pelatihan terhadap metode pelatihan yang digunakan dilihat dari baik tidaknya metode yang digunakan instruktur dan kesesuaian waktu dengan metode pelatihan yang dipilih. Dengan melihat baik tidaknya metode, sebanyak 38,1% responden merespon sangat baik, 42,9% responden merespon baik, dan 19% responden merespon cukup baik.

Tabel 3. Respon Peserta terhadap Baik Tidaknya Metode yang digunakan dalam Pelatihan

Respon Jumlah Persentase (%)

Sangat baik 8 38.1 Baik 9 42.9 Cukup baik 4 19 Kurang baik 0 0 Tidak baik 0 0 Total 21 100

Dengan melihat kesesuaian waktu dengan metode pelatihan yang dipilih, sebanyak 4,8% responden merespon sangat sesuai, 19% responden merespon sesuai, 23,8% responden merespon kurang sesuai, dan 19,1% responden merespon tidak sesuai.

Tabel 4. Respon Peserta terhadap Kesesuaian Waktu dengan Metode Pelatihan yang Dipilih

Respon Jumlah Persentase (%)

Sangat sesuai 1 4.8 Sesuai 4 19 Cukup sesuai 5 23.8 Kurang sesuai 7 33.3 Tidak sesuai 4 19.1 Total 21 100

Setalah menganalsis respon peserta terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan Managing For Productivity, selanjutnya adalah menganalisis pengaruh respon peserta terhadap reaksi pelatihan.

Reaksi peserta pelatihan terhadap metode pelatihan memiliki nilai korelasi sebesar 0,72 pada α sebesar 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan agak kuat antara metode pelatihan dengan reaksi peserta. Uji t yang dilakukan untuk melihat pengaruh signifikan antara kedua variabel menghasilkan nilai thit sebesar 4,50 yang lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,73, juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata antara reaksi peserta dengan metode pelatihan. Artinya jenis dan metode pelatihan yang tepat akan dapat meningkatkan reaksi peserta pelatihan.

Metode presentasi aktif, diskusi dan simulasi yang diberikan sudah sesuai karena dianggap sudah mampu memberikan pemahaman

dan pengaruh bagi peserta pelatihan. Menurut Blanchard dan James (2004), presentasi aktif atau pemberian kuliah merupakan hal terbaik yang digunakan untuk menciptakan pemahaman atau untuk mempengaruhi sikap ke arah sisi pendidikan dari topik yang dibahas. Dengan menambahkan diskusi dan periode menjawab pertanyaan, akan mengundang peserta pelatihan untuk menjadi lebih interaktif dalam proses pembelajaran.

Kuliah akan menjadi lebih baik jika dimulai dengan suatu pengantar, yang berisikan tentang tujuan dari pemberian materi kuliah dan pemilihan topik materi. Kuliah yang efektif selalu menambahkan pemberian contoh dan penjelasan keterangan dalam setiap sesinya. Metode diskusi dalam kuliah sebaiknya menggunakan kumunikasi dua-arah, dan feedback verbal dan nonverbal dari peserta memungkinkan instruktur menetapkan apakah material sudah dipahami (Blanchard dan James, 2004).

Metode pelatihan dengan simulasi dan permainan dirancang untuk menghasilkan proses simulasi, kejadian, keadaaan sebenar- benarnya dari pekerjaan peserta pelatihan. Permainan dari simulasi merupakan prespektif sistem terbaik yang diberikan perusahaan dibandingkan dengan metode pelatihan lainnya (Blanchard dan James, 2004). Tabel respon peserta terhadap metode pelatihan dan pengaruhnya pada reaksi peserta dapat dilihat pada Lampiran 10.

c. Reaksi Peserta terhadap Instruktur Pelatihan

Respon peserta pelatihan terhadap instruktur pelatihan dilihat dari sistematika penyampaian materi dan interaksi instruktur dalam penyampaian materi. Dengan melihat sistematika penyampaian materi, sebanyak 71,4% responden merespon sangat baik, 14,3% responden merespon baik, dan 14,3% responden merespon cukup baik.

Tabel 5. Respon Peserta terhadap Sistematika Penyampaian Materi

Respon Jumlah Persentase (%)

Sangat baik 15 71.4 Baik 3 14.3 Cukup baik 3 14.3 Kurang baik 0 0 Tidak Baik 0 0 Total 21 100

Dengan melihat interaksi instruktur dalam penyampaian materi, sebanyak 47,6% responden merespon sangat baik, 42,9% responden merespon baik, dan 9,5% responden merespon cukup baik.

Tabel 6. Respon Peserta terhadap Interaksi Instruktur dalam Penyampaian Materi

Respon Jumlah Persentase (%)

Sangat baik 10 47.6 Baik 9 42.9 Cukup baik 2 9.5 Kurang baik 0 0 Tidak baik 0 0 Total 21 100

Setalah menganalsis respon peserta terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan Managing For Productivity, selanjutnya adalah menganalisis pengaruh respon peserta terhadap reaksi pelatihan.

Reaksi peserta pelatihan terhadap instruktur memiliki nilai korelasi sebesar 0,84 pada α sebesar 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara instruktur pelatihan dengan reaksi peserta. Uji t yang dilakukan untuk melihat pengaruh signifikan antara kedua variabel menghasilkan nilai thit sebesar 6,73 yang lebih besar dari nilai ttabel 1,73, juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata antara reaksi peserta dengan instruktur pelatihan. Artinya instruktur yang handal akan dapat meningkatkan reaksi peserta pelatihan.

Instruktur dianggap peserta telah memenuhi kriteria yang diinginkan, hal tersebut dikarenakan pengalaman kerja dan pengalaman pelatihan yang dimilikinya. Instruktur pelatihan juga dianggap cukup memiliki pengetahuan, kemampuan, dan sikap karena

pengalamannya dalam menghadapi persoalan dinamika perusahaan dengan masa kerja yang lebih dari 25 tahun. Kesan positif yang dimiliki oleh instruktur diperoleh dari latar belakangnya sebagai

General Manager Customer Service.

Blanchard dan James (2004) menjelaskan, bahwa instruktur efektif yang dibutuhkan pelatihan harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang berhubungan dengan muatan subyek materi dan perangkatnya sebagai pelatih. Kredibilitas instruktur memiliki efek yang signifikan terhadap efektivitas pelatihan, sehingga merupakan hal penting untuk menciptakan kesan pertama yang positif dan memelihara hal tersebut selama pelatihan berlangsung. Kredibilitas instruktur ditentukan juga faktor kepercayaan: dari mana instruktur berasal dan kesan pelatihan yang pernah diselenggarakan sebelumnya. Tabel respon peserta terhadap instruktur pelatihan dan pengaruhnya pada reaksi peserta dapat dilihat pada Lampiran 11.

d. Reaksi Peserta terhadap Fasilitas

Respon peserta terhadap fasilitas dilihat dari kelengkapan alat bantu selama proses pelatihan serta ketersediaan sarana dan prasarana pelatihan. Dengan melihat kelengkapan alat bantu selama proses pelatihan, sebanyak 14,3% responden merespon sangat baik, 61,9% responden merespon baik, dan 23,8% responden merespon cukup baik.

Tabel 7. Respon Peserta terhadap Kelengkapan Alat Bantu Pelatihan

Respon Jumlah Persentase (%)

Sangat baik 3 14.3 Baik 13 61.9 Cukup baik 5 23.8 Kurang baik 0 0 Tidak baik 0 0 Total 21 100

Dengan melihat ketersediaan sarana dan prasarana pelatihan, sebanyak 9,5% responden merespon sangat baik, 66,7% responden merespon baik, 19% peserta responden merespon cukup baik, dan 4,8% responden merespon kurang baik.

Tabel 8. Respon Peserta terhadap Ketersediaan Sarana dan Prasarana pelatihan

Respon Jumlah Persentase (%)

Sangat baik 2 9.5 Baik 14 66.7 Cukup baik 4 19 Kurang baik 1 4.8 Tidak baik 0 0 Total 21 100

Setalah menganalsis respon peserta terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan Managing For Productivity, selanjutnya adalah menganalisis pengaruh respon peserta terhadap reaksi pelatihan.

Reaksi peserta pelatihan terhadap fasilitas memiliki nilai korelasi sebesar 0,72 pada α sebesar 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang agak kuat antara fasilitas pelatihan dengan reaksi peserta. Uji t yang dilakukan untuk melihat pengaruh signifikan antara kedua variabel menghasilkan nilai thit sebesar 4,54 yang lebih besar dari nilai ttabel 1,73, juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata antara reaksi peserta dengan fasilitas pelatihan. Artinya fasilitas yang memadai akan dapat meningkatkan reaksi peserta pelatihan.

Falisitas yang diberikan Manufacturing Training departement

dianggap sudah cukup baik, yaitu dengan disediakannya ruang pelatihan yang memadai dengan pencahayaan, sirkulasi udara, perangkat pembantu pelatihan lainnya seperti alat tulis, meja, kursi, dan white board. Kondisi pelatihan yang dibuat dengan meja semilingkaran terdiri dari 3-4 orang peserta, sudah cukup membuat peserta nyaman dalam berinteraksi dengan peserta lainnya.

Blanchard dan James (2004) menjelaskan, versi perbedaan akan semakin kecil dengan pengaturan jarak yang sangat dekat antara peserta satu dan lainnya mengelilingi sebuah meja semicircle. Penyusunan fasilitas ini akan memudahkan pertukaran diskusi dan kerja kelompok dalam kegiatan kuliah pelatihan. Tabel respon peserta

terhadap fasilitas pelatihan dan pengaruhnya pada reaksi peserta dapat dilihat pada Lampiran 12.

Dengan uji korelasi rank Spearman, efektivitas pelatihan diperlihatkan pada variabel metode, instruktur, dan fasilitas pelatihan. Sedangkan variabel materi memiliki nilai korelasi terkecil dibandingkan keseluruhan, sehingga pelatihan dirasakan kurang cukup efektif dalam memberikan reaksi positif.

Sedangkan tampilan perhitungan korelasi rank Spearman antara respon dan reaksi peserta terhadap materi, metode, instruktur, dan fasilitas pelatihan dengan menggunakan ANALYSE-IT version 1.73 terdapat pada Lampiran 13. Hasil uji korelasi rank Spearman antara reaksi peserta pelatihan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan

Managing For Productivity selengkapnya dalam Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Peserta Pelatihan dengan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pelatihan

Managing For Productivity

No. Variabel N Nilai Korelasi ∑ d2 α t-hitung t-tabel

1 Materi 21 0.23 1095.5 0.05 1.05 1.73

2 Metode 21 0.72 417.5 0.05 4.50 1.73

3 Instruktur 21 0.84 232 0.05 6.73 1.73

4 Fasilitas 21 0.72 390 0.05 4.54 1.73

Dokumen terkait