• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Deskripsi Data

4.3.2 Evaluasi pelaksanaan Perda Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun

4.3.2 Evaluasi Pelaksanaan Perda Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar Di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang

Pelaksanaan Retribusi Pasar Di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang dilaksanakan dan dikelola oleh Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang yang dikepalai oleh Kepala Dinas, secara lebih khusus dikepalai oleh kepala Bidang Pasar, dengan dibantu oleh Kepala Seksi Retribusi Pasar, dan Kepala UPT Pasar. Dan untuk Pasar Menes ini dipimpin oleh seorang kepala Pasar, dengan dibantu oleh petugas – petugas pemungut retribusi atau petugas salar Pasar yang bekerja di Pasar Menes. pada penelitian ini digunakan 6 kriteria evaluasi untuk mengevaluasi Pelaksanaan Perda Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar Di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang ini. kriteria –kriteria ini berasal dari kriteria evaluasi menurut Willliam N Dunn menurutnya evaluasi bisa dilakukan apabila sebuah kebijakan sudah dilaksanakan cukup waktu atau

satu sampai lima tahun, dan kriteria evaluasi ini digunakan karena sesuai dengan permasalahan yang dilapangan.

Dari kriteria –kriteria tersebut , telah dijabarkan hal-hal apa saja yang dapat masuk dan mewakilinya, yang dijabarkan kedalam pedoman wawancara kemudian selanjutnya digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan yang berkaitan mengenai objek penelitian.

a. Efektifitas

1. Target dari sektor retribusi pasar

Untuk kriteria efektifitas, dapat dilihat dari beberapa hal yaitu Pencapaian target dari sektor retribusi pasar dan Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kebijakan pemerintah khususnya pemungutan retribusi pasar. Peneliti melihat bahwa dalam kebijakan Peraturan daerah No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar ini adalah pencapaian pendapatan Retribusi yang sesuai dengan target pendapatan perhari, karena apabila Target sudah tercapai maka kebijakan tersebut bisa dikatakan efektif, namun sangat berbeda dengan penelitian dilapangan. Pendapatan Retribusi perhari di Pasar Menes memang sudah Tercapai dan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, akan tetapi, menurut para informan yang peneliti wawancarai mengatakan bahwa kegiatan retribusi di Pasar Menes ini masih banyak hambatannya diantaranya adalah jumlah pendapatan penarikan Retribusi pasar per hari yang sering mengalami perbedaan seperti pendapatan perhari mencapai Rp. 200.000 lebih atau

melebihi jumlah yang ditargetkan dan kadang pula sebaliknya yaitu pendapatan Retribusi perhari kurang dari Rp.200.000 atau kurang dari yang ditargetkan hal ini dipengaruhi oleh tingkat keramaian pasar dan sepinya pasar. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Jaenudin selaku Petugas Pemungut Retribusi Pasar Menes Beliau mengatakan :

pendapatan pada saat narik retribusi perhari kadang mencapai Rp.200.000 lebih kadang pula kurang neng, kalau pada saat rame pasar kami narik bisa mencapai Rp. 200.000 lebih tapi kalau sepi seperti hujan lebat, dan mati lampu pendapatan kami kurang neng, dan untuk mencukupi target perhari maka kami pun berusaha untuk menutupi pendapatan perhari yang kurang dengan pendapatan yang lebih tadi, karna kami stor ke dinas kadang 2 atau 3 hari sekali, karna jarak pasar menes ke pandeglangkan lumayan jauh “ ( wawancara 10 september 2011 jam 10.30 di depan Kantor Pasar Menes )

Pendapatan Retribusi Perhari di Pasar Menes ini, cukup bervariasi seperti bisa melebihi target dan kadang pula mengurangi target. Hal ini disebabkan oleh berbagai pengaruh seperti tingkat keramaian pasar, hujan lebat dan mati lampu yang menyebabkan sepinya pasar sehingga pendapatan retribusi perhari menurun. Jumlah toko atau kios pun berpengaruh terhadap pendapatan retribusi, dan kurangnya kesadaran wajib retribusi untuk membayar retribusi menjadi pengaruh terhadap pencapaian target retribusi perhari di Pasar Menes ini.

seperti yang dikatakan oleh Bapak Achmad selaku penanggung jawab Pasar Menes.

“ Target Untuk Retribusi Pasar Menes Sudah Tercapai yaitu Rp. 200.000 Perhari, ya kami sesuaikan dengan jumlah tokonya jumlah toko disini kan 255 buah toko, ya Neng tahu sendirilah kenapa tidak Rp. 255. 000 misalnya yaitu neng kadang ada yang tidak membayar adapula tokonya tutup, ya kami pun tidak bisa

memaksakan “ ( wawancara 14 agustus 2011 jam 11.25 Wib di ruang kantor pasar menes)

Pendapat senada dikemukakan oleh informan lainya, Kasi Retribusi Pasar dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang yaitu Bapak Didit beliau mengatakan:

“ iya neng target pencapaian untuk Retribusi Pasar Pemerintah Di Kabuptaen Pandeglang ini Alhamdullillah sudah tercapai, salah satunya yaitu Pasar Menes ” ( wawancara juli 2011 jam 10. 45 wib di Ruang Kabid Disperindagpas Kab Pandeglang )

Pencapaian target dalam hal retribusi daerah di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang ini memang sudah terlihat efektif, yaitu bisa mencapai target tiap harinya Rp. 200. 000 akan tetapi sangat disayangkan yaitu pendapatan retribusi ini tidak mengalami kenaikan dari awal tahun 2010 sampai peneliti melakukan penelitian lapangan pada bulan juli 2011 target Retribusi Pasar Menes masih tetap Hanya Rp. 200. 000,- belum ada peningkatan padahal jumlah kios mencapai 255 kios ditambah dengan pedagang kaki lima, los dan emperan. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran wajib retribusi untuk membayar retribusi karena banyak wajib retribusi yang tidak membayar atau mengurangi jumlah retribusi yang dibebankan dan adapula yang toko atau kiosnya tutup, keadaan hujan lebat dan mati lampu sehingga menghambat dalam peningkatan pencapaian pendapatan retribusi perhari di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang. Ketika peneliti melakukan penelitian atau observasi lapangan pada bulan oktober 2011, diketahui bahwa target retribusi untuk pasar menes mengalami kenaikan sebesar 25 % yaitu dari Rp 200.000 menjadi Rp

250.000 kenaikan target ini dimulai sejak 15 Agustus 2011. Hal ini pun dibenarkan oleh petugas administrasi dan penyetoran Pasar Menes Ibu Yayah Herawati beliau mengatakan :

iyah target retribusi untuk pasar menes mengalami peningkatan atau kenaikan yang ditetapkan oleh dinas yaitu sebesar 25 % atau dari Rp.200.000 menjadi Rp 250.000, peningkatan ini ditetapkan sejak tanggal 15 agustus 2011. Kenaikan target untuk pasar Menes disebabkan oleh semakin banyaknya pedagang kaki lima yang apabila hari pasar yaitu selasa dan sabtu berjualan memenuhi pasar menes, jumlah pedagang kaki lima yang berjualan dan terdaftar dalam buku administrasi kantor pasar menes sebanyak 107 pedagang. Akan tetapi pedagang kaki lima ini tidak setiap hari jualan, mereka jualan hanya hari pasar saja yaitu selasa dan sabtu “ (wawancara 01 oktober 2011 )

Peneliti pun bertanya kepada penanggung jawab pasar untuk memastikan apakah benar target retribusi Pasar Menes mengalami peningkatan. Bapak Achmad selaku penanggung jawab pasar membenarkan bahwa target retribusi Pasar mengalami peningkatan beliau mengatakan :

“ memang benar target retribusi pasar menes mengalami peningkatan sejak 15 agustus 2011, keputusan ini di tetapkan oleh dinas. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya pedagang kaki lima yang bejualan di pasar menes,dan alhamdulillah kesadaran mereka untuk membayar retribusi pasar meningkat. Realisasi pendapatan biasanya kami setorkan ke dinas 2 kali dalam seminggu yaitu selasa dan sabtu, dan yang menyetorkannya langsung yaitu saya sendiri yang menyetorkan. ( wawancara 01 oktober 2011 )

Dengan demikian bahwa target retribusi untuk Pasar Menes mengalami peningkatan sebesar 25 % yaitu dari Rp. 200.000 menjadi Rp 250.000 peningkatan ini diputuskan oleh Dinas Perindagpas sejak tanggal 15 agustus 2011 akan tetapi ketika peneliti bertanya tentang realisasinya untuk retribusi Pasar Menes informan memberikan jawaban cenderung

tertutup dan mereka hanya memberikan informasi yang sedikit, mereka hanya mengatakan bahwa realisasi pendapatan dari retribusi Pasar Menes sudah sesuai target. Dapat disimpulkan bahwa pegawai atau petugas retribusi Pasar Menes dalam memberikan informasi tentang target retribusi Pasar kurang terbuka, sehingga menyulitkan peneliti untuk menggali informasi sebanyak banyaknya tentang target retribusi Pasar. Hal ini lah yang menurut peneliti bahwa pola pegawai retribusi Pasar Menes dalam menjalankan tugasnya kurang efektif yaitu masih adanya unsur ketertutupan dalam memberikan informasi tentang target retribusi pasar. 2. Partisipasi dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kebijakan

pemerintah khususnya pemungutan Retribusi Pasar.

Pencapaian target retribusi pun tidak lepas dari partisipasi masyarakat atau pedagang ataupun wajib retribusi yang berperan serta didalamnya, dalam hal ini pun kesadaran wajib retribusi untuk membayar retribusi harus ditingkatkan. Setelah melakukan observasi dilapangan peneliti merasa bahwa wajib retribusi sangat kurang berparitisipasi dalam membayar retribusi, banyak pedagang atau wajib retribusi yang tidak mau membayar retribusi seperti pedagang kaki lima dengan alasan barang yang mereka jual belum laku, dan mendapatkan penghasilan yang sedikit. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Jaenudin petugas pemungut retribusi pasar yang ditemui di Pasar Menes beliau mengatakan:

“ iya neng, susah sekali mereka yang belum sadar adanya retribusi pasar ini, untuk membayar dengan alasan belum laku lah,, dan masih banyak alasan lainnya... misal untuk membayar Rp. 1000 saja, mereka kadang ada yang membayar Rp. 500

padahal dalam karcisnyapun sudah ada peraturannya yaitu Rp. 1000.. harus kuat mental neng kalau jadi petugas pemungut macam saya mah” ( wawancara juli 2011 di depan Kantor Pasar Menes).

Pendapat senada dikemukakan oleh Bapak Lutfi petugas pelaksana UPT pasar, yang ditemui dikantornya beliau mengatakan:

“ menurut saya partisipasi masyarakat terutama wajib retribusi terhadap kebijakan retribusi ini kurang bisa diajak kerja sama neng... ya, kalau yang sadar adanya retribusi pasar seh mereka baik, mereka mau membayar.. tapi ada juga yang pelit membayar misal pedagang yang dari luar daerah mereka agak susah untuk membayar.... “ ( wawancara 12 agustus 2011)

Agak sedikit berbeda dengan pernyataan informan selanjutnya yaitu Ibu H Yati pedagang yang ada di Pasar Menes saat di temui di warungnya beliau mengatakan :

“ kalau saya mah patuh terhadap retribusi karena inikan aturan pemerintah jadi suatu kewajiban saya untuk membayarnya demi kemajuan pasar menes ini , kalau pedagang yang lain mungkin belum ngerti neng apa arti retribusi, saya harap disosialisasikan terus retribusi ini sama pemerintah biar semua masyarakat ngerti adanya retribusi ini” ( wawancara 14 agustus 2011

Gambar 4.3

Himbauan yang ditempel di dinding kantor Pasar Menes

Partisipasi dan peran serta masyarakat Menes memang sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan kebijakan Retribusi Pasar ini karena dapat membantu pencapaian target Retribusi dan potensi terhadap pasar itu sendiri, seperti dalam gambar diatas bahwa “ membayar Retribusi bukti diri berpartisipasi dalam pembangunan Pandeglang Berkah “ akan tetapi partisipasi masyarakat menes atau wajib retribusi ini masih belum dilaksanakan secara maksimal, sehingga belum bisa dikatakan efektif untuk berpartisipasi dalam pembangunan Pandeglang Berkah khususnya Pembangunan Pasar Menes.

b. Efisiensi

Salah satu indikator dalam penelitian ini adalah Efisiensi, Efisiensi merupakan seberapa besar usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Efektifitas dan efisiensi adalah cara yang dilakukan untuk mengukur kriteria pelaksanaan suatu program atau kebijakan. Dalam evaluasi kebijakan selain melihat kriteria efektifitas, maka efisiensipun perlu dilakukan karena dengan adanya efektifitas dan efisiensi maka suatu kebijakan telah dilaksanakan secara maksimal, dalam kriteria efisiensi pada penelitian tentang pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes Kabupaten Pandeglang ini yaitu melihat dari penempatan pegawai sesuai dengan kebutuhan, dan tersedianya sarana sesuai dengan kebutuhan.

Dari hasil observasi peneliti di lapangan dinyatakan bahwa pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar Di Pasar Menes Kabupaten Pandegalng penempatan pegawai atau petugasnya sudah cukup memadai artinya sudah terbagi bedasarkan tugas dan tempatnya. Tetapi dari hasil pengamatan peneliti melihat kualitas petugas pemungut Retribusinya masih rendah. Hanya sedikit pegawai yang mengetahu isi Perda No 10 Tahun 2001. Sehingga membuat para petugas tidak mengetahui tugas dan kewajibannya memungut retribusi secara keseluruhan, mereka hanya melakukan penarikan secara prosedur tetapi tidak melandaskan penarikan pada Perda. Karena didalam Perda tertulis jelas Tatacara pemungutan retribusi dan sebagainya.

Ketika saya menanyakan kepada Bapak Achmad selaku penanggung jawab Pasar Menes beliau mengatakan :

“ para petugas pemungut Retribusi saya kerahkan semuanya yaitu untuk menagih retribusi tiap harinya ya, mereka melaksanakan itu semua artinya keliling ke tiap – tiap toko untuk menagih retribusi yang penting neng Pendapatan perhari mencapai target “ ( wawancara juli 2011 )

Kurangnya kualitas pegawai seharusnya menjadi perhatian khususnya bagi atasan, karena hal ini akan berpengaruh terhadap jalannya proses pelaksanaan Retribusi Pasar Menes Kabupaten Pandeglang ini. Akan tetapi dalam tugas keliling untuk menagih retribusi Pasar di Pasar Menes ini sudah cukup memadai artinya pegawai sudah ditempatkan sesuai dengan bagian – bagiannya seperti yang diungkapkan oleh Ibu Yayah Herawati yang ditemui di kantor Pasar Menes beliau mengatakan :

“ Ya cukup memadai. Petugas bekerja sesuai bagiannya seperti di blok terminal dan blok pedagang kain itu berbeda-beda petugas salarnya, sesuai dengan tempat dan bagiannya “ (wawancara oktober 2011 )

Dari hasil observasi peneliti, didapatkan bahwa pelaksanaan Peraturan daerah Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar dilihat dari segi penempatan pegawai, jumlah petugas salar Pasar yang dipekerjakan sudah cukup memadai dan sudah terbagi berdasarkan tempatnya.

2. Tersediannya sarana sesuai dengan kebutuhan

Peneliti melihat dari observasi dilapangan bahwa sarana yang tersedia di Kantor Pasar Menes dan Pasar Menes itu sendiri belum cukup memadai dikarenakan kantor Pasar berada di belakang Pasar sehingga tidak mudah terjangkau, keadaan kantor Pasar yang kumuh dengan lingkungan yang becek dan fasilititas yang tersedia belum cukup memadai, kantor Pasar Menes pun hanya memiliki 2 meja kantor dan 2 kursi yang sudah usang beserta 2 lemari besar tempat penyimpanan Arsip- arsip kantor, peralatan modern seperti komputer di Kantor Pasar Menes ini belum terlihat padahal komputer sangat berguna sekali untuk proses pengimputan data.

Para informan yang peneliti wawancara mengatakan memang sarana yang tersedia belum cukup memadai, dikarenakan karena keterbatasan dana dari Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang hal ini diungkapakan oleh Bapak Achmad selaku kepala Pasar Menes beliau mengatakan :

“ memang sarana yang tersedia di Pasar Menes ini belum cukup memadai, seperti keadaan kantor yang model kayak gini neng, kami pun berusaha usul kepada Dinas untuk perlengkapan perlengkapan dan revitalisasi Pasar tapi sampai saat ini belum turun saja, mungkin salah satunya adalah faktor kekurangan Dana dari Dinas Perindagpas tersebut “ (wawancara agustus 2011)

Keadaan Kantor Pasar dan Pembangunan Pasar yang kumuh dan belum memadai ini pun dibenarkan oleh salah satu pedagang sayuran yang berada tepat di Pasar Menes Ibu Marpuah beliau mengatakan :

“ iyah neng, saya kan jualan di depan tepat Berada di Kantor Pasar ini sudah setahun lebih, tapi saya lihat kondisi dan keadaan kantor Pasar ini seperti ini saja belum ada Perubahan”.(Wawancara agustus 2011)

Hal ini pun dibenarkan oleh para informan lainnya seperti Ibu Emah, selaku Tokoh masyarakat Menes dan merupakan salah satu pedagang baju di Pasar Menes yang ditemui di tokonya beliau mengatakan :

“ pembangunan Pasar dan Perlengkapan Pasar yang ada di Pasar ini belum terlihat memadai, neng Tahu sendirilah seperti kantor Pasar yang berada di belakang Pasar yang sulit terjangkau, dan kondisi Pasar yang becek sampai saat ini belum ada perubahan yang meningkat. Saya selaku masyarakat Pasar disini menginginkan kondisi Pasar ini terlihat memadai, biar kami selaku pedagang merasa nyaman dan pembelipun akan nyaman dan senang untuk berkunjung ke Pasar Menes ini “ ( wawancara agustus 2011)

Akan tetapi pengadaan sarana seperti Karcis, kendaraan motor dinas dan ATK ( alat tulis kantor ) lainnya sudah sesuai dengan kebutuhan. Artinya pengadaan karcis yang disediakan untuk kegiatan retribusi di Pasar Menes sudah terpenuhi dengan baik, walaupun pembuatan karcis itu butuh proses lama dan harus disetujui oleh berbagai pihak karena karcis

retribusi harus dibubuhi stempel terdahulu oleh pihak DPKPA ( Dinas Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset ) Kabupaten Pandeglang. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Lutfi selaku Petugas pelaksana UPT Dinas Perindagpas Kabupaten Pandeglang Beliau mengatakan :

“ penyediaan karcis itu kan membutuhkan dana, karena karcis itu pun pembuatannya melalui berbagai tahapan dan atas persetujuan berbagai pihak, iyah karcis itu dibuat oleh Disperindagpas akan tetapi harus di stempel oleh pihak DPKPA Kabupaten Pandeglang , setelah di stempel dikembalikan lagi ke Disperindagpas, baru diturunkan ke lapangan atau pasar – pasar pemerintah yang ada di Kabupaten Pandeglang Salah satunya adalah Pasar Menes, dan Alhamdullilah untuk Penyediaan Karcis kami pun tidak terbatas, artinya sesuai dengan kebutuhan”. (wawancara agustus 2011)

Karcis adalah modal utama dalam kegiatan kebijakan retribusi salar pasar, karena karcis merupakan alat yang paling penting dalam kelangsungan penarikan retribusi pasar,karena karcis juga bisa dikatakan sebagai identitas retribusi pasar. Tidak ada karcis, kegiatan penarikan retribusi salar pasar tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.

Seperti dalam gambar di bawah ini Karcis untuk penarikan salar Pasar sedang di stempel di Ruang Pendapatan dan Pajak DPKPA Kabupaten Pandeglang.

Gambar 4.4

Petugas DPKPA sedang membubuhi stempel pada karcis retribusi pasar

Selain penyediaan Karcis untuk tiap – tiap kantor Pasar, maka Dinas Perindagpas pun menyediakan kendaraan atau motor Dinas untuk setiap kantor pasar yang ada di kabupaten pandeglang. Kantor Pasar Menes pun memiliki 1 unit sepeda motor agar digunakan sebagai transportasi dalam menyetorkan hasil pendapatan retribusi Pasar Menes ke Dinas Perindagpas, hal ini ditujukan untuk mempermudah akses penyetoran hasil pendapatan retribusi Pasar Menes karena jarak antara Pasar Menes dengan Dinas Perindagpas cukup jauh. Hal ini pun diungkapkan oleh Ibu Yayah Herawati beliau mengatakan :

“ iya, Dinas mampu memberikan sepeda motor bagi kami sehingga mempermudah kami untuk melakukan penyetoran hasil pendapatan retribusi, karena jarak antara pasar menes dengan Dinas Disperindagpas kan lumayan jauh Dinas juga selalu memberikan ATK sesuai dengan kebutuhan kantor pasar ini “ ( wawancara oktober 2011 )

Pengadaan Sarana yang tersedia di Pasar menes ini dapat disimpulkan dari hasil wawancara dengan para informan dan menurut pengamatan peneliti bahwa sarana yang tersedia di Pasar Menes ini belum cukup memadai, dan belum memenuhi kebutuhan masyarakat Pasar secara keseluhuran.

c. Kecukupan

Unsur kecukupan berkaitan dengan aparatur pemerintah dan petugas salar Pasar dalam melakukan tugasnya yaitu mengelola dan memungut Retribusi salar Pasar. Tugas aparatur pemerintah di Pasar Menes ini sudah cukup atau sudah sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Artinya hasil dari pada pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Pasar Menes telah cukup memberikan hasil yang baik dalam pelayanan dan pengadaan Pasar di Menes ini. Unsur kecukupan ini dapat dilihat dari Sosialisasi Peraturan daerah Kabupaten Pandeglang No 10 Tahun 2001 tentang Retribusi Pasar, Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dilapangan, dan Sumberdaya manusia dengan kualitas yang diperlukan.

1. Sosialisasi perda No 10 Tahun 2001 tentang retribusi pasar

Setelah melakukan penelitian dilapangan peneliti melihat bahwa ketiga pernyataan diatas belum terlihat cukup memberikan hasil yang baik kepada masyarakat atau wajib Retribusi akan tetapi aparatur pemerintah merasa kalau mereka sudah melakukan tugasnya dengan baik yaitu melaksanakan sosialisai Perda kepada masayarakat. berikut seperti yang di kemukakan oleh Kasi Retribusi Pasar Bapak Didit yang ditemui di kantornya beliau mengatakan :

“ Saya selaku kasi selalu menyuruh UPT dan Penanggung jawab Pasar untuk selalu mensosialisasikan Perda No 10 Tahun 2001 ini agar masyarakat tahu tentang Perda Retribusi ini dan kadang saya juga turun langsung ke lapangan dengan di temani Pak UPT untuk mensosialisasikan Perda ini, tapi neng pemberitahuan Perda No 10 Tahun 2001 ini kan neng bisa lihat di karcis kan disitu juga

tertulis, saya harap masyarakat tahu perda ini dengan adanya tulisan dalam karcis tersebut” (wawancara juli 2011)

Pernyataan informan lainnya seperti Pernyataan Ibu Yayah Herawati selaku Petugas administrasi dan penyetoran beliau mengatakan :

“ kami selalu melaksanakan tugas sesuai prosedur, yaitu mensosialisasikannya dengan cara melaui surat pemberitahuan dari dinas kemudian diedarkan dan dijelaskan maksud surat tersebut oleh petugas salar pasar ke setiap toko atau pedagang kaki lima yang berada dipasar menes atau menyuruh para pedagang untuk berkunjung ke kantor pasar agar mengetahui penjelasan yang lebih detail (wawancara 01 oktober 2011 )

Adapaun pernyataan informan lain seperti pernyataan Ibu H. Yati selaku pedagang di Pasar Menes beliau mengatakan :

Ibu tahu kalau Perda yang mengatur Retribusi ini dari karcis dan surat pemberitahuan untuk pedagang yang di bawa oleh petugas salar pasar ( wawancara agustus 2011)

Untuk mensosialisasikan Perda No 10 Tahun 2001 ini menurut pengamatan peneliti ternyata belum cukup baik, banyak aparatur yang hanya mengandalkan karcis dan surat pemberitahuan yang disebar dan diedarkan sebagai bentuk sosialisasinya sehingga secara keseluruhan masyarakat belum mengetahui isi dan tatacara daripada Peraturan Daerah No 10 Tentang retribusi Pasar secara detail.

2. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dilapangan

Selain bentuk sosialisasi aparatur pemerintah pun selalu mengawasi pasar- pasar pemerintah yang ada di lapangan, seperti salah satunya adalah Pasar Menes. Aparatur selalu mengawasi kegiatan Retribusi salar Pasar di Pasar menes dalam jangka waktu 1 atau 3 bulan sekali. Hal ini pun di benarkan

oleh Kasi Retribusi Pasar Bapak Didit yang di temui di kantornya beliau mengatakan :

“ iyah kami selaku aparatur pemerintah, kami selalu melakukan

Dokumen terkait