• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan

a. Penilaian Pengetahuan (Kognitif), Praktik (Psikomotorik), dan Penilaian sikap (Afektif). Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk

200 didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Penilaian pengetahuan (Kognitif) diantaranya adalah melaksanakan ulangan harian. Ulangan harian bisa tertulis maupun lisan. Sebagaimana Yuni Budiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Kegiatan terpenting dalam evaluasi pembelajaran diantaranya penilaian kognitif. Contoh mudah adalah melaksanakan ulangan harian yang dilaksanakan pada setiap KD atau SK. Biasanya ulangan harian dapat berupa tertulis atau lisan. Hal ini tergantung dari materi yang akan diajarkan. Karena bahasa inggris adalah mata pelajaran yang memerlukan evaluasi yang cukup. Tidak hanya itu penilaian kognitif juga membantu siswa dalam memahami dan mengevaluasi materi (Wawancara 15 Maret 2014).

Salah satu fungsi penilaian adalah untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP sebagaimana disampaiakan oleh Ibu Yuni Budiastuti, S.Pd Selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII menegaskan bahwa dalam evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris terbagi atas penilian tertulis (Writing) dan lisan (Listening, Speaking).

201 Ya, strateginya seperti tes lisan, seperti

listening. Guru akan menyampaikan suatu materi atau bacaan kemudian siswa akan menerangkan kembali atau merangkum apa yang dibacakan atau disampaikan guru. Kalau speaking guru dapat meminta siswa untuk berdialog sedangkan untuk writing guru dapat meminta siswa untuk mendeskripsikan kemudian menulisnya atau dengan memberikan bacaan yang acak dan meminta siswa untuk mengurutikan bacaan tersebut (Wawancara 15 Maret 2014).

Penilaian menjadi alat ukur dalam memberikan hasil pembelajaran baik penilaian tes maupun non tes terlebih penilaian non tes yang sering dilakukan oleh guru bahasa inggris berupa ulangan lisan secara bergilir sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.

Saya menggunakan berbagai macam metode penilaian. Setiap di awal saya selalu melakukan penilaian non-tes yaitu ulangan lisan kepada semua siswa (bergiliran setiap hari, maksimal 3 orang perhari) itu juga sebagai media review

materi lalu (Wawancara 1 April 2014).

Selain penilaian kognitif, penilaian ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,

202 memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Dalam hal ini kegiatan-kegiatan yang bersifat praktik seperti ujian tengah semester, maupun kegiatan diluar kelas seperti karya wisata sebagaimana dijelasakan oleh Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Contoh konkret penilaian psikomotorik adalah ujian praktek baik ulangan harian, uts maupun karya wisata yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan semangat dalam belajar bahasa inggris (Wawancara 1 April 2014).

Selanjutnya peran penilaian sikap (afektif) dalam pembelajaran bahasa inggris dapat dijadikan pedoman kenaikan kelas bahwa persyaratan dalam ketuntasan dan kelulusan ujian nasional sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan narasumber Bapak Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.

Penilaian sikap (afektif) tentunya sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana penilaian sikap dijadikan sebagai persyaratan dalam menentukan kenaikan kelas (UKK) maupun ujian nasional. (Wawancara 1 April 2014).

203 Namun berbeda dengan Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX salah satu hal terpenting dalam evaluasi pembelajaran adalah penilaian sikap diantaranya catatan perkembangan dan kesulitan belajar. Hal ini dimaksudkan agar guru mengetahui lebih jauh tentang perkembangan anak didik. Sebagaimana hasil wawancara dengan peneliti.

Salah satu hal yang terpenting dalam penilaian sikap adalah memiliki catatan khusus tentang perkembangan pribadi siswa terkait dengan kemajuan/ kesulitan belajar selama proses pembelajaran bahasa inggris. (Wawancara 2 April 2014).

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahawa Guru Bahasa Inggris di SMP N 1 Pabelan memanfatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya, seperti saat apresepsi maka akan di review jika materi dianggap sukar dengan menggunakan strategi pembelajaran yang baru dan bisa di kerjakan dengan baik personal maupun kelompok. Selanjunya hasil umpan balik bagi peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

204 akurasi mengajar guru dan sebagai evaluasi dalam proses pembelajaran.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian didasarkan pada kompetensi dan indikator yang harus dikuasai siswa yang memuat ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian ini dirancang dalam pembelajaran dalam kurun waktu setengah semester atau semesteran. Dokumen pembelajaran berupa buku penilaian harian yang dimiliki guru. Jenis penilaian beragam dapat dengan tertulis, lembar kerja siswa, ataupun lisan tergantung materi yang dibahas.

b. Analisis penilaian hasil belajar

Pembahasan analisis penilaian hasil belajar di SMP N 1 Pabelan dilaksanakan melalui metode observasi (pengamatan) langsung dengan kepada guru bahasa inggris. Berpedoman pada instrumen penilaian kinerja guru (IPKG-4) Sebagaimana dapat dihasilkan data sebagai berikut:

Tabel 4.5

Rekapitulasi Nilai Responden

205 No Nama Nilai Analisis Kualifikasi 1 Yuni Budiastuti , S.Pd 62,5 Cukup 2 Sri Rahayuningsih , S.Pd 62,5 3 Nurkholis, S.Pd 62,5 4 Kustiyani , S.Pd 62,50 Jumlah 250,00 Rata-rata 62,50 Keterangan : A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70 D (kurang) : ≤ 55

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menganalisis nilai pengetahuan (kognitif) dikategorikan cukup sehingga masih perlu perbaikan yang signifikan. Adapun kekurangan yang dapat dihimpun dalam IPKG-4 adalah masih ditemukan guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan tidak melaksanakan analisis hasil penilaian UH, UTS, UAS termasuk analisis nilai praktik yang meliputi analisis penilaian praktik UH, UTS, UAS.

c. Program tindak lanjut

Berdasarkan data observasi yang dilakukan pada tanggal 13 Maret- 05 April 2015 dihasilkan data sebagaimana tabel 4.5 sebagai berikut:

206 Tabel 4.6

Rekapitulasi Nilai Responden

Rencana Tindak Lanjut Melalui Dokumen IPKG-5

No Nama Nilai RPL Kualifikasi 1 Yuni Budiastuti , S.Pd 69,23 Cukup 2 Sri Rahayuningsih , S.Pd 69,23 3 Nurkholis, S.Pd 69,23 4 Kustiyani , S.Pd 69,23 Jumlah 276,92 Rata-rata 69,23 Keterangan : A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70 D (kurang) : ≤ 55

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum program tindak lanjut pembelajaran kurang maksimal di laksanakan. Hal ini terbukti hanya rata-rata nilai 69,23 point. Hal ini yang menyebabkan kendala cukup signifikan dalam pembelajaran bahasa inggris terutama dalam komponen remidial (perbaikan): guru belum maksimal dalam meyusun rencana pelaksanaan pembelajaran perbaikan (RPPPb), tidak melaksanakan pembelajaran remidial (remidial teaching). Serta Komponen pengayaan (enrichment): guru

207 belum maksimal dalam meyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pengayaan (RPPPy) serta tidak melaksanakan pembelajaran pengayaan (enrichment teaching).

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran yang berjalan di SMP N 1Pabelan secara umum terlaksana dengan baik, meskipun masih ditemukan kekurangan. Data peneliti menjelaskan bahwa evaluasi pembelajaran yang meliputi penilaian hasil belajar (IPKG 3), analisis hasil belajar (IPKG 4) dan tindak lanjut (IPKG 5) menghasilkan nilai rata-rata 64.74 dengan nilai kualitatif cukup. Sebagaimana penjelasan tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Nilai Responden Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan IPKG 3, IPKG 4 dan IPKG 5

208 Penilaian IPKG 3 Analisis IPKG 4 Tindak lanjut IPKG 5 Kualifikasi 1 Yuni Budiastuti, S.Pd 62,5 62,5 69,23 Cukup 2 Sri Rahayuningsih, S.Pd 60,94 62,5 69,23 3 Nurkholis, S.Pd 65,63 62,5 69,23 4 Kustiyani, S.Pd 60,94 62,50 69,23 Jumlah 250,01 250,00 276,92 Rata-rata 62,50 62,50 69,23 64.74 Kualifikasi Cukup Cukup Cukup

Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

Hal tersebut diatas dikuatkan berdasarkan hasil angket, dimana evaluasi pembelajaran menunjukan nilai yang cukup dengan rata-rata 65.75, sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Nilai Responden Evaluasi Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Angket

209 1 Sri Rahayuningsih, SPd 68% Cukup 2 Nur Kholis, S.Pd 65% 3 Yuni Budyastuti, S.Pd 65% 4 Kustiani Pujiastuti, S.Pd 65% Jumlah 263,00 Rata-rata 65,75 Keterangan : A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70 D (kurang) : ≤ 55

C.Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini akan mengupas analisis data berdasarkan pada hasil wawancara, analisa dokumen, dan hasil observasi dengan menggunakan triangulasi sumber data. Di samping itu pemaknaan hasil penelitian juga akan menampilkan interpretasi peneliti, sebagaimana penelitian kualitatif tidak sekedar sajian data berupa angka atau tulisan, akan tetapi lebih dari itu akan mengungkap pemaknaan yang penuh nuansa. 1. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Inggris di

SMP Negeri 1 Pabelan.

Perencanaan pembelajaran yang baik hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu : tujuan pengajaran, materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan

210 metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar, dan evaluasi keberhasilan. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memo-tivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

a. Perencanaan Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris.

Tujuan pembelajaran harus berdasarkan pada karakteristik peserta didik. Guru diharapkan mampu mengidentifikasi dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya. Pada tahapan

211 merencanakan tujuan pembelajaran , guru juga harus mampu menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Kecuali itu, saat menyusun tujuan pembelajaran, guru harus mampu menyesuaikannya dengan SK dan KD , dengan menggunakan cakupan rumusan yg operasional.

Berdasarkan hasil analisis data informasi tentang Penyusunan RPP Bahasa Inggris di SMP N 1 Pabelan peneliti menyimpulkan bahwa Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII, VIII dan IX di SMPN 1 Pabelan sudah menyusun tujuan pembelajaran dan menuangkannya dalam dokumen penyusunan silabus dan RPP yang disesuaikan pada karakteristik peserta didik. Dengan melihat kemampuan sumber daya dan daya dukung siswa yang berbeda-beda dalam menerima pembela-jaran guru menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran dengan berdasarkan pada SK dan KD. Hal ini terlihat dalam hasil wawancara peneliti dengan responden, juga dari pengamatan dan dokumentasi yang tertuang dalam dokumen silabus dan RPP yang dibuat oleh guru bahasa Inggris (Lihat lampiran Gambar 2).

212 b. Perencanaan media dan sumber belajar

Bahasa Inggris

Perencanaan pembelajaran perlu memperhatikan keadaan sekolah tempat pembelajaran ini berlangsung. Terutama ketersediaan sarana dan prasarana, kelengkapan dan alat bantu pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar peserta didik. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan pembela-jaran menggunakan bak pasir jika di sekolah tersebut tidak tersedia bak pasir yang diperlukan tersebut. Guru juga tiak akan mungkin meminta peserta didik untuk mengamati tanaman jika di sekolah tersebut tidak ada kebun sekolah.

Perencanaan pemilihan media dan sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Oleh sebab itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya perlu dipertimbangkan.

Dalam merencanakan media dan sumber belajar guru harus bisa menentukan alat/bahan pembelajaran yang sesuai materi dan tujuan pembelajaran, menentukan media yang tepat, menentukan sumber

213 belajar dan sumber bacaan yang sesuai dengan Skdan KD.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Pabelan, peneliti menganalisa bahwa Sumber belajar maupun media belajar sudah dipilih sesuai dengan karakteristik anak serta mempertimbangkan kondisi anak sebagai-mana telah di rencanakan sebelumnya didalam RPP, pendekatan yang paling mendasar dalam menerapkan sumber belajar diantaranya dari pendekatan tekstual diantaranya guru menyuguhkan materi yang telah tertuang didalam LKS, Buku paket, maupun kajian kepustakaan. Melalui pendekatan moral (Moral force) seperti cerita narasi yang memiliki nilai moral baik bagi siswa maupun bagi dunia kependidikan. Selain itu, melalui pendekatan studi kasus (eksperimen) lain yang berdasarkan anak, seperti materi recount dimana siswa melihat kecelakaan, untuk kelas unggulan maka mereka dapat membuat text recount hanya dengan sedikit bantuan dari guru, tapi untuk kelas reguler bila diberi perlakuan yang sama maka tidak akan jalan. Serta yang terakhir melalui pendekatan tematik yaitu siswa mencari di internet melalui tema-tema yang telah ditentukan oleh guru.

214 Guru SMP Negeri 1 Pabelan telah mengembangkan media pembelajaran bahasa Inggris melalui pembelajaran elektronik berbasis kamus elektronik bahasa inggris untuk platform android. Latar belakang pengembangan aplikasi ini karena belum optimalnya penggunaan kamus elektronik dengan menggunakan handphone (HP) sebagai media pembelajaran bahasa Inggris. Pada umumnya kamus hanya digunakan siswa pada mata pelajaran bahasa Inggis saja. Jika dalam hari tertentu tidak ada jadwal bahasa inggris, siswa tidak membawa kamus. Padahal bila digunakan dengan maksimal, kamus elektronik memiliki manfaat yang besar untuk pembelajaran bahasa Inggris terutama diusia pemula setara SMP. Kamus elektronik dapat membantu mengingatkan siswa dan memahami vocabulary secara lebih efektif, misalnya ketika ada tuga tentang menyanyikan lagu berbahasa Inggris tersebut dapat membantu mengem-bangkan pronunciation dengan intonasi yang alami. Apalagi dengan fakta tingginya penggunaan android di Indonesia, kombinasi kamus eletronik dengan sistem android layak dijadikan pendamping buku konvensional sebagai media pembelajaran. Dengan aplikasinya ini, user dapat memainkan musik baik dari mp3 maupun

215 video berbahasa inggris untuk mengasah pembelajaran, menghapus lagu, meng-unduh lagu, memainkan quiz, mencari kata dalam dictionary, melihat halaman information, dan lainya. (Lihat dokumentasi gambar 4).

Perencanaan media dan sumber belajar Bahasa Inggris yang berlangsung di kelas diantaranya dengan lebih menekan-kan pada perencanaan variasi penggunaan media an sumber belajar baik dikelas maupun di luar kelas untuk mengurangi tingkat kebosanan siswa dalam belajar serta menghindari dari perencanaan pola pembelajaran tradisional serta monoton. Perencanaan yang di maksud menurut peneliti dan narasumber harus terpusat pada siswa (Student Oriented). Misalnya mendesain agar siswa yang aktif seperti menggunakan mediabenda-benda nyata dalam pembelajaran teks procedure agar siswa mampu menyampaikan langkah dalam teks itu secara langsung dan dapat mempraktekannya dengan mudah. (Lihat Gambar 3).

c. Perencanaan metode dan strategi belajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran komponen peserta didik perlu mendapat perhatian yang memadai. Agar bahan dan cara belajar ini sesuai dengan

216 kondisi peserta didik, maka penyusunan metode dan strategi pembelajaran perlu disesuaikan kelas yang pandai atau cepat belajar, sedangkan kelompok kurang atau lambat belajar guru dalam menyusun rencana pelajaran harus mendasarkan pada kriteria peserta didik yang akan menerima pelajaran itu. Untuk mengatasi kemampuan peserta didik, guru perlu menggunakan metode dan strategi belajar yang bervariasi.

Data atau informasi tentang peserta didik dapat dimanfaatkan untuk penyusunan dan perencanaan penyempur-naan pengajaran. Pengajaran yang baik hendaknya disusun dengan berpedoman kepada keadaan, kemampuan, minat dan kebutuahan peserta didik. Hal ini secara nyata dapat diketahui melalui proses dan hasil pengumpulan data. Sebelum menyiapkan rencana pelajaran, atau satuan pelajaran guru hendaknya mempelajari dulu record peserta didik. Melalui pemanfaatan record tersebut, guru akan memperoleh gambaran umum tentang kondisi dari masalah peserta didik, dengan mengetaui kondisi tersebut guru dapat mengadakan berbagai usaha penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu. Tiap peserta didik mempunyai kemampuan, kondisi kecepatan belajar, dan lain-lain yang berbeda.

217 Peran penting guru dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran akan mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan serta siswa bisa aktif mengembangkan potensinya sendiri. Dalam penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang terjadi adalah diskusi, penugasan, dan permainan, bukan lagi metode guru menyampaikan materi pembelajaran. metode dan strategi dilakukan oleh guru agar murid melakukan aktivitas interaktif yang menyenangkan dan menantang potensi siswa serta membebaskan tumbuhnya prakarsa dan kreativitas murid menjadi manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dokumen, dan hasil angket dengan guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Pabelan, peneliti menganalisa bahwa perencanaan metode dan strategi belajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris sudah dilakukan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, misalnya melalui pendekatan moral (Moral force) seperti cerita narasi yang memiliki nilai moral baik bagi siswa maupun bagi dunia kependidikan. Selain itu, melalui

218 pendekatan studi kasus (eksperimen) lain yang berdasarkan anak, seperti materi recount dimana siswa melihat kecelakaan, untuk kelas unggulan maka mereka dapat membuat text recount hanya dengan sedikit bantuan dari guru, tapi untuk kelas reguler bila diberi perlakuan yang sama maka tidak akan jalan. Serta yang terakhir melalui pendekatan tematik yaitu siswa mencari di internet melalui tema-tema yang telah ditentukan oleh guru.

d. Perencanaan evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminandan penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam tiga ranah yaitu; ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penilain disetiap mata pelajaran harus melakukan ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk

219 memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Teknik penilaian pembelajaran dilakukan sesuai dengan ranahmpenilaian masing-masing.

Dalam RPP guru harus membuat rencana penilaian secara terpadu dengan silabus dan rencana pembelajarannya. Perencanaan penilaian setidak-tidaknya meliputi komponen yang akan dinilai, teknik yang akan digunakan serta kriteria pencapaian kompetensi, guru harus mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar (KD) sebagai dasar untuk penilaian, guru juga harus menentukan teknik dan instrumen penilaiannya sesuai indikator pencapaian KD.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dokumen, dan hasil angket dengan guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Pabelan, dapat disimpulkan bahwa guru sudah merencanakan evaluasi pembela-jaran di SMP N 1 Pabelan cukup baik. Dalam RPP Guru sudah merencanakan evaluasi ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester. Teknik evaluasi juga sudah dilakukan dengan cukup variatif, misalnya dengan tes tulis, tes praktik dalam teks prosedur, tes mendengarkan untuk skill listening.

220 Instrumen penilaian sudah didasarkan berdasarkan SK dan KD yang ada dalam silabus.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP Negeri 1 Pabelan, sudah dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Guru pada satuan pendidikan ini sudah menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP kemudian disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Guru merancang RPP Rencana pembelajaran dengan memperhatikan tiga komponen utama yang disebut anchor point, yaitu: 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan untuk setiap pertemuan yang disesuaikan

Sebagaimana prinsip Penyusunan RPP yang diamanahkan dalam Peraturan Menteri

221 Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, RPP sudah dirancang dengan memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan hasil pengambilan data melalui angket pada guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan dapat diperoleh 78% bahwa perencaan pembelajaran telah tersusun berjalan dengan baik. (Lihat lampiran hasil angket penelitian). Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi melalui dokumen fisik RPP melalui IPKG-1 oleh guru bahasa inggris di SMP N1 Pabelan dengan nilai rata-rata 85.14 dengan nilai kualitatif baik.

Hal tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa berdasarkan pengambilan data penelitian baik dokumentasi, observasi maupun angket memperlihatkan hasil yang signifikan terhadap penyusunan rencana pembelajaran yang tertuang dalam dokumen fisik RPP dan silabus mata pelajaran bahasa inggris.

2. Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

222 inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

a. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran dikelas.

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian

Dokumen terkait