• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

153

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Profil SMP N 1 Pabelan

1. Sejarah

SMP Negeri 1 Pabelan termasuk Sekolah Menengah Pertama di wilayah Kabupaten Semarang. Lokasinya strategis dan nyaman, dipinggir jalan, dikelilingi hutan industri, perkebunan karet. Adapun alamatnya di Jalan Raya Salatiga Bringin km 08, kecamatan Pabelan kabupaten Semarang. SMP ini berdiri pada tahun 1962 dengan nama SMP PTPN XVIII Nusantara terdiri dari 3 kelas. Sekolah ini milik Perusahaan Perkebunan Karet PTPN XVIII Nusantara IX Getas. Awal didirikan sekolah ini dimaksudkan menampung anak didik usia SMP dari putra-putri karyawan PTPN XVIII Nusantara IX tersebut.

Sekolah ini sepenuhnya dikelola perusahaan, dengan tenaga pendidik yang professional dan fasilitas sarana prasarana yang sangat memadai. Tidak heran jika pada tahun 60-an sekolah sudah dapat menerbitk60-an majalah sekolah berkala dan dapat dipinjam siswa diperpustakaan sekolah. Pada masa sebelum dinegerikan SMP PTPN XVIII Nusantara telah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 4 kali, yaitu;

a. Suharto

(2)

154 c. Slamet Raharjo

d. Sukarni, BA

Pada tahun 1976 SMP PTP XVIII dinegerikan dengan nama SMP Negeri Getas Salatiga Luar Kota. Pada masa itu SMP Negeri Getas termasuk sekolah yang favorit karena SMP yang ada di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga belum banyak. Dan sekarang ini SMP Getas lebih dikenal dengan nama SMP Negeri 1 Pabelan dimana sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 8 kali, diantaranya; a. Sujud Nurwahdi

b. Sumarno, BA c. Suyoto

d. Kasno, BA

e. Darwanto, S.Pd.

f. Drs. Kabul Budi Utomo g. Endah Ekowati, S.Pd.MM

Pada tahun 2013 di nahkodai oleh Drs. Kiswanto sampai saat ini dengan dibantu oleh tenaga kependidikan sebanyak 44 orang, terdiri dari 35 tenaga pendidik, 3 tenaga administrasi, 1 pustakawan dan 6 tenaga pelaksana dengan anak didik berjumlah 565 siswa. Dengan beban yang tidak mudah dan usaha keras untuk mendapat kepercayaan masyarakat sebagai salah satu sekolah unggulan yang dapat menjaga dan mengembangkan amanat UUD 1945 pasal 31 ayat

(3)

155 Sisdiknas ) dalam pasal 1 yang menyebutkan

bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Indikator peningkatan yang diharapkan adalah terwujudnya visi dan misi SMP Negeri 1 Pabelan. Untuk itu, diperlukan kerja keras dengan dedikasi tinggi serta upaya peningkatan terus – menerus seluruh warga sekolah mulai dari Kepala Sekolah, seluruh Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta peserta didik itu sendiri. Pada tahun 2014 SMP N 1 Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Sekolah Propinsi Jawa Tengah pada tanggal yang tertuang dalam Sertifikat Akreditasi Sekolah memperoleh akreditasi dengan peringkat: Terakreditasi B (Baik).

2. Lokasi

(4)

156 seseorang untuk menunjukkannya. Sekolah ini sangat dikenal masyarakat Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang karena sekolah ini tertua di wilayah kecamatan pabelan dan sekitarnya.

Gambar 4.1. Papan Nama SMP N 1 Pabelan

3. Identitas Sekolah

Nama sekolah : SMP N 1 Pabelan Nomor Identitas

Sekolah

23 / 13

N.S.S : 201 032 215 002 Propinsi : Jawa tengah

Otonomi : Daerah Tingkat II Kabupaten

Semarang Kecamatan : Pabelan Desa / kelurahan : Kauman lor

(5)

157

Bangunan sekolah : Milik Negara

Luas bangunan : P : 80 M L : 33 M LUAS : 2.647 M

Lokasi sekolah : Wilayah Kec. Pabelan, Kab. Semarang

Jarak ke pusat kecamatan

: 4 km

Jarak ke pusat otoda : 4 km Terletak pada lintasan : Propinsi Jumlah keanggotaan 1977 Dihibahkan Menjadi Milik Negara

(6)

158 SMP N 1 Pabelan adalah lembaga pendidikan tingkat menengah yang menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang menjadi pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum ini dikembangkan dengan menganut prinsip berbasis luas dan mendasar (broad based curriculum), berbasis kompetensi (competency based curriculum), dan berorientasi kecakapan hidup (life skill).

Lulusan lembaga ini diharapkan mampu bersaing di Sekolah favorit dan dibekali ketrampilan yang memadai. SMP N 1 Pabelan dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dibantu beberapa wakil dan staf TU. Jumlah Guru seluruhnya 26 orang, terdiri dari guru laki-laki 10 orang dan guru wanita 16 orang. Sedangkan jumlah siswa SMP 1 Pabelan adalah 620 orang.

4. Visi dan Misi SMP N 1 Pabelan

Sebagai lembaga pendidikan formal yang cukup memadai di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga, SMP N 1 Pabelan dikelola secara professional. Hal ini ditunjukkan dengan adanya visi dan misi yang jelas sebagaimana disampaikan oleh Kepala SMP N 1 Pabelan. Adapun Visi SMP N

1 Pabelan Kabupaten Semarang adalah “Unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan takwa”.

(7)

159 a. Keunggulan dalam pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien untuk memaksimalkan prestasi akademik.

b. Kemandirian dalam pelatihan dan bimbingan untuk berprestasi dibidang olah raga.

c. Kebersamaan dan budaya kompetitif bagi siswa kearah peningkatan keterampilan.

d. Penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan memiliki budi pekerti yang luhur. e. Kemandirian berkarya secara profesional. f. Kebersamaan menciptakan lingkungan

sekolah yang tertib, bersih, indah dan kondusif.

B.

Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Inggris di

SMP N 1 Pabelan

Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.

(8)

160 yang diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan. Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang dibuat guru, oleh karena itu komponen-komponen dalam perencanaan belajar harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik. Selain itu Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada didalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran harus memperhatikan langkah-langkah, karakteristik dan faktor-faktor yang lain.

(9)

161 komposisi format rencana pembelajaran meliputi komponen: 1) tujuan, 2) materi, 3) kegiatan belajar mengajar, 4) media dan sumber belajar, 5) metode dan 6) evaluasi.

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20

dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,

dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(10)

162 Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII, Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII, dan Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX serta melakukan observasi dan dokumentasi langsung dengan guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan mencangkup dokumentasi fisik RPP yang disusun oleh Guru bahasa inggris. Peneliti membagi menjadi 3 bagian dalam meneliti tentang perencanaan pembelajaran Bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang diantaranya :

a. Perencanaan Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan karakteristik siswa.

(11)

163 Tujuan pembelajaran itu disusun dari indikator yang dibuat dari kompetensi dasar seperti yang ada di silabus. Selain itu guru juga harus menyusun tujuan juga sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa, karena masing-masing siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda meskipun dalam praktek penyusunanya belum maksimal. (Wawancara tanggal 15 Maret 2014)

Selanjutnya ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII menambahkan bahwa latar belakang penyusunan RPP selain mengetahui karakteristik siswa juga sebagai pembanding dari sumber daya siswa sebelumnya.

Karakteristik setiap siswa kan berbeda, jadi langkah pertama kita akan susun dulu RPPnya. Tujuan dapat kita buat saat mengetahui karakteristik siswa dan dapat kita bandingkan dengan siswa di tahun lalu. (Wawancara tanggal 1 April)

Nur Kholis, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII menambahkan perencanaan dalam pembelajaran difokuskan pada anak didik. Agar bahasa inggris menjadi teman belajar serta mata pelajaran yang asyik untuk di ikuti sebagaimana disebutkan.

(12)

164 pengajaran yang tepat dengan kondisi anak dan pertimbangan materi pula agar siswa dapat menangkap konsep dengan baik, dapat belajar dengan enjoy, semangat dan antusias. Langkah-langkah yang digunakan mulai dari pembukaan (termasuk doa dan absen), lalu motivasi, kemudian review dengan tanya jawab lalu kita kaitkan materi lalu dengan materi hari ini. Tanya jawab di awal biasanya kita pilih 3 siswa ini termasuk ulangan lisan. Pada intinya setiap pembelajaran akan di dasarkan pada karakteristik anak, dan kegiatan pembelajaran kami desain agar anak menjadi fokus pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kemudian setelah selesai materi, maka ada review lagi untuk mengingat kembali materi yang baru saja di pelajari. (Wawancara 1 April 2014)

Hal yang perlu di kaji dalam penyusunan RPP adalah keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, dimana guru dan siswa melakukan interaksi dua arah. Hal ini di maksudkan bahwa pembelajaran bahasa inggris harus disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan dan penilaian anak didik sebagai mana ibu Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX menyebutkan

(13)

165 kaidah antara lain guru harus yakin bahwa tujuan itu penting untuk disampaikan kepada siswa dan bagaimana mengajarkannya. Kemudian tujuan itu harus mengandung komponen misalnya apa yang harus dikerjakan oleh siswa dan kemampuan apa yang nanti akan dikuasai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran serta menyampaikan juga hambatan dan resiko saat pembelajaran. Harus ada juga kriteria tentang penilaian, apakah tujuan sudah tercapai atau belum. (Wawancara 2 April 2014)

(14)

166 sebagaimana hasil observasi dan dokumentasi RPP yang dibuat oleh guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan melalui instrumen supervisi dokumen RPP (IPKG 1) b. Perencanaan media dan sumber belajar

Bahasa Inggris

Materi pokok pembelajaran dimaksud harus memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan berdasarkan pada silabus dan RPP. Keruntutan dari sistematika materi akan sangat berguna untuk merencakan kesuksesan belajar mengajar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Media dan sumber belajar menjadi acuan dalam kegiatan pembelajaran, agar tidak membosankan dan lebih menantang sebagaimana dihimbaukan oleh ibu Yuni Budiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Guru bahasa inggris harus medesain pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat agar siswa menjadi aktif, selain itu juga harus memilih media yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien. (Wawancara 15 Maret 2014).

(15)

167 terlayani dengan baik. Selain itu, anak didik digiring bukan hanya mengenal teori tetapi lebih pada aplikasi. Sebagaimana disampaikan oleh ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Untuk membuat pembelajaran yang aktif itu kita harus desain agar siswa yang aktif dan guru sebagai fasilitator, seperti eksperimen, tanya jawab langsung, berdialog dan juga saat procedure, itu saat materi speaking dan juga ada listening jadi mereka akan menyampaikan langkah-langkahnya dalam bahasa inggris serta langsung mempraktekannya. (1 April 2014)

Perencanaan pembelajaran berdasar-kan karakteristik peserta didik. Hal ini dimungkinkan dari sumber daya siswa setiap kelas berbeda sehingga harus disesuaikan dengan karakter (sikap) siswa. Guru bahasa inggris tidak hanya mengenal nama siswa namun di utamakan mengetahui perilaku siswa dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran materi yang akan diujikan kepada anak didik. Sebagaimana Bapak Nur Kholis, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII menyebutkan,

(16)

168 pada sekolah ini ada kelas unggulan jadi bila semua kelas di beri perlakuan yang sama maka akan ada salah satu yang terhambat perkembangannya. Sebagai contoh bila dikelas yang banyak siswa agak bandel, tidak patuh pada orang tua atau guru maka saat pelajaran narrative akan kita berikan bacaan seperti “Malin

Kundang” sedangkan pada kelas yang

baik perilakunya maka akan di berikan

cerita “Cinderella” atau yang lain yang

berisi motivasi untuk tidak menyerah. Selain itu untuk kelas unggulan, guru lebih sering menjadi fasilitator dan hanya menyampaikan sedikit materi lalu biarkan siswa yang menggali, namun untuk kelas reguler maka guru lebih banyak menjelaskan agar siswa juga lebih paham dalam penguasaan materi.(Wawancara 1 April 2014)

Salah satu perencanaan kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam dokumen RPP adalah membuat siswa tertarik untuk belajar bahasa inggris, hal ini dikarenakan materi yang diberikan dari guru bersifat update atau terbaru mengikuti perkembangan. Alhasil siswa lebih termotifasi untuk belajar dan menggali informasi untuk mengasah kebahasaanya. Sebagaimana disebutkan oleh Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX

Cara untuk merencanakan kegitan pembelajaran yang aktif dan efektif harus sistematis tingkat kesulitannya dalam penyampaian, kemudian juga harus sesuai dengan kompetensi yang sudah ditulis dalam RPP, kemudian kita kasih materi atau persoalan yang

(17)

169 tertarik dan lebih aktif lagi (Wawancara 2 April 2014).

Dari hasil wawancara di atas peneliti menganalisa bahwa Kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif Untuk membuat pembelajaran yang aktif diantaranya mendesain pembelajaran dengan mengembangkan keaktifan peserta didik serta guru hanya sebagai fasilitator, seperti eksperimen, tanya jawab langsung, berdialog serta menyampaikan procedure pada materi speaking dan listening agar siswa mampu menyampaikan langkah dalam bahasa inggris serta langsung dapat mempraktekannya dengan mudah.

c. Perencanaan metode dan strategi belajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris

Perencanaan metode dan strategi pembelajaran Bahasa Inggris yang tertuang dalam dokumen fisik RPP harus mengacu seperti yang ditetapkan dalam silabus, serta kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Selain itu perencanaan dimaksud untuk mencapai indikator dalam menentukan metode pembelajaran yang bervariasi yang akan dicapai sebagaimana dijelaskan oleh Yuni Budiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

(18)

170 direncanakan di RPP serta strategi pembelajarannya harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. (Wawancara 15 Maret 2014)’

Sumber belajar anak selain bersifat tekstual seperti buku paket, Lembar Kerja Siswa (LKS) juga diperlukan, misalnya browsing di internet melalui youtube juga membantu anak untuk memahami pembelajaran bahasa inggris sebagaimana disampaikan oleh Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Sumber belajar yang kita gunakan adalah buku yang ada di perpustakaan dan buku pegangan yang dimiliki siswa seperti LKS, terkadang juga searching di internet untuk sumber pembelajaran tertentu. (Wawancara 1 April 2014)

Sumber belajar dipilih dengan latar belakang karakteristik siswa. Dimana daya tangkap siswa akan berbeda dengan yang lainya. Oleh karena itu di perlukan pertimbangan yang matang dalam memberikan materi pembelajaran sebagaimana disebutkan oleh Nur Kholis , S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.

(19)

171 Selain itu pendekatan yang kami lakukan juga berdasarkan anak, seperti bila materi recount dimana siswa melihat kecelakaan, untuk kelas unggulan maka mereka dapat membuat text recount hanya dengan sedikit bantuan dari guru, tapi untuk kelas reguler bila diberi perlakuan yang sama maka tidak akan jalan. (Wawancara 1 April 2014)

Selain itu sumber pembelajaran bahasa inggris terbagi atas audio dan visual sebagaiman di sebutkan oleh Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX.

Pertama harus memperhatikan karakteristik sumber belajar dulu, contohnya ketika pembelajaran itu dibuat dalam kelompok kecil atau besar, kemudian dalam sumber itu hanya pada kata-kata saja atau objek benda nyata, kita sajikan foto atau gambar, selain itu penggunaan sumber belajar dapat kita gunakan apa yang ada di sekolah, sebagai contoh LCD dll, lalu bagaimana mengkondisikan sumber belajar sejalan dengan karakteristik belajar siswa. (Wawancara 2 April 2014).

(20)

172 sesuai dengan karakteristik anak serta mempertimbangkan kondisi anak sebagaimana telah di rencanakan sebelumnya didalam RPP, pendekatan yang paling mendasar dalam menerapkan sumber belajar diantaranya dari pendekatan tekstual diantaranya guru menyuguhkan materi yang telah tertuang didalam LKS, Buku paket, maupun kajian kepustakaan. Melalui pendekatan moral (Moral force) seperti cerita narasi yang memiliki nilai moral baik bagi siswa maupun bagi dunia kependidikan. Selain itu, melalui pendekatan studi kasus (eksperimen) lain yang berdasarkan anak, seperti materi recount dimana siswa melihat kecelakaan, untuk kelas unggulan maka mereka dapat membuat text recount hanya dengan sedikit bantuan dari guru, tapi untuk kelas reguler bila diberi perlakuan yang sama maka tidak akan jalan. Serta yang terakhir melalui pendekatan tematik yaitu siswa mencari di internet melalui tema-tema yang telah ditentukan oleh guru.

(21)

173 Kustiyani, S.Pd.) diantaranya tercetak dokumen fisik berupa perangkap RPP dan secara umum telah sesuai dengan prosedur dan sistematika penyusunan perencanaan pembelajaran dengan skor rata-rata 85.14.

Tabel 4.1

Rekapitulasi Nilai Responden RPP Melalui Dokumen IPKG-1

No Nama Responden Nilai Kualifikasi

1 Yuni Budiastuti , S.Pd 87,16

Baik 2 Sri Rahayuningsih , S.Pd 80,41

3 Nurkholis, S.Pd 89,19 4 Kustiyani , S.Pd 83,78 Jumlah 340,54 Rata-rata 85,14

Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70 D (kurang) : ≤ 55

Selain itu berdasarkan hasil angket guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan secara umum guru telah mampu menguasai perencaan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentasi penguasaan yang baik dengan nilai rata-rata 78% sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 4.2

(22)

174 Berdasarkan Nilai Angket

No Nama Responden Nilai Kualifikasi

1 Sri Rahayuningsih, SPd 76%

Baik 2 Nur Kholis, S.Pd 74%

3 Yuni Budyastuti, S.Pd 77%

4 Kustiani Pujiastuti, S.Pd 83%

Jumlah 310%

Rata-rata 78%

Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

2. Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan

(23)

175 psikologis peserta didik. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dipertegas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:

a. Kegiatan Pendahuluan

(24)

176 pendahuluan guru; menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengkondisikan peserta didik tentang apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajarinya dan apa yang akan didapatkan sebagai hasil belajar yang akan mereka ikuti. Dalam penelitian di SMP N 1 Pabelan untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan pendahuluan kami mendokumentasikan berkas fisik IPKG-1 yang berhubungan dengan perencaan pembelajaran. Sebagaimana dalam IPKG-1 tersebut memuat rencana dan pengkondisian siswa dan menyampaikan pembelajaran yang akan ditempuh. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran sebagaimana di jelaskan oleh Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Kita harus melihat situasi dan kondisi tentang materi yang akan kita sampaikan dan kita rencanakan terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai (Wawancara 1 April 2014).

(25)

177 pencapaian tujuan. Pembelajaran lebih memfokuskan pada siswa untuk belajar secara optimal untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Memulai pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan bagi setiap guru. Berawal dari salam kemudian menyapa peserta didik, mengabsensi maupun memberikan tujuan dari pembelajaran sampai dengan memberikan semangat untuk mengikuti pembelajaran adalah adat yang harus di selesaikan dengan maksimal. Sebagaimana di ungkap oleh Yuni Budiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Pembelajaran dimulai dengan salam kemudian greetings lalu mengecek kehadiran siswa (absensi) kemudian yang terakhir yaitu apresepsi ataupun motivasi, seperti memperkenalkan atau menjelaskan materi apa yang akan dipelajari hari itu.(wawancara 15 April 2014)

(26)

178 Proses memulai pembelajaran yaitu salam terlebih dahulu termasuk greeting, kemudian doa bila pelajaran di jam pertama lalu memberikan pancingan atau umpan balik yang VIII menguatkan bahwa dalam memulai pembelajaran dikelas langkah yang terpenting adalah selain apersepsi adalah mengajak anak untuk memberikan perhatian yang lebih pada materi yang telah dilakukan dan yang akan di lakuakan. Karena kedua proses pembelajaran ini mampu memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam mengawali pembelajaran sebagaimana diungkap dalam penggalan wawancara dengan peneliti

(27)

179 Kompetensi dasar harus di sampaikan kepada anak didik dalam mengawali pembelajaran Bahasa Inggris, hal ini untuk memberikan tujuan dalam pembelajaran yang akan ditempuh sebagaimana diungkapkan oleh Kustiani Pujiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX

Pertama selalu dimulai dengan salam lalu sapaan, kemudian absensi, lalu penyampaian tujuan dan manfaat yang akan didapat siswa setelah mempelajari materi tersebut, menanyakan materi lalu kemudian menyampaikan KD yang akan dipelajari hari ini (wawancara 2 April 2014).

(28)

180 (gambaran umum) tentang materi yang akan di perolehnya

b. Kegiatan Inti

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

(29)

181 guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. (d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. 5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan. Berdasarkan hasil penelitian di SMP N 1 Pabelan didapatkan hasil dinataranya Pendekatan dan Strategi pembelajaran Bahasa Inggris di SMP N 1 Pabelan

Penguasaan terhadap metode, alat/media dan teknik pembelajaran ini harus diterapkan dan tercermin dalam program pembelajaran. Jadi pada intinya proses pembelajaran harus bervariatif, metode yang digunakan tidak monoton, sehingga potensi yang ada pada masing-masing anak dapat dikembangkan secara optimal sebagaimana di ungkapkan oleh Yuni Budiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

(30)

182 Penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran, termasuk model penilaian sebagaimana di jelaskan oleh Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Bahkan model penilaianan pun disampaikan sehingga anak didik mudah untuk mengikuti dan mentarget nilai (Wawancara 1 April 2014).

(31)

difoku-183 skan ke pencapaian tujuan. Maka strategi yang di tempuh dalam pembelajaran Bahasa Inggris harus memperharikan karakteristik peserta didik secara umum. Hal ini dapat di tentukan dengan metode yang akan dipakai misalnya ceramah, demontrasi, diskusi, debat, maupun pustaka diperpustakaan.

Sebagaimana di jelaskan Nur Kholis, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII

Saya cenderung student oriented. Jadi kita lihat dulu karakteristik anak seperti apa. Seperti ketika dalam materi sedang disampaikan dan ada siswa yang ngobrol sendiri maka akan langsung saya hentikan dan menanyakan perihal pelajaran tadi sebagai punishment tapi itu juga tergantung pula pada karakteristik siswa. Untuk siswa yang cenderung pendiam maka saya akan menggunakan pendekatan seperti meminta siswa mengambil buku di perpustakaan atau memberi pertanyaan yang relatif mudah, tapi untuk siswa yang cenderung banyak bicara maka akan saya beri pertanyaan seputar materi yang sedang di pelajari. Selain itu saya juga lebih senang membantu siswa dengan melihat langsung pekerjaan lalu menanyakan apakah ada kendala begitu (Wawancara 1 April 2014).

(32)

184 antara guru dan siswa. Sehingga siswa menjadi bosan dan kurang motivasi dalam belajar. Maka hal tersebut dapat diatasi dengan memilih media belajar dengan menggunakan vidio dan visual sebagaimana dijelaskan oleh Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX

Pendekatan atau strategi yang akan digunakan harus sesuai dengan kondisi dan karakteristik belajar siswa, sehingga siswa lebih nyaman dalam pembelajaran. Sebagai contoh, bila ada siswa yang ketika pembelajaran lebih mudah dengan visual maka strategi yang akan saya terapkan adalah dengan menggunakan benda nyata atau vidio atau gambar daripada hanya ceramah, dan mengakomodasikan gender dan karakteristik siswa satu dengan yang lain. Banyak menggunakan model yang bervariasi sehingga tidak monoton (Wawancara 2 April 2014).

(33)

185 atau gambar daripada hanya ceramah, dan mengakomodasikan gender dan karakteristik siswa satu dengan yang lain. Banyak menggunakan model yang bervariasi sehingga tidak monoton. (ii) Elaborasi Pada kegiatan elaborasi,

(34)

186 menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri.

Dalam penelitian di SMP N 1 Pabelan dihasilkan data tentang Pemanfaatan Sumber/media pembela-jaran Bahasa Inggris diantaranya Pemanfaatan sumber belajar mem-bantu guru dalam mengembang-kan pembelajaran bahasa Inggris lebih menarik dan tertantang. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran yang mudah, fleksibel dan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dalam mengeksplorasi pembela-jaran misalnya dengan memanfaatkan sumber daya audio visual seperti VCD, LCD maupun tape recorder. Dalam tahap elaborasai biasanya guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk menyelesaikan persoalan, selanjutnya guru mengatur dan menyampaikan aturan dalam setiap kelompok dalam belajar sebagaimana disampaikan oleh Yuni Budiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII dengan.

(35)

187 KBM berlangsung, (Wawancara 15 Maret 2014).

Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII juga membenarkan bahwa pembelajaran melalui kelompok lebih menyenangkan dan menantang, hal ini untuk memudahkan anak didik menangkap informasi pembelajaran Bahasa Inggris dan menyimpulkan pembelarajan dengan mudah.

Kemudian setiap kelompok menyebutkan contoh notice sebanyak-banyaknya sampai dengan mengungkapkan dihadapan kelas dan membuat kesimpulan (Wawancara 1 April 2014).

(36)

188 ringan maupun minuman saset kemudian guru meminta siswa untuk menjelaskan cara penyajian (prosedur) dengan menggunakan Bahasa Inggris. Untuk pemanfaatan sumber belajar atau media maka akan saya pilih media yang terjangkau dengan pengetahuan siswa dan juga apa yang ada di sekolah. Seperti pada procedure, saya akan lebih memilih seperti “How to insert SIM card” daripada “How to operate a car”. Hal ini saya lakukan karena siswa lebih dapat membayangkan dan melihat secara langsung bagaimana melakukannya. Selain itu banyak siswa yang memiliki

handphone. Selain itu pemanfaatan internet dalam pembelajaran juga saya lakukan seperti meminta siswa mencari cerita narasi di internet. Belum lama ini juga siswa kelas VII juga mempelajari

procedure dan siswa diminta membuat makanan atau minuman yang terjangkau bagi mereka (Wawancara 1 April 2014).

(37)

189 Kita mengenalkan dan menerangkan manfaat serta peranan penggunaan sumber atau media belajar jadi anak akan tahu alasan digunakannya sumber atau media belajar yang kita pilih, sebagai contoh manfaat internet untuk belajar. Guru juga harus pandai mendesain media belajar yang sesuai dengan karakter belajar anak (Wawancara 2 April 2014).

Pernyataan tersebut diatas juga dikuatkan oleh hasil obeservasi peneliti kepada siswa yang tengah menikmati telepon gengam berbasis android untuk mendukung pembelajaran bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan. Selain itu pemanfaatan android pada anak didik dapat merangsang semangat belajar dan menyenangkan. Sebagaimana gambar berikut :

Gambar 4.1

(38)

190 Dalam proses pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran guru dapat menggunakan VCD, LCD atau Tape Recorder dilaboratorium bahasa, selain itu pemanfaatan internet dalam pembelajaran juga dilakukan seperti meminta siswa mencari cerita narasi di internet dan lain-lain.

(39)

191 melakukan pengecekan hasil eksplorasi; (d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut; (e) memberi motivasi kepada peserta untuk bereksplorasi lebih lanjut.

Menurut kustiani Pujiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas IX dalam menyampaikan tahapan konfirmasi pembelajaran bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan guru perlu memperhatikan simpulan yang diajarkan oleh guru bersama siswa, sehingga mendapatkan pemahaman yang baik.

Kegiatan Akhir (Konfirmasi) diantaranya siswa memperhatikan simpulan tentang hal-hal yang diajarkan guru (Wawancara 2 April 2014).

Selanjutnya menurut Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII tahapan konfirmasi dalam pembelajaran sangat di butuhkan oleh peserta didik, baik dalam memberikan komentar atau refleksi materi yang telah dipahami. Hal inilah berdampak pada kualitas pembelajaran bahasa inggris.

(40)
(41)

193 Kustiani Pujiastuti, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX membenarkan .

Selain itu kadang guru memberikan tugas terstruktur untuk memamtapkan kompetensi, hal ini bisa digali baik melalui media cetak maupun di internet. (Wawancara 2 April 2014).

Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII juga membenarkan bahwa tahapan konfirmasi sangatlah penting dalam proses pembelajaran, namun terkadang ada yang terlupakan dalam menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Dengan demikian siswa secara tidak langsung akan mengetahui materi yang

akan disampaikan bahwa

mempermudah anak didik dalam memahami materi. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru bahasa inggris.

Selanjutnya guru mempersiapkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. (Wawancara 1 April 2014).

c. Penutup

(42)

194 didik dan atau sendiri membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran; (b) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan; (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; (d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, menyampaikan pembelajaran tahap berikutnya.

(43)

195 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Dalam proses kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi yang telah di pelajari hari itu (Wawancara 15 April 2014).

Selanjutnya Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII menambahkan selain membuat kesimpulan atas materi yang telah disampaikan dengan mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran karena berfungsi sebagai stimulus untuk giat berfikir kritis, membangkitkan pengertian baru dalam belajar. Selain itu melalui pengajuan pertanyaan, guru dapat menyelidiki kemampuan dan tingkat penguasaan materi siswa.

Saat mengakhiri pembelajaran biasanya kita akan membuat kesimpulan atau summary

atas apa yang telah dipelajari saat itu kemudian ada tanya jawab atau menanyakan kepada siswa perihal pemahaman mereka atas materi saat itu (Wawancara 1 April 2014).

(44)

196 dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan mengungkapkan pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana siswa dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang.

Saat proses penutup akan saya lakukan tanya jawab atau mereview materi hari ini. Bila materi pada pertemuan inti terkesan susah bagi anak dan anak juga kebingungan maka akan saya buat 10 menit untuk bertanya jawab. Kemudian akan saya berikan tugas dirumah mengenai materi tadi dan akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. Kemudian saya menyampaikan pembelajaran yang akan datang dan meminta siswa mempelajari materi yang lalu dan mempersiapkan materi yang akan datang kemudian salam (Wawancara 1 April 2014).

(45)

197 salam dengan pandangan menyeluruh ke semua siswa.

Menanyakan kesulitan yang dihadapi saat pembelajaran, kita buat rangkuman pembelajaran yang sudah dilakukan kemudian memberi tugas dirumah, lalu salam (Wawancara 2 April 2014).

Dalam proses kegiatan akhir, pertama guru bersama siswa membuat simpulan atau summary tentang materi yang telah di pelajari kemudian ada tanya jawab atau menanyakan kepada siswa perihal pemahaman mereka atas materi saat itu. Kedua, menanyakan kesulitan yang dihadapi saat pembelajaran dengan membuat rangkuman pembelajaran yang sudah dilakukan kemudian di beri tugas dirumah. Terakhir, menyampaikan pembelajaran yang akan datang dan meminta siswa mempelajari materi yang lalu dan mempersiapkan materi yang akan datang kemudian salam.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar di SMP N 1 Pabelan cukup baik. Hal ini dikuatkan dengan hasil observasi melalui IPKG 2 kepada guru bahasa inggris dan mengahasilkan nilai rata-rata 64,20 dengan kualitatif nilai sedang. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

(46)

198 Rekapitulasi Nilai Responden

Proses Belajar Mengajar (PBM) Berdasarkan IPKG-2

No Nama PBM Kualifikasi

1 Yuni Budiastuti , S.Pd 64,2

cukup 2 Sri Rahayuningsih, S.Pd 72,16

3 Nurkholis, S.Pd 58,52 4 Kustiyani , S.Pd 61,93

Jumlah 256,81 Rata-rata 64,20 Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

Pernyataan tersebut diatas juga dikuatkan peneliti berdasarkan hasil angket guru bahasa inggris di SMP N 1Pabelan, dengan nilai rata-rata 67.25 dengan nilai kualitatif cukup. Sebagaimana dapat dilihat tabel 4.4 dibawah ini.

(47)

199 Rekapitulasi Nilai Responden

Proses Belajar Mengajar (PBM) Berdasarkan nilai angket

No Nama PBM

Kualifikasi 1 Sri Rahayuningsih, SPd 70%

cukup 2 Nur Kholis, S.Pd 66%

3 Yuni Budyastuti, S.Pd 66%

4

Kustiani Pujiastuti,

S.Pd 67%

Jumlah 269,00 Rata-rata 67,25

Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

3. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan

(48)

200 didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Penilaian pengetahuan (Kognitif) diantaranya adalah melaksanakan ulangan harian. Ulangan harian bisa tertulis maupun lisan. Sebagaimana Yuni Budiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Kegiatan terpenting dalam evaluasi pembelajaran diantaranya penilaian kognitif. Contoh mudah adalah melaksanakan ulangan harian yang dilaksanakan pada setiap KD atau SK. Biasanya ulangan harian dapat berupa tertulis atau lisan. Hal ini tergantung dari materi yang akan diajarkan. Karena bahasa inggris adalah mata pelajaran yang memerlukan evaluasi yang cukup. Tidak hanya itu penilaian kognitif juga membantu siswa dalam memahami dan mengevaluasi materi (Wawancara 15 Maret 2014).

Salah satu fungsi penilaian adalah untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP sebagaimana

(49)

201 Ya, strateginya seperti tes lisan, seperti

listening. Guru akan menyampaikan suatu materi atau bacaan kemudian siswa akan menerangkan kembali atau merangkum apa yang dibacakan atau disampaikan guru. Kalau speaking guru dapat meminta siswa untuk berdialog sedangkan untuk writing guru dapat meminta siswa untuk mendeskripsikan kemudian menulisnya atau dengan memberikan bacaan yang acak dan meminta siswa untuk mengurutikan bacaan tersebut (Wawancara 15 Maret 2014).

Penilaian menjadi alat ukur dalam memberikan hasil pembelajaran baik penilaian tes maupun non tes terlebih penilaian non tes yang sering dilakukan oleh guru bahasa inggris berupa ulangan lisan secara bergilir sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.

Saya menggunakan berbagai macam metode penilaian. Setiap di awal saya selalu melakukan penilaian non-tes yaitu ulangan lisan kepada semua siswa (bergiliran setiap hari, maksimal 3 orang perhari) itu juga sebagai media review

materi lalu (Wawancara 1 April 2014).

(50)

202 memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Dalam hal ini kegiatan-kegiatan yang bersifat praktik seperti ujian tengah semester, maupun kegiatan diluar kelas seperti karya wisata sebagaimana dijelasakan oleh Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII.

Contoh konkret penilaian psikomotorik adalah ujian praktek baik ulangan harian, uts maupun karya wisata yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan semangat dalam belajar bahasa inggris (Wawancara 1 April 2014).

Selanjutnya peran penilaian sikap (afektif) dalam pembelajaran bahasa inggris dapat dijadikan pedoman kenaikan kelas bahwa persyaratan dalam ketuntasan dan kelulusan ujian nasional sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan narasumber Bapak Nur Kholis, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.

(51)

203 Namun berbeda dengan Kustiani Pujiastuti, S.Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IX salah satu hal terpenting dalam evaluasi pembelajaran adalah penilaian sikap diantaranya catatan perkembangan dan kesulitan belajar. Hal ini dimaksudkan agar guru mengetahui lebih jauh tentang perkembangan anak didik. Sebagaimana hasil wawancara dengan peneliti.

Salah satu hal yang terpenting dalam penilaian sikap adalah memiliki catatan khusus tentang perkembangan pribadi siswa terkait dengan kemajuan/ kesulitan belajar selama proses pembelajaran bahasa inggris. (Wawancara 2 April 2014).

(52)

204 akurasi mengajar guru dan sebagai evaluasi dalam proses pembelajaran.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian didasarkan pada kompetensi dan indikator yang harus dikuasai siswa yang memuat ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian ini dirancang dalam pembelajaran dalam kurun waktu setengah semester atau semesteran. Dokumen pembelajaran berupa buku penilaian harian yang dimiliki guru. Jenis penilaian beragam dapat dengan tertulis, lembar kerja siswa, ataupun lisan tergantung materi yang dibahas.

b. Analisis penilaian hasil belajar

Pembahasan analisis penilaian hasil belajar di SMP N 1 Pabelan dilaksanakan melalui metode observasi (pengamatan) langsung dengan kepada guru bahasa inggris. Berpedoman pada instrumen penilaian kinerja guru (IPKG-4) Sebagaimana dapat dihasilkan data sebagai berikut:

Tabel 4.5

Rekapitulasi Nilai Responden

(53)

205

No Nama

Nilai

Analisis Kualifikasi

1 Yuni Budiastuti , S.Pd 62,5

Cukup 2 Sri Rahayuningsih , S.Pd 62,5

3 Nurkholis, S.Pd 62,5 4 Kustiyani , S.Pd 62,50

Jumlah 250,00

Rata-rata 62,50

Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menganalisis nilai pengetahuan (kognitif) dikategorikan cukup sehingga masih perlu perbaikan yang signifikan. Adapun kekurangan yang dapat dihimpun dalam IPKG-4 adalah masih ditemukan guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan tidak melaksanakan analisis hasil penilaian UH, UTS, UAS termasuk analisis nilai praktik yang meliputi analisis penilaian praktik UH, UTS, UAS.

c. Program tindak lanjut

(54)

206 Tabel 4.6

Rekapitulasi Nilai Responden

Rencana Tindak Lanjut Melalui Dokumen IPKG-5

No Nama

Nilai

RPL Kualifikasi

1 Yuni Budiastuti , S.Pd 69,23

Cukup 2 Sri Rahayuningsih , S.Pd 69,23

3 Nurkholis, S.Pd 69,23 4 Kustiyani , S.Pd 69,23

Jumlah 276,92

Rata-rata 69,23

Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

(55)

207 belum maksimal dalam meyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pengayaan (RPPPy) serta tidak melaksanakan pembelajaran pengayaan (enrichment teaching).

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran yang berjalan di SMP N 1Pabelan secara umum terlaksana dengan baik, meskipun masih ditemukan kekurangan. Data peneliti menjelaskan bahwa evaluasi pembelajaran yang meliputi penilaian hasil belajar (IPKG 3), analisis hasil belajar (IPKG 4) dan tindak lanjut (IPKG 5) menghasilkan nilai rata-rata 64.74 dengan nilai kualitatif cukup. Sebagaimana penjelasan tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Nilai Responden Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan IPKG 3, IPKG 4 dan IPKG 5

(56)

208 Penilaian

IPKG 3

Analisis IPKG 4

Tindak lanjut IPKG 5

Kualifikasi

1 Yuni Budiastuti, S.Pd 62,5 62,5 69,23

Cukup 2

Sri Rahayuningsih,

S.Pd 60,94 62,5 69,23

3 Nurkholis, S.Pd 65,63 62,5 69,23

4 Kustiyani, S.Pd 60,94 62,50 69,23

Jumlah 250,01 250,00 276,92 Rata-rata 62,50 62,50 69,23 64.74

Kualifikasi Cukup Cukup Cukup

Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

Hal tersebut diatas dikuatkan berdasarkan hasil angket, dimana evaluasi pembelajaran menunjukan nilai yang cukup dengan rata-rata 65.75, sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Nilai Responden Evaluasi Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Angket

(57)

209

1 Sri Rahayuningsih, SPd 68%

Cukup 2 Nur Kholis, S.Pd 65%

3 Yuni Budyastuti, S.Pd 65% 4 Kustiani Pujiastuti, S.Pd 65%

Jumlah 263,00 Rata-rata 65,75

Keterangan :

A (amat baik) : 95 – 100 B (baik) : 71 - 96 C (cukup) : 56 – 70

D (kurang) : ≤ 55

C.

Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini akan mengupas analisis data berdasarkan pada hasil wawancara, analisa dokumen, dan hasil observasi dengan menggunakan triangulasi sumber data. Di samping itu pemaknaan hasil penelitian juga akan menampilkan interpretasi peneliti, sebagaimana penelitian kualitatif tidak sekedar sajian data berupa angka atau tulisan, akan tetapi lebih dari itu akan mengungkap pemaknaan yang penuh nuansa.

1. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan.

(58)

210 metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar, dan evaluasi keberhasilan. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memo-tivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

a. Perencanaan Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris.

(59)

211 merencanakan tujuan pembelajaran , guru juga harus mampu menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Kecuali itu, saat menyusun tujuan pembelajaran, guru harus mampu menyesuaikannya dengan SK dan KD , dengan menggunakan cakupan rumusan yg operasional.

(60)

212 b. Perencanaan media dan sumber belajar

Bahasa Inggris

Perencanaan pembelajaran perlu memperhatikan keadaan sekolah tempat pembelajaran ini berlangsung. Terutama ketersediaan sarana dan prasarana, kelengkapan dan alat bantu pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar peserta didik. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan pembela-jaran menggunakan bak pasir jika di sekolah tersebut tidak tersedia bak pasir yang diperlukan tersebut. Guru juga tiak akan mungkin meminta peserta didik untuk mengamati tanaman jika di sekolah tersebut tidak ada kebun sekolah.

Perencanaan pemilihan media dan sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Oleh sebab itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya perlu dipertimbangkan.

(61)

213 belajar dan sumber bacaan yang sesuai dengan Skdan KD.

(62)
(63)

215 video berbahasa inggris untuk mengasah pembelajaran, menghapus lagu, meng-unduh lagu, memainkan quiz, mencari kata dalam dictionary, melihat halaman information, dan lainya. (Lihat dokumentasi gambar 4).

Perencanaan media dan sumber belajar Bahasa Inggris yang berlangsung di kelas diantaranya dengan lebih menekan-kan pada perencanaan variasi penggunaan media an sumber belajar baik dikelas maupun di luar kelas untuk mengurangi tingkat kebosanan siswa dalam belajar serta menghindari dari perencanaan pola pembelajaran tradisional serta monoton. Perencanaan yang di maksud menurut peneliti dan narasumber harus terpusat pada siswa (Student Oriented). Misalnya mendesain agar siswa yang aktif seperti menggunakan mediabenda-benda nyata dalam pembelajaran teks procedure agar siswa mampu menyampaikan langkah dalam teks itu secara langsung dan dapat mempraktekannya dengan mudah. (Lihat Gambar 3).

c. Perencanaan metode dan strategi belajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris

(64)

216 kondisi peserta didik, maka penyusunan metode dan strategi pembelajaran perlu disesuaikan kelas yang pandai atau cepat belajar, sedangkan kelompok kurang atau lambat belajar guru dalam menyusun rencana pelajaran harus mendasarkan pada kriteria peserta didik yang akan menerima pelajaran itu. Untuk mengatasi kemampuan peserta didik, guru perlu menggunakan metode dan strategi belajar yang bervariasi.

(65)

217 Peran penting guru dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran akan mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan serta siswa bisa aktif mengembangkan potensinya sendiri. Dalam penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang terjadi adalah diskusi, penugasan, dan permainan, bukan lagi metode guru menyampaikan materi pembelajaran. metode dan strategi dilakukan oleh guru agar murid melakukan aktivitas interaktif yang menyenangkan dan menantang potensi siswa serta membebaskan tumbuhnya prakarsa dan kreativitas murid menjadi manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dokumen, dan hasil angket dengan guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Pabelan, peneliti menganalisa bahwa

(66)

218 pendekatan studi kasus (eksperimen) lain yang berdasarkan anak, seperti materi recount dimana siswa melihat kecelakaan, untuk kelas unggulan maka mereka dapat membuat text recount hanya dengan sedikit bantuan dari guru, tapi untuk kelas reguler bila diberi perlakuan yang sama maka tidak akan jalan. Serta yang terakhir melalui pendekatan tematik yaitu siswa mencari di internet melalui tema-tema yang telah ditentukan oleh guru.

d. Perencanaan evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminandan penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam tiga ranah yaitu; ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penilain disetiap mata pelajaran harus melakukan ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda.

(67)

219 memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Teknik penilaian pembelajaran dilakukan sesuai dengan ranahmpenilaian masing-masing.

Dalam RPP guru harus membuat rencana penilaian secara terpadu dengan silabus dan rencana pembelajarannya. Perencanaan penilaian setidak-tidaknya meliputi komponen yang akan dinilai, teknik yang akan digunakan serta kriteria pencapaian kompetensi, guru harus mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar (KD) sebagai dasar untuk penilaian, guru juga harus menentukan teknik dan instrumen penilaiannya sesuai indikator pencapaian KD.

(68)

220 Instrumen penilaian sudah didasarkan berdasarkan SK dan KD yang ada dalam silabus.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP Negeri 1 Pabelan, sudah dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Guru pada satuan pendidikan ini sudah menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP kemudian disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Guru merancang RPP Rencana pembelajaran dengan memperhatikan tiga komponen utama yang disebut anchor point, yaitu: 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan untuk setiap pertemuan yang disesuaikan

(69)

221 Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, RPP sudah dirancang dengan memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan hasil pengambilan data melalui angket pada guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan dapat diperoleh 78% bahwa perencaan pembelajaran telah tersusun berjalan dengan baik. (Lihat lampiran hasil angket penelitian). Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi melalui dokumen fisik RPP melalui IPKG-1 oleh guru bahasa inggris di SMP N1 Pabelan dengan nilai rata-rata 85.14 dengan nilai kualitatif baik.

Hal tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa berdasarkan pengambilan data penelitian baik dokumentasi, observasi maupun angket memperlihatkan hasil yang signifikan terhadap penyusunan rencana pembelajaran yang tertuang dalam dokumen fisik RPP dan silabus mata pelajaran bahasa inggris.

2. Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan.

(70)

222 inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

a. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran dikelas.

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan guru; menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengkondisikan peserta didik tentang apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajarinya dan apa yang akan didapatkan sebagai hasil belajar yang akan mereka ikuti.

(71)

223 menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Berdasarkan hasil analisis data informasi diperoleh kesimpulan bahwa guru mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan telah melakukan proses pembelajaran dengan cukup baik.

Dalam Langkah kegiatan membuka pembelajaran dikelas, guru telah melakukan langka-langkah sebahgaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), diantaranya dengan mengucapkan salam dengan lantang dan tegas diikuti dengan pengucapan greetings kemudian mengecek kehadiran siswa (absensi). Langkah selanjutnya adalah mengecek kondisi ruangan baik meja, tempat duduk maupun buku pelajaran. Langkah selanjutnya adalah apresepsi ataupun motivasi seperti memperkenalkan atau menjelaskan materi apa yang akan dipelajari atau menyampaikan atau mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di pertemuan lalu dengan tanya jawab secara lisan dan memberikan site plan (gambaran umum) tentang materi yang akan di perolehnya.

(72)

224 Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran menggunakan berbagai pendekatan/strategi pembelaja-ran, memanfaatkan Sumber/media dalam pembelajaran Bahasa Inggris, dengan menyesuaikan karakteristik peserat didik dan materi pembelajaran yang dapat meliputi proses kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(73)

225 1. Menggunakan berbagai pendekatan/

strategi pembelajaran.

Pendekatan atau strategi yang efektif bagi guru bahasa inggris di SMP N 1 Pabelan dalam pembelajaran bahasa inggris diantaranya strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik belajar siswa, sehingga siswa lebih nyaman dalam pembelajaran (student oriented). Sebagai contoh, bila ada siswa yang ketika pembelajaran lebih mudah dengan visual maka strategi yang akan saya terapkan adalah dengan menggunakan benda nyata atau vidio atau gambar dari pada hanya ceramah, dan mengakomodasikan gender dan karakteristik siswa satu dengan yang lain. Banyak menggunakan model yang bervariasi sehingga tidak monoton. (Lihat lampiran Foto Dokumentasi Gambar 5).

2. Memanfaatan Sumber/media dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

(74)

226 c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ kesimpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, menyampaikan pembelajaran tahap berikutnya.

(75)

227 siswa mempelajari materi yang lalu dan mempersiapkan materi yang akan datang kemudian salam.

Berdasarkan analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan mencangkup kegiatan pendahuluan diawali dengan membuka pembelajaran dengan salam kemudian melakukan langkah apersepsi (menghubungan materi sebelumnya dengan yang akan dipelajari) dan motivasi (memberikan dorongan belajar). Selanjutnya melaksanakan kegiatan inti dengan pendekatan berbasis siswa (student oriented), metode dan strategi yang kooperatif, dan menggunakan media pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna. Langkah yang terakhir mencangkup pembelajaran akhir dengan memberikan evaluasi, simpulan dan tindak lanjut. Secara umum proses pelaksanaan pembelajara Bahasa Inggis melalui pendekatan KTSP di SMP Negeri 1 Pabelan berlangsung cukup baik (rata-rata 67,25%) sebagaimana lampiran hasil analisis data angket penelitian dan rata-rata 64.20% berdasarkan data observasi melalui Instrumen penilaian kinerja guru (IPKG-2).

(76)

228 a. Penilaian Pengetahuan (Kognitif), Praktik (Psikomotorik), Penilaian sikap (Afektif) dan penilaian penugasan (PT/KMTT).

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penilain disetiap mata pelajaran harus melakukan ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Ketiga ranah penilaian itu dilakukan dengan teknik penilaian yang berbeda.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Teknik penilaian pembelajaran dilakukan sesuai dengan ranah penilaian masing-masing.

(77)

229 penilaian untuk menentukan instrumen penilaian yang tepat, misalnya penilaian langsung atau tidak langsung tertulis maupun lisan. Penilaian juga sudah dilakukan secara berjenjang, mulai dari penilaian pada ulangan harian, tengah semester, maupun akhir semester.

Namun begitu berdasarkan dari data yang diperoleh peneliti baik dari wawancara, observasi data, maupun angket, ditemukan bahwa kegiatan evaluasi belum dilakukan secara maksimal . Dari data observasi dokumen penilaian diperoleh hasil rata-rata 62,50, dengan kualifikasi cukup. Sedangkan hasil data angket ditemukan bahwa kualifikasi pelaksanaan evaluasi di SMP Negeri 1Pabelan cukup dengan skor rata-rata 67% .

Dari data yang ditemukan, dalam kegiatan evaluasi, guru lebih banyak melakukanya dalam ranah penilaian kognitif, sedangkan penilaian ranah psikomotor dan afektif jarang dilakukan. b. Analisis penilaian hasil belajar

(78)

230 besar untuk melakukan program perbaikan dan pengayaan.

Analisis penilaian hasil belajar meliputi analisis nilai kognitif, dan praktik. Dalam melaksanakan analisis penilaian pengetahuan , guru harus memiliki format analisis hasil penilaian pengetahuan, melaksanakan analisis penilaian pengetahuan (UH, UTS, UAS/UKK), memiliki daftar siswa yang sudah dan belum tuntas, dan memiliki catatan tentang pencapaian IPK bagi siswa yang belum mencapai KKM. Sedangkan untuk analisis nilai praktik melaksanakan analisis penilaian praktik (UH, UTS, UAS/UKK), memiliki daftar siswa yang sudah dan belum tuntas, dan memiliki catatan tentang pencapaian IPK praktik bagi siswa yang belum mencapai KKM.

(79)

231 juga lebih banyak dilakukan pada kegiatan penilaian kognitif saja, sedangkan ranah penilaian psikomotor belum dilakukan analisis dan tindak lanjut secara maksimal. c. Program tindak lanjut

Dalam kegiatan penilaian, setelah melakukan analisa , guru akan mengetahui kompetensi apa yang sudah dikuasai peserta didik dan kemampuan apa saja yang belum mereka kuasai. Baik siswa yang sudah menguasai atau belum menguasai kompetensi pembelajaran harus dilakukan tindak lanjut . Bagi peserta didik yang belum menguasai kompetensi akan dilakukan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi akan dilakukan pengayaan.

(80)

232 komponen pengayaan (enrichment), guru memiliki daftar siswa yang mengikuti program pengayaan, memiliki daftar kompetensi/indikator yang belum dicapai oleh siswa yang mengikuti program pengayaan, menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran pengayaan (RPPPy), melaksanakan pembelajaran pengayaan (enrichment teaching), memilki dokumen hasil program pengayaan (portofolio), dan memiliki nilai hasil penilaian pengayaan.

(81)

233 Berdasarkan data tabel evaluasi pembelajaran tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum penilaian hasil belajar yang mencangkup penilaian, analisis dan tindak lanjut sudah dilakukan namun belum maksimal.

Jika dibandingkan dengan penelitian tentang implementasi KTSP sebelumnya, hasil penelitian ini menghasilkan temuan yang cukup berbeda, kalau penelitian sebelumnya menghasilkan kesimpulan bahwa implementasi KTSP dalam proses pembelajaran di sekolah masih mengalami kegagalan, dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa implementasi KTSP dalam proses pembelajaran sudah dilaksanakan, meskipun pelaksanaanya belum maksimal sehingga perlu dilakukan perbaikan.

Keberhasilan dalam mengimplementasikan KTSP dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan guru dalam rangka melaksanakan kurikulum baru yang sudah mulai diberlakukan dibeberapa sekolah pada tahun pelajaran 2013/2014 dan akan serentak dilaksanakan di semua sekolah secara bertahap.

Gambar

Gambar 4.1. Papan Nama SMP N 1 Pabelan
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Responden
Gambar 4.1 Pembelajaran Multimedia berbasis Android
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian mendapati penglibatan sukarelawan yang mempunyai motif kerjaya, sosial, nilai, pemahaman, peningkatan dan perlindungan merupakan faktor yang menyumbang kepada

perpustakaan-perpustakaan, museum-museum, tempat penyimpanan naskah dan lainya (Djamaris. Metode pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah studi pustaka. Studi

Color Palette merupakan bagian yang berisi contoh warna Default yang dapat digunakan untuk langsung mewarnai suatu objek kurva atau text.

Berdasarkan nilai R Square sebesar 0,442 menunjukkan bahwa secara simultan terjadi pengaruh yang kuat antara variabel bebas yaitu harga, kualitas, nilai yang dirasakan,

Elabora presentaciones gráficas de publicidad utilizando software de dibujo vectorial, edición de imágenes digitales y diagramación, con creatividad y

Jeśli wykonawca chce skonstruować rzut obiektu, którego podstawa ustawiona jest pod kątem 45° do powierzchni, na której się znajduje i tym samym uzyskać obraz widoczny na

Parameter yang akan diukur dan diamati meliputi tinggi air jatuh (head), tegangan dan arus listrik yang dihasilkan dari generator, jumlah keluarga yang dilayani oleh