Evaluasi berasal dari bahasa Inggris: evaluation; yang dalam bahasa Arab
diistilahkan dengan taqyim atau taqwim yang berasal dari kata Al-qimah yang
berarti nilai (value). Jadi, secara harfiah evaluasi pendidikan yang disebut taqwim
al tarbiyah, dapat diterjemahkan sebagai penilaian dalam bidang kependidikan,
atau penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar.72
Evaluasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sedangkan evaluasi pendidikan Islam didefenisikan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan
Islam.73
Dalam praktik sehari-hari, evaluasi pendidikan selalu dihubungkan dengan ujian. Sekalipun ada kaitannya, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan
maknanya. Ujian pada umumnya (imtihan) atau ujian akhir (khataman) sekalipun,
belum dapat menggambarkan esensi evaluasi pendidikan, terutama dalam konteks pendidikan Islam. Sebab, evaluasi pendidikan pada dasarnya bukan hanya menilai
70
Imam Al-Ghazali. Ihya‟ Ulumiddin Jilid 5, Terj. (Semarang: CV. Asy Syifa‟, tt), h. 124.
71
Ibn Miskawaih, Tahzib…, h. 56.
72
Siddik, Konsep…, h. 148.
73
hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik
dalam keseluruhan proses pembelajaran.74
Sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami
apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pendidikan, yaitu:75
1. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa
evaluasi dalam pendidikan merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.
2. Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data
yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan pendidik, data yang dimaksud berupa perilaku atau penampilan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran, hasil ulangan atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai ujian mid semester, nilai ujian akhir semester, dan sebagainya. Berdasarkan data itulah selanjutnya diambil suatu keputusan sesuai dengan maksud dan tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan. Perlu dikemukakan di sini bahwa ketepatan keputusan hasil evaluasi sangat bergantung kepada kesahihan dan objektivitas data yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
3. Setiap kegiatan evaluasi pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
tujuan-tujuan pembelajaran atau indikator keberhasilan yang hendak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan atau indicator keberhasilan terlebih dahulu, akan sulitlah melakukan evaluasi sejauh mana pencapaian hasil belajar peserta didik. Hal tersebut disebabkan setiap kegiatan evaluasi memerlukan sesuatu kriteria tertentu sebagai acuan dalam menentukan batas ketercapaian objek yang dinilai.
74
Siddik, Konsep…, h. 148.
75
Adapun tujuan pembelajaran atau indikator keberhasilan merupakan kriteria pokok dalam penilaian.
Peserta didik juga tidak pernah berhenti menjadi subjek evaluasi. Bahkan lebih dari itu, para penyelenggara atau lembaga pendidikan dan orang tua pun tidak terlepas dari evaluasi, karena mereka pun tetap menimba manfaat dari padanya. Jadi, kehadiran evaluasi itu memang melekat dengan sistem pendidikan. Subjek yang dievaluasi adalah peserta didik; dan dievaluasi dengan sarana
tertentu, seperti: ujian (imtihan) dalam bentuk tes dan non tes seperti misalnya
melalui pengamatan secara jeli dan berkesinambungan terhadap perilaku dan
aktivitas peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok.76
Sekurang-kurangnya ada lima fungsi evaluasi dalam pendidikan yang
secara keseluruhan selalu berpusat pada kepentingan peserta didik, yaitu:77
1. Sebagai insentif untuk meningkatkan belajar
2. Sebagai umpan balik bagi peserta didik
3. Sebagai umpan balik bagi pendidik
4. Sebagai informasi bagi orang tua
5. Sebagai informasi untuk keperluan seleksi
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui siapa di antara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
Fungsi evaluasi adalah membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu keputusan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu, fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam
76
Siddik, Konsep…, h. 150.
77
mempertimbangkan adequate (cukup memadai) metode pengajaran serta
membantu serta mempertimbangkan administrasinya.78
Sejalan dengan penjelasan di atas pada dasarnya Al-quran telah memberikan gambaran tentang sistem evaluasi dan beberapa contoh yang berkaitan dengan pelaksanaannya seperti yang dijelaskan oleh Al-Rasyidin berikut ini:
1. Sebagai pendidik semesta alam, Allah Swt. secara langsung melakukan
proses evaluasi terhadap hamba-Nya, misalnya seperti kisah nabi Adam as.
2. Allah Swt. melakukan proses evaluasi dengan cara menugaskan para
malaikat untuk „mempersaksikan‟ dan mencatat seluruh tindakan manusia.
3. Allah Swt. mengevaluasi manusia dengan cara mengutus para Nabi
dan Rasul.
4. Allah Swt. memerintahkan agar manusia mengevaluasi dirinya sendiri,
sebelum kelak Allah mengevaluasi mereka. Kemudian Allah Swt. juga memerintahkan manusia untuk menilai segala sesuatu yang telah dilakukannya untuk merancang masa depan yang lebih baik.
5. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk menginformasikan dan
menyatakan bahwa bagi siapa saja yang berprestasi baik, maka mereka akan memperoleh nilai atau balasan yang baik; sedangkan bagi yang berprestasi jelek maka akan memperoleh nilai yang jelek pula.
6. Hakikat evaluasi bukanlah untuk menilai penampilan fisik seseorang,
melainkan segala sesuatu yang berada di balik penampilan fisik tersebut. Kemudian, evaluasi juga tidak memandang formalitas dari suatu tindakan tetapi melihat substansi di balik tindakan tersebut.
7. Allah Swt. memerintahkan agar berlaku adil, jujur dan terbuka dalam
melakukan evaluasi, jangan karena kebencian menjadikan seseorang tidak objektif dalam melakukan evaluasi dan memberi penilaian,
78
perlihatkanlah hasil penilaian yang dilakukan, konsisten dalam melakukan penilaian, dan nilailah sesuai dengan keadaan sebenarnya.
8. Allah Swt. mengevaluasi hamba-Nya secara komprehensif, meliputi
aspek keimanan, pengetahuan, kejiwaan dan fisik materi, dan seluruh amal atau perbuatan manusia.