• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi

Dalam dokumen Karya Tulis Ilmiah (KTI) (Halaman 44-54)

BAB II PENGELOLAAN KASUS

B. AsuhanKeperawatanKasus

6. Evaluasi

Setelah penulis membahas Asuhan Keperawatan pada pasien perdarahan saluran makan bagian atas (PSMBA) dengan prioritas masalah kekurangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh, terdapat tanda dan gejala yang sama pada panduan kasus kegawatdaruratan gastrointestinal atas maka penulis akan melakukan tindakan keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, rumusan masalah, intervensi serta implementasinya kepada pasien Ny. R.

Berdasarkan analisa data dan rumusan masalah maka penulis mendapatkan diagnosa yang sama dengan peta konsep penyakit yaitu kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh dan penulis juga menemukan masalah yang perlu diperhatikan untuk ditangani secara bersamaan yaitu kebutuhan nutrisi yang tidak adekuat diakibatkan oleh tukak pada usus dua belas jari (duodenum) yang menyebabkan perdarahan , nyeri perut, serta rasa perih setelah mengkonsumsi makanan dengan selang waktu 1 jam.

Berdasarkan pengkajian intake dan output yang dilakukan pada tanggal 02 Juni 2016 maka didapatkan jumlah intake cairan mencapai 3.815cc/24 jam dan jumlah output cairan mencapai 5.040cc/24 jam. Dapat dismpilkan bahwa balance cairan berada dibawah nilai normal (normal balance cairan ±200cc). dengan data pengkajian intake dan output tersebut pasien mengalami gangguan pemenuhan volume cairan didalam tubuh.

Evaluasi intake dan output pada tanggal 03 Juni 2016 didapatkan data intake cairan mencapai 4.015cc/24 jam dan output cairan mencapai 4.740cc/24 jam dengan peningkatan Hb=8,6 gr/dl. Hal ini menyatakan masalah keperawatan prioritas belum teratasi sepenuhnya, maka intervensi keperawatan dilanjutkaan dengan program terapi yang sudah direncanakan.Evaluasi pada nutrisi pasien juga ditemukan bahwa pasien mengalami mual dan muntah, serta penurunan nafsu makan.Hal ini bisa saja terjadi diakibatkan oleh peningkatan asam pada lambung dan efek samping dari terapi yang diberikan. Dari kedua evaluasi masalah keperawatan tersebut, maka penulis menemukan belum teratasinya masalah tersebut sampai berakhirnya jadwal dinas di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 hari di rumah sakit, maka data disimpulkan bahwa cairan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia dalam mempertahankan homeostatis.Dimana tubuh manusia terdiri dari 2/3 adalah cairan, sehingga sangat perlu untuk mempertahankan keseimbangan cairan di dalam tubuh.

Dengan pembahasan kasus pada bab sebelumnya maka sangatlah perlu diketahui hal-hal yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tubuh seperti, usia, suhu lingkungan, diet/makanan, stress, dan penyakit. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh seperti asupan cairan yang masuk dan pengeluaran cairan yang harus diperhitungkan secara detail.

Pada kasus di bab sebelumnya data kita temui bahwa data yang paling dominan adalah data yang diungkapkan oleh klien yang mengeluh sering merasakan haus dan secara objektif terjadi penurunan berat badan yang drastis, kelemahan otot dalam melakukan akivitas, serta penurunan turgor/elastisitas kulit dan tampak membrane mukosa bibir kering. Sehingga, apabila terdapat data subjek dan data objek seperti diatas maka seseorang dapat dikatakan mengalami kekurangan cairan atau sering disebut dehidrasi, maka untuk mengatasi masalah tersebut yang harus dilakukan seorang perawat adalah memantau tanda-tanda vital, elastisitas kulit, penyebab deficit volume cairan, memantau intake dan output cairan serta mengganti segera jumlah cairan yang hilang.

Bila kekurangan volume cairan disebabkan oleh gangguan pada gastrointestinal maka, harus diperhatikan secara teliti jenis kerusakan atau gangguannya kemudian memperhitungkan intake dan output cairan serta kecukupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini dilakukan karena seiring dengan penurunan volume cairan maka nutrisi yang berlangsung pada tubuh juga berkurang ditandai dengan mual dan muntah, serta penurunan nafsu makan dan proses terapi yang sedang berlangsung seperti berpuasa saat akan melakukan tindakan medis seperti endoscopy. Apabila pada gangguan gastrointestinal

ditemukan muntah darah (hematemesis) dan feses berwarna kopi/ter (melena) maka, kehilangan cairan aktif berupa darah dan kebutuhan nutrisi di dalam tubuh menjadi inadekuat.

B. SARAN

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi informasi baru tentang kebutuhan volume cairan di dalam tubuh.

2. Bagi Praktik Keperawatan

Dalam praktik keperawatan, perawat tidak hanya memberikan perawatan terhadap pasien dengan kebutuhan cairan namun, perawat diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat tentang pentingnya dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh.

Dalam pemenuhan cairan di dalam tubuh perawat perlu memperhatikan fakto-faktor yang mempengaruhi homeostatis di dalam tubuh sehingga, asuhan keperawatan yang dilakukan tepat sasaran sehingga, mampu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M dan Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah:

Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8 Buku 1.

Singapore:Elsevier.

Bulechek, Gloria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC), 6t Indonesian Edition. Singapore: Elsivier.

Emmanuel, A dan Inns, Stephen. 2014. Lacture Notes: Gastroenterologi dan Hepatologi. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, A. Azis Alimul. 2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep danProses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Lemone, Priscilla., dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 5, Vol. 1.

Jakarta: EGC.

Potter dan Perry. 2010. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3. Jakarta:

Salemba

Medika.

Tarwoto dan Wartonah. 2010.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan

Jilid 4. Jakarta: PT. Salemba Medika.

CATATAN PERKEMBANGAN Hari/tan

ggal

Masalah Keperawatan

Jam Tindakan Keperawatan (IMPLEMENTASI)

- memantau keadaan umum pasien

- memonitor tanda-tanda vital pasien

- mengkaji kelembapan kulit dan elastisitas kulit, kelembaban mukosa, serta keluhan rasa haus

- menganjurkan pada pasien dan keluarga untuk meningkatkan asupan cairan sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam

- memberikan cairan intravena sesuai terapi:

OMZ fls/12 jam (40 mg), Amino fluid 500 ml/hari, Ceftriaxone 1gr/12 jam dilarutkan dengan NaCl 0,9% 5

Intake makanan 150 cc

S: pasien mengatakan sering merasa haus dan ingin minum O:

kembali lambat - Membrane

A: masalah belum teratasi dengan tanda:

- Turgor kulit

×3= 450 cc, minum = 1.000 cc, air metabolisme (AM) = 5×56= 280cc, infuse = 1.000cc/24 jam, OMZ fls/12 jam = 40 ml, Amino fluid = 500 ml, Ceftriaxone = 5 ml, transfuse darah 500 ml, total intake cairan

= 3.815 cc output cairan = 5.040 cc.

Balance cairan = intake – output = 3.815 – 5.040 cc = -1.225 cc

Memberikan transfuse darah pada pasien 1 bag darah untuk ditransfusikan

dilanjutkan dengan:

- Pemberian terapi amino fluid dan transfuse darah

- Memberikan terapi obat oral Scopamin dan Ulsafat syrup pada pukul 15.00 WIB

- Memonitor asupan makanan pasien setiap hari

S: pasien mengatakan mual dan muntah saat makan

O:

- Pasien tampak tidak nafsu makan

- Memberikan diet bubur putih dengan porsi 200 cc

- Menganjurkan pasien untuk menghabiskan makanannya dengan perlahan

- Menganjurkan

keluarga pasien untuk memberi makan sesering mungkin dalam porsi sedikit seperti bubur, roti, atau makanan lunak lainnya dengan menghindari makanan

yang mengandung zat iritatif seperti MSG, bersoda, makanan pedas, asam, terlalu manis dan berlemak. A: masalah belum teratasi dengan tanda:

- Mual dan muntah

- Tidak nafsu makan

P: intervensi dilanjutkan:

- Menganjurkan makanan untuk di telan seperti menelan obat

- memantau keadaan umum pasien

- memonitor tanda-tanda vital pasien

- mengkaji kelembaban kulit dan elastisitas kulit, kelembaban mukosa, serta keluhan rasa haus

- menganjurkan pada pasien dan keluarga

S: pasien mengatakan masih sering merasa haus

untuk meningkatkan asupan cairan sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam

- memberikan cairan inravena sesuai terapi:

OMZ fls/12 jam (40 mg), Amino fluid 500 ml/hari, Ceftriaxone 1gr/12 jam dilarutkan dengan NaCl 0,9% 5

Intake makanan 150 cc

×3= 450 cc, minum = 1.200 cc, air metabolisme (AM) = 15×56= 280cc, infuse

= 1.000cc/24 jam, OMZ fls/12 jam = 40 ml, Amino fluid = 500 ml, Ceftriaxone = 5 ml, transfuse darah 500 cc, total intake cairan = 4.015 cc

Output IWL = 15×56 = 840 cc, BAB + BAK pada diapers +

muntahan +

kembali lambat - Membrane

A: masalah sebagian teratasi dengan tanda:

- Turgor kulit

- Pemberian terapi amino fluid dan transfuse darah sesuai program terapi

perdarahan = 6×650cc

= 3.900cc, total output cairan = 4.740cc.

Balance cairan = intake – output = 4.015 – 4.740 cc = -725 cc

Memberikan transfuse darah pada pasien 1 bag darah untuk ditransfusikan

- Memberikan terapi obat oral Scopamin dan Ulsafat syrup pada pukul 15.00 WIB

- Memonitor asupan makanan pasien setiap hari

- Memberikan diet bubur putih dengan porsi 200 cc

- Menganjurkan pasien untuk menghabiskan makanannya dengan perlahan

- Menganjurkan keluarga pasien untuk member

makan sesering mungkin dalam porsi

sedikit seperti bubur, roti, atau makanan lunak lainnya dengan menghindari makanan yang mengandung zat

S: pasien mengatakan mual dan muntah saat makan A: masalah belum teratasi dengan tanda:

- Mual dan muntah

- Tidak nafsu makan

P: intervensi dilanjutkan:

- Menganjurkan makanan untuk di telan seperti menelan obat

iritatif seperti MSG, bersoda, makanan pedas, asam, terlalu manis dan berlemak

dengan menggunakan

Dalam dokumen Karya Tulis Ilmiah (KTI) (Halaman 44-54)

Dokumen terkait