• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

B. Implementasi Sistem Otomasi di Perpustakaan

5. Evaluasi Penggunaan Sistem

Setelah sistem otomasi diimplementasikan, pustakawan dan pengguna telah diberi pelatihan-pelatihan, penggunaan sistem termasuk OPAC juga harus dievaluasi. Sistem otomasi menyediakan fitur penggunaan dan laporan statistik. Misalnya, laporan di bagian sirkulasi, memberikan informasi tentang penggunaan koleksi, usia koleksi, puncak aktivitas transaksi, serta penggunaan koleksi ditempat.19

Laporan kegiatan pengkatalogan dapat mengidentifikasi kekurangan dalam catatan MARC. Machine Readable Catalouging (MARC) merupakan salah satu hasil dan juga sekaligus salah satu syarat penulisan katalog koleksi bahan pustaka perpustakaan.20 Oleh karena itu, catatan MARC harus dievaluasi secara teratur. Pemeliharaan Database (Pangkalan Data)

Database (Pangkalan Data) secara umum dapat dikatakan sebagai repositori data. Data-data yang semakin hari kian bertambah, membuat kapasitas bangunan perpustakaan mengharuskan semua bahan pustakanya dikonversi ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk disimpan namun tetap mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam hal temu-balik informasinya.21

19

Dania Bilal. Automating Media Centers and Small Libraries. (T.tp: Libraries Unlimited, 2002) Ed.2, h.121.

20 Ikhwan Arief. “Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan“ dalam makalah

seminar dan workshop sehari Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan Menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan. UMM 4 Oktober 2003. h. 6.

21 “Database and Database Management”. An Introduction to Database Concepts. Sec.9, h.2

Modul Sirkulasi, katalogisasi, akuisisi dan Inter Library Loan (ILL) mempunyai catatan data yang harus dipelihara. Meskipun menjaga akurasi catatan di setiap modul tersebut penting, modul katalog yang menyimpan rekaman MARC harus diprioritaskan. Hal ini karena Modul katalog mempengaruhi secara langsung kepada pengguna untuk mengambil informasi.22

Pembersihan database juga sangat penting dengan penggunaan web, terutama sangat banyaknya database MARC yang dapat diakses secara gratis. Layanan MARC berbasis web menyediakan sarana yang cepat dan ekonomis untuk memperoleh catatan MARC, tapi banyak dari mereka, terutama yang gratis, mengandung kesalahan dan bermasalah. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembersihan database untuk menjaga integritas database bibliografi. Pembersihan database dapat dilakukan setelah catatan selesai dikonversi.

Selama proses konversi catatan, banyak eror dan ketidakakuratan mungkin terjadi, termasuk catatan yang tidak selaras, indikator yang tidak tepat, bidang yang tidak lengkap, bidang yang hilang, tanda baca yang tidak konsisten, dan kesalahan ketik. Semua kesalahan dan ketidakakuratan itu mengharuskan untuk melakukan pemeliharaan database.

22

Dania Bilal. Automating Media Centers and Small Libraries. (T.tp: Libraries Unlimited, 2002) Ed.2, h.122

C. Penelitian Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, terlebih dahulu penulis melakukan tinjauan pustaka dan mencari ide untuk memulai penelitian ini. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis, diantaranya :

1. Indra Giantoni Rossi, Penerapan Sistem Otomasi pada Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008).

Pada penelitian ini menjelaskan penerapan sistem otomasi Bookmark yang mencakup di bagian Pengadaan, Sirkulasi, Pengolahan Koleksi, dan Penelusuran bagi pengguna berupa katalog online (komputer).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis yaitu terletak pada Sistem Aplikasi yang digunakan berupa Bookmark oleh penelitian ini sedangkan penulis akan meneliti IBRA v.6. Selain itu, penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan penulis melakukan penelitian di Perpustakaan daerah Tangerang Selatan.

Adapun persamaan penelitian ini, yaitu jenis penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif. Selain itu, pendekatan penelitian juga sama berupa penelitian kualitatif.

2. Priyo Supriyadi, “Implementasi Sistem Otomasi MyPustaka dalam Upaya Meningkatkan Layanan Perpustakaan : Studi Kasus Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis” (Skripsi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2014).

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis, yaitu metode penelitian yang digunakan, berupa penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Namun, terdapat perbedaannya berupa tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan layanan perpustakaan melalui implementasi sistem otomasi, sedangkan penelitian penulis bertujuan untuk mengetahui problematika teknis dalam memanfaatkan sistem informasi yang digunakan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.23

Alasan penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu agar objek penelitian dapat dibuat secara sistematis, faktual dan akurat tanpa membuat suatu perbandingan, perhubungan, dan lain-lain.

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Guba adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.24 Penelitian kualitatif memiliki karakteristik-karakteristik dalam proses meneliti, berupa penelusuran masalah dan mengembangkan pemahaman secara rinci dari fenomena yang ada, memiliki tinjauan literatur yang memainkan peran kecil namun membenarkan masalah, mengumpulkan data berdasarkan sejumlah kecil orang sehingga diperoleh pandangan

23

J. Sitorus. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung : Tarsito, 1990) h.10.

24

Uhar Suharsaputra. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. (Bandung : Refika Aditama,2014) h.181.

partisipan, dan analisa data secara deskripsi dan menginterpretasikan makna yang lebih besar dari temuan di lapangan.25

B. Sumber Data

Data merupakan bahan mentah yang nantinya akan diolah menjadi informasi yang berguna dan dapat diinterpretasikan kembali. Penelitian menggunakan data sebagai bahan baku untuk mendapat kesimpulan tentang suatu masalah.26 Sumber Data terbagi kedalam dua bentuk utama, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan kondisi langsung dari aktivitas di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan, terutama dalam pemanfaatan sistem otomasinya.

2. Sumber Data Sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.27

25 Creswell, John W. Educational Research : Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative

and Qualitative Research. (USA : Pearson Education, 2012). H.16

26

Nicholas Walliman. Research Methods : The Basics. (New York : Routledge, 2011).h.65

27

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2009). h.225.

C. Pemilihan Informan

Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yakni penulis cenderung memilih informan yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu dan dianggap mengetahui kondisi pada lokasi penelitian dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang akurat serta mengetahui masalahnya secara mendalam.28

Informan penelitian disini terdiri dari dua orang yang berasal dari pihak perpustakaan, yaitu Bapak Iif Miftahuddin sebagai Staf IT Perpustakaan dan Bapak Arif sebagai Staf di bagian Sirkulasi. Penulis tidak memasukkan pengguna sebagai informan dikarenakan tidak mengetahui permasalahan secara mendalam.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Wawancara

Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan, yaitu salah seorang yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang akan diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannnya.29

Disini penulis akan mewawancarai informan yang telah ditentukan sebelumnya dengan metode wawancara semi terstruktur. Pelaksanaan wawancara ini lebih bebas daripada wawancara terstruktur. Tujuan

28

Nasution. Metode Research : Penelitian Ilmiah. (Jakarta : Bumi Aksara, 2007). h.98

29 Emzir M. Analisis Data : Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jakarta : Rajawali Pers, 2011). h.50.

wawancara jenis ini adalah untuk menentukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai diminta pendapat dan ide-idenya.

2. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. penelitian kualitatif atau naturalistik sangat mementingkan observasi sebagai alat pengumpul data, yakni dengan melihat dan mendengarkan. Dalam hal ini, penulis melihat dan mendengarkan segala aktivitas di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan yang berhubungan atau menggunakan langsung sistem otomasi perpustakaan, terutama software IBRA.

Pengamatan yang dilakukan pun secara Covert. Pengamatan Covert merupakan pengamatan yang dilakukan secara tersembunyi agar dapat diperoleh data yang valid dan reliable, yang dapat dipercaya karena tidak dibuat-buat.30

3. Studi Dokumentasi

Selain melakukan wawancara dan observasi, penulis juga mendapatkan data dan informasi penunjang dalam penelitian ini dengan menggunakan metode studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari dokumen-dokumen yang ditulis oleh orang lain yang berhubungan dengan Implementasi sistem otomasi perpustakaan.

30 S. Nasution. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. (Bandung : Tarsito, 2002).h.62

E. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data yang telah diperoleh, penulis membaginya kedalam tiga tahapan31, yaitu :

1. Reduksi Data

Setelah data dikumpulkan dari lapangan, dilakukan pemilihan tentang relevan atau tidaknya data yang terkumpul dengan tujuan penelitian ini. Informasi dari lapangan sebagai bahan mentah diringkas dan disusun secara sistematis serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting.

2. Penyajian Data

Tahapan ini dilakukan untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keselurahan. Data diklasifikasikan dan disajikan beradasarkan pokok permasalahan untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi a. Kesimpulan

Kesimpulan ditarik untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian dan makna yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian.

31

John A. Martilla dan John C. James.”Importance-Performance Analysis”. Journal of Marketing, Januari 1977, h.77-79.

b. Verifikasi

Verifikasi dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian ini lebih tepat dan objektif. Salah satu caranya dengan melakukan peer debriefing, yaitu membicarakannya dengan rekan-rekan sejawat yang sebaya dengan peneliti.

F. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan. Ruang lingkup penelitian diawali mulai dari pengajuan surat izin sampai dengan penelitian ini selesai berlangsung dari bulan Juli hingga Oktober, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pengumpulan Literatur Mengenai Skripsi: Juli - Agustus 2015

2. Melakukan Wawancara dengan Informan dan Analisis Data: Agustus - September 2015

3. Penyelesaian Skripsi: September - Oktober 2015 4. Penyerahan Laporan Skripsi: Oktober 2015 5. Sidang Skripsi: November 2015

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil IBRA

Untuk lebih memahami sistem informasi yang digunakan oleh Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan, terlebih dahulu penulis akan membahas mengenai IBRA.

1. Definisi IBRA

IBRA merupakan software sistem otomasi yang merupakan produk unggulan dari Teratama Library Support System (TLSS). Nama IBRA lahir dari akronim kata “Integrated Library” (Perpustakaan Terpadu).

Sejak berdirinya pada tahun 2006, Teratama Library Support System terus mengembangkan berbagai produk teknologi informasi untuk perpustakaan, khususnya produk perangkat lunak. Kepeloporan Teratama Library Support System di bidang teknologi informasi perpustakaan diantaranya adalah keberhasilannya sebagai yang pertama kali merilis Software Perpustakaan Multimedia di Indonesia. Teratama Library Support System berkonsentrasi mengembangkan produk dan layanan untuk memberikan support pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Tim Teratama terus bekerja keras mendedikasikan keahliannya sehingga melahirkan produk dan servis yang sangat berguna bagi perpustakaan era ini.

2. Kebutuhan Minimal Perangkat

Dalam mengimplementasikan dan menginstal IBRA, dibutuhkan perangkat teknologi informasi yang termasuk kedalam beberapa persyaratan minimal berikut ini :

a. Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan software IBRA ini, yaitu Server (satu unit), Personal Computer, Barcode Scanner (satu unit), dan Printer Laser/Inkjet.

b. Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengoperasikan software IBRA ini, yakni Sistem Operasi Server (Linux atau Microsoft Windows), Web Server dan Database Server yang mendukung Relational Database Management System atau RDBMS (Sistem Manajemen Basis Data Relasional).

3. Spesifikasi sistem

Sistem informasi perpustakaan terpadu IBRA juga memiliki spesifikasi yang mendukung software ini lebih membantu penggunanya, yaitu :

a. Web Base Programing. Dibangun dengan bahasa pemrograman berbasis web dan dapat berjalan online di internet.

b. Client-server system. Dapat diakses oleh banyak

pengguna/komputer secara bersamaan melalui jaringan komputer. c. Berjalan di hampir semua sistem operasi yang mendukung browser

d. Menggunakan teknologi Mutakhir (Sistem Barcode dan memungkinkan teknologi RFID atau ).

e. Tampilan user-friendly berbahasa Indonesia. 4. Keunggulan IBRA

Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh software ini, yaitu : a. Software perpustakaan terpadu/terintegrasi dengan modul dan fitur

lengkap.

b. Kemampuan mengelola semua jenis bahan pustaka termasuk konten lokal secara terintegrasi.

c. Software perpustakaan yang dikembangkan oleh tim yang secara khusus mendedikasikan keahliannya untuk bidang perpustakaan, meliputi analisis, programmer, pustakawan dan praktisi perpustakaan, sehingga terjamin konsentrasi, kompetensi, profesionalisme, kompatibilitas serta keberlanjutan pengembangannya.

d. Memiliki setting aturan sirkulasi yang sangat lengkap, berdasarkan jenis anggota dan atau berdasarkan jenis buku serta dapat menggunakan sistem denda dan sistem sewa.

e. Semi development, yaitu sebagai program paket yang siap pakai, pengguna masih dapat meminta dibuatkan modul program, desain laporan, dan lain-lain yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Ini juga merupakan jaminan bagi pengembangan sistem kedepan serta jaminan bahwa manajemen perpustakaan dapat mengatur sistem mengikuti aturan main kebijakan lokal.

f. Adanya garansi dan jaminan technical support selamanya menjadi jaminan keberlangsungan, keberlanjutan bahwa sistem akan terus berjalan seandainya nanti terjadi kerusakan sistem, karena jelas kemana harus minta bantuan teknis jika terjadi kerusakan.

g. Pengguna akan mendapatkan e-book gratis berbahasa Indonesia yang sudah di inputkan di IBRA lebih dari seribu judul.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sejak berdirinya Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini pada tahun 2010 masih menggunakan cara manual dalam pengelolaan perpustakaan. Pada tahun 2012, Perpusda Tangsel telah memilih IBRA sebagai sistem otomasi yang membantu pekerjaan sehari-hari staf perpustakaan. Alasan mengapa memilih IBRA sebagai sistem otomasinya dikarenakan software ini telah terangkum satu paket bersamaan dengan pembuatan website perpustakaan daerah tangerang selatan.

Dalam mengimplementasikan sistem otomasi perpustakaan, penulis melakukan wawancara kepada informan yang telah ditentukan sebelumnya guna mendapatkan informasi mendalam dan akurat. terdapat beberapa tahapan, yakni :

1. Persiapan Perangkat Keras

Sesuai hasil wawancara, langkah awal yang dilakukan oleh Perpusda Tangsel dalam mengotomasi perpustakaan yaitu mempersiapkan hardware-hardware yang dibutuhkan. Adapun hardware yang dibutuhkan berupa komputer, printer, barcode scanner,

dan lain-lain juga termasuk furnitur untuk meletakkan hardware tersebut.

a. Komputer

Hardware utama yang diperlukan dalam melakukan otomasi sistem di perpustakaan, yaitu komputer. Sesuai wawancara dan pengamatan penulis, komputer yang digunakan dalam otomasi perpustakaan disini ada 5 unit, yaitu satu unit komputer untuk bagian sirkulasi, satu unit komputer server dan satu unit komputer penelusuran untuk pengguna serta dua unit komputer untuk keperluan perpustakaan keliling yang tidak tersambung ke jaringan terotomasi. Hal ini juga dijelaskan oleh Bapak Arif32 :

“Kita ada tiga unit komputer ya. Sebenarnya ada lima unit, tapi yang dua dipake khusus buat PusLing (Perpustakaan Keliling) jadi cuman tiga buat layanan sirkulasi ini. Dua disini (meja petugas sirkulasi) dan satu lagi ada diatas (komputer penelusuran).”

Masing-masing bagian memiliki kebutuhan spesifikasi komputer yang berbeda. Komputer server membutuhkan spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan komputer pada sirkulasi dan penelusuran dikarenakan komputer server merupakan inti dari komputer-komputer dalam jaringannya sehingga proses di komputer sirkulasi dan penelusuran terhubung dengan database yang ada pada komputer server.

32 Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 20 September 2015 pukul 11.23 WIB

Berikut perbedaan spesifikasi komputer server dan komputer untuk sirkulasi dan penelusuran :

Tabel 1 Spesifikasi Komputer Server, Sirkulasi dan Penelusuran

Dari tabel diatas, sudah jelas komputer untuk server memiliki spesifikasi yang berbeda dengan komputer yang digunakan untuk sirkulasi serta penelusuran. Dari segi prosesornya, komputer server terpasang Quad Core 2GHz. Sementara komputer untuk sirkulasi dan penelusuran hanya Intel Atom dengan kecepatan prosesor 1.66 GHz. Selain itu, kapasitas memorinya pun cukup signifikan perbedaannya. Komputer server mempunyai kapasitas 4x lebih besar daripada komputer untuk sirkulasi dan penelusuran dan selebihnya bisa kita lihat dari tabel tersebut.

Di perpusda Tangsel ini, terdapat dua stasiun komputer yang diletakkan di tempat yang berbeda-beda. Pertama,

No Spesifikasi Komputer Server Komputer Sirkulasi dan

Penelusuran

1 Processor Quad Core 2Ghz + CPU Intel (R) Atom (TM) CPU

N750 @1.66 GHz 2 System Type 32-bit Operating System 32-bit Operating System

3 Memory 4 GB DDR2 V-gen 1 GB

4 Monitor Hp Samsung

5 VGA PCI express card x 16

with 256Mb support dual view

NVIDIA GEVORCE4 MX 128Mb

6 Motherboard Gigabyte ASUS

Stasiun komputer OPAC atau Online Public Access Cataloging (Katalog Akses Daring) yaitu komputer yang ditujukan bagi pengguna perpustakaan untuk menelusur informasi atau bahan pustaka yang ada di perpustakaan. OPAC yang ada merupakan bagian dari menu yang terdapat pada software IBRA. Komputer ini berjumlah 1 unit dan berada di sudut ruang baca dan rak-rak buku.

Kedua, stasiun komputer administrasi. Hal ini ditujukan bagi staf perpustakaan karena komputer administrasi ini digunakan untuk bagian sirkulasi perpustakaan beserta kegiatan pelaporan. Untuk bagian ini, perpusda Tangsel memiliki dua unit komputer yang masing-masing telah dipasang software IBRA. Posisi penempatan komputer ini pun berada didekat pintu masuk perpustakaan. Komputer diletakkan disebuah meja panjang, bersebelahan, dan dipisah oleh sebuah CPU, barcode scanner dan mesin pencetak kartu anggota. Kedua unit komputer ini digunakan untuk bagian sirkulasi perpustakaan, mempunyai fungsi yang sama dan digunakan bersamaan. Proses pengolahan buku-buku dilakukan dikedua komputer administrasi ini, hal ini dikarenakan menu pengolahan terintegrasi dengan menu sirkulasi.

b. Printer

Sesuai observasi dan wawancara penulis, printer yang ada di Perpusda Tangsel ini sebanyak dua unit. Printer ini tidak tersambung ke komputer administrasi (server), sirkulasi atau pun penelusuran. Kedua Printer tersebut berada di ruang khusus yang mengolah semua dokumen Perpustakaan Keliling atau PusLing yang terletak di ruang bagian belakang (samping ruang baca) lengkap dengan komputernya yang tidak tersambung jaringan.

Seperti yang diungkapkan Bapak Arif33 :

“Kalo printer kita ada dua ya. Tapi ya, printernya ada di (ruang) belakang soalnya dipake buat ngeprint dokumen-dokumen Pusling (Perpustakaan Keliling) aja. Jadi kalo kita mau ngeprint, kita baru dateng ke belakang.”

Jadi apabila bagian sirkulasi hendak mencetak suatu dokumen, staf nya akan melakukannya secara manual, yaitu dengan menyimpan file dokumen tersebut kedalam flashdisk kemudian membawanya ke printer yang ada di ruang belakang untuk dicetak. Masing-masing printer berjenis Canon PIXMA iP2770 dan EPSON Laserjet.

c. Barcode Scanner

Sesuai observasi penulis, Perpusda Tangsel memiliki satu unit barcode scanner yang berada di meja sirkulasi berjenis Metrologic MS7120 Orbit Scanner namun belum digunakan

33 Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 8 Oktober 2015 Pukul 13.35

karena perpusda tangsel masih dalam proses pengubahan nomor barcode. Disamping itu, barcode scanner ini rencananya akan digunakan bersamaan dengan beroperasinya mesin pencetak kartu anggota. Hal ini dipertegas dengan wawancara penulis kepada Bapak Arif34 :

“Kita, buat (scan) barcode ada satu ya tapi belum difungsikan. Karna kita rencana mau dipakenya barengan sama kartu anggota. Jadi nanti bisa dipake buat scan no barcode buku dan kartu anggota.”

d. Mesin Pencetak Kartu Anggota

Sesuai observasi yang penulis lakukan, terdapat satu unit mesin pencetak kartu anggota ZEBRA P330i yang diletakkan di meja sirkulasi. Mesin ini belum dioperasikan karena sedang dalam proses mengkonfigurasi kartunya agar bisa di scan menggunakan barcode scanner. Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Arif35 :

“Ini mesin untuk cetak kartu anggota. Masih belum kita pake si soalnya masih belum bisa disambungin ke IBRA nya jadi ya kita belum gunain tapi nanti bakalan kita pake kalo udah bisa.”

e. Furnitur

Sesuai dengan wawancara dan observasi penulis, semua furnitur yang ada di Perpusda Tangsel, seperti meja dan kursi telah disiapkan sebelum hardware lainnya dibeli. Hal ini dikarenakan anggaran yang masih terbatas sehingga

furnitur-34

Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 8 Oktober 2015 pukul 13.30

35 Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 20 September 2015 pukul 11.18 WIB

furniturnya terlebih dahulu dibeli sebelum hardware lainnya. Hanya saja, furnitur yang ada di Perpusda Tangsel beberapa kali mengalami perubahan posisi letak seiring terus bertambahnya koleksi tercetak dan rak-rak bukunya. Hal ini dipertegas dengan kalimat yang diungkapkan oleh Bapak Iif Miftakhudin36 :

“kalo untuk pengaturan khusus kita ga ada karena kita tempatnya masih nyewa / masih ngontrak jadi serba terbatas. Keterbatasan ruangan jadi ya belom ada ketentuan khusus penempatan komputer dan sebagainya.”

Jadi, perubahan posisi letak furnitur disini akibat pengaturan rak-rak yang baru dibeli. Pihak perpustakaan mengatur agar rak baru ini bisa diposisikan di ruang yang terbatas ini namun tidak mengesampingkan nilai estetika dan mengganggu furnitur yang telah ada. Tidak menutup kemungkinan bahwa di masa yang akan datang, furnitur yang telah ada sekarang akan mengalami reposisi kembali.

2. Instalasi dan percobaan perangkat lunak

Sebelum melakukan instalasi perangkat lunak berupa IBRA, terlebih dahulu yang harus diperhatikan berupa jaringan komputernya. Jaringan komputer yang ada di Perpusda Tangsel ini jangkauannya masih terbatas pada satu lokasi atau biasa disebut dengan istilah LAN

36 Wawancara Pribadi Iif Miftakhuddin pada 8 September 2015 pukul 10.32

(Local Area Network) dikarenakan faktor kemudahan dalam bertukar

Dokumen terkait