• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi sistem informasi perpustakaan terpadu IBRA v.6 di perpustakaan daerah Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi sistem informasi perpustakaan terpadu IBRA v.6 di perpustakaan daerah Tangerang Selatan"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

Theo Hartanto NIM. 1110025000007

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

(2)
(3)
(4)
(5)

Theo Hartanto (1110025000007). Implementasi Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA v.6 di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan. Di bawah bimbingan Ade Abdul Hak, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

Penelitian yang dilakukan berjenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengungkapkan langkah demi langkah dalam mengimplementasi sistem otomasi. Teori yang digunakan untuk mengetahui langkah dalam mengimplementasi sistem otomasi menurut Dania Bilal, yaitu persiapan penempatan hardware, instalasi dan percobaan perangkat lunak, pelatihan, pemeliharaan sistem dan keamanan, evaluasi penggunaan sistem dan pemeliharaan database. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan dalam penggunaan sistem dan mencari solusi dalam menyelesaikannya. Dari hasil observasi dan wawancara diketahui dua faktor yang menjadi kendala dalam penggunaan sistem informasi perpustakaan terpadu IBRA v.6. faktor pertama terjadi dalam kegiatan inventarisasi buku dan faktor kedua pada kegiatan pemeliharaan database, berupa proses pengeditan nomor induk buku sehingga mengganggu data transaksi peminjaman dan pengembalian buku. Solusi dalam mengatasi kendala ini, yaitu dengan mencatat kesalahan yang ditemukan pada sebuah kertas, melanjutkan proses peminjaman atau pengembalian, setelah itu barulah petugas melanjutkan mengedit kesalahan tersebut.

Kata kunci : Implementasi, Sistem Otomasi, Perpustakaan, IBRA

(6)

Theo Hartanto (1110025000007). The Implementation of an Integrated Library Information System IBRA v.6 in the Local Library South Tangerang. Under the guidance of Ade Abdul Hak, M.Hum. Department of Library Science Faculty of Adab and Humanities Islamic State University, Jakarta. 2015.

This research is descriptive study with qualitative approach. The research was conducted by revealing step by step in implementing of automation system. The theory in implementing of automation system is standardized on Dania Bilal’s theory which are preparation of hardware, installing and testing of software, Training, System maintenance, evaluation of system use and database maintenance. This study was conducted to find out the erorrs of the system use and find the solutions to solve. From the observations and interviews given two factors that constrain the use of the integrated library information system IBRA v.6. The first factor occurs in the invetory book and the second factor on database maintenance activities, such as identification numbers editing process that disrupts the transaction data of borrowing and returning books. Solutions to solve this obstacle, by noting the errors found in a paper, continuing the process of borrowing and returning, after that librarians continue to edit the error.

Keywords : Implementation, Automation System, Library, IBRA

(7)

Segala puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Implementasi Sistem Informasi Perpustakaan

Terpadu IBRA V.6 di Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan”, sebagai salah

satu syarat akademik dalam menyelesaikan studi sarjana (S1) pada Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tak lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, memberi petunjuk, membimbing dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini,

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M.Hum selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Ade Abdul Hak, M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu ditengah-tengah kesibukannya dengan sabar untuk membimbing dan memberi

arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya yang sangat bermanfaat.

(8)

Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian sekaligus memberikan banyak informasi yang dibutukan oleh penulis.

7. Bapak Iif Miftakhuddin, Bapak Arif Tianto beserta staf perpustakaan yang ada di

Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan yang membantu memudahkan

penulis untuk melakukan penelitian dan menggali informasi yang dibutuhkan.

8. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Tubagus Muhammad Nur dan Ibunda yang amat

penulis cintai Juairiah beserta seluruh keluarga dan kerabat penulis yang telah

memberikan do’a, dukungan, motivasi dan perhatian kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Poppy Theodorin dan Subhan selaku kakak yang rela mengorbankan waktu, tenaga

dan materi untuk mendukung segala aktivitas akademik sehingga penulis dapat

menyelesaikan studinya.

10.Teman-teman seperjuangan penulis, mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN

Jakarta angkatan 2010 yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi.

11.Keluarga besar tim KKN L1ON, Art Club, Ngradak, The Breaker, Minister Justice

3rd, Tangerang Travelers dan Indonesian Travelers serta teman-teman penulis semua

yang telah memberikan motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembacanya. Amin.

Jakarta, 21 Oktober 2015

Theo Hartanto

(9)

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... iiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah... 4

1. Batasan Masalah... 4

2. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

1. Tujuan Penelitian... 5

2. Manfaat Penelitian... 5

a. Manfaat Akademik... 5

b. Manfaat Praktis... 6

D. Definisi Istilah... 6

E. Sistematika Penulisan... 6

BAB II TINJAUAN LITERATUR... 8

A. Sistem Otomasi Perpustakaan... 8

1. Sistem... 8

2. Otomasi... 9

3. Sistem Otomasi Perpustakaan... 10

B. Implementasi Sistem Otomasi di Perpustakaan... 10

1. Persiapan Perangkat Keras... 10

2. Instalasi dan Percobaan Perangkat Lunak... 12

3. Pemeliharaan Sistem dan Keamanan... 13

a. Pengaturan Lingkungan Sekitar... 13

b. Sistem Backup... 14

c. Keamanan... 14

4. Pelatihan... 14

a. Pustakawan... 14

b. Pengguna... 14

5. Evaluasi Penggunaan Sistem... 16

6. Pemeliharaan Database... 16

C. Penelitian Relevan... 18

(10)

B. Sumber Data... 21

1. Sumber Data Primer... 21

2. Sumber Data Sekunder... 21

C. Pemilihan Informan... 22

D. Teknik Pengumpulan Data... 22

1. Wawancara... 22

2. Observasi... 23

3. Studi Dokumentasi... 23

E. Teknik Analisa Data... 24

1. Reduksi Data... 24

2. Penyajian Data... 24

3. Kesimpulan dan Verifikasi... 24

a. Kesimpulan... 24

b. Verifikasi... 25

F. Jadwal Penelitian... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 26

A. Profil IBRA... 26

1. Definisi IBRA... 26

2. Kebutuhan Minimal Perangkat Teknologi Informasi... 27

a. Perangkat Keras... 27

b. Perangkat Lunak... 27

3. Spesifikasi Sistem... 27

4. Keunggulan IBRA... 28

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 29

1. Persiapan Perangkat Keras... 29

a. Komputer... 30

b. Printer... 32

c. Barcode Scanner... 33

d. Mesin Pencetak Kartu Anggota... 34

e. Furnitur... 34

2. Instalasi dan Percobaan Perangkat Lunak... 35

3. Pelatihan... 48

a. Interface Utama Pengguna... 49

b. Menu Sirkulasi... 71

4. Pemeliharaan Sistem dan Keamanan... 91

5. Evaluasi Penggunaan Sistem... 95

a. Technology Characteristics... 96

b. Task Characteristics... 97

c. Performance... 100

d. Utilisasi... 101

(11)

A. Kesimpulan... 112 B. Saran... 113

DAFTAR PUSTAKA... 114

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

(12)

1. Tabel 1 Spesifikasi Komputer Server, Sirkulasi dan Penelusuran... 31

2. Tabel 2 Menu-menu IBRA yang telah diterapkan...109

(13)

Gambar 2. Modul Demodulator (Modem) ... 37

Gambar 3. Wireless Access Point... 38

Gambar 4. Alur Kerja WAP... 39

Gambar 5. Power over Ethernet (PoE) ... 40

Gambar 6. Menu Lisensi Instalasi IBRA... 42

Gambar 7. Menu Konfirmasi Instalasi IBRA... 42

Gambar 8. Shortcut xampp di Desktop... 44

Gambar 9. Tampilan dari xampp start... 44

Gambar 10. Interface IBRA di Browser... 45

Gambar 11. Tampilan dari xampp stop... 45

Gambar 12. Modul Pustaka Cetak... 46

Gambar 13. Toolbar pada Modul Pustaka Cetak... 47

Gambar 14. Tampilan Form input Bukuteks... 47

Gambar 15. Tombol Simpan Pustaka Cetak... 48

Gambar 16. Interface Utama Pengguna... 49

Gambar 17. Hasil Penelusuran Pustaka Cetak... 51

Gambar 18. Hasil Penelusuran Pustaka Digital... 52

Gambar 19. Hasil Penelusuran Pustaka Multimedia... 53

Gambar 20. Pustaka Berbagi PDF... 54

Gambar 21. Modul Ingin Berbagi PDF... 55

Gambar 22. Modul Anggota... 58

Gambar 23. Hasil Penelusuran Anggota... 59

Gambar 24. Informasi Layanan Perpustakaan... 61

(14)

Gambar 27. Modul Sumbangan Buku... 66

Gambar 28. Kamus Istilah (Glossarium)... 68

Gambar 29. Modul Login... 70

Gambar 30. Menu Sirkulasi... 71

Gambar 31. Modul Anggota Menu Sirkulasi... 72

Gambar 32. Form Tambah Anggota... 73

Gambar 33. Cetak KTA... 75

Gambar 34. Modul Pustaka Cetak Menu Sirkulasi... 75

Gambar 35. Modul Transaksi Menu Sirkulasi... 77

Gambar 36. Input Barcode Anggota... 78

Gambar 37. Input Barcode Pustaka... 79

Gambar 38. Informasi Peminjaman Pustaka... 80

Gambar 39. Button PERPJG... 81

Gambar 40. Modul Laporan... 83

Gambar 41. Laporan Kegiatan Petugas Sirkulasi... 84

Gambar 42. Laporan Pengunjung... 87

Gambar 43. Laporan Pustaka Cetak... 89

Gambar 44. Laporan Pustaka Cetak yang Dipinjam... 90

Gambar 45. Modul Pustaka Cetak Menu Sirkulasi... 104

Gambar 46. Tampilan Menu Inventarisasi... 104

Gambar 47. Tampilan Menu Edit Inventaris... 105

Gambar 48. Tampilan Menu Update Inventaris... 105

Gambar 49. Barcode Yang Baru... 106

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan pada dasarnya bertujuan untuk menyediakan

informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya, baik itu anggota maupun

non anggota. Terlepas dari banyak atau sedikitnya jumlah koleksi yang

dimiliki, perpustakaan diharuskan untuk menyediakan pelayanan

informasi yang maksimal bagi pencari informasi.

Ada anggapan yang menyatakan bahwa perpustakaan merupakan

pusat informasi yang melayankan berbagai sumber informasinya kepada

pengguna sehingga merupakan suatu kewajiban bagi perpustakaan untuk

menerapkan ICT atau Information and Communication Technology.

Di era digitalisasi ini, perpustakaan banyak mengikuti

perkembangan teknologi dan mengembangkan pelayanannya secara

efisien. Kebutuhan akan informasi bagi penggunanya yang menginginkan

segalanya serba cepat dan akurat, membuat perpustakaan berupaya

membangun pelayanan yang menyediakan akses tanpa terikat waktu dan

tempat.

Sistem manajemen perpustakaan merupakan suatu hal yang sangat

menentukan atas keberhasilan kinerja sebuah perpustakaan, dimana peran

pustakawan dituntut harus dapat melayani keperluan pengguna

perpustakaan, seperti permintaan akses yang lebih cepat ke informasi yang

(16)

Keberadaan sistem informasi merupakan alat bantu bagi pengguna

perpustakaan dalam mendapatkan informasi. Aplikasi produk Sistem

Informasi menawarkan kemudahan bagi pustakawan dalam mengelola dan

memberikan layanan informasi perpustakaan.

Sistem informasi perpustakaan saat ini sangat beragam dan

masing-masing sistem tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan

masing-masing. Akan tetapi, yang diperlukan oleh perpustakaan adalah

selalu berupaya meng-update sistem informasi perpustakaan yang lebih

baru dan fleksibel dalam penggunaannya karena sistem informasi

perpustakaan diciptakan untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Selama ini sistem informasi yang kita kenal bagi perpustakaan

adalah cds/isis atau sipisis, dynix, simpus, siprus, openbiblio, koha,

athenium, senayan, openisis, winisis, dan sebagainya yang masing-masing

memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan untuk

pengadaan sistem informasi itu sendiri ada yang didapatkan dengan

membeli dari pengembang software, membuat sendiri atau bahkan

mengunduh dari internet yang bersifat gratis dan legal yang terbukti

handal dan memiliki sarana komunikasi daring bagi yang merasa

kebingungan mengaplikasikan sistem informasi tersebut. Bagi

perpustakaan, sistem informasi tersebut dinamakan sistem informasi

opensource.

Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan merupakan salah satu

perpustakaan umum yang mulai menggunakan sistem informasi

(17)

proses pelayanan yang ada di perpustakaan. Pihak perpustakaan

menyatakan alasan mengapa lebih memilih aplikasi IBRA v.6 ketimbang

yang lainnya adalah dikarenakan Mitra Perpustakaan yang sebagai

pengembang aplikasi tersebut menawarkan satu paket langsung yang berisi

sistem informasi yang digunakan oleh pihak intern perpustakaan serta

website perpustakaan daerah Tangerang Selatan yang menjadi jembatan

komunikasi antara pengguna dan pustakawan tanpa terikat ruang dan

waktu.

Pada awalnya, Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan hanya

menggunakan jasa pembuatan website dari ahli IT yang khusus menangani

di bidang perpustakaan bernama Teratama. Namun, pihak Teratama

menawarkan satu paket antara pembuatan website dan aplikasi manajemen

perpustakaan IBRA v.6 dengan metode One Payment. Penggunaan

aplikasi ini sendiri dimulai pada akhir tahun 2012 namun mulai efektif

awal tahun 2013.

IBRA v.6 sendiri merupakan sistem informasi perpustakaan yang

dikembangkan oleh Teratama1. Menurut salah satu staf di Perpusda

Tangsel, sistem informasi ini cukup sederhana dan mudah untuk

digunakan, fitur yang terdapat didalam aplikasi ini cukup lengkap dan

dapat membantu pustakawan dalam mengelola perpustakaannya, seperti

pustaka tercetak, cetak Barcode, label dan kartu katalog buku, laporan dan

statistik, pustaka digital, pustaka multimedia, keanggotaan, sirkulasi

1

Mitra Perpustakaan, Generasi terbaru IBRA v.6, diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 14.28 WIB dari http://www.mitraperpustakaan.com

(18)

(peminjaman, pengembalian, perpanjangan), interface utama, dan

interface pendukung.

Berdasarkan pengalaman penulis, pemanfaatan Ibra untuk

membantu aktifitas di perpusda Tangsel ini seringkali terjadi

ketidakcocokan. Salah satu contohnya, yaitu penulis meminjam tiga buku

dengan judul yang berbeda. Ketika ingin mengembalikan buku yang

dipinjam, tertera pada komputer di bagian sirkulasi (yang menggunakan

aplikasi IBRA) bahwa buku yang dipinjam sebanyak dua judul.

Oleh karena itu, penulis mengambil poin-poin otomasi Dania Bilal

dalam bukunya yang berjudul Automating Media Centers and Small

Libraries yang menjelaskan secara detail mengenai automasi perpustakaan

mulai dari tahap paling awal, yakni memahami secara matang mengenai

otomasi, keuntungan dan kerugian sistem terotomasi, modul-modul yang

terdapat didalamnya beserta fungsinya masing-masing, untuk tahap

selanjutnya dilakukan persiapan memulai kegiatan otomasi sistem di

perpustakaan, diawali dengan persiapan implementasi hingga evaluasi

sistem yang terotomasi.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk

mengkaji lebih mendalam dan mengadakan penelitian tentang

“Implementasi Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA v.6 di

(19)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka

penulis membatasi masalah penelitian mengenai problematika teknis

pada implementasi menu-menu dan modul-modul sistem informasi

perpustakaan terpadu IBRA v.6 di Perpustakaan Daerah Tangerang

Selatan.

2. Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah ini penulis membuatnya menjadi

pertanyaan penelitian (Research Question), yaitu:

a. Bagaimana tahapan dalam implementasi sistem informasi IBRA ?

b. Bagaimana pemanfaatan dari sistem informasi ini?

c. Problematika apa yang dihadapi pada saat memanfaatkan IBRA v.6

ini?

d. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan problematika tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui

problematika teknis dalam pemanfaatan IBRA v.6 di Perpustakaan

daerah Tangerang Selatan dan menemukan solusi untuk

(20)

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

1) Menjadi acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang

memiliki kesamaan dengan topik penelitian ini.

2) Memberikan tambahan pengetahuan mengenai salah satu sistem

informasi perpustakaan terpadu.

b. Manfaat Praktis

1) Memberikan informasi mengenai kondisi riil perpustakaan

daerah Tangerang Selatan.

2) Menjadi bahan evaluasi bagi perpustakaan daerah Tangerang

Selatan.

D. Definisi Istilah

Definisi istilah penting untuk dicantumkan agar tidak terjadi

kesalahpahaman makna atau arti dari suatu istilah sehingga sesuai dengan

harapan penulis dan relevan dengan judul diatas.

Implementasi : Pelaksanaan ; Penerapan.

Sistem Informasi : Kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat

teknologi, media prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata

jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu

dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan

menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.

(21)

E. Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang penelitian, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah yang dipakai, serta

sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

Merupakan landasan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini

beserta ulasan kritis. Berisi tentang penjelasan mengenai sistem dan

otomasi serta penerapan sistem otomasi di perpustakaan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini akan dibahas mengenai jenis dan pendekatan

penelitian, sumber data, pemilihan informan, teknik pengolahan data,

teknik analisis data dan jadwal penelitian.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Didalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum secara

singkat dari sistem otomasi yang ada di Perpustakaan Daerah Tangerang

Selatan dan dilanjutkan dengan hasil penelitian mengenai implementasi

sistem otomasi tersebut di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan.

BAB 5 PENUTUP

Berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran

yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan

hasil penelitian ini.2

2 Hajat, Nurahma. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta. Universitas Negeri Jakarta

(22)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Sistem Otomasi Perpustakaan

1. Sistem

Istilah sistem merujuk pada dua hal, yaitu pada sesuatu

wujud (entitas) atau benda yang memiliki tata aturan atau susunan

struktural dari bagian-bagiannya, dan kedua menunjuk pada suatu

rencana, metode, alat, atau tata cara untuk mencapai sesuatu.3

Banyak definisi sistem yang tidak lengkap, karena hanya

menyebut semata-mata sesuatu benda yang terdiri dari bagian-bagian

yang saling berkaitan. Sebenarnya di dalam memandang sesuatu

sebagai suatu sistem itu terkandung anggapan bahwa bagian-bagian

yang saling berkaitan itu secara bersama-sama bergerak atau

melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan wujud atau benda

tersebut.4

Konsep sistem juga dijelaskan bahwa sistem adalah suatu

totalitas yang terdiri dari komponen-komponen dan unsur-unsur yang

saling berinteraksi menuju suatu tujuan tertentu yang terdiri dari

beberapa subsistem yang berdiri sendiri namun saling berkaitan atau

bagian dari supersistem yang merupakan induknya, semuanya terpadu

membentuk totalitas.5

3

Tatang M. Amirin. Pokok-pokok Teori Sistem. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.4.

4

Ibid. h.4-5.

5 Bonar Simangunsong. Sistem Informasi Manajemen. (Jakarta: Panelrindo, 1991), h.5.

(23)

Penulis mendapatkan gambaran bahwa sistem merupakan

satu kesatuan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk

menjalankan suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Otomasi

Peter Salim mengemukakan pengertian otomasi yakni

merupakan teknik atau sistem menjalankan atau mengendalikan

proses alat-alat serba otomatis dengan alat elektronis untuk

mengurangi penggunaan tenaga manusia.6 Salim kemudian

memberikan pengertian otomasi dalam kamusnya yang lain, yaitu

perkembangan dan penggunaan peralatan secara mekanis yang

dikombinasikan dengan sistem pengawasan otomatis atau

terotomatis.7

Otomasi perpustakaan menurut Sulistyo Basuki adalah

penerapan teknologi informasi untuk kepentingan perpustakaan

serta konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak atau

swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam

proses tersebut.8

Penulis mendapatkan kesimpulan tentang otomasi yakni

otomasi merupakan aplikasi atau penerapan teknologi informasi

dan komunikasi secara keseluruhan maupun bidang-bidang tertentu

6

Peter Salim. Salim’s Ninth Collegiate English – Indonesian Dictionary. (Jakarta: Modern English Press, 2000). H.124.

7 Peter Salim. The Contemporary English – Indonesian Dictionary. (Jakarta: Modern English Press,

1991).

8

Sulistyo Basuki. Periodisasi Perpustakaan Indonesia. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994). h.96.

(24)

saja yang dapat mengurangi partisipasi manusia dalam melakukan

pekerjaan atau kegiatan sehari-hari perpustakaan.

3. Sistem Otomasi Perpustakaan

Sistem otomasi perpustakaan adalah seperangkat aplikasi

komputer untuk kegiatan di perpustakaan terutama bercirikan

penggunaan pangkalan data berukuran besar, dengan kandungan

cantuman tekstual yang dominan dan dengan fasilitas utama dalam

hal menyimpan, menemukan dan menyajikan informasi.9

B. Implementasi Sistem Otomasi di Perpustakaan

Dalam mengimplementasi suatu sistem otomasi di perpustakaan

dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari persiapan perangkat keras,

instalasi dan percobaan perangkat lunak, pemeliharaan sistem dan keamanan,

pelatihan, evaluasi penggunaan sistem serta pemeliharaan database.10

1. Persiapan Perangkat Keras

Langkah pertama dalam memulai menerapkan sistem

otomasi adalah mempersiapkan perangkat keras untuk menjalankan

sistem informasi perpustakaan. Perangkat keras merupakan

komponen dalam sistem otomasi yang secara fisik dapat dilihat dan

9 Putu Laxman Pendit. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri,

2008). h.222.

10

Dania Bilal. Automating Media Centers and Small Libraries. (T.tp: Libraries Unlimited, 2002), Ed.2, h.115

(25)

diraba keberadaannya.11 Beberapa perangkat keras yang harus

dipersiapkan, yaitu :

a. Komputer

Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin

elektronik yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang

dapat saling bekerja sama, serta membentuk sebuah sistem kerja

yang rapi dan teliti.12

b. Printer

Printer adalah perangkat dimana perangkat itu akan bekerja apabila

pengguna menghubungkannya dengan perangkat komputer, yang

bisa digunakan untuk keperluan mencetak tulisan, gambar, dan

grafik ke dalam bentuk kertas dan sejenisnya.13

c. Barcode Scanner

Barcode scanner adalah alat yang digunakan untuk membaca

kode-kode berbentuk garis-garis vertikal (disebut dengan barcode) yang

terdapat pada kebanyakan produk.

Selain perangkat keras, dibutuhkan juga perangkat lunak.

Perangkat lunak komputer merupakan sekumpulan data elektronik

yang disimpan dan diatur oleh komputer berupa program atau

instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Perangkat lunak

diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan

11

Nico Rahmadi Wiharto, “3 Komponen Utama Pembangun Sistem Komputer (Hardware, Software, dan Brainware),” artikel diakses pada 1 Januari 2016 dari

http://www.pintarkomputer.com/2014/09/3-komponen-utama-pembangun-sistem-komputer-hardware-software-brainware.html

12

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, “Dasar-dasar Komputer Personal,” h.1

13 Ifan Andi Prastya, “Pengertian dan Fungsi Komputer.”

(26)

komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai. Kecenderungan

dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam

berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu

program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan

mengelola data yang lebih handal, dan dapat dioperasikan secara

bersama-sama (multi-user).

2. Instalasi dan percobaan perangkat lunak

Setelah perangkat keras dan perangkat lunak telah tersedia,

langkah selanjutnya berupa instalasi perangkat lunak dan

dilanjutkan dengan mencoba semua fungsi-fungsi yang ada pada

perangkat lunak tersebut.

Banyak masalah dapat terjadi selama dan setelah instalasi.

Kegagalan untuk mengakses satu atau lebih modul adalah salah

satu masalah yang mungkin terjadi. Masalah lain mungkin

melibatkan penggunaan alat-alat disekitarnya, seperti barcode

scanner dan printer.

Tahap percobaannya yaitu dengan menguji sistem secara

menyeluruh, termasuk penggunaan semua perangkat di semua

modul merupakan hal yang penting untuk memastikan operasi

yang tepat dari sistem, kompatibilitas perangkat lunak dan

perangkat keras, serta kesesuaian dengan kebutuhan dan

persyaratan (atau spesifikasi) dari perpustakaan.14

14

Dania Bilal. Automating Media Centers and Small Libraries. (T.tp: Libraries Unlimited, 2002), Ed.2, h.117

(27)

3. Pemeliharaan sistem dan keamanan

Dalam melakukan pemeliharaan sistem, harus

memperhatikan beberapa hal berikut agar sistem tetap dalam

kondisi baik dan berjalan tanpa ada kesalahan.

a. Pengaturan lingkungan sekitar

Dalam penempatan stasiun komputer, perhitungkan cahaya

matahari langsung, atau panas, silau dari jendela, pola

lalu-lalang dan kabel listrik yang ada. Semua perangkat keras,

termasuk stasiun komputer, server, hub dan perangkat

pendukung pengoperasian harus ditempatkan di tempat

yang sejuk, bersih dan aman. Kabel-kabel yang

menyatukan jaringan komputer harus dilindungi dengan

saluran untuk menghindari kemungkinan terinjak oleh

pengguna sehingga menyebabkan kerusakan serta

menghindari kehilangan data akibat kabel yang tidak

terkoneksi. Selain itu, pastikan komputer server beserta

kabelnya jauh dari jangkauan lalu-lalang pengguna.

Beberapa server juga harus memiliki UPS (Uninterruptible

Power Supply) untuk menghindari kemungkinan

pemadaman atau lonjakan listrik secara tiba-tiba.

b. Sistem Backup

Setiap perpustakaan harus mengembangkan strategi

penyimpanan data atau backup untuk sistem terotomasi guna

(28)

data yang diakibatkan rusaknya hard disk, kebakaran,

pencurian, kelebihan muatan dan kesalahan penghapusan.

Melakukan backup data dapat dilakukan pada perangkat,

seperti hard disk tambahan, Zip atau Jazz drive, tapes, dan

floppy diskettes. Pastikan untuk mem-backup data setiap hari

dan keseluruhan data seminggu sekali.

c. Keamanan

Perpustakaan juga harus memiliki sistem keamanan untuk

menghindari pencurian material perpustakaan. Untuk sistem

terotomasi, perpustakaan harus mengantisipasi pencurian atau

perusakan data, terserang virus, atau akses kedalam sistem

tanpa izin oleh seorang hacker.15 Hacker sendiri merupakan

istilah yang digunakan untuk merujuk seseorang yang

memiliki kemampuan pada komputer dan sistem jaringan, atau

pengguna komputer yang mampu masuk kedalam sistem

komputer melalui jaringan, baik untuk keperluan monitoring

(melihat sistem), copying (pengambilan/pencurian data), atau

crashing (merusak sistem komputer) targetnya.16

4. Pelatihan

Setiap sistem yang terotomasi, sesederhana apapun bentuknya,

tentu memerlukan pelatihan cara menggunakan untuk

mengoperasikan sistem otomasi tersebut secara baik dan benar.

15

Ibid. h.118

16

Enid Gabriella Coleman. Hacker: The Johns Hapkins Encyclopedia of Digital Textuality. (T.t: Duke Univ Press, 2011). H.2

(29)

Pelatihan yang dilakukan pun berbeda antara pustakawan dan

pengguna.

a. Staff Perpustakaan / Pustakawan

Berkenaan dengan hal ini, pendidikan dan pelatihan

mengenai teknologi informasi perlu dilakukan. Hal ini

bertujuan agar pustakawan dapat memberikan akses informasi

yang diperlukan bagi pendidikan dan penelitian di

perpustakaan, mampu mengimplementasikan sistem informasi

perpustakaan, mampu memberikan informasi tentang

pentingnya teknologi informasi di perpustakaan, serta mampu

meningkatkan pelayanan dan fungsi tenaga perpustakaan.17

b. Pengguna / Pemustaka

Pelatihan bagi pemustaka dapat dilakukan dengan kegiatan

yang disebut dengan Bimbingan Perpustakaan. Bimbingan

perpustakaan merupakan bimbingan penggunaan perpustakaan

dengan menekankan pada prosedur khusus, koleksi, dan

kebijakan. Fokus bimbingan perpustakaan adalah penjelasan

mendalam terhadap bahan perpustakaan, mengkonsentrasikan

pada peralatan dan mekanisme, termasuk teknik penggunaan

indeks jurnal, sumber-sumber referensi, penggunaan katalog

kartu dan online, serta bibliografi.18

17 I Putu Suhartika. ”Implementasi Teknologi Informasi sebagai Usaha Peningkatan Mutu Layanan

Perpustakaan”. Visi Pustaka . Vol.6 No.2, Desember 2004.

18

Rosa Widyawan. Indonesia Reference Service: Pelayanan Referensi, Bimbingan Pemustaka, dan Literasi Informasi. Artikel diakses dari http://irs-reference.blogspot.com/2012/04/pelayanan-referensi-bimbingan-pemustaka.html pada 11 Agustus 2015 pukul 13.05

(30)

5. Evaluasi Penggunaan Sistem

Setelah sistem otomasi diimplementasikan, pustakawan dan

pengguna telah diberi pelatihan-pelatihan, penggunaan sistem

termasuk OPAC juga harus dievaluasi. Sistem otomasi

menyediakan fitur penggunaan dan laporan statistik. Misalnya,

laporan di bagian sirkulasi, memberikan informasi tentang

penggunaan koleksi, usia koleksi, puncak aktivitas transaksi, serta

penggunaan koleksi ditempat.19

Laporan kegiatan pengkatalogan dapat mengidentifikasi

kekurangan dalam catatan MARC. Machine Readable Catalouging

(MARC) merupakan salah satu hasil dan juga sekaligus salah satu

syarat penulisan katalog koleksi bahan pustaka perpustakaan.20

Oleh karena itu, catatan MARC harus dievaluasi secara teratur.

Pemeliharaan Database (Pangkalan Data)

Database (Pangkalan Data) secara umum dapat dikatakan

sebagai repositori data. Data-data yang semakin hari kian

bertambah, membuat kapasitas bangunan perpustakaan

mengharuskan semua bahan pustakanya dikonversi ke dalam

bentuk yang lebih mudah untuk disimpan namun tetap mempunyai

fleksibilitas yang tinggi dalam hal temu-balik informasinya.21

19

Dania Bilal. Automating Media Centers and Small Libraries. (T.tp: Libraries Unlimited, 2002) Ed.2, h.121.

20 Ikhwan Arief. “Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan“ dalam makalah

seminar dan workshop sehari Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan Menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan. UMM 4 Oktober 2003. h. 6.

21 “Database and Database Management”. An Introduction to Database Concepts. Sec.9, h.2

(31)

Modul Sirkulasi, katalogisasi, akuisisi dan Inter Library Loan

(ILL) mempunyai catatan data yang harus dipelihara. Meskipun

menjaga akurasi catatan di setiap modul tersebut penting, modul

katalog yang menyimpan rekaman MARC harus diprioritaskan.

Hal ini karena Modul katalog mempengaruhi secara langsung

kepada pengguna untuk mengambil informasi.22

Pembersihan database juga sangat penting dengan penggunaan

web, terutama sangat banyaknya database MARC yang dapat

diakses secara gratis. Layanan MARC berbasis web menyediakan

sarana yang cepat dan ekonomis untuk memperoleh catatan

MARC, tapi banyak dari mereka, terutama yang gratis,

mengandung kesalahan dan bermasalah. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pembersihan database untuk menjaga integritas

database bibliografi. Pembersihan database dapat dilakukan

setelah catatan selesai dikonversi.

Selama proses konversi catatan, banyak eror dan ketidakakuratan

mungkin terjadi, termasuk catatan yang tidak selaras, indikator yang

tidak tepat, bidang yang tidak lengkap, bidang yang hilang, tanda baca

yang tidak konsisten, dan kesalahan ketik. Semua kesalahan dan

ketidakakuratan itu mengharuskan untuk melakukan pemeliharaan

database.

22

Dania Bilal. Automating Media Centers and Small Libraries. (T.tp: Libraries Unlimited, 2002) Ed.2, h.122

(32)

C. Penelitian Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, terlebih dahulu penulis melakukan

tinjauan pustaka dan mencari ide untuk memulai penelitian ini. Beberapa

penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis,

diantaranya :

1. Indra Giantoni Rossi, Penerapan Sistem Otomasi pada Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta (Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008).

Pada penelitian ini menjelaskan penerapan sistem otomasi

Bookmark yang mencakup di bagian Pengadaan, Sirkulasi, Pengolahan

Koleksi, dan Penelusuran bagi pengguna berupa katalog online

(komputer).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh

penulis yaitu terletak pada Sistem Aplikasi yang digunakan berupa

Bookmark oleh penelitian ini sedangkan penulis akan meneliti IBRA

v.6. Selain itu, penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, sedangkan penulis melakukan penelitian di Perpustakaan

daerah Tangerang Selatan.

Adapun persamaan penelitian ini, yaitu jenis penelitian yang

digunakan berupa penelitian deskriptif. Selain itu, pendekatan

(33)

2. Priyo Supriyadi, “Implementasi Sistem Otomasi MyPustaka dalam

Upaya Meningkatkan Layanan Perpustakaan : Studi Kasus

Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis” (Skripsi Mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2014).

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis, yaitu metode

penelitian yang digunakan, berupa penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Namun, terdapat perbedaannya berupa tujuan yang ingin dicapai.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan layanan perpustakaan

melalui implementasi sistem otomasi, sedangkan penelitian penulis

bertujuan untuk mengetahui problematika teknis dalam memanfaatkan

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha memberikan

dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi

tertentu.23

Alasan penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu agar

objek penelitian dapat dibuat secara sistematis, faktual dan akurat tanpa

membuat suatu perbandingan, perhubungan, dan lain-lain.

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Guba adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.24 Penelitian

kualitatif memiliki karakteristik-karakteristik dalam proses meneliti,

berupa penelusuran masalah dan mengembangkan pemahaman secara rinci

dari fenomena yang ada, memiliki tinjauan literatur yang memainkan

peran kecil namun membenarkan masalah, mengumpulkan data

berdasarkan sejumlah kecil orang sehingga diperoleh pandangan

23

J. Sitorus. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung : Tarsito, 1990) h.10.

24

Uhar Suharsaputra. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. (Bandung : Refika Aditama,2014) h.181.

(35)

partisipan, dan analisa data secara deskripsi dan menginterpretasikan

makna yang lebih besar dari temuan di lapangan.25

B. Sumber Data

Data merupakan bahan mentah yang nantinya akan diolah menjadi

informasi yang berguna dan dapat diinterpretasikan kembali. Penelitian

menggunakan data sebagai bahan baku untuk mendapat kesimpulan

tentang suatu masalah.26 Sumber Data terbagi kedalam dua bentuk utama,

yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan kondisi

langsung dari aktivitas di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan,

terutama dalam pemanfaatan sistem otomasinya.

2. Sumber Data Sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen.. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,

artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian

yang dilakukan.27

25 Creswell, John W. Educational Research : Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative

and Qualitative Research. (USA : Pearson Education, 2012). H.16

26

Nicholas Walliman. Research Methods : The Basics. (New York : Routledge, 2011).h.65

27

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2009). h.225.

(36)

C. Pemilihan Informan

Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling, yakni penulis cenderung memilih informan yang

memenuhi kriteria-kriteria tertentu dan dianggap mengetahui kondisi pada

lokasi penelitian dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

akurat serta mengetahui masalahnya secara mendalam.28

Informan penelitian disini terdiri dari dua orang yang berasal dari

pihak perpustakaan, yaitu Bapak Iif Miftahuddin sebagai Staf IT

Perpustakaan dan Bapak Arif sebagai Staf di bagian Sirkulasi. Penulis

tidak memasukkan pengguna sebagai informan dikarenakan tidak

mengetahui permasalahan secara mendalam.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang

berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan, yaitu

salah seorang yang melakukan wawancara meminta informasi atau

ungkapan kepada orang yang akan diteliti yang berputar di sekitar

pendapat dan keyakinannnya.29

Disini penulis akan mewawancarai informan yang telah ditentukan

sebelumnya dengan metode wawancara semi terstruktur. Pelaksanaan

wawancara ini lebih bebas daripada wawancara terstruktur. Tujuan

28

Nasution. Metode Research : Penelitian Ilmiah. (Jakarta : Bumi Aksara, 2007). h.98

29 Emzir M. Analisis Data : Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jakarta : Rajawali Pers, 2011). h.50.

(37)

wawancara jenis ini adalah untuk menentukan permasalahan secara

lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai diminta pendapat dan

ide-idenya.

2. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. penelitian

kualitatif atau naturalistik sangat mementingkan observasi sebagai alat

pengumpul data, yakni dengan melihat dan mendengarkan. Dalam hal

ini, penulis melihat dan mendengarkan segala aktivitas di Perpustakaan

Daerah Tangerang Selatan yang berhubungan atau menggunakan

langsung sistem otomasi perpustakaan, terutama software IBRA.

Pengamatan yang dilakukan pun secara Covert. Pengamatan

Covert merupakan pengamatan yang dilakukan secara tersembunyi

agar dapat diperoleh data yang valid dan reliable, yang dapat

dipercaya karena tidak dibuat-buat.30

3. Studi Dokumentasi

Selain melakukan wawancara dan observasi, penulis juga

mendapatkan data dan informasi penunjang dalam penelitian ini

dengan menggunakan metode studi dokumentasi, yaitu dengan

membaca dan mempelajari dokumen-dokumen yang ditulis oleh orang

lain yang berhubungan dengan Implementasi sistem otomasi

perpustakaan.

30 S. Nasution. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. (Bandung : Tarsito, 2002).h.62

(38)

E. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data yang telah diperoleh, penulis membaginya

kedalam tiga tahapan31, yaitu :

1. Reduksi Data

Setelah data dikumpulkan dari lapangan, dilakukan pemilihan

tentang relevan atau tidaknya data yang terkumpul dengan tujuan

penelitian ini. Informasi dari lapangan sebagai bahan mentah diringkas

dan disusun secara sistematis serta ditonjolkan pokok-pokok yang

penting.

2. Penyajian Data

Tahapan ini dilakukan untuk melihat gambaran secara keseluruhan

atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keselurahan. Data

diklasifikasikan dan disajikan beradasarkan pokok permasalahan untuk

memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

a. Kesimpulan

Kesimpulan ditarik untuk mencari makna data yang

dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau

perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan

membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian dan

makna yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam

penelitian.

31

John A. Martilla dan John C. James.”Importance-Performance Analysis”. Journal of Marketing, Januari 1977, h.77-79.

(39)

b. Verifikasi

Verifikasi dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian

data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar

dalam penelitian ini lebih tepat dan objektif. Salah satu caranya

dengan melakukan peer debriefing, yaitu membicarakannya

dengan rekan-rekan sejawat yang sebaya dengan peneliti.

F. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Perpustakaan Umum

Daerah Tangerang Selatan. Ruang lingkup penelitian diawali mulai dari

pengajuan surat izin sampai dengan penelitian ini selesai berlangsung dari

bulan Juli hingga Oktober, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pengumpulan Literatur Mengenai Skripsi: Juli - Agustus 2015

2. Melakukan Wawancara dengan Informan dan Analisis Data: Agustus -

September 2015

3. Penyelesaian Skripsi: September - Oktober 2015

4. Penyerahan Laporan Skripsi: Oktober 2015

(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil IBRA

Untuk lebih memahami sistem informasi yang digunakan oleh

Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan, terlebih dahulu penulis akan

membahas mengenai IBRA.

1. Definisi IBRA

IBRA merupakan software sistem otomasi yang merupakan

produk unggulan dari Teratama Library Support System (TLSS).

Nama IBRA lahir dari akronim kata “Integrated Library”

(Perpustakaan Terpadu).

Sejak berdirinya pada tahun 2006, Teratama Library Support

System terus mengembangkan berbagai produk teknologi informasi

untuk perpustakaan, khususnya produk perangkat lunak. Kepeloporan

Teratama Library Support System di bidang teknologi informasi

perpustakaan diantaranya adalah keberhasilannya sebagai yang

pertama kali merilis Software Perpustakaan Multimedia di Indonesia.

Teratama Library Support System berkonsentrasi mengembangkan

produk dan layanan untuk memberikan support pengembangan

perpustakaan berbasis teknologi informasi. Tim Teratama terus bekerja

keras mendedikasikan keahliannya sehingga melahirkan produk dan

(41)

2. Kebutuhan Minimal Perangkat

Dalam mengimplementasikan dan menginstal IBRA, dibutuhkan

perangkat teknologi informasi yang termasuk kedalam beberapa

persyaratan minimal berikut ini :

a. Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan

software IBRA ini, yaitu Server (satu unit), Personal Computer,

Barcode Scanner (satu unit), dan Printer Laser/Inkjet.

b. Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengoperasikan

software IBRA ini, yakni Sistem Operasi Server (Linux atau

Microsoft Windows), Web Server dan Database Server yang

mendukung Relational Database Management System atau

RDBMS (Sistem Manajemen Basis Data Relasional).

3. Spesifikasi sistem

Sistem informasi perpustakaan terpadu IBRA juga memiliki

spesifikasi yang mendukung software ini lebih membantu

penggunanya, yaitu :

a. Web Base Programing. Dibangun dengan bahasa pemrograman

berbasis web dan dapat berjalan online di internet.

b. Client-server system. Dapat diakses oleh banyak

pengguna/komputer secara bersamaan melalui jaringan komputer.

c. Berjalan di hampir semua sistem operasi yang mendukung browser

(42)

d. Menggunakan teknologi Mutakhir (Sistem Barcode dan

memungkinkan teknologi RFID atau ).

e. Tampilan user-friendly berbahasa Indonesia.

4. Keunggulan IBRA

Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh software ini, yaitu :

a. Software perpustakaan terpadu/terintegrasi dengan modul dan fitur

lengkap.

b. Kemampuan mengelola semua jenis bahan pustaka termasuk

konten lokal secara terintegrasi.

c. Software perpustakaan yang dikembangkan oleh tim yang secara

khusus mendedikasikan keahliannya untuk bidang perpustakaan,

meliputi analisis, programmer, pustakawan dan praktisi

perpustakaan, sehingga terjamin konsentrasi, kompetensi,

profesionalisme, kompatibilitas serta keberlanjutan

pengembangannya.

d. Memiliki setting aturan sirkulasi yang sangat lengkap, berdasarkan

jenis anggota dan atau berdasarkan jenis buku serta dapat

menggunakan sistem denda dan sistem sewa.

e. Semi development, yaitu sebagai program paket yang siap pakai,

pengguna masih dapat meminta dibuatkan modul program, desain

laporan, dan lain-lain yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Ini juga

merupakan jaminan bagi pengembangan sistem kedepan serta

jaminan bahwa manajemen perpustakaan dapat mengatur sistem

(43)

f. Adanya garansi dan jaminan technical support selamanya menjadi

jaminan keberlangsungan, keberlanjutan bahwa sistem akan terus

berjalan seandainya nanti terjadi kerusakan sistem, karena jelas

kemana harus minta bantuan teknis jika terjadi kerusakan.

g. Pengguna akan mendapatkan e-book gratis berbahasa Indonesia

yang sudah di inputkan di IBRA lebih dari seribu judul.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sejak berdirinya Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan ini pada

tahun 2010 masih menggunakan cara manual dalam pengelolaan

perpustakaan. Pada tahun 2012, Perpusda Tangsel telah memilih IBRA

sebagai sistem otomasi yang membantu pekerjaan sehari-hari staf

perpustakaan. Alasan mengapa memilih IBRA sebagai sistem otomasinya

dikarenakan software ini telah terangkum satu paket bersamaan dengan

pembuatan website perpustakaan daerah tangerang selatan.

Dalam mengimplementasikan sistem otomasi perpustakaan, penulis

melakukan wawancara kepada informan yang telah ditentukan sebelumnya

guna mendapatkan informasi mendalam dan akurat. terdapat beberapa

tahapan, yakni :

1. Persiapan Perangkat Keras

Sesuai hasil wawancara, langkah awal yang dilakukan oleh

Perpusda Tangsel dalam mengotomasi perpustakaan yaitu

mempersiapkan hardware-hardware yang dibutuhkan. Adapun

(44)

dan lain-lain juga termasuk furnitur untuk meletakkan hardware

tersebut.

a. Komputer

Hardware utama yang diperlukan dalam melakukan

otomasi sistem di perpustakaan, yaitu komputer. Sesuai

wawancara dan pengamatan penulis, komputer yang digunakan

dalam otomasi perpustakaan disini ada 5 unit, yaitu satu unit

komputer untuk bagian sirkulasi, satu unit komputer server dan

satu unit komputer penelusuran untuk pengguna serta dua unit

komputer untuk keperluan perpustakaan keliling yang tidak

tersambung ke jaringan terotomasi. Hal ini juga dijelaskan oleh

Bapak Arif32 :

“Kita ada tiga unit komputer ya. Sebenarnya ada lima unit, tapi yang dua dipake khusus buat PusLing (Perpustakaan Keliling) jadi cuman tiga buat layanan sirkulasi ini. Dua disini (meja petugas sirkulasi) dan satu lagi ada diatas (komputer penelusuran).”

Masing-masing bagian memiliki kebutuhan spesifikasi

komputer yang berbeda. Komputer server membutuhkan

spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan komputer pada

sirkulasi dan penelusuran dikarenakan komputer server

merupakan inti dari komputer-komputer dalam jaringannya

sehingga proses di komputer sirkulasi dan penelusuran

terhubung dengan database yang ada pada komputer server.

32 Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 20 September 2015 pukul 11.23 WIB

(45)

Berikut perbedaan spesifikasi komputer server dan komputer

untuk sirkulasi dan penelusuran :

Tabel 1 Spesifikasi Komputer Server, Sirkulasi dan Penelusuran

Dari tabel diatas, sudah jelas komputer untuk server

memiliki spesifikasi yang berbeda dengan komputer yang

digunakan untuk sirkulasi serta penelusuran. Dari segi

prosesornya, komputer server terpasang Quad Core 2GHz.

Sementara komputer untuk sirkulasi dan penelusuran hanya

Intel Atom dengan kecepatan prosesor 1.66 GHz. Selain itu,

kapasitas memorinya pun cukup signifikan perbedaannya.

Komputer server mempunyai kapasitas 4x lebih besar daripada

komputer untuk sirkulasi dan penelusuran dan selebihnya bisa

kita lihat dari tabel tersebut.

Di perpusda Tangsel ini, terdapat dua stasiun komputer

yang diletakkan di tempat yang berbeda-beda. Pertama,

No Spesifikasi Komputer Server Komputer Sirkulasi dan

Penelusuran

1 Processor Quad Core 2Ghz + CPU Intel (R) Atom (TM) CPU

N750 @1.66 GHz 2 System Type 32-bit Operating System 32-bit Operating System

3 Memory 4 GB DDR2 V-gen 1 GB

4 Monitor Hp Samsung

5 VGA PCI express card x 16

with 256Mb support dual view

NVIDIA GEVORCE4 MX 128Mb

6 Motherboard Gigabyte ASUS

(46)

Stasiun komputer OPAC atau Online Public Access

Cataloging (Katalog Akses Daring) yaitu komputer yang

ditujukan bagi pengguna perpustakaan untuk menelusur

informasi atau bahan pustaka yang ada di perpustakaan. OPAC

yang ada merupakan bagian dari menu yang terdapat pada

software IBRA. Komputer ini berjumlah 1 unit dan berada di

sudut ruang baca dan rak-rak buku.

Kedua, stasiun komputer administrasi. Hal ini ditujukan

bagi staf perpustakaan karena komputer administrasi ini

digunakan untuk bagian sirkulasi perpustakaan beserta

kegiatan pelaporan. Untuk bagian ini, perpusda Tangsel

memiliki dua unit komputer yang masing-masing telah

dipasang software IBRA. Posisi penempatan komputer ini pun

berada didekat pintu masuk perpustakaan. Komputer

diletakkan disebuah meja panjang, bersebelahan, dan dipisah

oleh sebuah CPU, barcode scanner dan mesin pencetak kartu

anggota. Kedua unit komputer ini digunakan untuk bagian

sirkulasi perpustakaan, mempunyai fungsi yang sama dan

digunakan bersamaan. Proses pengolahan buku-buku

dilakukan dikedua komputer administrasi ini, hal ini

dikarenakan menu pengolahan terintegrasi dengan menu

(47)

b. Printer

Sesuai observasi dan wawancara penulis, printer yang ada

di Perpusda Tangsel ini sebanyak dua unit. Printer ini tidak

tersambung ke komputer administrasi (server), sirkulasi atau

pun penelusuran. Kedua Printer tersebut berada di ruang

khusus yang mengolah semua dokumen Perpustakaan Keliling

atau PusLing yang terletak di ruang bagian belakang (samping

ruang baca) lengkap dengan komputernya yang tidak

tersambung jaringan.

Seperti yang diungkapkan Bapak Arif33 :

“Kalo printer kita ada dua ya. Tapi ya, printernya ada di (ruang) belakang soalnya dipake buat ngeprint dokumen-dokumen Pusling (Perpustakaan Keliling) aja. Jadi kalo kita mau ngeprint, kita baru dateng ke belakang.”

Jadi apabila bagian sirkulasi hendak mencetak suatu

dokumen, staf nya akan melakukannya secara manual, yaitu

dengan menyimpan file dokumen tersebut kedalam flashdisk

kemudian membawanya ke printer yang ada di ruang belakang

untuk dicetak. Masing-masing printer berjenis Canon PIXMA

iP2770 dan EPSON Laserjet.

c. Barcode Scanner

Sesuai observasi penulis, Perpusda Tangsel memiliki satu

unit barcode scanner yang berada di meja sirkulasi berjenis

Metrologic MS7120 Orbit Scanner namun belum digunakan

33 Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 8 Oktober 2015 Pukul 13.35

(48)

karena perpusda tangsel masih dalam proses pengubahan

nomor barcode. Disamping itu, barcode scanner ini rencananya

akan digunakan bersamaan dengan beroperasinya mesin

pencetak kartu anggota. Hal ini dipertegas dengan wawancara

penulis kepada Bapak Arif34 :

“Kita, buat (scan) barcode ada satu ya tapi belum difungsikan. Karna kita rencana mau dipakenya barengan sama kartu anggota. Jadi nanti bisa dipake buat scan no barcode buku dan kartu anggota.”

d. Mesin Pencetak Kartu Anggota

Sesuai observasi yang penulis lakukan, terdapat satu unit

mesin pencetak kartu anggota ZEBRA P330i yang diletakkan

di meja sirkulasi. Mesin ini belum dioperasikan karena sedang

dalam proses mengkonfigurasi kartunya agar bisa di scan

menggunakan barcode scanner. Hal ini juga diungkapkan oleh

Bapak Arif35 :

“Ini mesin untuk cetak kartu anggota. Masih belum kita pake si soalnya masih belum bisa disambungin ke IBRA nya jadi ya kita belum gunain tapi nanti bakalan kita pake kalo udah bisa.”

e. Furnitur

Sesuai dengan wawancara dan observasi penulis, semua

furnitur yang ada di Perpusda Tangsel, seperti meja dan kursi

telah disiapkan sebelum hardware lainnya dibeli. Hal ini

dikarenakan anggaran yang masih terbatas sehingga

furnitur-34

Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 8 Oktober 2015 pukul 13.30

35 Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 20 September 2015 pukul 11.18 WIB

(49)

furniturnya terlebih dahulu dibeli sebelum hardware lainnya.

Hanya saja, furnitur yang ada di Perpusda Tangsel beberapa

kali mengalami perubahan posisi letak seiring terus

bertambahnya koleksi tercetak dan rak-rak bukunya. Hal ini

dipertegas dengan kalimat yang diungkapkan oleh Bapak Iif

Miftakhudin36 :

“kalo untuk pengaturan khusus kita ga ada karena kita tempatnya masih nyewa / masih ngontrak jadi serba terbatas. Keterbatasan ruangan jadi ya belom ada ketentuan khusus penempatan komputer dan sebagainya.”

Jadi, perubahan posisi letak furnitur disini akibat

pengaturan rak-rak yang baru dibeli. Pihak perpustakaan

mengatur agar rak baru ini bisa diposisikan di ruang yang

terbatas ini namun tidak mengesampingkan nilai estetika dan

mengganggu furnitur yang telah ada. Tidak menutup

kemungkinan bahwa di masa yang akan datang, furnitur yang

telah ada sekarang akan mengalami reposisi kembali.

2. Instalasi dan percobaan perangkat lunak

Sebelum melakukan instalasi perangkat lunak berupa IBRA,

terlebih dahulu yang harus diperhatikan berupa jaringan komputernya.

Jaringan komputer yang ada di Perpusda Tangsel ini jangkauannya

masih terbatas pada satu lokasi atau biasa disebut dengan istilah LAN

36 Wawancara Pribadi Iif Miftakhuddin pada 8 September 2015 pukul 10.32

(50)

(Local Area Network) dikarenakan faktor kemudahan dalam bertukar

file, backup data dan kemudahan dalam mengontrol data yang

keluar-masuk.

Dalam sebuah jaringan, terdapat berbagai macam topologi.

Topologi yang digunakan disini yaitu topologi bus.37

Gambar 1 Topologi LAN Bus

Alasan menggunakan topologi ini dikarenakan topologi ini

umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang terhubung secara

sederhana sehingga komputer-komputer yang terlibat di dalamnya bisa

berkomunikasi satu sama lainnya.

“Kalo masalah jaringan ya, kita pake yang biasa-biasa aja. Pengaturan standar soalnya yang ngerjain dan instalasi segala macemnya kan dari vendornya langsung. Jadi kita tinggal pake.”38

Sesuai dengan observasi yang dilakukan penulis, ada beberapa

peralatan yang digunakan dalam jaringan ini, yaitu :

37

Naproni. Membangun LAN dengan Windows XP. (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2007) h.7

38 Wawancara Pribadi Bapak Arif Tianto pada 8 Oktober 2015 pukul 13.05 WIB

(51)

a. Network Interface Card

NIC atau Network Interface Card (Kartu Jaringan) yang

merupakan jembatan penghubung antara komputer dan jaringan

komputer berfungsi sebagai media pengirim data ke komputer

lain di dalam jaringan, mengontrol data flow antara komputer

dan sistem kabel, serta menerima data yang dikirim dari

komputer lain lewat kabel dan menerjemahkannya kedalam bit

yang dimengerti oleh komputer. NIC yang digunakan di

Perpusda Tangsel ini berupa NIC fisik yang telah terpasang

(ditancapkan) di Motherboard.

b. Modem (Modul Demodulator)

Gambar 2 Modul Demodulator atau Modem

Merupakan alat yang digunakan untuk terhubung ke

jaringan internet menggunakan kabel telepon atau yang biasa

disebut dengan istilah Online. Modem yang digunakan di

(52)

jaringan Fiber Optic Speedy. ISP atau Internet Service

Provider (Penyedia Layanan Internet) yang digunakan disini

yaitu Speedy Telkomsel sehingga modem ini mampu

mentransfer data hingga 100Mbps. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Arif39 :

ISP yang kita langgan disini dari telkomsel yaitu Speedy. Kenapa pake speedy, karna koneksinya kenceng dan untuk taraf perpustakaan kita seperti ini, sudah cukup mumpuni ya

c. Wireless Access Point

Perpusda Tangsel mempunyai satu buah Wireless Access

Point atau disingkat WAP.

Gambar 3 Wireless Access Point

WAP merupakan alat yang digunakan untuk

menghubungkan komputer-komputer dalam suatu jaringan, dari

dan ke jaringan wireless (Nirkabel). Alat ini digunakan untuk

39 Wawancara Pribadi Arif Tianto pada 8 Oktober 2015 pukul 13.15 WIB

(53)

menyambungkan akses internet secara wifi yang ditujukan

pada jaringan LAN Perpusda Tangsel. Dengan kata lain, WAP

merupakan Hub atau Switch versi nirkabel.

Gambar 4 Alur kerja Wireless Access Point

Alur kerja Wireless Access point dimulai dari modem yang

mentransmisikan internet ke WAP. Kemudian dari WAP akan

ditransmisikan kembali kepada komputer server beserta

komputer-komputer clientnya, yaitu komputer untuk layanan

sirkulasi dan komputer untuk penelusuran secara nirkabel.40

Alasan mengapa menggunakan WAP yaitu agar lebih efisien,

tidak menghabiskan banyak dana untuk membeli kabel dan

waktu yang dibutuhkan untuk instalasinya lebih cepat, seperti

yang diungkapkan Mas Iif41 :

40 Niko Rahmadi Wiharto, “Apa Perbedaan Wireless Access Point dan Wireless Router?” artikel

diakses pada 20 oktober 2015 dari http://www.pintarkomputer.com/2014/07/apa-perbedaan-wireless-access-point-dan-wireless-router.html

41 Wawancara Pribadi Iif Miftakhuddin pada 7 September 2015 pukul 14.02

(54)

“Kita pake access point ini biar lebih efisien aja sih,

soalnya ga perlu beli banyak kabel buat menyambungkan

semua komputer ke jaringan. Hemat biaya juga.

Instalasinya ga repot.”

d. Power over Ethernet (PoE)

PoE atau DC Power Injector merupakan alat yang

digunakan untuk menyalurkan listrik melalui kabel Ethernet

atau kabel UTP/STP.

Gambar 5 Power over Ethernet (PoE)

Terdapat dua buah PoE di Perpusda Tangsel. Satu PoE

disambungkan ke Modem, sedangkan PoE satunya lagi

disambungkan ke WAP. Alat ini berfungsi untuk

menyelesaikan masalah sulitnya mencari sumber power pada

pemasangan perangkat access point. Penggunaan PoE juga

(55)

perangkat membutuhkan 2 kabel UTP untuk data dan kabel

listrik untuk powernya. Dengan adanya PoE cukup

menggunakan satu kabel UTP dimana transfer data dan aliran

listrik terjadi dalam satu kabel. Seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Iif42 :

Ini juga sama, kita pake biar efisien ya. Selain hemat biaya pembelian kabel dan sebagainya, kita juga hemat waktu dan tenaga. Singkatnya ga repot lah

Selanjutnya, proses instalasi perangkat lunak berupa IBRA. Hal ini

dilakukan oleh pihak vendor. Staf perpustakaan hanya memperhatikan

proses instalasi sekaligus bertanya jawab.

“Nah kalo proses instalasi IBRA nya ya, waktu itu kita Cuma merhatiin sambil nanya-nanya ini apa, buat apa, gimana-gimananya lah. Semua dilakuin sama pihak vendor mas.”43

Berikut tahap-tahap instalasi IBRA :

a. Masukkan CD instalasi IBRA ke dalam komputer server yang

telah tersedia. Komputer server di Perpusda Tangsel ini terletak

di bagian Sirkulasi. Lalu buka drive CD ROM

b. Double click (Jalankan) pada aplikasi tersebut. Kemudian akan

muncul menu kotak dialog yang bertuliskan lisensi.

42

Wawancara Pribadi Iif Miftakhuddin pada 7 September 2015 pukul 14.09 WIB

43 Wawancara Pribadi Iif Miftakhuddin pada 8 September 2015 pukul 12.35 WIB

(56)

Gambar 6 Menu Lisensi Instalasi IBRA

Kotak dialog lisensi ini berisi info mengenai IBRA, beberapa

versi IBRA dan aturan yang diberlakukan terkait penggunaan

software ini. Klik Accept dan ikuti perintah selanjutnya.

c. Kemudian akan muncul menu selanjutnya yaitu menu

konfirmasi instalasi.

(57)

Menu konfirmasi instalasi ini berisi pemberitahuan sebelum

menyetujui instalasi IBRA berupa Sistem Operasi yang digunakan agar

kompatibel dengan software ini, direktori penyimpanan data dan

peringatan mengenai penumpukan data apabila telah diinstal

sebelumnya.

Dibawah pemberitahuan ini, terdapat kolom folder tujuan tempat

menyimpan data ini. Kita dapat memilih dimana akan disimpan data

IBRA ini dengan mengklik Browse. Disarankan untuk mengikuti

pengaturan default, yakni penyimpanan di folder C:\. Kemudian klik

Install dan tunggu hingga proses instalasi selesai dilakukan.

Setelah instalasi IBRA selesai, selanjutnya pasang xampp untuk

menjalankan aplikasi ini di browser yang ada. Browser default yang

digunakan yaitu Mozilla Firefox. Adapun tahapan pemasangan xampp,

yakni dengan membuka drive CD ROM yang berisi data instalasi IBRA

tadi kemudian copy shortcut xampp_start.exe dan xampp_stop.exe ke

desktop. Maka akan muncul shortcut xampp untuk memulai dan

(58)

Gambar 8 Shortcut xampp di desktop

Setelah shortcut xampp untuk memulai dan menutup program

IBRA ini muncul di desktop, klik dua kali pada shortcut xampp start.

Maka akan muncul menu seperti berikut ini.

Gambar 9 Tampilan dari Xampp Start

Setelah kotak menu xampp start ini muncul, maka secara otomatis

akan muncul tulisan konfirmasi untuk menjalankan aplikasi IBRA di

(59)

merupakan browser defaultnya. Aplikasi IBRA pun akan terbuka secara

otomatis melalui browser tersebut.

Gambar 10 Interface IBRA di browser

Proses instalasi selesai dan IBRA dapat digunakan.

Untuk menutup program, dapat dilakukan dengan mengklik dua

kali pada shortcut xampp_stop yang ada pada desktop. Maka akan

muncul kotak menu yang sama seperti memulai program namun

tulisannya berupa konfirmasi penutupan program selesai.

(60)

Kotak menu ini akan muncul beberapa detik dengan running text

yang muncul didalamnya bertuliskan Shutdown Complete lalu secara

otomatis tertutup bersamaan dengan pemberhentian program IBRA.

Setelah IBRA terpasang di komputer server, maka perlu dilakukan

percobaan kebutuhan perpustakaan, modul-modul apa sajakah yang

akan digunakan untuk menunjang aktifitas sehari-hari perpustakaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Iif44 :

“Salah satu menu yang pertama dicoba yaitu menu untuk memasukkan data (bibliografis) buku. Ini hal paling penting kan di perpustakaan, jadi dicoba buat input (data bibliografis) bukunya dulu”

Berikut langkah-langkahnya.

1. Klik Modul Pustaka Cetak yang terdapat pada Menu Sirkulasi

Gambar 12 Modul Pustaka Cetak

2. Kemudian klik pada tulisan “Tambah Koleksi”.

44 Wawancara Pribadi Iif Miftakhuddin 8 September 2015 Pukul 13.00 WIB

(61)

Gambar 13 Toolbar pada Modul Pustaka Cetak

3. Selanjutnya akan muncul Form Buku Teks berisi banyak

kolom-kolom yang harus diisi, seperti judul, pengarang, dll.

Kolom yang diikuti dengan simbol “ * “ wajib diisi.

Gambar 14 Tampilan Form Input Bukuteks

Gambar

Tabel 1 Spesifikasi Komputer Server, Sirkulasi dan Penelusuran
Gambar 1 Topologi LAN Bus
Gambar 4 Alur kerja Wireless Access Point
Gambar 8 Shortcut xampp di desktop
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan library research dan penelitian lapangan field research yang menghendaki

Eksperimen ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari peningkatan clockspeed yang didapat setelah dilakuakan Overclock terhadapap kinerja sistem, Pada sistem komputer yang

Jumlah nilai parameter estimasi dari semua peubah penjelas yang digunakan menunjukkan bahwa usahatani penggemukan sapi potong di Desa Lebih mendekati kondisi constant return

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Administrasi, Teknis dan Kewajaran Harga untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas yang Saudara tujukan kepada

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata permainan kartu kata efektif dalam meningkatkan kemampuan menyusun struktur kalimat pada anak tunarungu,

Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu : untuk mengetahui berbagai cara sterilisasi ruang kerja atau laboratorium dan peralatan serta media pertumbuhan

Zona peluang rekreasi berdasarkan analisis kelas spektrum dengan parameter fisik, sosial dan manajerial menghasilkan zona semi urban untuk Pulau Pramuka, zona rural developed

Telur yang dihasilkan dari ayam yang diberi oksitetrasiklin dengan dosis terapeutik lewat air minum mengandung residu oksitetrasiklin yang mempunyai aktivitas antibakteri