5.1 Ujicoba Sistem
Bab ini akan membahas uji coba dan evaluasi sistem. Dalam pembahasan bab
ini, uji coba akan diadakan untuk melihat keseluruhan fungsi pada sistem monitoring
traffic bandwith maupun wethermap. Uji coba sistem dilakukan untuk memastikan
sistem yang dibuat sudah bekerja dengan baik, jika terjadi kesalahan atau ada bagian
sistem yang belum bekerja dengan baik dapat dilakukan evaluasi untuk dibawa ke
tahap rumusan masalah lagi untuk dibuatkan rancangan yang lebih baik. Yang
demikian merupakan bagian dari metode waterfall.
5.2 Pengujian Sistem Monitor ing Pera ngkat J a r ingan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem Monitoring Traffic
Perangkat Jaringan Berbasis Cacti ini dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah
tahapan uji coba yang dilakukan terhadap sistem, untuk menguji sistem monitoring
traffic secara keseluruhan diperlukan skenario. Berikut adalah skenario-skenario yang
akan terjadi pada saat uji coba.
a) Menambahkan perangkat baru yang akan dimonitoring.
b) Perangkat yang dimonitor dalam keadaan menyala (Up), mati (Down) dan
pemulihan (Recovery).
d) Pembuatan grafik traffic bandwith
5.2.1 Uji Coba Menambahkan Perangkat Bar u
Skenario uji coba pertama yaitu melakukan penambahan perangkat baru pada
Cacti atau dengan kata lain melakukan pendaftaran perangkat pada sistem Cacti.
Gambar 5.1 Konfigurasi Perangkat
Gambar 5.1 diatas menunjukkan form pengisian perangkat. Form diatas
diisikan dengan konfigurasi yang sesuai dengan identitas perangkat yang akan
ditambahkan pada sistem. Pada konfigurasi diatas, pada kolom Description diisikan
PC 1, Hostname diisikan 192.168.1.1, check pada Monitor Host dan Downed Device
Detection dipilihkan Ping and SNMP uptime dengan method UPD Ping dan SNMP version 1. Setelah itu disimpan.
Jika penambahan perangkat baru berhasil dilakukan maka akan keluar
Gambar 5.2 Notifikasi SNMP Berhasil
Gambar 5.2 diatas menunjukkan bahwa penambahan perangkat telah berhasil
dilakukan. Pada notifikasi tersebut tertera Description dan hostname perangkat serta
waktu ping respon dalam satuan milisecond serta SNMP information yang berisikan
system, Uptime, hostname, location dan contact. Jika notifikasi gagal notifikasi yang
keluar bertuliskan “UDP Ping time out” dan “SNMP error”. Pada tahap ini
penambahan perangkat telah selesai dilakukan.
5.2.2 Uji Coba Menambahkan Beber apa Perangka t
Skenario uji coba menambahkan beberapa perangkat ini dilakukan untuk
memonitoring beberapa perangkat komputer atau tidak hanya satu komputer saja
yang dimonitoring. Disini ditambahkan satu perangkat atau satu device lagi untuk
Gambar 5.3 Penambahan Perangkat PC2
Pada Gambar 5.3 diatas merupakan penambahan perangkat baru PC2, disini
konfigurasinya sama dengan apa yang ada pada perangkat PC1, namun yang
membedakan hanyalah pengalamatan hostname serta description saja agar perangkat
baru yang ditambahkan ini berbeda dengan PC1.
5.2.3 Uji Coba Menambahkan Graph Pa da Per angkat
Skenario selanjutnya yaitu penambahan graph pada perangkat yang telah
dibuatkan. Graph ini akan berguna untuk memantau beban respon traffic bandwith
Gambar 5.4 Penambahan Graph Pada Perangkat PC 1
Gambar 5.4 merupakan form untuk membuat graph baru. Dalam pembuatan
graph sangat simpel. Kita hanya perlu memilih host / perangkat, lalu pilih template
yang diinginkan. Pada uji coba ini kita memilih host PC 1 yang sebelumnya sudah
dibuat. Lalu untuk template kita pilih pada menu yang Data Query [SNMP –
Interface Statistics], kemudian centang dan pilih sesuai ip address atau device yang
akan dimonitor grafik traffic bandwithnya karena kita akan menampilkan beban
respon bandwith. Setelah itu tekan tombol create untuk menyimpan.
5.2.4 Uji Coba Menambahkan Graph Ba r u Pada PC2
Pada skenario ini akan ditambahkan graph baru untuk PC2 agar pada PC2 ini
juga termonitoring grafik bandwithnya seperti skenario yang ada pada penambahan
Gambar 5.5 Penambahan Graph pada PC2
Pada Gambar 5.5 diatas merupakan penambahan grafik yang dilakukan pada
PC2. Skenarionya sama dengan apa yang ada pada penambahan graph pada PC1.
Pada penambahan graph di PC2 ini dilakukan agar PC2 juga ikut termonitoring
grafik bandwith-nya.
Gambar 5.6 Graph Traffic eth0
Gambar 5.6 diatas merupakan gambar graph Traffic-eth0 yang telah dibuat
sebelumnya. Refresh interval poller untuk menampilkan data graph diseting setiap 5
terdapat Current yang merupakan respon beban inbound dan outbond pad saat itu,
Average yang merupakan rata-rata beban inbound dan outbund ping dalam kurun
waktu tertentu dan juga Maximum yang merupakan beban inbound dan outbond
terlama pada kurun waktu tertentu.
Gambar 5.7 Graph pada PC2
Gambar 5.7 diatas merupakan hasil monitoring grafik dari perangkat PC2.
Dimana disitu dapat dilihat berapa besarnya bandwith yang dihasilkan pada perangkat
PC2.
5.2.4 Uji Coba Editor Weathermap
Skenario pada uji coba 3 ini yaitu melihat aliran traffic pada weathermap yang
sudah dibuat pada editor plugins weathermap. Pada awalnya memang aliran traffic
pada node 0 karena belum ada aktifitas dari server. Tetapi setelah dalam setiap
interval 5 menit aliran traffic akan berubah. Bisa menjadi turun apabila komputer
server jarang melakukan aktifitas dan akan sangat meningkat drastis aliranya apabila
Gambar 5.8 Create Weathermap
Gambar 5.8 menunjukkan editor create weathermap dimana disini harus
memasukkan dulu nama map yang akan dibuat. Setelah itu create. Dibawah tersebut
juga terdapat map-map yang sudah dibuat dan map tersebut bisa dibuka kembali dan
diedit lagi sesuai dengan pengaturanya.
Lalu selanjutnya yaitu muncul sebuah halaman dimana harus membuat sebuah
Gambar 5.9 Halaman Weathermap Editor
Gambar 5.9 ini merupakan pembuatan weathermap dimana dalam uji coba
tahap ini menggunakan satu komputer server untuk dimonitor dan satu komputer
client untuk memonitor. Pada tahap pembuatan host monitor dan server yaitu pilih
menu add node, kemudian untuk membuat aliran traffic berapa besar jumlah inbound
dan outbund yang dihasilkan pilih menu add link kemudian arahkan dari host monitor
ke host server. Agar aliran traffic dapat muncul dan bisa terdeteksi brapa besar
jumlah inbound dan outbond yang dihasilkan maka klik pada aliran traffic tersebut
untuk mengkonfigurasi link propertiesnya, lalu data source pilih data source yang
telah dibuat semisal tadi yang sudah dibuat yaitu PC1-traffic-eth0 kemudian submit.
Pada uji coba selanjutnya yaitu apakah aliran traffic pada weathermap sudah
dibuat bisa berjalan dengan benar. Disini melakukan uji coba memonitor satu
komputer server dan seperti yang terlihat pada gambar aliran traffic sudah berhasil
Gambar 5.10 Network Weathermap
Gambar 5.10 menunjukkan bahwa komputer server yang dimonitoring telah
berhasil dengan hasil beban inbound yang dihasilkan yaitu 4,82% serta beban
outbund yang dihasilkan 16,86%. Aliran traffic ini akan berubah angkanya setiap interval waktu 5 menit sesuai dengan proses apa saja yang dikerjakan oleh komputer server, jika komputer server pemakaianya sangat lama maka beban yang dihasilkan
akan lebih besar.
Pada evaluasi ini diketahui besaran aliran inbound dan outbound tersebut
berjumlah 16,86% dan 4,86%, ini dikarenakan proses yang dihasilkan antara device
yang satu dengan device yang lain serta kinerja dari setiap device yang dihasilkan
apakah device tersebut bekerja sangat sibuk atau tidak sama sekali. Besaran aliran
tersebut dihasilkan karena adanya pengiriman beberapa paket SNMP yang dilakukan
Gambar 5.11 Network Weathermap setelah 5 menit
Gambar 5.11 merupakan tampilan network weathermap setelah 5 menit maka
aliran traffic akan berubah dari monitor ke server. Perubahan ini terjadi apabila ada
aktifitas yang dilakukan pada setiap PC atau device yang akan dimonitoring. Bisa
dilihat perbedaan aliran traffic yang dihasilkan dari gambar 5.7 dengan gambar 5.8
diatas. Gambar 5.10 diatas server yang dimonitoring menghasilkan 4,82% aliran
traffic yang dihasilkan, sedangkan pada gambar 5.11 merupakan perubahan besaran
aliran traffic yang dihasilkan setelah interval 5 menit maka server akan berubah
besaran traffic-nya menjadi 4,78%. Memang besaran traffic yang dihasilkan
perubahanya tidak drastis tapi itu semua tergantung pemakaian dari server yg
dimonitoring apabila server selalu sibuk maka lonjakan drastis traffic yang dihasilkan
Gambar 5.12 Network Weathermap setelah 10 menit
Pada Gambar 5.12 diatas merupakan tampilan weathermap setelah dalam
waktu interval 10 menit. Bisa dilihat juga perubahan aliran traffic yang dihasilkan
dari poler inteval waktu dari awalnya 5 menit sampe 10 menit ini. Tidak banyak
perubahan yang terjadi pada Gambar 5.12 ini hanya saja disini menunjukkan bahwa
aktifitas dari server meningkat yang awalnya besaran traffic yang dihasilkan adalah
4,78% (gambar 5.11) menjadi 4,81% (gambar 5.12).
Pada Gambar 5.13 tersebut adalah hasil dari monitoring dalam bentuk
weathermap untuk pengujian beberapa device. Disini digunakan 2 host dan satu
device untuk memonitoring. Dapat dilihat bahwa besaran aliran traffic yang
dihasilkan dari PC 1 dan PC 2
5.3 Pengujian Sistem Device Monitor
Sistem device monitor ini merupakan aplikasi tambahan yang dibuat untuk
memantau device mana saja yang statusnya up dan down.
Gambar 5.14 Halaman Awal Sistem Device Monitor
Pada sistem device monitor ini juga ditambahkan menu untuk view
weathermap yang langsung ke menu weathermap yang sudah dibuat pada sistem
Cacti dan juga ada menu untuk kembali ke console Cacti yang merupakan hak akses
penuh untuk setiap setting dan konfigurasinya.
Skenario yang ada pada menu ini yaitu :
1. Memonitor Device yang up dan down
3. Kembali ke console Cacti yang merupakan hak akses sepenuhnya dari
setting maupun konfigurasinya.
5.1 Uji Coba menampilkan Per angkat
Uji coba ini dilakukan pada device-device yang sudah dibuat yang terlihat
disitu bahwa perangkat mana saja yang down dan up.
Gambar 5.15 Tampilan Daftar Device Up dan Down
Gambar 5.15 menunjukan tampilan daftar apa saja yang up dan down yang
sudah dibuat dalam sistem Cacti. Tiap status ditampilkan pada tabel yang berbeda
karena itu akan memudahkan untuk melihat device mana saja yang up dan down.
5.2 Uji Coba View Weathermap
Pada uji coba view weathermap ini merupkan menu yang hanya untuk
Gambar 5.16 Tampilan sistem Cacti view weathermap
Gambar 5.16 merupakan menu view weathermap dari suatu sistem device
monitor yang sudah dibuat pada cacti. Pada menu ini hanya langsung menuju ke
menu weathermap dimana pada weathermap itu terdapat map-map mana saja yang
diinginkan untuk dilihat.
5.3 Uji Coba Kembali ke Console Cacti
Uji coba kali ini juga hanya untuk mengembalikan menu ke sistem Cacti yang
merupakan pemegang hak penuh dari suatu setting dan konfigurasi perangkat.
Gambar 5.17 merupakan menu kembali ke Console Cacti yang terdapat pada
sistem device monitor. Pada menu ini akan menunjuk langsung ke halaman awal cacti
yang mempunyai hak penuh untuk setting dan konfigurasi dari suatu device yang
dibuat. Pada menu ini semuanya yang dilakukan dan dikerjakan ada pada halaman
console sistem Cacti ini.
5.4 Poller RRDTool
Poller pada sistem Cacti ini memiliki peran yang sangat dominan. Poller
bertujuan untuk melakukan pengumpulan atau populating data yang diperlukan
dalam memonitoring suatu jaringan atau perangkat yang disimpan dalam database.
RRDTool sendiri merupakan file yang berisikan file binary menggunakan algoritma
Round Robin.
Poller RRDTool ini ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan mengapa
sebaiknya tidak dilakukan perubahan poller interval pada system Cacti ini dan
mengikuti defaultnya yang sudah ditentukan.
Poller ini menggunakan algoritma Roun Robin yang system kerjanya
mengcapture data dalam interval waktu tertentu. Cacti sendiri tidak menyarankan
melakukan perubahan poller interval sejak awal pengoperasian dan
pengkonfigurasian system Cacti.
Karena jika dilakukan perubahan poller interval pada system Cacti harus
melakukan repopulate atau mengumpulkan data ulang yang menimbulkan loss data
database poller karena pada saat awal sistem Cacti memasukkan data poller, default poller otomatis yang terisikan yaitu 300 seconds. Tidak hanya itu saja tetapi juga
harus dilakukan perubahan pada crontab pada sistem operasi tersebut serta
perubahan script yang ada pada sistem Cacti.
Oleh karena itu, pada pembuatan Tugas Akhir ini tidak dilakukan dan tidak
disarankan untuk melakukan perubahan interval poller tersebut karena alasan yang
sudah dijelaskan tersebut.
5.4.1 Per hitungan Pemakaian Memori Poller
Poller pada sistem Cacti ini menggunakan algoritma Round Robin yang
menitik beratkan pada interval waktu yang statis yaitu 300 second atau 5 menit. Oleh
karena itu menyebabkan pemakaian memori poller yang disediakan RRDTool ini
juga bersifat statis.
Pada sub bab ini, akan dijelaskan dan dihitung pembuktian dari pemakaian
memori statis pada data source sebuah perangkat yang menggunakan template SNMP
Interface yang digunakan untuk memonitoring traffic bandwith. Berikut data dari
beban memori dari setiap data source pada poller dalam sekali jalan :
Gambar 5.18 merupakan daftar data source beserta penggunaan memori yang
digunakan sebuah template SNMP Interface yang terdiri dari 4 data source.
Total pemakaian memori per template SNMP Interface adalah 370Kb. Disini
diasumsikan dalam waktu 1 jam dengan interval waktu 5 menit, berarti poller akan
berjalan sebanyak 12 kali dalam waktu satu jam. Sehingga didapatkan beban memori
yaitu sebagai berikut :
Angka yang didapatkan tersebut mungkin memang kecil dibandingkan ukuran
memori perangkat-perangkat PC yang ada pada saat ini. Tetapi tidak bias dikatakan
begitu karena dalam sisem monitoring ini, yang dimonitoring tidak hanya satu tetapi
puluhan bahkan ratusan. Dan sistem monitoring itu sendiri merupakan sistem yang
tidak boleh dimatikan harus selalu on karena jika dimatikan maka data record yang
dimonitoring akan hilang dan data record sendiri tidak boleh hilang karena keperluan
analisis data. Oleh karena itu pula mengapa tidak dianjurkan dan tidak disarankan
pula mengatur poller interval pada sistem Cacti karena jika poller terlalu sering
bekerja, semakin besar juga kapasitas memori yang dibutuhkan. Misalnya diambil
permisalan diatur poller menjadi 1 menit. Sehingga dalam waktu 1 jam didapatkan
Dengan waktu interval dalam 1 menit dapat dilihat beban memori yang
didapatkan sebesar 22.200Mb. Angka tersebut jauh berbeda dengan interval waktu 5
menit yang hanya memakan beban memori sebesar 4.40Mb. Itu dikarenakan interval
waktu 1 menit memiliki kerapatan data yang lebih rapat sehingga data yang
ditampung lebih besar dan beban memori yang dihasilkan juga akan besar.
Oleh karena itu sistem Cacti menetapkan interval poller 5 menit dikarenakan
delay waktu selama itu merupakan waktu yang bisa ditoleransi oleh sistem Cacti dan
sistem yang dikerjakan akan berjalan dengan semestinya tanpa ada gangguan atau
masalah pada sistem Cacti tersebut. Hal ini juga akan berimbas pada kinerja
82
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari implementasi dan uji coba yang dilakukan ini, dapat dijabarkan beberapa
kesimpulan diantaranya, sebagai berikut :
a. Sistem monitoring Cacti menggunakan grafik dapat berjalan dengan baik
dalam memonitoring aliran traffic bandwith yang dihasilkan dari setiap
perangkat atau device.
b. Weathermap dapat berjalan dengan baik dalam melihat perubahan
besarnya aliran traffic yang dihasilkan pada setiap device dalam interval
waktu setiap 5 menit sekali.
6.2 Sara n
Pada sistem yang telah dibuat ini terdapat beberapa kekurangan, dan
kekurangan itu tentu saja harus dibenahi lagi sehingga sistem ini dapat memenuhi
kebutuhan manajemen jaringan yang lebih maksimal lagi kedepannya. Adapun saran
untuk pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut :
a. Sistem ini dapat dikembangkan lagi untuk monitoring grafiknya
menggunakan advance graph lain yang lebih bervariatif sehingga tampilan
b. Sistem ini dapat dikembangkan dalam perangkat mobile agar semua user
dapat memonitoring perangkat mobile bandwithnya sendiri.
c. Sistem ini mempunyai kekurangan yaitu dalam poller intervalnya yang
membutuhkan waktu 5 menit untuk melihat setiap perubahan yang terjadi
pada monitoring graph dan weathermapnya. Poller interval yang diatur
setiap 5 menit sekali itu dimaksudkan untuk pengefisiensian memori data
source. Jika merubah interval waktu yang sudah ditetapkan pada sistem
cacti maka proses yang dikerjakan dan ditampung akan lebih cepat dan
banyak yang dapat mengakibatan loss data record yang menyebabkan
semua konfigurasi akan kacau. Oleh karena itu, sistem ini dapat
diimplementasikan pada perangkat yang mempunyai spesifikasi yang