Spencer&Spencer
(1993),menyatakankompetensiadalahkarakteristikdasarseseorang yang
dapatdipakaiuntukmemprediksitingkatefektivitas,dana
ataukeberhasilandalamtugasdantanggungjawabdalamsituasitertentu.Program yang dilakukan untuk upaya perubahan kompetensi salah satu pelatihan yang diberikan kepada karyawan PT Perkebunan Nusantara IV adalah pelatihan operator Boiler.Pelatihan ini diberikan kepada peserta untuk mengetahui secara jelas standar – standar kerja dimana seorang operator Boiler harus mampu mengendalikan alat yang digunakan atau bertanggung jawab terhadap Stasiun kerja yang menjadi tanggung jawabnya dengan kompetensi yang dimilikinya.
Philips (2002), mengatakan bahwa eks peserta (participant) merupakan sumber data yang paling sering diigunakan dan bahwa mereka memang berada pada posisi yang memungkinkan untuk memberikan data yang lengkap. Menurut Philips (2002), participant merupakan sumber data yang sangat credible karena pada dasarnya mereka merupakan orang yang memang mengalami sendiri perubahan akibat pelatihan dan juga merupakan orang yang paling mengetahui proses kerja serta pencapaian kinerja yang dihasilkan setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan umumnya eks‐peserta pelatihan berpendapat bahwa pelatihan operator pesawat boiler memiliki relevansi yang kuat dengan pekerjaannya sehari‐hari. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa semua elemen pelatihan memiliki rata‐rata nilai yang tinggi, yaitu minimal pada skala penilaian 1,00 – 5,00 sebagaimana disajikan pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Relevansi Pelatihan Dengan Pekerjaan
No Elemen Program Pelatihan Sangat
tidak relevan Sangat Relevan Rata-rata 1 2 3 4 5 1 Materi pelatihan 0% 0% 12% 28% 60% 4,60
2 Diskusi kelas selama pelatihan 0% 0% 8% 28% 64% 4,76
3 Diskusi kelompok yang dilakukan selama pelatihan
0% 0%
12%
28% 60% 4,60
4 Role play yang dilakuakn selama pelatihan
0% 0% 12% 20% 68% 4,68
5 Praktek yang diberikan 0% 0% 12% 32% 56% 5.00
Rata-rata relevansi pelatihan dengan pekerjaan 4,73
Selain relevan, pelatihan operator pesawat boiler juga memiliki kontribusi yang cukup signifikan.Tabel 6.2 memperlihatkan pendapat eks‐peserta yang menyatakan bahwa umumnya tujuan pelatihan telah tercapai dengan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan eks‐peserta dikaitkan dengan pekerjaan sehari‐hari yang dihadapinya, meski rata‐rata nilai yang diperoleh sedikit lebih rendah dibandingkan dengan nilai relevansi pelatihan.
Hasil wawancara dengan responden (eks-peserta pelatihan) disajikan pada Tabel 6.2 dibawah ini yang dimana peserta ex-training menunjukkan perubahan perilaku dalam bekerja setelah kembali ketempat kerjannya masing-masing.
Tabel 6.2.1 Evaluasi Hasil Pelatihan
PESERTA MANFAAT SESUDAH PELATIHAN Lokasi PKS
1. Antus Martua Nst
2. Supriadi
Setelah kembali dari pelatihan memfungsikan kembali alat-alat ukur yang sudah rusak menjadi aktif kembali seperti manometer, thermometer dll.
Dapat melakukan penghematan / efisiensi pemakaian bahan bakar untuk Boiler seperti cangkang
Contoh :
Sebelum pelatihan bahan bakar cangkang per jam dihabiskan sebanyak 1.300 kg/jam setelah kembali dari pelatihan terjadi perubahan perilaku dalam pemakaian bahan bakar menjadi : 1.100 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 200 kg/jam x rata-rata olah 22 jam = 4.400 kg/hari X 22 hari = 96.800 kg/bln, perhitungan dalam setahun 96.800 kg x 12 x Rp 600 = Rp 696.960.000
SOSA
3. Sudarso
4. Saparuddin Hsb
Penghematan bahan bakar cangkang sebelum pelatihan digunakan 1.350 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 1.215 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 135 kg/jam x rata-rata olah 20 jam = 2.700 kg/hari x 22 = 59.400 kg/bln, perhitungan dalam setahun 59.400 kg x 12 x Rp 600 = Rp 427.680.000
Berangir
5. Elisa Lase Pasaribu
Sesudah pelatihan pengetahuan tentang pengoperasian dan perawatan terhadap boiler lebih mendetail lagi dan dapat mengkondisikan peralatan yang ada.
Bahan bakar yang digunakan sebelum pelatihan sebesar 1.600 kg/jam, setelah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dengan menggunakan bahan bakar sebesar 1.450 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 150 kg/jam x rata-rata olah 20 jam = 3.000 kg/hari x 22 = 66.000 kg/bln, perhitungan dalam setahun 66.000 kg x 12 x Rp 600 = Rp 475.200.000
Pulu Raja
6. Sukarmin Siahaan
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 1.400 kg.jam,
7. Agus Pratikno pemakaian bahan bakar menjadi = 1.200 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 200 kg/jam x rata-rata olah 22 jam = 4.400 kg/hari x 22 = 96.800 kg/bulan, perhitungan dalam setahun 96.800 kg x 12 x Rp 600 = Rp 696.960.000
8. Efendi Manurung
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 2.366 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dengan menggunakan bahan bakar sebesar 2.100 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 266 kg/jam x rata-rata olah 22 jam = 5.852 kg/hari x 22 = 128.744 kg/bln, perhitungan dalam setahun 128.744 kg x 12 x Rp 600 = Rp 926.956.800
Tinjowan
9. E. Simbolon
10. Warisman
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 1800 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 1.500 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 300 kg/jam x rata-rata olah 22 jam = 6.600 kg/hari x 23 hari = 151.800 kg/bln, perhitungan dalam setahun 151.800 kg x 12 x Rp 600 = Rp 1.092.960.000
Adolina
11. Adenan 12. R.Perangin- Tabel lanjutan 6.2.1
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 920 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 700 kg/jam terjadi penghematan
Sawit Langkat
bahan bakar sebesar 220 kg/jam x rata-rata olah 22 jam = 4.840 kg/hr x 23 hari = 111.320 kg/bln, perhitungan dalam setahun 111.320 kg x 12 x Rp 600 =Rp 801.504.000
13. Saman 14. Sutrisno II
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 3.000 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 2.100 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 900 kg/jam x rata-rata olah 23 = 20.700 kg/hr x 22 hari = 455.400 kg/bln, perhitungan setahun 455.400 kg x 12 x Rp 600 = Rp 3.278.880.000 Gunung Bayu 15. Hadi Sutrisno 16. Suyadi
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 1.950 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 1.100 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 850 kg/jam x rata-rata olah 22 = 18.700 kg/hr x 23 hari = 430.100 kg/bln, perhitungan setahun 430.100 kg x 12 x Rp
600 = Rp 3.096.720.000
17. M.M . P.Siringo-Ringo 18. Syafruddin
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 3.250 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 3.000 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 250 kg/jam x rata-rata olah 23= 5.750 kg/hr x 25 hari = 143.750 kg/bln, perhitungan setahun 143.750 kg x 12 x Rp 600 = Rp 1.035.000.000
Pasir Mandoge
19. Ponirin 20. Sadio
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 2.000 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 1.800 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 200 kg/jam x rata-rata olah 22= 4.400 kg/hr x 20 = 88.000 kg/bln, perhitungan setahun 88.000 kg x 12 x Rp 600 = Rp 633.600.000 Dolok Sinumbah 21. Poniran II 22. Mesriadi
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 2.700 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 1.800 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 900 kg/jam x rata-rata olah 20 = 18.000 kg/hr x 23 hari = 414.000 kg/bln, perhitungan setahun 414.000 kg x 12 x Rp 600 = Rp 2.980.800.000
Dolok Ilir
23. Rusli 24. Hisbullah
Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 1.800 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 1.527 kg/jam terjadi penghematan pemakaian bahan bakar sebesar 273 kg/jam x rata-rata olah 22 =6.006 kg/hr x 23 hari = 138.138 kg/bln, perhitungan dalam setahun 138.138 kg x 12 x Rp 600 = Rp 994.593.600
Pabatu
25. Rukijo Efendi Pemakaian bahan bakar sebelum pelatihan sebesar 2.000 kg/jam, sesudah pelatihan terjadi perubahan perilaku bekerja dalam pemakaian bahan bakar menjadi = 1.300 kg/jam terjadi penghematan bahan bakar sebesar 700 kg/jam x rata-rata olah 22 = 15.400 kg/hr x 22 hari = 338.800 kg/bln, perhitungan dalam setahun 338.800 kg x 12 x Rp 600 = Rp 2.439.360.000
Tujuan Evaluasi Pelatihan
Sudjana (2008) menyatakan berbagai macam tujuan evaluasi,yaitu :
1. Memberikan masukan untuk perencanaan program
2. Memberikan masukan untuk kelanjutan,perluasan dan penghentian program
3. Memberikan masukan untuk memodifikasi program
4. Memperoleh Informasi tentang factor pendukung dan penghambat program
5. Memberi masukan untuk memahami landasan ke ilmuan bagi evaluasi program
Kirkpatrick(1998)mengatakan bahwa evaluasi suatu pelatihan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggara pelatihan itu sendiri dan bahwa evaluasi itu merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar pelatihan secara keseluruhan dapat berlangsung dengan efektif.
Selain kepada eks-peserta pelatihan, juga dilakukan wawancara dengan atasan eks-peserta setelah kembali bekerja. Hasil penilaian atasan terhadap perubahan kinerja karyawan setelah mengikuti pelatihan disajikan pada Tabel 6.2.2
Tabel 6.2.2 Penilaian Atasan Terhadap Kinerja Eks-Peserta Pelatihan
No Indikator Penilaian
NILAI PESERTA (%)
Rata-Rata Sangat
Kurang Kurang Cukup Bagus
Sangat Bagus
1 Laporan yang disampaikan peserta setelah
sampai di unit kerja 0% 0% 16% 80% 4% 3,88
2 Kualitas dari tindak lanjut (action plan) yang
akan dilaksanakan 0% 0% 4% 76% 20% 4,16
3 Motivasi dari peserta untuk melakukan
tindak lanjut 0% 0% 12% 36% 52% 4,40
4 Perubahan sikap dan perilaku dalam bekerja
5 Kualitas hasil kerja setelah kembali dari
pelatihan 0% 0% 0% 56% 44% 4,44