TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Evaluasi Program
2.2.1 Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu program kesehatan masyarakat yaitu dengan melihat dan memberi nilai keberhasilan program seutuhnya. Evaluasi merupakan bagian terpenting dari pelaksanaan suatu program kesehatan karena dengan adanya evaluasi diperoleh feed back dari program yang
dijalankan. Tanpa evaluasi terhadap sebuah program yang dijalankan, maka akan sulit mengetahui sejauh mana tujuan yang diinginkan tercapai. Menurut Perhimpunan Ahli Kesehatan Amerika, evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan serta mencakup hal–hal sebagai berikut :
a. Menetapkan atau memformulasikan apa yang akan di evaluasi
b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi
c. Menentukan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan
d. Melaksanakan evaluasi, mengolah, dan menganalisis data hasil evaluasi e. Menentukan keberhasilan program kerja yang dievaluasi berdasarkan kriteria
yang ditetapkan tersebut, serta memberikan penjelasannya.
f. Menyusun rekomendasi atau saran – saran tindak lanjut terhadap program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
(Prasetyawati, 2011 : 208-209) 2.2.2 Macam–Macam Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi ada dua macam evaluasi yaitu :
a. Evaluasi formatif , dilakukan ketika program sedang berjalan dan biasanya digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan program.
b. Evaluasi sumatif, dilakukan setelah semua program selesai dan dilakukan penilaian.
Dalam suatu program kesehatan masyarakat, evaluasi dilakukan terhadap tiga hal berikut :
a. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program yang menyangkut penggunaan sumber daya yang meliputi tenaga kerja, dana, dan fasilitas yang lain.
b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil. Misalnya meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya cakupan jamban keluarga, dan lain sebagainya.
c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program itu mempunyai dampak terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat. Dampak tercermin dari meningkat atau menurunnya indikator – indikator kesehatan masyarakat, misalnya meningkatnya status gizi balita, menurunnya angka kesakitan diare, dan lain sebagainya.
2.2.3 Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan STBM
Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan STBM dilakukan untuk mengukur perubahan dalam pencapaian program serta mengidentifikasi pembelajaran yang ada dalam pelaksanaannya, mulai pada tingkat komunitas masyarakat di desa/kelurahan. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan STBM di setiap tingkat pemerintahan secara berjenjang dilakukan melalui sistem informasi pemantauan yang dilaksanakan dengan tahapan:
1. Pengumpulan data dan informasi;
2. Pengolahan dan analisis data dan informasi; dan 3. Pelaporan dan pemberian umpan-balik.
Capaian Indikator Pemantauan dan Evaluasi: 1. Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM
Indikator bahwa suatu Desa/Kelurahan dikatakan telah melaksanakan STBM adalah: a. Minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di salah satu dusun dalam
desa/kelurahan tersebut.
b. Ada masyarakat yang bertanggung jawab untuk melanjutkan aksi intervensi STBM seperti disebutkan pada poin pertama, baik individu (Natural Leader) ataupun bentuk kelompok masyarakat.
c. Sebagai respon dari aksi intervensi STBM, kelompok masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam rangka mencapai komitmen perubahan perilaku pilar STBM, yang telah disepakati bersama.
1.3 Puskesmas
2.3.1 Pengertian Puskesmas
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Permenkes No. 75 Tahun 2014)
Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care) yang dicanangkan oleh pemerintah dalam upaya
pengembangan pelayanan kesehatan dasar. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas adalah untuk mendukung terwujudnya kecamatan sehat yaitu dengan mewujudkan kehidupan masyarakat seperti hal berikut memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.3.2 Prinsip Puskesmas
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
1. Paradigma sehat yaitu Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pertanggungjawaban wilayah; yaitu Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. 3. Kemandirian masyarakat; yaitu Puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
4. Pemerataan; yaitu Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Teknologi tepat guna; yaitu Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Keterpaduan dan kesinambungan yaitu Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas
2.3.3 Fungsi Puskesmas
Puskesmas sebagai ujung tombak upaya kesehatan dalam melaksanakan tugas penyelenggaraannya memiliki fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanyas
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan; 8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Yang berfungsi untuk:
1) Pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara korehensif, berkesinambungan dan bermutu;
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,kelompokdan masyarakat;
4) Menyelenggarakan pasien, petugas dan pengunjung;
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
6) Melaksanakan rekam medis;
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses pelayanan kesehatan;
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
9) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan