• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Evaluasi Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Indonesia,

4.3.3 Ramalan Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter

4.3.3.8 Evaluasi Ramalan Dampak Kebijakan Fiskal Dan

Indonesia

Kompilasi dari dampak kebijakan fiskal dan moneter Indonesia, serta faktor eksternal terhadap harga kopi arabika di Indonesia khususnya dan perkopian di Indonesia tahun 2015-2029 ditunjukkan pada Tabel 4.34. Kompilasi dari peramalan tersebut merupakan dampak kebijakan ekonomi di sektor pertanian dan perubahan faktor eksternal terhadap harga kopi arabika di Indonesia yang diterapkan pada tahun 2015-2029. Adapun kombinasi beberapa simulasi kebijakan fiskal dan moneter Indonesia, serta faktor eksternal yang disimulasikan yaitu peningkatan luas areal kopi arabika sebesar 30%, peningkatan pajak ekspor kopi sebesar 10%, penurunan tingkat suku bunga BI sebesar 15%, penurunan produksi kopi Brazil sebesar 20%, peningkatan ekspor kopi dunia sebesar 15% dan peningkatan harga kopi arabika dunia sebesar 10%, serta kombinasi keenam simulasi tunggal sebelumnya.

Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tidak semua simulasi memberikan dampak pada perdagangan kopi. Simulasi penurunan produksi kopi Brazil sebesar 20% tidak memberikan dampak apapun pada perdagangan kopi baik di Indonesia maupun dipasar dunia. Simulasi penurunan tingkat suku bunga BI sebesar 15% dan peningkatan luas areal kopi arabika sebesar 30% memberikan dampak hanya pada perdagangan kopi di Indonesia saja. Sedangkan untuk simulasi peningkatan pajak ekspor kopi sebesar 10%, peningkatan ekspor kopi dunia sebesar 15% dan peningkatan harga kopi arabika dunia sebesar 10% memberikan dampak pada perdagangan kopi baik di pasar Indonesia maupun di pasar dunia. Sementara itu simulasi yang memberikan dampak peningkatan harga kopi arabika di Indonesia adalah pada simulasi peningkatan harga kopi arabika dunia sebesar 10% serta penurunan tingkat suku bunga BI sebesar 15%. Sedangkan simulasi yang lain seperti peningkatan luas areal kopi arabika sebesar 30%, peningkatan pajak ekspor kopi sebesar 10% dan peningkatan ekspor kopi dunia sebesar 15% memberikan dampak penurunan. Dan untuk penurunan produksi kopi Brazil sebesar 20% tidak memberikan pengaruh pada harga kopi arabika di Indonesia.

Simulasi yang memberikan dampak berupa peningkatan harga kopi arabika di Indonesia adalah pada simulasi peningkatan harga kopi dunia sebesar 10%, dimana simulasi ini memberikan dampak peningkatan dari Rp 32045.6 menjadi Rp 33969.3 yaitu meningkat sebesar 0.0256% atau meningkat sebesar Rp 1923.7. Peningkatan harga ini memacu petani ataupun pelaku perdagangan kopi untuk semakin meningkatkan jumlah produksinya agar mereka mendapatkan keuntungan yang tinggi. Sehingga apabila jumlah produksi meningkat akan semakin meningkatkan jumlah kopi yang ditawarkan di pasar kopi domestik Indonesia. Sementara itu dilain sisi, peningkatan harga ini membuat perilaku konsumen menjadi menurun. Hal ini ditandai dengan semakin menurunnya jumlah permintaan kopi di pasar domestik Indonesia. Simulasi peningkatan harga kopi dunia sebesar 10% tidak dapat diprediksikan secara pasti karena simulasi peningkatan harga kopi dunia berasal dari eksternal yang tidak pasti, oleh karena itu perlu ada kebijakan yang berasal dari pemerintah yang dapat membantu mengendalikan harga agar tidak merugikan petani dan konsumen. Simulasi kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu penurunan suku bunga BI sebesar 15%. Simulasi ini memberikan dampak peningkatan harga kopi arabika di Indonesia sebesar 0.00206% atau peningkatan sebesar Rp 1915.7, dimana harga kopi arabika meningkat dari Rp 32045.6 menjadi Rp 33961.3. Namun peningkatan harga ini membuat permintaan menurun sebesar 0.00111%.

Simulasi yang memberikan dampak penurunan harga kopi arabika di Indonesia adalah pada kombinasi seluruh simulasi dan peningkatan ekspor kopi dunia. Penurunan harga kopi arabika di Indonesia yang diberikan oleh kedua simulasi ini adalah sebesar 0.1696% dan 0.1669%. Penurunan harga ini menyebabkan penurunan produksi kopi pada simulasi peningkatan ekspor kopi dunia. Sedangkan pada kombinasi seluruh simulasi didapatkan bahwa meskipun terjadi penurunan harga justru meningkatkan produksi kopi. Hal ini dapat disebabkan karena meningkatnya harga kopi robusta. Selain itu juga terjadi peningkatan pada impor kopi yaitu sebesar 0.007126% karena penurunan harga kopi arabika dunia yaitu sebesar 0.48186%. Penurunan harga kopi arabika ini

memberikan dampak yang buruk bagi petani sebab dengan semakin rendahnya harga maka keuntungan yang akan diperoleh oleh petani akan semakin rendah.

Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, simulasi yang mampu memberikan harga yang tinggi terhadap kopi arabika adalah pada simulasi peningkatan harga kopi dunia sebesar 10%. Namun Indonesia tidak dapat mengkonfrontasi harga kopi dunia agar dapat meningkat sebab harga kopi dunia ditentukan oleh mekanisme pasar. Oleh karena itu diharapkan pemerintah dapat melindungi petani dengan memberikan kebijakan yang berasal dari pemerintah yaitu berupa penurunan tingkat suku bunga BI sebesar 15% yang dapat meningkatkan harga kopi arabika di Indonesia, selain itu juga diharapkan pada masa mendatang harga kopi dunia dapat terus meningkat agar keuntungan yang diperoleh petani dapat semakin meningkat.

4.4 Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian 4.4.1 Kelebihan Penelitian

1. Tidak hanya mengupas mengenai perkopian Indonesia, tetapi juga melihat lebih jauh beberapa pelaku ekspor impor dari negara lain sehingga dapat diketahui posisi Indonesia di pasar dunia sekaligus meneropong kemampuan lawan dalam perdagangan kopi dunia.

2. Subjek utama dalam penelitian ini adalah harga kopi arabika Indonesia dan dunia. Kebijakan pemberlakuan kembali pajak ekspor kopi dapat menurunkan harga arabika kopi di Indonesia sehingga menyebabkan petani kopi rakyat dalam kondisi terpuruk. Selain itu dalam penelitian ini disajikan beberapa alternatif akan kebijakan harga kopi arabika berdasarkan gejala-gejala ekonomi yang terjadi pada kurun waktu 33 tahun.

4.4.2 Keterbatasan Penelitian

1. Data penelitian menggunakan data sekunder sehingga terdapat kemungkinan adanya perbedaan data dari masing-masing sumber informasi penyedia data sehingga perlu diadakan pencermatan lebih lanjut.

2. Dari segi ketersediaan data, tidak semua data yang diinginkan peneliti tercatat dalam hasil data lembaga-lembaga penyedia data tersebut sehingga variabel-

variabel yang dimasukkan kedalam model penelitian pun menyesuaikan dengan adanya ketersediaan data.

158

Tabel 4.34 Ramalan Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Indonesia, Serta Faktor Eksternal Terhadap Harga Kopi Arabika Indonesia No Variable Peningkatan Pajak Ekspor Kopi 10% Peningkatan Harga Kopi Arabika Dunia 10% Penurunan Tingkat Suku Bunga BI 15% Peningkatan Ekspor Kopi Dunia 15% Peningkatan Luas Areal Kopi Arabika

30% Penurunan Produksi Kopi Brazil 20% Kombinasi Simulasi Tunggal 1 ALKOARINA -0.006045 0.2775498 -0.01871 -0.19957 -0.00374 0 0.050631 2 ALKOROINA 0.000317 0.0002113 -0.01659 0 0 0 -0.01617 3 YKOARINA -0.010591 0.1374788 -0.01059 -0.11662 0.829658 0 0.829658 4 YKOROINA 0.022805 0.0114038 0 0 0 0 0.022805 5 QKOARINA -0.009116 0.381379 -0.02735 -0.28948 0.702972 0 0.780803 6 QKOROINA 0.019285 0.0072328 -0.01809 -0.00362 0 0 0.006027 7 QKOINA 0.00863 0.1120786 -0.01727 -0.08639 0.198122 0 0.232498 8 PKOARINA -0.009424 0.0256114 0.002061 -0.16694 -0.01973 0 -0.1696 9 PKOROINA 0.058735 0.0227304 0 -0.00858 0.000858 0 0.073301 10 DKOINA -0.071319 -0.041776 -0.00111 0.093452 0.008908 0 -0.01002 11 SKOINA 0.008633 0.1121173 -0.02591 -0.08642 0.19819 0 0.223983 12 XKOBRA -0.000286 -0.105352 0 0 0 0 -0.10559 13 XKOVIE -0.001756 0.1125377 0 -0.06887 0 0 0.042134 14 XKOINA 0.445203 0.1381781 0 -0.0843 0 0 0.498396 15 XKOCOL -0.0002 -0.028789 0 0 0 0 -0.02879 16 XKOGUA -0.00145 0.1718499 0 -0.06491 0 0 0.105351 17 XWKO 0.028008 0.0067403 0 -0.02299 0 0 0.011759 18 MKOAS 0 0.0172858 0 0 0 0 0.017286 19 MKOGER 0.000070 0.016464 0 -0.00099 0 0 0.014705 20 MKOJA 0.000184 -0.000553 0 0.002765 0 0 0.002396 21 MKOITA 0 0.0089764 0 -0.00068 0 0 0.00796 22 MKOFRA 0.000477 -0.027658 0 0.016921 0 0 -0.01025 23 MWKO 0.000056 0.0063112 0 0.000942 0 0 0.007126 24 PWKOAR -0.028217 0.1127078 0 -0.71023 0 0 -0.48186 Sumber: Data sekunder diolah tahun 2015, (Lampiran P, hal. 242)

Dokumen terkait