• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Risiko

Dalam dokumen Manrisk Djp Final (Halaman 29-41)

No

Risiko Risk Statement Dampak

Kemungkinan Terjadi

Level Risiko

Total

Nilai Peringkat Klasifikasi Risiko

2 Penurunan penerimaan pajak dari sektor tambang dan CPO 5 5 5,5 25 1 Operasional

20 Pemeriksaan tidak dilakukan sesuai dengan prosedur 5 5 5,5 25 2 Operasional

22 Kolusi antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak 5 5 5,5 25 3 Fraud

1 Tingginya “tax gap” antara pembayaran pajak seharusnya dengan pajak yang dibayar 5 4 5,4 20 4 Operasional

19 Pemeriksaan restitusi melebihi jangka waktu penyelesaian 5 4 5,4 20 5 Operasional

21 Rendahnya kualitas Temuan Pemeriksaan 5 4 5,4 20 6 Operasional

27 Penyelesaian keberatan melebihi jangka waktu 4 5 4,5 20 7 Operasional

28 Kolusi antara Penelaah Keberatan dengan Wajib Pajak 5 4 5,4 20 8 Fraud

6 Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan 4 4 4,4 16 9 Operasional

3 Tidak tergalinya potensi pajak dari Wajib Pajak Orang Pribadi 3 5 3,5 15 10 Operasional

23 Piutang pajak tidak tertagih hingga daluwarsa penagihan 3 5 3,5 15 11 Operasional

26 Kolusi antara penyidik pajak 5 3 5,3 15 12 Fraud

Evaluasi Risiko

No

Risiko Risk Statement Dampak Kemungkinan Terjadi Risiko Level Total Nilai Peringkat Klasifikasi Risiko

7 Wajib Pajak baru tidak memenuhi Kewajiban Perpajakannya 3 4 3,4 12 14 Operasional

9 Pelayanan diberikan kepada Wajib Pajak tidak tepat waktu 4 3 4,3 12 15 Operasional

16 Tidak tergalinya potensi berdasarkan data Approweb 3 4 3,4 12 16 Operasional

24 Kolusi antara juru sita pajak dan Wajib Pajak 3 4 3,4 12 17 Fraud

25 Kualitas hasil penyidikan tidak optimal 3 4 3,4 12 18 Operasional

Evaluasi Risiko

No

Risiko Risk Statement Dampak

Kemungkinan Terjadi

Level Risiko

Total

Nilai Peringkat Klasifikasi Risiko

4 Tidak terpenuhinya ekspektasi Wajib Pajak terkait pelayanan oleh DJP 3 3 3,3 9 20 Operasional

8 SPT yang disampaikan Wajib Pajak tidak memenuhi kriteria benar, lengkap, dan jelas 3 3 3,3 9 21 Operasional

14 Kualitas pengetahuan perpajakan masyarakat rendah 3 3 3,3 9 22 Operasional

17 Profil WP tidak valid 3 3 3,3 9 23 Operasional

38 Minimnya jumlah pegawai 3 3 3,3 9 24 Operasional

5 Tidak efektifnya penanganan pengaduan terkait pelayanan 4 2 4,2 8 25 Operasional

18 Kolusi antara Account Representative dengan Wajib Pajak 4 2 4,2 8 26 Fraud

10 Kolusi antara petugas di bidang pelayanan dan Wajib Pajak 3 2 3,2 6 27 Fraud

33 Struktur organisasi tidak sesuai dengan kebutuhan dan strategi DJP 3 2 3,2 6 28 Strategis

34 Kesalahan data pada aplikasi SIKKA 2 3 2,3 6 29 Operasional

39 Rendahnya penyelesaian kegiatan dalam DIPA 3 2 3,2 6 30 Operasional

Evaluasi Risiko

No

Risiko Risk Statement Dampak

Kemungkinan Terjadi

Level Risiko

Total

Nilai Peringkat Klasifikasi Risiko

11 Formulir perpajakan kurang user friendly 2 2 2,2 4 32 Operasional

12 Kualitas penyuluhan rendah 2 2 2,2 4 33 Operasional

15 Peran serta media dalam kehumasan yang rendah 2 2 2,2 4 34 Operasional

31 Terhambatnya Pembentukan dan/atau renegosiasi P3B 2 2 2,2 4 35 Strategis

32 Tidak ditindaklanjutinya temuan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah 2 2 2,2 4 36 Operasional

35 Rendahnya fungsi pengawasan melalui whistle blowing system 2 2 2,2 4 37 Operasional

36 Rendahnya fungsi monitoring kasus pada SIDJP 2 2 2,2 4 38 Operasional

13 Kualitas kehumasan rendah 3 1 3,1 3 39 Operasional

Peringkat

Risiko Risiko No Risiko Opsi Penanganan Usulan Mitigasi

1 2 Penurunan penerimaan pajak dari

sektor tambang dan CPO Mengurangi dampak terjadinya risiko

 Melakukan penggalian potensi pada sektor lain untuk mengatasi tidak tercapainya target penerimaan yaitu sektor yang

- Booming

- Memiliki tax gap yang besar antara PDB Sektor dan agregat Omzet pada sektor tersebut

2 20 Pemeriksaan tidak dilakukan

sesuai dengan prosedur

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Membuat aturan mengenai peran Kasi RIKI sebagai pengawas formal dan prosedur pemeriksaan pada tiap KPP

 Perbaikan peraturan tentang tata cara pemeriksaan pajak

3 22 Kolusi antara Pemeriksa Pajak

dengan Wajib Pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Tour of duty pemeriksa maksimal 3 tahun

 Pembuatan aturan yang berisi ketentuan bahwa terhadap WP yang sama tidak boleh diperiksa oleh tim pemeriksa yang sama secara berturut-turut

4 1

Tingginya “tax gap” antara pembayaran pajak seharusnya

dengan pajak yang dibayar

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Penelitian atas SPT yang disampaikan WP

 Penetapan audit coverage ratio yang meningkat setiap tahun

 Risk based audit untuk WP pada sektor usaha yang penerimaannya melenceng jauh dari potensi pajak menurut DJP

5 19 Pemeriksaan restitusi melebihi

jangka waktu penyelesaian Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Pembuatan Desktop Pemeriksaan yang memberikan early warning pemeriksaan yang akan Jatuh Tempo

 Penambahan jumlah fungsional

pemeriksa pajak

 Sosialisasi kepada WP untuk

menggunakan fasilitas pengembalian pendahuluan atas kelebihan pajak yang diminta kembali

6 21 Rendahnya kualitas Temuan

Pemeriksaan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Pelatihan tematik seperti aspek perpajakan industri sawit, migas batubara, real estate, dll

 Pembuatan modul pemeriksaan untuk setiap sektor usaha

 Persyaratan pemeriksa pajak harus memiliki sertifikasi KUP, PPN, dan PPh tingkat tinggi

7 27 Penyelesaian keberatan melebihi

jangka waktu Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko Penambahan jumlah penelaah keberatan

8 28 Kolusi antara Penelaah

Keberatan dengan Wajib Pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Perbaikan tunjangan kinerja Penelaah Keberatan

 Peningkatan integritas Penelaah Keberatan melalui ICV

9 6 Wajib Pajak tidak menyampaikan

SPT Tahunan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Kerjasama dengan instansi penerbit perijinan dan pelayanan masyarakat untuk tidak melayani masyarakat yang tidak dapat menunjukkan bukti lapor SPT 10 3 Tidak tergalinya potensi pajak dari

Wajib Pajak Orang Pribadi

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Menetapkan dan melaksanakan

pemeriksaan khusus bagi WP OP berpenghasilan tinggi secara serentak seperti dokter, konsultan, advokat, notaris, dll

11 23 Piutang pajak tidak tertagih hingga

daluwarsa penagihan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Kerjasama dengan instansi penerbit perijinan dan pelayanan masyarakat untuk tidak melayani penunggak pajak 12 26 Kolusi antara penyidik pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya

risiko

 Insentif berupa persekot kepada Penyidik yang berbanding lurus dengan jumlah penggelapan pajak yang dapat diselamatkan terkait tindakan penyidikan

13 29 Kriminalisasi petugas pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan mengurangi dampak

 Melakukan MOU dengan pihak kepolisian sebagai pihak yang berwenang untuk memberikan perlindungan hukum dan dukungan bagi petugas pajak dalam melaksanakan tugasnya

 IHT kepada petugas pajak mengenai hak dan kewajiban petugas pajak saat melakukan tindakan penegakan hukum kepada wajib pajak

14 7 Wajib Pajak baru tidak memenuhi

Kewajiban Perpajakannya Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Sosialisasi pemenuhan kewajiban perpajakan terhadap WP baru setiap minggu

 Visit lokasi Wajib Pajak baru dalam jangka waktu paling lama 3 bulan

15 9 Pelayanan diberikan kepada Wajib

Pajak tidak tepat waktu Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Perbaikan teknologi informasi dan komunikasi yang berhubungan dengan pelayanan kepada WP

 Melakukan sosialisasi tentang SOP kepada pegawai

 Meningkatkan pengawasan atasan dan sesama pegawai

16 16 Tidak tergalinya potensi

berdasarkan data Approweb Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko  Pelatihan Analisa Laporan Keuangan dan pemanfaatan search engine kepada AR 17 24 Kolusi antara juru sita pajak

dan Wajib Pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Insentif berupa persekot kepada Jurusita yang berbanding lurus dengan jumlah piutang pajak yang dapat dicairkan 18 25 Kualitas hasil penyidikan tidak

optimal Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Peningkatan kompetensi penyidik pajak melalui pelatihan terkait kegiatan intelijen, pemeriksaan fraud, dll

19 30 Feeding data dan informasi dari instansi lain tidak berjalan

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Melakukan konsolidasi dengan instansi lain dan membuat MoU tentang pertukaran data dan informasi

20 4

Tidak terpenuhinya ekspektasi Wajib Pajak terkait pelayanan oleh

DJP

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Perbaikan teknologi informasi dan komunikasi yang berhubungan dengan pelayanan kepada WP

21 8

SPT yang disampaikan Wajib Pajak tidak memenuhi kriteria benar,

lengkap, dan jelas

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan mengurangi dampak risiko

 Perluasan Wajib Pajak yang diwajibkan menyampaikan SPT secara elektronik

 Himbauan pembetulan SPT terhadap SPT yang tidak benar

22 14 Kualitas pengetahuan perpajakan masyarakat rendah

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Koordinasi dengan Kemendikbud untuk memasukkan materi perpajakan dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi

 Mengadakan sosialisasi kepada akademisi (dosen, guru, mahasiswa, dll)

23 17 Profil WP tidak valid Mengurangi kemungkinan terjadinya

risiko Verifikasi lapangan untuk 1000 WP besar per AR 24 38 Minimnya jumlah pegawai Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Usulan penambahan jumlah pegawai baru

 Usulan kewenangan perekrutan pegawai baru

 Peningkatan kesejahteraan dan

perlindungan bagi pegawai

25 5 Tidak efektifnya penanganan

pengaduan terkait pelayanan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Memberikan coaching dan informasi kepada pegawai tentang penanganan pengaduan

 Memberikan pelatihan kepada pegawai tentang pentingnya pengaduan untuk perbaikan instansi

 Meningkatkan pengawasan atasan dan sesama pegawai

Peringkat Risiko

No

26 18 Kolusi antara Account

Representative dengan Wajib Pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko Penguatan integritas AR melaui ICV Perbaikan tunjangan jabatan AR

27 10 Kolusi antara petugas di bidang

pelayanan dan Wajib Pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Melakukan kegiatan penguatan integritas pegawai Kanwil DJP/KPP.

 Melakukan kegiatan penguatan integritas keluarga dari pegawai Kanwil DJP/KPP.

 Melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak tentang Transformasi DJP.

 Mengusulkan perbaikan SOP yang dinilai memberi peluang terjadinya kolusi dengan Wajib Pajak.

28 33

Struktur organisasi tidak sesuai dengan kebutuhan dan strategi

DJP

Mengurangi dampak terjadinya risiko

 Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang membuat aturan dan/atau keputusan terkait wewenang perubahan struktur organisasi.

29 34 Kesalahan data pada aplikasi

SIKKA

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Surat himbauan pemutakhiran data kepada seluruh pegawai

 Verifikasi surat pernyataan kebenaran pemutakhiran data masing-masing pegawai

Checklist perubahan data pegawai

30 39 Rendahnya penyelesaian kegiatan

dalam DIPA Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Meningkatkan efektivitas perencanaan kegiatan

 Meningkatkan efektivitas perencanaan anggaran

 Melakukan rapat/koordinasi sebelum melakukan kegiatan

 Menyusun dan mengusulkan revisi kegiatan dan anggaran

31 40 Penyalahgunaan penggunaan

anggaran

Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

 Penguatan integritas PPK, Pejabat Pengadaan, Panitia Pengadaan melaui ICV

 Perbaikan tunjangan jabatan/honor PPK, Pejabat Pengadaan, Panitia Pengadaan Peringkat

TERIMA

Dalam dokumen Manrisk Djp Final (Halaman 29-41)

Dokumen terkait