MANAJEMEN RISIKO
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KELOMPOK 4-KELAS 9A
Alfin Anugerah Zaidan
(03)
Dyah Ayu Pradnya Paramita
(10)
Rifky Kusuma Wardana
(22)
Shindih Rhindah Pradisti
(23)
Struktur Manajemen Risiko
Identifi
Penetapan
kasi
Konteks
Risiko
Analisis
Evaluasi
Risiko
Risiko
Komunikasi PenangananMonitor &
&
Risiko
Reviu
RUANG LINGKUP
Direktorat Jenderal Pajak sebagai sebuah
unit
eselon I
di Kementerian Keuangan
Risiko-risiko yang didefinisikan, dianalisis,
dievaluasi, dan dilakukan mitigasi
merupakan
risiko-risiko yang
menghambat pencapaian tujuan
organisasi DJP secara keseluruhan
Menghambat tercapainya visi misi
Sumber:
TIME HORIZON
Dalam melakukan proses manajemen
risiko, kami membatasi time horizon
terjadi atau tidaknya sebuah risiko dalam
RISK APPETITE
RISK APPETITE
Identifikasi Risiko
SS-01
Penerimaan Pajak Negara yang Optimal
SS-02
Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan
SS-03
Tingkat Kepatuhan WP yang Tinggi
SS-04
PeningkatanPelayanan yang berkualitas
SS-05
Peningkatan efektivitas Penyuluhan dan Humas
SS-06
Peningkatan efektivitas pengawasan
SS-07
Peningkatan Efektivitas Penegakan hukum
SS-08
Peningkatan efektivitas kerjasama antar lembaga
SS-09
Peningkatan Struktur organisasi yang efektif
SS-10
Sistem Manajemen yang Handal
Identifikasi Risiko
NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
1
SS-01
Penerimaan Pajak Negara yang Optimal
Tingginya “tax gap” antara pembayaran pajak seharusnya dengan pajak yang
dibayar
Non filling gap, tax gap yang terjadi karena pajak terutang tidak dibayar akibat Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT
Underreporting gap, pajak yang dilaporkan dalam SPT jumlahnya dikecilkan dari pajak yang seharusnya dibayar
Jan-Des Tidak tercapainya target penerimaan
pajak
Operasional
2 Penurunan
penerimaan pajak dari sektor tambang dan
CPO
Lesunya perekonomian global
Turunnya harga-harga komoditas tambang dan CPO
Jan-Des Tidak tercapainya target penerimaan
pajak
Operasional
3 Tidak tergalinya
potensi pajak dari Wajib Pajak Orang
Pribadi
Fokus perhatian tertuju pada Wajib Pajak Badan sehingga potensi pajak dari Wajib Pajak Orang Pribadi dikesampingkan
Jan-Des Tidak tercapainya target penerimaan
pajak
Identifikasi Risiko
4 SS-02 Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Tidak terpenuhinya ekspektasi Wajib Pajakterkait pelayanan oleh DJP
Rendahnya kompetensi SDM di bidang pelayanan
Tidak memadainya fasilitas teknologi informasi untuk pelayanan
Jan-Des Tingkat Kepuasan
Wajib Pajak Rendah Operasional
5 Tidak efektifnya
penanganan pengaduan terkait
pelayanan
Tingkat kepedulian yang rendah akan pentingnya suatu pengaduan bagi perbaikan pelayanan
Rendahnya pemahaman terhadap prosedur penanganan pengaduan terkait pelayanan
Rendahnya pengawasan atasan
Jan-Des Tingkat kepuasan
Wajib Pajak rendah Operasional NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
Identifikasi Risiko
6 SS-03 Tingkat Kepatuhan WP yang TinggiWajib Pajak tidak menyampaikan SPT
Tahunan
Lemahnya pengawasan dan
penegakan hukum
Wajib Pajak tidak puas atas pelayanan perpajakan
Kurangnya pemahaman Wajib Pajak akan hak, kewajiban, dan manfaat pajak
Tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah
Jan-Des Tingkat kepatuhan
Wajib Pajak rendah Operasional
7 Wajib Pajak baru tidak
memenuhi Kewajiban Perpajakannya
Ketidakpahaman Wajib Pajak baru terhadap kewajiban perpajakannya
Jan-Des Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Baru
rendah
Operasional
8 SPT yang disampaikan
Wajib Pajak tidak memenuhi kriteria benar, lengkap, dan
jelas
Lemahnya pengawasan dan tidak adanya penelitian atas SPT yang masuk
Jan-Des Data perpajakan tidak dapat diandalkan
Operasional NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
Identifikasi Risiko
9 SS-4 Peningkatan Pelayanan yang berkualitas Pelayanan diberikan kepada Wajib Pajaktidak tepat waktu
Kendala teknologi dan kondisi geografis
Kompetisi pegawai di bidang pelayanan rendah
Pengawasan atasan rendah
Jan-Des Tingkat kepuasan Wajib Pajak rendah
Operasional
10
Kolusi antara petugas di bidang pelayanan
dan Wajib Pajak
Kelemahan pengawasan dalam pelayanan dengan Wajib Pajak
Kedekatan petugas dengan Wajib Pajak
Integritas pegawai rendah
Jan-Des Tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi DJP rendah Fraud 11 Formulir perpajakan
kurang user friendly
Formulir SPT yang rumit dan susah untuk dipahami
Jan-Des Tingkat kepatuhan
WP rendah Operasional
Identifikasi Risiko
NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
12 SS-5 Peningkatan efektivitas Penyuluhan dan Humas Kualitas penyuluhan rendah
Penyuluhan tidak tepat sasaran
Kompetisi pegawai di bidang penyuluhan rendah
Kendala kondisi geografis di beberapa wilayah
Jan-Des Penyuluhan tidak efektif dan tidak
memberi nilai tambah baik untuk
DJP dan WP
Operasional
13
Kualitas kehumasan rendah
Strategi kehumasan tidak tepat sasaran
Kompetisi pegawai di bidang kehumasan rendah Jan-Des Tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi DJP rendah Operasional 14 Kualitas pengetahuan perpajakan masyarakat rendah
Strategi penyuluhan belum tepat sasaran
Jan-Des Tingkat kepuasan dan kepatuhan masyarakat tidak
meningkat
Operasional
15 Peran serta media
dalam kehumasan yang rendah
Strategi kehumasan belum tepat
Press Realease kebijakan dan informasi perpajakan yang minim
Jan-Des Tingkat kepuasan dan kepatuhan masyarakat tidak
meningkat
Identifikasi Risiko
NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
16 SS-6 Peningkatan efektivitas pengawasan Tidak tergalinya potensi berdasarkan data Approweb
Kurangnya kompetensi AR Jan-Des Penerimaan pajak
dari himbauan tidak optimal
Operasional
17 Profil WP tidak valid Data masukan tidak valid Jan-Des Himbauan dalam
rangka penggalian potensi tidak optimal
Operasional
18 Kolusi antara Account
Representative
dengan Wajib Pajak
Hubungan dekat WP dengan AR
Integritas AR rendah Jan-Des Tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi DJP rendah Fraud 19 Pemeriksaan restitusi
melebihi jangka waktu penyelesaian
Kurangnya jumlah pemeriksa pajak Jan-Des Permohonan restitusi harus dikabulkan sejumlah
yang diminta Wajib Pajak
Operasional
20 Pemeriksaan tidak
dilakukan sesuai dengan prosedur
Kurangnya kompetensi pemeriksa pajak
Aturan pemeriksaan pajak tidak tegas
Jan-Des Pembatalan SKP hasil
pemeriksaan Operasional
21 Rendahnya kualitas
Temuan Pemeriksaan Kurangnya kompetensi pemeriksa pajak
Tidak adanya dukungan data
Jan-Des Hasil pemeriksaan diajukan keberatan
oleh Wajib Pajak
Operasional
22 Kolusi antara
Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak
Hubungan dekat WP dengan Pemeriksa
Integritas Pemeriksa rendah
Jan-Des Tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi DJP rendah Fraud
Identifikasi Risiko
NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
23 SS-7 Peningkatan efektivitas penegakan hukum
Piutang pajak tidak tertagih hingga daluwarsa penagihan
Perlawanan dari WP
Penatausahaan Piutang Pajak tidak tertib administrasi
Kurangnya kompetensi Jurusita
Jan-Des Pencairan piutang pajak tidak optimal
Operasional
24 Kolusi antara juru sita
pajak dan Wajib Pajak Hubungan dekat WP dengan Juru sita
Integritas Jurusita rendah
Jan-Des Tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi DJP rendah Fraud 25 Kualitas hasil penyidikan tidak optimal
Kualitas bukti tidak andal Jan-Des Berkas perkara
penyidikan tidak memenuhi syarat untuk diteruskan ke kejaksaan Operasional 26 Kolusi antara penyidik pajak dengan Wajib Pajak
Integritas Penyidik rendah Jan-Des Tingkat
kepercayaan masyarakat kepada institusi DJP rendah Fraud 27 Penyelesaian keberatan melebihi jangka waktu
Kurangnya jumlah Penelaah Keberatan Jan-Des Keberatan WP dianggap dikabulkan Operasional 28 Kolusi antara Penelaah Keberatan dengan Wajib Pajak
Hubungan dekat WP dengan Penelaah Keberatan Integritas PK rendah Jan-Des Tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi DJP rendah Fraud
Identifikasi Risiko
NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
29 SS-8 Peningkatan efektivitas kerjasama antar lembaga Kriminalisasi petugas
pajak Petugas melakukan pajak perbuatan dilaporkan tidak menyenangkan oleh WP
Jan-Des Petugas pajak merasa inferior dan enggan
untuk melakukan penegakan perturan
perpajakan
Operasional
30 Feeding data dan
informasi dari instansi lain tidak berjalan
Tidak adanya MoU antara DJP dan instansi lain terkait pertukaran data
Tidak adanya sanksi yang tegas bagi instansi yang tidak memberikan data terkait perpajakan kepada DJP
Jan-Des Potensi penerimaan dari Wajib Pajak
tidak tergali Operasional 31 Terhambatnya Pembentukan dan/atau renegosiasi P3B
Adanya pengalihan fungsi
pembentukan dan/atau renegosiasi P3B dari DJP ke BKF
Kemenlu masih menganggap proses P3B masih ada di pihak DJP
Jan-Des Indonesia dianggap tidak responsif di
mata negara lain
Identifikasi Risiko
NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
32 SS-9 Peningkatan Struktur organisasi yang efektif Tidak ditindaklanjutinya temuan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Rekomendasi hasil Pemeriksaan tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan pelaksanaan yang berlaku
Jan-Des Pencapaian tujuan organisasi menjadi
terhambat
Operasional
33 Struktur organisasi
tidak sesuai dengan kebutuhan dan strategi
DJP
Terdapatnya aturan yang
menyebabkan DJP tidak leluasa dalam menata struktur organisasi
Jan-Des Kinerja organisasi
Identifikasi Risiko
NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
34
SS-10
Sistem Manajemen yang Handal
Kesalahan data pada
aplikasi SIKKA Input data kurang lengkap Petugas salah input data
Jan-Des SIKKA tidak andal Operasional
35 Rendahnya fungsi
pengawasan melalui
whistle blowing system
Apatisme pegawai
Pengaduan tidak layak proses
Jan-Des Whistle bowing
system tidak optimal Operasional
36 Rendahnya fungsi
monitoring kasus pada SIDJP
Kurangnya pengecekan riwayat kasus secara berkala oleh pegawai
Jan-Des Pekerjaan tidak terselesaikan
Identifikasi Risiko
NO Strategis Sasaran Risk Statement Penyebab Terjadinya Terjadinya Kapan Dampak Risiko Klasifikasi Risiko
37 SS-11 Peningkatan Kapasitas Lembaga Pegawai tidak memenuhi kecakapan kompetensi yang dibutuhkan
Perencanaan program peningkatan
kapasitas pegawai kurang
komprehensif Jan-Des Kapasitas kompetensi pegawai tidak meningkat Operasional 38 Minimnya jumlah
pegawai Tidak adanya kewenangan untuk merekrut pegawai baru
Banyaknya pegawai
pensiun/mengundurkan diri
Jan-Des Semakin timpangnya jumlah petugas pajak
dibanding Wajib Pajak Operasional 39 Rendahnya penyelesaian kegiatan dalam DIPA Perubahan kebijakan
Penugasan lain pada waktu yang sama
Jan-Des Kapasitas lembaga
tidak meningkat Operasional
40 Penyalahgunaan
penggunaan anggaran Kelemahan sistem penggunaan anggaran
Integritas Pegawai rendah
Jan-Des Pelaksanaan kegiatan
Analisis Risiko
RISIKO 1:
Tingginya “tax gap” antara pembayaran pajak seharusnya dengan pajak yang dibayar
NO
RISK CONSEQUENCES
(IMPACT) KRITERIA KUANTITATIF KRITERIA KUALITATIF
1 Minor X >98% dari total target penerimaan pajak - 2 Moderate 95% < X ≤ 98% dari total target penerimaan pajak - 3 Severe 92% < X ≤ 95% dari total target penerimaan pajak - 4 Major 90% < X ≤ 92% dari total target penerimaan pajak - 5 Catastrophic X ≤ 90% dari total target penerimaan pajak -
Keterangan: X= realisasi penerimaan pajak NO RISK LIKELIHOOD RATINGS
(LIKELIHOOD)
KRITERIA KUANTITATIF KRITERIA KUALITATIF
1 Sangat Jarang 0% ≤ Y ≤ 5% dari total Wajib Pajak Terdaftar - 2 Jarang 5% < Y ≤ 10% dari total Wajib Pajak Terdaftar - 3 Kadang-kadang 20% < Y ≤ 30% dari total Wajib Pajak Terdaftar - 4 Sering 30% < Y ≤ 40% dari total Wajib Pajak Terdaftar - 5 Sangat Sering Y >40% dari total Wajib Pajak Terdaftar -
Analisis Risiko
…dst…
Lihat Ms. Word
Hasil Analisis Risiko
NO Risk Statement Dampak Kemungkinan Terjadi Risiko Level
1 Tingginya “tax gap” antara pembayaran pajak
seharusnya dengan pajak yang dibayar 5 4 5,4
2 Penurunan penerimaan pajak dari sektor
tambang dan CPO 5 5 5,5
3 Tidak tergalinya potensi pajak dari Wajib Pajak
Orang Pribadi 3 5 3,5
4 Tidak terpenuhinya ekspektasi Wajib Pajak
terkait pelayanan oleh DJP 3 3 3,3
5 Tidak efektifnya penanganan pengaduan
terkait pelayanan 4 2 4,2
6 Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan 4 4 4,4
7 Wajib Pajak baru tidak memenuhi Kewajiban
Perpajakannya 3 4 3,4
8 SPT yang disampaikan Wajib Pajak tidak
memenuhi kriteria benar, lengkap, dan jelas 3 3 3,3
9 Pelayanan diberikan kepada Wajib Pajak tidak
tepat waktu 4 3 4,3
10 Kolusi antara petugas di bidang pelayanan
dan Wajib Pajak 3 2 3,2
11 Formulir perpajakan kurang user friendly 2 2 2,2
12 Kualitas penyuluhan rendah 2 2 2,2
13 Kualitas kehumasan rendah 3 1 3,1
14 Kualitas
pengetahuan perpajakan masyarakat rendah 3 3 3,3
15 Peran serta media dalam kehumasan yang
rendah 2 2 2,2
16 Tidak tergalinya potensi berdasarkan data
Hasil Analisis Risiko
21 Rendahnya kualitas Temuan Pemeriksaan 5 4 5,4
22 Kolusi antara Pemeriksa Pajak
dengan Wajib Pajak 5 5 5,5
23 Piutang pajak tidak tertagih hingga daluwarsa
penagihan 3 5 3,5
24 Kolusi antara juru sita pajak dan Wajib Pajak 3 4 3,4
25 Kualitas hasil penyidikan tidak optimal 3 4 3,4
26 Kolusi antara penyidik pajak
dengan Wajib Pajak 5 3 5,3
27 Penyelesaian keberatan melebihi jangka waktu 4 5 4,5
28 Kolusi antara Penelaah Keberatan dengan
Wajib Pajak 5 4 5,4
29 Kriminalisasi petugas pajak 5 3 5,3
30 Feeding data dan informasi dari instansi lain
tidak berjalan 4 3 4,3
31 Terhambatnya Pembentukan dan/atau
renegosiasi P3B 2 2 2,2
32 Tidak ditindaklanjutinya temuan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah 2 2 2,2
33 Struktur organisasi tidak sesuai dengan
kebutuhan dan strategi DJP 3 2 3,2
34 Kesalahan data pada aplikasi SIKKA 2 3 2,3
35 Rendahnya fungsi pengawasan melalui whistle
blowing system 2 2 2,2
36 Rendahnya fungsi monitoring kasus pada SIDJP 2 2 2,2
37 Pegawai tidak memenuhi kecakapan
Hasil Analisis Risiko
21 Rendahnya kualitas Temuan Pemeriksaan 5 4 5,4
22 Kolusi antara Pemeriksa Pajak
dengan Wajib Pajak 5 5 5,5
23 Piutang pajak tidak tertagih hingga daluwarsa
penagihan 3 5 3,5
24 Kolusi antara juru sita pajak dan Wajib Pajak 3 4 3,4
25 Kualitas hasil penyidikan tidak optimal 3 4 3,4
26 Kolusi antara penyidik pajak
dengan Wajib Pajak 5 3 5,3
27 Penyelesaian keberatan melebihi jangka waktu 4 5 4,5
28 Kolusi antara Penelaah Keberatan dengan
Wajib Pajak 5 4 5,4
29 Kriminalisasi petugas pajak 5 3 5,3
30 Feeding data dan informasi dari instansi lain
tidak berjalan 4 3 4,3
31 Terhambatnya Pembentukan dan/atau
renegosiasi P3B 2 2 2,2
32 Tidak ditindaklanjutinya temuan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah 2 2 2,2
33 Struktur organisasi tidak sesuai dengan
kebutuhan dan strategi DJP 3 2 3,2
34 Kesalahan data pada aplikasi SIKKA 2 3 2,3
35 Rendahnya fungsi pengawasan melalui whistle
blowing system 2 2 2,2
36 Rendahnya fungsi monitoring kasus pada SIDJP 2 2 2,2
37 Pegawai tidak memenuhi kecakapan
Evaluasi Risiko
No
Risiko Risk Statement Dampak
Kemungkinan Terjadi
Level Risiko
Total
Nilai Peringkat Klasifikasi Risiko
2 Penurunan penerimaan pajak dari sektor tambang dan CPO 5 5 5,5 25 1 Operasional
20 Pemeriksaan tidak dilakukan sesuai dengan prosedur 5 5 5,5 25 2 Operasional
22 Kolusi antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak 5 5 5,5 25 3 Fraud
1 Tingginya “seharusnya dengan pajak yang dibayar tax gap” antara pembayaran pajak 5 4 5,4 20 4 Operasional
19 Pemeriksaan restitusi melebihi jangka waktu penyelesaian 5 4 5,4 20 5 Operasional
21 Rendahnya kualitas Temuan Pemeriksaan 5 4 5,4 20 6 Operasional
27 Penyelesaian keberatan melebihi jangka waktu 4 5 4,5 20 7 Operasional
28 Kolusi antara Penelaah Keberatan dengan Wajib Pajak 5 4 5,4 20 8 Fraud
6 Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan 4 4 4,4 16 9 Operasional
3 Tidak tergalinya potensi pajak dari Wajib Pajak Orang Pribadi 3 5 3,5 15 10 Operasional
23 Piutang pajak tidak tertagih hingga daluwarsa penagihan 3 5 3,5 15 11 Operasional
26 Kolusi antara penyidik pajak 5 3 5,3 15 12 Fraud
Evaluasi Risiko
No
Risiko Risk Statement Dampak Kemungkinan Terjadi Risiko Level Total Nilai Peringkat Klasifikasi Risiko
7 Wajib Pajak baru tidak memenuhi Kewajiban Perpajakannya 3 4 3,4 12 14 Operasional
9 Pelayanan diberikan kepada Wajib Pajak tidak tepat waktu 4 3 4,3 12 15 Operasional
16 Tidak tergalinya potensi berdasarkan data Approweb 3 4 3,4 12 16 Operasional
24 Kolusi antara juru sita pajak dan Wajib Pajak 3 4 3,4 12 17 Fraud
25 Kualitas hasil penyidikan tidak optimal 3 4 3,4 12 18 Operasional
Evaluasi Risiko
No
Risiko Risk Statement Dampak
Kemungkinan Terjadi
Level Risiko
Total
Nilai Peringkat Klasifikasi Risiko
4 Tidak terpenuhinya ekspektasi Wajib Pajak terkait pelayanan oleh DJP 3 3 3,3 9 20 Operasional
8 SPT yang disampaikan Wajib Pajak tidak memenuhi kriteria benar, lengkap, dan jelas 3 3 3,3 9 21 Operasional
14 Kualitas pengetahuan perpajakan masyarakat rendah 3 3 3,3 9 22 Operasional
17 Profil WP tidak valid 3 3 3,3 9 23 Operasional
38 Minimnya jumlah pegawai 3 3 3,3 9 24 Operasional
5 Tidak efektifnya penanganan pengaduan terkait pelayanan 4 2 4,2 8 25 Operasional
18 Kolusi antara dengan Wajib Pajak Account Representative 4 2 4,2 8 26 Fraud
10 Kolusi antara petugas di bidang pelayanan dan Wajib Pajak 3 2 3,2 6 27 Fraud
33 Struktur organisasi tidak sesuai dengan kebutuhan dan strategi DJP 3 2 3,2 6 28 Strategis
34 Kesalahan data pada aplikasi SIKKA 2 3 2,3 6 29 Operasional
39 Rendahnya penyelesaian kegiatan dalam DIPA 3 2 3,2 6 30 Operasional
Evaluasi Risiko
No
Risiko Risk Statement Dampak
Kemungkinan Terjadi
Level Risiko
Total
Nilai Peringkat Klasifikasi Risiko
11 Formulir perpajakan kurang user friendly 2 2 2,2 4 32 Operasional
12 Kualitas penyuluhan rendah 2 2 2,2 4 33 Operasional
15 Peran serta media dalam kehumasan yang rendah 2 2 2,2 4 34 Operasional
31 Terhambatnya Pembentukan dan/atau renegosiasi P3B 2 2 2,2 4 35 Strategis
32 Tidak ditindaklanjutinya temuan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah 2 2 2,2 4 36 Operasional
35 Rendahnya fungsi pengawasan melalui system whistle blowing 2 2 2,2 4 37 Operasional
36 Rendahnya fungsi monitoring kasus pada SIDJP 2 2 2,2 4 38 Operasional
13 Kualitas kehumasan rendah 3 1 3,1 3 39 Operasional
Peringkat
Risiko Risiko No Risiko Opsi Penanganan Usulan Mitigasi
1 2 Penurunan penerimaan pajak dari sektor tambang dan CPO Mengurangi dampak terjadinya risiko
Melakukan penggalian potensi pada sektor lain untuk mengatasi tidak tercapainya target penerimaan yaitu sektor yang
- Booming
- Memiliki tax gap yang besar antara PDB Sektor dan agregat Omzet pada sektor tersebut
2 20 Pemeriksaan tidak dilakukan sesuai dengan prosedur Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Membuat aturan mengenai peran Kasi RIKI sebagai pengawas formal dan prosedur pemeriksaan pada tiap KPP
Perbaikan peraturan tentang tata cara pemeriksaan pajak
3 22 Kolusi antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Tour of duty pemeriksa maksimal 3 tahun
Pembuatan aturan yang berisi ketentuan bahwa terhadap WP yang sama tidak boleh diperiksa oleh tim pemeriksa yang sama secara berturut-turut
4 1
Tingginya “tax gap” antara pembayaran pajak seharusnya
dengan pajak yang dibayar
Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Penelitian atas SPT yang disampaikan WP
Penetapan audit coverage ratio yang meningkat setiap tahun
Risk based audit untuk WP pada sektor usaha yang penerimaannya melenceng jauh dari potensi pajak menurut DJP
5 19 Pemeriksaan restitusi melebihi jangka waktu penyelesaian Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Pembuatan Desktop Pemeriksaan yang memberikan early warning pemeriksaan yang akan Jatuh Tempo
Penambahan jumlah fungsional
pemeriksa pajak
Sosialisasi kepada WP untuk
menggunakan fasilitas pengembalian pendahuluan atas kelebihan pajak yang diminta kembali
6 21 Rendahnya kualitas Temuan Pemeriksaan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Pelatihan tematik seperti aspek perpajakan industri sawit, migas batubara, real estate, dll
Pembuatan modul pemeriksaan untuk setiap sektor usaha
Persyaratan pemeriksa pajak harus memiliki sertifikasi KUP, PPN, dan PPh tingkat tinggi
7 27 Penyelesaian keberatan melebihi jangka waktu Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko Penambahan jumlah penelaah keberatan
8 28 Keberatan dengan Wajib Pajak Kolusi antara Penelaah Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Perbaikan tunjangan kinerja Penelaah Keberatan
Peningkatan integritas Penelaah Keberatan melalui ICV
9 6 Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Kerjasama dengan instansi penerbit perijinan dan pelayanan masyarakat untuk tidak melayani masyarakat yang tidak dapat menunjukkan bukti lapor SPT
10 3 Tidak tergalinya potensi pajak dari Wajib Pajak Orang Pribadi Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Menetapkan dan melaksanakan
pemeriksaan khusus bagi WP OP berpenghasilan tinggi secara serentak seperti dokter, konsultan, advokat, notaris, dll
11 23 Piutang pajak tidak tertagih hingga daluwarsa penagihan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Kerjasama dengan instansi penerbit perijinan dan pelayanan masyarakat untuk tidak melayani penunggak pajak
12 26 Kolusi antara penyidik pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Insentif berupa persekot kepada Penyidik yang berbanding lurus dengan jumlah penggelapan pajak yang dapat diselamatkan terkait tindakan penyidikan
13 29 Kriminalisasi petugas pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan mengurangi dampak
Melakukan MOU dengan pihak kepolisian sebagai pihak yang berwenang untuk memberikan perlindungan hukum dan dukungan bagi petugas pajak dalam melaksanakan tugasnya
IHT kepada petugas pajak mengenai hak dan kewajiban petugas pajak saat melakukan tindakan penegakan hukum kepada wajib pajak
14 7 Wajib Pajak baru tidak memenuhi Kewajiban Perpajakannya Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Sosialisasi pemenuhan kewajiban perpajakan terhadap WP baru setiap minggu
Visit lokasi Wajib Pajak baru dalam jangka waktu paling lama 3 bulan
15 9 Pelayanan diberikan kepada Wajib Pajak tidak tepat waktu Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Perbaikan teknologi informasi dan komunikasi yang berhubungan dengan pelayanan kepada WP
Melakukan sosialisasi tentang SOP kepada pegawai
Meningkatkan pengawasan atasan dan sesama pegawai
16 16 berdasarkan data Approweb Tidak tergalinya potensi Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko Pelatihan Analisa Laporan Keuangan dan pemanfaatan search engine kepada AR
17 24 Kolusi antara juru sita pajak dan Wajib Pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Insentif berupa persekot kepada Jurusita yang berbanding lurus dengan jumlah piutang pajak yang dapat dicairkan 18 25 Kualitas hasil penyidikan tidak optimal Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Peningkatan kompetensi penyidik pajak melalui pelatihan terkait kegiatan intelijen, pemeriksaan fraud, dll
19 30 Feeding data dan informasi dari instansi lain tidak berjalan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Melakukan konsolidasi dengan instansi lain dan membuat MoU tentang pertukaran data dan informasi
20 4
Tidak terpenuhinya ekspektasi Wajib Pajak terkait pelayanan oleh
DJP
Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Perbaikan teknologi informasi dan komunikasi yang berhubungan dengan pelayanan kepada WP
21 8
SPT yang disampaikan Wajib Pajak tidak memenuhi kriteria benar,
lengkap, dan jelas
Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan mengurangi dampak risiko
Perluasan Wajib Pajak yang diwajibkan menyampaikan SPT secara elektronik
Himbauan pembetulan SPT terhadap SPT yang tidak benar
22 14 Kualitas pengetahuan perpajakan masyarakat rendah Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Koordinasi dengan Kemendikbud untuk memasukkan materi perpajakan dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi
Mengadakan sosialisasi kepada akademisi (dosen, guru, mahasiswa, dll)
23 17 Profil WP tidak valid Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko Verifikasi lapangan untuk 1000 WP besar per AR
24 38 Minimnya jumlah pegawai Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Usulan penambahan jumlah pegawai baru
Usulan kewenangan perekrutan pegawai baru
Peningkatan kesejahteraan dan
perlindungan bagi pegawai
25 5 Tidak efektifnya penanganan pengaduan terkait pelayanan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Memberikan coaching dan informasi kepada pegawai tentang penanganan pengaduan
Memberikan pelatihan kepada pegawai tentang pentingnya pengaduan untuk perbaikan instansi
Meningkatkan pengawasan atasan dan sesama pegawai
Peringkat Risiko
No
26 18 Representative Kolusi antara dengan Wajib Pajak Account Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko Penguatan integritas AR melaui ICV Perbaikan tunjangan jabatan AR
27 10 Kolusi antara petugas di bidang pelayanan dan Wajib Pajak Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Melakukan kegiatan penguatan integritas pegawai Kanwil DJP/KPP.
Melakukan kegiatan penguatan integritas keluarga dari pegawai Kanwil DJP/KPP.
Melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak tentang Transformasi DJP.
Mengusulkan perbaikan SOP yang dinilai memberi peluang terjadinya kolusi dengan Wajib Pajak.
28 33
Struktur organisasi tidak sesuai dengan kebutuhan dan strategi
DJP
Mengurangi dampak terjadinya risiko
Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang membuat aturan dan/atau keputusan terkait wewenang perubahan struktur organisasi.
29 34 Kesalahan data pada aplikasi SIKKA Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Surat himbauan pemutakhiran data kepada seluruh pegawai
Verifikasi surat pernyataan kebenaran pemutakhiran data masing-masing pegawai
Checklist perubahan data pegawai
30 39 Rendahnya penyelesaian kegiatan dalam DIPA Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Meningkatkan efektivitas perencanaan kegiatan
Meningkatkan efektivitas perencanaan anggaran
Melakukan rapat/koordinasi sebelum melakukan kegiatan
Menyusun dan mengusulkan revisi kegiatan dan anggaran
31 40 Penyalahgunaan penggunaan anggaran Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
Penguatan integritas PPK, Pejabat Pengadaan, Panitia Pengadaan melaui ICV
Perbaikan tunjangan jabatan/honor PPK, Pejabat Pengadaan, Panitia Pengadaan Peringkat