• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM KONDISI UMUM

4.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas

5.2.2 Evaluasi RTH (Pohon) Sebagai Pengontrol Radiasi Matahari

Evaluasi dilakukan pada empat lokasi studi yaitu Marketing Office, Plaza Niaga 1, Graha Utama dan Graha Madya, serta Taman Budaya dan Alam Fantasia. Evaluasi berkaitan dengan fungsi pohon sebagai pengontrol radiasi matahari. Terdapat enam kriteria standar yang digunakan untuk menilai kesesuaian pohon-pohon pada tiap area CBD sebagai pengontrol radiasi matahari. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan membandingkan kondisi aktual dan kriteria standar. Maka dapat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sesuai atau

tidak sesuainya pohon sebagai pengontrol radiasi matahari. Hal itu dapat diketahui dari nilai persentase pembobotan yang telah diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Persentase Pembobotan = Nilai Aktual x 100% Nilai Standar

Marketing Office

Pada area ini terdapat dua jenis pohon yang dinilai sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari karena memenuhi hampir semua kriteria standar. Pohon tersebut adalah Samanea saman (83%) dan Terminalia mantaly (88%). Sedangkan dua pohon lainnya dinilai cukup sesuai, yaitu Alstonia scholaris (79%) dan Phoenix roebeleni (63%). Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai (78%) sebagai pengontrol radiasi matahari. Namun, area ini tetap membutuhkan beberapa penambahan pohon penaung untuk menaungi area parkir yang masih terbuka. Karena penanaman pohon pada area ini kurang menyebar dan mengakibatkan beberapa area terlihat terbuka atau tanpa naungan. Untuk pohon yang telah dinilai sesuai dan cukup sesuai memerlukan perawatan dan pengelolaan yang baik, agar dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsinya sebagai pengontrol radiasi matahari. Penilaian evaluasi RTH (pohon) untuk pengontrol radiasi matahari pada area ini tersaji dalam Tabel 15.

Plaza Niaga 1

Area perniagaan ini memiliki tiga jenis pohon yang dinilai sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Pohon tersebut adalah Acacia mangium (96%),

Paraserianthes falcataria (96%), dan Samanea saman (96%). Adapun tiga jenis

pohon yang dinilai cukup sesuai yaitu Bauhinia purpurea (71%), Erythrina

cristagali (79%), dan Mangifera indica (71%). Serta satu pohon yang dinilai

kurang sesuai yaitu Rosytonea regia (46%). Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Namun, pepohonan tersebut ditanam secara tidak merata pada seluruh area Plaza Niaga I. Sehingga terdapat banyak bagian pada area ini yang tidak ternaungi pohon dengan baik dan mengakibatkan kekurangnyamanan saat melintas pada area tersebut. Bagian yang tidak ternaungi pohon adalah area parkir, sirkulasi, dan sekeliling

bangunan. Hal itu mengakibatkan kendaraan yang parkir menjadi cepat panas karean terkena radiasi matahari secara langsung. Begitu juga pada sirkulasi dan sekeliling bangunan yang menjadi tidak nyaman ketika dilewati oleh pengguna pada siang hari yang terik. Maka pada Plaza Niaga I memerlukan penambahan pohon pada tiga area tersebut, yang dapat berfungsi dengan baik sebagai pengontrol radiasi matahari. Untuk pohon yang dinilai sesuai dan cukup sesuai memerlukan perawatan dan pengelolaan yang baik agar fungsinya sebagai pengontrol radiasi matahari dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Penilaian evaluasi RTH (pohon) untuk pengontrol radiasi matahari pada area ini tersaji dalam Tabel 15.

Graha Utama dan Graha Madya

Graha Utama dan Graha Madya memiliki 19 pohon, diantaranya ada yang dinilai sesuai, cukup sesuai, dan kurang sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Pohon yang dinilai sesuai ada sembilan, cukup sesuai ada tujuh, dan pohon yang dinilai tidak sesuai ada tiga. Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai dengan pembobotan 80%. Dengan begitu pepohonan pada area ini sudah dinilai cukup sesuai dan tidak memerlukan penambahan pohon untuk pengontrol radiasi matahari. Namun, pohon-pohon tersebut harus dirawat dan dikelola dengan baik, agar fungsinya sebagai pengontrol radiasi matahari dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Penilaian evaluasi RTH (pohon) untuk pengontrol radiasi matahari pada area ini tersaji dalam Tabel 15.

Taman Budaya dan Alam Fantasia

Taman Budaya dan Alam Fantasia memiliki 20 pohon diantara 42 pohon yang dinilai sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Adapun 18 pohon yang dinilai cukup sesuai dan empat pohon yang dinilai kurang sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai. Namun, pohon-pohon tersebut ditanam secara kurang merata di seluruh area terutama pada Alam Fantasia. Sehingga area tersebut memerlukan beberapa penambahan pohon yang dapat berfungsi dengan baik sebagai pengontrol radiasi matahari. Penambahan pohon dapat dilakukan pada

lokasi-lokasi yang masih terbuka tanpa naungan pohon. Lokasi tersebut adalah area parkir dan sirkulasi di Alam Fantasia. Sedangkan pada area Taman Budaya tidak memerlukan penambahan pohon karena penyebarannya sudah merata pada lokasi-lokasi yang sering dilalui oleh manusia. Pohon-pohon yang dinilai sesuai dan cukup sesuai pada dua area tersebut memerlukan perawatan dan pengelolaan yang baik agar fungsinya dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Berikut penilaian pembobotan pohon untuk pengontrol radiasi matahari yang tersaji pada Tabel 15. Tabel 15 Evaluasi RTH (Pohon) Untuk Pengontrol Radiasi Matahari Pada Empat

Lokasi CBD

Marketing Office

No Nama Pohon Nilai

Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Alstonia scholaris Pulai 19 24 79%

2. Phoenix roebeleni Palem Phoenix 15 24 63%

3. Samanea saman Ki Hujan 20 24 83%

4. Terminalia mantaly Ketapang Kencana 21 24 88%

Jumlah Rata-rata 18,75 24 78%

Plaza Niaga I

No Nama Pohon Nilai

Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Acacia mangium Akasia 23 24 96%

2. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-kupu 17 24 71% 3. Erythrina cristagali Dadap Merah 19 24 79%

4. Mangifera indica Mangga 17 24 71%

5. Paraserianthes falcataria Sengon 23 24 96%

6. Rosytonea regia Palem Raja 11 24 46%

7. Samanea saman Ki Hujan 23 24 96%

Jumlah Rata-rata 19,16 24 79% Graha Utama dan Graha Madya

No Nama Pohon Nilai

Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Alstonia scholaris Pulai 22 24 92%

2. Averrhoa bilimbii Belimbing 13 24 54%

3. Bauhinia blakeana Daun Kupu-Kupu 19 24 79% 4. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-Kupu 19 24 79%

5. Cerbera odollam Bintaro 18 24 75%

6. Elaeis guineensis Kelapa Sawit 14 24 58%

7. Erythrina cristagali Dadap Merah 18 24 75%

8. Ficus elastica Beringin Karet 24 24 100%

9. Hevea brasiliensis Karet 23 24 96%

10. Lagerstomia speciosa Bungur 18 24 75%

11. Mangifera indica Mangga 18 24 75%

12. Manilkara kauki Sawo Kecik 22 24 92%

13. Nephelium lapaceum Rambutan 18 24 75%

14. Paraserianthes falcataria Sengon 20 24 83%

15. Plumeria sp. Kamboja 13 24 54%

16. Pterocarpus indicus Angsana 23 24 96%

17. Samanea saman Ki Hujan 21 24 88%

18. Spathodea campanulata Kecrutan 20 24 83%

19. Terminalia catappa Ketapang 21 24 88%

Jumlah Rata-rata 19 24 80%

Taman Budaya Dan

No Nama Pohon Nilai

Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

Alam Fantasia

2. Alstonia scholaris Pulai 18 24 75%

3. Araucaria cunninghamii Cemara Gunung 18 24 75% 4. Araucaria heterophylla Cemara Norflok 18 24 75%

5. Arthocarpus heterophylla Nangka 20 24 83%

6. Averrhoa bilimbii Belimbing 18 24 75%

7. Bambusa sp. Bambu 22 24 92%

8. Bauhinia blakeana Daun Kupu-kupu 20 24 83% 9. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-kupu 20 24 83%

10. Bixa orellana Kesumba 20 24 83%

11. Callistemon citrinus Sikat Botol 19 24 79%

12. Ceiba petandra Kapuk 18 24 75%

13. Cerbera odullam Bintaro 19 24 79%

14. Cinnamomum inners Kayu Manis 21 24 88%

15. Cocos capitata Kelapa Gading 11 24 46%

16. Diallum indum Asem Kranji 20 24 83%

17. Elaeis guinensis Kelapa sawit 13 24 54%

18. Erythrina cristagali Dadap Merah 19 24 79% 19. Erythrina indica-picta Dadap Kuning 18 24 75%

20. Eucalyptus deglupta Kayu Putih 20 24 83%

21. Ficus benjamina Beringin 22 24 92%

22. Ficus elastica Beringin Karet 20 24 83%

23. Gmelina arborea Jati 18 24 75%

24. Hibiscus tiliaceus Waru 20 24 83%

25. Livistonia australis Lettuce Palm 10 24 42%

26. Mangifera indica Mangga 19 24 79%

27. Mimusop elengi Tanjung 18 24 75%

28. Nichelia campaka Cempaka 19 24 79%

29. Paraserianthes falcataria Sengon 21 24 88% 30. Phoenix roebelini Palem phoenix 15 24 63%

31. Pinus merkusii Pinus 21 24 88%

32. Pisonia alba Cabbage Tree 15 24 63%

33. Plumeria sp. Kamboja 14 24 58%

34. Psidium guajava Jambu 20 24 83%

35. Pterocarpus indicus Angsana 23 24 96%

36. Samanea saman Ki Hujan 20 24 83%

37. Spathodea campanulata Kecrutan 19 24 79%

38. Swietenia mahogany Mahoni 22 24 92%

39. Syzygium polyanthum Salam 20 24 83%

40. Tamarindus sp. Asam Jawa 19 24 79%

41. Terminalia catappa Ketapang 20 24 83%

42. Peruviana peruvisma Kembang Jepun 16 24 67%

Jumlah Rata-rata 18,73 24 78%

Keterangan: ≤ 40% = tidak sesuai, 41% - 60% = kurang sesuai, 61% - 80% = cukup sesuai, ≥ 81% : sesuai

Sumber: Dahlan (1992); Brown dan Gillespie (1995); Grey dan Denekke (1978); Brooks (1988); Vitasari (2004); De Chiara dan Koppelman (1989); Irwan (2008); Frick dan Suskiyanto (2007).

5.2.3 Evaluasi Modifikasi Angin dan Radiasi Matahari