• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM

5.2.1 Evaluasi RTH (Pohon) Sebagai Pereduksi Angin

Evaluasi dilakukan pada empat lokasi studi yaitu Marketing Office, Plaza Niaga 1, Graha Utama dan Graha Madya, serta Taman Budaya dan Alam Fantasia. Evaluasi berkaitan dengan fungsi pohon sebagai pereduksi angin. Terdapat tujuh kriteria standar yang digunakan untuk menilai kesesuaian pohon- pohon pada tiap area CBD sebagai pereduksi angin. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan membandingkan kondisi aktual dan kriteria standar. Maka dapat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sesuai atau tidak sesuainya pohon sebagai pereduksi angin pada kondisi aktual. Hal itu dapat diketahui dari nilai persentase pembobotan yang telah diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Persentase Pembobotan = Nilai Aktual x 100% Nilai Standar

Marketing Office

Berdasarkan persentase pembobotan yang telah diperoleh, area ini memiliki satu pohon yang dinilai tidak sesuai sebagai pereduksi angin. Pohon tersebut adalah Alstonia scholaris (39%), karena memiliki daerah bebas cabang yang rendah, ditanam tidak rapat, tajuk tidak bersinggungan, ditanam menyebar dan tidak sesuai orientasi penanamannya. Sehingga pohon tersebut pada area Marketing Office tidak sesuai sebagai pereduksi angin. Kemudian, ada dua pohon yang dinilai kurang sesuai dan satu pohon yang dinilai cukup sesuai. Jadi area ini tidak memiliki pohon yang dinilai sesuai untuk pereduksi angin. Maka, area Marketing Office memerlukan penambahan pohon yang dapat berfungsi dengan baik sebagai pereduksi angin. Pohon tersebut dapat ditanam di lokasi yang sering dilalui oleh pengguna dan dilewati oleh angin yang cukup kuat. Secara detail penilaian evaluasi terhadap kriteria-kriteria tersebut disajikan pada Tabel 14.

Plaza Niaga 1

Berdasarkan persentase pembobotan yang diperoleh, Plaza Niaga I tidak memiliki pohon yang dinilai sesuai sebagai pereduksi angin. Karena terdapat beberapa kriteria pohon yang dinilai rendah untuk pereduksi angin. Hanya ada satu dari tujuh pohon yang dinilai cukup sesuai, yaitu Acacia mangium (61%).

Enam pohon lainnya dinilai kurang sesuai, karena tidak memenuhi kriteria standar sebagai pereduksi angin. Jadi secara keseluruhan pohon-pohon pada area ini dinilai kurang sesuai sebagai pereduksi angin karena nilai pembobotannya sebesar 53%. Maka Plaza Niaga I memerlukan penambahan pohon yang dapat berfungsi sebagai pereduksi angin. Sehingga pengguna dapat merasa nyaman dan aman jika berada pada area yang dilewati oleh angin sepoi kuat. Area pada Plaza Niaga I yang membutuhkan penambahan pohon adalah area parkir, sekeliling bangunan, dan sirkulasi. Secara rinci penilaian evaluasi terhadap kriteria-kriteria tersebut disajikan pada Tabel 14.

Graha Utama dan Graha Madya

Area perkantoran ini memiliki 19 jenis pohon yang tersebar pada seluruh bagian. Hanya satu pohon yang dinilai sesuai untuk pereduksi angin adalah Hevea brasiliensis (93%). Pohon lainnya dinilai cukup sesuai dan kurang sesuai. Terdapat 16 pohon yang dinilai cukup sesuai karena memiliki pembobotan sebesar 61% - 80%. Serta dua pohon yang dinilai kurang sesuai yaitu Averrhoa bilimbii (46%) dan Plumeria sp. (50%). Secara keseluruhan pepohonan pada area Graha Utama dan Graha Madya dinilai cukup sesuai sebagai pereduksi angin dengan nilai pembobotan 70%. Jadi area ini tidak memerlukan penambahan pohon karena fungsinya sudah dinilai cukup sesuai. Pepohonan pada area ini memerlukan perawatan dan pengelolaan yang baik. Sehingga fungsinya sebagai pereduksi angin dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Penilaian evaluasi terhadap kriteria-kriteria tersebut disajikan pada Tabel 14.

Taman Budaya dan Alam Fantasia

Pada Taman Budaya dan Alam Fantasia memiliki 42 jenis pohon dengan jumlah 921 pohon. Sehingga area ini cukup terlindungi oleh pepohonan. Berdasarkan penilaian pembobotan yang telah dilakukan area ini hanya memiliki satu pohon yang dinilai sesuai yakni Pinus merkusii (82%). Pepohonan lainnya dinilai cukup sesuai dan kurang sesuai. Pohon yang dinilai cukup sesuai berjumlah 28 batang dan kurang sesuai berjumlah 13 batang. Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai sebagai pereduksi angin dengan nilai

pembobotan 64%. Agar pohon yang dinilai kurang sesuai menjadi sesuai sebagai pereduksi angin. Maka dibutuhkan penambalan beberapa pohon pada titik-titik dimana pohon yang kurang sesuai berada. Kemudian pohon yang telah dinilai sesuai dan cukup sesuai, hanya memerlukan perawatan dan pengelolaan yang baik. supaya fungsinya sebagai pereduksi angin dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Sehingga pengguna yang sering datang ke area ini merasa nyaman dan aman, karena terlindungi dari angin yang cukup kuat. Berikut penilaian evaluasi RTH (pohon) sebagai pereduksi angin pada Tabel 14.

Tabel 14 Evaluasi RTH (Pohon) Untuk Pereduksi Angin Pada Empat Lokasi CBD

Marketing Office

No Nama Pohon Nilai Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Alstonia scholaris Pulai 11 28 39%

2. Phoenix roebeleni Palem Phoenix 16 28 57%

3. Samanea saman Ki Hujan 16 28 57%

4. Terminalia mantaly Ketapang Kencana 19 28 68%

Jumlah Rata-rata 15.5 28 55%

Plaza Niaga I

No Nama Pohon Nilai Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Acacia mangium Akasia 17 28 61%

2. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-kupu 13 28 46%

3. Erythrina cristagali Dadap Merah 16 28 57%

4. Mangifera indica Mangga 12 28 43%

5. Paraserianthes falcataria Sengon 16 28 57%

6. Rosytonea regia Palem Raja 14 28 50%

7. Samanea saman Ki Hujan 17 28 57%

Jumlah Rata-rata 15 28 53% Graha Utama dan Graha Madya

No Nama Pohon Nilai Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Alstonia scholaris Pulai 19 28 68%

2. Averrhoa bilimbii Belimbing 13 28 46%

3. Bauhinia blakeana Daun Kupu-Kupu 22 28 79%

4. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-Kupu 22 28 79%

5. Cerbera odollam Bintaro 19 28 68%

6. Elaeis guineensis Kelapa Sawit 20 28 71%

7. Erythrina cristagali Dadap Merah 20 28 71%

8. Ficus elastica Beringin Karet 21 28 75%

9. Hevea brasiliensis Karet 26 28 93%

10. Lagerstomia speciosa Bungur 19 28 68%

11. Mangifera indica Mangga 17 28 61%

12. Manilkara kauki Sawo Kecik 21 28 75%

13. Nephelium lapaceum Rambutan 17 28 61%

14. Paraserianthes falcataria Sengon 22 28 79%

15. Plumeria sp. Kamboja 14 28 50%

16. Pterocarpus indicus Angsana 21 28 75%

17. Samanea saman Ki Hujan 22 28 79%

18. Spathodea campanulata Kecrutan 19 28 68%

19. Terminalia catappa Ketapang 17 28 61%

Jumlah Rata-rata 20 28 70% Taman

Budaya Dan

No Nama Pohon Nilai Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

Alam Fantasia

2. Alstonia scholaris Pulai 18 28 64%

3. Araucaria cunninghamii Cemara Gunung 19 28 68%

4. Araucaria heterophylla Cemara Norflok 19 28 68%

5. Arthocarpus heterophylla Nangka 16 28 57%

6. Averrhoa bilimbii Belimbing 17 28 61%

7. Bambusa sp. Bambu 20 28 71%

8. Bauhinia blakeana Daun Kupu-kupu 14 28 50%

9. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-kupu 14 28 50%

10. Bixa orellana Kesumba 16 28 57%

11. Callistemon citrinus Sikat Botol 19 28 68%

12. Ceiba petandra Kapuk 16 28 57%

13. Cerbera odullam Bintaro 21 28 75%

14. Cinnamomum inners Kayu Manis 21 28 75%

15. Cocos capitata Kelapa Gading 13 28 46%

16. Diallum indum Asem Kranji 19 28 68%

17. Elaeis guinensis Kelapa sawit 17 28 61%

18. Erythrina cristagali Dadap Merah 19 28 68%

19. Erythrina indica-picta Dadap Kuning 19 28 68%

20. Eucalyptus deglupta Kayu Putih 21 28 75%

21. Ficus benjamina Beringin 21 28 75%

22. Ficus elastica Beringin Karet 20 28 71%

23. Gmelina arborea Jati 19 28 68%

24. Hibiscus tiliaceus Waru 18 28 64%

25. Livistonia australis Lettuce Palm 12 28 43%

26. Mangifera indica Mangga 16 28 57%

27. Mimusop elengi Tanjung 16 28 57%

28. Nichelia campaka Cempaka 19 28 68%

29. Paraserianthes falcataria Sengon 20 28 71%

30. Phoenix roebelini Palem phoenix 15 28 54%

31. Pinus merkusii Pinus 23 28 82%

32. Pisonia alba Cabbage Tree 14 28 50%

33. Plumeria sp. Kamboja 13 28 46%

34. Psidium guajava Jambu 17 28 61%

35. Pterocarpus indicus Angsana 21 28 75%

36. Samanea saman Ki Hujan 20 28 71%

37. Spathodea campanulata Kecrutan 18 28 64%

38. Swietenia mahogany Mahoni 20 28 71%

39. Syzygium polyanthum Salam 18 28 64%

40. Tamarindus indica Asam Jawa 20 28 71%

41. Terminalia catappa Ketapang 20 28 71%

42. Theretia peruvisma Kembang Jepun 13 28 46%

Jumlah Rata-rata 17,88 28 64%

Keterangan: ≤ 40% = tidak sesuai, 41% - 60% = kurang sesuai, 61% - 80% = cukup sesuai, ≥ 81% : sesuai Sumber: Dahlan (1992); Brown dan Gillespie (1995); Grey dan Denekke (1978); Brooks (1988); Vitasari

(2004); De Chiara dan Koppelman (1989); Irwan (2008); Frick dan Suskiyanto (2007).

5.2.2 Evaluasi RTH (Pohon) Sebagai Pengontrol Radiasi Matahari

Evaluasi dilakukan pada empat lokasi studi yaitu Marketing Office, Plaza Niaga 1, Graha Utama dan Graha Madya, serta Taman Budaya dan Alam Fantasia. Evaluasi berkaitan dengan fungsi pohon sebagai pengontrol radiasi matahari. Terdapat enam kriteria standar yang digunakan untuk menilai kesesuaian pohon-pohon pada tiap area CBD sebagai pengontrol radiasi matahari. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan membandingkan kondisi aktual dan kriteria standar. Maka dapat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sesuai atau

tidak sesuainya pohon sebagai pengontrol radiasi matahari. Hal itu dapat diketahui dari nilai persentase pembobotan yang telah diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

Persentase Pembobotan = Nilai Aktual x 100% Nilai Standar

Marketing Office

Pada area ini terdapat dua jenis pohon yang dinilai sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari karena memenuhi hampir semua kriteria standar. Pohon tersebut adalah Samanea saman (83%) dan Terminalia mantaly (88%). Sedangkan dua pohon lainnya dinilai cukup sesuai, yaitu Alstonia scholaris (79%) dan Phoenix roebeleni (63%). Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai (78%) sebagai pengontrol radiasi matahari. Namun, area ini tetap membutuhkan beberapa penambahan pohon penaung untuk menaungi area parkir yang masih terbuka. Karena penanaman pohon pada area ini kurang menyebar dan mengakibatkan beberapa area terlihat terbuka atau tanpa naungan. Untuk pohon yang telah dinilai sesuai dan cukup sesuai memerlukan perawatan dan pengelolaan yang baik, agar dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsinya sebagai pengontrol radiasi matahari. Penilaian evaluasi RTH (pohon) untuk pengontrol radiasi matahari pada area ini tersaji dalam Tabel 15.

Plaza Niaga 1

Area perniagaan ini memiliki tiga jenis pohon yang dinilai sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Pohon tersebut adalah Acacia mangium (96%), Paraserianthes falcataria (96%), dan Samanea saman (96%). Adapun tiga jenis pohon yang dinilai cukup sesuai yaitu Bauhinia purpurea (71%), Erythrina cristagali (79%), dan Mangifera indica (71%). Serta satu pohon yang dinilai kurang sesuai yaitu Rosytonea regia (46%). Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Namun, pepohonan tersebut ditanam secara tidak merata pada seluruh area Plaza Niaga I. Sehingga terdapat banyak bagian pada area ini yang tidak ternaungi pohon dengan baik dan mengakibatkan kekurangnyamanan saat melintas pada area tersebut. Bagian yang tidak ternaungi pohon adalah area parkir, sirkulasi, dan sekeliling

bangunan. Hal itu mengakibatkan kendaraan yang parkir menjadi cepat panas karean terkena radiasi matahari secara langsung. Begitu juga pada sirkulasi dan sekeliling bangunan yang menjadi tidak nyaman ketika dilewati oleh pengguna pada siang hari yang terik. Maka pada Plaza Niaga I memerlukan penambahan pohon pada tiga area tersebut, yang dapat berfungsi dengan baik sebagai pengontrol radiasi matahari. Untuk pohon yang dinilai sesuai dan cukup sesuai memerlukan perawatan dan pengelolaan yang baik agar fungsinya sebagai pengontrol radiasi matahari dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Penilaian evaluasi RTH (pohon) untuk pengontrol radiasi matahari pada area ini tersaji dalam Tabel 15.

Graha Utama dan Graha Madya

Graha Utama dan Graha Madya memiliki 19 pohon, diantaranya ada yang dinilai sesuai, cukup sesuai, dan kurang sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Pohon yang dinilai sesuai ada sembilan, cukup sesuai ada tujuh, dan pohon yang dinilai tidak sesuai ada tiga. Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai dengan pembobotan 80%. Dengan begitu pepohonan pada area ini sudah dinilai cukup sesuai dan tidak memerlukan penambahan pohon untuk pengontrol radiasi matahari. Namun, pohon-pohon tersebut harus dirawat dan dikelola dengan baik, agar fungsinya sebagai pengontrol radiasi matahari dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Penilaian evaluasi RTH (pohon) untuk pengontrol radiasi matahari pada area ini tersaji dalam Tabel 15.

Taman Budaya dan Alam Fantasia

Taman Budaya dan Alam Fantasia memiliki 20 pohon diantara 42 pohon yang dinilai sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Adapun 18 pohon yang dinilai cukup sesuai dan empat pohon yang dinilai kurang sesuai sebagai pengontrol radiasi matahari. Secara keseluruhan pepohonan pada area ini dinilai cukup sesuai. Namun, pohon-pohon tersebut ditanam secara kurang merata di seluruh area terutama pada Alam Fantasia. Sehingga area tersebut memerlukan beberapa penambahan pohon yang dapat berfungsi dengan baik sebagai pengontrol radiasi matahari. Penambahan pohon dapat dilakukan pada lokasi-

lokasi yang masih terbuka tanpa naungan pohon. Lokasi tersebut adalah area parkir dan sirkulasi di Alam Fantasia. Sedangkan pada area Taman Budaya tidak memerlukan penambahan pohon karena penyebarannya sudah merata pada lokasi- lokasi yang sering dilalui oleh manusia. Pohon-pohon yang dinilai sesuai dan cukup sesuai pada dua area tersebut memerlukan perawatan dan pengelolaan yang baik agar fungsinya dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Berikut penilaian pembobotan pohon untuk pengontrol radiasi matahari yang tersaji pada Tabel 15. Tabel 15 Evaluasi RTH (Pohon) Untuk Pengontrol Radiasi Matahari Pada Empat

Lokasi CBD

Marketing Office

No Nama Pohon Nilai Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Alstonia scholaris Pulai 19 24 79%

2. Phoenix roebeleni Palem Phoenix 15 24 63%

3. Samanea saman Ki Hujan 20 24 83%

4. Terminalia mantaly Ketapang Kencana 21 24 88%

Jumlah Rata-rata 18,75 24 78%

Plaza Niaga I

No Nama Pohon Nilai Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Acacia mangium Akasia 23 24 96%

2. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-kupu 17 24 71%

3. Erythrina cristagali Dadap Merah 19 24 79%

4. Mangifera indica Mangga 17 24 71%

5. Paraserianthes falcataria Sengon 23 24 96%

6. Rosytonea regia Palem Raja 11 24 46%

7. Samanea saman Ki Hujan 23 24 96%

Jumlah Rata-rata 19,16 24 79% Graha Utama dan Graha Madya

No Nama Pohon Nilai Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

1. Alstonia scholaris Pulai 22 24 92%

2. Averrhoa bilimbii Belimbing 13 24 54%

3. Bauhinia blakeana Daun Kupu-Kupu 19 24 79%

4. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-Kupu 19 24 79%

5. Cerbera odollam Bintaro 18 24 75%

6. Elaeis guineensis Kelapa Sawit 14 24 58%

7. Erythrina cristagali Dadap Merah 18 24 75%

8. Ficus elastica Beringin Karet 24 24 100%

9. Hevea brasiliensis Karet 23 24 96%

10. Lagerstomia speciosa Bungur 18 24 75%

11. Mangifera indica Mangga 18 24 75%

12. Manilkara kauki Sawo Kecik 22 24 92%

13. Nephelium lapaceum Rambutan 18 24 75%

14. Paraserianthes falcataria Sengon 20 24 83%

15. Plumeria sp. Kamboja 13 24 54%

16. Pterocarpus indicus Angsana 23 24 96%

17. Samanea saman Ki Hujan 21 24 88%

18. Spathodea campanulata Kecrutan 20 24 83%

19. Terminalia catappa Ketapang 21 24 88%

Jumlah Rata-rata 19 24 80%

Taman Budaya Dan

No Nama Pohon Nilai Aktual Nilai Standar Persentase Pembobotan Latin Lokal

Alam Fantasia

2. Alstonia scholaris Pulai 18 24 75%

3. Araucaria cunninghamii Cemara Gunung 18 24 75%

4. Araucaria heterophylla Cemara Norflok 18 24 75%

5. Arthocarpus heterophylla Nangka 20 24 83%

6. Averrhoa bilimbii Belimbing 18 24 75%

7. Bambusa sp. Bambu 22 24 92%

8. Bauhinia blakeana Daun Kupu-kupu 20 24 83%

9. Bauhinia purpurea Bunga Kupu-kupu 20 24 83%

10. Bixa orellana Kesumba 20 24 83%

11. Callistemon citrinus Sikat Botol 19 24 79%

12. Ceiba petandra Kapuk 18 24 75%

13. Cerbera odullam Bintaro 19 24 79%

14. Cinnamomum inners Kayu Manis 21 24 88%

15. Cocos capitata Kelapa Gading 11 24 46%

16. Diallum indum Asem Kranji 20 24 83%

17. Elaeis guinensis Kelapa sawit 13 24 54%

18. Erythrina cristagali Dadap Merah 19 24 79%

19. Erythrina indica-picta Dadap Kuning 18 24 75%

20. Eucalyptus deglupta Kayu Putih 20 24 83%

21. Ficus benjamina Beringin 22 24 92%

22. Ficus elastica Beringin Karet 20 24 83%

23. Gmelina arborea Jati 18 24 75%

24. Hibiscus tiliaceus Waru 20 24 83%

25. Livistonia australis Lettuce Palm 10 24 42%

26. Mangifera indica Mangga 19 24 79%

27. Mimusop elengi Tanjung 18 24 75%

28. Nichelia campaka Cempaka 19 24 79%

29. Paraserianthes falcataria Sengon 21 24 88%

30. Phoenix roebelini Palem phoenix 15 24 63%

31. Pinus merkusii Pinus 21 24 88%

32. Pisonia alba Cabbage Tree 15 24 63%

33. Plumeria sp. Kamboja 14 24 58%

34. Psidium guajava Jambu 20 24 83%

35. Pterocarpus indicus Angsana 23 24 96%

36. Samanea saman Ki Hujan 20 24 83%

37. Spathodea campanulata Kecrutan 19 24 79%

38. Swietenia mahogany Mahoni 22 24 92%

39. Syzygium polyanthum Salam 20 24 83%

40. Tamarindus sp. Asam Jawa 19 24 79%

41. Terminalia catappa Ketapang 20 24 83%

42. Peruviana peruvisma Kembang Jepun 16 24 67%

Jumlah Rata-rata 18,73 24 78%

Keterangan: ≤ 40% = tidak sesuai, 41% - 60% = kurang sesuai, 61% - 80% = cukup sesuai, ≥ 81% : sesuai

Sumber: Dahlan (1992); Brown dan Gillespie (1995); Grey dan Denekke (1978); Brooks (1988); Vitasari (2004); De Chiara dan Koppelman (1989); Irwan (2008); Frick dan Suskiyanto (2007).

5.2.3 Evaluasi Modifikasi Angin dan Radiasi Matahari Marketing Office

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai kecepatan angin pada area ini yang berhubungan dengan fungsi pohon sebagai pereduksi angin. Terjadi peningkatan kecepatan angin ketika sore hari yang disebabkan oleh cuaca. Untuk melindungi pengguna yang melintas saat itu di area sekitar bangunan, sirkulasi maupun area parkir, diperlukan suatu perisai yang mampu menahan, membelokkan, atau pun mengurangi kecepatannya. Perisai yang dapat berfungsi

dengan baik adalah vegetasi atau pepohonan (Brown dan Gillespie, 1995). Dengan begitu perlu dilakukan penambahan penanaman pohon untuk mereduksi angin yang melintas. Selain itu, pepohonan yang ditanam juga dapat memberikan perlindungan pada bangunan dari angin kencang yang menerpa. Berikut disajikan salah satu contoh yang memperlihatkan pohon sebagai pelindung bagi manusia dan bangunan dari kecepatan angin yang datang pada Gambar 22.

Gambar 22 Pohon sebagai Pelindung Manusia dan Bangunan Dari Angin (Sumber : Carpenter et al.1975 dan Brown dan Gillespie,1995) Untuk evaluasi radiasi matahari yang datang, diperlukan beberapa pohon peneduh pada area parkir dan sirkulasi. Karena pohon yang tersedia bertajuk kecil dan kurang mampu mengontrol radiasi matahari. Hal itu mengakibatkan kendaraan yang parkir cepat panas karena tidak terlindung dari radiasi matahari. Pengguna yang memarkirkan mobilnya juga merasa kurang nyaman karena panas. Pada akses masuk dan keluar area dibutuhkan sedikit pohon peneduh untuk memberikan rasa nyaman saat pengguna dengan kendaraan memasuki area. Berikut foto eksisting area parkir dan sirkulasi yang tersaji pada Gambar 23.

Plaza Niaga 1

Plaza Niaga I memiliki perkerasan yang lebih luas dibandingkan dengan RTH. Maka pada saat angin bertambah kencang atau kuat, pengguna tidak dapat terlindungi dengan baik dan merasa kurang nyaman. Jadi diperlukan penambahan penanaman pohon yang dapat mereduksi angin dengan baik dan memenuhi kriteria sebagai pereduksi angin. Penambahan tersebut dilakukan pada area-area yang terbuka seperti area parkir, sirkulasi, dan bangunan. Agar pengguna dapat dengan mudah memarkir mobil dan berjalan pada sirkulasi yang ada. Untuk evaluasi yang berkaitan dengan pengontrol radiasi matahari, area ini termasuk dalam kategori panas. Karena kurangnya pepohonan yang dapat memberikan rasa sejuk dan nyaman.

Jadi area ini memerlukan penanaman pohon yang dapat mengontrol radiasi matahari dengan baik. Sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan sejuk, juga terlindungi dari radiasi matahari yang datang. Penambahan pohon dapat dilakukan pada area yang sering dilalui pengguna dan terbuka dari radiasi matahari. Area tersebut adalah area parkir, sirkulasi, dan sekeliling bangunan. Pada area parkir diperlukan penanaman pohon peneduh agar mobil yang parkir terlindungi dari radiasi matahari dan tidak mudah panas. Pada sirkulasi dibutuhkan pohon yang dapat memberikan rasa nyaman kepada pengguna yang melintas. Pada area sekeliling bangunan perlu penambahan penanaman pohon. Sehingga bangunan terlindungi dari radiasi matahari dan tidak cepat panas pada saat matahari terik.

Graha Utama dan Graha Madya

Graha Utama dan Graha Madya dinilai sudah cukup sesuai untuk melindungi manusia dan bangunan dari angin kuat dan radiasi matahari yang datang. Karena area tersebut memiliki banyak pohon yang dapat memberikan perlindungan terhadap angin dan radiasi matahari. Untuk perlindungan dari angin pepohonan dapat berfungsi sebagai pemecah, penghalang, dan pengurang kecepatan angin. Menurut Brooks (1988), pepohonan dapat berfungsi sebagai penyerap, pemantul, dan penerus radiasi matahari. Pepohonan tumbuh pada area parkir, sirkulasi, dan sekitar bangunan. Sehingga dapat melindungi manusia yang melintas, mobil yang parkir, dan bangunan. Jadi ketika siang hari yang panas, area ini tetap terasa sejuk dan nyaman bagi pengguna. Juga saat sore hari dimana kecepatan angin meningkat, area ini terlindungi dengan cukup baik. Berikut foto kondisi pepohonan eksisting pada area parkir, sirkulasi, dan bangunan yang disajikan pada Gambar 25.

Gambar 25 Area Parkir, Sirkulasi, dan Bangunan Graha Utama dan Madya

Taman Budaya dan Alam Fantasi

Area Taman Budaya dan Alam Fantasia juga dinilai sudah mampu untuk memberikan perlindungan terhadap penggunanya dari kecepatan angin dan radiasi matahari yang datang. Karena memiliki banyak pohon yang tumbuh di sekitar lokasi yang sering dilalui oleh pengguna seperti bangunan, area parkir, dan sirkulasi. Sehingga pada saat siang hari yang panas dan terik, area tersebut terasa sejuk dan nyaman bagi penggunanya. Serta pada saat sore hari, dimana angin yang bertiup semakin kuat, area tersebut terlindungi dengan baik. Sebab

dikelilingi oleh pepohonan yang dapat berfungsi sebagai windbreaks. Berikut foto yang memperlihatkan kondisi pepohonan area parkir, sirkulasi, dan bangunan pada Gambar 26.

Gambar 26 Area Parkir dan Sirkulasi Taman Budaya dan Alam Fantasia

5.3 Sintesis

Pada tahapan ini dihasilkan rekomendasi yang berkaitan dengan evaluasi kesesuaian fisik dan fungsi ekologis RTH pada empat kawasan CBD, Sentul City. Selain itu, rekomendasi juga berkaitan dengan identifikasi dan analisis karakteristik pohon terhadap fungsi ekologisnya berupa pereduksi angin dan pengontrol radiasi matahari. Maka tiap area CBD memiliki rekomendasi masing- masing yang telah disesuaikan berdasarkan analisis dan evaluasi.

5.3.1 Rekomendasi RTH (Pohon) Sebagai Pereduksi Angin

Dokumen terkait