• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dan Pembanding

1. Masker bubuk

4.1 HASIL

4.1.4 Hasil Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dan Pembanding

1. Pemeriksaan Organoleptis sediaan masker gel peel-off dari ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) yang dilakukan secara visual selama 6 minggu didapatkan hasil : (Lampiran 19, Tabel 15).

- F0 berbentuk gel, warna bening, tidak berbau.

- F1 berbentuk gel, warna hijau pucat, berbau khas pandan.

- F2 berbentuk gel, warna hijau, berbau khas pandan.

- F3 berbentuk gel, warna hijau pekat, berbau khas pandan.

44 - Pembanding berbentuk gel, warna hitam, berbau khas teh hijau.

2. Hasil uji homogenitas sediaan masker gel peel-off ektrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) F0, F1, F2, F3 dan pembanding terlihat sediaan yang homogen (Lampiran 20, Tabel 16).

3. Hasil pemeriksaan pH masker gel peel off ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) F0, F1, F2, F3 dan pembanding yang dilakukan selama 6 minggu didapatkan hasil F0= 5,902; F1= 5,422; F2=

4,943; F3= 4,660; P= 5,725 (Lampiran 20, Tabel 17).

4. Hasil pemeriksaan stabilitas menunjukkan bahwa sediaan masker gel peel off ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) F0, F1, F2, F3 dan pembanding tidak mengalami pemisahan dan perubahan fisik pada siklus Freeze and Thaw selama 6 siklus (Lampiran 21, Tabel 18).

5. Hasil pemeriksaan uji daya sebar sediaan masker gel peel off ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) F0, F1, F2, F3 dan pembanding dengan beban 50 gram, 100 gram dan 150 gram didapatkan hasil : (Lampiran 22-23, Tabel 19-20, Gambar 16).

- F0 ( 50 gram= 24,155 cm2; 100 gram= 27,545 cm2; 150 gram=

31,215 cm2)

- F1 (50 gram= 18,087 cm2; 100 gram= 20,624 cm2; 150 gram= 22,623 cm2)

- F2 (50 gram= 14,432 cm2; 100 gram= 416,847 cm2; 150 gram=

18,964 cm2)

45 - F3 (50 gram= 14,000 cm2; 100 gram= 16,810 cm2; 150 gram= 19,121

cm2)

- P (50 gram= 12,675 cm2; 100 gram= 15,333 cm2; 150 gram= 17,374 cm2)

6. Hasil pemeriksaan uji viskositas sediaan masker gel peel off ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) memiliki viskositas yang baik dimana didapatkan hasil F0 = 2146 cP, F1 = 2648 cP, F2 = 3061 cP, F3 = 3307 cP, P = 3287 cP (Lampiran 24, Tabel 21).

7. Hasil uji kecepatan mengering sediaan masker gel peel off ekstrak dau pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) F0= 21,016 menit, F1= 19,472 menit, F2= 17,683 menit, F3= 17,600 menit, P= 16,800 menit (Lampiran 25, Tabel 22).

8. Hasil uji elastisitas sediaan masker gel peel off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) memiliki pertambahan panjang F0= 80,333% , F1= 90%, F2= 103,333%, F3= 112,667% dan pembanding= 80% (Lampiran 26, Tabel 23).

9. Hasil uji iritasi sediaan masker gel peel off ekstrak daun pandan wangi yang dilakukan terhadap 25 sukarelawan (Pandanus amaryllifolius Roxb) didapatkan hasil : (Lampiran 27-38, Tabel 24-26).

- F0 (pada jam ke-24= 0, pada jam ke-48=0, pada jam ke-72= 0) - F1 (pada jam ke-24= 0, pada jam ke-48=0, pada jam ke-72= 0) - F2 (pada jam ke-24= 0, pada jam ke-48=0, pada jam ke-72= 0)

46 - F3 (pada jam ke-24= 0, pada jam ke-48=0, pada jam ke-72= 0)

- P (pada jam ke-24= 0, pada jam ke-48=0, pada jam ke-72= 0)

10. Hasil pemeriksaan aktivitas antioksidan sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dan pembanding vitamin C didapatkan hasil : (Lampiran 39-44, Tabel 27-31)

- Panjang gelombang serapan maksimum DPPH= 516 nm dengan absorban= 0,438

- IC50 F0= 122,276 µg/mL - IC50 F1= 65,393 µg/mL - IC50 F2= 32,400 µg/mL - IC50 F3= 28,238 µg/mL 4.2 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dapat diformulasikan dalam sediaan masker gel off dan untuk menentukan aktivitas antioksidan dari formulasi masker gel peel-off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) menggunakan metode DPPH. Pada penelitian ini menggunakan daun pandan wangi yang diperoleh dari kebun warga di daerah Lubuk Buaya di Perumahan Lubuk Gading 1, Kecematan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat.

Daun pandan wangi telah diidentifikasi di Herbarium Andalas (ANDA) jurusan biologi FMIPA Universitas Andalas (UNAND) Padang. Identifikasi tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran suatu tanaman yang digunakan sebagai obyek

47 penelitian dengan cara mencocokkan ciri-ciri tanaman dengan literatur karena merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian.

Identifikasi tanaman dimaksudkan untuk menghindari ketidak-cocokan bahan baku yang dikumpulkan untuk digunakan dalam penelitian. Hasil identifikasi dapat diketahui bahwa daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pandan wangi (Pandanus anaryllifolius Roxb) dari keluarga Pandanaceae (Lampiran 2, Gambar 4).

Alasan pemilihan daun pandan wangi sebagai obyek penelitian ialah berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Suryani, et al (2017) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun pandan wangi mengandung senyawa antioksidan yang memiliki nilai EC50 sebesar 4,51 mg/mL, sehingga ditinjau dari daya mereduksinya aktivitas antioksidan ektrak etanol daun pandan wangi lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin E komersial dimana vitamin E komersial memiliki EC50 sebesar 11,76 mg/mL. Selain itu, daun pandan wangi jarang ditemukan dalam bentuk sediaan, khususnya kosmetik.

Ekstrak daun pandan diperoleh dari daun pandan segar yang dimaserasi dengan etanol 96% selama 3 hari, penggunakan daun pandan segar bertujuan didapatkan kadar senyawa phenolic yang lebih besar (Margaretta et al., 2011). Maserasi dilakukan selama 3 hari, kemudian pelarut diuapkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental daun pandan wangi. Metode maserasi dipilih karena pelaksanaannya sederhana dan menghindari kemungkinan terjadinya penguraian zat aktif yang terkandung di dalam sampel akibat pengaruh suhu dan senyawa yang tidak tahan terhadap pemanasan (termolabil). Pada proses maserasi, sampel dihaluskan agar luas permukaannya lebih besar, dengan demikian lebih banyak bagian sampel

48 yang berkontak dengan pelarut sehingga proses penyarian lebih sempurna. Sedangkan alasan pemilihan etanol sebagai pelarut adalah karena bersifat universal, dapat menarik senyawa polar dan nonpolar, harganya murah, mudah didapatkan, tidak toksik dan dapat mencegah pertumbuhan jamur dan kapang (Djamal, 2010).

Evaluasi terhadap ekstrak etanol daun pandan wangi dimana yang pertama kali dilakukan pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk (dinyatakan berbentuk ekstrak kental), pemeriksaan warna (hijau tua), pemeriksaan bau (dinyatakan berbau khas), pemeriksaan rasa (berasa agak pahit). Evaluasi yang kedua dilakukan pemeriksaan rendemen ekstrak daun pandan wangi diperoleh sebesar 3,560% dimana telah memenuhi standar yaitu tidak melebihi 15% (Departemen kesehatan Republik Indonesia, 2006). Evaluasi yang ketiga dilakukannya pemeriksaan susut pengeringan diperoleh hasil sebesar 7,057% yang telah memenuhi standar yaitu tidak melebihi 10% (Departemen kesehatan Republik Indonesia, 2006). Tujuan dilakukannya pemeriksaan susut pengeringan yaitu menunjukkan jumlah bagian yang mudah menguap serta air yang hilang selama pemanasan dan untuk memberikan batasan maksimal (rentang) banyaknya senyawa yang hilang pada proses pengeringan dalam ekstrak tersebut (Departemen kesehatan Republik Indonesia, 2000). Evaluasi keempat dilakukan yaitu penetapan kadar abu diperoleh 1,3463% yaitu telah memenuhi standar yaitu tidak melebihi 6% (Departemen kesehatan Republik Indonesia, 1989). Penetapan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui kandungan komponen yang tidak mudah menguap (komponen anorganik atau garam mineral) yang tetap tinggal pada pembakaran dan pemijaran senyawa organik. Semakin rendah

49 kadar abu suatu bahan, maka semakin tinggi kemurniannya. Evaluasi yang keempat dilakukan pemeriksaan pH ekstrak diperoleh hasil sebesar 4,84.

Selanjutnya dilakukan pengujian fitokimia dimana diperoleh hasil bahwa ekstrak positif mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, dan terpenoid sedangkan saponin dan steroid negatif. Menurut Negri (2005), senyawa tersebut diketahui mempunyai aktivitas antioksidan. Adanya kandungan flavonoid dan fenolik pada ekstrak daun pandan wangi memberikan efektivitas sebagai antioksidan.

Peneliti sebelumnya telah menunjukkan bahwa flavonoid yang berasal dari tumbuhan alami dapat secara efektif mengurangi kejadian fotoaging kulit melalui aktivitas fotoprotektif, antioksidan, dan antiinflamasinya (Bosch et al., 2015; Lee et al., 2018), dimana mekanisme kerja dari antioksidan ini sendiri yaitu mampu menghambat reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas.

Sediaan dipilih dalam bentuk masker wajah gel peel-off karena dinilai lebih efektif dan efisien baik dari segi pemakaian maupun efeknya dimana sediaan dalam bentuk masker gel peel-off ini mempunyai konsistensi seperti gel yang mudah digunakan dengan cara dioleskan ke kulit muka. Setelah alkohol yang terkandung dalam masker menguap, terbentuklah lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka, sehingga mudah untuk dikelupaskan tanpa proses pencucian seperti masker bentuk lain pada umumnya. Masker wajah gel peel-off mampu meningkatkan hidrasi pada kulit, memperbaiki serta merawat kulit wajah dari masalah keriput, penuaan, jerawat dan dapat juga digunakan untuk mengecilkan pori, membersihkan serta melembapkan kulit serta bermanfaat dalam merelaksasi otot-otot wajah, sebagai pembersih, penyegar, pelembab dan pelembut bagi kulit wajah.

50 Pada masker gel peel-off ini digunakan zat aktif yaitu ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dengan varian konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, dimana pada konsentrasi tersebut diharapkan mampu memiliki aktivitas sebagai antioksidan, dengan penggunaan yang mudah dioleskan pada kulit dan cepat terabsorpsi pada kulit. Selain zat aktif, pada sediaan ini juga menggunakan zat tambahan yaitu Polvinil Alkohol (PVA), HPMC, propilen glikol, metil paraben, propil paraben, aquadest dan etanol 96%. Adapun kegunaan masing-masing bahan tambahan ini yaitu PVA bertindak sebagai gelling agent, dengan adanya sifat adesifnya mampu membentuk lapisan film. Hidroksi propil metil selulosa (HPMC) digunakan sebagai peningkat viskositas pada sediaan masker gel peel-off karena bahan ini dapat meningkatkan jumlah serat polimer sehingga semakin banyak cairan yang akan tertahan dan diikat oleh agen pembentuk gel (Martin, et al,. 1993).

Propilenglikol bertindak sebagai humektan yang dapat mempengaruhi waktu mengering dari sediaan. Karena sifat dari propilenglikol yang higroskopis maka dengan afinitas tinggi dapat menarik air sehingga kestabilan akan terjaga dengan cara mengabsorbsi kelembapan dari lingkungan dan mengurangi penguapan air sehingga sediaan menjadi tidak kering dan menyebabkan kulit terhidrasi dan menjadi lembap.

Metil paraben (nipagin) dan propil paraben (nipasol) adalah bahan preservative yang paling efektif sebagai antimikroba dalam sediaan kosmetik yang bergerak pada pH 4-8 dan sesuai dengan pH kulit wajah. Bahan yang juga digunakan yaitu aquadest yang bertindak sebagai pelarut masker gel peel-off.

Pemeriksaan organoleptis sediaan masker gel pee-off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) ini dilakukan selama 6 minggu, tujuannya

51 adalah untuk melihat tampilan fisik suatu sediaan (bentuk, bau, warna). Pengamatan yang dilakukan terhadap F0 yaitu bentuknya gel dikarenakan adanya PVA yang bertindak sebagai gelling agent dan HPMC peningkat viskositas; tidak berbau dikarenakan tidak ada penambahan pewangi; warnanya bening dikarenakan tidak ada penambahan ekstrak sehingga basis berwarna bening. Pengamatan yang dilakukan terhadap F1 yaitu bentuknya gel dikarenakan adanya PVA yang bertindak sebagai gelling agent dan HPMC peningkat viskositas; baunya khas pandan; warnanya hijau pucat dikarenakan adanya penambahan ekstrak sebanyak 0,5%. Pengamatan yang dilakukan terhadap F2 yaitu bentuknya gel dikarenakan adanya PVA yang bertindak sebagai gelling agent dan HPMC peningkat viskositas; baunya khas pandan;

warnanya hijau dikarenakan adanya penambahan ekstrak sebanyak 1%. Pengamatan yang dilakukan terhadap F3 yaitu bentuknya gel dikarenakan adanya PVA yang bertindak sebagai gelling agent dan HPMC peningkat viskositas; baunya khas pandan; warnanya hijau pekat karena mengandung ekstrak sebanyak 1,5%. Adanya perbedaan kontras warna yang lebih pekat pada F3 dikarenakan konsentrasi ekstrak yang digunakan lebih banyak, oleh karena itu warna yang dihasilkan tentunya lebih pekat, dan terjadi peningkatan kontras warna dari F1, F2 dan F3. Dari hasil evaluasi organoleptis yang meliputi pemeriksaan bentuk, warna dan bau selama 6 minggu tidak terjadi perubahan selama penyimpanan. Hal ini mengindikasikan bahwa sediaan masker gel pee-off stabil secara fisika selama penyimpanan (Lampiran 20, Tabel 15).

Pada uji homogenitas sediaan masker gel pee-off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) hasil yang didapatkan yaitu sediaan terbukti homogen, sehingga sediaan masker gel peel-off ekstrak daun pandan wangi

52 (Pandanus amaryllifolius Roxb) dapat diaplikasikan pada kulit (Lampiran 21, Tabel 16). Tujuan dilakukannya pemeriksaan homogenitas pada sediaan yaitu untuk memastikan sediaan memiliki keragaman zat berkhasiat yang sama, dimana hal ini berkaitan dengan zat aktif terdispersi atau terlarut sempurna di dalam pembawa agar dapat memberikan efek yang maksimal pada saat setelah aplikasi.

Pemeriksaan pH pada sediaan masker gel pee- off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dilakukan selama 6 minggu, dimana nilai pH rata-rata yang diperoleh yaitu F0= 5,902; F1= 5,422; F2= 4,943; F3= 4,660; P= 5,725 (Lampiran 21, Tabel 17). Hasil uji pH pada F0, F1, F2,F3 dan Pembanding menunjukkan bahwa sediaan memenuhi persyaratan pH dimana pH sediaan kulit yaitu 4,5-6,5 (Wasitaatmadja, 1997). Pengujian terhadap pH dilakukan untuk mengetahui pH dari sediaan masker gel agar sesuai dengan pH kulit. Apabila sediaan memiliki pH yang tidak sesuai dengan pH normal kulit akan menyebabkan iritasi yang mengakibatkan ketidaknyamanan dalam penggunaan (Murdiyani, 2013). Dalam rentang waktu 6 minggu dilakukan pemeriksaan pH dan nilai pH mengalami perubahan, hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor lingkungan seperti suhu, sensitivitas dari alat pH meter dan dikarenakan penyimpanan sediaan yang cukup lama ± 6 minggu dari pembuatan sediaan masker gel pee-off .

Pemeriksaan kestabilan sediaan masker gel peel-off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dilakukan untuk melihat kestabilan dari sediaan setelah disimpan dalam dua suhu yang berbeda yaitu pada suhu (40±2oC) dan suhu (4±2oC) selama 24 jam dilakukan sebanyak 6 siklus. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sediaan stabil selama penyimpanan dimana tidakadanya

53 pemisahan serta tidak terjadi perubahan fisik sampai siklus ke-6 sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan masker gel peel-off ekstrak daun pandan wangi stabil dalam waktu penyimpanan (Lampiran 22, Tabel 18). Uji stabilitas fisik dilakukan untuk menjamin sediaan memiliki sifat yang sama setelah sediaan dibuat dan masih memenuhi parameter kriteria selama penyimpanan. Ketidakstabilan fisika dari sediaan gel ditandai dengan adanya pemucatan warna atau munculnya warna, timbul bau, perubahan, atau pemisahan fase, sineresis, perubahan konsistensi, terbentuknya gas dan perubahan fisik lainnya.

Pemeriksaan uji daya menyebar sediaan masker gel peel-off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dilakukan untuk melihat daya sebar sediaan dengan adanya penambahan pemberat kemudian dilihat pertambahan luasnya, maka didapatkan semakin berat beban yang ditambahkan maka semakin luas daya sebar sediaan atau dalam artian pertambahan beban berbanding lurus dengan pertambahan luas daya sebar sediaan. Uji daya sebar ini bertujuan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar di atas permukaan kulit saat pemakaian dan juga menggambarkan kekentalan dari sediaan. Pada hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat penggunaan ekstrak daun pandan wangi dalam formula maka luas daya menyebar gel akan berkurang sehingga didapatkan daya sebar yang berbeda-beda. Penurunan daya sebar terjadi melalui meningkatnya ukuran unit molekul karena telah mengabsorbsi pelarut sehingga cairan tersebut tertahan dan meningkatkan tahanan untuk mengalir dan menyebar (Martin et al., 1993), dimana viskositas sediaan gel berbanding terbalik dengan daya sebar yang dihasilkan. (Lampiran 22-23, Tabel 19-20, Gambar 24).

54 Pemeriksaan uji viskositas menggunakan viskometer stormer (Brookfield KU-3) didapatkan hasil yaitu F0=2146 cP; F1= 2648 cP; F2= 3061cP; F3= 3307; P= 3287.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sediaan memiliki viskositas yang baik.

Menurut Garg et al (2002), dalam sediaan masker gel peel-off memiliki nilai viskositas baik yaitu 2000- 4000 cps. Pengujian viskositas merupakan faktor yang penting karena mempengaruhi parameter daya sebar dan pelepasan zat aktif dari gel tersebut. Selain itu, gel yang memiliki viskositas optimum akan mampu menahan zat aktif tetap terdispersi dalam basis gel dan meningkatkan konsistensi gel tersebut (Madan & Singh, 2010). Dari hasil uji viskositas masker gel peel off diperoleh hubungan semakin tinggi penggunaan konsentrasi ekstrak dalam formula maka viskositas masker gel peel off semakin meningkat. Peningkatan konsentrasi ekstrak dapat mengingkatkan viskositas (Martin, 1993) (Lampiran 24, Tabel 20).

Pemeriksaan uji kecepatan mengering sediaan masker peel-off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dilakukan untuk melihat waktu mengering sediaan jika diaplikasikan pada kulit, yang ditandai dengan terbentuknya lapisan bening (lapisan film) yang bisa dikelupaskan. Hasil yang diperoleh pada sediaan yaitu rata-rata F0= 21,016 menit, F1= 19,472 menit, F2= 17,683 menit, F3=

17,600 menit, P= 16,800 menit (Lampiran 25, Tabel 22). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sediaan memiliki waktu kering yang baik, dimana waktu mengering sediaan masker peel-off yang baik yaitu 15-30 menit (Vieira, 2009).

Waktu mengering dipengaruhi oleh kadar air yang terdapat dalam sediaan, semakin banyak kadar air yang terdapat maka waktu mengering semakin meningkat serta adanya pengaruh dari ketebalan yang dioleskan (Vieira, 2009).

55 Pemeriksaan uji elastisitas sediaan masker gel peel-off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dilakukan untuk melihat daya elastisitas dari lapisan film yang terbentuk, apakah sediaan masker yang dihasilkan cukup elastis atau tidak. Hasil yang diperoleh pada sediaan masker gel peel off yaitu memiliki % pertambahan panjang sebesar F0 = 81,333%, F1=90%, F2=103,333%, F3= 112,667%, P= 80%. Pada uji ini dilihat kemampuan masker untuk diregangkan ketika ditarik dengan tangan sehingga diperoleh persen pertambahan panjang. Persen daya regang tertinggi akan memberikan kenyamanan pada saat masker dikelupaskan karena lapisan film yang terbentuk tidak mudah terputus pada saat ditarik (Lampiran 26, Tabel 23).

Pemeriksaan uji iritasi masker gel peel-off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) pada panelis yang berjumlah 25 orang yang dilakukan pada lengan bagian atas sudah memenuhi kriteria. Tujuan dilakukannya uji iritasi adalah untuk menguji keamanan sediaan jika diaplikasikan pada kulit sukarelawan. Pengujian ini dilakukan dengan pengamatan pada interval waktu 24jam, 48jam, dan 72 jam dengan menggunakan metode uji tempel tertutup agar tidak terkontaminasi dari zat asing yang ada di udara yang memungkinkan dapat mempengaruhi hasil pengujian. Hasil yang diperoleh yaitu sediaan masker gel peel-off tidak menimbulkan iritasi baik eritema atau edema pada semua sukarelawan, yang artinya masker gel peel-off ekstrak daun pandan wangi ini aman digunakan (Lampiran 27- 38, Tabel 24-26).

Setelah dilakukannya evaluasi terhadap masker gel peel off (Pandanus amaryllifolius Roxb) ekstrak daun pandan wangi kemudian dilakukan uji aktivitas

56 antioksidan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan metode DPPH. Pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan prinsip spektrofotometri. Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan akan mendonorkan atom hidrogennya untuk berikatan dengan DPPH membentuk DPPH tereduksi yang ditandai dengan kehilangan warna ungu menjadi kuning pucat setelah didiamkan 30 menit di tempat gelap disertai penurunan nilai absorbansi.

Masker gel peel off ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) diharapkan memiliki aktivitas antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas pada kulit wajah. Parameter yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan dengan penangkapan radikal bebas yaitu IC50. Semakin kecil nilai IC50

maka semakin aktif sampel tersebut sebagai antioksidan. Yang pertama dilakukan ialah penentuan panjang gelombang serapan maksimum, dimana larutan DPPH 35 ppm diukur panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer UV-VIS, didapatkan serapan maksimum pada panjang gelombang 516 nm dengan absorbansi 0,438 (Lampiran 39, Tabel 27).

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap semua formula sediaan masker gel peel off ekstrak daun pandan wangi (F0,F1,F2,F3) diperoleh hasil dengan nilai IC50 F0=122,276 µg/mL, F1=65,393 µg/mL, F2=32,400 µg/mL, F3=28,238 µg/mL. Dari hasil yang didapat maka dapat dilihat bahwa sediaan masker gel peel off ekstrak daun pandan wangi pada F0 termasuk kategori sedang (100-250 ppm) F1 termasuk kategori kuat (50-100 ppm) dan F2, F3 masuk kategori sangat kuat (kurang dari 50 ppm) (Lampiran 39-44, Tabel 27-31, Gambar 25-28). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun pandan wangi yang digunakan dalam

57 formula maka semakin kuat aktivitas antioksidannya, sehingga sediaan masker gel peel off ekstrak daun pandan wangi memiliki efek antioksidan terhadap kulit.

Setelah dilakukan semua evaluasi gel masker peel-off maka tahap selanjutnya dilakukan uji analisis statistik terhadap data yang diperoleh dari pengujian pH, daya sebar dan elastisitas dengan perangkat lunak SPSS 24.0 menggunakan metoda analisa parametik ANOVA (Analysis of Varience). Metode ANOVA one-way digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh variasi faktor terhadap masing-masing uji dilihat dari nilai signifikan (Atmadja, 2006). Setelah dilakukan uji ANOVA dan hasilnya signifikan, dilakukan uji lanjut Duncan untuk mengetahui kelompok mana saja yang memiliki perbedaan signifikan atau tidak signifikan.

Hasil analisis statistik dari pH sediaan ialah pada pengujian normalitas dapat dilihat bahwa data pH sediaan masker gel peel-off terdistribusi normal (p>0,05), pada pengujian homogenitas dapat dilihat bahwa data pH sediaan masker gel peel-off menunjukkan data yang homogen, kemudian pada pengujian ANOVA pH sediaan masker gel peel-off terdapat perbedaan secara bermakna (p<0,05). Uji lanjutan Duncan terhadap pH sediaan selama 6 minggu diperoleh hasil bahwa pembanding berbeda nyata dengan F2, F3 dan tidak berbeda nyata dengan F0, F1. Hasil analisis statistik dari uji daya sebar sediaan ialah pada pengujian normalitas dapat dilihat bahwa data daya sebar sediaan masker gel peel-off terdistribusi normal (p>0,05), pada pengujian homogenitas dapat dilihat bahwa data daya sebar sediaan masker gel peel-off menunjukkan data yang homogen, kemudian pada pengujian ANOVA terdapat perbedaan secara bermakna (p<0,05). Uji lanjutan Duncan terhadap daya sebar sediaan menggunakan beban 50g, 100g, 150g diperoleh hasil bahwa pembanding

58 berbeda nyata dengan F0, F1 dan tidak berbeda nyata dengan F2,F3. Hasil analisis statistik dari uji elastisitas sediaan ialah pada pengujian normalitas dapat dilihat bahwa data uji elastisitas sediaan masker gel peel-off terdistribusi normal (p>0,05), pada pengujian homogenitas dapat dilihat bahwa data uji elastisitas sediaan masker gel peel-off menunjukkan data yang homogen, kemudian pada pengujian ANOVA terdapat perbedaan secara bermakna (p<0,05). Uji lanjutan Duncan terhadap elastisitas sediaan diperoleh hasil bahwa pembanding berbeda nyata dengan F1, F2, F3 dan tidak berbeda nyata dengan F0. Hasil analisis statistik dari uji waktu mengering sediaan ialah pada pengujian normalitas dapat dilihat bahwa data uji waktu mengering sediaan masker gel peel-off terdistribusi normal (p>0,05), pada pengujian homogenitas dapat dilihat bahwa data uji waktu mengering sediaan masker gel peel-off menunjukkan data yang homogen, kemudian pada pengujian ANOVA tidak terdapat perbedaan secara bermakna (p<0,05). Uji lanjutan Duncan terhadap waktu mengering sediaan diperoleh hasil bahwa pembanding berbeda nyata dengan F0, F1, F2 dan F3. Perbedeaan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi menghasilkan pH , daya sebar, elastisitas dan waktu mengering yang berbeda secara bermakna (p<0,05) pada tiap formula (Lampiran 45-53).

Berdasarkan data keseluruhan penilaian parameter pH, daya sebar, elastisitas, dan waktu mengering formula yang memiliki viskositas yang paling kental ialah formula 3.

59 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait