• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evolusi Biolog

Dalam dokumen Teori teori Asal Usul Kehidupan dan Pemb (Halaman 74-82)

Proses terbentuknya sel pertama kali di bumi diperkirakan berlangsung sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Sebagaimana telah disinggung, sel yang terbentuk adalah sel heterotrof yang memakan bahan makanan yang melimpah yang terdapat di dalam sup prabiotik. Sel-sel heterotrof tersebut:

a. Melakukan respirasi anaerobic karena waktu itu kadar oksigen sangat rendah. b. Tidak memiliki membrane inti (prokariotik).

c. Tidak memiliki organel-organel seperti mitokondria, reticulum endoplasma dan kloroplas.

d. Mampu bereproduksi melalui pembelahan sel.

Sel berkembang dari bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang semakin kompleks melalui proses evolusi. Berikut merupakan gambaran dari perkembangan atau asal-usul dari sel.

1. Asal usul sel prokariotik

Sel primitive yang terbentuk pertama kali adalah sel prokariotik yakni sel sederhana yang tidak memiliki membrane inti. Sel primitive itu hanya memiliki membrane sel, sitoplasma yang megandung DNA dan RNA hasil transkripsi serta zat organic yang berasal dari lingkungan sebagai makanan. Pada sel prokariotik tidak ada mitokondria yang berfungsi menghasilkan energy di dalamnya. Sehingga sel tersebut bersifat anaerobic. Ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan pada saat itu yang kadar oksigen sangat rendah.

Gambar 52: sel prokariotik

Organisme yang autotrof tidak mungkin mampu bertahan hidup karena saat itu belum terdapat karbon dioksida di atmosfer dan organismenya pun belum memiliki organel untuk melakukan fotosintesis. Jumlah bahan organik yang tersedia menipis maka cara makan pun berkembang menjadi autotrof, yaitu dapat merubah bahan anorganik menjadi bahan organik lewat fotosintesis.

Untuk berfotosintesis, organisme memerlukan pigmen tertentu. Maka berkembanglah bakteri autrotrof yang juga menghasilkan oksigen sebagai hasil sampingan fotosintesis. Bakteri ini kemungkinan sama dengan Cyanobacteria (ganggang hijau biru) yang ada dewasa ini. Cyanobacteria ini menjadi sosok kunci (gambaran) evolusi kehidupan. Hasil fotosintesis bakteri di masa lalu, secara bertahap menghasilkan oksigen yang dilepas ke atmosfer dan laut sekitar 2 milyar tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil Cyanobacteria di endapan Archean dan Proterozoic yang berusia 3,5 milyar tahun. Cyanobacteria yang dapat menumbuhkan Pilar Yang terbuat dari fosilnya

dan materi dari sekitarnya. Gumpalan seperti tiang yang terbuat dari fosil Cyanobacteria disebut stromatolit.

Stromatolit ini diperkirakan berumur 3,5 milyar tahun yang lalu. Seperti tampak pada gambar, ujung stromatolit menyembul di atas permukaan air. Seperti halnya gunung es, stromatolit memiliki bagian yang terbenam dalam air. Pertumbuhan stromatolit yang masih aktif dapat disaksikan di perairan dangkal teluk California, Australia Barat, San Salvador, dan Bahama.

Yang menarik perhatian adalah, bahwa ukuran dan bentuk bakteri yang terdapat pada stromatolit yang masih aktif saat ini, sama dengan bakteri yang ditemukan pada fosil stromatolit. Diperkirakan stromatolit ini terdapat melimpah di seluruh perairan tawar dan laut sampai sekitar 1,6 milyar tahun yang lalu.

2. Asal usul sel Autrotof

Gambar 53: Bakteri fotosintetik

Sel heterotrof terus menerus berkembang biak sehingga makanan berupa zar organic semakin menipis. Kondisi demikian memaksa sel untuk membentuk makanan sendiri. Membrane sel atau membrane plasma menekuk ke dalam, membentuk lembaran- lembaran fotosintetik untuk mengkap energy sinar guna membuat zat organic dari zat anorganik. Maka muncullah sel autrotof sebagai cikal bakal tumbuhan. Munculnya sel autrotof memungkinkan terjadinya fotosintesis.

Dugaan ini dikemukakan berdasarkan kenyataan sekarang ini. Saat ini dijumpai bakteri yang dapat melakukan fotosintetis yang dikenal dengan bakteri fotosintetik. Bakteri fotosintetik adalah organism prokariotik yang memiliki membrane fotosintetik sehingga mampu berfotosintesis. Diduga, sel autotrof pada zaman dahulu mirip dengan bakteri fotosintetik yang hidup pada saat ini.

Proses fotosintetis menghasilkan oksigen. Semakin banyak sel autotrof maka semakin banyak oksigen yang dikeluarkan dan semakin banyak karbon dioksida yang diperlukan. Proses fotosintetis menyebabkan kadar karbon dioksida yang ada di atmosfer berkurang dan kadar oksigen semakin bertambah. Saat ini oksigen di atmosfer mencapai 21% dan karbon dioksida mencapai 0,03% dari seluruh volume gas. Terbentuknya sel autotro ini berlangsung sekitar 2 miliar tahun yang lalu. Jadi diperlukan waktu sekitar 2 miliar tahun untuk terjadinya evolusi dari sel heterotrof menjadi sel autotrof dihitung dari terbentuknya sel pertama kali pada 4 miliar tahun yang lalu.

3. Asal Usul sel Eukariotik

Organisme eukariotik diduga mencul pertama kali sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu. Para pakar menduga bahwa sel eukariotik berasal dari organism prokariotik.

Di dala sel prokariotik terdapat DNA. DNA merupakan materi genetic yang menentukan sifat organism.

Gambar 54: Sel Eukariotik

Mengingat pentingnya peranan DNA, maka za itu perlu dilindungi. Membrane sel mengalami pelekukan ke dalam sehingga melindungi DNA. Membrane yang terdapat di sebelah dalam bersatu membentuk membrane nucleus dalam sedangkan yang luar menjadi membrane nucleus luar. Jadi, membrane yang melindungi DNA merupakan membrane yang rangkap.

a. Memiliki membrane rangkap yang terdisri atas membran luar dan membrane dalam.

b. Membrane luar nucleus memiliki hubungan langsung dengan membrane sel melalui reticulum endoplasma. Hubungan ini merupakan sisa-sisa membrane plasma yang melekuk ke dalam.

c. Dengan terbentuknya membrane nucleus, maka terbentuknya sel eukariotik. Jadi, sel eukariotik merupakan hasil evolusi dari sel prokariotik. Eukariotik diperkirakan mulai muncul 1,5 milyar tahun yang lalu. Para ilmuwan belum mengetahui dengan pasti bagaimana organisme eukariotik ini berkembang. Namun, para ilmuwan berspekulasi bahwa organisme eukariotik berasal dari organism prokariotik. Menurut para ilmuwan, bakteri prokariotik yang autotrof dan heterotrof melakukan simbiosis bersama. Simbiosis adalah hubungan yang erat antara organism yang seringkali menguntungkan. Pada simbiosis ini, perlindungan diri mencari makanan dan energi dilakukan bersama. Hipotesis endosimbiosis ini menyatakan bahwa nenek moyang sel hewan dan tumbuhan merupakan hasil simbiosis antara organisme prokariotik anaerob yang besar dengan sel bakteri aerob yang kecil.

Organisme prokariotik berfungsi sebagai inang, dan sel bakteri aerob berada di dalam inang dan berfungsi sebagai mitokondria. Masing-masing organisme ini tetap tumbuh dan membelah diri. Saat inang membelah diri, bakteri yang berada di dalamnya didistribusikan ke tiap sel anakan. Akhirnya, bakteri berbentuk spiral juga ikut bergabung dengan simbiosis ini dan membentuk flagella dan silia. Hasilnya adalah protista seperti yang ada dewasa ini.

Para biologiwan telah menemukan persamaan-persamaan antara organel dan bakteri yang menjadi bukti hipotesis simbiosis. Sebagai contohnya, mitokondria menyerupai bakteri dalam beberapa hal,yaitu:

a. dapat bereproduksi sendiri,

b. memiliki asam nukleat yang sama,

c. kadang memiliki ukuran dan bentuk sama, dan d. melaksanakan sintesis protein di ribosom.

Hipotesis lain tentang asal-usul eukariota menjelaskan bahwa organism eukariota berkembang secara langsung dari organisme prokariota. Organel-organel dalam sel eukariota berasal dari pelekukan dan penjepitan bagian membran sel organisme prokariota.

Kemunculan sel eukariotik adalah sebuah hal penting dalam evolusi kehidupan. Eukariota berbeda dari prokariota dalam sejumlah hal. Perbedaan utamanya adalah mereka mengandung sistem selaput dalam yang ekstensif yang menyelubungi inti dan memperjelas organel, dan kompartementalisasi ini memerlukan sejumlah inovasi eukariotik yang unik. Inti sel dan asal usulnya berkaitan erat dengan asal usul eukariota karena inti sel selalu ada dalam semua sel eukariota, dan hanya pada eukariota saja. Faktanya, ia merupakan karakteristik penentu dari nama eukariota itu sendiri. Eu artinya sejati dan kariota berarti bijih.

Kemampuan ekuariota dan prokariota untuk mentransfer gen sudah cukup dipahami. Sejumlah gen pada awalnya berada di genom mitokondria dan kloroplas telah dikirim dan sekarang tersandi di dalam inti sel. Karenanya tidak semua gen inti merupakan indikasi kepurbaan gen inti, dan bahkan mekanisme pembentukan inti sel sendiri belum diketahui.

Beberapa teori ada untuk menjelaskan asal usul inti sel. Sebagian besar ilmuan masih percaya dengan hipotesis kariogenik atau teori autogen. Dalam teori ini, inti sel dan selaput penyelubungnya secara bertahap terbentuk lewat proses pengumpulan yang masih misterius. Teori lawannya, hipotesis endokariotik atau teori fusi, masih kurang terkenal. Teori ini berdasarkan gagasan kalau inti sel, seperti organel eukariotik lainnya yang terselubung dalam selaput ganda (kloroplas dan mitokondria), berasal dari penangkapan bakteri penelan. Proposal ini sederhana dan berpotensi menjelaskan semua asal usul organel dengan selaput ganda dalam satu mekanisme bukannya dua mekanisme (satu untuk mitokondria dan kloroplas dan satunya lagi untuk inti sel). Hingga sekarang ada sedikit data yang mendukung baik teori autogen ataupun teori fusi.

3.a. Teori Mengenai Asal Usul Eukariota

Teori fusi sebagai asal usul eukariotik memperoleh dukungan yang semakin banyak dari data molekul. Teori ini diajukan sejalan dengan ketidak sesuaian dalam rekonstruksi pohon silsilah evolusi dari berbagai tipe data. Proposal chimera pertama dimotivasi oleh ketidak sesuaian antara distribusi lemak selaput (ester pada eubakteria dan eukariota, versus pada halobakteria, metanogen, dan eosit), dan struktur ribosom (ada pada eosit dan eukariota namun tidak ada pada eubakteria, halobakteria, dan metanogen). Dipengaruhi oleh data ini, dan juga oleh pengamatan sebelumnya kalau inti sel diselubungi oleh selaput ganda, diajukan kalau sebuah eukariota hasil fusi dapat diperoleh dengan penelanan satu prokariota oleh prokariota lainnya.

3.b. Pertukaran gen pada eukariota

Jelas ada bukti kalau asal usul eukariota itu rumit dan mungkin melibatkan setidaknya dua anteseden prokariotik, sejenis eubakteri mirip E.coli dan sejenis eosit pemetabolis belerang hipertermofilik, dan prosesnya dapat lebih rumit lagi. Tampak kalau gen individual tidak lagi cocok untuk menjelaskan proses ini dan yang dibutuhkan adalah mengikuti pewarisan genom, khususnya pada kelas-kelas gen yang mungkin diwariskan secara berkelompok. Karenanya, studi seluruh genom dibutuhkan untuk memahami proses ini secara komprehensif.

4. Asal usul mitokondria

Sel heterotrof yang terbentuk merupakan sel anaerobic. Mengngat energy yang dihasilkan kecil, organism berevolusi agar energy yang dihasilkan cukup banyak. Caranya, sel melakukan respirasi secara aerobic melalui siklus krebs. Jadi, respirasi aerobic muncul setelah proses respirasi anaerobic.

Untuk melaksanakan respirasi aerobic diperlukan alat khusus yaitu mesosom. Mesosom adalah pelekukan membrane sel ke dalam. Di dalam mesosom terdapat enzim pernapasan aerobic.

Hipotesis ini dikemukakan berdasarkan kenyataan yang ada sekarang yakni ada seel bakteri aerobic yang memiliki mesosom yang merupakan pelekukan kea rah dalam dari membrane selnya. Jadi, yang terbentuk pertama kali adalah sel prokariotik anaerobic, yang kemudian berevolusi menjadi sel prokariotik aerobic.

Gambar 55: Mitokondria

Dengan demikian terdapat bermacam-macam sel yaitu sel prokariotik anaerobic, sel prokariotik aerobic dan sel eukariotik anaerobic. Selanjutnya sel eukariotik anaerobic menelan sel prokariotik aerobic. Sel prokariotik itu hidup di dalam sel eukariotik dan malakukan simbiosis mutualisme. Sebagai sel inang, seel eukarioti mendapat energy dari

seel prokariotik, sedangkan sebagai simbion, sel prokariotik menadapat asam pirruvat dari sel inang. Simbioasis mutualisme berlangsung demikian eratnya dan dalam perkembangan selanjutnya sel prokariotik mengalami perubahan menjadi mitokondria, yakni organel penghasil energi yang terdapat di dalam sel. Simbiosis antara sel prokariotik aerobic dan sel eukariotik anaerobic yang demikian biasa disebut dengan endosimbiosis. Jadi, mitokondria diduga berasal dari sel prokariotik aerobic yang tertelan sel eukariotik anaerobic. Dugaan ini dikenal dengan nama hipotesis endosimbiosis. Dasar dari dugaan ini adalah berdasarkan kenyataan pada saat ini yaitu:

Mitokondria memiliki dua membrane yaitu membrane dalam dan membrane luar. Membrane luar diduga berasal dari membrane sel inang yang melekuk ke dalam ketika menelan sel bakteri aerobic, sedangkan membrane dalam diduga berasal dari membrane sel bakteri aerobic.

Saat ini, masih ada sel bakteri aerobic yang memiliki mesosom sebagai penghasil energy. Diduga, sel prokariotik aerobic mirip dengan bakteri aerobic tersebut,

Di dalam mitokondria terdapat DNA yang mengontrol pembuatan polipeptida yang berbeda dengan DNA inang. DNA mitokondria mirip dengan DNA prokariotik.

Polipeptida yang disintesis dalam mitokondria digunakan sendiri oleh mitokondria tersebut. Polipeptida ini berbeda dengan polipeptida sel inang.

Mitokondria mampu membelah diri seperti halnya bakteri sehingga jumlahnya dapat bertamabah banyak.

Pada proses evolusi selanjtnya, sel-sel eukariotik yang aerobic ini membentuk flagella dan silia menghasilkan keturunan seperti protista pada saat sekarang ini. Kingdom protista adalah organism bersel satu dan memiliki membrane inti, yang terdiri atas protozoa, alga bersel satu, jamur lendir dan jamur air.

5. Asal Usul Kloroplas

Kloroplas terbentuk juga melalui endosimbiosis. Pada waktu itu telah terbentuk sel autotrof yang difuga mirip dengan Cyanobacteria 9alga biru hijau) yang hidup sekarang. Gambar 56: Kloroplas

Sel purba heterotrof yang bernafas secara aerobic dan telah memiliki membrane inti itu, menelan sel autotrof yang mampu berfotosintesis. Sel autotrof yang hidup di dalamnya mendapatkan karbon dioksida dan air dari sel inangnya. Sementara sel inang mendapatkan oksigen dan hasil-hasil fotosintesis. Simbiosis mutualisme ini sedemikian eratnya sehingga akhirnya sel autotrof manjadi kloroplas. Kemudiam terbentuklah sel kloroplas, berinti, memiliki mitokondria, yang merupakan cikal bakal sel tumbuhan. Hipotesis endosimbiosis ini diperkuat dengan kenyataan yang ada pada saat sekarang ini yaitu sebagai berikut:

a. Kloroplas memiliki membrane rangkap dan membrane luarnya mirip dengan struktur membrane sel.

b. Ada bakteri fotosintetik (cyanobacteria) yang memiliki membrane fotosintetik, yang mirip dengan tilakoid yang terdapat dalam kloroplas. Klorofil terdapat di dalam membrane tilakoid.

c. Di dalam kloroplas terdapat DNA yang juga dijumpai pada bakteri fotosintetik. DBA kloroplas memiliki fungsi tersendiri dan tidak dipengaruhi oleh DNA nucleus sel inang.

d. Kloroplas dapat bertambah banyak melalui pembelahan seperti halnya bakteri.

6. Bentuk Awal Tumbuhan

Terbentuknya organisme autotrof diduga berasal dari sel eukariotik yang menelan bakteri fotosintetik membentuk sel eukariotik yang memiliki mitokondria dan kloroplas. Bentuk awal tumbuhan diduga mirip protista yang berflagel. Organism yang demikian ini berevolusi menjadi alga hijau. Selanjutnya terjadi perkembangan alga bersel satu menjadi alga bersel banyak. Bentuk pertama tumbuhan dengan menghilangkan flagel dan menghasilkan klorofil. Dari benruk awal ini kemudian berkembang menjadi alga hijau (diperkirakan dari alga biru hijau), alga perang, alga merah, dsb. Semua alga memiliki klorofil disamping memiliki pigmen lain. Tahap selanjutnya adalah perkembangan dari alga bersel satu menjadi alga bersel banyak. Alga hijau dianggap sebagai bentukan dari lumut yaitu perubahan kehidupan dari air ke darat. Bentuk simbiosis terlihat dalam liken yaitu bentuk simbiosis dari alga hijau, alga biru dan jamur.

7. Bentuk Awal Hewan

Bentuk awal hewan diduga mirip protista yang berfalgela yang kemudian kehilangan kloroplasnya dan berkembang menyerupai flagelata yang ada sekarang. Teori lain mengatakan bahwa sel hewan berkembang dari sel eukariotik aerobic. Organism ini berevolusi membentuk kelompok protozoa.

Selanjutnya terjadi perubahan dari hewan bersel satu menjadi hewan bersel banyak. Hewan bersel banyak diduga mula-mula berbentuk bola yang berongga, dan terdiri dari satu lapisan sel-sel. Hewan ini disebut dengan blastea. Nama blstea diambil dari satu bentuk dalam perkembangan embrio yaitu blastula.

Gambar 57: Euglena Viridis

Alga dan protozoa yang ada sekarang ini merupakan hasil radiasi yang pertama sedangkan blastea tidak dijumpai lagi, kecuali pada bentuk blastula dalam perkembangan embrio hewan bersel banyak. Bentuk blastea memungkinkan terjadinya perkembangan hewan lebih jauh pada radiasi kedua dan ketiga.

i. Radiasi kedua

Secara hipotesis perkembangan hewan dari bentuk blastea adalah sebagai berikut. Dari tingkat blastula, embrio hewan berkembang ke arah gastrula, terjadi 2 lapisan, yaitu lapisan dalam (endoderma) dan lapisan luar (ektoderma). Dalam tingkat gastrula hewan tersebut berkembang menjadi dewasa. Contoh hewan diploblastik yang kita jumpai sekarang adalah Porifera dan Coelenterata.

Gambar 58: Porifera dan Coelenterata

Kemungkinan lain bahwa setelah melalui tingkat blastula dan gastrula, maka embrionya tidak berkembang menjadi hewan dewasa, tetapi antara lapisan endoderma dan lapisan ektoderma, terbentuklah lapisan mesoderma, barulah berkembang menjadi hewan dewasa. Hewan ini tidak lagi dijumpai, namun keturunannya yang terbentuk sebagai hasil evolutif (radiasi ketiga), dijumpai dalam berbagai bentuk.

ii. Radiasi ketiga

Tipe-tipe triploblastik dapat digolongkan dalam 4 kelompok besar hewan karena meskipun mempunyai mesoderma tetapi berbeda asalnya (dari bagian mana) dan

perkembangannya menjadi embrio. Radiasi ketiga ini terbagi menjadi 4 kelompok berikut ini.

Kelompok I

Kelompok I ini bagian di kanan dan kiri dari mesoderma membentuk benjolan yang kemudian meluas sehingga mengisi ruangan di antara ektoderma dan endoderma. Ruang yang terbentuk disebut coelom. karena coelom bentuk asalnya dari endoderma maka disebut enterocoelmata.

Contohnya:Echinodermata dan Chordata. Gambar 59: Echinodermata dan Chordata

Kelompok ll

Kelompok II mesoderma berasal dari ektoderma. Ektoderma melepaskan keiompok-kelompok sel dalam ruangan di antara endoderma dan ektoderma, sehingga mesodermanya kompak dan tidak dijumpai coelom. Hewan yang tidak memiliki coelom termasuk dalam acoelomata. Contohnva: cacing pipih dan cacing pita.

Gambar 60: Cacing pipih dan cacing pita Kelompok III

Kelompok III ini mesoderma terbentuk dari endoderma maupun ektoderma, hanya saja setelah mesoderma terbentuk maka terjadi celah yang kemudian berkembang menjadi coelom. Coelom tersebut dinamakan schizocoel, hewan yang memiliki schizocoel disebut schizocoelomata. Contohnya, Annelida, Mollusca, dan Arthropoda (Crustacea, Insekta, labah-labah).

Gambar 61: Annelida, Mollusca dan Crustacea Kelompok IV

Kelompok IV, mesoderma dibentuk oleh ektoderma, hanya saja mesoderma tak memenuhi ruangan seluruhnya, sehingga dengan demikian ruangan tidak dibatasi oleh mesoderma tetapi oleh ektoderma. Oleh karena itu, coelom tersebut dinamakan pseudocoel. Hewan yang memiliki pseudocoel termasuk dalam pseudocoelomata. Contohnya: Rotifera dan cacing gilik atau nematoda. Gambar 62: Cacing gilik dan nematoda

Pada masa embrio, Annelida yang hidup di laut dan Mollusca sangat serupa, sehingga sulit sekali untuk dibedakan. Demikian juga antara insekta dan cacing tanah bentuk embrionya sulit sekali dibedakan meskipun bentuk dewasa mereka berbeda sama sekali. Hewan-hewan triploblastik pada dasarnya adalah simetri bilateral. Ada anggapan bahwa pada waktu terjadi perubahan bentuk dari diploblastik ke triploblastik terjadi juga perubahan bentuk simetrinya, yaitu dari Simetri radial ke simetri bilateral.

Perkembangan Kehidupan di Bumi Masa (tahun yang lalu) Peristiwa

4-5 milyar Terbentuknya bumi dan planet lainnya sebagai anggota tata surya matahari

2-4 milyar Pembentukan molekul organic kompleks pada lautan primitive. Awal terjadinya kehidupan

1 milyar Muncul populasi organism bersel satu, organism multiseluler sederhana dan invertebrate laut. Awal terjadinya organism yang dapat berfotosintesis 500 juta Terbentuk kelompok besar invertebrate di lautan,

alga dan cacing laut

350 juta Mulai muncul hewan dan tumbuhan yang berhasil hidup di daratan. Muncul vertebrat sejenis ikan di daratan

250-300 juta Amfibi, serangga, lumut dan tumbuhan paku mulai muncul di hutan-hutan rawa

125-200 juta Muncul reptilia purba, berkembangnya hutan Gymnospermae, dan munculnya tumbuhan berbunga 100-150 juta Mamalia pertama dan burung pertama munculjuga

penyebaran tumbuhan berbunga

50 juta Beberapa mamalia memasuki samudera. Secara bertahap terjadi penyebaran tumbuhan berbunga 1-60 juta Terjadi evolusi mamalia yang lebih tinggi derajatnya

dan evolusi tumbuhan. Penyebaran tumbuhan berbunga yang lebih tinggi tingkatannya

20-50 juta Manusia, tumbuhan da hewan yang hidup sekarang ini

8. Evolusi Invertebarata dan Vertebrata

Evolusi invertebrate dimulai dari nenek moyang berupa protista yang hidup di laut. Ketika itu, evolusi biologi berlangsung semakin cepat dibandingkan dengan evolusi biologi pertama kali. Protista bercabang tiga, dimulai dari filum Porifera, filum Cnidaria, dan filum Platyhelminthes. Platyhelminthes bercabang tiga, cabang pertama bercabang tiga lagi menjadi filum Mollusca, filum Annelida, dan filum Arthropoda. Cabang kedua menjadi filum Nematoda, sedangkan cabang ketiga menjadi dua yaitu filum Echinodermata dan filum Chordata.

Dari evolusi invertebrate dapat diketahui bahwa evolusi vertebrata berasal dari nenek moyang berupa Echinodermata. Echinodermata berkembang menjadi Echinodermata modern yang ada sekarang ini, misalnya bintang laut (Asterias) dan bulu babi (Echinodhea), Hemichordata, dan Chordata primitif (seperti Tunicata dan Lanceleolatus).

Vertebrata modern meliputi tujuh kelas yaitu Agnatha, Condrichthyes, Osteichtyes, Amphibi, Reptilia, Aves dan Mamalia.

9. Evolusi dari kehidupan di laut ke Darat

Sel-sel diduga berkembang di laut, menurunkan jenis-jenis hewan dan tumbuhan air yang hidup dan berkembang biak di dalam air. Oleh karena adanya kompetisi di lingkungan air, organisme itu ada yang mencoba ke darat.

Beberapa contoh dapat dikemukakan disini. Berbegai jenis kepiting (Decapoda) bertelur di air, namun setelah dewasa hidup di darat meskipun harus membawa bekal air guna bernapas dengan insang. Beberapa jenis ikan ada yang bernapas dengan paru-paru, yang disebut dengan ikan jenis paru-paru. Ikan tersebut tahan terhadap kekeringan. Bangsa amphibi misalnya katak, bertelur di air, fase larva di air, dan setelah dewasa hidup di darat.

Setelah hidup di darat terjadi kompetisi dalam memperebutkan makanan dan tempat hidup. Beberapa spesies diduga berusaha kembali ke air. Dalam upayanya kembali ke air ada yang berhasil dan ada yang tidakk. Contoh yang berhasil adalah lumba-lumba dan

Dalam dokumen Teori teori Asal Usul Kehidupan dan Pemb (Halaman 74-82)

Dokumen terkait