• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER IV. RESEARCH RESULTS AND DISCUSSION

B. Recommendations

7. Example of the interview

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai kekerasan yang terjadi kepada guru? Kalau menurut saya, alangkah tidak bijaksananya ketika seorang orang tua langsung melakukan pemukulan tanpa ada komunikasi. Mestinya dari pihak sekolah maupun pihak orang tua ada komunikasi sehingga ada kerjasama sehingga nanti di dalam pendampingan anak juga maksimal, sehingga tidak ada terjadi salah paham dan akhirnya terjadi kekerasan.

2. Apakah hal itu membuat bapak/ibu merasa khawatir ketika mengajar? Mengapa? Saya pribadi tidak merasa khawatir sejauh saya berjalan pada rel yang sebenarnya. Artinya, bagaimana saya mendampingi anak-anak di kelas karena memang pertanggungjawabannya pada orang tua. Itu yang membuat saya tidak khawatir dan saya siap mempertanggungjawabkan apa yang saya lakukan terhadap anak-anak di dalam kelas. Sehingga ketika mungkin nanti orang tua tidak terima, saya siap mempertanggungjawabkan itu dan menjawab sebetulnya ada apa. Memang menurut pengalaman yang saya alami itu ketika ada sesuatu di kelas kemudian saya mengajak bicara anak, itupun saya sampaikan kepada wali kelas selaku perpanjangan tangan sekolah kepada orang tua supaya ada komunikasi sehingga orang tua tau apa yang dilakukan anak selama kegiatan belajar.

3. Jika dilihat, hubungan antara guru, murid, dan orang tua di sekolah ini terjalin dengan baik. Apa yang membuat hal tersebut dapat terjadi?

Pertama adalah komunikasi dan memang model anak sekarang itu tidak bisa hanya dibentak, dimarahi, tapi mereka harus diajak bicara, diajak berpikir, kenapa ini tidak benar, kenapa ini dianggap salah. Itu harus diberi tahu. Kemudian seperti yang tadi saya sampaikan, kalau selaku orang tua, nanti mendapat cerita guru dari bidang studi, harusnya itu juga dikomunikasikan. Ini lho bu, anaknya seperti ini, kalau di kelas seperti ini. Nah itu kan harus ada komunikasi. Tetapi juga perlu disampaikan

68

pendampingan kita seperti apa di sekolah. Sehingga tidak saja memarahi, tetapi ada pembinaan selanjutnya, itu yang penting. Sehingga anak juga terkontrol emosinya, tidak selalu hanya disalahkan, tetapi yang penting adalah diberi pengertian.

3.1 Apakah hubungan tersebut mempermudah bapak/ibu dalam mengelola kelas? Iya, jelas ada pengaruhnya. Karena ketika orang tua percaya kepada kita, karena bagaimanapun orang tua yang memasukkan anaknya di sini itu sudah percaya. Maka bagaimana kita menjaga kepercayaan itu dan bagaimana kita mengelola kelas itu sehingga anak harapannya berperilaku yang baik dan berkarakter, yang diharapkan, baik.

4. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengelola kelas dengan optimal dengan meminimalisir konflik?

Kalau saya begini, sebelum mulai pelajaran saya minta komitmen awal. Komitmen awal itu dibangun dahulu. Kemudian kelas itu tenang dulu sehingga siap menerima guru bicara, dan siswa juga sudah cukup berkonsentrasi kepada apa yang akan dia pelajari. Anak diajak bicara dan menentukan keputusan. Jadi keputusan tidak hanya sepihak, umpamanya nanti kalau ulangan, kesepakatan, ini mau bagaimana, kalau saya harus menggunakan bolpoin dan tidak menggunakan tip-ex, kenapa ini saya lakukan, ini untuk melatih ketelitian dan kehati-hatian. Semacam itu harus dikomunikasikan. Jadi ketika anak diajak bicara, diajak berkomunikasi, mereka jauh lebih bisa bekerjasama dan itu akan mendukung kondisi belajar yang nyaman, meminimalisir masalah-masalah.

4.1 Bagaimana jika siswa tidak mau diatur? Apakah cara bapak/ibu untuk mengatasinya?

Biasanya saya ajak bicara. Jadi pendekatan personal, bagaimana kita menggali, mengapa dia seperti ini, terus sebetulnya ada apa, karena memang tidak semua anak, yang diam pun, tanpa masalah. Kenapa ini melakukan ini, nah itu perlu pendekatan personal. Biasanya saya ajak bicara kenapa.

4.2 Jika dikelas bahasa inggris, apakah manajemen kelas berbeda dengan kelas yang lain?

Menurut saya tidak ada, sama. Artinya pengelolaan kelas itu kan nanti ketika kita bisa mengelola kelas dengan baik kan harapannya hasilnya juga maksimal. Tidak ada perbedaan saya kira.

5. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk menjaga hubungan dengan murid dan orang tua, terlebih dengan murid?

Dengan murid paling tidak hapal nama, ketika mereka dihapal namanya, mereka merasa tercatat. Mereka disebut itu semacam ada kebanggaan. Ketika anak dihargai itu kan mereka juga akan berperilaku yang positif, harapannya seperti itu. Kecendrungannya ketika mereka dihargai, mereka akan melakukan hal yang baik juga kepada orang lain.

Dengan orang tua, seandainya pas menjemput atau pas mengambil rapot, kita juga menyapa, kemudian sedikit berkomunikasi tentang bagaimana perkembangan anak. Jadi tetap kenal dengan orang tua meskipun terus terang saya tidak hapal. Anak pun ketika di sini masih tau, tetapi begitu lulus, seringkali lupa nama.

5.1. Berarti jika disimpulkan, yang paling penting dalam manajemen kelas menurut ibu adalah komunikasi?

Komunikasi dan ketika juga kita melakukan kesalahan pun kita harus berani meminta maaf, ketika mereka melakukan apa yang menjadi komitmen, ya saya mengucapkan terima kasih. Itu nampaknya sepele dan memang saya harus belajar terus menerus untuk itu. Artinya sering kali ketika emosi, kondisi anak menjengkelkan, tetapi bagaimanapun kita harus mengontrol perilaku dan ucapan terutama.

ABSTRACT

Wijaya, Alberik Ryan Tendy. (2017). English Teachers’ Classroom Management

Strategies in SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Yogyakarta: English Language Education Study Program. Department of Language and Arts Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

Classroom management is needed to make teaching and learning processes in a class effective and efficient. However, in today’s era, managing the class, especially English class, is very difficult. One of the main problems is about

parents’ physical aggression to teachers. Those cases will make the teachers afraid

of doing classroom management, especially pre-service teachers. However, classroom management cannot be neglected as it is the backbone of effective teaching and learning processes. Therefore, classroom management strategies that

avoid unnecessary English classes’ conflicts must be found. To find that, however, the researcher must first find out the misbehaviors in the English classes. Also, the

researcher wants to find out whether the aggression cases affected the teachers’

classroom management or not. To find out the answer, the researcher chose SMP Maria Immaculata as the researcher saw that the relationship between the teacher and the students was good.

Therefore, there are three research questions in this research. The first one

is “what are the misbehaviors found in the SMP Maria Immaculata’s grade eight English class?” The second one is “what are the English teachers’ opinions about

parents’ interference in the school especially about the physical aggression cases?”

The third one is “what are the teachers’ strategies to manage the classroom while avoiding unnecessary conflicts?”

The researcher used mixed methods that combined observation, questionnaire, and interview to find out the necessary data from the students and the teachers to answer the research questions. The researcher first observed the class that was subjected for the questionnaire. Then the researcher spread the questionnaire directly after the observation session. Finally, the researcher

interviewed the teachers based on the analyzed students’ misbehavior data from the

observation and questionnaire.

The most common misbehaviors gathered from the observation and the questionnaire were clowning, playing, and having disruptive conversation. The students did the misbehavior because they were bored, they followed their friends, and they hated the teacher. The researcher elaborated the gathered data with the interview. The researcher gathered that communication was the most important part in the classroom management. It can be seen from the research that the teachers use proactive classroom management strategies in managing the class.

Keywords: classroom management strategies, misbehavior, English classes,

ABSTRAK

Wijaya, Alberik Ryan Tendy. (2017). English Teachers’ Classroom Management

Strategies in SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahsa Inggris, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Pengelolaan kelas dibutuhkan untuk membuat proses belajar dan pembelajaran di dalam kelas efektif dan efisien. Namun, di era sekarang, mengelola kelas, dalam hal ini kelas bahasa Inggris, sangatlah sulit. Salah satu masalah utama adalah tentang kasus kekerasan fisik oleh orang tua kepada guru. Masalah tersebut membuat guru takut untuk mengelola kelas, terlebih untuk calon guru. Namun, pengelolaan kelas tidak dapat diacuhkan karena hal itu merupakan tulang punggung dari proses belajar dan pembelajaran yang efektif. Oleh karenanya, teknik pengelolaan kelas yang menghindari konflik kelas Inggris yang tidak perlu harus ditemukan. Namun, untuk menemukan itu, peneliti harus terlebih dahulu menemukan perilaku buruk yang terjadi di kelas Bahasa Inggris. Peneliti juga ingin mencari tahu apakah kasus kekerasan mempengaruhi pengelolaan kelas guru atau tidak. Untuk menemukan jawaban, peneliti memilih SMP Maria Immaculata karena peneliti melihat bahwa hubungan antara guru dan murid baik.

Oleh karenanya, ada tiga pertanyaan di dalam penelitian ini. Yang pertama

adalah “perilaku buruk apa yang ditemukan dalam kelas bahasa Inggris kelas 8 SMP Maria Immaculata?” Yang kedua adalah “apa pendapat guru bahasa Inggris

tentang keterlibatan orang tua di dalam sekolah terlebih mengenai kasus kekerasan

fisik?” Yang ketiga adalah “apa strategi guru untuk mengelola kelas sembari menghindari konflik tidak perlu?”

Peneliti menggunakan mixed methods yang memadukan observasi, kuesioner, dan wawancara untuk menemukan data yang diperlukan dari murid dan guru untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pertama, peneliti mengobservasi kelas yang akan diberikan kuesioner. Lalu, peneliti membagikan kuesioner langsung setelah sesi observasi. Akhirnya, peneliti mewawancara guru dengan dasar data perilaku buruk dari murid yang didapatkan dari observasi dan wawancara.

Perilaku buruk yang paling sering dilakukan siswa yang didapatkan dari observasi dan kuesioner adalah bercanda, bermain, dan mengobrol. Siswa melakukan perilaku buruk tersebut karena mereka bosan, ikut-ikutan dengan teman, dan tidak suka dengan guru. Dari data tersebut, peneliti mengembangkan wawancara yang lebih mendalam. Peneliti menemukan bahwa komunikasi merupakan bagian yang paling penting dari pengelolaan kelas. Dapat dilihat dari riset ini bahwa para guru menggunakan manajemen kelas proaktif.

Kata kunci: teknik pengelolaan kelas, perilaku buruk, kelas bahasa Inggris,

Dokumen terkait