• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fahrezi Iskandar Yohan Christian

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 50-67)

v - 2. Amalia satriani v - -

Tabel 4.9 Tabel Kategorisasi Informan Pria Dalam Menginterpretasi Endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

No Nama Dominant Hegemonic Position Negotiated Position Oppositional Position 1. Fahrezi Iskandar Yohan Christian Ikhromi

v

- - 2. Bagus Mahardika v 3. Ridwan Hariri v

Setelah melakukan analisa dan mengelompokkannya ke dalam dua jenis yaitu informan pria dan informan wanita, kini peneliti ingin membandingkan antara

hasil analisa informan pria dengan hasil analisa informan wanita untuk pemaknaan Dominant Hegemonic Position, Negotiated position, Oppsitional position tentang bagaimana informan menginterpretasi endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, terkait fenomena S2 atau menikah.

Dari hasil analisa yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan 3 orang informan pria termasuk dalam kategori Dominant Hegemonic Position, 1 orang informan pria termasuk dalam kategori Negotiated Position dan 1 orang informan pria termasuk ke dalam kategori Oppositional Position. Dalam analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan secara garis besar atau banyak nya kategori jika informan pria termasuk dalam kategori Dominant Hegemonic Position.

Sedangkan untuk informan wanita 4 orang termasuk dalam kategori Negotiatedl Position dan 1 orang termasuk kategori Dominant Hegemonic Position. Dapat ditarik kesimpulan secara garis besar atau banyak nya kategori jika informan wanita termasuk dalam kategori Negotiated Position.

Maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa informan pria dan informan wanita memiliki kategori pemaknaan yang berbeda dalam menginterpretasi endorser iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau. Dimana Informan pria secara garis besar termasuk ke dalam kategori Dominant Hegemonic Position dan Informan wanita termasuk ke dalam kategori Negotiated Position. Bisa dilihat bahwa secara garis besar, informan pria menginterpretasi endorser dari Iklan Fair n Lovely yaitu melalui segi fisik, yaitu endorser yang mempunyai wajah cantik, putih dan usia muda. Sedangkan untuk informan wanita secara garis besar

menginterpretasi endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 lebih melihat sisi popularity seorang endorser.

Dan untuk mengetahui juga bagaimana kategorisasi iforman wanita dan informan pria dalam Dalam Menginterpretasi Endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, dapat dilihat dari bagan berikut:

Bagan 4.5 Bagan Kategorisasi Informan Wanita Dalam Menginterpretasi Endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

Bagan 4.6 Bagan Kategorisasi Informan Pria Dalam Menginterpretasi Endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

Tabel Kategorisasi Informan Wanita Dalam Menginterpretasi Endorser Fair n Lovely Versi Nikah

atau S2 Pendidikan Dominant Hegemonic Position: - Amalia Satriani Negotiated Position: - Oktari Maulina - Nanda Fitria - Valentin Ratna - Sulistiya Permatasri Oppsitional Position - - : Tabel Kategorisasi Informan Pria Dalam Menginterpretasi Endorser Fair n Lovely Versi Nikah

atau S2 Pendidikan Dominant Hegemonic Position: - Ikhromi - Fahrezi - Yohan Negotiated Position: - Bagus Mahardika Oppsitional Position: - Ridwan Hariri

Tipe kategori Dominant Hegemonic dalam menginterpretasi endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 mayoritas berasal dari informan pria. Tipe informan kategori ini melihat endorser sebuah iklan dapat dikatakan bagus atau sesuai yaitu dilihat dari segi fisik. Mereka berpendapat bahwa endorser yang baik adalah endorser yang cantik, putih dan muda.

Untuk tipe informan dengan kategoriasasi Negotiated Position mayoritas merupakan informan wanita. Tipe informan ini menilai endorser dari segi citra dari endorser itu sendiri, apakah endorser tersebut terkenal atau tidak di mata masyarakat luas. Sedangkan untuk tipe informan Oppsitional Position menilai endorser tidak hanya dari segi fisik saja, akan tetapi endorser tersebut mempunyai citra yang baik sebagai seorang public figure dan mempunyai kisah yang inspiratif.

4.5 Pembahasan

Hasil dari diskusi yang diperoleh dari wawancara mendalam menunjukkan bahwa iklan televisi Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 dinilai kurang nyambung antara isi cerita dan pesan dengan produk dari Fair n Lovely itu sendiri. Peneliti telah melakukan wawancara terhadap pihak dari Fair n Lovely terkait dengan Iklan ini, Pihak Fair n Lovely mengatakan bahwa makna Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 adalah ingin memicu wanita Indonesia berpikir lebih mengenai masa depan mereka, dan mendorong mereka untuk meraih cita-citanya. Hal ini dilakukan pihak Fair n Lovely karna menemukan fakta bahwa sebagian wanita Indonesia masih

merasa ragu untuk mengejar mimpi karena berbagai alasan. Padahal, di dunia yang kini semakin memberdayakan wanita,mereka harus termotivasi untuk maju dan menunjukkan potensinya.

Hal tersebutlah yang menjadi makna dominant dari Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 yaitu pemirsa televisi mengambil makna yang mengandung arti dari program TV dan meng-decode-nya sesuai dengan makna yang dimaksud (preferred reading) yang ditawarkan teks media.. Pembaca dominan atas teks, secara hipotesis akan terjadi jika baik pembuat atau pembaca teks memiliki ideologi yang sama sehingga menyebabkan tidak adanya perbedaan pandangan antara pembuat maupun pembaca. Disini Fair n Lovely ingin audience atau penonton iklan khususnya perempuan Indonesia mempunyai ideologi yang sama dengan Fair n Lovely bahwa meraih cita-cita melalui pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dibandingkan dengan menikah. Karna jika bisa dilihat bahwa perempuan di Indonesia memiliki tingkat usia menikah muda yang tinggi.

Dalam penelitian ini peneliti membagi informan ke dalam dua jenis yaitu informan pria dan informan wanita, lalu peneliti mencoba membandingkan apakah kedua kategori informan memiliki pemaknaan yang sama atau tidak. Pada penelitian ini, Peneliti juga membagi ke dalam tiga kategori pembahasan, yaitu:

a. Interpretasi Informan Secara Umum Terhadap Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2

Tabel 4.10 Tabel Kategorisasi Informan Secara Umum Dalam Menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

No Kategori Informan Dominant Hegemonic Position Negotiation Position Oppositional Position 1. Pria - - v 2. Wanita - - v

Bisa dilihat dari tabel 4.6, dalam kategori ini tidak terdapat perbedaan pemaknaan antara informan wanita dan informan pria dalam menginterpretasi iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2. Peneliti mengkategorikan seluruh informan baik informan pria maupun informan wanita ke dalam posisi pemaknaan Oppositional Position, dimana dalam kategori ini khalayak melakukan pemaknaan yang berlawanan dari makna utama yang dibuat oleh media. Pembaca oposisi umumnya ditandai dengan rasa ketidaksukaan dan ketidakcocokan terhadap teks wacana yang dikonsumsi.

Dimana dari lima informan pria, empat diantaranya menilai setelah mereka melihat Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, keempat informan merasa bahwa iklan tersebut tidak nyambung. Seperti yang dikatakan oleh informan Ikhromi bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 tidak nyambung dan membuat nya bingung. Informan Fahrezi menilai bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan iklan yang monoton dan tidak nyambung antara produk dengan jalan ceritanya. Sedangkan informan Ridwan Hariri menilai bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan iklan yang tidak informatif, tidak nyambung antara pesan iklan dengan produk nya. Dan juga informan Yohan yang melihat bahwa

sebenarnya iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan iklan yang sangat fokus untuk segmen nya dan mempunyai pesan yang bagus, akan tetapi pesan tersebut tidak ada kaitannya dengan produk Fair n Lovely.

Begitu pun dengan informan wanita, dari ke empat informan wanita menilai bahwa saat mereka melihat iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, mereka langsung merasa bahwa iklan ini tidak nyambung, antara produk dengan jalan cerita dan pesan yang disampaikan. Informan Sulistiya melihat bahwaiklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 membuat dirinya bingung, dia merasa bahwa iklan tersebut tidak nyambung dan pada kenyataan nya dalam kehidupan sehari-hari sebuah produk tidak bisa menentukan sebuah pilihan. Untuk informan Nanda menilai bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sebenarnya mempunyai cerita yang menarik, akan tetapi ia menilai bahwa cerita tersebut tidak ada kaitannya dengan produk yang diiklankan. Informan Oktari juga menilai demikian, ketika melihat iklan iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ia langsung merasa tidak nyambung antara masa depan dengan sebuah produk kecantikan. Ia menilai bahwa sebuah urusan masa depan dalam hal ini yaitu menikah dan S2 yang dapat menentukan adalah diri kita sendiri. Dan juga informan Valen, ia menilai bahwa iklan ini tidak nyambung. Ia merasa seharusnya iklan untuk produk kecantikan memberi pesan agar kulit wajah menjadi cerah dan mempesona.

Secara keseluruhan, ketika melihat iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 , informan baik pria maupun wanita mempunyai interpretasi yang sama yaitu merasa tidak nyambung . Hal yang informan rasakan bahwa iklan Fair n Lovely ini tidak nyambung adalah dimana sebuah pilihan yang cukup rumit antara menikah

atau S2, bisa diputuskan dan diselesaikan dengan hanya menggunakan produk Fair n Lovely. Beberapa informan juga berpendapat seharus nya sebuah iklan produk kecantikan lebih menonjolkan manfaat dari produk tersebut secara nyata, seperti menonjolkan bahwa produk tersebut bermanfaat untuk mencerahkan dan memutihkan kulit.

b. Pengolahan Pesan Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan Bagi Seorang Wanita

Tabel 4.11 Tabel Kategorisasi Informan Secara Umum Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 Terkait Fenomena Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan Bagi Seorang Wanita

No Kategori Informan Dominant Hegemonic Position Negotiation Position Oppositional Position 1. Pria v - - 2. Wanita - - v

Dari tabel 4.7 terdapat perbedaan pemaknaan informan pria dan informan wanita terkait dalam hal pengolahan pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 terkait fenomena mana yang lebih penting antara menikah atau pendidikan bagi wanita. Peneliti mengkategorikan informan pria ke dalam kategori pemaknaan Dominant Negotiation Position dimana pemirsa televisi mengambil makna yang mengandung arti dari program TV dan meng-decode-nya sesuai dengan makna

yang dimaksud (preferred reading) yang ditawarkan teks media. Pada posisi ini tidak ada perlawanan atau dari pembaca karena mereka memaknai teks sesuai dengan yang ditawarkan pembuat.

Dalam hal ini informan menyatakan bahwa pesan yang disampaikan dalam Iklan Fair n Lovely merupakan suatu pesan yang bagus dan dapat memotivasi seorang wanita agar bisa berpendidikan tinggi dibandingkan mengutamakan soal pernikahan. Seperti yang dikatakan oleh informan Ikhromi bahwa jika ia menjadi seorang wanita ia akan merasa termotivasi dari pesan iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini. Ia mengatakan jika seorang wanita itu pintar dan berpendidikan, hal itu menjadi nilai lebih bagi seorang pria.

Informan Bagus menilai bahwa pesan yang disampaikan oleh iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 cukup bagus khususnya untuk para wanita. Pesan ini mengajarkan kepada wanita bahwa pernikahan bukanlah hal yang utama. Informan Bagus melihat bahwa pendidikan adalah hal yang lebih penting disbandingkan dengan urusan pernikahan dan ia berpendapat bahwa seharusnya seorang wanita bisa termotivasi dari pesan iklan ini. Informan Ridwan Hariri termasuk ke dalam pemaknaan Dominant Hegemonic Position dimana ia mengatakan walau iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini tidak nyambung, akan tetapi pesan dalam iklan ini cukup bagus. Ia berpendapat seharusnya wanita bisa termotivasi untuk mengutamakan pendidikan. Secara garis besar informan pria menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang seharusnya lebih diutamakan oleh seorang wanita daripada pernikahan.

Berbeda hal nya dengan informan wanita, peneliti mengkategorisasikan informan wanita ke dalam kategori pemaknaan Oppositional Position, dimana informan wanita cenderung untuk memilih pernikahan sebagai hal yang utama dibandingkan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti S2. Informan wanita juga menyatakan jika mereka tidak merasa termotivasi setelah melihat Iklan Fair n Lovely ini untuk lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan dengan pernikahan. Informan Sulistiya mengatakan bahwa dirinya melihat iklan ini biasa saja dan tidak ada rasa motivasi untuk lebih memilih S2 daripada menikah. Ia tidak merasa terkesan dengan iklan yang disampaikan oleh produk Fair n Lovely ini.

Untuk informan Nanda menilai bahwa pesan dari iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sebenarnya cukup baik, akan tetapi dirinya tidak merasa termotivasi hanya karena melihat iklan ini untulk melanjutkan S2 dibandingkan dengan menikah. Menurut dirinya, ia lebih memilih untuk menikah terlebih dahulu dibandingkan dengan S2. Sedangkan informan Oktari mengatakan bahwa ia cukup mengerti dari pesan yang dimaksud oleh iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini, bahwa pendidikan itu sangat penting, akan tetapi dirinya tidak merasa termotivasi untuk lebih memikirkan S2 dibandingkan dengan menikah. Karena menurutnya pendidikan S2 bisa dilakukan setelah seorang wanita menikah.

Pada Iklan Fair n Lovely ini memang diceritakan bagaiman seorang wanita dihadapkan kepada pilihan yaitu menikah atau melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Dimana sang orangtua sudah menyuruh nya untuk menikah akan tetapi sang anak masih berkeinginan untuk melanjutkan S2. Jika bisa dilihat, fenomena seperti

ini sering ditemui pada kehidupan nyata seorang wanita yang menginjak usia dewasa, dimana tuntutan untuk menikah dari keluarga dan pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan persaingan dunia kerja yang semakin ketat, dan zaman emansipasi wanita dimana wanita pada era modern ini dituntut mempuyai pendidikan yang menghuni agar mampu bersaing di dunia pekerjaan.

Problematika seorang wanita yang bingung memilih antara menikah atau melanjutkan pendidikan inilah yang dituangkan olehFair n Lovely selaku produk kecantikan bagi wanita. Walaupun dalam iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, pemeran utama wanita mengambil keputusan untuk melanjutkan S2 terlebih dahulu dibandingkan dengan permintaan orangtua nya untuk menikah. Setelah peneliti melakukan penelitian kepada informan yang melihat iklan Fair n Lovely , terjadi perbedaan pemaknaan. Dimana informan pria merasa setuju dengan pesan yang disampaikan bahwa pendidikan adalah hal yang penting bagi seorang wanita dibandingkan pernikahan, sedangkan informan wanita tidak setuju dengan pemaknaan tersebut dan lebih memilih untuk menikah dibandingkan dengan S2.

Dalam mengolah sebuah pesan iklan dibutuhkan teknik penyusunan pesan, pada Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 menggunakan teknik Motivational Appeal, dimana teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji-janji , tetapi diususn untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan itu. Pada Iklan Fair n lovely Versi Nikah atau S2, Fair n Lovely mencoba untuk meotivasi wanita untuk bisa menjadi seorang wanita pilihan, dimana mempunyai karir yang bagus, mempunyai derajat hidup yang tinggi

lewat pendidikan. Setelah diteliti, pesan tersebut ditolak oleh Informan wanita, dimana mereka tidak merasa termotivasi akan pesan yang disampaikan pada Iklan Fair n Lovely.

c. Interpretasi Informan Terhadap Endorser Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2

Tabel 4.12 Tabel Kategorisasi Informan Secara Umum Dalam Menginterpretasi Endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

No Kategori Informan Dominant Hegemonic Position Negotiation Position Oppositional Position 1. Pria v - - 2. Wanita - v -

Pada table 4.8 terdapat perbedaan pemaknaan informan pria dan informan wanita dalam menginterpretasi endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2. Peneliti mengkategorikan informan pria ke dalam kategori pemaknaan Dominant Hegemonic Position . dimana informan pria mengatakan jika endorser pada Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sudah sesuai. Dari wawancara yang dilakukan peneliti, informan pria menilai kriiteria sesuai yang dimaksud yaitu endorser iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 mempunyai wajah yang cantik, putih, dan muda. Mereka mengatakan jika endorser Iklan Fair n Lovely ini cocok sebagai endorser produk kecantikan.

Seperti yang dikatakan informan Ikhromi bahwa endorser dalam Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan endorser yang sesuai dengan jenis iklan produk kecantikan, hal tersebut dilihat Ikhromi dari segi fisik endorser yang berparas cantik, menarik, dan usia yang terlihat muda.

Informan Fahrezi menilai walaupun Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 tidak nyambung antara jalan cerita dengan produk nya, endorser untuk iklan ini sudah sesuai untuk iklan produk Fair n Lovely yang notabene adalah produk kecantikan khususnya wajah, karena menampilkan endorser dengan tampilan fisik yang cantik. Dan Iinforman Yohan menilai bahwa dirinya sebagai seorang pria tertarik melihat iklan wanita yaitu iklan produk kecantikan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini dikarenakan salah satu faktornya adalah sang endorser nya yang cantik dan menarik.

Untuk informan wanita, peneliti mengkategorikannya ke dalam kategori pemaknaan Negotiation Position, dimana penonton memahami hampir semua apa yang telah didefinisikan dan ditandakan dalam program TV. Pemirsa televisi bisa menolak bagian yang dikemukakan, dipihak lain akan menerima bagian yang lain. pembaca pesan mengerti makna yang diinginkan produsen tetapi pembaca membuat adaptasi dan aturan sesuai dengan konteks dimana pembaca berada. Pembacaan ini terjadi ketika ideologi pembacalah yang lebih berperan dalam menafsirkan dan menegosiasikan teksnya.

Dalam hal ini informan wanita sebenarnya merasa setuju dengan Gita Virga sebagai endorser dalam Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 dimana informan wanita mengerti maksud dari Fair n Lovely sebagai produk kecantikan dengan

menghadirkan endorser yang sesuai dengan cirri khas produk Fair n Lovely yang ditargetkan untuk anak muda dan produk nya untuk mencerahkan wajah. Gita Virga selaku endorser dalam Iklan Fair n Lovely memiliki fisik atau tampilan yang cantik, menarik, memiliki wajah yang putih cerah, dan dengan usia yang muda. Akan tetapi Informan wanita menilai bahwa sosok Gita Virga sebagai endorser kurang terkenal. Saat dilakukan wawancara, mayoritas informan tidak mengetahui nama endorser iklan Fair n Lovely. Informan wanita menilai sebaiknya endorser untuk sebuah produk seperti Fair n Lovely ini menghadirkan sosok yang terkenal atau sosok yang dikenal luas oleh public.

Seperti yang dikatakan Sulistiya bahwa endorser pada iklan Fair n Loevly Versi Nikah atau S2 dinilai sudah cocok untuk sebuah bintang iklan produk kecantikan. Akan tetapi ia merasa bahwa endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 kurang dikenal oleh publik. Ia berpendapat bahwa seharusnya Fair n Lovely menggunakan endorser seorang artis yang sudah dikenal public dan mempunyai banyak prestasi sesuai dengan jalan cerita iklan sehingga iklan yang dihasilkan akan lebih bagus.

Informan Nanda juga menilai bahwa endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 kurang terkenal, ia berpendapat bahwa sebaiknya Fair n Lovely menggunakan endorser seorang artis yang sudah banyak dikenal public dan artis yang dapat menginspirasi banyak orang. Akan tetapi ia merasa bahwa endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sudah cukup sesuai dengan penampilan endorser yang berparas cantik, dan dengan usia yang masih muda, sesuai dengan target produk Fair n Lovely sendiri yaitu remja.

Informan Oktari juga menilai dimana ia merasa bahwa endorser pada iklan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 secara fisik sudah sesuai untuk menjadi erndorser iklan produk kecantikan wanita. Ia menyanyangkan kehadiran aktris Jessica Milla yang merupakan endorser pada iklan Fair n Lovely sebelumnya tampil minim dalam Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini. Ia berpendapat bahwa jika Fair n Lovely memilih endorser yang lebih terkenal seperti aktris Jessica Milla, iklan tersebut akan lebih menarik dan mempunyai nilai jual, sehingga penonton akan lebih tertarik.

Informan Valen memberikan pendapatnya jika endorser pada Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 cukup pas untuk sebuah iklan produk kecantikan. Pas dalam arti kata endorser nya memiliki wajah yang cantik, dan terlihat muda sesuai dengan citra produk. Valen menyangkan bahwa endorser dalam iklan ini tidak terkenal dan Jessica Milla yang merupakan endorser Fair n Lovely sebelumnya tampil sedikit dalam Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sehingga ia merasa bahwa iklan ini biasa saja.

Jika dilihat, informan pria dan informan wanita memiliki perbedaan dalam menginterpretasi endorser Iklan Fair Lovely Versi Nikah atau S2. Peneliti melihat jikan informan pria menginterpretasi endorser Iklan Fair n Lovely lebih ke arah segi fisik atau penampilan endorser, sedangkan informan wanita menginterpretasi endorser Iklan Fair n Lovely lebih ke segi citra endorser, terkenal atau tidak nya sang endorser di mata masyarakat.

Dari ketiga kategori terrsebut, peneliti melihat bahwa terdapat perbedaan antara informan pria dan informan wanita dalam menginterpretasikan Iklan Fair n

Lovely Versi Nikah atau S2. Untuk informan pria, mereka cenderung melihat dan memaknai Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 dari sisi pesan iklan yang baik dan memotivasi untuk kaum perempuan. Informan pria dalam menginterpretasi tidak menekankan topic iklan tersebut yaitu antara menikah atau S2.

Sedangkan untuk informan wanita cenderung melihat dan memaknai Iklan tersebut dari sisi isi iklan, dimana mereka menilai bahwa isi iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 tidak relevansi antara produk dengan apa yang diiklankan. Selain itu informan wanita menilai dari sisi makna yang disampaikan Fair n Lovely kepada perempuan Indonesia dimana dalam iklan tersebut menjelaskan bahwa S2 lebih penting dibandingkan menikah. Menurut informan wanita, menikah lebih diutamakan dibandingkan dengan menjalani S2. Informan wanita cenderung menekankan dari segi pembahasan antara pernikahan dan S2.

Setelah melakukan penelitian, peneliti melihat bahwa empat dari lima

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 50-67)

Dokumen terkait