• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Nama Unilever sudah dikenal oleh masyarakat dunia. Merupakan perusahaan multinasional berskala besar. Produknya meliputi produk-produk minuman, bahan pembersih, dan produk perawatan pribadi. Produk Unilever juga sudah dikenal baik oleh masyarakat Indonesia. Unilever memiliki lebih dari 400 brand di bawah naungan mereka. Salah satu nama brand produk Unilever adalah Fair & Lovely.

Fair & Lovely merupakan nama brand produk perawatan kulit dari Unilever. Produk kecantikan ini tergolong baru diperkenalkan di Indonesia dibanding dengan negara asalnya di India. Produk ini sudah diperkenalkan di India sejak tahun 1978. Produk Fair & Lovely sudah tersebar luas di 30 negara, termasuk Indonesia. Produk perawatan yang dikeluarkan oleh HUL (Hindustan Unilever Limited). Fair & Lovely menawarkan produk perawatan kulit dengan harga terjangkau.

Fair & Lovely menawarkan produk untuk membuat kulit menjadi sehat, cantik, dan berseri. Terbuat dari bahan-bahan pilihan yang secara alami dapat membuat kulit tampil cantik alami. Produk ini menawarkan rangkaian produk antara lain, krim pemutih Fair & Lovely Fairness Cream, Fair & Lovely Herbal Cream, Fair & Lovely Facial Facewash (perawatan wajah), Fair & Lovely Under

(2)

Eye Cream, Fair & Lovely Fairness Soap, Fair & Lovely Fairness Body Lotion, Multi-Vitamin Fairness Cream. Produk Multi-Vitamin Fairness Cream dengan kandungan 4 vitamin esensial (vitamin B3, vitamin C, vitamin A dan vitamin E) memberi asupan makanan untuk kulit tampil sehat.

Fair & Lovely merupakan sebuah brand pelopor perawatan kulit wajah wanita di dunia yang telah berhasil menemukan dan mempatenkan kekuatan dari vitamin B3 di tahun 1975. Kandungan Vitamin B3 inilah yang dapat membatasi penyebaran melanin di dalam kulit sehingga mampu menghasilkan kulit yang lebih cerah merata. Seperti yang disampaikan oleh Brand Manager Fair&Lovely PT Unilever Indonesia,Tbk, Felix Winarta, dengan harga Fair n Lovely yang sangat terjangkau, Fair n Lovely ingin memberikan kecantikan untuk wanita dari semua kalangan. Jadi dapat dikatakan bahwa target market produk Fair n Lovely adalah wanita dari berbagai kalangan usia, minimal diatas 17 tahun.

Fair & Lovely lahir pertama kali pada tahun 1975 di Mumbai dan mulai hadir di Indonesia dari tahun 2011. Fair & Lovely berhasil memenuhi kebutuhan wanita di lebih dari 15 negara untuk dapat memiliki kulit yang lebih cerah sehingga produk Fair & Lovely sudah terbukti aman dan efektif untuk mencerahkan kulit.

Di tahun 2010, Fair & Lovely mulai berkembang dari fungsi pencerah umum biasa dan sampai sekarang sudah mampu bersaing dengan produk-produk ahli kecantikan yang ada. Formula terbaiknya dibuat untuk menberikan hasil yang dapat dengan mudah terlihat dengan mata. Fair & Lovely juga sudah terbukti secara

(3)

klinis untuk mencerahkan kulit secara instan, menghilangkan noda bekas jerawat, mengurangi noda hitam, dan juga mengurangi efek penggelapan wajah.

Selain itu, Fair & Lovely juga terus mendorong wanita-wanita di dunia termasuk di Indonesia untuk dapat terus mengembangkan kemampuan dirinya. Ketika wanita dibatasi dengan statusnya di rumah dan di keluarga, Fair & Lovely mendorong mereka untuk dapat menggapai karir impiannya. Ketika wanita masih belum memiliki kesempatan sebesar laki-laki, Fair & Lovely terus mendorongnya untuk dapat keluar dari zona nyamannya untuk meraih mimpi.1

Tabel 4.1 Visualisasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2

Visual Time Dialog Deskripsi

00:01 Kami punya jodoh yang pas untuk kamu

Sang Ayah berkata kepada anak wanita nya

00:02 Wanita tersebut

diam dan terlihat bingung

(4)

00:03 Terpelajar,

karir nya bagus Sang melanjutkan Ayah perkataan nya 00:04 Tapi pah bagaimana dengan S2 ku Wanita tersebut merasa keberatan dengan ucapan dari sang Ayah karena ia mempunyai rencana untuk melanjutkan S2 00:06 Nikah itu memang penting Nak Sang ibu meyakinkan anak wanita nya untuk menikah

00:08 Nikah ata S2? Wanita tersebut bertemu dengan teman nya dan menanyakan mana yng lebih baik, menikah ataus S2

00:10 Kamu pasti menemukan jawaban nya

Teman dari wanita tersebut

memberikan jawaban

(5)

00:12 Voice over nyanyian

“Ada cahaya baru didiriku”. Produk tersebut dikeluarkan dari dalam tas. 00:13 Voice over nyanyian

“Ada cahaya baru didiriku”. Wanita tersebut mengoleskan produk Fair n Lovely di wajahnya. 00:14 Voice over nyanyian

“Ada cahaya baru didiriku”. Wajah wanita tersebut langsung bersinar.

00:15 Voice over

nyanyian

“Ada cahaya baru didiriku”.

Menamplkan perubahan warna kulit wajah yang semakin cerah setelah memakai produk Fair n Lovely.

(6)

00:16 Wanita tersebut berjalan kea rah orangtua nya dengan wajah yang penuh percaya diri.

00:17 Oke, Aku akan menikah tapi setelah lulus S2

Wanita tersebut menjelaskan kepada Ayah nya.

00:19 Hah? Sang Ayah merasa

bingung dengan jawaban Anak Wanita nya

00:20 Seperti Dia, Aku juga harus terpelajar, punya karir bagus, Baru kita berdua akan jadi jodoh yang pas Wanita tersebut menjelaskan alas an nya kenapa ia lebih memilih S2 dibandingkan dengan menikah kepada Ayah nya

(7)

00:25 Kedua Orangtua nya

memperhatikan dengan seksama

00:26 Jadi sama kan.. Kata sama yang diucapkan wanita tersebut berarti ia dan calon jodohnya kelak sama-sama berpendidikan dan mempunyai karir yang bagus. Menjadi jodoh yang seimbang. Fair n Lovely Voice over seorang

laki laki

Iklan TVC Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 diawali dengan narasi “Kita punya jodoh yang cocok untuk kamu, terpelajar, karir nya bagus” oleh seorang Ayah kepada anak wanita nya. Berlatar sebuah taman, terlihat visualisasi sang Ayah, Ibu dan anak wanitanya sedang mengobrol. Orangtua dari wanita muda ini ingin anak nya menikah dan sang Ayah telah menemukan jodoh yang cocok untuk

(8)

anak nya, pria yang terpelajar dan karir nya bagus, akan tetapi wanita tersebut bingung dengan rencana pendidikan S2 nya.

Pada adegan berikutnya wanita tersebut merasa kebingungan apakah ia akan menikah atau memilih pendidikan S2 . Karena merasa bingung, ia kemudian menceritakan kepada teman nya, dalam iklan ini dihadirkan Aktris Jessica Milla. Lalu teman dari wanita tersebut (Jessica Milla) berkata bahwa wanita muda tersebut akan menemukan jawaban nya. Lalu dikeluarkanlah produk Fair n Lovely dari tas .

Selanjutnya produk Fair n Lovely tersebut dipakaikan ke wajah wanita muda tersebut. Setelah pemakaian produk Fair n Lovely, terlihat perbandingan wajah wanita muda tersebut yang semakin cerah dan setelah pemakaian produk Fair n Lovely, terlihat kulit wajah nya lebih cerah dan juga ia terlihat percaya diri. Setelah memakai produk Fair n Lovely, ia langsung menemukan jawaban nya apakah ia akan menikah atau melanjutkan S2.

Pada adegan akhir, wanita tersebut menghampiri orangtua nya dan berkata bahwa ia akan menikah akan tetapi setelah ia lulus S2. Wanita tersebut berkata bahwa ia ingin terpelajar dan punya karir yang bagus seperti Jodoh yang dicarikan orangtua nya, sehingga wanita tersebut dan jodoh nya pas,sama-sama terpelajar dan karir nya bagus. Sontak orangtua nya kaget mendengar jawaban anak wanita nya itu. Lalu orangtua nya mendengarkan dan menghargai jawaban dari anak wanita nya.

(9)

4.1.2 Identitas Informan

Pada penelitian kali ini, peneliti membagi informan ke dalam dua kategori yaitu pria dan wanita mahasiwa dan mahasiswi Universitas Mercubuana jurusan Marcomm. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana pria meninterpretasikan iklan produk wanita, dan bagaimana perbandingan pria dan wanita dalam memaknai pesan dalam iklan Fair n Loverly Versi Nikah atau S2.

Dengan menggunakan teknik pengumpulan data FGD (Focus Group Discussion) dan Wawancara Mendalam, peneliti menggunakan informan yang sama karena lebih fokus dan data yang didapatkan lebih akurat dan mendalam. Berikut adalah informasi yang berkaitan dengan identitas dari informan, mulai dari nama, usia, tempat tinggal, pendidikan dan pekerjaan yang dilakukan informan saat ini.

Tabel 4.2 Informan Pria

No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Tempat

Tinggal 1. Fahrezi Iskandar 26 tahun S1

(Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm)

Account

Manager Jakarta Pusat

2. Ridwan Hariri 26 tahun S1

(Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm) Produser Jakarta Selatan

3. Yohan Christian 23 tahun S1

(Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm)

Design

Grafis Jakarta Selatan

4. Bagus Mahardika 24 tahun S1

(10)

Mercubuana, Jurusan Marcomm) 5. Ikhromi 24 tahun S1 (Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm) Design

Grafis Jakarta Pusat

Dalam studi ini peneliti mewawancarai 5 orang informan pria. Seluruh informan pria merupakan informan dengan kelompok usia 23-26 tahun, dan memiliki latar pekerjaan yang berbeda-beda. Informan pria merupakan mahasiswa Universitas Mercubuana jurusan Marcomm dan Advertising yang pernah menonton secara keseluruhan dari awal hingga akhir Iklan Fair n lovely Versi Nikah atau S2 di Televisi sekurang-kurang satu kali.

Tabel 4.3 Informan Wanita

No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Tempat

Tinggal 1. Sulistiya

Permatasari 24 tahun S1 (Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm)

Customer

Service Bogor

2. Amalia Satriani 24 tahun S1

(Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm) Assistant Produser Bogor

3. Valentin Ratna 26 tahun S1

(Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm)

Personal

(11)

4. Nanda Fitria 25 tahun S1 (Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm) Admin Staff Bogor

5. Oktari Maulina 27 tahun S1

(Universitas Mercubuana, Jurusan Marcomm) Admin Staff Bekasi

Dalam studi ini peneliti mewawancarai 5 orang informan wanita. Seluruh informan wanita merupakan informan dengan kelompok usia 24-27 tahun, dan memiliki latar pekerjaan yang berbeda-beda. Informan pria merupakan mahasiswa Universitas Mercubuana jurusan Marcomm dan Advertising yang pernah menonton secara keseluruhan dari awal hingga akhir Iklan Fair n lovely Versi Nikah atau S2 di Televisi sekurang-kurang satu kali.

4.2 Interpretasi Informan Terhadap Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2 Fair n Lovely yang merupakan produk kecantikan kulit wajah melalukan kegiatan periklanan salah satu nya di media televisi dengan mengangkat tema yang sering kita temui khususnya seorang wanita yaitu persoalan dalam menentukan pilihan antara menikah atau pendidikan. Dari iklan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui apa yang terlintas di benak informan ketika menyaksikan iklan televisi Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2 di mata saya tanpa peneliti arahkan secara spesifik pertanyaan yang diajukan.

Pihak Fair n Lovely selaku pengiklan dan juga produsen melalui Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ingin memberikan pesan kepada khalayak yaitu untuk

(12)

memicu wanita Indonesia berfikir lebih mengenai masa depan mereka, dan mendorong mereka untuk meraih cita-citanya. Hal tersebut dilakukan oleh pihak Fair n Lovely karena menemukan fakta bahwa sebagian wanita Indonesia masih merasa ragu untuk mengejar mimpi karena berbagai alasan. Padahal, di dunia yang kini semakin memberdayakan wanita, mereka (wanita Indonesia) harus termotivasi untuk maju dan menunjukkan potensinya.

4.2.1 Interpretasi Informan Wanita Terhadap Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2

Dalam menginterpretasi suatu iklan, tentunya seorang informan memiliki pendapat nya tersindiri. Peneliti telah melakukan wawancara mendalam kepada informan wanita mengenai mereka menginterpretasi iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2. Penenliti menemukan jawaban yang beragam dari informan wanita, berikut merupakan hasil wawancara mendalam dengan informan wanita:

Menurut informan Oktari iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2 di televisi merupakan iklan yang tidak nyambung. Hal pertama yang dilihat oleh informan Oktari saat melihat iklan ini yaitu iklan yang tidak nyambung:

“Ketika gw ngeliat iklan ini langsung ngerasa ga nyambung antara urusan masa depan yaitu menikah dengan pembersih wajah. Menikah sama S2 ga bisa ditentukan dengan gw memakai pembersih wajah. Yang menentukan soal keyakinan diri kita sendiri”.2

(13)

Menurut informan Nanda Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini cukup menarik karena mengangkat kejadian yang sering di alami oleh wanita, dimana seorang wanita sering dihadapkan pada pilihan antara menikah atau melanjutkan pendidikan S2

“Iklan nya sebenernya bagus, menarik, mengangkat cerita yang sering dialami wanita, bingung antara milih S2 atau Nikah. Tapi gw agak bingung sih kayanya ga ada deh kaitannya antara cerita dengan produk nya.”3

Informan Amalia melihat bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 cukup edukatif, yaitu mengajarkan wanita harus berpendidikan agar tidak dipandang rendah oleh lawan ata sesama jenis:

“ Menurut gw iklannya cukup edukatif. Disini diajarkan kalau wanita harus berpendidikan agar ga dipandang rendah oleh lawan jenis maupun sesama jenis. Gw juga ngelihat dalam iklan ini kalau jodoh kita nanti akan setara dengan kita sendiri. Kalau kita ingin jodoh yang berpendidikan maka kita juga harus berpendidikan4”.

Informan Valen mengatakan saat melihat iklan Fair n Lovely ini tidak berkaitan antara produk wajah dengan hal pendidikan serta pernikahan:

“ Iklan nya biasa aja. Ketika gw ngelihat iklan ini yang ada di benak gw yaitu ga nyambung. Karena produk kecantikan biasanya di iklankan untuk mencerahkan wajah agar mempesona, tapi disini produk nya bisa menentukan pilihan seseorang, yaitu antara pernikahan atau S2”.5

Sedangkan informan Sulistya menilai bahwa iklan ini membuat nya bingung karena ketidaksesuaian jalan cerita dengan produk dan kehidupan nyata:

3 Hasil Wawancara dengan Informan Nanda, Sabtu 04 Maret 2017 4 Hasil Wawancara dengan Informan Amalia, Sabtu 04 Maret 2017 5 Hasil Wawancara dengan Informan Valentin Ratna, Sabtu 04 Maret 2017

(14)

“ Gw bingung lihat iklan ini ga nyambung. Produk nya apa jalan ceritanya apa. Di hidup nyata mana bisa pake produk kecantikan terus langsung bisa nemuin jawaban. Ga real aja jalan cerita nya. Harusnya kalau iklan produk kecantikan itu yang bercerita tentang bagaimana wanita ingin mempunyai kulit cantik, putih dan cerah”.6

4.2.1.1 Analisis Dominant Hegemonic Position

Pada kategori Dominant Hegemonic Position pemirsa televisi mengambil makna yang mengandung arti dari program TV dan meng-decode-nya sesuai dengan makna yang dimaksud (preferred reading) yang ditawarkan teks media. Audience sudah punya pemahaman yang sama, tidak akan ada pengulangan pesan, pandangan komunikator dan komunikan sama, langsung menerima. pembacaan pesan lebih mendekati makna sebenarnya seperti yang ditawarkan oleh media.

Pembaca dominan atas teks, secara hipotesis akan terjadi jika baik pembuat atau pembaca teks memiliki ideologi yang sama sehingga menyebabkan tidak adanya perbedaan pandangan antara pembuat maupun pembaca. Seterusnya nilai yang dibawa oleh pembuat teks bukan hanya disetujui oleh pembaca, lebih jauh dinikmati dan dikonsumsi oleh pembaca teks. Pada posisi ini tidak ada perlawanan atau dari pembaca karena mereka memaknai teks sesuai dengan yang ditawarkan pembuat.

Untuk pemaknaan Dominant Hegemonic Position yaitu informan Amalia menilai bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 cukup edukatif. Pesan yang disampaikan khususnya untuk khalayak wanita sangat baik dimana wanita harus lah berpendidikan agar tidak dipandang rendah oleh lawan jenis maupun sesama

(15)

jenis. Ia menilai juga bahwa jodoh seorang wanita setara dengan diri wanita itu sendiri, dimana jika menginginkan jodoh yang berpendidikan makan diri kita sendiri pun harus juga berpendidikan.

4.2.1.2 Analisis Negotitated Position

Pada posisi Negotiated Position khalayak sebenarnya mengetahui akan makna pembaca yang dikehendaki oleh media atau produsen iklan, namun mereka mencoba bernegosiasi dengan maksud-maksud lain dibalik makna utama yang dibuat oleh media, produsen atau pembuat iklan. Setelah melakukan analisis, peneliti tidak menemukan informan wanita yang termasuk ke dalam kategori Negotiated Position.

4.2.1.3 Analisis Oppsitional Position

Pada posisi Oppsitional Position pembaca pesan mengerti makna yang diinginkan produsen, tetapi mereka menolak makna tersebut serta memaknai dengan cara sebaliknya. Pada posisi ini, ideologi pembaca berlawanan dengan pembuat teks. Dalam model ini, khalayak sebenarnya sadar akan pembacaan makna utama yang ada dalam sebuah tayangan televisual namun mereka mencoba memaknai dengan berlawanan. Pembaca oposisi pada umumnya ditandai dengan rasa ketidaksukaan dan ketidakcocokan terhadap teks wacana yang dikonsumsi.

Informan wanita yang termasuk di dalam kategori Opssitional Position yaitu Sulistiya, Nanda, Oktari dan Valen. Informan Sulistiya melihat bahwaiklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 membuat dirinya bingung, dia merasa bahwa iklan tersebut tidak nyambung dan pada kenyataan nya dalam kehidupan

(16)

sehari-hari sebuah produk tidak bisa menentukan sebuah pilihan. Untuk informan Nanda menilai bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sebenarnya mempunyai cerita yang menarik, akan tetapi ia menilai bahwa cerita tersebut tidak ada kaitannya dengan produk yang diiklankan.

Informan Oktari juga menilai demikian, ketika melihat iklan iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ia langsung merasa tidak nyambung antara masa depan dengan sebuah produk kecantikan. Ia menilai bahwa sebuah urusan masa depan dalam hal ini yaitu menikah dan S2 yang dapat menentukan adalah diri kita sendiri. Dan juga informan Valen, ia menilai bahwa iklan ini tidak nyambung. Ia merasa seharusnya iklan untuk produk kecantikan memberi pesan agar kulit wajah menjadi cerah dan mempesona.

Keempat informan yang termasuk dalam kategori Opssitional Position menolak makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengiklan karena melihat dari segi cerita iklan dan pesan yang tidak relevan atau sesuai.

4.2.2 Interpretasi Informan Pria Terhadap Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2

Iklan Fair n Lovely merupakan iklan yang ditujukkan untuk wanita, karena produk nya sendiri merupakan sebuah produk kecantikan untuk wanita. Walauppun begitu, bukan berarti iklan ini tidak dilihat oleh pria. Peneliti telah melakukan wawancara mendalam kepada informan pria mengenai bagaimana mereka menginterpretasi iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2. Penenliti menemukan jawaban yang beragam daru informan pria, berikut merupakan hasil wawancara mendalam dengan informan

(17)

Menurut informan Fahrezi, Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 memiliki jalan cerita yag monoton. Selain itu ia pun merasa bahwa iklan ini tidak nyambung. Walaupun begitu, informan Fahrezi menilai bahwa endorser Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2 sangat cantik dan sesuai:

“ Saat gw melihat iklan ini langsung tertarik karena bintang iklan nya cantik banget. Tapi kalau untuk segi cerita nya monoton, kurang menarik karena ga ada hubungannya antara cerita dengan produk. Bukannya kalo iklan kecantikan wanita itu lebih jelasin ke kasih manfaat biar kulitnya putih ya?”.7

Menurut informan Yohan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2 ini sangat fokus untuk ke segmen nya yaitu wanita muda , dan pesan yang didapat sangat cocok untuk segmen nya. Yohan kurang setuju bahwa sebuah produk kecantikan menjadi dasar dalam menentukan pilihan.

“ Iklan ini sangat fokus terhadap segmen nya yaitu wanita muda, cocok sih dengan bintang iklan nya yang cantik dan masih muda. Dan pesan nya dapet banget buat wanita yang masih muda. Cuman sayang aja pesan nya bagus tapi ga nyambung dengan produk nya. Gue kurang setuju kalo pakai produk kecantikan bisa untuk menentukan pilihan”.8

Sedangkan menurut informan Ridwan Hariri Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2 ini tidak informatif dan tidak berkaitan antara produk dengan jalan cerita nya.

“ Iklan nya ga informatif nih, masa produk kecantikan bisa menentukan pilihan hidup seseorang, ga ada kaitannya. Padahal cerita nya lumayan menarik loh, pilihan hidup seorang wanita yang lumayan berat”.9

7 Hasil Wawancara dengan Informan Fahrezi, Sabtu 04 Maret 2017 8 Hasil Wawancara dengan Informan Yohan, Sabtu 04 Maret 2017 9 Hasil Wawancara dengan Informan Ridwan Hariri, Sabtu 04 Maret 2017

(18)

Informan Bagus melihat iklan ini cukup menarik dan mengajarkan wanita untuk tidak menyerah dengan hanya memikirkan untuk menikah saja, tetapi masih ada pendidikan yang lebih penting:

“Pas gw lihat iklan ini bagus, mengajarkan wanita banget kalo jangan cuma mikirin menikah aja, karena pendidikan juga penting banget. Cocok nih untuk cewe-cewe muda yang pengen banget menikah cepat tanpa peduli pendidikan”.10

Ikhromi melihat bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sama saja seperti klan produk-produk kecantikan lainnya. Informan Ikhromi menilai bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 kurang menarik:

“ Iklan nya biasa banget, sama aja kaya iklan produk-produk kecantikan lainnya. Malah kalo menuru gw iklan ini ga nyambung. Bikin bingung. Yang bagus Cuma bintang iklannya aja. Untuk yang lainnya kurang menarik”.11 4.2.2.1 Analisis Dominant Hegemonic Position

Informan Bagus termasuk ke dalam pemaknaan Dominant Hegemonic Position dimana ia menilai bahwa iklan ini merupakan iklan yang menarik, dimana mengajarkan wanita bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting, dan informan Bagus merasa bahwa iklan ini sangat cocok bila dilihat oleh wanita-wanita muda yang ingin menikah cepat.

4.2.2.2 Analisis Negotiated Position

Sedangkan informan Yohan termasuk ke dalam pemaknaan Negotiated Position dimana ia menilai bahwa iklan ini sangat fokus untuk segmen nya yaitu

10 Hasil Wawancara dengan Informan Bagus, Sabtu 04 Maret 2017 11 Hasil Wawancara dengan Informan Bagus, Sabtu 04 Maret 2017

(19)

wanita muda dan iklan ini dirasa sangat sesuai dengan model iklan yang cantik dan berusia muda. Yohan juga merasa bahwa pesan dari iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sangat cocok untuk segmen nya dan pesan tersebut sangat sesuai. Hanya saja ia merasa bahwa sebuah produk terutama produk kecantikan bagi wanita tidak bisa membuat seseorang mengambil keputusan dalam hidupnya.

4.2.2.3 Analisis Oppsitional Position

Informan pria yang termasuk ke dalam pemaknaan Oppsitional Position yaitu Ikhromi, Fahrezi dan Ridwan Hariri. Seperti yang dikatakan oleh informan Ikhromi bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sama hal nya dengan iklan produk kecantikan lainnya. Iklan ini dirasa Ikhromi tidak nyambung dan membuat nya bingung. Informan Fahrezi menilai bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan iklan yang monoton dan tidak nyambung antara produk dengan jalan ceritanya. Ia menilai seharusnya iklan wanita khususnya produk kecantikan menenkankan manfaat produk yang diiklankan untuk pengguna nya. Sedangkan informan Ridwan Hariri menilai bahwa iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan iklan yang tidak informatif, tidak nyambung antara pesan iklan dengan produk nya.

4.2.3 FGD (Focus Group Discussion) Informan Secara Umum Dalam Menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

Selain menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, peniliti juga menggunakan teknik pengumpulam data FGD (Focus Group

(20)

Discussion) dimana teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan duduk bersama antar semua informan (wanita dan pria) dan melakukan diskusi terkait pemaknaan informan saat melihat Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2.

“Iklan nya ga nyambung, ga ada kaitannya pake produk kecantikan terus bisa menentukan pilihan kita ke depan” (Oktari)

“ Iya bener ga nyambung, tapi lumayan cerita nya menarik” (Nanda) “ Gw sih yang penting iklan produk wanita itu bintang iklan nya harus cantik, kaya di iklan ini bintang iklan nya cantik, walaupun cerita ga nyambung juga sama produk” (Fahrezi)

“ Iya bener bintang iklan nya cantik, padahal pesan nya dapet banget loh buat cewe-cewe. Sayang aja kurang nyambung sama produk nya yang bisa nentuin orang milih nikah apa S2” (Yohan)

“ Iya gw setuju sama Kalian kalo iklannya ga nyambung, jadi bingung” (Valen)

“ Tapi menurut gw iklannya lumayan edukatif loh, ngajarin wanita kalo ga Cuma wajah aja yang dibutuhin, tapi juga pendidikan” A mal

“ Iya sih edukatif ya tapi sama aja kalo ga nyambung antar produk dan cerita. Jadinya malah ga informatif “ (Ridwan Hariri)

“ Tapi iklan ini lumayan bagus loh, ngajarin cewe-cewe kalau menikah bukan yang utama” (Bagus) 12

(21)

Dari FGD (Focuss Group Discussion) yang telah dilakukan peneliti berkaitan dengan bagaimana informan secara umum menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2. Peneliti melihat hampir seluruh informan baik pria dan wanita mengatakan bahwa saat melihat iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini mereka merasa jika iklan ini tidak nyambung. Informan menilai jika tidak ada kaitan nya antara sebuah pilihan dalam hal ini diceritakan mengenai menikah atau S2 dengan sebuah produk kecantikan wajah. Walaupun ada salah satu informan yaitu Amalia dan Bagus yang dalam disukusi menilai bahwa Iklan Fair n Lovely ini cukup bagus dan edukatif

Memang dalam iklan Fair n Lovely versi Nikah atau S2 diceritakan sosok wanita muda yang tengah bimbang dengan sebuah pilihan antara meikah atau s2. Dimana sang wanita sudah berencana ingin melanjutkan pendidikan S2, dan Keluarganya yaitu Ayah dan Ibu nya menwarkan jodoh untuk dirinya. Dengan secara tidak langsung menyuruh sang anak untuk menikah. Dengan dilanda kebingungan pihak wanita akhirnya menggunakan produk Fair n Lovely, dan dengan seketika ia menemukan jawaban atas kebimbangan nya itu, sang wania lebih memilih melanjutkan S2, agar ia setara dengan jodohnya kelak.

Tabel 4.4 Tabel Kategorisasi Informan Wanita Dalam Menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

No Nama Dominant Hegemonic Position Negotiated Position Oppositional Position 1. Oktari Maulina Sulistiya Permatasari

(22)

Valentin Ratna Nanda Fitria

- - v

2. Amalia satriani v - -

Tabel 4.5 Tabel Kategorisasi Informan Pria Dalam Menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

No Nama Dominant Hegemonic Position Negotiated Position Oppositional Position 1. Fahrezi Iskandar Ridwan Hariri Ikhromi - - v 2. Bagus Mahardika v - - 3. Yohan Christian - v -

Setelah melakukan analisa dan mengkelompokannya ke dalam dua jenis yaitu informan pria dan informan wanita, kini peneliti ingin membandingkan antara hasil analisa informan pria dengan hasil analisa informan wanita untuk pemaknaan Dominant Hegemonic Position, Negotiated position, Oppsitional position dalam menginterpretasi iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2.

Dari hasil analisa yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan 3 orang informan pria termasuk dalam kategori Oppsitional Position, 1 orang informan pria termasuk dalam kategori Negotiated Position dan 1 orang informan pria termasuk

(23)

ke dalam kategori Oppositional Position. Dalam analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan secara garis besar atau banyak nya kategori jika informan pria termasuk dalam kategori Oppositional Position. Sedangkan untuk informan wanita 4 orang termasuk dalam kategori Oppositional Position dan 1 orang termasuk kategori Dominant Hegemonic Position.

Dapat ditarik kesimpulan secara garis besar atau banyak nya kategori jika informan wanita juga termasuk dalam kategori Oppositional Position. Maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa informan pria dan informan wanita termasuk dalam kategori yang sama dalam menginterpretasi iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 yaitu kategori Oppositional Position karena dalam kategori pemaknaan ini sebenarnya para informan sadar akan pembacaan makna utama yang ada dalam sebuah tayangan televisual namun mereka mencoba memaknai dengan berlawanan dan menawarkan pemaknaan lain. Pada posisi ini, ideologi pembaca berlawanan dengan pembuat teks. Pembaca oposisi umumnya ditandai dengan rasa ketidaksukaan dan ketidakcocokan terhadap teks wacana yang dikonsumsi.

Dan untuk mengetahui juga bagaimana kategorisasi iforman wanita dan informan pria dalam Dalam Menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, dapat dilihat dari bagan terlampir:

(24)

Bagan 4.1 Bagan Kategorisasi Informan Wanita Dalam Mengiunterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

Bagan 4.2 Bagan Kategorisasi Informan Pria Dalam Menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

Tabel Kategorisasi Informan Wanita Dalam

Menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi

Nikah atau S2 Dominant Hegemonic Position: - Amalia Satriani Negotiated Position: - Oppsitional Position: - Nanda Fitria - Oktari Maulina - Sulistiya Permatasari - Valentin Ratna Tabel Kategorisasi Informan Pria Dalam Menginterpretasi Iklan Fair

n Lovely Versi Nikah atau S2 Dominant Hegemonic Position: - Bagus Mahardika Negotiated Position: - Yohan Christian Oppsitional Position: - Fahrezi Iskandar -Ikhromi - Ridwan Hariri

(25)

Pada informan yang termasuk ke dalam kategorisasi pemaknaan Dominant

Hegemonic Position baik pria maupun wanita memiliki sifat atau ciri dimana mereka

melihat tayangan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sebagai suatu iklan yang mempunyai pesan moral yang bagus, khususnya untuk perempuan. Tipe informan ini menilai suatu iklan yang bagus dilihat dari pesan yang disampaikan.

Tipe Informan dengan kategorisasi pemaknaan Negotiated Position menginterpretasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 dari segi endorser dan pesan atau jalan cerita iklan tersebut. Dimana informan kategori ini menyetujui dengan endorser nya yang dikatakan cantik sesuai untuk iklan produk kecantikan dan tidak menyetujui dengan jalan cerita dari iklan ini yang tidak nyambung.

Sedangakan Tipe informan baik pria maupun wanita dengan kategorisasi pemaknaan Oppsitional Positon menilai dimana mereka merasa bahwa iklan dari Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan suatu iklan yang tidak nyambung antara jalan cerita, pesan, dan produk nya. Hampir semua informan dalam kategori ini. Tipe informan daam kategori ini menilai bahwa iklan yang bagus adalah iklan yang mempunyai jalalan cerita yang pas atau sesuai dengan produk yang diiklankan, sehingga pesan yang disampaikan pun akan tepat.

4.3. Pengolahan Pesan Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan Bagi Seorang Wanita

Dalam teknik pengolahan pesan terdapat penyusunan pesan yang terdiri dari dua model penyusunan pesan, yakni penyusunan pesan yang bersifat informatif dan penysunan pesan yang bersifat persuasif. Dimana pada iklan Fair n Lovely

(26)

Versi Nikah atau S2 termasuk ke dalam model penyusunan pesan yang bersifat persuasif. Model penyusunan pesan yang bersifat persusasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Dan cara yang digunakan iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 dalam penyusunan pesan memakai teknik persuasi yaitu dengan metode Motivational Appeal.

Pihak Fair n Lovely mengatakan bahwa salah satu hal yang inngin disampaikan Iklan ini kepada khalayak yaitu untuk memotivasi wanita Indonesia agar dapat meraih cita-citanya dan mengejar mimpi-mimpi mereka. Fair n Lovely selaku pengiklan juga ini agar wanita Indonesia dapat termotivasi untuk maju dan menunjukkan potensinya. Dari iklan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana informan mengolah pesan yang disampaikan pada iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, apakah informan termotivasi oleh pesan yang disampaikan pada iklan tersebut terkait fenomena pilihan antara menikah atau S2.

4.3.1 Interpretasi Informan Wanita Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan

Dalam mengolah sebuah pesan terutama pesan iklan, setiap individu pasti memiliki jawaban yang beragam. Peneliti telah melakukan wawancara mendalam terhadap informan wanita, bagaimana mereka mengolah pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, beriikut merupakan jawaban hasil wawancara mendalam dengan informan wanita:

(27)

Informan Oktari menilai bahwa pesan yang disampaikan dalam iklan ini cukup bagus bagi wanita tapi dalam hal ini Oktari berpendapat bahwa pendidikan dapat dilakukan setelah seorang wanita telah menikah:

“Gw sih ngerti maksud pesan dari iklan ini yaitu mengajarkan bahwa pendidikan itu sangat penting dan menurut gw itu sebuah pesan yang bagus. Tapi gw pribadi menilai bahwa pendidikan itu bisa dilakukan sesudah menikah apalagi S2. Jadi gw sih tidak merasa termotivasi akan pesan yang disampaikan oleh iklan Fair n Lovely ini”

Menurut informan Valen, jika endorser dalam iklan Fair n Lovely ini merupakan tokoh wanita terkenal mungkin ia akan merasa termotiivasi:

“ Gw sih ga termotivasi melihat iklan ini, maksudnya ga termotivasi untuk lebih milih S2 dibanding menikah. Gw sih pengennya menikah dulu baru S2. Cuman kalau aja endorser dalam iklan ini seorang artis terkenal di Indonesia yang memang ia berpendidikan dan hidupnya banyak menginspirasi orang banyak, mungkin gw akan merasa termotivasi. Tapi disini endorser nya ga terkenal, jadi sama sekali ga termotivasi”.

Informan Nanda menyatakan bahwa pesan dalam iklan ini sebenarnya bagus tetapi tidak berdampak pada dirinya untuk lebih memilih S2 terlebih dahulu dibandingkan dengan pernikahan:

“ Pesan iklan ini lumayan baik sih. Cuman gw pribadi ga kerasa untuk termotivasi hanya karna iklan ini untuk segera lanjutin S2. Gw sih lebih milih nikah dulu, kecuali kalau gue disuruh pilih antara S1 atau menikah, ya gue akan pilih S1 dulu. Kalau ini kan S2, bisa pas abis nikah aja”.

Informan Sulistiya menyatakan dirinya lebih memilih untuk menikah terlbih dahulu dibandingkan dengan melanjutkan S2, dan dimana ia merasa bahwa iklan ini tidak

(28)

memberikan dirinya motivasi atau sesuatu yang berkesan untuk ia fikirkan ke depan:

“Kalo gw sih lebih memilih menikah dulu, S2 bisa nanti. Saat gw lihat iklan ini sih biasa aja, gw ga ngerasa termotivasi akan pesan iklan ini yang mengutamakan pendidikan yaitu S2 daripada menikah. Pesan dari iklan ini juga ga membuat gw terkesan apalagi sampai langsung memikirkan untuk S2”.

Sedangkan informan Amalia merasa bahwa pesan iklan Fair n Lovely ini sangat baik dan memberikan motivasi bagi dirinya untuk mendapatkan jodoh yang bagus dengan cara memperbagus dirinya dahulu:

“Pesan iklan nya bagus menurut gw. Menginspirasi gw untuk dapat memeperbaiki diri, meningkatkan kualitas diri gw untuk mendapatkan jodoh yang setara. Karna setau gw jodoh itu cerminanan dari diri kita. Kalo mau jodoh yang hebat, kita juga harus hebat. Gw merasa termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri gw”.

4.3.1.1 Analisis Dominant Hegemonic Position

Pemaknaan Dominant Hegemonic Position yaitu informan Amalia menilai bahwa pesan iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 cukup bagus. Pesan iklan ini menginspirasi Informan Amalia untuk dapat memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas diri untuk kelak mendapatkan jodoh yang setara dengan dirinya.

4.3.1.2 Analisis Negotiated Position

Setelah peneliti menganalisis inoforman wanita dalam mengolah pesan iklan fair n lovely versi nikah atau s2 terkait fenomena mana yang lebih penting

(29)

antara menikah atau pendidikan, peneliti tidak menemukan adanya informan wanita yang termasuk ke dalam kategori pemaknaan Negotiated Position.

4.3.1.3 Analisis Oppsitional Position

. Informan wanita yang termasuk di dalam kategori Opssitional Position yaitu Sulistiya, Nanda, Oktari dan Valen. Informan Sulistiya merasa bahwa ia tidak termotivasi akan pesan iklan Fair n Lovely ini. Informan Sulistiya mengatakan bahwa dirinya melihat iklan ini biasa saja dan tidak ada rasa motivasi untuk lebih memilih S2 daripada menikah. Ia tidak merasa terkesan dengan iklan yang disampaikan oleh produk Fair n Lovely ini.

Untuk informan Nanda menilai bahwa pesan dari iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sebenarnya cukup baik, akan tetapi dirinya tidak merasa termotivasi hanya karena melihat iklan ini untulk melanjutkan S2 dibandingkan dengan menikah. Menurut dirinya, ia lebih memilih untuk menikah terlebih dahulu dibandingkan dengan S2.

Sedangkan informan Oktari mengatakan bahwa ia cukup mengerti dari pesan yang dimaksud oleh iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini, bahwa pendidikan itu sangat penting, akan tetapi dirinya tidak merasa termotivasi untuk lebih memikirkan S2 dibandingkan dengan menikah. Karena menurutnya pendidikan S2 bisa dilakukan setelah seorang wanita menikah.

(30)

4.3.2 Interpretasi Informan Pria Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan Bagi Seorang Wanita

Dalam mengolah sebuah pesan terutama pesan iklan, setiap individu pasti memiliki jawaban yang beragam. Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan iklan produk kecantikan wanita, akan tetapi informan pria yang peneliti kumpulkan merupakan informan pria yang pernah melihat Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2. Secara garis besar, walaupun suatu iklan merupakan iklan untuk wanita, tidak menutup kemungkinan jika seorang pria melihat iklan tersebut juga. Peneliti telah melakukan wawancara mendalam terhadap informan pria, bagaimana mereka mengolah pesan Iklan Fair n Lovely, beriikut merupakan jawaban hasil wawancara mendalam dengan informan pria:

Informan Ridwan Hariri menyatakan bahwa iklan ini memiliki pesan yang bagus khususnya untuk wanita:

“ Walaupun iklan nya ga nyambung, tapi pesan dalam iklan ini bagus. Harus nya sih para wanita bisa termotivasi untuk mengutamakan pendidikan.”

Informan Fahrezi berpendapat bahwa menikah merupakan sebuah kewajiban sedangkan pendidikan merupakan sebuah pilihan, dimana suatu kewajiban harus dijalani terlebih dahulu:

“ Kalau menurut gw, pernikahan itu adalah sebuah kewajiban khususnya bagi wanita, kalau pendidikan itu kan pilihan. Sebaiknya seorang wanita harus melaksanakan kewajiban dahulu”.

(31)

Informan Bagus menilai bahwa pesan iklan ini cukup baik dimana seharusnya dapat menginspirasi wanita bahwa pernikahan bukanlah hal yang utama”

“ Pesan iklan nya bagus nih untuk para wanita. Ngajarin wanita bahwa pernikahan bukan hal yang utama, masih ada pendidikan yang lebih penting. Harusnya wanita termotivasi nih untuk mengutamakan pendidikan”.

Jawaban serupa juga diungkapkan Informan Yohan yang menyatakan bahwa pesan dalam iklan ini bagus untuk para wanita, akan tetapi hal tersebut kembali lagi kepada diri wanita itu sendiri:

“ Sebenernya pesan nya bagus sih dan gw setuju bahwa pendidikan adalah hal penting. Tapi balik lagi ke diri wanita itu sendiri, jika si wanita memang belum siap menikah kenapa harus dipaksakan. Ya tergantung kesiapan dan kemauan dari diri wanita itu sendiri.”

Sedangkan informan Ikhromi menilai bahwa pesan iklan Fair n Lovely ini seharusnya dapat memotivasi wanita untuk meningkatkan kualitas diri.

“ Kalau gw jadi wanita sih seharusnya gw akan termotivasi sih untuk meningkatkan kualitas diri dengan mengutamakan pendidikan dibandingkan dengan pernikahan. Kalau wanita itu pinter, berpendidikan, cowo mana sih yang ga mau. “

4.3.2.1 Analisis Dominant Hegemonic Position

Informan pria yang termasuk ke dalam pemaknaan Dominant Hegemonic Position yaitu Ikhromi, Bagus dan Ridwan Hariri. Seperti yang dikatakan oleh informan Ikhromi bahwa jika ia menjadi seorang wanita ia akan merasa termotivasi dari pesan iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini. Ia mengatakan jika seorang wanita itu pintar dan berpendidikan, hal itu menjadi nilai lebih bagi seorang pria.

(32)

Informan Bagus termasuk ke dalam pemaknaan Dominant Hegemonic Position dimana ia menilai bahwa pesan yang disampaikan oleh iklanFair n Lovely Versi Nikah atau S2 cukup bagus khususnya untuk para wanita. Pesan ini mengajarkan kepada wanita bahwa pernikahan bukanlah hal yang utama. Informan Bagus melihat bahwa pendidikan adalah hal yang lebih penting disbandingkan dengan urusan pernikahan dan ia berpendapat bahwa seharusnya seorang wanita bisa termotivasi dari pesan iklan ini.

Iinforman Ridwan Hariri termasuk ke dalam pemaknaan Dominant Hegemonic Position dimana ia mengatakan walau iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini tidak nyambung, akan tetapi pesan dalam iklan ini cukup bagus. Ia berpendapat seharusnya wanita bisa termotivasi untuk mengutamakan pendidikan.

4.3.2.2 Analisis Negotiated Position

Sedangkan Informan Yohan termasuk ke dalam kategori Negotiated Position dimana ia merasa setuju dengan pesan iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 bahwa pendidikan adalah hal yang penting, akan tetapi ia menuturkan bahwa hal tersebut kembali lagi kepada diri wanita itu sendiri. Ia mengatakan bahwa kita tidak bisa memaksakan pilihan seseorang, hanya diri sendiri lah orang tersebut lah yang berhak memilih nya.

4.3.2.3 Analisis Oppsitional Position

Dan informan Fahrezi termasuk dalam kategori Oppsitional Position dimana ia menilai bahwa pernikahan merupakan sebuah kewajiban khususnya bagi

(33)

wanita dan pendidikan merupakan sebuah pilihan. Informan Fahrezi mengatakan jika sebaiknya seorang wanita melaksanakan sebuah kewajiban terlebih dahulu.

4.3.3 FGD (Focus Group Discussion) Informan Dalam Mengolah Pesan Iklan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan Bagi Seorang Wanita

Selain melakukan wawancara mendalam terhadap informan wanita dan informan pria mengenai bagaimana informan mengolah pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, terkait fenomena S2 atau menikah, peneliti juga melakukan FGD (Focus Group Discussion) bersama seluruh informan. Dan peneliti mendapatkan jawaban yang beragam dalam diskusi ini:

“ Iklannya punya pesan yang bagus nih buat para wanita, harusnya pada termotivasi untuk ngutamain pendidikan” (Ridwan Hariri)

“ Ah engga, gw sih ga termotivasi. Mendingan nikah dulu, S2 bisa abis nikah” (Sulistiya)

“ iya gw setuju sama listi, gw juga ga termotivasi buat S2 dulu. Menikah juga penting” (Oktari)

“ Itu sih tergantung dari pribadi masing-masing dari wanita nya. Kalau belum siap menikah ya ga usah dipaksain” (Yohan)

“ Menikah itu wajib loh, apalagi buat wanita. Mending jalanain kewajiban dulu aja”.(Fahrezi)

(34)

“ Iya gw setuju, menikah itu kan wajib dan penting. Pendidikan bisa disusul nanti” (Valen)

“ Kalo gw sih pengen punya jodoh yang karirnya bagus, berpendidikan juga, jadi gw juga harus kaya gitu. Jodoh itu kan kaya diri kita. Gw sih termotivasi nih neglihat iklan ini” (Amalia).

“Sama , kalau gw jadi wanita juga gw akan termotivasi. Kalau cewe pinter, pendidikan tinggi, karir juga bagus, siapa sih cowo yang ga mau” (Ikhromi)13

Dari FGD (Focuss Group Discussion) yang sudah dilakukan berkaitan dengan bagaimana infrman mengolah pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 terkait fenomena mana yang lebih penting, menikah atau S2. Dalam hal ini peneliti menemukan jawaban yang beragam, dimana mayoritas informan wanita menilai bahwa menikah lebih penting daripada S2. Mereka beranggapan jika pendidikan terutama S2 bisa dilakukan setelah menikah kelak. Mayoritas informan wanita tidak merasa termotivasi untuk lebih memilih S2 dahulu dibandingkan menikah.

Sedangkan informan pria mempunyai pandangan yang beragam pula, seperti hal nya informan Ridwan Hariri dan Ikhromi, mereka menilai seharusnya seorang wanita bisa termotivasi dari iklan Fair n Lovely ini, degan lebih mementingkan S2 atau pendidikan dibandingkan dengan pernikahan terlebih dahulu. Berbeda dengan Fahrezi melihat bahwa pernikahan adalah hal yag wajib bagi seorang wanita, dan pendidikan

(35)

merupakan sebuah pilihan. Dalam FGD ini Fahrezi mengatakan lebih baik seorang wanita melaksanakan kewajiban nya terlebih dahulu yaitu dengan menikah.

Tabel 4.6 Tabel Kategorisasi Informan Wanita Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan

No Nama Dominant Hegemonic Position Negotiated Position Oppositional Position 1. Oktari Maulina Sulistiya Permatasari Valentin Ratna Nanda Fitria - - v 2. Amalia satriani v - -

Tabel 4.7 Tabel Kategorisasi Informan Pria Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan Bagi Wanita No Nama Dominant Hegemonic Position Negotiated Position Oppositional Position 1. Fahrezi Iskandar - - v 2. Bagus Mahardika Ridwan Hariri Ikhromi v - - 3. Yohan Christian - v -

Setelah melakukan analisa dan mengkelompokannya ke dalam dua jenis yaitu informan pria dan informan wanita, kini peneliti ingin membandingkan antara

(36)

hasil analisa informan pria dengan hasil analisa informan wanita untuk pemaknaan Dominant Hegemonic Position, Negotiated position, Oppsitional position tentang bagaimana informan mengolah pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, terkait fenomena S2 atau menikah.

Dari hasil analisa yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan 3 orang informan pria termasuk dalam kategori Dominant Hegemonic Position, 1 orang informan pria termasuk dalam kategori Negotiated Position dan 1 orang informan pria termasuk ke dalam kategori Oppsitional Position. Dalam analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan secara garis besar atau banyak nya kategori jika informan pria termasuk dalam kategori Dominant Hegemonic Position.

Sedangkan untuk informan wanita 4 orang termasuk dalam kategori Oppositional Position dan 1 orang termasuk kategori Dominant Hegemonic Position. Dapat ditarik kesimpulan secara garis besar atau banyak nya kategori jika informan wanita termasuk dalam kategori Oppositional Position.

Maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa informan pria dan informan wanita memiliki kategori pemaknaan yang berbeda dalam mengolah pesan iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 terkait dengan fenomena menikah atau S2 bagi seorang wanita. Dimana Informan pria secara garis besar termasuk ke dalam kategori Dominant Hegemonic Position dan Informan wanita termasuk ke dalam kategori Oppositional Position.

Dan untuk mengetahui juga bagaimana kategorisasi iforman wanita dan informan pria dalam Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau

(37)

S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan, dapat dilihat dari bagan terlampir:

Bagan 4.3 Bagan Kategorisasi Informan Wanita Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

Tabel Kategorisasi Informan Wanita Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang Lebih

Penting Antara Menikah Atau Pendidikan Dominant Hegemonic Position: - Amalia Satriani Negotiated Position: - Oppsitional Position - Oktari Maulina - Nanda Fitria - Valentin Ratna - Sulistiya Permatasri

(38)

Bagan 4.4 Bagan Kategorisasi Informan Pria Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

Tipe informan Dominant Hegemonic Position baik pria maupun wanita mempunyai ciri dimana mereka melihat bahwa iKlan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan iklan yang membuat penonton nya termotivasi. Informan pria dan wanita dalam tipe kategoriasasi pemaknaan ini memiliki ciri yang sama dimana mereka melihat suatu pesan yang bagus dalam iklan ini, dimana pesan yang disampaikan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting.

Tipe informan Negotiated Position merupakan tipe informan yang lebih netral dimana melihat bahwa soal pernikahan dan pendidikan merupakan keyakinan dan kesiapan bagi seseorang yang menjalani nya. Sedangkan bagi tipe informan Oppsitional Position baik pria maupun wanita menolak bahwa iklan ini mampu memotivasi penonton nya. Tipe informan ini cenderung lebih memilih pernikahan dahulu dibandingkan pendidikan.

Tabel Kategorisasi Informan Pria Dalam Mengolah Pesan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 Terkait Fenomena Mana Yang

Lebih Penting Antara Menikah Atau Pendidikan Dominant Hegemonic Position: - Ikhromi - Ridwan Hariri - Bagus Mahardika Negotiated Position:

- Yohan Christian Oppsitional Position:

(39)

4.4 Interpretasi Informan Terhadap Endorser Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2

Endorser ialah icon atau sosok tertentu yang di pakai dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas dan penyampaian pesan produk. Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari peran bintang iklan dalam mempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut di tayangkan dalam media televisi.

Pada iklan Fair n Lovely Vesi Nikah atau S2, menampilkan seorang endorser atau bintang utama yaitu wanita muda dengan paras cantik mengenakan hijab yang bernama asli Gita Virga. Gita Virga merupakan seorang aktris yang kerap bermain di beberapa judul sinetron dan film, dan juga merupakan bintang iklan pada berbagai produk. Salah satu nya adalah Fair n Lovely. Produk Fair n Lovely mempunyai target pasar yaitu wanita muda dengan berbagai kalangan. Dengan usia minimum pemakaian yaitu 17 tahun . Selaras dengan usia endorser utama nya yaitu Gita Virga yang berusia 22 tahun.

Kehadiran Gita Virga pada iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan kali pertama nya, sebelumnya iklan produk Fair n Lovely menggunakan Endorser artis terkenal yaitu Jessica Milla. Pada iklan Fair n lovely Versi Nikah atau S2 juga turut menghadirkan aktris Jessica Milla walaupun hanya sebentar saja, dan bukan menjadi pemeran utama dalam sebuah iklan.

Penggunaan bintang iklan dalam sebuah media televisi merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Efektif atau

(40)

tidaknya memilih figur atau icon dalam kegiatan promosi tentunya di pengaruhi oleh image yang di tentukan masyarakat mengenai sosok tersebut. Dari iklan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana informan menginterpretasi endorser dalam iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2.

4.4.1 Interpretasi Informan Wanita Terhadap Endorser Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2

Peneliti telah melakukan wawancara mendalam terhadap informan wanita mengenai endorser dalam Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2. Didapatkanlah jawaban hampir beragam dari seluruh informan wanita. Berikut merupakan hasil wawancara mendalam yang sudah peneliti lakukan terhadap informan wanita: Menurut informan Nanda,sebenarnya endorser iklan Fair n Lovely cukup sesuai. Ia mengatakan kalau sebaiknya endorser dari iklan Fair n Lovely adalah artis yang terkenal.

“Klo gw lihat sih endorser nya cantik, masih muda juga, karena yang gw tahu kan Fair n Lovely produk nya buat anak muda, menurut gw sih sesuai untuk iklan produk kecantikan. Tapi sayang endorser nya ga terkenal, sebaiknya sih di iklan Fair n Lovely ini menggunakan endorser artis wanita yang sudah jelas terkenal dan menginspirasi”

Menurut Oktari, endorser pada iklan Fair n lovely cukup sesuai dari segi fisik, dirinya menyayangkan bahwa sosok artis Jessica Milla tidak dijadikan endorser utama lagi untuk Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini. Informan Oktari mengatakan jika endorser sebuah iklan merupakan artis terkenal, kemungkinan iklan akan lebih menarik dan mempunyai nilai jual.

(41)

“Menurut gw sih endorser nya cantik, kalau dari segi fisik sih sesuai untuk iklan kecantikan. Tapi sayang banget Jessica Milla nya bukan jadi bintang utama, Cuma sebentar aja di iklan ini. Padahal Jessica Milla kan lebih terkenal. Kalu endorser yang sekarang gw gatau siapa. Menurut gw juga, kalau sebuah iklan itu menggunakan endorser seperti artis terkenal, pasti iklan nya lebih menarik deh, dan punya nilai jual sehingga penonton juga tertarik”.

Sama hal nya dengan Informan Sulistiya yang mengatakan bahwa ia tidak mengetahui endorser dari iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini. Faktor citra endorser, apakah ia terkenal atau tidak nya ternyata diperhatikan juga oleh informan Sulistiya:

“Gw sih gatau endorser yang jadi pemeran utama dalam iklan ini siapa, kayanya ga terkenal deh. Tapi cantik sih endorser nya, jadi lumayan cocok untuk iklan sebuah produk kecantikan.Harus nya sih pake artis yang nama nya udah dikenal aja atau artis yang mempunyai banyak prestasi, biar sesuai aja sama jalan cerita iklan nya. Jadi lebih bagus pasti iklan nya”. Informan Valen mengatakan bahwa endorser dalam iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 cukup sesuai dari segi wajah dan usia. Dirinya menyayangkan kalau endorser nya kurang terkenal:

“Cantik sih endorser nya yang perempuan, masih muda juga, pas lah dengan produk Fair n Lovely. Cuman sayang ga terkenal dan sayang juga Jessica Milla nya Cuma sebentar di iklan ini, jadi biasa aja deh iklan nya”. Sedangkan menurut informan Amalia, endorser dalam iklan Fair n Lovely cukup sesuai dengan kriteria produk Fair n Lovely, walaupun kurang terkenal ia merasa endorser dalam iklan Fair n Lovely sudah mewakili semuanya:

(42)

“Endorser nya cantik dan masih muda gitu, pas banget sih sama iklan nya. Yang gw tahu Fair n Lovely itu kan produk kecantikan untuk wanita remaja dan endorser nya juga menampilkan sosok wanita yang masih muda sesuai dengan target produk nya. Menurut gw secara keseluruhan endorser nya sudah mewakili produk Fair n lovely”.

4.4.1.1 Analisis Dominant Hegemonic Position

Untuk pemaknaan Dominant Hegemonic Position yaitu informan Amalia menilai bahwa Fair n Lovely merupakan produk kecantikan yang di tujukkan untuk target market usia muda atau remaja. Melihat dari segi tersebut, informan Amalia merasa bahwa Endorser yang digunakan pada Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sangat sesuai, merupakan wanita muda yang cantik sesuai dengan target market yang dituju oleh produk Fair n Lovely. Secara keseluruhan informan Amalia mengatakan bahwa endorser dalam iklan ini sudah mewakili apa yang ingin disampaikan oleh produk Fair n Lovely.

4.4.1.2 Analisis Negotiated Position

Dalam wawancara yang sudah dilakukan peneliti terhadap informan wanita, empat orang informan wanita termasuk dalam pemaknaan Negotiated Position. Salah satu Informan yang termasuk ke dalam kategori Negotiated Position yaitu Sulistiya. Informan Sulistiya mengatakan bahwa endorser pada iklan Fair n Loevly Versi Nikah atau S2 dinilai sudah cocok untuk sebuah bintang iklan produk kecantikan. Akan tetapi ia merasa bahwa endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 kurang dikenal oleh publik. Ia berpendapat bahwa seharusnya Fair n Lovely menggunakan endorser seorang artis yang sudah dikenal public dan mempunyai

(43)

banyak prestasi sesuai dengan jalan cerita iklan sehingga iklan yang dihasilkan akan lebih bagus.

Untuk informan Nanda yang juga merupakan kategori Negotiated Position menilai bahwa endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 kurang terkenal, ia berpendapat bahwa sebaiknya Fair n Lovely menggunakan endorser seorang artis yang sudah banyak dikenal public dan artis yang dapat menginspirasi banyak orang. Akan tetapi ia merasa bahwa endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sudah cukup sesuai dengan penampilan endorser yang berparas cantik, dan dengan usia yang masih muda, sesuai dengan target produk Fair n Lovely sendiri yaitu remja.

Informan Oktari juga merupakan informan yang termasuk ke dalam kategori pemaknaan Negotiated Position dimana ia merasa bahwa endorser pada iklan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 secara fisik sudah sesuai untuk menjadi erndorser iklan produk kecantikan wanita. Ia menyanyangkan kehadiran aktris Jessica Milla yang merupakan endorser pada iklan Fair n Lovely sebelumnya tampil minim dalam Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini. Ia berpendapat bahwa jika Fair n Lovely memilih endorser yang lebih terkenal seperti aktris Jessica Milla, iklan tersebut akan lebih menarik dan mempunyai nilai jual, sehingga penonton akan lebih tertarik.

Informan Valen yang juga merupakan informan dengan kategori pemaknaan Negotiated Position memberikan pendapatnya jika endorser pada Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 cukup pas untuk sebuah iklan produk kecantikan. Pas dalam arti kata endorser nya memiliki wajah yang cantik, dan terlihat muda

(44)

sesuai dengan citra produk. Valen menyangkan bahwa endorser dalam iklan ini tidak terkenal dan Jessica Milla yang merupakan endorser Fair n Lovely sebelumnya tampil sedikit dalam Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sehingga ia merasa bahwa iklan ini biasa saja.

4.4.1.3 Analisis Oppsitional Position

Setelah peneliti menganalisis inoforman wanita dalam menginterpretasi endorser Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2, peneliti tidak menemukan adanya informan wanita yang termasuk ke dalam kategori pemaknaan Oppsitional Position. Dimana mayoritas informan wanita merasa bahwa endorser Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2 cukup sesuai.

4.4.2Interpretasi Informan Pria Terhadap Endorser Iklan Fair N Lovely Versi Nikah Atau S2

Sebagai seorang pria, kriteria seorang endorser dalam sebuah iklan memiliki daya tarik tersendiri. Khususnya bagi iklan produk kecantikan untuk wanita, dimana informan pria lebih banyak menilai dari segi fisik endorser tersebut. Peneliti telah melakukan wawancara mendalama dengan informan pria, berikut merupakan hasil wawancara mendalam dengan informan pria:

Menurut informan Fahrezi, endorser iklan Fair n Lovely ini menarik dan sesuai. Walaupun jalan cerita dari iklan tersebut dapat dikatakan tidak menarik, akan tetapi Fahrezi lebih melihat iklan tersebut dari segi endorser nya, vantik atau tidak endorser tersebut:

(45)

“Menurut gw endorser nya cantik banget, pas lah untuk iklan produk kecantikan. Walupun ceritanya ga nyambung, tapi kalau endorser nya cantik sih ga apa-apa. Apalagi ini iklan perempuan, iklan produk kecantikan”.

Informan Yohan mengatakan bahwa endorser iklan Fair n lovely menarik. Sehinnga ia sebagai pria merasa tertarik untuk menonton iklan ini.

“Endorser nya menarik, cantik dan manis. Gw sebagai lelaki merasa tertarik menonton iklan Fair n Lovely salah satunya karena factor endorser nya”.

Informan Ridwan Hariri berpendapat bahwa endorser iklan Fair n Lovely ini kurang dikenal. Menurutnya dengan jalan cerita yang berlatar soal pendidikan dan menikah, seharusnya menghadirkan sosok endorser selain cantik, terkenal dan juga menginspirasi:

“Gw melihatnya endorser di iklan Fair n Lovely ini ga terkenal, gw aja ga tau dia siapa. Klo menurut gw dengan jalan cerita iklan Fair n Lovely yang berlatar soal pilihan seseorang dalam hal pendidikan dan pernikahan, harusnya menghadirkan sosok endorser seperti artis yang jelas sudah terkenal, cantik udah pasti karena iklan produk kecantikan dan satu lagi yang punya citra baik atau yang inspiratif”.

Menurut informan Ikhromi, endorser dari iklan Fair n Lovely ini sudah mewakili criteria untuk iklan produk kecantikan:

“Menurut gw sih endorser nya pas lah, cantik, menarik, kelihatan masih muda juga. Jadi pas banget sih untuk iklan produk kecantikan wanita kaya Fair n Lovely ini”.

(46)

Sedangkan menurut informan Bagus, ia berpendapat dari segi fisik endorser ini memang sesuai untuk iklan produk kecantikan, akan tetapi ia menyayangkan kalau endorser nya kurang dikenal:

“Gw ngelihatnya sih endorser cantik, dari segi fisik ok lah, putih, cantik, dan masih muda. Pas untuk iklan produk kecantikan. Tapi sayang aja endorser nya ga terkenal. Padahal secara kesulurahan iklan nya udah bagus. Baiknya sih kalau pakai endorser yang memang udah terkenal aja, menjadi daya tarik lebih buat iklan nya”

4.4.2.1 Analisis Dominant Hegemonic Position

Informan pria yang termasuk ke dalam pemaknaan Dominant Hegemonic Position yaitu Ikhromi, Fahrezi dan Yohan. Seperti yang dikatakan oleh informan Ikhromi bahwa endorser dalam Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 merupakan endorser yang sesuai dengan jenis iklan produk kecantikan, hal tersebut dilihat Ikhromi dari segi fisik endorser yang berparas cantik, menarik, dan usia yang terlihat muda.

Informan Fahrezi termasuk ke dalam pemaknaan Dominant Hegemonic Position dimana ia menilai walaupun Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 tidak nyambung antara jalan cerita dengan produk nya, endorser untuk iklan ini sudah sesuai untuk iklan produk Fair n Lovely yang notabene adalah produk kecantikan khususnya wajah, karena menampilkan endorser dengan tampilan fisik yang cantik.

Iinforman Yohan termasuk ke dalam pemaknaan Dominant Hegemonic Position dimana ia sebagai seorang pria tertarik melihat iklan wanita yaitu iklan produk kecantikan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini dikarenakan salah satu faktornya adalah sang endorser nya yang cantik dan menarik.

(47)

Informan Bagus termasuk ke dalam kategori Negotiated Position dimana ia merasa secara keseluruhan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 sudah bagus, dari segi cerita, pesan dan juga pemilihan endorser yang sesuai yaitu endorser dengan kriteria fisik yang cantik, menarik, putih dan masih muda sesuai dengan produk yang diiklankan yaitu produk kecantikan wajah Fair n Lovely. Tetapi informan Bagus menyayangkan sosok endorser yang kurang dikenal atau dapat dikatakan merupakan artis yang tidak terkenal. Menurut Bagus, ada baiknya seorang endorser iklan merupakan sosok yang banyak dikenal publik, sehingga menjadi daya tarik lebih untuk sebuah iklan.

4.4.2.3 Analisis Oppositional Position

Dan informan Ridwan Hariri termasuk dalam kategori Oppsitional Position dimana ia menilai bahwa endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 kurang sesuai, dikarenakan jalan cerita produk ini adalah mengenai sebuah pilihan antara pendidikan dan pernikahan. Dimana informan Ridwan Hariri menganggap bahwa dibutuhkan sosok endorser yang merupakan seorang publik figur yang sudah jelas terkenal dan mempunyai cerita hidup yang inspiratif dan juga mempunyai citra yang baik. Informan Ridwan Hariri mengatakan bahwa ia tidak mengetahui public figur yang menjadi endorser pada Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini.

4.4.3 FGD (Focus Group Discussion) Informan Dalam Menginterpretasi Endorser Iklan Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

Selain melakukan wawancara mendalam terhadap informan wanita dan informan pria mengenai bagaimana informan menginterpretasi endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2, peneliti juga melakukan FGD (Focus Group

(48)

Discussion) bersama seluruh informan. Dan peneliti mendapatkan jawaban yang beragam dalam diskusi ini:

“Endorser nya sih cantik yah pas sih untuk iklan Fair n Lovely sebagai produk kecantikan, Cuma endorser nya ga terkenal. Harus nya pakai artis wanita yang udah terkenal aja” (Nanda)

“Iya gw setuju sama Nanda klo endorser nya ga terkenal, sayang banget peran Jessica Milla Cuma sebentar banget di iklan ini. Padahal dia lebih terkenal tuh. Tapi bukan berarti endorser nya yang sekarang ga sesuai yah” (Oktari)

“Menurut gw sih sesuai-sesuai aja kok endorser nya, yang penting kan klo iklan wanita apalagi produk kecantikan endorser nya harus cantik, putih, biar masyarakat tertarik sama iklan dan mau beli produk tersebut” (Fahrezi) “Iya gw sebagai lelaki aja tertarik kok melihat iklan Fair n lovely ini karena endorser nya menarik, cantik. Ya sukses lah sebagai model iklan kecantikan”. (Yohan)

“Gw kurang setuju sih, endorser itu ga cuma modal cantik aja, minimal artis yang udah terkenal, punya citra bagus, dan menginspiratif. Biar sesuai dengan tema iklan nya.” (Ridwan Hariri)

“Fisik itu pasti yang dilihat duluan deh kalo nonton iklan. Klo gw sih klo nonton iklan lihat dari bintang iklan nya, cantik apa engga, tergantung produk nya juga. Klo ini sih pas lah” (Ikhromi)

(49)

“gw juga sependapat emang endorser nya pas untuk iklan ini , tapi yang paling disayangkan itu Cuma dia ga terkenal aja. Harus nya pakai Jessica Milla Lagi aja” (Valen)

“iya gw aja ga tau itu siapa artis nya hehe, padahal overall iklan nya udah ok. Ya tapi dari segi fisik pas untuk iklan produk kecantikan” (Bagus) “Lebih bagus tuh pake artis kaya Dian Sastro, cantik, terkenal, menginspiratif. Cocok buat jalan cerita iklan nya” (Sulistiya)14

Dari hasil FGD (Focuss Group Discussion) yang telah dilakukan berkaitan dengan bagaimana informan menginterpretasi endorser Iklan Fairn Lovely Versi Nikah atau S2, terdapat jawaban yang beragam antara informan pria dan informan wanita. Dalam FGD ini, mayoritas informan wanita berpendapat bahwa endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2 ini sebenar nya cukup sesuai hanya saja informan wanita berangapan bahwa sang endorser dalam iklan ini tidak cukup terkenal. Informan wanita menilai akan lebih baik jika endorser dalam iklan Fair n Lovely ini adalah sosok artis yang memang sudah terkenal dan mempunyai kehidupan yanhg inspiratif.

Sedangkan dari hasil FGD (Focuss Group Discussion) mayoritas informan pria menilai bahwa endorser dalam iklan Fair n LovelyVersi Nikah atau S2 ini cukup sesuai. Informan pria lebih menekankan kriteria fisik untuk seorang endorser. Mereka berpendapat bahwa endorser iklan Fair n Lovely ini cukup cantik, putih dimana cocok untuk seorang endorser iklan kecantikan.

(50)

Tabel 4.8 Tabel Kategorisasi Informan Wanita Dalam Menginterpretasi Endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

No Nama Dominant Hegemonic Position Negotiated Position Oppositional Position 1. Oktari Maulina Sulistiya Permatasari Valentin Ratna Nanda Fitria - v - 2. Amalia satriani v - -

Tabel 4.9 Tabel Kategorisasi Informan Pria Dalam Menginterpretasi Endorser Iklan Fair n Lovely Versi Nikah atau S2

No Nama Dominant Hegemonic Position Negotiated Position Oppositional Position 1. Fahrezi Iskandar Yohan Christian Ikhromi

v

- - 2. Bagus Mahardika v 3. Ridwan Hariri v

Setelah melakukan analisa dan mengelompokkannya ke dalam dua jenis yaitu informan pria dan informan wanita, kini peneliti ingin membandingkan antara

Gambar

Tabel 4.1  Visualisasi Iklan Fair n Lovely Versi Nikah Atau S2
Tabel  4.2 Informan Pria
Tabel 4.3 Informan Wanita
Tabel 4.5 Tabel Kategorisasi Informan Pria Dalam Menginterpretasi Iklan Fair n  Lovely Versi Nikah atau S2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses biodegradasi yang terjadi pada umumnya dipengaruhi oleh interaksi antara enzim yang disekresi oleh mikroorganisme berupa enzim pengkatalis reaksi hidrolisis

 Sekolah SLB se Kabupaten Malang  Surat masuk dan keluar.. Menyusun rencana kegiatan pelestarian, pembinaan, dan pengembangan olahraga massal pada lingkup olahraga

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di Desa Widarasari mengenai pengelolaan pendidikan karakter bagi remaja melalui pendekatan nilai- nilai

Fauzan mengatakan tidak sedikit orang yang bertanya mengenai shalat Shubuh Jum‟at terutama ketika bulan puasa, orang yang tidak perah mengikuti shalat Shubuh Jum‟at

Analisis dengan One Way Anova menunjukkan hasil yang bermakna (p=0,037).Terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit manggis pada kadar glukosa darah pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bungkil kelapa baik tanpa fermentasi (BKTF) maupun bungkil kelapa hasil fermentasi dengan ragi tape (BKFRT) tidak

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan Penggunaan Peraturan Bupati Untuk Mengatur Harga Tanah Dalam Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan

Gambar di atas dapat diterjemahkan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang