Prinsip keterbukaan atau transparansi merupakan syarat mutlak yang bersifat universal dalam bisnis pasar modal demi terciptanya suatu pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien.
Para pelaku pasar modal dituntut untuk menerapkan prinsip keterbukaan sehingga kepada para pemodal dapat diberikan perlindungan optimal terhadap
praktek yang merugikan. Bila fungsi prinsip keterbukaan ini dilaksanakan dengan baik akan dapat memberikan manfaat, antara lain :122
1. Terciptanya suatu perdagangan yang fair dan efisien, karena semua pemodal / investor memperoleh informasi yang sama (equal treatment) 2. Kepercayaan investor meningkat terhadap pasar modal dan juga terhadap
emiten, sehingga menambah nilai perusahaan
3. Transparansi akan mencegah penyimpangan atau penipuan dalam pasar modal sehingga dapat meminimumkan kerugian para investor
Pengertian prinsip keterbukaan atau disebut juga dengan prinsip transparansi dalam UUPM diartikan sebagai berikut:123
Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.
Prinsip keterbukaan menegaskan bahwa setiap perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal diwajibkan mengungkapkan seluruh informasi mengenai fakta material secara transparan (full disclosure) mengenai kondisi usahanya, termasuk keuangan, aspek hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan kepada para investor.124
122
Iman Sjahputra, Pengantar Hukum Pasar Modal, hal 84
Keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan pada saat perusahaan tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat investor
123
Pasal 1 angka 25 UUPM.
124
pertama kali pada pasar perdana, tetapi juga wajib dilakukan pada saat efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.125
Handy M. Fakhruddin mengatakan, prinsip keterbukaan sebagai oksigen pasar modal. Ini berarti jika oksigen tidak ada, potensial mengakibatkan pasar modal akan mengalami stagnasi (hambatan). Membuka informasi fakta material pada waktunya, berarti fakta material tersebut dibuka secara penuh (full disclosure) kepada para investor.126 Dengan melaksanakan prinsip keterbukaan pada hakikatnya sebagai wujud perlindungan terhadap para investor dari kemungkinan kerugian yang terjadi.127
Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga investor secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. Tanpa kewajiban melaksanakan prinsip keterbukaan mustahil tercipta pasar modal yang efisien, sebaliknya bisa terjadi kemungkinan investor yang tidak memperoleh informasi karena tidak meratanya informasi kepada investor yang disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau terdapat suatu informasi yang belum tersedia untuk publik, tetapi telah disampaikan kepada orang-orang tertentu.128
125
Ibid.
126
Hendy M. Fakhruddin, Go Public…Op. cit, hal. 157.
127
Jusuf Anwar, Op. Cit., hal. 209.
128
Informasi yang diwajibkan dibuka (disclose) adalah informasi atau fakta material yang potensial mempengaruhi keputusan investor. Fakta material yang dimaksud menyangkut segala informasi atau data penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa dan keputusan investor, calon investor, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta material tersebut.129
Bismar Nasution mengatakan prinsip keterbukaan sebagai jiwa pasar modal sekaligus dapat memberikan peluang bagi investor untuk mempertimbangkan mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.130
Fokus sentral dari hukum pasar modal adalah prinsip keterbukaan, oleh karena hakikatnya prinsip keterbukaan membuat investor atau pemegang saham dan pelaku-pelaku bursa mempunyai informasi yang cukup dan akurat dalam pengambilan keputusannya dalam berinvestasi.
Tujuan prinsip keterbukaan untuk menciptakan efisiensi dalam transaksi efek di mana para investor dalam perdagangan efek dapat melakukan perdagangan secara transparan, adil, dan bijaksana.131
129
Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, dan Bismar Nasution, Op. cit, hal. 11.
Menciptakan pasar modal yang likuid dan efisien bergantung kepada lembaga-lembaga yang ada di dalam pasar modal untuk
130
Bismar Nasution, ”Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal”, Makalah Disampaikan pada Seminar Mengupas serta Mencermati Fenomena Tindak Pidana di Pasar Modal, pada Bina Manajemen Bisnis dan Investasi Dharma Nusantara, Jakarta, Tanggal 8 Mei 2003, hal. 1.
131
memberikan kemampuan investasi dan kualitas pelayanan yang tinggi melalui pelaksanaan prinsip keterbukaan.132
Suatu teori yang memandang pembenaran dari prinsip keterbukaan ini difokuskan berbagai alasan sebagaimana yang disebutkan oleh John C. Coffee, alasannya adalah:
133
1. Karena informasi memiliki berbagai karakteristik dari suatu barang umum; 2. Ketidakefisienan yang lebih besar akan terjadi tanpa sistem keterbukaan;
3. Karena munculnya teori self induced disclosure yang terlalu banyak memandang bahwa kepentingan manajer dan pemegang saham dapat diluruskan secara sempurna; dan
4. Karena dalam pasar modal yang efisien, masih ada informasi lain yang dibutuhkan oleh investor untuk mengoptimalkan portofolio sahamnya. Informasi demikian sangat baik diberikan melalui prinsip keterbukaan secara wajib.
Kurangnya ketersediaan informasi bukan berarti bahwa informasi yang diberikan emiten tidak dapat diverifikasi secara optimal. Prinsip keterbukaan sebagai suatu strategi pengurangan biaya dengan konsekuensi adanya jaminan keakuratan informasi secara baik dan transparan. Prinsip keterbukaan mengantisipasi kerugian investor karena para investor dapat membeli atau menjual saham berdasarkan informasi material yang diperolehnya.134
Prinsip keterbukaan disebut juga dengan prinsip transparansi. Barry A.K Rider, mengatakan “Sun light is the best disinfectant and electric light the policeman.” Dalam pasar keuangan pendapat tersebut tidak perlu lagi dibuktikan,
132
Bapepam, Cetak Biru Pasar Modal di Indonesia 2000-2004, (Jakarta: Bapepam, 1999), hal. 17.
133
John C. Coffee dalam Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op. cit., hal. 24-25.
134
tetapi lebih banyak tergantung kepada informasi apa yang harus diungkapkan dan kepada siapa informasi itu disampaikan. Prinsip keterbukaan sekarang ini bukan merupakan hal baru, tetapi sudah merupakan sejarah yang panjang dalam kegiatan perusahaan atau di dunia pasar modal.135
Keterbukaan dalam transaksi efek menghendaki seluruh informasi mengenai keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan yang akan melakukan emisi saham menyebabkan calon investor dapat memahami dan memutuskan kebijakan untuk investasinya.
Prinsip keterbukaan dilaksanakan melalui penyampaian laporan mengenai fakta material. Prinsip keterbukaan mulai diterapkan dalam mekanisme pasar modal yakni pada saat perusahaan memasuki tahap pra pencatatan pernyataan pendaftaran. Pernyataan pendaftaran yang wajib diserahkan kepada Bapepam terdiri dari prospektus awal (preliminary prospectus) dan dokumen-dokumen pendukung.136
Keterbukaan berlaku sejak emiten atau perusahaan publik tersebut didaftarkan (listing) di bursa, maka sejak itu emiten tersebut wajib melaporkan dan membuka ke publik mengenai segala sesuatunya yang ada di dalam prospektus. Keterbukaan pada saat ini ditujukan kepada Bapepam (Otoritas Jasa Keuangan) antara lain pernyataan tentang fakta material dalam prospektus harus sejelas-jelasnya dibuka termasuk
135
Bismar Nasution, “Aspek Hukum Dalam Transparansi Pengelolaan Perusahaan BUMN/BUMD Sebagai Upaya Memberantas KKN”, Makalah Disampaikan pada Semiloka Peran Masyarakat (Stakeholder) melalui lembaga Pengawasan Pengelolaan Perusahaan Dalam Mendukung Pelaksanaan Good Corporate Governance Di Sumatera Utara, pada tanggal 30 April 2003, hal. 5-6.
136
John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Dictionary of Finance and InvestmentTerm, Penerjemah Soesanto Budhidarmo, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), hal. 438.
laporan berkala atau laporan atas peristiwa yang dapat mempengaruhi harga efek perusahaan .137
Pelanggaran ketentuan pelaksanaan prinsip keterbukaan dapat juga dipahami dari praktek perdagangan orang dalam (insider trading). Karena orang dalam (insider) mempunyai informasi yang mengandung fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham.138
Informasi fakta material perusahaan menyangkut segala data, fakta ataupun peristiwa yang telah, akan atau dapat terjadi di dalam atau berkaitan dengan perusahaan, baik informasi menyangkut efek yang diterbitkan perusahaan ataupun tidak berkaitan dengan efek perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk informasi fakta material perusahaan dapat berupa informasi publik, informasi non publik, informasi yang jelas; dan informasi material yang sensitif.
Perbuatan insider yang curang berarti menggunakan fakta material yang bukan miliknya untuk kepentingannya sendiri.
139
Dalam pasar modal, informasi yang wajib diungkapkan (disclose) adalah informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam perdagangan saham perusahaan.
Emiten atau perusahaan publik adalah pihak yang memiliki kewajiban terbanyak untuk melakukan keterbukaan informasi. Hal ini dapat dimaklumi karena
137
Jusuf Anwar, Op. cit., hal. 105.
138
Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, Good Corporate Governance, Perlindungan Lingkungan Hidup dan Insider Trading, (Medan: USU, 2005), hal. 47.
139
emiten telah memperoleh banyak manfaat dari pasar modal yaitu mendapat dana dalam jumlah besar yang berasal dari investor.
Pada dasarnya pelaksanaan keterbukaan di pasar modal yang dilakukan oleh emiten dapat dikelompokkan atas :
1. Tahap keterbukaan pada saat melakukan penawaran umum (Primary market level)
2. Tahap keterbukaan setelah emiten mencatatkan dan memperdagangkan sahamnya di bursa efek (secondary market level) yaitu emiten wajib menyampaikan secara terus menerus laporan berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan dan kepada bursa (Continuously disclosure)
3. Tahap keterbukaan karena terjadi peristiwa penting (bersifat insidentil) yang laporannya harus disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan kepada bursa (Timely Disclosure).140
4. Keterbukaan informasi dalam rangka pelaksanaan aksi korporasi (corporate action)
5. Kewajiban Public Expose141
Aspek-aspek keterbukaan informasi tersebut di atas diuraikan lebih lanjut seperti di bawah ini.
140
Iman Sjahputra, Pengantar Hukum Pasar Modal , Op cit , hal 85
141
1. Laporan Pasar Perdana
Laporan Pasar Perdana merupakan jenis pelaporan emiten sehubungan dengan pelaksanaan penawaran umum saham kepada publik di mana salah satu periode kegiatan penawaran umum adalah penjatahan. Manajer Penjatahan harus melaporkan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan.142
2. Laporan Berkala
Laporan Berkala merupakan kewajiban keterbukaan informasi yang disampaikan emiten kepada Bapepam-LK (Otoritas Jasa Keuangan/ OJK) dan Bursa Efek pada periode yang telah ditentukan dan sifatnya berulang yaitu Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan Tahunan, dan Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Emiten wajib mengumumkan laporan tersebut dalam 2 (dua) surat kabar harian, dan bukti pengumuman tersebut harus diserahkan kepada OJK selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman.143
3. Laporan Insidentil
Peraturan Bapepam Nomor X.M.1 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu berbunyi : Direktur atau komisaris emiten wajib melaporkan kepada Bapepam (OJK) atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikan atas saham
142
Loc. cit
143
perusahaan selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak terjadinya transaksi. Kewajiban tersebut juga berlaku bagi setiap pihak yang memiliki 5 % (lima persen) atau lebih saham disetor. Selain itu emiten wajib mengumumkan kepada masyarakat, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terdapat fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan: keputusan investasi pemodal, adanya permohonan Pailit/PKPU, RUPS, penggantian akuntan publik, perubahan anggaran dasar
4. Keterbukaan Aksi Korporasi
Hal-hal yang harus dilaporkan antara lain: adanya transaksi afiliasi, transaksi benturan kepentingan, transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama, pengambilalihan perusahaan terbuka, penggabungan atau peleburan usaha, buy back
saham, right issue, penawaran tender, dll.144
5. Kewajiban Public Expose
Public expose adalah suatu pemaparan umum kepada publik untuk menjelaskan mengenai kinerja emiten agar informasi mengenai emiten tersebut tersebar merata. Wajib dilakukan minimum sekali dalam setahun (Peraturan BEJ No. 1-E).145
144
Iman Sjahputra, Op. cit., hal 537
145