• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENENTUAN FAKTA MATERIAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL A. Instrumen Utama dan Para Pelaku Terkait di Pasar Modal 1. Saham Sebagai Instrumen Utama yang Diperdagangkan di Pasar Modal - Analisis Hukum Terhadap Investor I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PENENTUAN FAKTA MATERIAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL A. Instrumen Utama dan Para Pelaku Terkait di Pasar Modal 1. Saham Sebagai Instrumen Utama yang Diperdagangkan di Pasar Modal - Analisis Hukum Terhadap Investor I"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENENTUAN FAKTA MATERIAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL

A. Instrumen Utama dan Para Pelaku Terkait di Pasar Modal

1. Saham Sebagai Instrumen Utama yang Diperdagangkan di Pasar Modal Saham merupakan instrumen atau efek yang paling utama diperdagangkan di pasar modal.69

Saham merupakan salah satu dari jenis-jenis efek yang ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 UU No.8 Tahun 1995. Pengertian saham dalam Wall Street Dictionary

diartikan sebagai stock yaitu sebuah unit kepemilikan perusahaan.

Selain itu masih banyak jenis efek yang dapat diperjualbelikan melalui Pasar Modal, dalam Pasal 1 angka 5 UU No.8 Tahun 1995 antara lain adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

70

Saham berupa tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau suatu badan dalam suatu perusahaan.71 Kepemilikan atas saham , berupa institusi atau individual, mencerminkan kepemilikan atas perusahaan publik (emiten) tersebut..72

69

Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op. Cit., hal. 18.

70

R.J. Shook, Wall Street Dictionary, Kamus Lengkap Wall Street, Sumber Acuan Istilah Keuangan Terkini, (Jakarta: Erlangga dan Gelora Aksara Pratama, 2002), hal. 562.

71

Sawidji Widoatmodjo, Op. cit., hal. 43.

72

(2)

Saham adalah bukti penyertaan modal di suatu perusahaan atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Klasifikasi saham dibedakan atas beberapa hal sebagai berikut:73

a. Ditinjau dari cara peralihan hak atas saham dibedakan atas:

1) Saham atas unjuk (bearer stocks), pada saham ini tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2) Saham atas nama (registered stocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

b. Jika ditinjau dari segi kemampuan hak tagihan atau klaim, maka saham dibedakan atas:

1) Saham biasa (common stocks), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan berhak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar modal.

2) Saham preferen (preferred stocks), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap berupa dividen tetap (seperti bunga 73

(3)

obligasi), dan dapat juga mendapatkan capital gain. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena yaitu: mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan mendapat dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya; dividennya tetap selama saham masih berlaku; memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Walaupun demikian, obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham preferen.

c. Jika dilihat dari kinerja perdagangan saham biasa maka saham dapat dikategorikan:

1) Blue Chip Stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

(4)

tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham.

3) Growth Stocks (Well-Known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang memiliki reputasi tinggi. Selain itu terdapat pula growth stocks (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader

dalam industri. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

4) Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5) Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dengan produk yang selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok, consumer goods.

(5)

emiten kepada pemegang saham yang merupakan kapitalisasi dari agio saham. Saham bonus (bonus shares) merupakan agio saham yang dikembalikan kepada pemegang saham. Saham bonus bukanlah dividen meski jadwal pembagian saham bonus sama dengan jadwal pembagian dividen. Tujuan penerbitan saham bonus adalah untuk memicu kinerja saham, dapat menarik minat beli para investor, sehingga meningkatkan perdagangan dan harga saham.74

Saham gorengan adalah istilah saham di kalangan investor yang menggambarkan saham perusahaan yang diperdagangkan bukan berdasarkan fundamentalnya tetapi sering diperdagangkan oleh para bandar saham untuk memperoleh keuntungan. Ciri saham ini adalah memiliki kapitalisasi kecil sehingga mudah bagi para bandar untuk memainkan saham tersebut karena jumlahnya yang relatif sedikit. Sedangkan saham asing adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan asing, pemerintah atau badan pemerintah asing, di luar wilayah Indonesia. Saham tidur adalah istilah di kalangan para pelaku pasar yang menggambarkan saham yang tidak aktif diperdagangkan dalam kurun waktu relatif lama.75

Saham biasa inilah yang biasa disebut dengan saham yaitu di mana para pemegang sahamnya mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan. Kepemilikan ini akan berhenti sampai saham tersebut dijual kepada

74

Taufik Hidayat, Kamus Populer Istilah Investasi, (Jakarta: Mediakita, 2011), hal. 166. Terkait dengan saham bonus, jika dikaitkan dari segi akuntansi, tidak ada cash inflow dan cash outflow karena kapitalisasi dari agio saham ini akan menjadi akun modal disetor penuh.

75

(6)

investor lain. Dengan sifatnya yang biasa, saham ini memiliki karakterisitik pemegang sahamnya memiliki dividen dan capital gain, jika perusahaan dilikuidasi (bangkrut) pemegang saham sebagai pihak yang paling akhir atas kalaim terhadap hak-haknya.76

Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Saat ini sudah dikenal sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading system) dan sudah mulai dilakukan di BEI yang bentuk kepemilikannya tidak lagi diberi nama pemiliknya tetapi sudah berupa account atas nama pemilik atau saham tanpa warkat sehingga penyelesaian transaksi semakin mudah dan cepat. Saham atau ekuitas merupakan surat berharga yang sudah banyak dikenal masyarakat.

Umumnya jenis saham yang dikenal adalah saham biasa (common stock). Saham biasa diartikan dalam Wall StreetDictionary adalah:

Unit kepemilikan sebuah perusahaan publik yang memberi hak suara bagi si pemegangnya dalam urusan-urusan pengelolaan perusahaan dan hak untuk menerima dividen dari pertumbuhan perusahaan. Akan tetapi dalam hal likuidasi, pemegang saham berada pada urutan prioritas terakhir. Ini berbeda dengan saham preferen yang memiliki tarif dividen tetap.77

Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa) atau memiliki klaim terakhir.78

76

Taufik Hidayat, Op. cit., hal. 165.

Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam RUPS dengan

77

R.J. Shook, Op. cit., hal. 97.

78

(7)

istilah one share one vote. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain.79

Dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) inilah yang paling banyak dikenal di kalangan masyarakat investor.80

Daya tarik dari melakukan investasi saham di Pasar Modal adalah karena ada dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu memperoleh dividen dan capital gain. Dividen adalah sebahagian dari laba yang dibagikan kepada para pemegang saham. Bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran dividen biasanya lebih kecil dari capital gain, selain itu dividen lebih dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, bahkan dapat juga mengalami kerugian.

Pembayaran dividen yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki tingkat keuntungan yang baik. Sebaliknya, penurunan pembayaran dividen dapat diartikan bahwa prospek perusahaan kurang baik. Akhirnya harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besaran dividen yang dibayarkan.81

79

http://organisasi.org/pengertian-arti-definisi-saham-biasa-dan-saham-preferen-ilmu-pengetahuan-dasar-investasi-ekonomi-keuangan, diakses tanggal 4 Desember 2013. Ditulis di Organisasi.Org, “Pengertian Saham Biasa dan Saham Preferen Ilmu Pengetahuan Dasar Investasi Ekonomi”.

80

Sawidji Widoatmodjo, Loc. cit.

81

(8)

Dividen merupakan bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya. Setiap tahun perusahaan publik wajib menerbitkan laporan keuangan agar para investor dapat menentukan nilai perusahaan tersebut. 82

Dalam laporan keuangan tentu terbaca berapa keuntungan perusahaan pada tahun bersangkutan. Kemudian dalam RUPS biasanya diputuskan besarnya dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham. Dividen harus diputuskan melalui RUPS sebab selain untuk dibagi sebagai dividen, laba perusahaan bisa dialokasikan dalam laba ditahan (retain earning). Bisa saja suatu waktu RUPS memutuskan untuk tidak membagi dividen dan mengalokasikan seluruh labanya sebagai laba ditahan sebab perusahaan sedang melakukan ekspansi.

Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas laba yang dihasilkan oleh operasional perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar investor berhak memperoleh dividen, pemodal harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa uang tunai, atau memperoleh konversi berupa sejumlah saham tambahan.

Sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga jual dan harga beli saham. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar

82

(9)

sekunder. Umumnya investor jangka pendek mengharapkan keuntungan dari capital gain.83

Dalam Wall Street Dictionary, capital gain diartikan sebagai keuntungan modal yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga perolehan dikurangi penyusutan. Pada aset keuangan, merupakan selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian yang telah disesuaikan terhadap biaya-biaya transaksi.

84

Setiap investor memiliki perspektif yang berbeda, sebahagian menganggap dividen sebagai harapan utama dalam berinvestasi, namun tidak semua investor berpandangan demikian, terlebih dengan investor jangka pendek di mana investor ini dapat membeli saham di pagi hari (gelombang I) dan menjual kembali di siang hari (gelombang II) guna mengejar capital gain. Pola investasi jangka pendek pada umumnya lebih mengedepankan capital gain daripada dividen. Di sisi lain perusahaan (emiten) tidak sedikit yang mementingkan melakukan retain earning

(laba ditahan/dividen tidak dibagikan) dengan tujuan menginvetasikan kembali laba ditahan tersebut untuk pengembangan perusahaan.85

Saham dikenal memiliki karakteristik sebagai surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi (high risk-high return). Saham memungkinkan pemodal memperoleh keuntungan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun sering dengan berfluktuasinya harga

83

Sebagai contoh: misalnya seorang yang bernama Andi membeli saham PT. Astra Internasional dengan harga per sahamnya Rp.1.800 dan menjualnya dengan harga Rp.2.200 berarti Andi telah memperoleh capital gain sebesar Rp.400 per lembar saham.

84

R.J. Shook, Op. cit., hal. 70.

85

(10)

saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Sesungguhnya sebagai pelaku bisnis di Pasar Modal jika memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk saham yang perlu ditelaah ulang adalah tingkat risiko yang terkandung (high risk) dengan meneliti dan menganalisis perusahaan publik di Pasar Modal.86

Berdasarkan uraian di atas, kegiatan di Pasar Modal melalui bursa (BEI) sesungguhnya merupakan kegiatan seputar jual-beli efek. Efek yang dimaksud adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.87

Berbagai instrumen di atas dapat diperjualbelikan melalui Pasar Modal dalam jangka panjang, baik berupa utang ataupun modal sendiri. Berdasarkan kegiatan-kegiatan efek yang diperdagangkan tersebut, dalam Pasal 1 angka 13 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal sendiri juga disebutkan bahwa Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

86

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/07/19/pasar-modal-indonesia-2010-potensi-risiko-dan-prospek/, diakses tanggal 4 Desember 2013. Perdana Wahyu Santoso, “Pasar Modal Indonesia 2010, Potensi, Risiko, dan Prospek”, Artikel yang ditulis di Kompasiana. Penulis adalah Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas YARSI, Dosen Program S3 DMB IPB, MBA School of Business and Management ITB, PPM School of Management, MM Biztel IM Telkom dan Chief Knowledge Officer CAPITAL PRICE (Research Center for Capital Market, Portfolio Investment, Corporate Finance and Economics).

87

(11)

Kontribusi Pasar Modal bagi perekonomian suatu negara sangat penting sebab berinvestasi di Pasar Modal memberikan dua fungsi sekaligus, yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar Modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana. Di dalam Pasar Modal perusahaan-perusahaan publik dapat memperoleh dana segar dari masyarakat investor melalui penjualan efek perusahaan dengan mekanisme IPO.

Sebagai fungsi keuangan dari Pasar Modal adalah memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.88

Dalam kegiatan berinvestasi saham, investor akan mempertimbangkan keputusan investasinya, mengambil atau tidak, membeli saham atau tidak, dengan menganalisis terlebih dahulu hal-hal sebagai faktor kondusif yang berdampak pada naik turunya harga saham atau efek lainnya.

Keuntungan lainnya adalah sebagai sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.

2. Para Pelaku Terkait di Pasar Modal

Banyak pihak pelaku yang terkait di dalam mekanisme pasar modal. Secara umum kegiatan di pasar modal dilaksanakan oleh bursa efek yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan

88

(12)

penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka (Pasal 1 angka 4) dalam hal ini adalah Bursa Efek Indonesia.89 Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.90 Dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal para pihak tersebut antara lain:

a. Perantara Pedagang Efek (PPE)

Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain. PPE inilah yang sering disebut dengan pialang (broker), yaitu pihak yang melaksanakan atau mengeksekusi baik pembelian maupun penjualan saham. Pialang bekerja berdasarkan amanat investor baik untuk kegiatan beli maupun jual. Pialang memperoleh komisi dari aktifitasnya tersebut berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh perusahaan pialang. Dalam pasar modal yang telah maju dikenal beberapa jenis pialang antara lain:91

1) Retail broker, atau sering disebut juga individual broker. Pialang jenis ini hanya melayani kepentingan pelanggan individu, jadi tidak melayani pelanggan dari lembaga atau institusi seperti reksa dana.

2) Institusional broker, yaitu pialang yang hanya melayani investor institusional seperti reksa dana, dana pensiun, dan lain-lain.

89

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan hasil merger dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

90

Pasal 1 angka 23 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

91

(13)

3) Discount broker, yaitu jenis pialang yang memberikan pelayanan tidak lengkap. Pelayanan disebut lengkap jika di samping melaksanakan eksekusi order, pialang juga memberikan pelayanan berupa nasihat investasi, penyampain informasi terbaru, atau hasil analisis perusahaan di mana pialang tersebut bekerja. Bisa jadi, seseorang hanya memerlukan pialang untuk eksekusi saja, karena ia telah melakukan analisis tersendiri. Dengan demikian tentu saja biaya komisi lebih rendah dibanding dengan pialang yang memberikan pelayanan secara lengkap.

4) Full service broker, yaitu pialang yang memberikan pelayanan lengkap kepada investor. Misalnya memperkenalkan dunia investasi, memberikan nasehat investasi, eksekusi jual-beli, menyampaikan hasil riset/analisis perusahaan, dan sebagainya.

Perantara Pedagang Efek (PPE) adalah anggota Bursa Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam (Otoritas Jasa Keuangan) dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana bursa efek sesuai dengan peraturan bursa efek.92 Perantara Pedagang Efek ini disebut juga dengan perusahaan efek yang kegiatannya berperan sebagai perantara untuk para nasabah (investor) dan sekaligus melakukan kegiatan transaksi untuk kepentingan portofolio nasabah tersebut.93

92

Pasal 1 angka 2 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Dalam hal ini Perantara Pedagang Efek juga disebut sebagai broker.

93

(14)

Tugas dan tanggung jawab Perantara Pedagang Efek adalah melakukan transaksi (jual-beli saham) sesuai dengan pesanan nasabah (investor). Investor memesan beli atau jual saham pada harga tertentu melalui Perantara Pedagang Efek (Broker). Broker ini mencatatkan pesanan investor tersebut kepada bursa (melalui system jaringan internet Bursa Efek Indonesia / JATS). Semua transaksi nasabah dilaporkan secara berkala (rekening koran bulanan), sehingga setiap nasabah dapat mengetahui portofolio transaksi yang telah terjadi.

b. Kustodian

Salah satu contoh lembaga kustodian adalah PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pasal 1 angka 8 UU Nomor 8 Tahun 1995 yang dimaksud dengan kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

KSEI merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia, yang didirikan di Jakarta, pada tanggal 23 Desember 1997 dan memperoleh izin operasional pada tanggal 11 November 1998.94

94

http://www.ksei.co.id/company/about_us, diakses tanggal 4 Desember 2013. Situs Resmi PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

(15)

efek, dan pihak lain. KSEI inilah yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain.

Dalam kelembagaan pasar modal Indonesia, KSEI merupakan salah satu dari

Self Regulatory Organization (SRO), selain Bursa Efek Indonesia (BEI) serta Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Berdasarkan ketentuan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, KSEI menjalankan fungsinya sebagai Lembaga Penyimpan dan Penjamin di pasar modal Indonesia dengan menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang teratur, wajar, dan efisien.

Sesuai fungsinya KSEI memberikan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek, meliputi: penyimpanan efek dalam bentuk elektronik, penyelesaian transaksi efek, administrasi rekening efek, distribusi hasil perusahaan, dan jasa-jasa terkait lainnya. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, seluruh kegiatan KSEI dioperasikan melalui sistem penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek secara pemindah-bukuan, yang dinamakan The Central Depository and Book Entry

Settlement System (C-BEST). Sistem ini merupakan platform elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian transaksi efek secara pemindah-bukuan di pasar modal Indonesia. Sejak bulan Juni 2002, KSEI menuntaskan program konversi seluruh saham yang tercatat di bursa efek dari warkat menjadi scripless.95

95

(16)

Tugas dan tanggung jawab PT.KSEI antara lain memberikan proteksi terhadap aset nasabah, menyelesaikan transaksi efek, menghimpun pendapatan nasabah, dan mengurus pembukuan / akuntansi nasabah. 96

c. Penjamin Emisi Efek

Penjamin emisi efek disebut dengan underwriter. Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. Penjamin emisi termasuk setiap orang atau pihak yang melakukan pembelian efek dari emiten dengan kontrak atau perjanjian untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.97

Penjamin emisi (underwriter) merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten. Tugas pokok penjamin emisi adalah menjualkan efek yang diterbitkan perusahaan (emiten) kepada publik.

Biasanya penjamin emisi membeli sekuritas dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga penawaran, dan menerima risiko atas tidak terjualnya semua sekuritas tersebut. Tentang penerimaan risiko dan yang menjadi tanggung jawab penjamin emisi ini, terdapat 3 (tiga) jenis penerbitan emisi dasar yaitu: a) full

96

Imam Sjahputra, Pengantar Hukum Pasar Modal, (Jakarta, Harvarindo, 2012), hal. 131

97

(17)

commitment (komitmen penuh) atau disebut juga firm commitment (komitmen kuat), b) best efforts (upaya lebih baik), c) dutch auction (pelelangan).

Full commitment, dalam hal ini penerbit menjual seluruh emisi yang diterbitkan kepada penjamin emisi, yang kemudian berupaya untuk menjualnya. Efek yang tidak laku dijual merupakan tanggung jawab penjamin emisi.

Dalam sistem best efforts, penjamin emisi secara legal diharuskan memberikan ”upaya terbaik” untuk menjual sekuritas pada harga penawaran yang sudah ditentukan, tetapi tidak berkewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak habis.

Dutch auction, penjamin emisi tidak menentukan harga tertentu untuk saham yang akan dijual, tetapi penjamin emisi melaksanakan suatu lelang dimana para investor memberikan penawaran untuk membeli. Harga penawaran ditentukan berdasarkan tawaran yang diberikan. 98

d. Emiten

Pihak yang berperan penting adalah investor dan perusahaan (emiten). Pengertian emiten ditentukan dalam Pasal 1 angka 6 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang melakukan penawaran umum yaitu melakukan kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek

98

(18)

kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.99

Emiten disebut juga dengan perusahaan publik yakni perusahaan yang akan melakukan penjualan efek atau surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa. Emiten melakukan transaksi efek dapat memilih dua macam instrumen pasar modal apakah bersifat kepemilikan atau hutang. Jika bersifat kepemilikan, maka diterbitkanlah saham dan jika yang dipilih instrumen hutang maka yang dipilih adalah obligasi. Tujuan emiten masuk ke dalam pasar modal adalah:

1) Untuk perluasan, meluas bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

2) Untuk memperbaiki struktur modal, dalam menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.

3) Untuk memperoleh pengalihan pemegang saham. Pengalihan ini dapat berbentuk dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.

e. Investor

Investor adalah masyarakat pemodal. Investor atau pemodal adalah orang perorangan (individual) atau lembaga (institusi) yang menanamkan dananya pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan lain-lain.100

99

Taufik Hidayat, Op. cit., hal. 66.

Instrumen keuangan tersebut di dalam pasar modal disebut dengan efek antara lain: surat berharga, yaitu

100

(19)

surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.101

Istilah investor tidak dipergunakan di dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tetapi dalam undang-undang ini dipergunakan istilah pemodal atau masyarakat. Pada prinsipnya, istilah pemodal atau masyarakat sama maksudnya dengan investor. Istilah investor lebih khusus diterapkan kepada mereka yang sudah masuk ke dalam pasar modal sebagai pemodal.

Investor atau pemodal inilah yang diharapkan oleh para emiten akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi. Tujuan investor masuk ke bursa adalah:102

1) Untuk memperoleh dividen. Tujuan investor ditujukan juga kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa pembagian laba yang dibayar oleh emiten dalam bentuk dividen.

2) Kepemilikan perusahaan. Dalam hal ini tujuan investor untuk menguasai perusahaan dengan pertimbangan semakin banyak saham yang dimiliki, maka semakin besar penguasaan atas perusahaan.

3) Berdagang. Tujuan investor untuk menjual kembali sahamnya atau efek lainnya pada saat harga tinggi dengan harapan memperoleh keuntungan dari jual beli sahamnya.

101

Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

102

(20)

Sebelum membeli efek (saham) yang ditawarkan emiten, para investor biasanya melakukan penelitian dan analisis-analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas suatu perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Jika investor salah menganalisis perkembagan tentang emiten, dapat mengakibatkan fatal dan investor akan merugi, sebaliknya jika hasil analisis investor tersebut tepat, maka investor tersebut akan memperoleh keuntungan.

f. Lembaga Penunjang

(21)

g. Profesi Penunjang

Dalam pasar modal juga terdapat profesi penunjang pasar modal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 64 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1995, profesi penunjang pasar modal terdiri dari: akuntan, konsultan hukum, penilai, notaris, dan profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pendapat atau penilaian dari profesi penunjang pasar modal sangat penting bagi pemodal dalam mengambil keputusan investasinya, namun peran dan fungsi profesi penunjang tersebut sangat penting untuk menampung kemungkinan diperlukannya jasa profesi untuk memberikan pendapat atau penilaian sesuai dengan perkembangan pasar modal di masa mendatang dan terdaftar di Bapepam. Oleh sebab itu, kegiatan profesi di pasar modal perlu diawasi dengan mewajibkannya mendaftar di Bapepam.103

Misalnya peranan akuntan publik sangat dibutuhkan untuk melakukan penilaian dan menentukan kelayakan dari laporan keuangan seperti neraca, laporan laba/rugi,dan laporan perubahan modal emiten. Setelah melalui beberapa penilaian terhadap laporan keuangan emiten, maka akuntan publik akan melakukan pernyataan atau pendapat terhadap hasil penilaian yang telah dilakukannya.104

103

Penjelasan Pasal 64 ayat (2) UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

104

(22)

B. Mekanisme Transaksi di Pasar Modal

Dalam bertransaksi di pasar modal, sering terjadi adanya penyalahgunaan yang dilakukan oleh para pelaku pasar modal. Dalam penyalahgunaan tersebut berupa tindakan-tindakan yang dilarang oleh UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, termasuk didalamnya menggunakan fakta material yang tidak pada waktu dan tempat yang seharusnya. Sehingga dengan penyalahgunaan itu dapat mempengaruhi harga saham di bursa (pasar modal).

Salah satu mekanisme yang harus dilalui sebelum melakukan transaksi di pasar modal adalah investor harus terlebih dahulu terdaftar menjadi nasabah di salah satu perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Seperti halnya dalam membuka tabungan di bank, harus ada minimal investasi awal yang ditempatkan. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi, misalnya ada perusahaan efek yang mewajibkan sebesar Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah), ada sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), ada sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan lain-lain. Namun ada juga perusahaan yang menentukan misalnya 50 (lima puluh) persen dari transaksi yang akan dilakukan sebagai deposit. Misalkan seorang nasabah akan bertransaksi sebesar Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) maka yang bersangkutan diminta untuk menyetor dana sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah).105

105

(23)

Setelah nasabah membuka deposit di sebuah perusahaan efek dan mendapatkan persetujuan dari perusahaan efek tersebut baru kemudian dapat melakukan transaksi beli-jual saham. Transaksi efek diawali dengan pemesanan (order) untuk harga tertentu. Pesanan tersebut dapat berupa surat maupun melalui telepon yang disampaikan kepada perusahaan efek melalui broker. Pesan tersebut harus menyebutkan jumlah saham yang akan dibeli atau dijual dengan menyertakan harga yang diinginkan.106

Pada dasarnya Pesanan jual atau beli saham para investor dapat dibedakan menjadi:

107

1. Market order, yaitu pesanan jual atau beli pada harga yang terbaik;

2. Limit order, yaitu order jual atau beli pada harga yang telah ditetapkan oleh nasabah;

3. All order none atau fill or kill, dalam hal ini transaksi baru bisa dilaksanakan bila jumlah efek yang ditawarkan sesuai dengan jumlah yang dipesan, jika tidak transaksi tidak dilaksanakan;

4. Discretionary order, yaitu order yang dilaksanakan berdasarkan tingkat harga yang menurut PPE merupakan harga terbaik untuk nasabahnya;

5. Good trough the week, yaitu order yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh nasabah.

106

Sebagai contoh: misalkan seorang investor yang bernama Andi ingin membeli saham Telkom (TLKM) sebanyak 5 lot (2.500 lembar) pada harga Rp.4.625. Jadi dalam pesan ini ada jumlah saham sebanyak 5 lot dan harga saham Rp.4.625.

107

(24)

Pesanan jual atau beli saham para investor dari berbagai perusahaan efek akan bertemu pada lantai bursa (sekarang memakai sistem JATS). Setelah terjadi pertemuan (match) antar order, maka proses selanjutnya adalah proses penyelesaian transaksi. Proses pembelian saham diawali dengan investor menghubungi perusahaan efek di mana investor tersebut telah terdaftar terlebih dahulu sebagai nasabah. Investor tersebut menyampaikan instruksi beli kepada pialang. Misalnya investor ingin membeli saham Telkom (TLKM) pada harga Rp.4.625,- (empat ribu enam ratus dua puluh lima rupiah) per lembar saham, maka instruksi disampaikan kepada trader atau Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE) perusahaan efek terkait. Kemudian trader tersebut memasukkan instruksi beli ke dalam sistim komputer perdagangan di BEI yang dikenal dengan Jakarta Automated Trading System (JATS).

Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS ini. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh anggota bursa yang juga menjadi anggota kliring di KPEI. Anggota Bursa Efek yang terdaftar di BEI bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

Berikut ini disajikan skema transaksi saham di bursa dengan melibatkan berbagai pihak, sebagaimana yang ditunjukkan pada skema berikut ini:108

108

(25)

Skema 1:

Mekanisme Transaksi di Bursa Efek Indonesia

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2009)

Dari skema di atas menggambarkan bahwa peran pasar modal menjembatani hubungan antara berbagai kepentingan antara pemilik dana (investor) dan pengguna dana (perusahaan/emiten) sehingga pasar modal sebagai wahana untuk berinvestasi bagi para investor dan sumber dana bagi pengguna dana. Dari mekanisme itu juga tampak bahwa peran pasar modal berupa mengumpulkan tabungan masyarakat (investor) untuk keperluan berinvestasi secara efisien dari pemilik dana (saver) kepada pemakai dana terakhir (ultimate user).109

Dalam mekanisme tersebut, JATS secara otomatis melaksanakan mekanisme tawar-menawar secara terus-menerus hingga transaksi beli akan diperoleh pada harga pasar terendah dan sebaliknya untuk transaksi jual diperoleh harga pasar tertinggi. Transaksi atas saham tidak hanya terjadi sekali atau dua kali dalam satu hari di bursa,

109

(26)

tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga yang sama. Bisa saja pada awal hari bursa, harga suatu saham mencapai angka yang tertinggi, kemudian terus menurun pada akhir hari bursa, atau sebaliknya. Namun juga bisa berubah-ubah setiap saat atau tidak terjadi transaksi sama sekali.110

Dalam sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading system), penyelesaian transaksi dapat dilakukan lebih efisien, cepat, dan mudah. Para investor di sini tidak perlu lagi mendaftarkan lembar saham yang dimilikinya, karena semua transaksi terjadi secara elektronik dan tidak secara manual. Dengan scripless trading system tanpa adanya penyerahan fisik sertifikat saham, tidak ada lagi risiko pemalsuan saham. Proses penyelesaian transaksi dalam scripless trading system

hanya dilakukan pemindahbukuan antar rekening.

Suatu transaksi dinyatakan berhasil bila terjadi pertemuan/kesepakatan (matched) antara penawaran jual dan beli. Jika matched telah bertemu, maka proses selanjutnya adalah penyelesaian transaksi.

111

Scripless trading system adalah suatu sistem yang memiliki mekanisme perdagangan di pasar modal, di mana saham-saham yang biasanya diperdagangkan dalam bentuk kertas-kertas saham dan dilakukan secara manual, maka dengan sistem ini perdagangan itu dilakukan secara elektronik seperti yang ada pada rekening

110

Sawidji Widoatmodjo, Op. cit, hal. 47. Harga tertinggi: Dari harga-harga yang terjadi itu, tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa, inilah yang dinamakan harga tertinggi. Sudah lazim pula dipakai istilah harga tertinggi untuk menentukan harga tertinggi yang terjadi pada waktu tertentu dan dalam kurun waktu sebulan atau setahun, tergantung keperluan. Sedangkan harga terendah: harga ini merupakan lawan dari tertinggi. Penggunaannya sama dengan harga tertinggi, bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan, atau tahunan.

111

(27)

perbankan. Scripless trading system merupakan sistem perdagangan efek di pasar modal yang tidak menggunakan warkat dan penyelesaiannya dengan sistem pemindahbukuan (book-entry settlement). Dalam sistem ini saham tidak lagi dalam bentuk sertifikat fisik, karena akan dikonversikan menjadi catatan elektronik seperti halnya rekening perbankan. Posisi efek atau dana tertera dalam suatu laporan seperti rekening koran, yang diberikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Perdagangan melalui sistim ini memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham secara elektronik merubah sertifikat saham ke dalam bentuk elektronik.112

C. Pengaturan Fakta Material Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

1. Pengertian Fakta Material

Pengertian fakta material antara isu dalam praktik dan ketentuan yuridis selalu menjadi perdebatan. Dalam The Free Dictionary diartikan fakta material (material

facts) yaitu:

A material fact is an occurrence, event, or information that is sufficiently significant to influence an individual into acting in a certain way, such as entering into a contract. In formal court procedures, a material fact is anything needed to prove one party’s case, or tending to establish a point that is crucial to a person’s position.113

112

Indra Safitri, “Aspek Yuridis Scripless Trading di Indonesia”, Artikel di Legal Journal From Indonesia Capital and Invesment Market, Tahun 1999, hal. 21.

113

(28)

Fakta material menurut pengertian di atas adalah suatu kejadian, peristiwa, atau informasi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi seseorang dalam bertindak dengan cara tertentu, seperti masuk ke dalam kontrak. Dalam prosedur pengadilan formal, fakta material adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk membuktikan dalil-dalil para pihak, atau cenderung untuk menguatkan posisinya dalam perkara tersebut.

Defenisi fakta material menurut USLegal.com adalah:

Material fact is a fact that is important, significant or essential to a reasonable person in deciding whether to engage or not to engage in a particular transaction, issue or matter at hand. It is a fact that is significant or essential to the issue or matter at hand.114

Fakta Material berarti terkait dengan fakta atau keadaan yang signifikan dan penting terhadap keputusan yang dibuat. Dalam pengertian fakta material di atas hanya berfokus pada signifikansi atau relevansi informasi tersebut terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Hal ini sangat berbeda dengan pengertian fakta material dalam kegiatan di pasar modal, bahwa dalam pasar modal, selain informasi tersebut memiliki relevansi dengan kejadian / peristiwa, tetapi harus dapat berpengaruh terhadap harga efek atau keputusan pemodal atau pihak lain yang berkepentingan. Artinya informasi tersebut juga mempengaruhi para investor untuk bertindak (membeli atau menjual atau tidak sama sekali) atas saham perusahaan.

Sebagaimana pengertian fakta material dalam kegiatan bisnis di pasar modal didefenisikan dalam Borden Ladner Gervais, adalah:

114

(29)

A material fact is defined as a fact that significantly affects, or would reasonably be expected to have a significant effect, on the market price or value of any securities of the issuer.115

Fakta material yang dimaksud Borden Ladner Gervais adalah sebagai fakta yang secara signifikan mempengaruhi, atau akan diperkirakan mungkin memiliki pengaruh yang signifikan, pada harga pasar atau nilai dari setiap sekuritas penerbit.116

Untuk dapat memahami pengertian tentang apa yang dimaksud dengan fakta material (material fact) tersebut, maka dalam praktik dikemukakan beberapa contoh kasus. Beberapa kasus yang dihimpun ada kaitannya dengan penentuan fakta material sehingga dari kasus-kasus tersebut mudah disimpulkan apa sebenarnya yang dimaksud dengan fakta material itu. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam kasus-kasus ini adalah fakta-fakta material yang terjadi.

Pengertian dari Borden Ladner Gervais ini relatif mendekati pengertian fakta material yang ditentukan di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yakni informasi itu mempengaruhi harga saham atau keputusan investor, calon investor maupun pihak lainnya.

Kasus-kasus tersebut antara lain kasus Texas Gulf Sulphur (TGS), hasil dari eksplorasi di Kanada menemukan cadangan bahan tambang yang luar biasa. Pejabat TGS melarang agar informasi itu tidak diumumkan dulu ke publik. Sebelum temuan ini diumumkan ke publik (disclose) beberapa orang pejabat dan pegawai perusahaan

115

Borden Ladner Gervais, “The Facebook IPO: Danier Revisited”, Artikel dalam Securities & Capital Market Bulletin, Juni 2013, hal. 2.

116

(30)

tersebut membeli saham dan opsi saham TGS. Pejabat dan pegawai TGS yang membeli saham tersebut digugat karena tidak membuka informasi (fakta materiil) tentang temuan cadangan bahan tambang tersebut namun mereka sekaligus melakukan transaksi pembelian saham perusahaan. Menurut pendapat pengadilan, barang siapa mempunyai informasi orang dalam yang material harus melakukan

disclosure kepada masyarakat investor dan jika diperintahkan tidak disclose untuk melindungi rahasia perusahaan, para pejabat dan pegawai perusahaan harus menjauh dari perdagangan efek perusahaan selama informasi tersebut belum dibuka kepada publik. Fakta material termasuk informasi yang membawa dampak kepada investor untuk melakukan pembelian, penjualan, atau menahan efek tersebut.117

Selanjutnya kasus Dirks yang mengungkapkan informasi kepada para investor

Equity Funding of America (EFA) bahwa “EFA melakukan penipuan korporat”. Informasi tentang penipuan tersebut diperoleh Dirks dari orang dalam. Informasi bersifat non-public. Karena Dirks membocorkan informasi non-public tersebut kepada investor, para investor menjual saham EFA, akibatnya harga saham EFA turun dari $26 menjadi $15. Dalam kasus ini informasi yang diungkapkan oleh Dirks tersebut dikategorikan sebagai fakta material karena informasi tersebut berdampak pada saham EFA yaitu turun dari $26 menjadi $15. Dalam hal ini Dirks dinyatakan melanggar (secara derivatif) fiduciary duty kepada pemegang saham.118

117

Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, dan Bismar Nasution, Insider Trading, Kejahatan di Pasar Modal, (Jakarta: Books Terrace & Library, 2007), hal. 73-74.

118

(31)
(32)

melanggar Pasal 92 UUPM yang berbunyi : “Setiap Pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain dilarang melakukan 2 (dua) transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan Efek.119

Pada kasus-kasus di atas tampak bahwa unsur mempengaruhi harga saham yang diperdagangkan pada bursa efek ternyata disepakati oleh kalangan publik (khususnya para investor) dan termasuk Bapepam (Otoritas Jasa Keuangan) bahwa informasi tentang fakta tersebut merupakan fakta material. Jadi dalam hal ini, pengertian fakta material mesti harus dipahami bukan saja yang ditentukan di dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tetapi pengertian fakta material lebih ditonjolkan pada aspek relevansinya terhadap dampak harga saham.

Jika informasi itu dapat mempengaruhi keputusan investor membeli atau tidak membeli saham yang dibuktikan dengan terjadinya penurunan atau kenaikan harga saham, maka informasi tersebut sudah dapat dipandang memiliki relevansi dengan harga saham dalam konteks “mempengaruhi harga saham” dan ini juga disebut sebagai fakta material. Walaupun informasi itu sama sekali diungkapkan oleh orang-orang yang tidak terafiliasi dengan pasar modal tetapi ia memiliki kepentingan untuk itu, maka dalam hal ini juga dapat dikatakan bahwa informasi itu adalah fakta material.

119

(33)

2. Pengaturan Fakta Material Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Apa yang termasuk dengan isu fakta material masih menjadi perdebatan dalam dunia pasar modal hingga saat ini. Jika berpedoman pada pengertian fakta material dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefenisikan fakta material adalah:

Informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau

fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau

keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas

informasi atau fakta tersebut.

Karakteristik informasi atau fakta yang termasuk sebagai fakta material (material facts) dalam pengertian yuridis di Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tersebut memiliki dua bentuk fakta material:

1. Informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa (kejadian). 2. Fakta yang dapat mempengaruhi:

a. Harga efek pada bursa efek; b. Keputusan pemodal;

c. Calon pemodal;

(34)

1. Informasi atau fakta tersebut merupakan informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa (kejadian) tetapi tidak mempengaruhi harga saham, keputusan investor atau calon investor atau pihak lain yang berkepentingan.

2. Informasi atau fakta tersebut merupakan informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa (kejadian) dan mempengaruhi harga saham, keputusan investor atau calon investor atau pihak lain yang berkepentingan. Dari kedua bentuk ketentuan yuridis tersebut berbeda dengan fakta di lapangan. Konsekuensi dari norma yang diatur di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, jika fakta atau informasi penting dan relevan mengenai peristiwa (kejadian) tersebut tidak mempengaruhi harga saham, keputusan investor atau calon investor atau pihak lain yang berkepentingan, maka menurut Pasal 1 angka 7 juga termasuk sebagai fakta material.

Seharusnya undang-undang mengatur , jika suatu informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa (kejadian) yang tidak mempengaruhi harga saham, keputusan investor atau calon investor atau pihak lain yang berkepentingan, maka informasi atau fakta itu bukan sebagai fakta material.

(35)

Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-51/PM/1996 tentang pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum, pengertian fakta material tidak terbatas hanya pada fakta material yang telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan di bidang pasar modal. Jadi tidak ada suatu defenisi yang baku dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan fakta material itu.

Suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai penawaran umum dari emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika ada). Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu.120

Emiten dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan fakta material tidak terbatas hanya pada fakta material yang telah diatur dalam ketentuan Nomor KEP-51/PM/1996 ini. Pengungkapan atas fakta material tersebut harus dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor industrinya, sehingga prospektus tidak menyesatkan. emiten, penjamin pelaksana emisi, dan lembaga serta profesi penunjang pasar modal bertanggung jawab untuk menentukan dan mengungkapkan fakta tersebut secara jelas dan mudah dibaca.

120

(36)

Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan apa yang dimaksud dengan informasi atau fakta material yaitu informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Dalam pengertian di atas, tidak dibedakan suatu informasi yang dapat mempengaruhi harga dan informasi atau kejadian yang tidak mempengaruhi harga. Tentang penyebutan dengan kata peristiwa penting dan relevan juga bersifat abstrak, tidak jelas. Ada kemungkinan informasi suatu informasi relevan dengan peristiwa/kejadian tetapi tidak mempengaruhi harga saham (tidak naik atau tidak turun). Tentu dalam hal ini menjadi persoalan yang tidak dapat diakomodasi oleh Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tersebut, karena peristiwa atau kejadian yang bagaimana tidak didefinisikan dengan tegas. Kemudian dalam ketentuan undang-undang itu memakai kata sambung “atau” hal ini memberi makna adanya alternatif pilihan. Dapat dilihat kembali dalam kalimat berikut ini, “…informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau

Tidak menjadi persoalan jika ada dua bentuk fakta material yang terdapat di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995, tetapi oleh karena kedua bentuk ini dihubungkan dengan kata sambung “atau” maka dinilai ketentuan ini menjadi kurang adaptif antara ketentuan yuridis dengan pengalaman di lapangan. Ketentuan demikian ini sebagai bentuk kelemahan dari Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tersebut.

(37)

Kelemahannya adalah pada bentuk pertama ketentuan yuridis di atas yang dihubungkan dengan kata sambung “atau”. Kata “atau” tersebut menunjukkan alternatif salah satu diantaranya.

Jika demikian maka “informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian,” dapat diterjemahkan bahwa semua informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian baik yang tidak mempengaruhi harga saham (tidak naik atau tidak turun), maupun yang mempengaruhi harga saham dan keputusan pemodal adalah merupakan fakta material.

Sebaiknya bunyi undang-undang tidak memberikan penafsiran ganda, yang dapat ditafsirkan dengan multi tafsir. Bunyi undang-undang seharusnya tegas bertafsir tunggal, menentukan peristiwa, kejadian penting dan relevan yang mana yang dapat dianggap sebagai fakta material, agar dalam penegakan hukumnya tidak menimbulkan masalah.

Dalam Pasal 1 angka 7 disebutkan tentang informasi atau fakta material adalah informasi penting dan relevan dengan peristiwa atau fakta yang dapat mempengaruhi harga saham dan keputusan investor. Dalam ketentuan ini menimbulkan pemaknaan yang ambigu kepada masyarakat sebagai akibat kurangnya penegasan tentang apa yang dimaksud dengan informasi atau fakta penting dan relevan dengan kejadian.

(38)

suatu perusahaan jasa angkutan transportasi darat berencana akan melakukan IPO di pasar modal, tentu saja banyak hal informasi atau fakta yang berkaitan dengan perusahaan jasa angkutan transportasi darat tetapi belum tentu informasi itu merupakan fakta material.

Dalam penjelasan Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal ini juga disebutkan “Sepanjang informasi tersebut dapat mempengaruhi harga efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”. Maka oleh sebab itu sudah tepat kiranya argumentasi dan rekomendasi di atas perlu diperbaiki dalam Pasal 1 angka 7 tersebut agar tidak menimbulkan ambigu karena seolah-olah dalam ketentuan Pasal 1 angka 7 tersebut “informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian terkategorisasi sebagai fakta material, karena kata redaksi sambung “atau”.

Sebagai alternatif cara menentukan apa yang dimaksud dengan fakta material sangat penting di dalam kegiatan bisnis di pasar modal. Dalam mengatasi masalah yuridis tentang ketentuan fakta materil di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, perlu diketahui cara menentukan fakta material pada praktik.

(39)

apa yang dimaksud dengan fakta material itu (understand what material). Perlu pemahaman pada pengertian yang paling dasar, sebuah fakta material bahwa fakta tersebut harus “relevan” dan mempengaruhi sistem (dalam hal ini harga saham), fakta-fakta tersebut memiliki efek langsung pada keputusan atau yang mengacu pada hubungan hukum antara para pihak, misalnya sebab akibat yang ditimbulkan yaitu berubahnya harga-harga saham di pasar modal atau sejauh mana informasi itu mempengaruhi atau dapat mempengaruhi keputusan pemodal (investor).121

Selanjutnya mempertimbangkan apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin tidak sebagai fakta material. Ketika mengangani sebuah kasus, harus memperhatikan fakta-fakta material yang masuk ke sistem, apakah informasi itu menyebabkan atau tidak mempengaruhi hasil kegiatan bisnis. Jika fakta itu relevan tetapi tidak mempengaruhi sistem, maka fakta itu tidak termasuk sebagai fakta material, jika fakta itu relevan dan ternyata mempengaruhi sistem maka fakta itu adalah fakta material.

Dalam menganalisis suatu informasi atau fakta benar-benar fakta material haruslah memiliki relevansi kuat, penting dan dapat mempengaruhi sistem atau indeks harga-harga saham pada bursa. Jika untuk menunjukkan dan memahami fakta material yang relevan dan penting melalui identifikasi fakta material tersebut, maka penentuan fakta material itu telah didasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku, yakni fakta tersebut benar-benar relevan dan mempengaruhi sistem atau

121

(40)

mempengaruhi harga saham serta keputusan pemodal, calon pemodal, dan pihak lain dalam transaksi tersebut.

Jadi dalam hal ini, dalam penentuan fakta material harus dipahami bahwa informasi atau fakta itu harus dapat mempengaruhi harga saham dan keputusan pemodal, kalau tidak dapat mempengaruhi harga saham dan keputusan investor, maka informasi atau fakta penting tentang kejadian itu tidak termasuk sebagai fakta material. Maka oleh sebab itu, ketentuan penegasan di Pasal 1 angka 7 UU Nomo 8 Tahun 1995 perlu ditegaskan agar dipergunakan kata penghubung “dan/atau” yang menghubungkan antara informasi penting dan relevan dengan peristiwa/kejadian “dan/atau” mempengaruhi harga efek dan keputusan pemodal, calon pemodal, dan pihak lain yang berkepentingan terhadap informasi tersebut. Atau undang-undang tersebut dirubah dan membuat rumusan yang baru tentang fakta material, sekaligus menyempurnakan keseluruahan undang-undang tersebut disesuaikan dengan adanya perkembangan pasar modal sejak tahun 1995 sampai dengan sekarang.

D. Fakta Material Dalam Kaitannya Dengan Prinsip Keterbukaan

Prinsip keterbukaan atau transparansi merupakan syarat mutlak yang bersifat universal dalam bisnis pasar modal demi terciptanya suatu pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien.

(41)

praktek yang merugikan. Bila fungsi prinsip keterbukaan ini dilaksanakan dengan baik akan dapat memberikan manfaat, antara lain :122

1. Terciptanya suatu perdagangan yang fair dan efisien, karena semua pemodal / investor memperoleh informasi yang sama (equal treatment) 2. Kepercayaan investor meningkat terhadap pasar modal dan juga terhadap

emiten, sehingga menambah nilai perusahaan

3. Transparansi akan mencegah penyimpangan atau penipuan dalam pasar modal sehingga dapat meminimumkan kerugian para investor

Pengertian prinsip keterbukaan atau disebut juga dengan prinsip transparansi dalam UUPM diartikan sebagai berikut:123

Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.

Prinsip keterbukaan menegaskan bahwa setiap perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal diwajibkan mengungkapkan seluruh informasi mengenai fakta material secara transparan (full disclosure) mengenai kondisi usahanya, termasuk keuangan, aspek hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan kepada para investor.124

122

Iman Sjahputra, Pengantar Hukum Pasar Modal, hal 84

Keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan pada saat perusahaan tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat investor

123

Pasal 1 angka 25 UUPM.

124

(42)

pertama kali pada pasar perdana, tetapi juga wajib dilakukan pada saat efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.125

Handy M. Fakhruddin mengatakan, prinsip keterbukaan sebagai oksigen pasar modal. Ini berarti jika oksigen tidak ada, potensial mengakibatkan pasar modal akan mengalami stagnasi (hambatan). Membuka informasi fakta material pada waktunya, berarti fakta material tersebut dibuka secara penuh (full disclosure) kepada para investor.126 Dengan melaksanakan prinsip keterbukaan pada hakikatnya sebagai wujud perlindungan terhadap para investor dari kemungkinan kerugian yang terjadi.127

Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga investor secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. Tanpa kewajiban melaksanakan prinsip keterbukaan mustahil tercipta pasar modal yang efisien, sebaliknya bisa terjadi kemungkinan investor yang tidak memperoleh informasi karena tidak meratanya informasi kepada investor yang disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau terdapat suatu informasi yang belum tersedia untuk publik, tetapi telah disampaikan kepada orang-orang tertentu.128

125

Ibid.

126

Hendy M. Fakhruddin, Go Public…Op. cit, hal. 157.

127

Jusuf Anwar, Op. Cit., hal. 209.

128

(43)

Informasi yang diwajibkan dibuka (disclose) adalah informasi atau fakta material yang potensial mempengaruhi keputusan investor. Fakta material yang dimaksud menyangkut segala informasi atau data penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa dan keputusan investor, calon investor, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta material tersebut.129

Bismar Nasution mengatakan prinsip keterbukaan sebagai jiwa pasar modal sekaligus dapat memberikan peluang bagi investor untuk mempertimbangkan mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.130

Fokus sentral dari hukum pasar modal adalah prinsip keterbukaan, oleh karena hakikatnya prinsip keterbukaan membuat investor atau pemegang saham dan pelaku-pelaku bursa mempunyai informasi yang cukup dan akurat dalam pengambilan keputusannya dalam berinvestasi.

Tujuan prinsip keterbukaan untuk menciptakan efisiensi dalam transaksi efek di mana para investor dalam perdagangan efek dapat melakukan perdagangan secara transparan, adil, dan bijaksana.131

129

Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, dan Bismar Nasution, Op. cit, hal. 11.

Menciptakan pasar modal yang likuid dan efisien bergantung kepada lembaga-lembaga yang ada di dalam pasar modal untuk

130

Bismar Nasution, ”Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal”, Makalah Disampaikan pada Seminar Mengupas serta Mencermati Fenomena Tindak Pidana di Pasar Modal, pada Bina Manajemen Bisnis dan Investasi Dharma Nusantara, Jakarta, Tanggal 8 Mei 2003, hal. 1.

131

(44)

memberikan kemampuan investasi dan kualitas pelayanan yang tinggi melalui pelaksanaan prinsip keterbukaan.132

Suatu teori yang memandang pembenaran dari prinsip keterbukaan ini difokuskan berbagai alasan sebagaimana yang disebutkan oleh John C. Coffee, alasannya adalah:

133

1. Karena informasi memiliki berbagai karakteristik dari suatu barang umum; 2. Ketidakefisienan yang lebih besar akan terjadi tanpa sistem keterbukaan;

3. Karena munculnya teori self induced disclosure yang terlalu banyak memandang bahwa kepentingan manajer dan pemegang saham dapat diluruskan secara sempurna; dan

4. Karena dalam pasar modal yang efisien, masih ada informasi lain yang dibutuhkan oleh investor untuk mengoptimalkan portofolio sahamnya. Informasi demikian sangat baik diberikan melalui prinsip keterbukaan secara wajib.

Kurangnya ketersediaan informasi bukan berarti bahwa informasi yang diberikan emiten tidak dapat diverifikasi secara optimal. Prinsip keterbukaan sebagai suatu strategi pengurangan biaya dengan konsekuensi adanya jaminan keakuratan informasi secara baik dan transparan. Prinsip keterbukaan mengantisipasi kerugian investor karena para investor dapat membeli atau menjual saham berdasarkan informasi material yang diperolehnya.134

Prinsip keterbukaan disebut juga dengan prinsip transparansi. Barry A.K Rider, mengatakan “Sun light is the best disinfectant and electric light the policeman.” Dalam pasar keuangan pendapat tersebut tidak perlu lagi dibuktikan,

132

Bapepam, Cetak Biru Pasar Modal di Indonesia 2000-2004, (Jakarta: Bapepam, 1999), hal. 17.

133

John C. Coffee dalam Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op. cit., hal. 24-25.

134

(45)

tetapi lebih banyak tergantung kepada informasi apa yang harus diungkapkan dan kepada siapa informasi itu disampaikan. Prinsip keterbukaan sekarang ini bukan merupakan hal baru, tetapi sudah merupakan sejarah yang panjang dalam kegiatan perusahaan atau di dunia pasar modal.135

Keterbukaan dalam transaksi efek menghendaki seluruh informasi mengenai keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan yang akan melakukan emisi saham menyebabkan calon investor dapat memahami dan memutuskan kebijakan untuk investasinya.

Prinsip keterbukaan dilaksanakan melalui penyampaian laporan mengenai fakta material. Prinsip keterbukaan mulai diterapkan dalam mekanisme pasar modal yakni pada saat perusahaan memasuki tahap pra pencatatan pernyataan pendaftaran. Pernyataan pendaftaran yang wajib diserahkan kepada Bapepam terdiri dari prospektus awal (preliminary prospectus) dan dokumen-dokumen pendukung.136

Keterbukaan berlaku sejak emiten atau perusahaan publik tersebut didaftarkan (listing) di bursa, maka sejak itu emiten tersebut wajib melaporkan dan membuka ke publik mengenai segala sesuatunya yang ada di dalam prospektus. Keterbukaan pada saat ini ditujukan kepada Bapepam (Otoritas Jasa Keuangan) antara lain pernyataan tentang fakta material dalam prospektus harus sejelas-jelasnya dibuka termasuk

135

Bismar Nasution, “Aspek Hukum Dalam Transparansi Pengelolaan Perusahaan BUMN/BUMD Sebagai Upaya Memberantas KKN”, Makalah Disampaikan pada Semiloka Peran Masyarakat (Stakeholder) melalui lembaga Pengawasan Pengelolaan Perusahaan Dalam Mendukung Pelaksanaan Good Corporate Governance Di Sumatera Utara, pada tanggal 30 April 2003, hal. 5-6.

136

(46)

laporan berkala atau laporan atas peristiwa yang dapat mempengaruhi harga efek perusahaan .137

Pelanggaran ketentuan pelaksanaan prinsip keterbukaan dapat juga dipahami dari praktek perdagangan orang dalam (insider trading). Karena orang dalam (insider) mempunyai informasi yang mengandung fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham.138

Informasi fakta material perusahaan menyangkut segala data, fakta ataupun peristiwa yang telah, akan atau dapat terjadi di dalam atau berkaitan dengan perusahaan, baik informasi menyangkut efek yang diterbitkan perusahaan ataupun tidak berkaitan dengan efek perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk informasi fakta material perusahaan dapat berupa informasi publik, informasi non publik, informasi yang jelas; dan informasi material yang sensitif.

Perbuatan insider yang curang berarti menggunakan fakta material yang bukan miliknya untuk kepentingannya sendiri.

139

Dalam pasar modal, informasi yang wajib diungkapkan (disclose) adalah informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam perdagangan saham perusahaan.

Emiten atau perusahaan publik adalah pihak yang memiliki kewajiban terbanyak untuk melakukan keterbukaan informasi. Hal ini dapat dimaklumi karena

137

Jusuf Anwar, Op. cit., hal. 105.

138

Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, Good Corporate Governance, Perlindungan Lingkungan Hidup dan Insider Trading, (Medan: USU, 2005), hal. 47.

139

(47)

emiten telah memperoleh banyak manfaat dari pasar modal yaitu mendapat dana dalam jumlah besar yang berasal dari investor.

Pada dasarnya pelaksanaan keterbukaan di pasar modal yang dilakukan oleh emiten dapat dikelompokkan atas :

1. Tahap keterbukaan pada saat melakukan penawaran umum (Primary market level)

2. Tahap keterbukaan setelah emiten mencatatkan dan memperdagangkan sahamnya di bursa efek (secondary market level) yaitu emiten wajib menyampaikan secara terus menerus laporan berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan dan kepada bursa (Continuously disclosure)

3. Tahap keterbukaan karena terjadi peristiwa penting (bersifat insidentil) yang laporannya harus disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan kepada bursa (Timely Disclosure).140

4. Keterbukaan informasi dalam rangka pelaksanaan aksi korporasi (corporate action)

5. Kewajiban Public Expose141

Aspek-aspek keterbukaan informasi tersebut di atas diuraikan lebih lanjut seperti di bawah ini.

140

Iman Sjahputra, Pengantar Hukum Pasar Modal , Op cit , hal 85

141

(48)

1. Laporan Pasar Perdana

Laporan Pasar Perdana merupakan jenis pelaporan emiten sehubungan dengan pelaksanaan penawaran umum saham kepada publik di mana salah satu periode kegiatan penawaran umum adalah penjatahan. Manajer Penjatahan harus melaporkan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan.142

2. Laporan Berkala

Laporan Berkala merupakan kewajiban keterbukaan informasi yang disampaikan emiten kepada Bapepam-LK (Otoritas Jasa Keuangan/ OJK) dan Bursa Efek pada periode yang telah ditentukan dan sifatnya berulang yaitu Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan Tahunan, dan Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Emiten wajib mengumumkan laporan tersebut dalam 2 (dua) surat kabar harian, dan bukti pengumuman tersebut harus diserahkan kepada OJK selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman.143

3. Laporan Insidentil

Peraturan Bapepam Nomor X.M.1 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu berbunyi : Direktur atau komisaris emiten wajib melaporkan kepada Bapepam (OJK) atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikan atas saham

142

Loc. cit

143

(49)

perusahaan selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak terjadinya transaksi. Kewajiban tersebut juga berlaku bagi setiap pihak yang memiliki 5 % (lima persen) atau lebih saham disetor. Selain itu emiten wajib mengumumkan kepada masyarakat, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terdapat fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan: keputusan investasi pemodal, adanya permohonan Pailit/PKPU, RUPS, penggantian akuntan publik, perubahan anggaran dasar

4. Keterbukaan Aksi Korporasi

Hal-hal yang harus dilaporkan antara lain: adanya transaksi afiliasi, transaksi benturan kepentingan, transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama, pengambilalihan perusahaan terbuka, penggabungan atau peleburan usaha, buy back

saham, right issue, penawaran tender, dll.144

5. Kewajiban Public Expose

Public expose adalah suatu pemaparan umum kepada publik untuk menjelaskan mengenai kinerja emiten agar informasi mengenai emiten tersebut tersebar merata. Wajib dilakukan minimum sekali dalam setahun (Peraturan BEJ No. 1-E).145

144

Iman Sjahputra, Op. cit., hal 537

145

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Anggi Binggar Kusuma, Bambang Eka Purnama dengan judul Sistem Notifikasi Keluhan Pelanggan Berbasis SMS Gateway Pada

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kerentanan sosial ekonomi penduduk bantaran Sungai Code secara keseluruhan memiliki tingkat kerentanan rendah, hal

SUTERA WINONA TAHAP I PT ALFA GOLDLAND REALTY DAFTAR HARGA CASH dan CASH BERTAHAP.. EFEKTIF: 6

Pada uju kompetensi produktif tahun pelajaran 2009/2010 ini kelas 3 tari 2 menampilkan tari garapan dengan judul Janda Girah dengan tetap mengacu pada ragam tari

10 Tanggapan siswa mengenai apakah mereka dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode

The function f could be estimated by parametric and nonparametric approach. In nonparametric approach, the function f is assumed to be a smooth function or quadratic

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS for windows ver 20, diperoleh nilai R Square (R 2 ) adalah sebesar 5,8%, hal ini menggambarkan bahwa pengaruh jumlah

Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi, diperoleh nilai r hitung (R) = 0,794, nilai R square (R 2 ) sebesar 0,630 R square