PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TUGAS AKHIR
RATNA EKA PUTRI
052407009
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
RATNA EKA PUTRI
052407009
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RATNA EKA PUTRI
Nomor Induk Mahasiswa 052407009
Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2008
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing
Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Djakaria Sebayang
PERNYATAAN
PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2008
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh alam semesta beserta seluruh isinya dan berkat kekuatan iman dari-Nya, maka Tugas Akhir dengan judul “PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kemudian seiring Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang benar dan kesejahteraan hidup.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dengan demikian penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih atas petunjuk dan bimbingan yang berharga yang telah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda Fachrul Puad. BA. dan Ibunda tercinta Siti Rahmah, yang membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hingga saat ini memberi motivasi dan restu serta materi yang tak ternilai dengan apapun.
2. Bapak Dr.Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU 3. Bapak Dr.Saib Suwilo, M.Sc, selaku ketua Departemen Matematika
4. Bapak Drs.Djakaria Sebayang, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dan pengalaman kepada penulis.
5. Bapak Drs.Suwarno Ariswoyo, M.Si, selaku ketua jurusan Statistika
6. Teristimewa buat Abangku tercinta Andri yang selalu membantuku dan memberi bimbingan, adikku Devi Rusdiana, Nurrina, Fachriansyah, dan Fachmi Ramadhana yang selalu membuatku tertawa dan memberikan semangat.
8. Buat kawan ku di kos Nuwrul, Delfri, Vievie, dan Merry terimakasih atas semuanya.
9. Buat temanku Putri, Ipit, Chachai, Ahyat, Nadra, K-Mild, M, Sari, Deni, dan Ivan makasih ya atas pertemanannya.
10.Teman-teman seperjuangan Stambuk 2005 khususnya anak Stat A yang telah mendukung terimakasih untuk semuanya.
Atas segala bantuan dan budi baik semua pihak penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan.
Medan, Mei 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan Pernyataan
Penghargaan iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Grafik xi
B AB 1 PE N DAH UL UAN
I.I. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 3
1.3. Tinjauan Pustaka 3
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Manfaat Penelitian 5
1.6. Metode Penelitian 5
1.7. Sistematika Penulisan 7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Peramalan 9
2.1.1 Jenis – Jenis Peramalan 10
2.2. Defenisi Metode Peramalan 11
2.2.1 Pengertian Metode Peramalan 11
2.2.2 Jenis-Jenis Peramalan 12
2.2.3 Uraian Metode Peramalan 13
2.3. Metode Peramalan Yang Digunakan 14
2.4. Produk Domestik Regional Bruto 20
2.5. Pengolahan dan Perhitungan Pendapatan PDRB 23 2.5.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku 23 2.5.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan 24
2.6. Uraian Sektoral 27
BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK
3.1. Sejarah Singkat BPS 31
3. 1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 31
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 32
3.1.3 Masa Kemerdekan Republik Indonesia 32
3.2. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 34 3.3. Tugas dan Wewenang Masing-masing
Bagian di Badan Pusat Statisik 37
3.3.1 Bagian Tata Usaha 37
3.3.2 Bidang Statistik Produksi 38
3.3.3 Bidang Statistik Distribusi 39
3.3.4 Bidang Statistik Sosial 40 3.3.5 Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 41
3.4. Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara 42
3.5. Visi dan Misi 43
3.6. Latar Belakang 44
3.7. Landasan Hukum 44
3.8. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan 45
BAB 4 ANALISIS DATA
4.1. Analisa Data 47
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM
5.1. Pengertian Implementasi Sistem 63
5.2. Pengenalan Excel 63
5.2.1 Pengaktifan Excel 63
5.3 Tampilan Microsoft Excel 64
5.4. Jenis Data Dalam Microsoft Excel 65
5.5. Operasi File 65
5.5.1 Menyimpan Work Sheet 65
5.5.2 Membuka Work Sheet 65
5.5.3 Menyimpan Work Sheet ke Nama Lain 65
5.5.4 Keluar Dari Microsoft Excel 66
5.5.5 Membuka Lembar Ker a Baru 66
5.6. Formula dan Fungsi Statistik 66
5.6.1 Fungsi Statistik 66
5.7. Grafik Dalam Microsoft Excel 67
5.7.1 Membuat Grafik 67
5.7.2 Menata Grafik 68
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 69
6.2. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA 71
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4-1 : Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 47
Sektor Industri Atas Dasar HArga Konstan clan Harga
Berlaku Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Tabel 4-2 : Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas 53
Dasar Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata
Bergerak Linier 3 Periode
Tabel 4-3 : Nilai Kesalahan 56
Tabel 4-4 : Peramalan Pendapaan PDRB Sektor Industri Atas Dasar 58
Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata
Bergerak Linier 3 Periode
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4-1 : Nilai Aktual PDRB Sektor Industri Atas Dasar 48
Harga Konstan
Grafik 4-2 : Nilai Aktual PDRB Sektor Industri Atas Dasar 48
Harga. Berlaku
Grafik 4-3 : Aplikasi Nilai PDRB Dengan Menggunakan 55
Rata-Rata Bergerak Ganda Pada Sektor Industri
Atas Dasar Harga Konstan
Grafik 4-4 : Aplikasi Nilai PDRB Dengan Menggunakan 60
Rata-Rata Bergerak Ganda Pada Sektor Industri
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi regional pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor
primer ke sektor sekunder dan tersier. Pembangunan ekonomi merupakan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat dan
meningkatkan hubungan regional antar daerah. Perencanaan pembangunan ekonomi
di suatu daerah memerlukan bermacam-macam data statistik sebagai dasar penentuan
strategi dan kebijaksanaan agar sarana pembangunan dapat tercapai secara tepat.
Pertumbuhan ekonomi regional yang di tunjukkan oleh Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dapat dilihat secara sektoral maupun dari sisi lain, yaitu
dengan memperhatikan masing-masing pertumbuhan komponen penggunanya.
Berbagai hasil pembangunan yang berkesinambungan ini telah dicapai dan dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Dalam melakukan analisis ekonomi haruslah diperkirakan apa yang akan
terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang.
Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang,
Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu
disajikan statistik regional secara berkala, khususnya dibidang ekonomi yang telah
dilaksanakan oleh berbagai pihak baik pemerintahan pusat/daerah maupun swasta.
Maka salah satu indikator yang mampu mengukurnya adalah dengan perhitungan
tingkat kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.
Angka-angka pendapatan regional dapat dipakai sebagai bahan-bahan
informasi yang mampu menjadikan acuan perencanaan pembangunan, khusus
dibidang ekonomi yang telah di laksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah
pusat/daerah maupun swasta.
Salah satu manfaat dari PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk netto
atau nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor industri, besar laju pertumbuhan
ekonomi dan pola struktur perekonomian pada satu tahun atau periode pada suatu
Negara atau daerah tertentu.
Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk meramalkan
besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam sebagai gambaran pertumbuhan ekonomi pada masyarakat Provinsi
1.2Perumusan Masalah
Masalah perekonomian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang semakin
berkembang memerlukan adanya suatu penelitian yang dapat memaparkan sejauh
mana perkembangan perekonomian setiap sektor di provinsi lain. Penyusunan Tugas
Akhir yang berjudul “PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO ((PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI NANGGROE ACEH
DARUSSALAM” akan menguraikan tentang aspek-aspek PDRB serta metodologi
perhitungannya.
Peramalan ini digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
sesuai dengan skala prioritas dan memberikan informasi yang aktual bagi para
pemakai data. Namun demikian pada Tugas Akhir ini penulis hanya membatasi
masalah tentang gambaran besarnya PDRB di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pertumbuhan PDRB
di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam begitu kompleks, sehingga memerlukan dana
dan waktu untuk semua sektor yang cukup besar jika ditinjau dari semua sektor. Maka
dalam hal ini penulis mengidentifikasi hanya pada sektor Industri.
1.3Tinjauan Pustaka
Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang
diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan
random yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3)
Prosedur Peramalan rata-rata bergerak linier meliputi 3 aspek, yaitu :
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t ( ditulis S )
2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal
dan ganda pada waktu t
3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke
periode t+m jika ingin meramalkan m periode ke depan ).
Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan
melalui persamaan berikut ini :
N N t t t t t
s
=Χ
+Χ
−1+Χ
−2+...+Χ
− +1'
Ns
s
s
s
s
t t t t Nt
'
'
'
'
"
= + −1+ −2+...+ − +1(
'
"
)
'
"
'
s
s
2s
s
s
a
t= t+ t− t = t− t(
'
"
)
1 2
s
s
b
t t tN − −
=
m
b
a
F
t+m= t+ tDimana :
=
Χ
t Nilai data terakhir yang diketahui dan digunakansebagai ramalan untuk periode berikutnya.
=
'
S
t Rata-rata bergerak tunggal.=
"
S
t Rata-rata bergerak ganda.=
a
t Nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t.=
b
t Menentukan taksiran kecendrungan dari periode1.4Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meramalkan tingkat pertumbuhan produk domestik
regional bruto sektor industri sebagai gambaran agar pemerintah dapat mengetahui
rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
1.5Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bahwa data produk domestik regional bruto mempunyai peran yang sangat
penting baik pemerintah maupun swasta.
b. Dapat memberikan informasi bagi pemakai data, pembaca serta bagi
kepentingan pemerintah daerah guna melihat sejauh mana besarnya
pertumbuhan PDRB sektor industri di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
c. Sedangkan bagi penulis, penelitian ini merupakan wujud dari pada
penerapan ilmu yang telah didapat selama ini dalam perkuliahan,
khususnya dalam bidang statistika yaitu dengan menggunakan metode
smoothing rata-rata bergerak ganda (double moving average).
1.6 Metode Penelitian.
Metode penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan
kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan
Beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Metode penelitian kepustakaan (studi literatur)
Dalam hal ini pengumpulan data serta keterangan-keterangan dapat dilakukan
dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran
yang didapat diperkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya
yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
2. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu :
• Data primer
• Data sekunder
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat
untuk pertama kalinya. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulan oleh peneliti. Misalnya dari Badan Pusat Statistik (BPS), majalah,
internet, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.
Data yang digunakan dalam penulisan ini merupakan data sekunder dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Data ynag dikumpulkan tersebut
kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
3. Metode analisa
Adapun pengolahan data dalam meramalkan produk domestik regional bruto pada
sektor industri di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah dengan menggunakan
Metode Pemulusan (Smoothing) banyak digunakan untuk menghilangkan atau
mengurangi keteracakan (randomness) dari data deret waktu (time series). Metode
yang biasa digunakan untuk keperluan pemulusan data adalah metode rata-rata
bergerak ( moving avarage) dari pengukuran respon dalam periode waktu tertentu atau
metode pemulusan eksponensial.
Metode rata-rata bergerak (moving avarage) banyak digunakan untuk
menentukan trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata
bergerak ini, deret berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang
lebih mulus dan tidak terlalu tergantung pada osilasi.
1.7 Sistematika Penulisan
Garis-garis besar dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah,
Tinjauan Pustaka, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang mencakup
penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BPS
Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat
Statistik
BAB 4 : ANALISA PEMBAHASAN
Bab ini menerangkan penganalisaan data yang telah diamati dan
dikumpulkan.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang program ataupun software yang di
gunakan sebagai analisis terhadap data yang diperoleh.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran
yang mungkin berguna bagi pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peramalan
Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan
terjadi pada masa yang akan datang.
Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan (kesenjangan) waktu (timelag)
antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa
itu sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peramalan akan menjadi
penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan
timbul sehingga dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang
diperlukan guna mengantisipasi keadaan tersebut.
Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan, pengambilan
keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.
Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh :
a. Pengetahuan teknik tentang pengumpulan informasi (data) masa lalu, data
ataupun informasi tersebut bersifat kuantitatif.
b. Teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan pola data yang telah
Data yang dibutuhkan untuk peramalan ini adalah data tahunan, dan bila
semakin banyak data yang dimiliki maka semakin banyak pula peramalan yang bisa
diperoleh. Metode ini selalu dipergunakan untuk peramalan bagi penyusunan rencana
pembangunan Negara dan daerah, perencanaan produk baru, perencanaan ekspansi
dan lain-lain.
Gambaran perkembangan pada masa lalu yang akan datang diperoleh dari
hasil analisa data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan . Perkembangan
pada masa depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapat
dikatakan bahwa peramalan selalu diperlukan didalam penelitian. Ketepatan
peramalan merupakan hal yang penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa
suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana pasti selalu ada kesalahan.
2.1.1 Jenis-jenis Peramalan
Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif
pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang
yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan
berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta
pengalaman penyusunannya.
b. Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuatitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif
dipergunakan dalam peramalan tersebut. Baik tidaknya metode yang
dipergunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil
ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara
hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula
metode yang digunakan.
2.2 Definisi Metode Peramalan
2.2.1 Pengertian Metode Peramalan
Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara
kuantitatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data
yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang
obyektif.
Sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk memperkirakan secara
sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan
demikian peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar.
Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas
pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan
yang sama atas permasalahan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan
Selain itu metode peramalan juga memberikan cara pengerjaan yang teratur
dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan
teknik-teknik penganalisaan yang lebih maju.
2.2.2 Jenis-jenis Peramalan
Peramalan Kualitatif dibedakan atas :
a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola
hubungan antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang
merupakan deret berkala (time series). Metode peramalan termasuk dalam
jenis ini adalah :
1. Metode Pemulusan (Smoothing)
2. Metode Box Jenkins
3. Metode Proyeksi Trend dengan Regresi
b. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola
hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang
mempengaruhinya, yang bukan waktunya, yang disebut dengan Metode
Korelasi atau sebab akibat (Metode Kausal). Metode peramalan yang
termasuk dalam jenis ini adalah :
1. Metode Regresi dan Korelasi
2. Metode Ekonometrik
2.2.3 Uraian Metode Peramalan
Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan
penghalusan atau pemulusan terhadap data lalu yaitu dengan mengambil rata-rata dari
nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang. Secara umum
metode pemulusan (smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu
1. Metode Perataan (Avarage)
a. Nilai Tengah (Mean)
b. Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average)
c. Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Avarage)
d. Kombinasi Rata-rata Bergerak Lainnya.
2. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial
a. Pemulusan Eksponensial Tunggal
b. Pemulusan Eksponensial Tunggal : Pendekatan Adaptif
c. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Linier Satu-Parameter dari
Brown
d. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Dua-Parameter dari Holt
e. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Kuadratik Satu-Parameter
dari Brown
f. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Tiga-Parameter untuk
Kecenderungan dan Musiman dari Winter
g. Pemulusan Eksponensial : Klasifikasi Pegels
3. Metode Pemulusan
b. Metode Adaptif Satu-Parameter dari Brown
c. Pemulusan Tiga-Parameter Box Jenkins
d. Metode Pemulusan Harmonis dari Harrison
e. Sistem Pemantauan dari Trigg (Tracking Signal)
2.3 Metode Peramalan Yang Digunakan
Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan
digunakan metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan Pendapatan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Industri, penulis menggunakan Metode
Smoothing Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Average).
Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah
sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa
lalu yang akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan
prosedur ini digunakan istilah rata-rata bergerak (moving average), karena setiap
muncul nilai onbservasi baru, nilai rata-rata baru dapat dihitung dengan membuang
nilai observasi yang paling lama dan memasukkan nilai terbaru. Rata-rata bergerak ini
kemudian akan menjadi ramalan untuk periode mendatang.
Yang dilakukan disini pada masing-masing langkah sebenarnya hanyalah
menghitung kembali rata-rata dengan menambahkan nilai berikutnya dan
menggugurkan pengamatan yang terjadi pada M periode sebelumnya. Maka rumus
Waktu Rata-rata bergerak Ramalan T T T
Χ
Χ
Χ
Χ
= 1+ 2+...+___
∑Χ
Χ
= + = = T i i T TF
1 ___ 1 1 T+1 T TΧ
Χ
Χ
Χ
= 2+ 3+ + +1___ ...
∑Χ
Χ
=+ + = = 1 2 ___ 2 1T i i T TF
T+2 T TΧ
Χ
Χ
= 3+ + +2___ ...
∑Χ
Χ
=+ + = = 2 3 ___ 3 1T i i T TF
Karena seorang peramal harus memilih jumlah periode (T) dalam rata-rata
bergerak, maka ada baiknya beberapa aspek dari pemilihan ini dikemukakan.
1. MA (1) : yaitu rata-rata bergerak dengan orde 1
2. Xt : Nilai data terakhir yang diketahui yang digunakan sebagai
ramalan untuk periode berikutnya.
Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang
diamati merupakan seatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan
random yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3)
sebagai ramalan untuk periode mendatang.
Prosedur Peramalan Rata-rata Bergerak Linier meliputi 3 aspek, yaitu :
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis St)
2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal
dan ganda pada waktu t
3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke
Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan
melalui persamaan berikut ini :
. ... ... ... ... ... ... 1 2 1 ' N N t t t t t
S
=Χ
+Χ
− +Χ
− + +Χ
− + (2-1)N
S
S
S
S
S
t t t t Nt ' 1 ' 2 ' 1 '
" + − + − +...+ − +
= ... (2-2)
(
S
S
)
S
S
S
a
t t t t t t" ' " ' ' 2 − = − +
= ... (2-3)
(
S
S
)
b
t t tN " ' 1 2 − −
= ... (2-4)
m
b
a
F
t+m= t+ t ... (2-5)Dalam metode rata-rata bergerak linier (LMA) ramalan untuk periode t+1
(persamaan 2-5) adalah :
b
a
F
t+m= t+ t=
S
tS
t(
S
tS
t)
N ' " ' 1 2 2 − − + −
=
S
tS
tN N N
N ' "
1 1 1 2 − + − −
Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan
rumus dibawah ini :
F
t te=
Χ
+1− +1... (2-6)(
tF
t)
e2 =
Χ
+1− +1 2... (2-7)Bilamana deret data menunjukkan trend, maka MA tunggal akan menghasilkan
dikurangi dengan menggunakan perbedaan antara nilai rata-rata bergerak tunggal dan
nilai rata-rata bergerak ganda.
Perma (2-1) mempunyai keterangan bahwa saat periode waktu t mempunyai
nilai masa lalu sebanyak N. Nilai MA (N) tunggal dituliskan dengan S’t. Persamaan
(2-2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S’) telah dihitung.
Dengan persamaan (2-2) itu kita menghitung rata-rata bergerak N periode dari
nilai-nilai S’ tersebut. Rata-rata bergerak ganda dituliskan sebagai S”. Persamaan (2-3)
mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal S’t dengan perbedaan (S’t-S”t) dan
persamaan (2-4) menentukan taksiran kecendrungan dari periode waktu yang satu ke
periode berikutnya. Akhir persamaan (2-5) menunjukkan bagaimana memperoleh
ramalan untuk m periode kemuka dari t. Ramalan untuk m periode kemuka adalah
a
t dimana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kalikomponen kecendrungan
b
t.Bila semua hasil perhitungan telah didapat, maka semua data yang telah
Tabel 2-1
Rata-Rata Bergerak Ganda 3 Tahunan
Sebagai Peramalan Tingkat Pendapatan PDRB
Periode (Tahun) (1) pendapatan (2) Rata-rata bergerak 3 periode dari (1) (3) Rata-rata bergerak 3 periode dari (2) (4) Nilai a (5) Nilai b (6) Nilai a+b(m) bila m=1 (7) Kesalahan ramalan (e) (8) Kesalahan ramalan kuadrat
(e2)
1 X1 - - - -
2 X2 - - - -
3 X3 (2-1) - - - -
4 X4 - - - -
5 X5 - (2-2) (2-3) (2-4) - - -
6 X6 - - - - (2-5) (2-6) (2-7)
- - - -
- - - -
- - - -
N Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst
Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan.
Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk
meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik
adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean
Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dan Mean Absolute
Deviation (MAD).
Untuk nilai tengah kesalahan kuadrat ( Mean Square Error ) ditulis dengan :
MSE =
(
)
n Fi i n i∑
= Χ − 1 2Untuk nilai tengah kesalahan persentase absolute ( Mean Absolute Percentage
MAPE = n
PE
n i
∑
=1Dimana PE merupakan kesalahan persentasenya (Percentage Error) :
PE = −
Χ
Χ
t t tF
x 100Untuk nilai tengah deviasi absolut ( Mean Absolute Deviation ) ditulis dengan:
MAD = n n t i i
F
∑ Χ
= − 1Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahan dapat dilihat dalam tabel berikut
ini : Tabel 2-2 Nilai Kesalahan Periode (1) PDRB sektor industri (Xi) (2) Peramalan (Fi) (3) Kesalahan
(
Χ
i−F
i)
(4) Kesalahan Absolute
F
i i−Χ
(5) Kesalahan Kuadrat(
Χ
i−F
i)
(6) Kesalahan Persentase (PE)
(
)
Χ
Χ
− t t tF
x100 (7) Kesalahan Persentase absolute (APE)Χ
Χ
− i i iF
x100 (8)1 X1 F1 ... ... ... ... ...
2 X2 F2 ... ... ... ... ...
3 X3 F3 ... ... ... ... ...
4 X4 F4 ... ... ... ... ...
5 X5 F5 ... ... ... ... ...
6 X6 F6 ... ... ... ... ...
7 X7 F7 ... ... ... ... ...
2.4 Produk Domestik Regional Bruto
Untuk menghitung ataupun mengelola pendapatan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) pada suatu kabupaten atau kotamadya terlebih dahulu perlu dimengerti
beberapa konsep dan defenisi dari unsur-unsur pokok sebagai berikut :
a) Output
Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan
dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada tiga
macam, yaitu :
1. Output Utama (Output yang menjadi tujuan utama produksi)
2. Output sampingan, dan bukan menjadi tujuan utama produksi
3. Output ikutan yaitu output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat
dihindarkan dengan output utamanya.
b) Biaya Antara
Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa-jasa yang
digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama
yang pada umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses
produksi tidak termasuk sebagai biaya dan disebut sebagai barang modal.
c) Nilai Tambah
c.1 Nilai Tambah Bruto
Merupakan selisih antara output dan biaya antara. Dengan kata lain
c.2 Nilai Tambah Netto
Nilai Tambah Netto adalah apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari
nilai tambah bruto, maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.
Yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh
produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan
pendapatan produk dari luar daerah.
Dan adapun pengertian nilai tambah bruto adalah merupakan selisih antara
output dan biaya antara, dengan kata lain nilai tambah bruto merupakan produk dari
hasil proses produk.
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto sektoral yaitu adalah keseluruhan
produk dari suatu hasil proses produksi dari sektor maupun subsektor (lapangan
usaha) dari suatu wilayah ataupun daerah.
Sektor-sektor (lapangan usaha) tersebut terdiri dari :
1. SEKTOR PERTANIAN
a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan
b. Subsektor Tanaman Perkebunan
c. Subsektor Peternakan Dan hasil-hasilnya
d. Subsektor Kehutanan dan Perkebunan
e. Subsektor Perikanan
2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
b. Subsektor Pertambangan Tanpa Gas
c. Subsektor Penggalian
3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
a. Subsektor Industri Besar dan Sedang
b. Subsektor Industri Pengilangan Minyak
c. Subsektor Industri Kecil Dan Rumah Tangga
4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
a. Subsektor Listrik
b. Subsektor Gas Kota
c. Subsektor Air Bersih
5. SEKTOR BANGUNAN
6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN
a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
b. Subsektor Hotel
c. Subsektor Restoran
7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
a. Subsektor Pengangkutan
1. Angkutan Rel
2. Angkutan Jalan Raya
3. Angkutan Laut, Sungai, dan Danau
4. Angkutan Udara
5. Jasa Penunjang Angkutan
8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN
a. Subsektor Bank
b. Subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan
d. Subsektor Sewa Bangunan
e. Subsektor Jasa Perusahaan
9. SEKTOR JASA-JASA
a. Subsektor Pemerintah
b. Subsektor Swasta
1. Sosial Kemasyarakatan
2. Hiburan dan Rekreasi
3. Perorangan dan Rumah Tangga
Namun penulis hanya membatasi peramalan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas nama Industri.
2.5 Pengolahan dan Perhitungan Pendapatan PDRB
2.5.1 Perhitungan atas Dasar Harga Berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam satu periode tertentu, dan
biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.
NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari selisih Output dengan biaya
antara yang dinilai masing-masing atas dasar harga berlaku adalah menggambarkan
masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor, maka penilaian NTB/ Output
dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsug
dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama lain dicari
kuantum produksi degan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu
ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan.
2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas, dan
air bersih serta sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer.
Data yang diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan, serta
harga produsen masing-masing kegiatan subsektor dan sektor yang
bersangkutan.
3. Untuk sektor-sektor umum produksinya berupa jasa seperti sektor
perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan
lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa, untuk perhitungan kuantum
produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan
masing-masing kegiatannya, subsektor dan sektor.
2.5.2 Perhitunagan atas dasar Harga Konstan
Perhitungan atas dasar harga konstan ini pengertiannya sama dengan harga berlaku
NTB atas dasar harga konstan ini hanya mengambarkan perubahan
volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan
cara menilai dengan harga satu tahun dasar tertentu.
Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat perubahan
ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur
perekonomian suatu kabupaten ataupun kotamadya di provinsi dari tahun ke tahun.
Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga
konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Revaluasi
Revaluasi adalah penilaian kembali dengan cara menilai produksi dan biaya
antara ( Intermediate Cost ) masing-masing tahun dengan harga pada tahun
dasar, dan hasilnya merupakan output dan biaya antara ( Intermediate Cost ).
Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang
digunakan, karena mencakup komponen input yang terlalu banyak disamping
data harga yang tersedia tidak memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh
karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari
perkalian antara output atas masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya
antara terhadap output tahun dasar.
2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan
cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks
produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing
produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi
seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok
Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga
konstan, kemudian dengan menggunakan rasio terhadap nilai tambah terhadap
output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai
tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga.
Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks
harga perdagangan besar dan sebagainya.
Indeks harga diatas dapat pula dipakai secara inflator, dalam keadaan dimana
nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan
nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tertentu.
4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda ini yang di deflasi adalah output dan biaya antara
(Intermediate Cost), sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara
output dan biaya antara (Intermediate Cost), yang telah dideflasi tersebut.
Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas
dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks
harga perdagangan besar sesuai dengan komoditinya, sedangkan indeks harga
untuk biaya antara adalah indeks harga input terbesar.
Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara (Intermediate
Cost), disamping karena komponennya terlalu banyak, karena indeks harganya
belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungan harga konstan,
deflasi berganda ini belum banyak digunakan.
Penghitungan komponen penggunaan produk domestik atas dasar harga
mengingat data yang yang kurang mendukung maka cara deflasi dan
ekstrapolasi lebih banyak digunakan.
2.6 Uraian Sektoral
Produk Domestik Regional Bruto menurut sektor (lapangan usaha) terdiri dari
sembilan sektor :
1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam
dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan
digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain.
Sektor pertanian ini terdiri dari sub-sub sektor yaitu tanaman bahan
makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan
dan perikanan.
2. Sektor Pertambangan Dan Penggalian
Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup
penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan
pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian
yang tersedia di alam, baik berupa benda padat, benda cair maupun gas.
Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan dibawah tanah maupun
diatas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah
untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga
3. Sektor Industri Pengolahan
Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk baik secara
mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik produk baru
yang lebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin
atau tangan, baik dibuat di dalam pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga
disini perakitan bagian-bagian suku cadang barang-barang di pabrik,
seperti perakitan mobil dan alat elektronik.
4. Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih
Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor yaitu subsektor Listrik, subsektor Gas
dan subsektor Air Bersih.
Subsektor Listrik
Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga
listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik
Negara (PLN) maupun oleh perusahaan non PLN seperti
pembangkitan listrik oleh Perusahaan Pemerintahan Daerah dan
listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun
perusahaan), dengan tujuan untuk dijual.
Subsektor Gas
Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas
kota yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa
dimana gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara,
minyak dan drack dengan produknya berupa gas batubara, gas
kegiatan penyaluran LPG dan gas alam yang tekanannya sudah
dinaikkan.
Subsektor Air Bersih
Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan
pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah
sakit dan penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatann
penyediaan air bersih dengan mengguanakan kincir air ataun alat
lainnya, yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM),
milik pemerintah daerah Non PAM milik swasta ataupun
perorangan.
5. Sektor Bangunan
Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan
(konstruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun
kontraktor khusus. Yang digolongkan sebagai kegiatan konstruksi adalah
pembuatan, pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan),
semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan
tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai), terminal dan
sejenisnya.
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor ini terdiri dari tiga subsektor perdagangan, subsektor hotel dan
penyediaan akomodasi (hotel), serta penjualan makanan dan minuman
seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan
penumpang melalui darat, laut, sungai, danau, penyebrangan dan udara.
Termasuk disini yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan
pengangkutan, seperti tempat parkir, terminal/pelabuhan, bongkar muat, ke
agenan, ekspedisi, bandara, pergudangan dan jalan tol.
8. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan
Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi, koperasi dan
jasa keuangan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan
oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Devisa, Bank Tabungan
dan Bank Pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan
kertas berharga, memberi jaminan bank dan jasa perbankan.
9. Sektor Jasa-Jasa
Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, pertahanan dan jasa yang
dikelola pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial dan
kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan
BAB 3
SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK
3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi sumatera utara merupakan lembaga pemerintahan non departemen yang berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Badan Pusat Statistik ini ada sejak :
3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan
(Directur Van Land Bouw Nijeverheid En Handel), dan kedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah
dan mempublikasikan data statistik.
Pada tahun 1923, Dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap – tiap
departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk
mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.
Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor De
Statistiek (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme
statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yanmg sekarang disebut kantor
Bea Cukai.
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan juni 1944 pemerintah jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini CKS diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tanggal 17 Agustus 1945. Kegiatan statistik ditangani oleh
lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum
Republik Indonesia). Tahun 1946, Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari Perjanjian Linggar
Jati. Sementara ini pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat edaran kementerian kemakmuran tanggal 12 juli 1950 nomor:219/S.C,KAPPURI dan CKS
dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kemakmuran.
Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 maret 1952 Nomor : P/44,lembaga KPS berada dibawah dan
bertanggung jawab perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953
Nomor:18.009/M,KPS dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian Research yang di sebut Afdeling A dan bagian penyelenggara
tata usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :131 tahun 1957, kementerian perekonomian dipecah
menjadi kementerian Perdagangan dan Kemeterian Perindustrian. Untuk selanjutnya Presiden Republik indonesia Nomor
:172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik semula
menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah Perdana Menteri.
3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang
Pada pemerintah Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk
mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenaran organisasi Biro Pusat
Statistik.
Dalam masa Orde Baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat (4) kali perubahan struktur organisasi :
a) Peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat Statistik.
b) Peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat Statistik.
c) Peraturan pemerintah Nomor : 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,susunan dan tata kerja Biro Pusat
Statistik.
d) Undang – undang Nomor :16 tahun 1997 tentang statistik.
e) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.
f) Keputusan kepala Badan Pusat Statistik Nomor :100 tahun 1998 tentang organisasi dan tenaga kerja Badan Pusat
Statistik.
Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di
pusat dan di daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan
pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan Badan Pusat Statistik dengan nama kantor Statistik
Provinsi dan di Kabupaten atau Kotamadya terdapat cabang perwakilan Badan Pusat Statistik.
Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti undang – undang Nomor : 6 dan 7 tentang
sensus dan statistik. Pada tanggal 17 juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 86 tahun 1998
ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur Organisasi Badan Pusat Statistik yang baru.
3.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik
Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial
yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan
suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan
tugas dari para pegawai / staf tersebut.
Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini
mengandung unsur – unsur specialisasi kerja, standarlisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan
keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok
kerja.
Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara
adalah :
a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan – kegiatan yang
saling berhubungan satu sama lain.
b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen.
c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan
tersebut.
Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin
seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :
b. Sub Bagian Perlengkapan
c. Sub Bagian Keuangan
d. Sub Bagian Kepegawaian
e. Sub Bagian Bina Potensi / Bina Program
Sedangkan Bidang Penunjang Statistk Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :
1. Bidang Statistik Produksi
Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik Pertanian, Industri, Konstruksi
pertambangan dan energi.
2. Bidang Statistik Distrubusi
Bidang Statistik ditribuisi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsimen dan perdagangan besar, statistik
keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.
3. Bidang Statistik Sosial
Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga,
ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan.
4. Bidang Itegrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)
Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.
5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Mempunyai tugas untuk penyusunan neraca Produksi, Neraca konsumsi, dan Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan
penerapan statistik.
3.3 Tugas dan Wewenangan Masing–Masing Bagian di Badan Pusat Statistik
Wewenang (authority) adalah : hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Contoh: seorang manager suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi, perintah dan tugas serta menilai
Tugas adalah: kewajiban untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Contoh: sekretaris yang
mengarsip surat, membuat notulen rapat.
3.3.1 Bagian Tata Usaha
a. Menyusun program kerja tahun bidang.
b. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program kerja tahunan baik rutin maupun proyek
kantor statistik propinsi dan menyampaikan ke Badan Pusat Statistik.
c. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat – surat penggandaan atau percetakan kearsipan, rumah
tangga dan pemeliharaan gedung keamanan dan lingkungan sertaperjalanan dinas maupun luar negeri.
d. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan, penyimpanan atau
penggudangan, inventarisasi dan penghapusan serta pemeliharaan perlengkapan.
e. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbankan, vertikasi dan
pembukuan.
f. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai, kesejahteraan pegawai, administrasi
jabatan dan fungsional, hukum,organisasi tata laksana serta penyajian.
g. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu – waktu.
h. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis dan pelatihan administratif
3.3.2 Bidang Statistik Produksi
a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi energi dan
statistik produksi lainnya yang ditemukan.
b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi.
c. Mengatur dan mengkordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan dipusat pelatihan serta mengatur
pencatatan pelatihannya.
d. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan program
pelatihan petugas lapangan.
e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan lapangan produksi.
f. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi.
g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data statistik produksi melalui komputer
sesuai yang diterapkan.
h. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi.
i. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan sttistik produksi yang akan dikirim ke pusat melalui komputer sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.
j. Membantu kepala kantor badan pusat statistik propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah,
3.3.3 Bidang Statistik Distribusi
a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri
pertambangan, energi dan satistik produksi lainnya yang ditentukan.
b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi.
c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk menyiapkan proyek tugas lapangan.
d. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur pelatihan.
e. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan, melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap kegiatan statistik produksi.
f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik
produksi.
g. Mengatur dan melaksananakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik distribusi.
h. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara sederhana sesuai yang diterapkan oleh pusat.
i. Bersama- sama dengan bidang pengolahan data dan menyiapkan pengolahan statistik distribusi melalui komputer
sesuai yang diterapkan.
j. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan masukan untuk peyempurnaan
selanjutnya.
k. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah,
pengawas dan pemeriksaan penyimpulan data statistik produksi, kabupaten,kotamadya ataupun di kecamatan.
3.3.4 Bidang Statistik Sosial
a. Menyusun program kerja tahunan bidang-bidang yang utama ruang lingkup bidang statistik kependudukan adalah
meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demokratis dan rumah tangga dan statistik kepedudukan lainnya.
b. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggrakan oleh statistik bidang penduduk .
c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan pengolahan
latihan tugas lapangan
d. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaran latihan tugas lapangan dipusat serta mengatur penjatahan pelatihannya.
e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas lapangan .
f. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan kegiatan statistik kependudukan.
g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan
melalui komputer sesuai yang ditetapkan
h. Mengatur dan melaksanakn penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan data statistik kependudukan
i. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan dikirim kepusat sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan.
j. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik kependudukan sebagai bahan untuk penyempurnaan .
a. Menyusun program kerja tahunan
b. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan pengembangan sistem jaringan komunikasi
data sesuai dengan aturan yang ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi
c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang diselenggarakan oleh badan pusat statistik
dalam bidang pengolahan, penyajian dan pelayanan statistik .
d. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem
pengolahan data
e. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data statistik seprti data statistik
kependudukan, data statistik produksi dan data statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya .
f. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termasuk bahan komputer yang bekeraja sama dengan
satuan organisasi terkait.
3.4 Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara
a. Merencanakan kegiatan badan pusat statistik untuk dilaksanakan misalnya :
jenis data yang akan dikumpulkan, kegunaan data dan lain-lain.
b. Mengumpulkan data badan pusat statistik
Sesudah dikumpulkan data sebelumnya agar data yang diperlukan itu dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya
c. Mengolah data badan pusat statistik
Sesudah dikumpulakan data tersebut satu persatu kemudian data diolah
kembali supaya kita dengan mudah menemukan
d. Menyajikan Data Badan Pusat Statistik
Kantor Badan Pusat Statistik adalah merupakan suatu sumber atau pusat
informasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui tentang
e. Menganalisa Data Badan Pusat Statistik
Kemudian data tersebut dianalisa atau dibahas terhadap data statistik tersebut
juga, dan disebar luaskan. Misalnya Indikator pendapatan, Proyeksi keadaan
perekonomian dan ketenaga kerjaan di Indonesia, Analisa Badan Pusat
Statistik perbankan, dan lembaga keuangan lainnya.
f. Memasyarakatkan Data Badan Pusat Statistik
Sesudah selesai dikerjakan seluruhnya baru dat tersebut dimasyarakatkan
kepada seluruh lapisan masyarakat ini agar tercipta tujuan yang akan dicapai.
3.5VISI DAN MISI
a. Visi
Visi BPS Provinsi Sumatera Utara menjadikan informasi Statistik sebagai tulang
punggung informasi pembangunan baik untuk perencanaan, pengendalian, maupun
untuk pengawasan pembangunan regional dan nasional, didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan ilmu pengetahuan serta teknologi tinggi.
Pembangunan statistik diarahkan kepada penyediaan data statistik yang bermutu,
andal, tepat waktu lengkap/rinci dan bermanfaat dalam mendukung pembangunan
nasional, melalui:
• Penyelenggaraan kegiatan sensus, survei, dan kegiatan statistik lainnya untuk
mewujudkan tersedianya data statistik dasar, statistik sektoral maupun statistik
khusus yang lengkap, akurat, mutakhir, dan relevan.
• Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan statistik dengan
melibatkan peran serta pemerintah daerah dan instansi pemerintah lainnya yang
berada di jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara serta masyarakat
baik sebagai sumber data pada pelaksanaan kegiatan statistik maupun sebagai
pemakai data.
• Pelayanan data dan informasi serta hasil statitsik kepada Pemerintah Pusat dan
Daerah maupun masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu, baik dari hasil
penyelenggaraan sendiri maupun hasil kompilasi produk administrasi dan cara
lainnya.
• Penyebarluasan data statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak
langsung serta pelaksanaan upaya peningkatan sadar statistik bagi masyarakat.
3.6 LATAR BELAKANG
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen
merupakan instansi vertikal yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan di
BPS mempunyai tugas menyelenggarakan statistik dasar, melaksanakan
koordinasi dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berusaha memasyarakatkan statistik.
3.7LANDASAN HUKUM
b. Undang-undang No. 16 Tahun 1997, tentang Statistik.
c. PP No. 51 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan
bahwa BPS berkewajiban menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.
d. Keppres 103 Tahun 2001, tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.
e. SK Kepala BPS No. 121 Tahun 2001, tentang Organisasi dan tata kerja perwakilan
BPS di daerah.
3.8TUGAS,FUNGSI, DAN KEWENANGAN
a. Tugas
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi
• Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kegiatan statistik
• Penyelenggaraan statistik dasar
• Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS
• Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang statistik
• Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumahtangga.
c. Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai
kewenangan:
• Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
• Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro
• Penetapan sistem informasi di bidangnya
• Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional
• Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yaitu:
1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik
BAB 4
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Data
Pada Bab IV ini penulis akan menganalisis perkembangan Pendapatan Produk
tahun-tahun sebelumnya. Dalam menghitung peramalan PDRB tersebut penulis
menggunakan data-data tahun sebelumnya yaitu tahun 1996-2005.
Adapun data pendapatan PDRB dalam sektor industri dapat dilihat pada tabel
[image:53.595.163.492.278.455.2]di bawah ini:
Tabel 4-1
Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Atas
Dasar Harga Konstan dan Harga Berlaku Provinsi Naggroe Aceh Darussalam
Tahun Atas Dasar Hrga Konstan (Juta Rupiah)
Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
1996 3.164.399 4.094.792
1997 3.204.636 5.088.477
1998 2.931.321,82 5.771.461,42
1999 2.736.952,91 5.937.857,29
2000 1.910.341,54 5.884.793,61
2001 8.403.650 9.669.240
2002 8.861.710 9.100.430
2003 9.010.950 9.690.530
2004 7.407.250 9.798.160
2005 5.755.450 10.258.030
Sumber : Badan Pusat Statistik
Grafik 4-1
NILAI AKTUAL PDRB SEKTOR INDUSTRI ATAS DASAR HARGA KONSTAN
0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
[image:54.595.113.474.86.305.2]TAHUN P DRB S E KT O R I NDUS T RI (J UT A RUP IAH) Series1 Grafik 4-2
Nilai Aktual PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku
NILAI AKTUAL PDRB SEKTOR INDUSTRI ATAS DASAR HARGA BERLAKU
0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
TAHUN P DRB S E KT O R I NDUS T RI (J UT A RUP IAH) Series1
Dari data diatas maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan
pendapatan PDRB dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) rata-rata
rata-rata bergerak dalam 3 periode dari PDRB harga konstan dengan menggunakan rumus
persamaan (2-1) yaitu :
N N t t t t t
s
=Χ
+Χ
−1+Χ
−2+...+Χ
− +1'
Dari rumus diatas maka dapat dihitung :
Rata-rata periode ke 3 (tahun 1998) =
3 82 , 321 . 931 . 2 636 . 204 . 3 399 . 164 .
3 + +
= 3.100.118,94
Rata-rata periode ke 4 (tahun 1999) =
3 91 , 952 . 736 . 2 82 , 321 . 931 . 2 636 . 204 .
3 + +
= 2.957.639,91
Rata-rata periode ke 5 (tahun 2000) =
3 54 , 341 . 910 . 1 91 , 952 . 736 . 2 82 , 321 . 931 .
2 + +
= 2.526.205,42
Rata-rata periode ke 6 (tahun 2001) =
3 650 . 403 . 8 54 , 341 . 910 . 1 91 , 952 . 736 .
2 + +
= 4.350.314,82
Rata-rata periode ke 7 (tahun 2002) =
3 710 . 861 . 8 650 . 403 . 8 54 , 341 . 910 .
1 + +
= 6.391.900,51
Rata-rata periode ke 8 (tahun 2003) =
3 950 . 010 . 9 710 . 861 . 8 650 . 403 .
8 + +
= 8.758.770
Rata-rata periode ke 9 (tahun 2004) =
3 250 . 407 . 7 950 . 010 . 9 710 . 861 .
8 + +
Rata-rata periode ke 10 (tahun 2005) = 3 450 . 755 . 5 250 . 407 . 7 950 . 010 .
9 + +
= 7.391.216,67
Dan tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan PDRB ialah mencari
rata-rata kedua dari rata-rata-rata-rata bergerak yang pertama dengan rumus persamaan (2-2) yaitu :
N
s
s
s
s
s
t t t t Nt
'
'
'
'
"
= + −1+ −2+...+ − +1Maka dapat dihitung :