• Tidak ada hasil yang ditemukan

7) Formasi Pemadaman IV (Empat) B

2.4 Faktor Bahaya di Tempat Kerja

Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotesi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. Karena hadirnya bahaya maka diperlukan upaya pengendalian agar bahaya tersebut tidak menimbulkan akibat yang merugikan. Bahaya merupakan sifat yang melekat dan menjadi bagian dari suatu zat, sistem, kondisi atau peralatan. Misalkan api, secara alamiah mengandung sifat panas yang bila mengenai benda atau tubuh manusia dapat menimbulkan kerusakan atau cidera (Ramli, 2010). Potensi Bahaya

adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian (ILO, 2013).

Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan, dalam melakukan pekerjaan perlu di pertimbangkan berbagai potensi bahaya serta risiko yang bisa terjadi akibat system kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya. Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukkan adanya sesuatu potensial untuk mengakibatkan cidera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau perusahaan. Sedang kemungkinan potensi bahaya yang manifest,sering disebut resiko. Baik ―hazard‖ atau ―resiko‖ tidak selamanya menjadi bahaya , asalkan pengendaliannya dilaksanakan dengan baik. Di tempat kerja, kesehatan dan kinerja seorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:

1) Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan kerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. 2) Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,

kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.

3) Lingkungan kerja sebagai bahan tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomic maupun aspek psikososial.

Berbagai potensi bahaya kesehtaan dan kemungkinan dampaknya, antara lain: 1.) Faktor mesin/peralatan: cidera, kecelakaan kerja

3.) Faktor fisik : noise induced hearing loss, gangguan neuro vaskuler, efek radiasi

4.) Faktor kimia : intoksikasi, alergi, kanker 5.) Faktor biologic : infeksi, alergi

6.) Faktor psikologik :stress psikis, depresi, ketidaakpuasan 7.) Faktor psikososial : konflik, monotoni, kualitas kerja. Jenis bahaya dapat diklasifikasiakan antara lain (Ramli, 2010) :

1) Bahaya Mekanis

Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanika baik yang digerakkan secara manual maupun dengan penggerak. Misalnya mesin gerinda, bubut, potong, press, tempa, pengaduk dan lain-lain.

2) Bahaya Listrik

Adalah sumber bahaya yang berasal dari energi listrik. Energi listrik dapat mengakibatkan berbagai bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan arus pendek. Dilingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari jaringan listrik, maupun peralatan kerja atau mesin yang menggu nakan energi listrik.

3) Bahaya Kimiawi

Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifat dan kandungannya. Banyak kecelakaan terjadi akibat bahan kimiawi.

4) Bahaya Fisik.

Bahaya yang berasal dari faktor fisik diantaranya : karena getaran, tekanan, gas, kebisinga n, suhu panas atau dingin, cahaya penerangan, radiasi dari bahan radioaktif 2.4.1 Bahaya Pekerjaan Petugas Pemadam Kebakaran

Bahaya yang dihadapi petugas pemadam kebakaran antara lain (ILO, 2000) : 1. Bahaya Kecelakaan

a) Jatuh dari ketinggian selama bekerja dengan menggunakan tangga.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan gaitan tangga pada tangga ketika bekerja.

b) Jatuh dari ketinggian karena runtuhnya bangunan.

Petugas pemadam kebakaran yang terjatuh atau terperosok kemungkinan bisa mengalami patah tulang, cedera kepala, cedera punggung, dan kekurangan oksigen ataupun terhirup asap atau sebaran gas beracun. Maka tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai untuk bekerja di ketinggian.

c) Tertimpa benda atau rubuhan bangunan yang jatuh saat melakukan pemadaman kebakaran dan penyelamatan korban atau benda-benda.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA).

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA).

e) Terperangkap dalam bangunan yang roboh atau material yang runtuh.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) serta menggunakan Personal Alert Safety System (PASS) untuk memberitahukan petugas pemadam kebakaran lain yang ada di sekitarnya.

f) Kelelahan dalam mengangkat selama pemadaman kebakaran atau operasi penyelamatan.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan mempertahankan tingkat kebugaran serta memperhatikan aturan cara mengangkat dan membawa yang tepat

g) Kontak dengan permukaan yang panas atau gas yang sangat panas.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA).

h) Menghirup udara yang sangat panas dan atau hasil dari pembakaran.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA).

i) Kontak dengan atau terpapar dengan bahan kimia selama pemadaman kebakaran, operasi penyelamatan atau penanganan bahan kimia berbahaya. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA).

j) Gangguan pasokan udara selama operasi pemadaman kebakaran.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan rotasi kerja dan istirahat selama aktif pada saat melakukan penyelamatan dari kebakaran.

k) Cedera akibat kecelakaan transportasi dalam merespon keadaan darurat. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan perangkat penahan yang tepat seperti sabuk pengaman ketika berkendara. l) Tergelincir, tersandung dan jatuh ke api.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap.

Dokumen terkait